Anda di halaman 1dari 26

i

FORUM BELA NEGARA


ANGGARAN DASAR
ANGGARAN RUMAH TANGGA

DAFTAR ISI
ANGGARAN DASAR
FORUM BELA NEGARA

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………
MUKHADIMAH………………………………………………………………………………………………. 1
BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN…………………………… 2
BAB II ASAS, VISI, MISI DAN SIFAT……………………….…………………………… 2
BAB III FUNGSI, PERAN DAN KEGIATAN……………………………………………… 3
BAB IV PENGERTIAN, MOTTO DAN LAMBANG ORGANISASI…………….… 6
BAB V KODE ETIK, ETHOS KERJA DAN PAKTA INTEGRITAS………….…….. 9
BAB VI KEANGGOTAAN….………………………………………………………….……….. 13
BAB VII SUSUNAN DAN BENTUK KELEMBAGAAN ……………………………….. 13
BAB VIII DEWAN PEMBINA…………………………….…………………………………….. 14
BAB IX DEWAN PENASEHAT……………………………………………………………….. 14
BAB X DEWAN PAKAR……………………………………………………………………….. 15
BAB XI MAJELIS PERMUSYAWARATAN ORGANISASI (MPO)………………. 16
BAB XII DEWAN PIMPINAN…………………………………………………………………. 17
BAB XIII BADAN BADAN OTONOM………………………………………………………. 17
BAB XIV SUSUNAN DAN PERANGKAT ORGANISASI………………………………. 18
BAB XV PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT RAPAT…………………………………. 19
BAB XVI KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI………………………………. 23
BAB XVII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR……………………………………………. 23
BAB XVIII PEMBUBARAN ORGANISASI……………………………………………………. 24
BAB XIX PENUTUP………………………………………………………………………………… 24

ii
MUKADIMAH

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu,
maka segala bentuk penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, atas
perjuangan seluruh rakyat Indonesia, bangsa Indonesia telah mendirikan Negara
Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) yang merdeka dan berdaulat berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Bahwa dalam rangka untuk mengisi kemerdekaan dengan mewujudkan keikutsertaan


Warga Negara dalam upaya Bela Negara, maka setiap Warga Negara mempunyai hak
dan kewajiban yang sama untuk membela, menjaga dan mempertahankan kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-
masing sebagaimana diatur dalam pasal 27 ayat (3) dan Pasal 30 UUD 1945 tentang
pertahanan dan keamanan negara, oleh sebab itu betapa pentingnya setiap kader Bela
Negara selaku anak bangsa wajib memahami dan mengimplementasikan nilai nilai “Bela
Negara” yang diaktualisasikan dalam seluruh aspek dan dimensi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan di atas, maka sebagai wujud peran aktif


sebagai Kader Bela Negara, dengan niat yang tulus dan ikhlas semata-mata demi
kepentingan bangsa dan Negara, yang dilandasi kesadaran bahwa betapa pentingnya
untuk mentransformasikan nilai-nilai kesadaran bela Negara kepada seluruh komponen
bangsa, maka dengan memohon Rido dan Karunia dari Sang Maha Pencipta Alam
Semesta, Tuhan Yang Maha Esa, kami para Alumni Bela Negara Kementerian Pertahanan
Republik Indonesia dengan segenap komponen bangsa yang memiliki satu kesatuan
sikap dan kesamaan tujuan guna mencurahkan tenaga, hati, rasa dan pikiran dalam me-
revitalisasi, me-reinterpretasi, dan me-reaktualisasikan upaya-upaya Bela Negara
bersepakat, bersatu mendirikan wadah organisasi yang diberi nama “FORUM BELA
NEGARA “ atau disingkat dengan nama “FBN” dengan berlandaskan pada ideologi dan
falsafah Pancasila sebagai satu-satunya asas, dan Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum yang ada di Republik Indonesia, dengan dilandasi semangat
nasionalisme, berjiwa patriotik dan militan, disertai rasa solidaritas yang kuat untuk
saling membantu, melindungi dan mengayomi terhadap sesama kader Bela Negara
dalam rangka mempertahankan nilai nilai kebenaran serta nilai nilai kemanusiaan yang
berkeadilan, dengan orientasi target untuk melakukan upaya-upaya serta tindakan-
tindakan yang kesemuanya ditujukan demi menjaga dan memelihara martabat dan
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebagai pedoman petunjuk
pelaksanaan organisasi diimplementasikan dalam suatu Anggaran Dasar & Anggaran
Rumah Tangga Forum Bela Negara yang disusun sebagai berikut :

1
BAB I
NAMA,WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama :
“FORUM BELA NEGARA”
(Selanjutnya cukup disingkat FBN )

Pasal 2
Waktu dan Tempat Kedudukan

FBN didirikan pada tanggal tujuh belas Juli dua ribu delapan (17-07-2008)
untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya dan berkedudukan di
Jakarta.

BAB II
ASAS, VISI, MISI DAN SIFAT

Pasal 3
ASAS

FBN berasaskan Pancasila.

Pasal 4
VISI

FBN bertujuan :
Terciptanya Ketahanan Nasional yang kokoh dan dinamis guna
mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.

Pasal 5
MISI

1. Menumbuh kembangkan kesadaran bela Negara bagi semua komponen


bangsa yakni cinta tanah air, rela berkorban, mengutamakan
kepentingan bangsa dan Negara, yakin akan Pancasila dan UUD 1945
(Undang Undang Dasar Seribu Sembilan Ratus Empatpuluh Lima) dengan

2
dilandasi rasa nasionalisme dan patriotisme sehingga mempunyai
kemampuan Bela Negara.
2. Menyatukan dan memberdayakan segenap komponen kekuatan bangsa
dalam upaya memantapkan sikap kritis dan progresif guna mengatasi
segala persoalan yang mengancam integritas dan identitas Nasional.
3. Menggali, menyiapkan dan mengembangkan potensi Sumber Daya
Nasional demi menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4. Membangun kerjasama kemitraan strategis, yang harmonis dan sinergis
antara “FORUM BELA NEGARA” dengan seluruh jajaran aparat, baik TNI
maupun POLRI, jajaran Birokrat dan Aparatur Negara, serta kekuatan-
kekuatan pendukung lainnya, dalam kesatuan sikap dan tujuan demi
terciptanya stabilitas keamanan negara kondusif, kokoh dan tangguh.
5. Membangun potensi nilai nilai kearifan lokal / nilai nilai leluhur budaya
bangsa, yang berfungsi dan berperan sebagai instrumen pertahanan guna
menghadang bentuk-bentuk infiltrasi kebudayaan asing bersifat
destruktif (merusak).

