Anda di halaman 1dari 12

I.

Pendahuluan
Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai macam etnik yang tersebar dari Sabang
sampai Merauke. Keanekaragaman etnik tersebut merupakan salah satu ciri khas bangsa
Indonesia. Dengan adanya keanekaragaman etnik tersebut disatu pihak merupakan kekayaan
kebudayaan nasional, dilain pihak tidak jarang keadaan tersebut merupakan salah satu faktor
penghambat kearah terciptanya integrasi nasional. Menurut Martodirdjo (!!!", terjadinya
pluralitas masyarakat Indonesia secara hori#ontal dalam bentuk keanekaragaman suku
bangsa, pertama terpulang pada kondisi atau karakteristik lingkungan fisik geografis dan
klimatologis keseluruhan $ilayah Indonesia sangat ber%ariasi, disamping arealnya yang
terdiri atas ribuan buah pulau besar dan kecil, kedua bersumber pada manusia Indonesia yang
pada dasarnya merupakan migran dari luar yang datang secara bergelombang sejak ribuan
tahun sebelum masehi dari daerah dan cara&cara serta periodesasi $aktu yang tidak sama,
ketiga bersumber pada latar belakang sejarah masuk dan berkembangnya pengaruh
kebudayaan&kebudayaan besar dari luar yang beragam dalam periode $aktu serta strategi dan
penentuan pusat&pusat persebaran yang saling berbeda.
'al yang senada juga dikemukakan oleh Suparlan (()))", perbedaan yang ada
diantara kebudayaan&kebudayaan suku&suku bangsa di Indonesia pada hakekatnya adalah
perbedaan yang di sebabkan oleh perbedaan sejarah perkembangan kebudayaan masing&
masing dan oleh adaptasi terhadap lingkungan masing&masing. Sedangkan puncak&puncak
kebudayaan tersebut, yaitu konfigurasi dari masing&masing kebudayaan tersebut,
memperlihatkan adanya prinsip&prinsip kesamaan dan saling persesuaian satu dengan lainnya
yang menjadi landasan bagi terciptanya kebudayaan nasional Indonesia. Sehingga
kemajemukan dengan prinsip *hinneka +unggal Ika bukan hanya menjadi ucapan penghias
bibir saja, tetapi betul&betul menjadi landasan dan pedoman hidup bagi bangsa Indonesia.
Penduduk yang bersifat plural ini dalam perkembangannya tersebar ke seluruh
pelosok tanah air dengan melalui mobilitas sosial, terutama melalui mobilitas hori#ontal. 'al
ini menyebabkan timbulnya berbagai corak interaksi sosial yang terjadi baik antar indi%idu
dengan indi%idu di dalam kelompok maupun antar sesama kelompok di dalam masyarakat.
Di daerah Kalimantan *arat komposisi penduduk berdasarkan kelompok etnik pada
kenyataannya sangat heterogen, antara lain terdapat etnik Melayu, Dayak, ,a$a, Sunda,
*ugis, *atak, Padang, Madura dan lain&lain. Keberadaan kelompok etnik tersebut tidak hanya
terdapat di daerah perkotaan tetapi juga sudah banyak tinggal di daerah pedesaan. Dari
berbagai kelompok etnik tersebut ternyata etnik Dayak dan Melayu merupakan kelompok
mayoritas bila dibandingkan dengan etnik lainnya, dimana etnik Dayak merupakan penduduk
asli (Indigenous people) Pulau Kalimantan.
II. Pluralisme Suku dan Agama
Dilihat dari perspektif etnisitas (kesukubangsaan" yang mendiami daerah Kalimantan
*arat adalah sangat unik khususnya di daerah perkotaan. 'al ini dikarenakan tidak ada suku
bangsa yang dominan dalam pengertian bah$a penduduk yang mendiami daerah ini sangat
beranekaragam. *runer (()-." dalam Suparlan (!!." menyatakan secara suku bangsa
$ilayah perkotaan di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu $ilayah
perkotaan yang secara kebudayaan didominasi oleh sesuatu suku bangsa, contoh *andung
oleh suku bangsa dan kebudayaan Sunda dan $ilayah perkotaan yang tidak didominasi oleh
sesuatu suku bangsa serta kebudayaannya dengan contoh kota Medan. Di kota *andung para
pendatang dari berbagai asal suku bangsa di Indonesia harus beradaptasi terhadap budaya
Sunda, sebaliknya di Kota Medan yang secara kebudayaan tidak didominasi oleh suatu suku
bangsa sehingga para pendatang bebas menggunakan kebudayaannya sendiri dibandingkan
dengan kota *andung.
