Anda di halaman 1dari 7

Produksi Bakteri Asam Laktat pada Media Substrat Ubi Kayu dengan Penambahan

Konsentrasi Molases yang berbeda



Nur Hafizoh, Aldha Rizki Utami, Rima Suciyani, Iqbal AlMukhlisin, M.Pandu Abrari
Dosen: Dr. Irawan Sugoro, Ahmad Danial, M.Si, Saiful Bahri, S,Si
Asisten: Arina Findo Sari
Prodi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


Abstrak

Mikroorganisme yang digunakan sebagai probiotik harus dinyatakan biosafety (layak biologis), dapat
diproduksi dengan mudah dan murah, dan cocok dengan lingkungan pencernaan unggas. Probiotik dengan
dosis 10
6
-10
7
CFU/ml perlu ditambahkan dalam pakan unggas untuk mencapai keseimbangan antara
mikroorganisme probiotik dan mikroflora yang tinggal dalam usus. Produksi kultur bakteri baik dilakukan
dalam substrat yang mengandung kadar gula tinggi, seperti ubi kayu dan molases. Tujuan dari percobaan ini
adalah untuk mengetahui media substrat (ubi kayu) yang dikombinasi dengan variasi konsentrasi molases
berbeda untuk pertumbuhan bakteri asam laktat. Hasil perhitungan jumlah bakteri dengan menggunakan
spektrofotometer menunjukan bahwa jumlah bakteri terbanyak ada pada konsentrasi molases 0,1% dan 0,32%,
jumlah bakteri pada konsentrasi molases 0,1% yaitu sebanyak 0,664, dan pada konsentrasi molases 0,32%
jumlah bakteri sebanyak 0,629. Perhitungan dengan metode total plate count diketahui bahwa jumlah bakteri
pada konsentrasi molases 0,1% yaitu sebanyak 112,5 x 10
8
CFU/ml, dan pada konsentrasi molases 0,32%
jumlah bakteri yang tumbuh sebanyak 186 x 10
6
CFU/ml. Produksi jumlah bakteri asam laktat menunjukkan
adanya perbedaan antara medium kontrol dengan medium (ekstrak singkong+MRSB 0,1% ) yang ditambahkan
molases, medium ekstrak singkong + MRSB 0,1% dengan penambahan molases 0,1 % dan 0,32 % yang
memiliki jumlah bakteri paling tinggi.

Kata Kunci : Probiotik, Bakteri Asam Laktat, Molases, Ekstrak Singkong


Abstract

The microorganism used as probiotics must be biosafety, could be cheaply and easily produced, and
suitable with the environment of the digestive track. Probiotics with a dose of 10
6
-10
7
CFU/ml needs to be
added in chicken feed to achieve balance between microorganism and probiotics microflora who live in the
intestine. Production of bacterial culture done in substrates that contain high sugar levels. The purpose of this
experiment was to determine the substrate media (cassava) in combination with a variety of different
concentrations of molasses most optimum for the growth of lactic acid bacteria. The result calculation of the
number of bacteria by using spektrofotometer showed that the amount of bacteria present on the largest
concentration of molasess 0,1% and 0,32%, the number of bacteria on the concentration of molasess 0,1 % is
0,644 and on the concentration molasess 0,32% is 0,629. Result calculation by the Total Plate Count methods
showed that the amount of bacteria on the concentration of molasess 0,1 % is 112,5 x 10
8
CFU/ml and on the
concentration molasess 0,32% is 186 x 10
6
CFU/ml .Production of lactic acid bacteria count shows the
difference between the control medium with medium (cassava extract MRSB+0.1%) were added molasses,
cassava extract medium MRSB+0.1% with the addition of molasses 0.1% and 0.32% which has highest number
of bacteria.