Pasal 6
Sifat

1. FBN adalah salah satu alat kekuatan komponen pertahanan Negara.


2. FBN adalah Organisasi Masyarakat yang berdiri bebas dari pengaruh
partai politik.

BAB III
FUNGSI, PERAN DAN KEGIATAN

Pasal 7
Fungsi dan Peran

1. FBN Sebagai salah satu sumber rekruitmen komponen pertahanan


Negara yang siap untuk mempertahankan dan menjaga kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. FBN Sebagai wadah dan gerakan perjuangan bagi seluruh komponen
bangsa yang memiliki kesadaran dan komitmen untuk membangun
sisitem pertahanan dan keamanan rakyat semesta dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. FBN Sebagai mitra pemerintah dalam mensosialisasikan kesadaran bela
Negara bagi seluruh warga negara dalam rangka membangun watak dan
moral bangsa.
4. FBN Sebagai wadah yang berperan dalam mengantisipasi potensi-potensi
konflik komunal dan memediasi dalam penanganannya.

3
5. FBN Sebagai kontrol sosial dalam proses kehidupan berbangsa dan
bernegara , terutama pemantapan sikap Bela Negara.
6. FBN Sebagai wadah yang berperan aktif dalam mengawal kebijakan
pemerintah selaku penyelenggara negara demi terwujudnya negara yang
berdaulat, adil, makmur dan sejahtera.
7. FBN sebagai wadah yang berperan aktif untuk membela, melindungi dan
mengayomi masyarakat.

Pasal 8
Kegiatan

1. Melaksanakan pembinaan dan pelatihan khusus yang bertujuan untuk


membangun dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama
guna menggali dan mengembangkan potensi diri, sikap perilaku hidup
yang mencirikan karakteristik jatidiri budaya bangsa, yang
ditransformasikan kedalam bentuk sistem pelatihan integral harmoni jiwa
raga (olah fisik; olah Jiwa; dan olah rasa) dengan final target
terbangunnya individu-individu Kader Bela Negara yang memiliki kadar
pengendalian jiwa raga multi dimensi, dengan kemampuan khusus
seperti : authomatic self defence reaction; martial art technique; ESQ
sentivity; pyhisical power; dan self confidence, yang kesemuanya bisa
berfungsi sebagai “social control instrument” di dalam dinamika
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Melakukan kegiatan-kegiatan dalam ruang lingkup investigasi; analisis;


dan monitoring dengan orientasi kegiatan mengumpulkan bahan-bahan
keterangan (data dan informasi), khususnya yang berhubungan atau
berkaitan erat dengan dinamika pertahanan keamanan Negara, melalui
metode pendekatan revitalisasi, reinterpretasi, dan reaktualisasi tipikal-
tipikal ancaman yang memiliki potensi merongrong martabat,
kedaulatan, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam kaitan ini secara garis besar pada prinsipnya ada tiga (3) hakikat
ancaman (threat) yang dihadapi oleh Negara; diantaranya yaitu : 1)
Ancaman terhadap negara yang menyangkut eksistensi terhadap
kedaulatan Negara; 2) Ancaman terhadap pemerintah yang menyangkut
kelancaran roda pemerintahan-Negara; dan 3) Ancaman terhadap
masyarakat yang berpotensi menimbulkan panik dan teror bagi
masyarakat dengan berbagai bentuknya.

3. Melaksanakan program kegiatan sosialisasi tentang Pembinaan


Kesadaran Bela Negara (PKBN) secara integral dan komprehensif secara
berkala, dengan target pilihan yaitu kader-kader anak bangsa seluruh
lapisan masyarakat dari berbagai komponen dan strata sosial, lintas etnis,
lintas agama, lintas budaya, dan lintas sektoral, dengan target dan

4
sasaran tertanamnya kesadaran Bela Negara disertai dengan jiwa
militansi yang kental sebagai jatidiri bangsa Indonesia.
4. Melakukan kegiatan-kegiatan dalam bentuk jalinan kemitraan strategis-
dinamis dengan institusi-institusi pemerintah maupun swasta, ORMAS-
ORMAS dan LSM terkait dengan pelaksanaan kegiatan Pembinaan
Kesadaran Bela Negara (PKBN) atau kegiatan-kegiatan yang berorientasi
pada memberdayakan potensi-potensi asset sumber daya nasional dan
daerah yang memiliki daya dukung strategis maupun taktis terhadap
keberhasilan program-program organisasi.

5. Melakukan kegiatan rekruitment kader-kader Bela Negara, yang


dilaksanakan melalui metode penjaringan kader-kader anak bangsa dan
masyarakat di seluruh pelosok Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), yang diaktualisasikan lewat pelaksanaan Pelatihan Khusus
(PELATSUS) “SATGAS BELA NEGARA” secara berkala dan
berkesinambungan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang
dimiliki organisasi “FORUM BELA NEGARA”.

6. Melakukan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada mengoptimalkan


potensi kaum perempuan yang memiliki peran sangat strategis dalam
membangun bangsa dan Negara di berbagai sektor, khususnya terkait
dengan keberhasilan pelaksanaan program Pembinaan Kesadaran Bela
Negara (PKBN). Dalam hal ini mengingat kaum perempuan sebagai ibu
mempunyai peran strategis selaku transformator nilai-nilai tentang sikap
mental, moral dan perilaku kehidupan sosial budaya terhadap anak-
anaknya sejak usia sangat dini.

7. Mengelola kegiatan dalam wujud “Media Center” sebagai sarana dan


instrumen guna mensosialisasikan dan mentransformasikan wacana bela
Negara dengan berbagai ragam bentuk, yang disosialisasikan kepada
publik secara periodik dan berkesinambungan, diantaranya lewat produk
media cetak dan sarana media elektronik.

8. Mengidentifikasi masalah akan potensi Ancaman, Gangguan, Hambatan


dan Tantangan sebagai upaya cegah tangkal didalam membantu tugas
TNI dan POLRI demi terciptanya stabilitas keamanan yang kondusif.

9. Mendorong partisipasi masyarakat dalam meningkatkan pola pikir dan


pola sikap serta pola tindak terhadap isu isu kritis yang mengancam
integritas bangsa.

10. Melakukan mediasi sebagai upaya pencegahan dan pemecahan konflik


vertical maupun konflik horizontal.