Sepertihalnya Medan, di Kalimantan *arat juga tidak terdapat kultur dominan
seperti di *andung dimana etnik Sunda merupakan kelompok dominan yang menempati
posisi&posisi tertentu, baik dalam birokrasi maupun lembaga pendidikan. Para pendatang
menurut Suparlan (()))" ketika mereka berada di *andung tunduk dan menyesuaikan diri
dengan kultur dominan. Di Kalimantan *arat, khususnya di daerah pedalaman kultur
dominan memang ada tapi lebih cenderung bersifat lokal dominan. Suparlan (!!!"
berdasarkan hasil penelitiannya di daerah Kabupaten Sambas melihat kecenderungan ke arah
itu. Dimana menurut Suparlan Kabupaten Sambas dapat dilihat sebagai dua $ilayah
kebudayaan yang berbeda. Di daerah pantai *arat terdapat $ilayah Kebudayaan melayu yang
Islam, yang merupakan kebudayaan suku bangsa Dominan yang dimasa lampau terpusat di
Kesultanan Sambas. Sedangkan daerah pedalaman di bagian +imur Kabupaten Sambas
adalah $ilayah Kebudayaan Dayak yang bercorak egaliter, yang merupakan kebudayaan
dominan di $ilayah tersebut. *aik orang&orang Melayu maupun orang&orang Dayak
menyadari keberadaan dan dominasi dari kebudayaan suku bangsa mereka masing&masing
dan mereka itu saling menghormati.
Menurut Suparlan berbagai suku bangsa pendatang yang menetap di Kabupaten
Sambas menyadari adanya dua kebudayaan suku bangsa yang dominan tersebut, dan mereka
menghormatinya dan cenderung menjadi seperti Melayu atau seperti Dayak, tergantung pada
di mana $ilyah tempat kehidupan para pendatang tersebut. /rang&orang *ugis, misalnya
cenderung menjadi seperti Melayu dan bahkan menjadi Melayu. Kebiasaan memba$a badik
di tempat umum dan menggunakannya bilamana rasa harga diri mereka tersinggung tidak
dilakukan lagi karena bertentangan dengan adat Melayu yang berlaku. Mereka juga menjadi
seperti orang Melayu, yaitu lebih senang menyelesaikan persengketaan dengan cara
musya$arah dan berdamai, dan bila perlu meminta maaf. 0amun menurut penulis, hal
seperti ini tidak terjadi di daerah perkotaan khusus Pontianak, meskipun secara kuantitas
keberadaan Suku Melayu cukup besar yaitu mencapai 1!,)2 3 (Kota Pontianak Dalam
4ngka, !!!" dari total penduduk Kota Pontianak tetapi tidak memiliki kekuatan sehingga
mampu membuat budaya budaya lain yang diba$a para pendatang tunduk dan menyesuaikan
diri terhadap kultur Melayu dan bahkan di Kota Pontianak terlihat dengan jelas bah$a
masing&masing suku bangsa yang ada menciptakan keteraturan sosial dalam lingkungan
masyarakat suku bangsanya.
III. Etnisitas di Kalimantan Barat
Di Propinsi Kalimantan *arat, dilihat dari perspektif etnisitas sangat beranekaragam,
tidak hanya dihuni oleh etnik Dayak dan Melayu sebagai penduduk asli tetapi juga terdapat
etnik pendatang lainnya seperti etnik ,a$a, Sunda, Madura, *ugis, banjar, Padang, *atak,
*ali, 4mbon dan Keturunan 5ina. *erdasarkan data jumlah suku Dayak yang disebut sebagai
kelompok etnik utama (the orginal, first indigenous population" dan dianggap sebagai
penduduk asli ini, tercatat kurang lebih .( 3 dari total penduduk Kalbar (Polda Kalbar,
!!6". Mereka ini, dengan meminjam taksonomi dari King (()-7" dalam 4rkanudin (!!7"
dibagi ke dalam empat kelompok etnik utama seperti Dayak Darat (Land Dyak), Dayak
5ampuran Melayu (Malayic Dyak", Dayak 8aut (Sea Dyak" dan kelompok etnik Dayak yang
dikaitkan dengan Iban (Iban-related groups". 0amun 9i$ut (()72 dan ()-)": 'udson
(()6-": ;kur (()-": 8ontaan (()-7" dalam 4rkanudin (!!7" membedakan kelompok etnik
Dayak in i ke dalam tujuh sub kelompok etnik utama dan lebih lanjut membaginya menjadi
(- sub kelompok kecil, dan kemudian dari sejumlah ini dibagi lagi ke dalam .!7 suku
kekeluargaan.
