PRODUKSI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA MEDIA SUBSTRAT UBI
KAYU DENGAN KONSENTRAS MOLASES YANG BERBEDA-BEDA Proposal Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Prinsip Bioteknologi Dosen: Dr. Irawan Sugoro, Saiful Bahri, S.Si dan Ahmad Danial, S.Si
Disusun Oleh: KELOMPOK 2
Nur Hafizoh (1111095000001) Aldha Rizki Utami (1111095000002) Rima Suciyani (1111095000004) Iqbal Almukhlisin (1111095000032) M. Pandu Abrari (1111095000040)
PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Era teknologi yang semakin maju menuntut manusia untuk selalu mengoptimalkan segala daya dan upaya untuk menciptakan dan meneliti hal-hal baru yang belum diketahui sebelumnya. Peternakan merupakan salah satu sektor usaha yang melibatkan berbagai unsur makhluk hidup yang terintegrasi untuk dapat diambil manfaatnya oleh manusia. Salah satunya yaitu hewan ternak yang seharusnya selalu di jaga kualitas hasil produksinya. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil prosuksi peternakan, misalnya dengan menjaga dan memperhatikan pakan yang diberikan kepada hewan ternak. Pakan yang diberikan kepada hewan ternak harus mengandung kadar nutrisi yang sesuai dengan nutrisi yang diperlukan untuk hewan ternak tersebut dalam produksinya. Para peternak biasanya menambahan imbuhan pakan yang dikombinasikan kedalam pakan ternak untuk meningkatkan kualitas produksinya. Imbuhan pakan sudah umum digunakan pada industri peternakan modern. Peternakan ayam broiler merupakan salah satu sektor usaha ternak yang saat ini masih sangat bergantung pada imbuhan pakan. Salah satu imbuhan pakan yang lazim ditambahkan dalam ransum atau pakan adalah probiotik. Pemberian probiotik yang ditambahkan kedalam pakan ini dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan atau meningkatkan produktivitas dan kesehatan ayam sehingga meningkatkan efisiensi produksi. Pemberian probiotik kepada ternak secara teratur akan memberikan keuntungan seperti dapat menurunkan populasi mikroba patogen, meningkatkan kesehatan dan daya imunitas ternak, meningkatkan aktivitas enzim pencernaan, menurunkan aktivitas enzim bakterial dan produksi ammonia, meningkatkan asupan dan pencernaan makanan serta menetralisir enterotoksin dan menstimulir sistem kekebalan. Keuntungan ini dikarenakan terjadinya kesetimbangan populasi mikroflora rumen yang sangat penting untuk pemecahan dan pencernaan bahan pakan menjadi nutrisi yang berguna bagi ternak. (JIN et al., 1998) Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh HADDADIN et al. (1996), dilaporkan bahwa penambahan probiotik dari bakteri asam laktat pada pakan ayam diketahui dapat meningkatkan produksi daging, produksi telur, memperbaiki konversi pakan (Feed Conversion Ratio) dan mengurangi konsentrasi kolesterol kuning telur, sedang lipida dan trigliserida dalam kuning telur dan serum darah tidak mengalami penurunan. Suplemen probiotik dapat berupa bakteri dan jamur. Bakteri, khususnya bakteri asam laktat sering digunakan karena mudah untuk diproduksi. Isolasi dalam rangka mencari isolat bakteri asam laktat yang terbaik sebagai sumber probiotik telah dilakukan dari sumber usus ayam kampung dan ayam broiler. Perbanyakan bakteri asam laktat secara in vitro membutuhkan medium yang cocok dan kondisi optimum untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu penelitian untuk perbanyakan bakteri asam laktat, terutama untuk produksi probiotik menjadi penting untuk dilakukan. Penggunaan medium diusahakan semurah mungkin tanpa mengurangi kemampuan bakteri asam laktat sebagai probiotik ternak ayam. Bahan medium untuk pertumbuhan bakteri yang banyak digunakan adalah bahan berkarbohidrat tinggi atau