5
11. Melakukan upaya pelestarian budaya dan adat istiadat lokal maupun
nasional sebagai asset bangsa.
BAB IV
PENGERTIAN, MOTTO DAN LAMBANG ORGANISASI

PENGERTIAN ORGANISASI
Pasal 9

Tentang makna dan pengertian nama Organisasi “FORUM BELA


NEGARA” yang disingkat dengan nama “FBN ” dapat dijelaskan sebagai
berikut :

1. FORUM; yang dimaksud dengan Forum adalah suatu wadah yang


berfungsi sebagai tempat berkegiatan dari berbagai macam aktifitas atas
sekumpulan orang dengan berbagai ragam bentuk persoalan untuk
dilakukan pembahasan dalam rangka mencari solusi atau pemecahan
persoalan terhadap materi yang dibahas dengan produk akhir merupakan
kesimpulan yang berisi kesepakatan bersama dari individu-individu yang
ada di dalam wadah Forum dimaksud.
2. BELA; pengertian dan makna dari kata “Bela” dalam kaitan ini: Bela
adalah suatu sikap perbuatan dalam wujud aksi perlawanan terorganisir
yang berfungsi dan berperan sebagai sarana dan instrumen guna
menghadapi dan atau menyelesaikan mentuntaskan tentang suatu
perkara atau persoalan dalam berbagai aspek ancaman dan gangguan
terhadap kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
3. NEGARA; pengertian dan makna dari kata “Negara” dalam kaitan ini
yaitu: lembaga yang mempunyai kewenangan mutlak untuk mengatur,
mengendalikan dan menata melalui undang undang konstitusi, dengan
sifat untuk memaksa semua agar taat pada undang undang atas dasar
kesepakatan bersama. Unsur Negara adalah ruang wilayah, rakyat,
pemerintah yang berdaulat dan pengakuan dari dunia international.
4. FORUM BELA NEGARA; pengertian dan makna dari kata “Forum Bela
Negara” dalam kaitan ini yaitu: wadah sekumpulan orang-orang untuk
beraktifitas mencari solusi atas berbagai macam persoalan dan
permasalahan yang dapat mengancam keutuhan dan keselamatan
Negara, dengan produk akhir merupakan kesimpulan yang berisi
kesepakatan bersama yang akan diaktualisasikan melalui sikap
perbuatan dalam wujud aksi perlawanan terorganisir yang berfungsi dan
berperan sebagai sarana dan instrumen guna menghadapi,
menyelesaikan dan mentuntaskan berbagai macam gangguan yang dapat
mengancam kedaulatan wilayah, rakyat dan pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

6
MOTTO ORGANISASI
Pasal 10

Dalam tujuan membangkitkan jiwa militansi dan gelora semangat Bela


Negara, “FORUM BELA NEGARA” menerapkan motto : “KESADARAN ,
KEBERSAMAAN , KEKUATAN” sebagai motto organisasi. Motto tersebut
berfungsi serta berperan untuk membangkitkan semangat juang dan
meningkatkan ethos kerja khususnya para anggota dan jajaran pengurus
“FBN ”, ketika menjalani tugas, fungsi, dan perannya dalam kegiatan-
kegiatan organisasi. Untuk selanjutnya ditransformasikan ke seluruh
anak-anak bangsa dan masyarakat sebagai kader-kader Bela Negara.
Dalam hal ini gelora semangat dan jiwa militansi, baik secara individual
maupun kelompok berpengaruh secara signifikan terhadap proses
menstransformasikan nilai -nilai kesadaran Bela Negara. Untuk itu
dengan cara mengumandangkan secara terus-menerus motto
“Kesadaran Kebersamaan Kekuatan” diharapkan dapat menggugah
kesadaran nurani seluruh komponen bangsa dari berbagai lapisan dan
strata sosial, lintas etnis, lintas budaya, lintas agama, dan lintas sektoral,
bahwa betapa penting setiap warga Negara dan masyarakat memiliki
pemahaman atas nilai-nilai kesadaran tentang Bela Negara sebagai daya
tangkal dalam menghadang berbagai bentuk ancaman dan gangguan,
baik yang datangnya dari luar maupun dari dalam, yang berpotensi akan
mengancam dan atau merongrong martabat, kedaulatan, kewibawaan,
dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

BENTUK DAN MAKNA LAMBANG ORGANISASI


Pasal 11

Bentuk lambang organisasi “FORUM BELA NEGARA” atau “FBN ” terdiri


atas tiga (3) bidang gambar; diantaranya yaitu :

1. Bidang gambar pertama atau bagian luar berbentuk perisai atau tameng
dengan garis lingkaran berwarna emas, dan di dalam bidang gambar
perisai atau tameng tersebut terdapat hamparan warna merah putih
yang mendasari bidang gambar lambang secara keseluruhan. Dalam
pandangan ini makna dan arti dari bidang gambar pertama dimaksud
adalah sebagai berikut :
a. Perisai atau tameng dengan pembatas lingkaran paling luar
bidang gambar berwarna emas mengandung makna dan
pengertian bahwa dalam kaitan dengan upaya-upaya bela
negara, anak-anak bangsa dan atau rakyat semesta yang
memiliki nilai-nilai kemulian hati di dalam relung jiwanya

7
(simbol warna emas) yang mampu mengaktualisasikan nilai-
nilai kesadaran bela negara.
b. Simbol warna merah putih melambangkan jiwa militansi dan
nasionalisme yang kuat dengan berlandaskan pada keberanian
dalam mengambil sikap dan tindakan nyata, didorong oleh
niat yang tulus ikhlas sebagai seorang ksatria pembela tanah
air dan ksatria yang cinta terhadap tanah airnya, yang siap
sedia rela berkorban demi bangsa dan negaranya.

2. Bidang gambar kedua dengan posisi berada di dalam bidang gambar


pertama berbentuk lingkaran dengan warna dasar biru tua di bagian
dalam lingkaran dan di dalam lingkaran tersebut tercantum tulisan
FORUM BELA NEGARA dan REPUBLIK INDONESIA. Batas lingkaran luar
berwarna emas dan batas lingkaran dalam berbentuk untaian tambang
atau tali berwarna emas. Dalam pandangan ini makna dan arti dari
bidang gambar kedua adalah sebagai berikut :
a. Lingkaran dengan warna dasar biru tua menggambarkan
bahwa Indonesia adalah negara maritim dengan luas lautan
lebih dari dua pertiga luas daratan, dan dikenal juga dengan
sebutan Nusantara yang artinya bahwa Indonesia terdiri atas
pulau-pulau dan atau kepulauan yang dikelilingi lautan.
b. Batas lingkaran luar berwarna emas mengandung makna
bahwa Indonesia adalah negara maritim yang makmur dan
rakyatnya ramah berhati mulia.
c. Batas lingkaran dalam berbentuk untaian tambang atau tali
berwarna emas menggambarkan bahwa negara Indonesia
dibangun di atas keragaman suku bangsa, agama, bahasa, ras,
dan golongan, dan budaya yang tersebar di seluruh pelosok
kepulauan yang ada di Indonesia, kemudian dengan acuan
tekad yang kuat dilandasi dengan kemuliaan hati saling
mengikatkan diri di dalam satu bingkai persatuan dan
kesatuan yang menemukan bentuknya dalam wujud Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
d. Tulisan FORUM BELA NEGARA dan REPUBLIK INDONESIA
menunjukkan bahwa FORUM BELA NEGARA adalah wadah
organisasi kemasyarakatan yang independen, massif dan
permanen di bawah naungan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang artinya siap sedia rela berkorban
membela Negara dan masyarakatnya terhadap bentuk-bentuk
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang
berpotensi merongrong martabat, kedaulatan, kewibawaan,
dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
baik yang datangnya dari dalam maupun dari luar.

