RENCANA STRATEGIS
JANGKA MENENGAH TAHUN
2015 - 2019
PENGADILAN AGAMA KLATEN
PENGADILAN AGAMA KLATEN
JL. KH. SAMANHUDI NO. 9 TELP. 0272 321 513, KLATEN
Halaman | ii
KATA PENGANTAR
Pengadilan Agama Klaten sebagai garda depan Mahkamah Agung adalah salah satu pelaku
kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pengadilan Agama Klaten dalam melaksanakan tugasnya
terlepas dari pengaruh Pemerintah dan pengaruh-pengaruh lain. Dalam pasal 24 Undang-
Undang Dasar 1945 (perubahan ketiga), secara jelas dinyatakan bahwa: Kekuasaan
Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan (ayat 1).
Untuk memastikan operasionalisasi, maka dilaksanakan program Mahkamah Agung dan
lingkungan peradilan di bawahnya dalam satu program besar, yaitu: Reformasi Peradilan.
Menyadari bahwa reformasi harus dilaksanakan secara menyeluruh, maka dibentuklah tim
reformasi peradilan di bawah koordinasi salah seorang Pimpinan Mahkamah Agung. Tim
ini terdiri dari beberapa kelompok kerja, yaitu: kelompok kerja manajemen perkara;
kelompok kerja teknologi informasi; kelompok kerja perencanaan dan keuangan, kelompok
kerja sumber daya manusia; kelompok kerja pendidikan dan pelatihan; dan kelompok kerja
pengawasan. Dalam pelaksanaannya, tim ini dibantu oleh tim asistensi yang berasal dari
pihak eksternal Mahkamah Agung.
Untuk mendapatkan gambaran yang diinginkan di tahun-tahun yang akan datang (future
state), dilakukan pengambilan data yang disebut sebagai appreciative inquiry yang dikemas
dalam bentuk sarasehan oleh MA RI. Langkah ini menghasilkan visi, misi, nilai-nilai dasar dan
strategi MA-RI ke depan. Keberhasilan mendefinisikan visi dan misi yang baru ini, sekaligus
memenuhi salah satu aktivitas lain dalam reformasi birokrasi.
Halaman | iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
A. KONDISI UMUM ........................................................................................................... 1
B. POTENSI DAN PERMASALAHAN ................................................................................... 2
1. Peraturan Perundang-undangan ............................................................................. 2
2. Sumber Daya Manusia Perencana ........................................................................... 4
VISI, MISI dan TUJUAN ............................................................................................................. 5
A. VISI ................................................................................................................................ 5
B. MISI ............................................................................................................................... 6
C. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ............................................................................. 7
1. Tujuan ....................................................................................................................... 7
2. PROGRAM DAN INDIKATOR KINERJA .................................................................... 10
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI .......................................................................................... 12
A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL ............................................................ 12
B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN AGAMA KLATEN............................ 19
PENUTUP ................................................................................................................................ 21
LAMPIRAN MATRIK RENSTRA TAHUN 2015 - 2019 ................................................................. a
Halaman I 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. KONDISI UMUM
Pembangunan nasional yang telah dilaksanakan selama ini telah menunjukkan
kemajuan di berbagai bidang kehidupan masyarakat, yang meliputi bidang sosial budaya
dan kehidupan beragama, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, politik,
pertahanan dan keamanan, hukum dan aparatur, pembangunan wilayah dan tata ruang,
penyediaan sarana dan prasarana, serta pengelolaan sumber daya alam.
Khusus mengenai pembangunan hukum, diarahkan untuk mendukung terwujudnya
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan; mengatur permasalahan yang berkaitan
dengan ekonomi, terutama dunia usaha dan dunia industri; serta menciptakan iklim
yang kondusif bagi investasi, terutama penegakan dan perlindungan hukum
sebagaimana diatur dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
2005--2025, yang tertuang dalam UU No. 17 Tahun 2007. Lebih jauh, pembangunan
hukum juga diarahkan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya tindak pidana
korupsi serta mampu menangani dan menyelesaikan secara tuntas permasalahan yang
terkait dengan kolusi, korupsi, nepotisme (KKN). Untuk itu, pembangunan hukum
dilaksanakan melalui pembaruan materi hukum dengan tetap memperhatikan
kemajemukan tatanan hukum yang berlaku dan pengaruh globalisasi sebagai upaya
untuk meningkatkan kepastian dan perlindungan hukum, penegakan hukum dan hak-
hak asasi manusia (HAM), kesadaran hukum, serta pelayanan hukum yang berbasis
keadilan dan kebenaran, ketertiban dan kesejahteraan dalam rangka penyelenggaraan
negara yang makin tertib, teratur, lancar, serta berdaya saing global.