Menurut Mudiyono (()).": <idden (!!." bah$a nama&nama sub etnik ini pada
umumnya dibuat sendiri oleh masing&masing sub kelompok etnis berdasarkan ciri&ciri tempat
tinggal seperti daerah aliran sungai dan daerah pedalaman. Karena itu menurut <idden
(!!." tidak heran banyak nama sub etnik Dayak yang berhubungan dengan nama sungai
dan berkonotasi udik atau pedalaman. Misalnya nama suku yang dia$ali dengan kata
Batang................., Long................., Lepo.................., semuanya berarti sungai, sedangkan
Maka !lu, "t-Danu, #ga$u, Maanyan, Bukit, dan lain&lain, semuanya berarti udik atau
pedalaman.
Kelompok etnik utama lainnya yang bermukim di Kalimantan *arat adalah etnik
Melayu yang berjumlah kurang lebih 1) 3 (Polda Kalbar, !!6". Kelompok utama kedua ini
menurut 4l=adrie (())-" dapat dikategorikan ke dalam empat kelompok besar yaitu Melayu
%ontianak, yaitu umumnya orang&orang Melayu yang berdomisili Kabupaten Pontianak dan
Kota Pontianak , Melayu Sabas, yaitu orang&orang Kabupaten Sambas baik yang berada
dalam $ilayah tersebut maupun yang berada dimanapun di Propinsi ini, Melayu &etapang,
yaitu orang&orang yang berdomisili di kabupaten tersebut, dan Melayu %edalaan, yaitu
orang&orang Melayu dan mereka mengidentifikasikan diri mereka sebagai Melayu
(khususnya orang Dayak yang memeluk agama Islam" yang berdomisili di daerah pedalaman
seperti di Kabupaten Sanggau, Sekadau, Sintang, Mela$i dan Kapuas 'ulu.
Menurut Sellato (()2)" dalam 4nyang (())2" : 4rkanudin (!!7" kira&kira )! 3 dari
yang dinamakan orang Melayu itu adalah orang Dayak yang sudah masuk Islam. King (())1"
dalam 4nyang (())2" juga mencatat bah$a pada umumnya nenek moyang orang Melayu
yang kini terdapat di *runei, Sara$ak, Kapuas, *anjar, dan Kutai adalah orang Dayak yang
masuk Islam. 'asil penelitian 4nyang (())2" di daerah pedalaman Sintang dan Kapuas 'ulu
bah$a orang Dayak yang masuk Islam populer disebut dengan 'turun elayu atau asuk
senganan'. Kata Singanan ini, menurut 4nyang (())2" diperkirakan berasal dari kata
>singgah>. /rang Melayu yang datang dengan perahu ke kampung orang Dayak untuk
berdagang dan menyebarkan agama Islam mengucapkan kata >singgah> yang berarti berhenti
dan mampir. Mereka yang singgah disebut >singgahnan> kemudian biasa disebut >singanan>.
Suparlan (!!!" berdasarkan penelitiannya Sambas juga menemukan hal yang sama tetapi
dengan istilah yang berbeda yaitu orang Dayak yang mengikuti agama nenek moyangnya dan
masuk Islam dinamakan > Masuk Melayu> dan bukan >Masuk Isla>.
Kelompok etnik lain yang berada di daerah ini dan merupakan etnik pendatang adalah
etnik 5ina kurang lebih ( 3, ?tnik *ugis kurang lebih !7 3, ?tnik ,a$a, Madura, Sunda,
*anjar, Minangkabau, *atak, *ali dan 4mbon yang sama menduduk kurang lebih !1 3
(Polda Kalbar, !!6". Kehadiran berbagai kelompok etnik tersebut di atas membuat
penduduk Kalimantan *arat sebagai penduduk yang multi etnik dan heterogen.