8
3. Bidang gambar ketiga (paling dalam) berupa gambar peta Kepulauan
Indonesia yang merupakan teritorial wilayah Negara Kesatuan Republik
indonesia (NKRI) yang berada di dalam suatu lingkaran yang
dilatarbelakangi oleh bidang gambar berwarna merah putih, dengan garis
batas berwarna emas. Dalam pandangan ini makna dan arti dari bidang
gambar kedua adalah sebagai berikut :
a. Gambar peta Kepulauan Indonesia menunjukkan bahwa
wilayah teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia
sangatlah luas dengan eksistensi pulau-pulau yang dikelilingi
oleh lautan, yang merupakan anugerah kekayaan tak ternilai
dari Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia. Untuk itu
dalam tujuan mempertahankan dan menjaga eksistensi
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) setiap individu
warga negara dan masyarakat diharapkan memiliki nilai-nilai
kesadaran bela Negara yang dilandasi niat yang tulus ikhlas
dan kemurnian jiwa demi kejayaan bangsa dan Negara.
b. LAMBANG BURUNG GARUDA diatas gambar peta kepulauan
Indonesia melambangkan simbol kekuatan yang harus tetap
diperjuangkan sebagai satu satunya azas dan ideologi
Pancasila.
c. Untuk bidang gambar merah putih, penjelasannya sama
dengan yang tertera atau tercantum di dalam Pasal 11 ayat
1b.

BAB V
KODE ETIK, ETHOS KERJA DAN PAKTA INTEGRITAS

KODE ETIK ORGANISASI


Pasal 12

Yang dimaksud dengan “Kode Etik”: adalah suatu pedoman rambu-


rambu etika, moral, dan sikap perilaku individu dalam menjalani dinamika
aktifitas berorganisasi, dengan fungsi dan peran sebagai sarana dan
instrumen untuk membangkitkan nilai-nilai kesadaran tentang bela
Negara dan membangun jiwa militansi sebagai Kader Bela Negara, yang
diaktualisasikan ke dalam wujud “Kode Etik” FORUM BELA NEGARA; dan
menemukan bentuknya dalam wujud “SAPTA DARMA UTAMA” sebagai
jatidiri bela Negara; yang terdiri dari tujuh (7) karakter utama yang harus
dimiliki oleh kader kader bela Negara ketika menjalani darmanya
mengemban tugas bela Negara; dengan keterangan dan penjelasan
sebagai berikut :

9
1. PURUSA NING SA (Berjiwa Pahlawan); artinya selalu siap sedia
jadi garda terdepan dalam menghadapi segala bentuk ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan, yang akan merongrong dan
membahayakan eksitensi dan stabilitas keamanan Negara dan
masyarakat dari masa ke masa.
2. HAPITAN (Berani Berkorban); artinya berani berkorban, baik
tenaga, harta, dan pemikiran ketika menjalani darma bela negara
demi kejayaan bangsa dan Negara di bawah naungan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
3. MOROGOL-ROGOL (Gelora Jiwa Raga); artinya memiliki hasrat
dan semangat yang berkobar-kobar ketika menjalani tugas dan
pengabdian bela Negara demi kepentingan bangsa, negara dan
masyarakat.
4. PANDHITA (Sangat Bijaksana); artinya memiliki sikap sangat
bijaksana dalam bersikap, bertindak, dan di dalam setiap
pengambilan suatu keputusan, dengan menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
5. KARAWALEYA (Setia Kawan); artinya memiliki rasa
kesetiakawanan sosial, jiwa solidaritas, toleransi, dan rasa kasih
sayang terhadap nasib atau penderitaan yang sedang dialami oleh
bangsa dan Negara, serta masyarakatnya, dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai keadilan social.
6. SAWITA (Pengabdian): artinya memiliki karakter selaku abdi
Negara yang siap sedia untuk mengabdi dan melaksanakan
pengabdian tanpa pamrih demi bangsa, Negara dan
masyarakatnya dengan berlandaskan pada nilai-nilai kesetiaan
utama sebagai tonggak jiwa ketika mengemban tugas atau darma
bela Negara.
7. MAHODANA (Jiwa Pertahanan): artinya siap sedia menjadi
tameng aktif sebagai basis pertahanan ketika menghadang
bentuk-bentuk ancaman serta gangguan yang sekiranya akan
memporak-porandakan sendi-sendi moral bangsa dalam
kehidupan sosial bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan
bertata kelola Negara dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
kesadaran bela negara dan semangat persatuan kesatuan bangsa.

ETHOS KERJA ORGANISASI


Pasal 13

Yang dimaksud dengan “Ethos Kerja”: adalah karakter jatidiri yang harus
dipunyai dan atau dibangun secara integral berkesinambungan oleh
kader-kader bela Negara, untuk kemudian diimplementasikan sebagai
pedoman dan rambu-rambu bersikap dan berperilaku dalam menjalani

10
darmanya mengemban tugas bela Negara. Dalam pandangan ini format
“Ethos Kerja” “FORUM BELA NEGARA” menemukan bentuknya dalam
wujud “SAPTA DARSA UTAMA” sebagai jatidiri bela Negara yang terdiri
dari lima (7) sikap mental individu yang harus dimiliki; dengan penjelasan
sebagai berikut :