Key Word: Probiotic, Lactid Acid Bacteria, Molasses, Cassava extract


PENDAHULUAN

Pemberian probiotik kepada ternak secara
teratur akan memberikan keuntungan seperti dapat
menurunkan populasi mikroba patogen,
meningkatkan kesehatan dan daya imunitas ternak,
meningkatkan aktivitas enzim pencernaan,
menurunkan aktivitas enzim bakterial dan produksi
ammonia, meningkatkan asupan dan pencernaan
makanan serta menetralisir enterotoksin dan
menstimulir sistem kekebalan. Keuntungan ini
dikarenakan terjadinya kesetimbangan populasi
mikroflora yang sangat penting untuk pemecahan
dan pencernaan bahan pakan menjadi nutrisi yang
berguna bagi ternak. (JIN et al., 1998)
Suplemen probiotik dapat berupa bakteri
dan jamur. Bakteri, khususnya bakteri asam laktat
sering digunakan karena mudah untuk diproduksi.
Isolasi dalam rangka mencari isolat bakteri asam
laktat yang terbaik sebagai sumber probiotik telah
dilakukan dari sumber usus ayam kampung dan
ayam broiler. Bahan medium untuk pertumbuhan
bakteri yang banyak digunakan adalah bahan
berkarbohidrat tinggi atau bahan yang mengandung
kadar gula tinggi seperti molases. Ditinjau dari segi
biaya yang diperlukan, medium kaya nutrisi tidak
murah. Oleh karena itu perlu dicari bahan-bahan
pengganti agar dapat menekan harga medium untuk
poduksi bakteri asam laktat.
Singkong atau ubi kayu merupakan salah
satu bahan yang dapat dijadikan sebagai sumber
untuk pembuatan media kultur. Singkong
mengandung karbohidrat dan tinggi kalori, dari 100
gram singkong dapat menghasilkan karbohidrat
sebanyak 34 gram. Jika dibandingkan dengan
jagung, molases, ubi jalar dan buah-buahan,
singkong diketahui memiliki kandungan
karbohidrat lebih rendah (Winarno, 1993). Tetapi
jika dilihat secara ekonomis, singkong merupakan
bahan yang memiliki harga paling murah, tetapi
singkong memiliki kandungan karbohidrat yang
cukup tinggi.
Semakin tinggi sumber karbon sederhana
(glukosa) yang diberikan dalam medium diharapkan
dapat meningkatkan produksi bakteri asam laktat.
Oleh karenanya penambahan sumber karbon dapat
dilakukan dengan penambahan molases pada
medium dengan mengkombinasikan ekstrak
singkong dengan molases. Penelitian ini bertujuan
untuk memproduksi bakteri asam laktat hasil isolasi
dari usus ayam kampung dan ayam broiler dan
mengetahui media substrat (ubi kayu) yang
dikombinasi dengan variasi konsentrasi molases
berbeda yang paling optimum untuk pertumbuhan
bakteri asam laktat.

MATERI DAN METODE

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pH meter , shaker
inkubator, laminar ai flow, autoklaf, inkubator,
mikroskop, spektrofotometer dan alat-alat
mikrobiologi umum. Bahan yang digunakan adalah
singkong 2 kg, isolat bakteri asam laktat unggul
hasil isolasi dari usus ayam, MRSA, MRSB,
Molases 0,1 %, 0,2%, 0,4%, 0,8%, 0,16% dan
0,32%, dan alkohol 70%.

Prosedur Kerja

Peremajaan Bakteri
Memilih isolat bakteri asam laktat yang unggul
hasil isolasi dari usus ayam, kemudian diinokulasi
pada media MRSA agar miring pada tabung reaksi
yang baru, setelah itu di inkubasi pada inkubator
dengan suhu 37
0
C selama 24 jam.

Pembuatan Media Ekstrak Singkong
Disediakan singkong sebanyak 2 kg, kemudian
di kupas kulitnya dan di cuci hingga bersih, setalah
itu direbus dengan ditambahkan aquades sebanyak
3 L, direbus hingga aquades tersisa kira-kira 2 L,
kemudian air ekstrak rebusan singkong di saring
dan dimasukan ke dalam gelas ukur.

Pembuatan Media MRSB
MRSB ditimbang pada timbangan presisi
sebanyak 0,8 g, setelah itu dimasukan kedalam
erlenmeyer dan dilarutkan dalam aquades 15 ml
untuk membuat konsentrasi molases 0,1 %,
kemudian dipanaskan di atas hotplate dan
dihomogenkan dengan bantuan magnetic stirrer.