Konsek$ensi logis atas keberagaman etnik yang mendiami $ilayah Propinsi ini,
maka agama yang dianut oleh penduduknya juga sangat ber%ariasi. Interaksi sosial antar
kelompok penganut agama yang berbeda di Kalimantan *arat berjalan lancar dengan
dilandasi oleh semangat hormat&menghormati. 8ancar dalam arti tidak terjadi inter%ensi dari
anggota kelompok masyarakat pemeluk agama. *ahkan Mudiyono (())!" dan 4l=adrie
(())-": berdasarkan hasil penelitiaanya melihat bah$a kelompok masyarakat pemeluk
agama yang berbeda, mereka dapat hidup berdampingan secara harmonis tanpa
menimbulkan gejolak . *ahkan saat perayaan hari besar agama oleh satu kelompok etnik lain
terjadi keakraban diantara mereka. Meskipun bukan hari raya agamanya, diantara mereka
saling memberikan >ucapan selaat>. *ahkan pada hari raya imlek, baik etnik Dayak yang
beragama Kristen Protestan maupun Kristen Katolik maupun Melayu (Islam" memberikan
ucapan selamat dengan bersalaman saling menggoncangkan tangan beberapa kali. Makna
esensial ketika bersalaman menurut +ockary (!!" adalah saling mendoakan agar kita
semua kelak menjadi bagian dari rahmat +uhan yang abadi. 4gama diciptakan untuk
manusia. @ungsinya adalah transformatif.Maksudnya agar manusia dunia$i ini dapat
berkembang menjadi manusia surga$i yang kelak berada dalam 9ahmad +uhan.
*erdasarkan data dari *iro Pusat Statistik Propinsi Kalimantan *arat, bah$a jumlah
penduduk yang menganut agama Islam tercatat sebanyak .!.!1. orang (Kalbar Dalam
4ngka, !!6". Para penganut Islam di daerah ini tidak hanya etnik Melayu. tetapi juga
terdapat etnik ,a$a, Sunda, Madura, *anjar Minagkabau, *ugis dan sebagian kecil etnik
Dayak dan 5ina. Pemeluk Kristen Protestan tercatat .61.2.( orang Para penganutnya antara
lain adalah etnik Dayak, *atak, 4mbon dan ,a$a, pemeluk 4gama Kristen Katolik tercatat
sebanyak )!).!( orang. Para penganutnya antara lain etnik Dayak, 5ina, ,a$a dan 4mbon,
pemeluk 4gama *udha tercatat sebanyak )6.(-6 orang. Para pemeluknya adalah etnik
5ina. 4gama 'indu tercatat sebanyak (7...! orang. Para penganut adalah orang&orang
*ali yang ada di daerah ini. Disamping itu juga, untuk melihat seberapa banyak jumlah
penganut agama tertentu juga dapat diidentifikasi dari keberadaan rumah ibadahnya seperti
Masjid atau Surau bagi pemeluk agama Islam, Aereja atau Kopel bagi pemeluk agama
Kristen Protestan dan Katolik, Bihara atau Kelenteng bagi pemeluk agama *udha dan Pura
bagi pemeluk 'indu. *erdasarkan data dari *iro Pusat Statistik Propinsi Kalimantan *arat
,umlah rumah ibadah bagi pemeluk agama Islam tercatat sebanyak 1.!! buah Masjid dan
.672 buah Surau, bagi pemeluk agama Kristen tercatat sebanyak 1.6.. buah Aereja dan
2.( buah Kopel, bagi pemeluk agama *udha tercatat sebanyak (6( buah dan bagi pemeluk
agama 'indu tercatat sebanyak ! buah Pura.
Memperhatikan komposisi penduduk menurut agama yang dianut tersebut, maka
terlihat dengan jelas bah$a agama Islam memiliki penganut jauh lebih besar bila
dibandingkan dengan agama lainnya. Penganut yang terbanyak pada 4gama Islam ini adalah
berasal dari etnik Melayu. 'al ini menurut Saputra (!!7" ada kaitannya yang mengatakan
bah$a orang Melayu beragama Islam, bahkan apabila tidak beragama Islam maka dipandang
bukan Melayu.
Dilihat dari etnisitas, penganut agama tidak hanya didomninasi oleh etnik tertentu,
tetapi sangat beragam, hal ini karena agama yang dianut oleh setiap indi%idu merupakan hak
a#asi yang paling mendasar dan harus dihormati oleh setiap orang. ;ntuk melihat agama
yang dianut oleh seseorang dapat diamati dari identitas indi%idu pemeluk agama masing&
masing melaui atribut yang dipakai, ucapan ataupun kebiasaan dalam berbicara juga dapat
diamati melalui ciri dan penampilan atau ornamen rumah tangga masing&masing pemeluk
agama seperti rumah bagi keluarga pemeluk agama Islam ditandai dengan adanya tulisan atau
kaligrafi ayat&ayat 4l=urCan, rumah bagi pemeluk agama Kristen ditandai dengan penampilan
Salib atau gambar Desus. Demikian juga bagi penganut agama *udha yang umumnya dianut
oleh orang 5ina, biasanya diatas pintu terdapat secarik kertas merah yang bertuliskan huruf
5ina, atau ada sisa bakaran setanggi. Para penganut agama *udha ini di Kalimantan *arat
secara realita peribadatannya mereka melakukan ritual agama sesuai dengan ajaran Kong 'u
5hu yang lebih menyakini akan ar$ah para leluhur melalui penyembahan di Kelenteng&
Kelenteng. 'al ini karena 4gama *udha dianggap agama yang lebih dekat dengan keyakinan
Kong 'u 5hu. +etapi dalam realitas politik dan administrasi sebagai mana tertera dalam
identitas kartu tanda penduduk (K+P" mereka tercatat sebagai penganut agama *udha. 'al
ini mereka lakukan guna mendapat pengakuan bah$a agama yang dianggap sah oleh
pemerintah hanya ada lima yaitu agama Islam, Protestan, Katolik, *udha dan 'indu.