1. WIDAGDA (Pintar dan Cakap); artinya pandai, pintar dan cakap,


dalam hal ini menunjukkan kemampuan seseorang dalam
menjalankan tugas atau darma bela Negara yang diembannya,
hingga tercapainya suatu tujuan keberhasilan secara effesien dan
effektif (tepat guna).
2. SATMATA (Waspada); artinya cermat dan teliti, kepekaan dalam
penglihatan (mata yang awas) diimbangi dengan tingkat
kewaspadaan yang dapat diandalkan dalam memperhitungkan
setiap langkah ketika menjalani tugas dan darma bela Negara
yang diembannya.
3. TANGGYA (Kokoh, Kuat, Tangguh); artinya Kokoh, kuat, dan
tangguh dalam hal ini menunjukkan kondisi dan kemampuan
individu yang memiliki kadar kekuatan ketangguhan dan
kekokohan ketika memimpin suatu misi bela Negara, sehingga
tidak mudah dipatahkan oleh kekuatan lawan yang lebih besar
dan tangguh.
4. PANDHEGA (Cerdas, Unggul, Berwibawa); artinya realistis;
terarah; dan terukur dalam setiap bertindak; didukung oleh
kondisi kesehatan jasmani dan rohani yang prima; disertai dengan
derajat pengendalian diri yang dapat diandalkan dan memiliki
kewibawaan seorang pemimpin ketika mengemban darma bela
Negara.
5. SINGGYA (Luhur, Sangat Terhormat); artinya mempunyai sikap
mental selalu mengedepankan nilai-nilai kejujuran dalam setiap
amal perbuatan dan selalu bertindak secara proporsional dalam
mengatasi suatu pekara; serta memiliki jiwa yang lurus dalam
menghadapi setiap persoalan yang dihadapi ketika mengemban
misi bela Negara demi kepentingan bangsa, Negara dan
masyarakat.
6. MANGLANGES (Luwes, Lugas, Percaya diri); artinya mampu
beradaptasi dengan lingkungan sosial yang memiliki latar
belakang kultur sosial berbeda-beda dalam tempo yang relatif
singkat; memiliki keberanian tampil di hadapan publik dengan
penuh percaya diri; Luwes serta mampu dan berani
mengemukakan ide-ide.
7. MAHAWIRA (Sikap perwira Sejati); artinya memiliki pendirian
yang teguh dan kukuh dalam menghadapi dan memecahkan
setiap persoalan, serta mampu mempertahankan prinsip yang

11
menjadi dasar keyakinan hati dan pikirannya, diimbangi dengan
dasar sikap mental yang sarat dengan kebijaksanaan dalam
menentukan sikap dan langkah.

PAKTA INTEGRITAS
Pasal 14

Yang dimaksud dengan “Pakta Integritas” adalah suatu bentuk


pernyataan individu sebagai wujud komitmen bagi siapapun yang siap
sedia bergabung dengan organisasi “FORUM BELA NEGARA atau “FBN”
yang mengusung dan berkegiatan dalam ruang lingkup gerakan-gerakan
moral tentang bela Negara, yang berorientasi pada target dan sasaran
membangkitkan dan membangun kesadaran bela Negara agar tumbuh
dan berkembang di dalam jiwa kader-kader anak bangsa, warga Negara
dan masyarakat tanpa kecuali. Dalam pandangan ini di dalam naskah
“Pakta Integritas” termuat hal-hal tentang nilai-nilai komitmen moral
edukatif yang berfungsi sebagai rambu-rambu dan kendali diri dalam
berorganisasi yang terdiri dari delapan (8) acuan disiplin dengan
penjelasan sebagai berikut :

1. Saya bersedia dan sanggup untuk mematuhi, melaksanakan serta


mengamankan-Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD
& ART) organisasi sebagai landasan- pijakan dan pedoman dalam
menjalani setiap aktifitas organisasi dengan penuh
tanggungjawab.
2. Saya bersedia dan sanggup untuk mematuhi, melaksanakan serta
mengamankan-kebijakan-kebijakan organisasi, baik internal
maupun eksternal organisasi, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
kesetiakawanan dan nilai-nilai kebersamaan antar sesama
anggota FORUM BELA NEGARA.
3. Saya bersedia dan sanggup untuk mematuhi dan memegang
teguh “Kode Etik” organisasi FORUM BELA NEGARA yang
dilandasi dengan nilai-nilai kesadaran nurani selaku anak-anak
bangsa dan selaku anggota FORUM BELA NEGARA.
4. Saya bersedia dan sanggup mengedepankan nilai-nilai
musyawarah untuk mencapai mufakat sebagai landasan prioritas
utama dalam menyelesaikan setiap permasalahan berorganisasi.
5. Saya bersedia dan sanggup untuk menjaga nilai-nilai independensi
organisasi FORUM BELA NEGARA dalam berbagai ragam
bentuknya, demi menjaga harga diri, nama baik serta eksistensi
organisasi di dalam dinamika kehidupan sosial bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan bertata kelola Negara.
6. Saya bersedia dan sanggup untuk mematuhi-melaksanakan setiap
tugas sesuai dengan tuntunan tugas, pokok dan fungsi yang telah

12
digariskan oleh organisasi dengan penuh rasa tanggungjawab
serta penuh kedisiplinan.
7. Saya bersedia dan sanggup untuk saling melindungi, saling
mengayomi dan saling menjaga antar sesama kader bela Negara
dalam rangka mempertahankan nilai nilai kebenaran, nilai nilai
keadilan serta nilai nilai kemanusiaan demi terciptanya
kebersamaan dan kekuatan dalam wadah Forum Bela Negara.
8. Saya bersedia dan sanggup untuk menerima bentuk-bentuk sanksi
organisasi apabila saya telah dengan sengaja melakukan
pelangggaran terhadap organisasi, dengan mengacu pada pijakan
dan pedoman Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD
ART) FORUM BELA NEGARA (FBN).

BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 15

1. Yang dapat menjadi anggota FBN adalah Warga Negara Indonesia yang
telah berusia minimal 17 (tujuhbelas) tahun dan ditetapkan oleh
Pimpinan Pusat FBN.

2. Anggota FBN terdiri dari :


a. Anggota Umum
b. Anggota Khusus
c. Anggota Kehormatan.

3. Ketentuan selanjutnya mengenai keanggotaan diatur dalam Anggaran


Rumah Tangga FBN.

BAB VII
SUSUNAN DAN BENTUK KELEMBAGAAN.
Pasal 16

Susunan kelembagaan FBN adalah terdiri dari :

a. Dewan Pembina
b. Dewan Penasehat
c. Dewan Pakar
d. Majelis Permusyawaratan Organisasi disingkat MPO
e. Dewan Pimpinan

13
BAB VIII
Pasal 17
DEWAN PEMBINA

1. Dewan Pembina FBN Pusat adalah semua Instansi pemerintah yang


berhubungan langsung atau tidak langsung terkait dengan program
Forum Bela Negara dalam bidang ketahanan nasional.

2. Dewan Pembina Wilayah Propinsi adalah gabungan pemegang kebijakan


dari jajaran Musyawarah Pimpinan Daerah (MUSPIDA) Gubernur,
Pangdam, Kapolda, Ketua DPRD Tk.I dan Kejaksaan Tinggi dan
Koordinator Daerah Kementerian Pertahanan.

3. Dewan Pembina Daerah Kabupaten / Kota adalah gabungan gabungan


pemegang kebijakan dari jajaran Musyawarah Pimpinan Daerah
(MUSPIDA) Bupati /Walikota, Danrem, Dandim, Kapolres, Ketua DPRD
Tk II dan Kejaksaan Negeri.

4. Dewan Pembina tingkat Kecamatan adalah gabungan gabungan


pemegang kebijakan dari jajaran Musyawarah Pimpinan Tk. Kecamatan.
Camat, Danramil dan Kapolsek.