Pembuatan Media Kombinasi antara Ekstrak
Singkong, MRSB 0,1% dan Molases
Ekstrak singkong dimasukan ke dalam
erlenmeyer (kontrol, 6 perlakuan dengan satu kali
pengulangan, total 13 erlenmeyer) dan 3 erlenmeyer
untuk kultur inokulum, dimasukan kedalam
erlenmeyer masing-masing sebanyak 50 ml,
kemudian dtambahkan MRSB 0,1% kedalam tiap
tabung masing-masing sebanyak 0,05 ml, setelah itu
erlenmeyer di tutup dan disterilisasi dengan
autoklaf. Setelah media steril, media yang akan
digunakan untuk perlakuan, kemudian ditambahkan
dengan molases kedalam setiap erlenmeyer kecuali
kontrol, untuk konsentrasi molases 0,1 %
ditambahkan molases sebanyak 170 L, untuk
konsentrasi molases 0,2 % ditambahkan molases
sebanyak 330 L, untuk konsentrasi molases 0,4 %
ditambahkan molases sebanyak 670 L, untuk
konsentrasi molases 0,8 % ditambahkan molases
sebanyak 133 L, untuk konsentrasi molases 0,16
% ditambahkan molases sebanyak 270 L dan
untuk konsentrasi molases 0,32 % ditambahkan
molases sebanyak 530 L.

Produksi Bakteri Asam Laktat
Isolat bakteri asam laktat yang telah
diremajakan selama 24 jam dimasukan kedalam
kultur inokulum pada 3 erlenmeyer yang berisi 50
ml ekstrak singkong dan MRSB 0,1% masing-
masing dimasukan sebanyak 3 ose isolat bakteri.
Kemudian erlenmeyer ditutup dan diinkubasi pada
suhu ruang dengan shaker mekanik selama 24 jam,
setelah 24 jam 3 erlenmeyer kultur inokulum
disatukan kedalam erlenmeyer 200 ml, setelah itu
disiapkan 13 erlenmeyer yang telah dicampurkan
dengan molases dengan berbagai konsentrasi
kecuali pada kontrol, dimasukan kultur inokulum
sebanyak 10 ml kedalam setiap erlenmeyer.
Kemudian diukur pH awal dengan pH meter,
setelah itu di inkubasi kembali pada suhu ruang
dengan shaker mekanik selama 24-48 jam.

Analisis Parameter

pH
Dimasukan sampel dari masing-masing
perlakuan kedalam yellow tube sebanyak 5 ml,
setelah itu dilakukan pengukuran pH akhir dengan
menggunakan pH meter.

Foto Mikroba
Dimasukan sampel dari masing-masing
perlakuan kedalam yellow tube sebanyak 5ml,
kemudian diteteskan dengan menggunakan pipet
tetes dari masing-masing perlakuan kedalam kaca
objek dan ditutup dengan kaca penutup, setelah itu
diamati dibawah mikroskop dan difoto hasilnya.

TPC (Total Plate Count)
Dilakukan pengenceran 10
0
-10
-7
untuk
menghitung jumlah mikroba (CFU/ml), setelah itu
di spread pada media MRSA, kemudian diinkubasi
dalam inkubator selama 24 jam, dan diamati jumlah
mikroba yang tumbuh kemudian dilakukan
perhitungan jumlah mikroba dalam CFU/ml.

Jumlah Sel (Spektrofotometer)
Dimasukan sampel dari masing-masing
perlakuan kedalam yellow tube sebanyak 5ml,
kemudian dimasukan sebanyak kurang lebih 2 ml
kedalam cuvet untuk dihitung jumlah selnya pada
spektrofotometer.

HASIL

Tabel 1. Hasil Pengamatan pH, foto mikroba
dan jumlah mikroba dengan spektrofotometer
Tabel 2. Hasil Pengamatan dan Hasil
Perhitungan Jumlah Koloni/ Sel Bakteri dengan
metode TPC (Total Plate Count) (CFU/ml)

Persentase Molases CFU/ml
0.1 % 112.5 x 10
8

0.32 % 186 x 10
6











Gambar 1. Foto Mikroba Bakteri Asam Laktat Sp1

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk memproduksi
BAL dan untuk mengetahui media mana yang
paling optimum untuk pertumbuhan BAL.
Pembuatan media menggunakan ekstrak singkong
dan molases. Pemberian molases disini diberikan
dengan konsentrasi berbeda-beda yaitu 0,1%, 0,2%,
0,4%, 0,8%, 0,16% dan 0,32%. Pemilihan singkong
didasarkan pada singkong mengandung karbohidrat
dan tinggi kalori, 100 gram singkong dapat
menghasilkan karbohidrat sebanyak 34 gram, lebih
banyak dari kentang (19,1 gram/ 100 gram
kentang). Singkong juga lebih ekonomis dari
sumber karbohidrat lain (Winarno, 1993).