Pengadilan Agama Klaten sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang berada di
bawah Mahkamah Agung RI dengan sendirinya harus menjabarkan serta melaksanakan
Halaman | 2
pembangunan bidang hukum sebagaimana digariskan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019.
Salah satu upaya untuk memantapkan sistem Hukum Nasional ialah melalui
penyelenggaraan peradilan yang bersih, jujur dan bertanggung jawab. Pengadilan
Agama Klaten sebagai salah satu dari Institusi atau Badan yang melaksanakan
kekuasaan Kehakiman yaitu Kekuasaan Negara yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila demi
terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia, khususnya di wilayah hukum
Pengadilan Agama Klaten.
Berdasarkan hal tersebut di atas Pengadilan Agama Klaten bertekad untuk menjadi
peradilan yang bersih, berwibawa, terhormat dan dihormati. Sebagai wujud nyata dari
tekad tersebut Pengadilan Agama Klaten berusaha semaksimal mungkin untuk
menjadikan peradilan yang lebih dinamis dan proaktif.
B. POTENSI DAN PERMASALAHAN
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dinamika perubahan lingkungan strategis
berpengaruh terhadap program dan kegiatan yang dilaksanakan Mahkamah Agung.
Berikut ini beberapa kondisi eksternal yang berpengaruh terhadap Pengadilan Agama
Klaten:
1. Peraturan Perundang-undangan
Penyusunan Renstra Pengadilan Agama Klaten mengacu kepada Mahkamah Agung
yang tidak terlepas dari landasan /acuan hukum yang berlaku baik berupa UU, PP,
Perpres maupun Peraturan/Keputusan Menteri terkait. Karena seluruh peraturan
perundangan-undangan tersebut masih belum sepenuhnya terintegrasi secara baik
sehingga dapat menghambat pencapaian tujuan pembangunan nasional. Sistem
tersebut berdasar kepada aturan berikut:
Halaman | 3
a) Manajemen peradilan mengacu kepada UU nomor 14 tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung RI sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 3 tahun
2009 tentang perubahan kedua atas UU nomor 14 tahun 1985.
b) Manajemen keperkaraan mengacu kepada UU nomor 4 tahun 2004 tentang
Kekuasaan Kehakiman sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 48 tahun
2009.
c) Sistem perencanaan mengacu kepada UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, UU Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, PP Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, PP Nomor 40
Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional
yang merupakan turunan UU Nomor 25 Tahun 2004, PP Nomor 8/2008
tentang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah yang
merupakan turunan UU Nomor 32 Tahun 2004.
d) Sistem penganggaran mengacu kepada UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta peraturan
pelaksanaannya, antara lain: PP Nomor 20 Tahun 2004 tentang Penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah dan PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga yang merupakan turunan
dari UU Nomor 17 Tahun 2003 dan PP Nomor 59 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah turunan dari UU Nomor 33 Tahun 2004.
e) Sistem pelaksanaan mengacu kepada UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara serta berbagai peraturan pelaksanaannya, di
antaranya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP), dan Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang telah beberapa kali
mengalami perubahan dan merupakan bagian dari sistem pelaksanaan.
Halaman | 4
f) Sistem pelaporan mengacu pada UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan UU
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
serta UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Berbagai
peraturan yang bersifat pelaksanaan antara lain PP Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, PP Nomor 39 Tahun
2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan, serta Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah yang sedang disempurnakan dengan Perpres
tentang Sistem AKIP.
2. Sumber Daya Manusia Perencana
Di samping masalah peraturan perundang-undangan tersebut, juga terdapat
masalah lain, yaitu terbatasnya sumber daya manusia untuk pelaksanaan teknis
peradilan baik administrasi maupun pada fungsional peradilan. Dari sisi kuantitas,
sumber daya manusia yang tersedia sudah cukup memadai untuk melakukan
pelaksanaan tugas-tugas perencanaan secara prosedural, namun untuk membuat
hasil yang lebih berkualitas, perlu kualitas yang memadai.
Halaman | 5
BAB II
VISI, MISI dan TUJUAN
A. VISI
Pengadilan Agama Klaten sebagai badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah
Agung RI memiliki visi sebagai berikut:
TERWUJUDNYA PENGADILAN AGAMA KLATEN YANG AGUNG
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut maka dituangkan usaha-usaha perbaikan
sebagai berikut:
1. Melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman secara independen, efektif, dan
berkeadilan.
2. Didukung pengelolaan anggaran berbasis kinerja secara mandiri yang
dialokasikan secara proporsional dalam APBN.
3. Memiliki struktur organisasi yang tepat dan manajemen organisasi yang jelas dan
terukur.
4. Menyelenggarakan manajemen dan administrasi proses perkara yang sederhana,
cepat, tepat waktu, biaya ringan dan proporsional.
5. Mengelola sarana prasarana dalam rangka mendukung lingkungan kerja yang
aman, nyaman, dan kondusif bagi penyelenggaraan peradilan.
6. Mengelola dan membina sumber daya manusia yang kompeten dengan kriteria
obyektif, sehingga tercipta personil peradilan yang berintegritas dan profesional.
7. Didukung pengawasan secara efektif terhadap perilaku, administrasi, dan
jalannya peradilan.
8. Berorientasi pada pelayanan publik yang prima.
Halaman | 6
9. Memiliki manajemen informasi yang menjamin akuntabilitas, kredibilitas, dan
transparansi.
10. Modern dengan berbasis TI terpadu.
Visi ini diyakini akan dapat memotivasi aparatur Pengadilan Agama Klaten dalam setiap
tindakannya, untuk jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan ( 2015-2019 ).
Sebagai bagian dari badan peradilan di bawah Mahkamah Agung RI, Pengadilan Agama
Klaten berkewajiban untuk mewujudkan pencapaian visi tersebut, sehingga dalam
implementasinya Pengadilan Agama Klaten tinggal mengadopsi visi dimaksud ke dalam
Rencana Strategisnya.
B. MISI
Misi merupakan apa yang harus dilaksanakan agar visi yang telah ditetapkan dapat
tercapai dengan baik. Misi menggambarkan hal-hal yang harus terlaksana, sehingga hal-
hal yang masih abstrak terlihat pada visi akan lebih konkret terlihat pada misi. Dapat
dikatakan bahwa misi adalah mengurai dan memperjelas visi. Dalam proses
perumusannya, misi harus memperhatikan tuntutan lingkungan sehingga dapat
berorientasi kepada kebutuhan pengguna jasa organisasi atau satuan kerja.
Visi yang telah dirumuskan oleh Pengadilan Agama Klaten sebagaimana tertulis pada
Bab sebelumnya, maka oleh karena itu Pengadilan Agama Klaten berkewajiban untuk
mewujudkan pencapaiannya, demikian pula halnya dengan misi, sehingga Pengadilan
Agama Klaten hanya tinggal menjalankan misi. Dengan demikian dalam Rencana
Strategis Pengadilan Agama Klaten tidak keluar dari pernyataan misi tersebut di atas.
Misi Pengadilan Agama Klaten ditetapkan dalam 4 (empat) rumusan sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan pelayanan yudisial dengan seksama dan sewajarnya serta
mengayomi masyarakat;
Halaman | 7
2. Menyelenggarakan pelayanan non yudisial dengan bersih dan bebas dari
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme;
3. Mengembangkan penerapan manajemen modern dalam pengurusan
kepegawaian, sarana dan prasarana rumah tangga Kantor dan pengelolaan
keuangan;
4. Meningkatkan pembinaan sumber daya manusia dan pengawasan
terhadap jalannya peradilan.
C. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari visi dan misi tersebut, maka selanjutnya
dirumuskan tujuan yang merupakan suatu kondisi yang ingin dicapai dalam jangka
waktu lima tahun. Perumusan tujuan ini diikuti dengan penetapan strategi sebagai cara
untuk mencapai tujuan. Strategi yang ditetapkan meliputi program-program yang
dijabarkan ke dalam kegiatan-kegiatan, antara tujuan dengan program dan kegiatannya
harus memiliki kerangka dan keterkaitan yang logis sehingga keberhasilan pelaksanaan
kegiatan akan menentukan keberhasilan pencapaian tujuan.
1. Tujuan
Dalam rangka mencapai visi dan misi Pengadilan Agama Klaten seperti yang
dikemukakan terdahulu, maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan ke dalam
bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis
(strategic goals) organisasi.
Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi
yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (Satu) sampai 5 (lima)
tahun. Pengadilan Agama Klaten dapat secara tepat mengetahui apa yang harus
dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi misinya untuk kurun waktu satu
sampai lima tahun ke depan dengan diformulasikannya tujuan strategis ini dalam
mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu,
Halaman | 8
perumusan tujuan strategis ini juga akan memungkinkan Pengadilan Agama Klaten
untuk mengukur sejauh mana visi dan misi organisasi. Untuk itu, agar dapat diukur
keberhasilan organisasi di dalam mencapai tujuan strategisnya, setiap tujuan
strategis yang ditetapkan memiliki indikator kinerja (performance indicator) yang
terukur. Rumusan tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Terselenggaranyaperadilanyangsederhana,cepatdanbiayaringan
Penjabaran dari tujuan ini secara lebih spesifik adalah sebagai berikut:
Sasaran 1 Indikator Kinerja
Terselenggaranya
peradilanyang
sederhana,cepatdan
biayaringan
1) Terdaftarnya perkara tingkat pertama secara cepat
dan tertib
2) Terwujudnya transparansi peradilan.
3) Terwujudnya persidangan perkara secara sederhana
4) Terbitnya putusan perkara tingkat I secara cepat,
tepat dan memenuhi rasa keadilan serta dapat
dilaksanakan (eksekutable)
b. Meningkatnya pelayanan pemberian keterangan, pertimbangan dan nasihat
tentang hukum Islam kepada instansi pemerintah, Hisab Rukyat, Pembinaan
hukumagama
Penjabaran dari tujuan ini secara lebih spesifik adalah sebagai berikut:
Sasaran 2 Indikator Kinerja
Meningkatnya
pelayanan pemberian
keterangan,
pertimbangan dan
nasihat tentang
hukum Islam kepada
instansi pemerintah,
Hisab Rukyah,
Pembinaan hukum
1) Melakukan koordinasi dengan instansi tingkat
propinsi dalam perkembangan hukum agama
2) Terwujudnya jadwal waktu sholat, perhitungan awal
bulan qomariyah, pengukuran arah qiblat dengan
tepat dan benar serta meningkatnya keberhasilan
observasi bulan (rukyatul hilal)
3) Dilayaninya mahasiswa yang hendak melakukan
Halaman | 9
agama penelitian.
4) Diterimanya pengaduan dari masyarakat pencari
keadilan secara tertib
c. Mengembangkan manajemen modern dalam pengurusan kepegawaian, sarana
danprasaranarumahtanggakantordanpengelolaankeuangan
Penjabaran dari tujuan ini secara lebih spesifik adalah sebagai berikut:
Sasaran 3 Indikator Kinerja
Terwujudnya
manajemen
kepegawaian yang
cepat, akurat dan
bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme
Meningkatnya jumlah dan kualitas pegawai,
kesejahteraan pegawai dan penyelesaian administrasi
kepegawaian
Meningkatnya Sumber
Daya Manusia
aparatur peradilan
1) Meningkatnya kualitas Hakim dalam penguasaan
substansi hukum formil dan materiil
2) Meningkatnya kualitas Panitera Pengganti dan Juru
Sita Pengganti sebagai unit pendukung Hakim
3) Meningkatnya kualitas pegawai di bidang teknologi
informasi
4) Meningkatnya kualitas pegawai di bidang tertib
pengelolaan keuangan.
5) Meningkatnya kualitas pegawai di bidang tertib
administrasi simak BMN
Meningkatnya
pengelolaan sarana
prasarana,rumah
tangga kantor yang
tepat dan memadai
Meningkatnya tertib administrasi persuratan,
pendayagunaan barang, perpustakaan, inventaris kantor
dan rumah tangga kantor
Meningkatnya
pengelolaan keuangan
yang efektif, efisien
Meningkatnya plafon anggaran DIPA serta realisasi
anggaran DIPA beserta administrasi keuangannya
Halaman | 10
dan akuntabel
d. Meningkatkan pembinaan sumber daya manusia dan pengawasan terhadap
jalannyaperadilan
Penjabaran dari tujuan ini secara lebih spesifik adalah sebagai berikut:
Sasaran 4 Indikator Kinerja
Meningkatnya
kualitas sumber daya
manusia dan
pengawasan terhadap
jalannya peradilan
agar diselenggarakan
dengan seksama dan
sewajarnya
Tersedianya tenaga fungsional yang kompeten dan
profesional pada semua level jabatan dan terlaksananya
pengawasan terhadap jalannya penyelenggaraan
peradilan