IV. Konflik Sosial Yang Pernah Terjadi
Dalam masyarakat plural (majemuk" seperti Indonesia, konflik sosial yang dilatar
belakangi perbedaan suku (etnik", agama dan golongan tetap selalu ada dan bahkan tidak
mungkin dihindari. Menurut 9auf (!!(" konflik adalah sebuah gejala sosial yang selalu
terdapat didalam setiap masyarakat dalam setiap kurun $aktu. Konflik merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat karena konflik merupakan salah satu
produk dari hubungan sosial (social relatuons". Karena masyarakat terdiri sejumlah besar
hubungan sosial, selalu saja terjadi konflik antara $arga&$arga masyarakat yang terlibat
dalam hubungan sosial.
Dalam masyarakat plural menurut Koentjaraningrat (()2.", penyebab terjadinya
konflik bermacam&macam yaituE ((" adanya persaingan antara dua atau lebih suku bangsa
dalam mendapatkan lapangan mata pencaharian kehidupan yang sama: (" adanya
pemaksanaan unsur&unsur kebudayaan kepada $arga satu suku bangsa lain: (1" adanya
pemaksaan terhadap sukubangsa lain yang berbeda agama untuk menganut agama tertentu:
(." adanya usaha mendominasi suku bangsa lain secara politis: (7" adanya konflik terpendam
antar suku bangsa yang telah bermusuhan secara adat.
Keragaman suku bangsa dan agama yang ada di Kalimantan *arat, tidak memba$a
daerah ini pada konflik yang bernuansa S494 dan juga belum pernah terjadi dan terdengar
misalnya agama Islam dan Kristen saling mengkapling $ilayah masing&masing. Konflik
sosial yang pernah terjadi di daerah ini tidak sampai memba$a masyarakatnya pada konflik
dalam eskalasi yang besar yang melibat seluruh etnik yang ada di daerah ini. Konflik sosial
tersebut terjadinya hanya sebatas konflik antar etnis yang pada a$alnya bermula dari
perselisihan antar indi%idu yang kemudian melibatkan etnis. Menurut catatan Polisi Daerah
Kalimantan *arat (!!6", bah$a konflik sosial yang pernah terjadi antara tahun ())- sampai
dengan tahun !! di daerah Kalimantan *arat adalahE
(. Kerusuhan etnis antara suku Dayak dan Madura pada tahun ())- di Kabupaten Sambas.
Kerusuhan ini dipicu oleh perkelahian antara suku Dayak dan Madura dalam acara
hiburan orkes dangdut di desa Isabela Kecamatan 8edo Kabupaten Sambas. Kemudian
kerusuhan ini melebar ke Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Sanggau.
. Kerusuhan antar etnis suku Melayu dengan Madura tahun ())) di Kabupaten Sambas.
Kerusuhan ini dipicu oleh penumpang angkot (suku madura" yang tidak mau membayar
ongkos angkot dan korban (suku Melayu" memandanginya sehingga pelaku (suku
Madura" merasa tersinggung, dan mencegat korban serta melakukan penganiayaan
dengan menggunakan senjata tajam (clurit" yang akhirnya be$rkembang menjadi konflik
terbuka antara suku Melayu dan Madura.
1. Kerusuhan antar etnis suku Melayu dengan Madura tahun !!! di Kota Pontianak.
@aktor pemicu konflik ini adalah telah terjadi serempetan antara *is Kota yang
dikemudikan oleh Suku madura dengan kendaraan Sepeda Motor yangdikemudikan oleh
Suku Melayu yang mengakibatkan pertengkaran, kemudian supir dan karnet *is Kota
Mengejar suku Melayu sehingga terjadi perkelahian.
.. Kerusuhan antar etnis suku Melayu dengan Madura pada bulan ,uni !!( di Kota
Pontianak. Pemicunya adalah telah terjadi penganiayaan terhadap suku Melayu oleh
empat orang suku Madura yang kebetulan melintasi lokasi penampungan pengungsi
A/9 *ulu +angkis Pontianak. Pada saat itu pelaku mencegat korban kemudian
menganiaya dengan menggunakan kayu dan mengenai anaknya yang kemudian keesokan
harinya meninggal dunia.