pH Media dan Foto Mikroba
Berdasarkan hasil pengamatan (Tabel 1.)
terlihat adanya perubahan pH. pH awal berkisar
antara 5,41 5,85 dan pH akhir berkisar antara
6,887,65. Menurut Fardiaz (1988) bakteri asam
laktat tidak hanya menurunkan pH media, tetapi
juga menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk.
Hasil praktikum ini berdasarkan Tabel 1,
pH awal dan pH akhir mengalami kenaikan,
seharusnya BAL menurunkan pH medium.
Menurut Buckle et al,. (1978) khamir dan bakteri
asam laktat tumbuh dengan baik pada kisaran pH
3,0 6,0 dan sering disebut sebagai asidofil. Asam
laktat yang dihasilkan ini akan menurunkan pH dan
menimbulkan asam pada media. Naiknya pH media
dapat disebabkan oleh aktivitas bakteri asam laktat
itu sendiri dan disebabkan karena zat nutrisi yang
terkandung dalam medium sudah berkurang atau
sudah habis, kemungkinan bakteri tersebut sudah
mengalami fase kematian dan banyaknya bakteri
yang mati menyebabkan pH medium menjadibasa/
netral. Kenaikan pH menjadi netral/ basa
diakibatkan bakteri asam laktat mengalami fase
stasioner atau kematian (Gobel, 2008).
Penurunan pH karena terbentuknya asam
dengan dihasilkannya CO
2
yang terbentuk dari
penambahan glukosa yang tersedia melalui proses
respirasi. Terlarutnya CO
2
dalam air akan
menghasilkan ion bikarbonat dan ion hidrogen.
Tambahan ion hidrogen dihasilkan dan konsentrasi
H
+
menjadi lebih besar dari pada konsentrasi OH
-
.
Larutan menjadi asam karbonat yang dibentuk oleh
reaksi karbondioksida dengan air. Salah satu
penyebab pH medium tidak menjadi asam
kemungkinan dikarenakan respirasi BAL tidak
optimum sehingga CO
2
yang dihasilkan sedikit
yang menyebabkan ion hidogen yang dihasilkan
dan konsentrasi H
+
menjadi lebih sedikit daripada
konsentrasi OH
-
yang menyebabkan pH medium
menjadi naik atau lebih basa. (Hibbard, 2002).
Peningkatan nilai pH menjadi basa ini
kemungkinan disebabkan juga karena seiring
dengan bertambahnya waktu pada saat
pengkulturan. BAL akan terus tumbuh dan
berkembang biak sehingga enzim laktat
dehidrogenase yang dihasilkan oleh bakteri tersebut
semakin bertambah dan semakin banyak pula asam
laktat yang dihasilkan, ketika sumber karbon dalam
medium sudah habis dan bakteri asam laktat sudah
tidak tumbuh dan tidak berkembang biak lagi, maka
enzim enzim yang dihasilkan akan menurun
sehingga tidak dapat memproduksi asam laktat lagi
yang menyebabkan pH medium menjadi meningkat
(basa), (Milcent, 2001).
Pengamatan selanjutnya adalah foto
mikroba, berdasarkan Tabel 1 hanya 4 perlakuan
yang tidak terkontaminasi yaitu kontrol, perlakuan
0,1% molases, perlakuan 0,16% molases dan
perlakuan 0,32% molases. Berdasarkan foto
mikroba (Gambar 1), BAL terlihat berbentuk
coccus dan bacill. Hal ini sesuai dengan Casida
(1968) bahwa BAL berbentuk batang dan coccus.
Pengamatan foto mikroba tidak dilakukan
pewarnaan, sehingga BAL yang terlihat berwarna
bening. Penyebab adanya kontaminasi pada 3
erlenmeyer kultur BAL yang diambil foto
mikrobanya adalah kurangnya proses sterilisasi
dalam pembuatan kultur inokulum BAL.