bahan yang mengandung kadar gula tinggi seperti molases. Ditinjau dari segi biaya yang diperlukan, medium kaya nutrisi tidak murah. Oleh karena itu perlu dicari bahan-bahan pengganti agar dapat menekan harga medium untuk poduksi bakteri asam laktat. Pengaruh media kultur dengan sumber karbohidrat atau sumber kadar gula yang berbeda terhadap pertumbuhan bakteri asam laktat belum diketahui. Penelitian-penelitian sebelumnya sebagian besar lebih memilih media kultur yang berasal dari molases dan ubi jalar, yang sudah jelas memiliki kandungan gula yang sangat tinggi. Masih sedikit penelitian yang membandingkan tingkat konsentrasi gula yang berbeda dari media dengan sumber substrat yang sama. Singkong atau ubi kayu merupakan salah satu bahan yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk pembuatan media kultur. Singkong mengandung karbohidrat dan tinggi kalori, dari 100 gram singkong dapat menghasilkan karbohidrat sebanyak 34 gram, sementara bahan yang mengandung karbohidrat lain misalnya kentang hanya mengandung karbohidrat sebanyak 19,1 gram/100 gram kentang. Jika dibandingkan dengan jagung, molases, ubi jalar dan buah- buahan, singkong diketahui memiliki kandungan karbohidrat lebih rendah (Winarno, 1993). Tetapi jika dilihat secara ekonomis, singkong merupakan bahan yang memiliki harga paling murah, tetapi singkong memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Semakin tinggi sumber karbon sederhana (glukosa) yang diberikan dalam medium diharapkan dapat meningkatkan produksi bakteri asam laktat. Penambahan sumber karbon dapat dilakukan dengan penambahan molases pada medium. Dengan mengkombinasikan ekstrak singkong dengan molases. Pengaruh penambahan molases dalam medium singkong atau ubi kayu terhadap pertumbuhan bakteri asam laktat belum diketahui. Oleh karena itu, pada penelitian ini molases divariasikan dalam kadar tertentu (0.1%, 0.2% , 0.4%, 0.8%, 0.16% dan 0,32%) untuk mengetahui kadar yang optimum untuk produksi bakteri asam laktat. 2.1. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Memproduksi bakteri asam laktat hasil isolasi dari usus ayam kampung dan ayam broiler. 2. Mengetahui media substrat (ubi kayu) yang dikombinasi dengan variasi konsentrasi molases berbeda yang paling optimum untuk pertumbuhan bakteri asam laktat.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 10 hari dimulai pada hari Rabu tanggal 09 Oktober 2013 sampai dengan Hari Jumat tanggal 18 Oktober 2013 yang bertempat di Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Fisiologi Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah erlenmeyer, jarum/ batang ose, pH meter/kertas pH indikator, centrifuge, gelas ukur, mikro pipet, autoklaf, inkubator, botol semprot, timbangan, hotplate, Laminar air flow, mikroskop, gelas objek, mikrotube, gelas beaker, lampu bunsen dan kamera. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah isolat bakteri asam laktat unggul, kultur inokulum (Nutrient Broth) atau MRSB (deMann Ragosa Sharp Broth), MRSA (deMann Ragosa Sharp Agar), molasses konsentrasi 0.1%, 0.2%, 0.4%, 0.8%, 0.16%, dan 0.32%, dan ekstrak singkong atau ubi kayu (Manihot esculenta). 3.3. Rancangan Penelitian
Diremajakan selama 24 jam Pengukuran pH, Pembuatan Kurva Tumbuh dan Foto Mikroba tiap interval 30 menit Perhitungan Jumlah Bakteri dalam Makanan/gram Penambahan Bakteri Asam Laktat Pada Pakan ternak Penyeleksian/pemilihan isolat terbaik/paling unggul dari ketujuh media Uji Lanjutan Penyeleksian /pemilihanIsolat Bakteri Asam Laktat Produksi/perbanyakan Bakteri Asam Laktat dengan kultur inokulum MRSA miring BAL diinokulasi di dalam 50 ml ekstrak singkong + MRSB 0.1%