BAB IX
Pasal 18
DEWAN PENASEHAT

Keanggotaan Dewan Penasehat FBN ;


Adalah :

Tokoh Tokoh Pejuang, mantan pejuang, tokoh pejuang perintis


kemerdekaan, Purnawirawan TNI POLRI serta Tokoh Masyarakat, Tokoh
Agama dan Tokoh Adat yang secara sukarela dilandasi niat tulus ikhlas
bergabung dan dinilai sanggup memberikan nasehat, masukan, motivasi
dan suri tauladan demi kemajuan dan perkembangan organisasi FBN.

TUGAS POKOK DEWAN PENASEHAT


Pasal 19

1. Memberikan masukan, saran-saran dan nasehat-nasehat kepada jajaran


Dewan Pimpinan organisasi, baik diminta ataupun atas inisiatif sendiri
sebagai aktualisasi fungsi pengayom dan motivator, dengan tujuan agar

14
tercipta iklim organisasi yang dinamis dan kondusif serta tercipta suasana
harmoni antar bagian-bagian satuan unit-unit kerja di internal organisasi,
demi tercapainya target keberhasilan kegiatan Bela Negara yang diusung
organisasi, sesuai dengan yang telah disusun dan direncanakan.
2. Selaku narasumber dalam tema-tema kegiatan Bela Negara yang diusung
dan atau diselenggarakan oleh organisasi atas permintaan atau
permohonan dari Dewan Pimpinan Pusat, demi kepentingan suksesnya
pelaksanaan program-sesuai dengan yang direncanakan.

BAB X
Pasal 20
DEWAN PAKAR

Keanggotaan Dewan Pakar FBN ;


Adalah :

Para ahli, pakar dan akademisi dalam bebagai disiplin ilmu yang bersedia
memberikan saran dan masukan untuk keberhasilan program program
Forum Bela Negara diseluruh bidang ( Ideologi, Politik, Ekonomi, Hukum,
Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan, IPTEK & IT).

TUGAS POKOK DEWAN PAKAR


Pasal 21

1. Memberikan masukan dan saran-saran terkait dengan rencana program


kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi agar realistis, terarah,
dan terukur hingga dapat berjalan sesuai dengan target keberhasilan
program seperti yang telah direncanakan dan ditetapkan dalam rapat
keputusan organisasi.

2. Membuat analisis dan kajian terkait dengan fenomena-fenomena sosial


dalam berbagai aspek dan dimensi atas permintaan atau permohonan
Pimpinan FBN dan atau atas inisiatif sendiri sebagai wujud pengabdian
masyarakat terhadap Negara dan masyarakat dalam upaya-upaya Bela
Negara.

3. Memprakarsai penyelenggaran seminar-seminar, lokakarya, semi loka,


workshop dan wahana lainnya yang berhubungan dengan wacana bela
Negara, dengan orientasi guna membangkitkan jiwa militansi dan
memahami betapa pentingnya nilai-nilai kesadaran bela Negara dimiliki
oleh setiap individu anak bangsa.

15
BAB XI

MAJELIS PERMUSYAWARATAN ORGANISASI (MPO)

Pasal 22
Kedudukan Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO)

Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) adalah lembaga tertinggi


organisasi FBN, merupakan bentuk implementasi nilai nilai Pancasila yang
mengutamakan musyawarah mufakat melalui mekanisme pemilihan
keterwakilan.

Pasal 23
Anggota Majelis Permusyawaratan Organisasi(MPO) Tingkat Pusat

1. Anggota Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) Tingkat Pusat


berjumlah ganjil maksimal 17 ( tujuh belas ) orang yang dipilih oleh
peserta Musyawarah Nasional.
2. Proses pemilihan Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) Tingkat
Pusat dengan cara melalui proses usulan oleh peserta Munas atau
mengajukan diri dengan disampaikan dalam Munas.
3. Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pakar dan Pimpinan FBN
dapat merangkap menjadi Majelis Permusyawaratan Organisasi.
4. Pengesahan dan pelantikan anggota Majelis Permusyawaratan Organisasi
(MPO) Tingkat Pusat pada waktu Musyawarah Nasional.
5. Tugas, Fungsi dan kewenangan Majelis Permusyawaratan Organisasi
(MPO) Tingkat Pusat diatur didalam Anggaran Rumah Tangga FBN.

Pasal 24
Anggota Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) Tingkat Wilayah

1. Anggota Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) tingkat Wilayah


berjumlah ganjil maksimal 11 (sebelas) orang yang dipilh oleh peserta
Musyawarah Wilayah.
2. Proses pemilihan Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) tingkat
wilayah dengan cara melalui proses usulan oleh perserta Muswil atau
mengajukan diri dengan disampaikan dalam Muswil.
3. Pengesahan dan pelantikan anggota Majelis Permusyawaratan Organisasi
(MPO) tingkat wilayah pada waktu Musyawarah Wilayah.
4. Tugas, Fungsi dan kewenangan Majelis Permusyawaratan Organisasi
(MPO) tingkat wilayah diatur didalam Anggaran Rumah Tangga FBN.

16
Pasal 25
Anggota Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) Tingkat Daerah

1. Anggota Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) tingkat Daerah


berjumlah ganjil maksimal 7 (Tujuh) orang yang dipilh oleh peserta
Musyawarah Tingkat Daerah.
2. Proses pemilihan Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) tingkat
Daerah dengan cara melalui proses usulan oleh peserta Musda atau
mengajukan diri dengan disampaikan dalam Musda.
3. Pengesahan dan pelantikan anggota Majelis Permusyawaratan
Organisasi (MPO) tingkat Daerah pada waktu Musyawarah Tingkat
Daerah.
4. Tugas, Fungsi dan kewenangan Majelis Permusyawaratan Organisasi
(MPO) tingkat Daerah diatur didalam Anggaran Rumah Tangga FBN.

BAB XII
DEWAN PIMPINAN
Pasal 26
Dewan Pimpinan

Dewan Pimpinan terdiri dari :


1. FBN Tingkat Pusat dipimpin oleh FBN Pusat.
2. FBN Tingkat Propinsi dipimpin oleh FBN Wilayah.
3. FBN Tingkat Kabupaten/Kota dipimpin oleh FBN Daerah.
4. FBN Tingkat Kecamatan dipimpin oleh FBN Rayon.

Struktur, kewajiban dan wewenang Dewan Pimpinan diatur dalam


Anggaran Rumah Tangga.

BAB XIII
BADAN-BADAN OTONOM

PENJELASAN TENTANG
LEMBAGA DAN BADAN-BADAN OTONOM
Pasal 27

1. Lembaga dan Badan-Badan Otonom “FORUM BELA NEGARA” merupakan


Lembaga independen yang memiliki kekhususan dalam bidang-bidang
garapan dan dibentuk sesuai dengan kebutuhan organisasi, baik di
Tingkat Pusat, di Tingkat Provinsi, maupun di Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota. Secara hierarki keberadaan Badan-Badan otonom
merupakan bagian integral (tak terpisahkan) dari organisasi “FBN”.

17
Lembaga dan Badan-Badan Otonom dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Pimpinan Forum Bela Negara.
2. Hubungan antara Lembaga dan Badan-Badan otonom dengan struktur
organisasi Dewan Pimpinan, baik di Level Pusat, di Level Provinsi, maupun
di Level Daerah Kabupaten/Kota secara organisatoris diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga (ART) organisasi “FORUM BELA NEGARA”.

AKTUALISASI BADAN-BADAN OTONOM


Pasal 28

Bidang-bidang garapan kerja Badan-Badan Otonom atau sayap-sayap


organisasi yang dibentuk oleh “FORUM BELA NEGARA” dan dapat
diaktualisasikan; diantaranya adalah bidang-bidang sebagai berikut :

1. Advokasi Hukum & HAM


2. Kemitraan Koperasi Usaha (basis ekonomi kerakyatan).
3. Pengembangan Potensi Budaya Nusantara.
4. Pembentukan SATGAS Pengamanan atau Korps Bela Negara
5. Media Center (produk Media Online atau Media Elektroink dan Media
Cetak).
6. Pusat Pendidikan dan Latihan Khusus (PUSDIKLATSUS) Bela Negara
7. Penanggulangan Bencana Alam.
8. Pelaksanaan pembentukan Badan-Badan Otonom atau sayap-sayap
organisasi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) organisasi.

BAB XIV
SUSUNAN DAN PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 29
Susunan Organisasi

1. FBN mempunyai susunan organisasi sebagai berikut :


a. Ditingkat Nasional, organisasi dipegang oleh FBN Pusat,
berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.
b. Ditingkat Propinsi , organisasi dipegang oleh FBN Wilayah,
berkedudukan di Ibukota Propinsi.
c. Ditingkat Kabupaten/Kota , organisasi dipegang oleh FBN Daerah,
berkedudukan di Kabupaten/Kota.
d. Ditingkat Kecamatan , organisasi dipegang oleh FBN Rayon,
berkedudukan di Kecamatan.
2. Ditingkat Nasional, Wilayah dan Kabupaten/Kota masing-masing dibentuk
Dewan Pembina, Dewan Penasehat dan Dewan Pakar.
3. Ditingkat Kecamatan dibentuk Dewan Pembina dan Dewan Penasehat.

18
Pasal 30
Perangkat Organisasi

Perangkat Organisasi FBN Pusat terdiri dari atas :


1. Musyawarah Tingkat Nasional (MUNAS).
2. Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Organisasi Pusat.
3. Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Organisasi Pusat
4. Rapat Harian Pimpinan Pusat.

Perangkat Organisasi FBN Wilayah terdiri dari atas :


1. Musyawarah Tingkat Wilayah (Muswil).
2. Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Organisasi Wilayah.
3. Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Organisasi Wilayah
4. Rapat Harian Pimpinan Wilayah.

Perangkat Organisasi FBN Daerah terdiri dari atas :


1. Musyawarah Tingkat Daerah (MUSDA).
2. Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Organisasi Daerah.
3. Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Organisasi Daerah.
4. Rapat Harian Pimpinan Daerah.

Perangkat Organisasi FBN Rayon terdiri dari atas :


1. Musyawarah Tingkat Rayon.
2. Rapat Harian Pimpinan Rayon.

BAB XV
PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT – RAPAT
Pasal 31
Sidang Umum Majelis Pemusyawaratan Organisasi (MPO)

1. Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) wajib mengadakan Sidang


Umum minimal setiap tahun sekali. Selanjutnya sidang tersebut disebut
sebagai sidang tahunan, MPO dapat pula mengadakan sidang setiap
waktu kalau dianggap perlu oleh permintaan dari seorang anggota MPO
atau atas permintaan beberapa anggota MPO.
2. Dalam Sidang Tahunan, MPO melakukan evaluasi dan menilai kinerja
Dewan Pimpinan (Pengurus) terhadap pelaksanaan kebijakan
pengelolaan organisasi FBN.
3. Sidang MPO dipimpin oleh salah satu MPO dengan sistem pemilihan
pimpinan MPO secara musyawarah mufakat dilihat dari tingkat senioritas
dan pengalaman.
4. Keputusan diambil melalui musyawarah mufakat,terkecuali tidak terjadi
kesepakatan, maka keputusan diambil melalui voting secara terbuka atas

19
saran dari 2/3 (dua per tiga) peserta rapat melalui suara terbanyak
dengan memperhatikan substansi yang akan diputuskan.
5. Anggota Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) mempunyai hak
diwakili dalam rapat hanya oleh anggota MPO lainnya yang diberi kuasa,
dengan surat kuasa yang legal dan berkekuatan hokum.
6. Setiap anggota MPO dalam rapat berhak mengeluarkan pendapat dengan
ketentuan 1 (satu) suara ditambah untuk setiap anggota MPO yang
diwakilinya
7. Menyempurnakan, mengubah, mengesahkan dan menetapkan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FBN atas dasar usulan dari hasil
Munas.
8. Memilih dan menetapkan Ketua Umum FBN Pusat.
9. Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Organisasi Tingkat Wilayah dan
Daerah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga FBN.

Pasal 32
Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO).

1. Sidang Istimewa MPO diselenggarakan_


Sewaktu-waktu atas permintaan seorang anggota Majelis
Permusyawaratan Organisasi (MPO) atau atas permintaan dari beberapa
anggota MPO.
2. Sidang Istimewa MPO diselenggarakan_
Apabila Dewan Pimpinan (Pengurus) baik secara pribadi maupun kolektif
terbukti melakukan penyimpangan didalam menjalankan kebijakan
organisasi.
3. Sidang Istimewa MPO diselenggarakan_
Apabila Dewan Pimpinan (Pengurus) baik secara pribadi maupun kolektif
terbukti bekerja bukan untuk kepentingan bangsa dan negara
(mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok).
4. Sidang Istimewa MPO bisa diaadakan dan dilaksanakan apabila keadaan
organisasi berikut kepemimpinan mengalami kevakuman.
5. Sidang istimewa MPO bisa diadakan dan dilaksanakan apabila situasi
apapun dari keadaan Negara sesuai keputusan pemerintah.
6. Sidang istimewa MPO berwenang untuk memberhentikan Ketua Umum
setelah mendapat pertimbangan dewan Pembina dan dewan penasehat
untuk ditingkat Pusat dan dalam keadaan darurat demi penyelamatan
organisasi FBN, MPO Pusat berwenang mengangkat Ketua Umum baru
sampai dengan diselenggarakannya Musyawarah Nasional untuk tingkat
Pusat.
7. Sidang Istimewa MPO dihadiri oleh anggota Majelis Permusyawaratan
Organisasi (MPO) ditambah Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal
organisasi FBN untuk ditingkat pusat.

20
8. Pengambilan keputusan sama dengan pasal 31 ayat (4), (5) dan (6)
Anggaran Dasar FBN.
9. Ketentuan selanjutnya mengenai Sidang Istimewa MPO diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
10. Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Organisasi FBN tingkat
Wilayah dan Daerah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga FBN.

Pasal 33
Musyawarah Tingkat Nasional

1. Musyawarah Nasional (MUNAS) diselenggarakan sekurang-kurangnya 5


(lima) tahun sekali .
2. Peserta Musyawarah Nasional (MUNAS) terdiri dari :
- Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Pusat
- Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pakar Tk.Pusat
- Pimpinan FBN Pusat
- Ketua FBN Wilayah/Propinsi
- Ketua FBN Daerah Kabupaten/Kota

Pasal 34
Musyawarah Tingkat Wilayah

1. Musyawarah Tingkat Wilayah diselenggarakan sekurang-kurangnya 5


(lima) tahun sekali .
2. Peserta Musyawarah Tingkat Wilayah terdiri dari :
- Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Wilayah
- Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pakar Tk.Wilayah
- Pimpinan FBN Wilayah
- Ketua FBN Daerah Kabupaten/Kota.

Pasal 35
Musyawarah Tingkat Daerah

1. Musyawarah Tingkat Daerah diselenggarakan sekurang-kurangnya 5


(lima) tahun sekali .
2. Peserta Musyawarah Tingkat Daerah terdiri dari :
- Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Daerah.
- Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Dewan Pakar Tk.Daerah.
- Pimpinan FBN Daerah.
- Ketua FBN Tingkat Kecamatan.

21
Pasal 36
Musyawarah Tingkat Kecamatan

1. Musyawarah Tingkat Kecamatan diselenggarakan sekurang-kurangnya 5


(lima) tahun sekali.
2. Peserta Musyawarah Tingkat Kecamatan terdiri dari :
- Dewan Pembina dan Dewan Penasehat Tk.Kecamatan.
- Pimpinan FBN Tk.Kecamatan.
- Perwakilan Anggota FBN Tk.Kecamatan.

Pasal 37
WEWENANG MUSYAWARAH NASIONAL

Musyawarah Nasional mempunyai wewenang :

1. Mengusulkan dan memilih susunan anggota Majelis Permusyawaratan


Organisasi (MPO) Pusat.
2. Mengusulkan kepada Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) untuk
mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi FBN.
3. Mengesahkan laporan pertanggung jawaban Pimpinan Pusat setelah
mendapatkan persetujuan dan diputuskan oleh MPO.
4. Menyusun pendapat, pertimbangan dan saran dalam rangka
pengembangan organisasi untuk disampaikan kepada Majelis
Permusyawaratan Organisasi (MPO).

Ketentuan, syarat, susunan dan wewenang mengenai permusyawaratan


Tingkat Wilayah, Tingkat Daerah dan Tingkat Rayon diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.

RAPAT HARIAN
Pasal 38

1. Rapat Harian dihadiri oleh Ketua Umum, Wakil-Wakil Ketua, Sekretaris


Jenderal, Wakil-Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, Wakil
Bendahara Umum, Kepala-Kepala Departemen,, Kepala-Kepala Biro dan
Pimpinan-Pimpinan Badan Otonom “FORUM BELA NEGARA” atau “FBN”.
2. Rapat Harian tingkat Provinsi dihadiri oleh Ketua Provinsi, Wakil-Wakil
Ketua, Sekretaris Provinsi, Wakil Sekretaris Provinsi, Bendahara Provinsi,
Wakil Bendahara Provinsi, Kepala-Kepala Bidang dan Pimpinan-Pimpinan
Badan Otonom “FBN” tingkat Provinsi.
3. Rapat Harian tingkat Daerah Kabupaten/Kota dihadiri oleh Ketua Daerah
Kabupaten/Kota, Wakil-Wakil Ketua, Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota,
Wakil Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota, Bendahara Daerah

22
Kabupaten/Kota,Wakil Bendahara Daerah Kabupaten/kota, Kepala-
Kepala Bagian dan Pimpinan-Pimpinan Badan Otonom “FBN” tingkat
Daerah Kabupaten/ Kota.
4. Rapat Harian tingkat Kecamatan dihadiri oleh Ketua, Sekretaris
Bendahara dan Kepala Seksi tingkat Rayon. Rapat Harian diselenggarakan
sewaktu-waktu dengan orientasi guna melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan program-program organisasi “FBN”.
5. Rapat Harian diselenggarakan sewaktu-waktu dengan orientasi guna
melakukan evaluasi terhadap kinerja para pengurus organisasi “FBN”.
6. Apabila dibutuhkan Rapat Harian dapat dihadiri perwakilan dari Dewan
Pembina, Dewan Pakar, Dewan Penasehat dan Majelis Permusyawaratan
Organisasi (MPO) untuk diminta saran dan masukan terkait program-
program organisasi maupun kinerja para pengurus.

BAB XVI
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 39

1. Keuangan dan kekayaan organisasi FBN dikelola secara penuh tanggung


jawab dengan mengedepankan prinsip transparasi, efektifitas, efisiensi
dan berkelanjutan.
2. Keuangan dan kekayaan FBN diperoleh dari :
a. Bantuan pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah Tingkat I dan Tingkat II.
b. Iuran Anggota.
c. Bantuan dari sponsor/donator, dana hibah dan bentuk
penerimaan lain yang sah dan tidak mengikat.
3. Bilamana terdapat sumber keuangan dari pemerintah yang sifatnya
berkala, maka FBN wajib menyampaikan laporannya secara berkala pula
dan terbuka untuk diperiksa oleh BPK atau lembaga lain yang ditunjuk
oleh pemerintah.
4. Seluruh kekayaan, baik yang bergerak maupun tidak bergerak yang
dimiliki FBN, dari Tingkat Pusat, Propinsi, Daerah adalah kekayaan FBN.

BAB XVII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 40

1. Anggaran Dasar Ini dapat dirubah melalui usulan musyawarah nasional


diputuskan dan ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Organisasi
melalui (MPO).
2. Ketentuan dan persyaratan perubahan Anggaran Dasar diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.

23
BAB XVIII
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 41

Pembubaran organisasi FBN hanya dapat dibubarkan melalui Keputusan


Pengadilan.

BAB XIX
PENUTUP
Pasal 42

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga yang sifatnya tidak bertentangan dengan bunyi
dan jiwa Anggaran Dasar.

Pasal 43

Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta 2015

24

Anda mungkin juga menyukai