Jumlah Mikroba
Pengamatan perhitungan jumlah sel mikroba
menggunakan spektrofotometer dapat dilihat
hasilnya pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1. Jumlah
sel BAL terbanyak berada di erlenmeyer perlakuan
0,1% molases. BAL memanfaatkan glukosa
(molases) dalam media pertumbuhannya.
Pemanfaatan gula (molases) yang ada dalam
substrat untuk pertumbuhan BAL akan terlihat
dengan meningkatnya populasi BAL (Penn, 1991).
Setelah dilakukan penambahan glukosa secara
statistik berpengaruh nyata terhadap total BAL, hal
ini disebabkan glukosa digunakan sebagai prekursor
dan sumber energi awal oleh bakteri asam laktat
sebelum memfermentasi karbohidrat lain (Penn,
1991). Banyaknya jumlah bakteri asam laktat disini
kemungkinan karena persentase molases yang
diberikan sesuai dengan konsentrasi gula yang
diperlukan untuk pertumbuhan BAL.
Populasi BAL yang sedikit/ mengalami
penurunan pada perlakuan 0,16%, perlakuan 0,8%,
perlakuan 0,4% molases dan kontrol kemungkinan
disebabkan oleh terakumulasinya sisa metabolisme
yang mempunyai efek kurang menguntungkan bagi
bakteri tersebut (Nurwantoro et al,. 2009).
Peningkatan dan penurunan jumlah BAL ini
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu peningkatan
jumlah BAL karena jumlah nutrisi relatif tinggi
(terutama gula), proses inkubasi, suhu dan sinergi
antara BAL. BAL juga mengalami penurunan,
jumlah bakteri yang sedikit disebabkan oleh
beberapa faktor seperti nutrient dalam media sudah
banyak termanfaatkan dan hasil metabolit.
Penambahan gula (molases) lebih dari 5% akan
menghambat pertumbuhan mikroba.
Penambahan molases 0,1% dengan 0,32%
jumlah bakteri yang tumbuh lebih banyak pada
medium dengan penambahan molases 0,1% yaitu
sebanyak 0,664, sedangkan pada media dengan
penambahan molases 0,32% jumlah bakteri yang
tumbuh sebanyak 0,629. Penambahan molases pada
medium pertumbuhan bakteri pada umumnya dapat
mempercepat tercapainya fase eksponensial, karena
gula invert yang terkandung dalam molases
memungkinkan BAL untuk langsung menggunakan
gula tersebut sebagai sumber karbonnya tanpa
dilakukan proses pemecahan terlebih dahulu.
Namun, Pemberian konsentrasi glukosa yang terlalu
banyak dapat mengakibatkan sel mengalami lisis
karena adanya perbedaan tekanan osmotik.
Pemberian molases dengan konsentrasi tinggi justru
menghambat pertumbuhan BAL itu sendiri
(Tamime dan Robinson, 1989).
Total Plate Count (TPC), TPC adalah
metode dengan penaksiran jumlah kepadatan
bakteri secara tidak langsung. Disini dilakukan
pertumbuhan BAL dengan perlakuan kontrol,
molases 0,1% dan molases 0,32%. Di pilih ketiga
perlakuan ini karena pada perlakuan inilah BAL
banyak tumbuh. Dilakukan pengenceran 10
-5
, 10
-6

dan 10
-7
agar populasi BAL dapat terhitung,
pengenceran menghasilkan 30 300 atau lebih
bakteri yang dapat dihitung dan dapat dikatakan
berhasil karena bila kurang dari 30 sel bakteri untuk
alasan statistik tidak dapat diterima, bila lebih dari
300 kemungkinan ada koloni yang terlalu padat,
terlalu dekat satu sama lain (Hadioetomo, 1990).
Berdasarkan pengamatan hanya perlakuan molases
0,1% (10
-6
dan 10
-7
) dan perlakuan molases 0,32%
(10
-5
) yang jumlah koloni/ selnya 30 300 sel.
Dapat dilihat lebih detail pada Tabel 2 Hasil
Penghitungan Jumlah Koloni/ Sel Bakteri Metode
TPC.
Hasil perhitungan dengan TPC kemudian
dilakukan perhitungan CFU. CFU adalah singkatan
dari Colony Forming Unit yang mencerminkan
satuan mikroba yang membentuk sebuah koloni.
Berdasarkan hasil pada Tabel 2. Pengamatan dan
Penghitungan Jumlah Koloni/ Sel Bakteri (CFU),
penambahan molases dengan konsentrasi 0,1 %
memiliki nilai CFU lebih banyak dari penambahan
molases dengan konsentrasi 0,32%. Jumlah bakteri
pada penambahan molases 0,1% adalah 112,5 x 10
8