Kultur inokulum disentrifugasi dan diuji kembali ke dalam tiap-tiap media molasses dan ekstrak singkong Dibuat ekstrak singkong dan diukur pH awalnya
Setelah dilakukan penyeleksian bakteri asam laktat yang paling unggul dengan menggunakan uji katalase dan uji poteolitik. Isolat bakteri asam laktat tersebut selanjutnya diremajakan selama 24 jam di dalam media MRSA baru (deMann Rogosa Sharp Agar). Kemudian pembuatan starter mikroba dilakukan dengan cara menyimpan isolat bakteri asam laktat sebanyak 3 ose yang disimpan dalam media singkong + MRSB 0.1% sebanyak 50 ml. Pembuatan media ekstrak singkong dilakukan dengan cara merebus 2 kg singkong kedalam 2,5 L aquades. Lalu sebanyak 700 ml air rebusan singkong dimasukan kedalam erlenmeyer baru masing-masing sebanyak 50 ml.setelah itu media di sterilisasi didalam autoklaf. Biakan murni ditumbuhkan dengan mengambil tiga ose (dari agar miring) hasil isolasi bakteri asam laktat, kemudian dimasukkan dalam media broth pada erlenmeyer yang dilakukan secara aseptik, lalu dihomogenisasi dengan menggunakan shaker, dan diinkubasi selama 24 jam. Media yang digunakan pada setiap kelompok berbeda-beda. Kelompok satu, hasil isolasi bakteri asam laktat diinokulasi pada media kontrol sebanyak 50 ml (ekstrak singkong; tanpa molasses). Kelompok dua, hasil isolasi bakteri asam laktat diinokulasi pada media dengan komposisi 0.1% molasses + ekstrak singkong sebanyak 50 ml. Kelompok tiga, hasil isolasi bakteri asam laktat diinokulasi pada media dengan komposisi 0.2% molasses + ekstrak singkong sebanyak 50 ml. Kelompok empat, hasil isolasi bakteri asam laktat diinokulasi pada media dengan komposisi 0.4% molasses + ekstrak singkong sebanyak 50 ml. Kelompok lima, hasil isolasi bakteri asam laktat diinokulasi pada media dengan komposisi 0.8% molasses + ekstrak singkong sebanyak 50 ml. Kelompok enam, hasil isolasi bakteri asam laktat diinokulasi pada media dengan komposisi 0.16% molasses + ekstrak singkong sebanyak 50 ml, dan kelompok tujuh, hasil isolasi bakteri asam laktat diinokulasi pada media dengan komposisi 0.32% molasses + ekstrak singkong sebanyak 50 ml. Selanjutnya kultur inokulum disentrifugasi dan diukur pH dari semua media dan dihitung jumlah bakteri yang tumbuh pada tiap-tiap media. Kemudian ketujuh media perbanyakan yang telah diinokulasi dengan starter mikroba dishaker selama 3 jam. Lalu setiap interval 30 menit dilakukan pengukuran pertumbuhan bakteri dengan cara mengukur pH, membuat kurva tumbuh, dan foto mikroba dengan melihat morfologi mikroba di dalam mikroskop. Setelah data dari ketujuh media diketahui, maka media dengan nilai pH yang paling optimum terhadap pertumbuhan bakteri asam laktat, pertumbuhan yang paling cepat, dan foto mikroba yang dihasilkan akan didapatkan media yang terbaik bagi pertumbuhan bakteri asam laktat. Selanjutnya media unggulan dicampurkan dengan pakan ayam dengan cara disemprotkan pada pakan yang akan diberikan kepada ayam. Lalu jumlah mikroba yang terdapat pada daging ayam dihitung dengan satuan gram. Setelah itu dilakukan pengujian lanjutan untuk mengetahui apakah ada bakteri lain selain bakteri asam laktat yang terkontaminasi kedalam probiotik yang dicampurkan kedalam pakan ayam.
DAFTAR PUSTAKA
HADDADIN, M.S.Y., S.M. ABDULRAHIM, E.A. R. HASHLAMOUN and R.K. ROBINSON. 1996. The effect of Lactobacillus acidophilus on the production and chemical composition on hens eggs. Poult. Sci. 75: 491 494.
JIN, L.Z., Y.W. HO, N. ABDULLAH and S. JALALUDIN. 1998. Probiotic in poultry : modes of action. J. 53: 351 368.
Winarno, FG. 1993. Pangan Gizi, Teknologi, dan Konsumen, PT Gramedia Pustaka, Jakarta, Direktorat Gizi Depkes RI. 1996. Daftar Komposisi Bahan Makanan, Bhratara, Jakata