7. Kerusuhan antar etnis suku Melayu dengan Madura tahun !! di Kabupaten
*engkayang. Pemicu terjadinya konflik adalah korban dari suku Melayu ketika pulang
dari bermain judi dicegat ditengah jalan dan ditusuk perutnya oleh pelaku dari suku
Madura dengan pisau sedalam (! cm.
*erdasarkan fakta yang dikemukakan tersebut, terlihat bah$a konflik antara etnik
Dayak & Madura, Melayu & Madura di Kalimantan *arat selalu terjadi berulang&ulang,
sehingga menimbulkan pertanyaan mengapa antara etnik Dayak dan Madura sering terjadi
sementara dengan etnik pendatang lainnya tidak pernah terjadi, kalaupun ada dapat
diselesaikan secara kekeluargaan. *ahkan menurut penelitian Pelly (()))" pada tahun ()2-
di daerah pedalaman Kabupaten Sambas (Duginang dan 9omo", menemukan bah$a
keserasian sosial antara orang Dayak (suku bangsa Minso" dan orang Melayu dengan orang
,a$a dan Sunda di kedua daerah itu telah berkembang kearah kerjasama, akomodasi,
akulturasi dan asimilasi. Dalam bentuk a$al menurut Pelly diantara mereka telah tumbuh
kehidupan simboitik dalam bentuk pertukaran tehnologi (e(change tecnology" pertanian
saling menguntungkan. /rang ,a$a mengajar orang Dayak dan Melayu tentang bagaimana
mengembangkan tehnologi pertanian sa$ah dengan memakai bajak dan pengairan sederhana.
/rang Dayak dan Melayui mengajarkan orang ,a$a dan Sunda menanam tanam lada dan
tanaman keras lainnya.
Konflik antara Dayak F Madura, serta Melayu F Madura di Kalimantan *arat, telah
menimbulkan korban ji$a dan harta benda. Menurut salah seorang peneliti asing pada saat
seminar yang membahas GKonflik Kekerasan Internal> di ,akarta pada tahun !!7,
menyebutkan bah$a konflik kekerasaan suku di Kalimantan telah memperlihatkan
masyarakat yang terlibat konflik telah mengalami kemunduran budaya. Perilaku mereka yang
terlibat langsung dalam konflik telah memperlihatkan perilaku budaya keterbelakangan yang
telah melampaui batas keberadaban manusia (Isman, !!6".
V. Refleksi Integrasi Nasional alam Konflik Etnik di Kalimantan Barat
;ntuk mengantisipasi terjadinya konflik ?tnis di Kalimantan *arat, Pemerintah
Propinsi Kalimantan *arat melalui program Perencanaan Daerah (P9/P?D4" tahun !!(&
!!7 telah mencanangkan suatu kebijakan untuk me$ujudkan kembali kerukunan antar etnis
yaitu dengan ditetapkannya motto Gharonis dala etnis> untuk me$ujudkan G&aliantan
Barat Bersatu>. Melalu motto ini diharapkan keragaman suku bangsa yang ada bukanlah
menjadi hambatan atau kendala, justru eksistensinya merupakan kekuatan dan merupakan
modal sosial dalam pembangunan.
Konsep pembangunan me$ujudkan G&albar Bersatu> adalah sebuah komitmen
seluruh lapisan masyarakat untuk bersama&sama meredam gejolak sosial dan politik yang
dapat memunculkan disintegrasi dalam masyarakat, saling bekerjasama secara harmonis,
sinergis, efisiensi dalam membangunan Kalimantan *arat. Menurut ,aCfar (!!6"
implementasi kebijakan G&albar Bersatu> dalam mengantisipasi terulangnya kembali konflik
lantar etnis lebih dikonkritkan lagi penanganannya melalui pendekatan kultural dan
struktural. Penanganan melalui aspek kultural lebih diarahkan untuk membangun komunikasi
atau menjalin kontak&kontak person dengan tokoh&tokoh masyarakat yang memiliki
legitimasi dan mempunyai hubungan ditingkat massa, seperti para elit&elit yang terlibat
menjadi penggerak komunal di ba$ah atau secara kelembagaan yang memungkinkan
terjadinya negosiasi atau perundingan untuk meredam konflik serta upaya mengembalikan
kehidupan masyarakat yang normal dalam semangat kebersamaan secara alamiah.
Kerusuhan dan pertikaian yang terjadi beberapa kali di daerah Kalimantan *arat
selama ini menunjukkan kurangnya kemampuan aparat dan pemerintah dalam mengatasi
secara cepat penyebab terjadinya konflik sosial yang dimulai hanya dari persoalan pribadi.
;ntuk mengantisipasi agar pertikaian yang bersifat pribadi tersebut tidak meluas, maka
menurut ,aCfar (!!6" langkah&langkah yang ditempuh Pemerintah Propinsi Kalimantan
*arat adalah dengan melakukan pendekatan struktural, yaitu memberikan kepastian hukum
sebagai sanksi sosial terhadap aktor&aktor yang menjadi pemicu meledaknya konflik
komunal. Disamping itu juga menyelesaikan secara cepat terhadap pertikaian yang bersifat
personal dengan memberikan tindakan hukum yang memenuhi hasrat keadilan dan juga
memberi jaminan keamanan kepada seluruh masyarakat untuk dapat melaksanakan
akti%itasnya sehari&hari seperti biasanya, dan tidak rasa takut dan cmas atau rasa terancam
ji$anya.
Konsep pembangunan G&albar bersatu> yang merupakan kristalisasi dari motto
Gharonis dala etnis> dilakukan oleh Pemerintah Propinsi Kalimantan *arat dalam
mengantisipasi terjadinya konflik antar etnis tampaknya telah tersosialisasi dengan baik dan
efektif kepada seluruh lapisan masyarakat, hal ini terlihat dari kehidupan masyarakatnya
semakin kondusif dan stabil, kalaupun ada pertengkaran yang bersifat pribadi tidak sampai
meluas kepada konflik antar suku karena dapat diatasi oleh mereka sendiri secara
musya$arah.
VI. Penutu!
*erdasarkan atas pemaparan sebagaimana yang telah diulas pada bagian terdahulu,
dapatlah disimpulkan bah$a Kalimantan *arat yang memiliki luas $ilayah (.6.2!-
kilometer persegi dihuni 1.).7.1!! ji$a dengan komposisi etnik sangat beragam tidak hanya
dihuni oleh penduduk asli yaitu etnik Dayak dan Melayu tetapi juga banyak terdapat etnik
pendatang seperti ,a$a, Sunda, Madura, *ugis, Padang, *ali, 4mbon dan keturunan 5ina.
Keberadaan mereka di daerah ini sudah cukup lama bahkan diantara mereka telah terjadi
proses amalgamasi.
Keragaman etnik yang terdapat di daerah ini, tidak memba$a pada konflik yang
bernuansa S494, serta tidak melibatkan seluruh etnik. Konflik yang pernah terjadi antara
tahun ())) F !! hanya terjadi antara etnik Madura F Dayak dan Madura F Melayu pada
umumnya bera$al dari kesalahanpahaman perorangan yang berdampak ke kelompok atau
suku. ;ntuk mengantisipasi terulangnya kembali konflik sosial antar etnik ini, langkah yang
telah ditempuh oleh pihak Pemerintah Propinsi Kalimantan *arat dengan melakukan
pendekatan secara kultural yaitu berupaya membangunan komunikasi baik dengan pihak&
pihak yang bertikai sampai kepada tingkat akar rumput maupun pendekatan secara
struktural, yaitu dengan memberi kepastian hukum serta pihak&pihak yang bertikai diambil
tindakan secara tegas.
A"TAR P#STAKA
4l=adrie, Syarif Ibrahim. ())-. &ondisi Sosiologis Daerah &aliantan Barat, Makalah yang
disampaikan kepada para peserta Pendidikan dan Pelatihan ,uru Kampanye Aolkar di
Pontianak, &2 ,anuari, PontianakE DPD Aolkar +inmgkat I Kalbar.
4nyang, D.5. +hambun. ())2. &ebudayaan dan %erubahan Dayak )aan &aliantan
Dala *rus Modernisasi, ,akartaE Arasindo.
4rkanudin. !!7. %erubahan Sosial Masyarakat %eladang Berpindah, Studi &asus %ada
"rang Dayak +ibun yang Berada di Sekitar %I+-Bun &elapa Sa,it %arindu Sanggau
&albar, *andungE Disertasi Program Doktor Program Pascasarjana ;ni%ersitas
Padjadjaran.
*iro Pusat Statistik. !!6. &aliantan Barat Dala *ngka, PontianakEKantor Statistik
Propinsi Kalbar.
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&. !!!. &ota %ontianak Dala *ngka, PontianakEKantor Statistik Kota
Pontianak.
'udson, 4lfred *acon.()6-. %a$u -pat. )he -thnography and Social Structure of Maanyan
Dayak /roup In Soputhern Borneo, ;npublished Doctoral Disertation, 0e$ DorkE
5ornell ;ni%ersity.
Isman, Hainuddin. !!6. Meahai &onflik -tnik Dala Masyarakat, Makalah disampaikan
pada <orkshop ,aringan Sistem Peringatan Dini (0et$orking of ?arly <arning
System" di Pontianak ) ,uli, PontianakE ,aringan Sistem Peringatan Dini Kalimantan
*arat.
,aCfar, ;sman. !!6. &ebi$akan %eerintah Dala Mengantisipasi &onflik -tnis di
&aliantan Barat, Makalah disampaikan pada <orkshop ,aringan Sistem Peringatan
Dini (0et$orking of ?arly <arning System" di Pontianak ) ,uli, PontianakE ,aringan
Sistem Peringatan Dini Kalimantan *arat.
King, B.+. ()-7. Main "utlines "f )aan "ral )radition, SM, 1, (.)&26
Koentjaraningrat. ()2.. Masyarakat Desa Di Indonesia Masa &ini, ,akartaE 8embaga
Penerbit @akultas ?konomi ;I.
8ontaan, ,;. ()-7. Se$arah 0uku *dat Dan *dat Istiadat &aliantan Barat, PontianakE
Pemda +ingkat I Kalbar.
Martodirdjo, 'aryo. !!!. 0ubungan *ntar -tnik, 8embangE Sespim P/89I
Mudiyono. ())!. %erubahan Sosial dan -kologi %eladang Berpindah, PontianakEDalam
Suara 4lmamater ;ni%ersitas +anjungpura, 0o II +ahun B 0opember.
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&()).. %erubahan Struktur %edesaan Suku Bangsa Dayak.
%erubahan Dari +uah %an$ang &e +uah )unggal, DalamE Paulus @lorus (ed".
&ebudayaan dayak, *ktualisasi Dan )ransforasi, ,akartaE Institut /f Dayakology
9esearch 4nd De%elopment, bekerja sama dengan Aramedia <idiasarana Indonesia.
Saputra, Sayhrial De. !!7. &epribadian Suku Bangsa Melayu &epulauan +iau,
+anjungpinangE *alai kajian Sejarah dan 0ilai +radisional +anjungpinang F Kepualau
9iau.
+ockary, 9. !!. &eana *rah dan )u$uan Dialog *ntar Ian, Makalah disampaikan
dalam @orum 9efliksi 4ntar&Iman se& Indonesia, Malino Aoa Sulsel 1&- ,anuari,
AoaE Institut Dialog 4ntar Iman Indonesia.
Parsudi, Suparlan. ())). &ea$eukan, 0ipotesis &ebudayaan Doinan dan
&esukuabangsaan, Dalam ,urnal 4ntropologi Indonesia, +h IIIIII 0o.72 ,anuari F
4pril, ,akartaE @ISIP ;I.
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&. !!!. &erusuhan Sabas,, Dalam ,urnal Polisi Indonesia, +ahun
4pril F September, ,akartaE Mabes Polri
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&.!!.. 0ubungan *ntar Suku Bangsa, ,akartaE Dayasan Pengembangan
Kajian Ilmu Kepolisian.
Pelly, ;sman. ())). *kar &erusuhan -tnis di Indonesia$ ,akartaE ,urnal 4ntropologi
Indonesia, 0omor 72 +ahun IIIII, ,anuari&4pril.
Polda Kalbar. !!6. !paya %olri Dala Mengantisipasi Secara Dini &onflik -tnis di
&aliantan Barat, Makalah disampaikan pada <orkshop ,aringan Sistem Peringatan
Dini (0et$orking of ?arly <arning System" di Pontianak ) ,uli, PontianakE ,aringan
Sistem Peringatan Dini Kalimantan *arat.
9auf, Mas$ardi. !!(. &onsensus dan &onflik %olitik, Sebuah %en$a$agan )eoritis, ,akartaE
Dirjen Depdiknas.
9i$ut, +jilik. ()72. &aliantan Meanggil, PalangkarayaE+anpa Penerbit
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&. ()-). &aliantan Mebangun, *la dan &ebudayaan, DogyakartaE +iara
<acana.
Sellato, *ernard. ()2). #aga dan Burung -nggang, 0ornbill and Dragon, 4=uitaire
IndonesiaE ?8@
;kur, @ridolin. ()-(. )antang D$a,ab Suku Dayak, ,akartaE Aunung Mulia.

Anda mungkin juga menyukai