CFU/ml dan pada penambahan molases 0,32%
adalah 186 x 10
6
CFU/ml. Angka tersebut sudah
memenuhi persyaratan jumlah bakteri asam laktat
yang akan dijadikan sebagai probiotik. Menurut
Tannock (1999) agar ketersediaan probiotik dapat
memberikan efek positif, maka makanan atau pakan
penyedia probiotik yang di konsumsi diharapkan
dapat mengandung jumlah sel hidup sebesar (10
6
-
10
9
CFU/ml), berarti penambahan molases pada
media ekstrak singkong memberikan pengaruh
terhadap pertumbuhan BAL. Pertumbuhan BAL
lebih optimal dan jumlah koloni/ selnya lebih
banyak yang tumbuh.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah
produksi jumlah bakteri asam laktat menunjukan
adanya perbedaan antara medium kontrol dengan
medium (ekstrak singkong+MRSB 0,1% ) yang
ditambahkan molases. Medium ekstrak singkong
dengan penambahan molases 0,1 % dan 0,32 %
yang memiliki tingkat absorbansi tertinggi, masing-
masing adalah 0,664 dan 0,629 dan jumlah bakteri
berdasarkan perhitungan dengan metode TPC
(Total Plate Count) medium dengan penambahan
molases 0,1% adalah 112,5 x 10
8
CFU/ml dan
medium dengan penambahan molases 0,32%
adalah 186 x 10
6
CFU/ml.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih kepada para dosen
praktikum bioteknologi yaitu Bapak Dr. Irawan
Sugoro, Ahmad Danial, M.Si, dan Saeful Bahri,
S,Si, kepada para asisten dan teman-teman yang
telah memberikan masukan dalam penyusunan
jurnal ini, kami ucapkan terimakasih atas
bantuannya.

DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K. A, Edward R.A, Fleeth G.H, Wootton.
1978. Ilmu Pangan. Penerjemah H, Adiono.
UI Press. Jakarta. Terjemahan dari Food
Science.
Casida, L.E.Industrial Microbiology. John Wiley
Sons Inc. New York.
Fardiaz, S. 1988. Fisiologi Fermentasi. Pusat Antar
Universitas Lembaga Sumber Daya
Informasi IPB. Bogor.
Gobel, Risco B., 2008. Mikrbiologi Umum Dalam
Praktik. Universitas Hasanudin. Makassar.
Hadaddin, M. S. Y., S. Y. M. Abdul Rahim, E. A.
R. Hashlamoun and R. K. Robinson.
1998.The Effect of Lactobacillus acidophillus
on The Production and Chemical
Composition on Hens Egg. Poult. Sci 75 :
451 494.
Hadioetomo, R. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam
Praktik. Gramedia. Jakarta.
Hibbard, M.J. 2002. Mineralogy: A Geologist Point
of View. McGrow-Hill.NewYork
JIN, L.Z., Y.W. HO, N. ABDULLAH and S.
JALALUDIN. 1998. Probiotic in poultry :
modes of action. J. 53: 351 368.
Milcent, S,. Carrere, H. Clasification of Lactic
Acid Fermentation Broths. Separation and
Purification Techonology. Vol.22-23.Hlm.
393-401, 2001
Nurwantoro, Sutaryo., D. Hartanti dan H. Sukoco.
2009. Viabilitas Bifidobacterium bifidum,
Kadar Laktosa dan Rasa Eskrim Simbiotik
pada Lama Pemnyimpanan Suhu Beku yang
Berbeda. J. Indon. Trop. Anim. Agric. 34 (1) :
16 21.
Pelczar, Michael. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
UI Press. Jakarta.
Penn, C. 1991. Handling Laboratory
Microorganism. Open University. Milton
Keynes.
Tamime, A. Y. and R. K. Robinson. 1989. Yoghurt
Science and Technology. Pergaman Press Ltd.
Oxford.
Tannock, G.W. 1998. Yeast Physiology and
Biotechnology. John Wiley & Sons Ltd,
Chichester
Winarno, F.G. 1993. Pangan Gizi, Teknologi, dan
Konsumen, PT Gramedia Pustaka, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai