Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam tabel periodik unsur, emas merupakan unsur dengan nomor atom
79 dengan lambang Au setelah perak dan tembaga dan termasuk golongan transisi
tepatnya golongan IB. Emas yang terdapat di alam umumnya berupa butiran-
butiran halus bersama tembaga, perak dan kadang bersama logam-logam
golongan platina. Hal ini dimungkinkan kemiripan sifat dari unsur-unsur tersebut.
Selain itu emas sering diperoleh dalam bentuk senyawaan sebagai mineral
telurida, AuTe
2
dan silvanit, AuAgTe
4
.
Emas sejak diketahui hingga saat ini selalu dinilai sebagai barang
berharga. Berdasarkan peraturan pemerintahan bahan galian emas termasuk
golongan logam vital bersama perak dan platina.
Emas, merupakan barang yang sangat berharga. Biasanya, seseorang
menyimpan emas dan menggunakannya sebagai aset investasi, karena dengan
menyimpan emas kita memiliki beberapa keuntungan dalam melindungi aset kita.
Harga Emas yang cenderung menaik juga semakin membuat sebaggian besar
orang tertarik untuk membeli emas untuk investasi jangka panjang, selain aset
rumah, tanah, dan aset lainnya.

I.2 Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dari emas ?
2. Bagaimana sifat kimia fisika emas ?
3. Bagaimana prinsip-prinsip ekstraksi emas ?
4. Apa saja kegunaan dari emas ?
I.3 Tujuan
1. Mengetahui defenisi dari emas.
2. Mengetahui sifat kimia fisika dari emas
3. Mengetahui prinsip-prinsip ekstraksi emas
4. Mengetahui kegunaan emas.
















BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Defenisi Emas
Emas adalah logam mineral yang merupakan salah satu bahan galian logam yang
bernilai tinggi baik dari sisi harga maupun sisi penggunaan. Emas terbentuk dari
proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan
terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal,
sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan
(placer). Emas terdapat di alam dalam dua tipe deposit, pertama sebagai urat
(vein) dalam batuan beku, kaya besi dan berasosiasi dengan urat kuarsa. Lainnya
yaitu endapan atau placer deposit , dimana emas dari batuan asal yang tererosi
terangkut oleh aliran sungai dan terendapkan karena berat jenis yang tinggi. Emas
terbentuk karena adanya kegiatan vulkanisme, bergerak berdasarkan adanya
thermal atau panas di dalam bumi. Dalam proses geokimia, emas biasanya dapat
diangkut dalam bentuk larutan komplek sulfida atau klorida. Pengendapan emas
sangat tergantung kepada besarnya perubahan pH, H2S, oksidasi, pendidihan,
pendinginan, dan adsorpsi oleh mineral lain. Sebagai contoh, emas akan
mengendap jika suasana menjadi sedikit basa dan terjadi perubahan dari reduksi
menjadi oksidasi. Atau emas akan mengendap jika terikat mineral lain, seperti
pirit. (Nelson, 1990).
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa. Tingkat
kekerasannya berkisar antara 2,5 3 (skala Mohs). Berat jenisnya dipengaruhi
oleh jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Umumnya emas
didapatkan dalam bentuk bongkahan, tetapi di Indonesia hal tersebut sudah jarang
ditemukan. Batuan berkadar emas rendah merupakan batuan yang mengandung
emas lebih kecil dari 100 mg emas dalam 1 kg batuan. Emas ialah unsur kimia
dalam sistem periodik unsur dengan simbol Au (aurum) dan nomor atom 79.
Emas
merupakan logam lembut, berkilat, berwarna kuning, padat, dan tidak banyak
bereaksi dengan kebanyakan bahan kimia, walau dapat bereaksi dengan klorin,
fluorin dan akua regia. Logam ini selalu ada dalam bentuk bongkahan dan butiran
batuan maupun dalam pendaman alluvial. (Esna, 1988). Kenampakan fisik bijih
emas hampir mirip dengan pirit, markasit, dan kalkopirit dilihat dari warnanya,
namun dapat dibedakan dari sifatnya yang lunak dan berat jenis tinggi. Emas
berasosiasi dengan kuarsa, pirit, arsenopirit, dan perak. Emas terdapat di alam
dalam dua tipe deposit. Pertama sebagai urat/vein dalam batuan beku, kaya besi
dan berasosiasi dengan urat kuarsa. Endapan lain adalah placer deposit, dimana
emas dari batuan asal yang tererosi terangkut oleh aliran sungai dan terendapkan
karena berat jenis yang tinggi. Selain itu, emas sering ditemukan dalam
penambangan bijih perak dan tembaga. (Addison, 1980).

II.2 Sifat Kimia Fisika Emas
II.2.1 Sifat Fisika Emas
Emas adalah logam yang berat dengan warna kuning yang khas. Dalam
bentuk bubuk, warnanya coklat kemerahan. Logam ini melebur pada suhu
1064,18
o
C. Emas merupakan logam transisi ( trivalen dan univalen ) yang
bersifat lunak dan mudah ditempa ( maleable ), kekerasannya berkisar antara 2,5
3 ( skala Mohs ). Emas dapat dibentuk jadi lembaran sedemikian tipis hingga
tembus pandang. Sebanyak 120.000 lembar emas dapat ditempa menjadi satu
lapisan yang sedemikian tipisnya sehingga tebalnya tidak lebih dari 1 cm. Dari 1
gram emas dapat diulur menjadi kawat sepanjang 2,5 km.
Emas mempunyai karakteristik sectile ( lunak, elastis, mudah dibentuk ),
memiliki warna yang menarik ( kuning, mengkilap, tidak mudah memudar ),
berat, tahan lama, tahan pada panas tinggi dan daya konduksi listrik juga sebagai
perlawanan terhadap oksidasi ( tahan korosi ) sehingga emas memiliki banyak
kegunaan. Namun karena emas sebagai salah satu logam coinage yang
keberadaannya di alam sangat langka, menjadikannya sebagai logam yang sangat
berharga.
Karena emas merupakan logam yang relatif lunak ( sectile ) menjadi satu
halangan untuk digunakan dalam industri. Untuk mengatasi kelemahan ini, emas
biasanya dipadukan dengan logam lain ( alloy ) seperti perak, tembaga, platinum,
atau nikel. Emas putih adalah alloy emas dengan platinum, iridium, nikel, atau
zink. Alloy emas dengan tembaga berwarna merah atau kuning. Alloy emas
dengan besi berwarna hijau, dan alloy emas dengan aluminum berwarna ungu.
Bagian emas yang terdapat dalam campuran diukur dalam karat atau persen. Karat
adalah unit sama dengan 1 / 24 bagian dari emas murni dalam alloy. Dengan
demikian, emas 24 Karat ( 24K ) adalah emas murni, sedangkan emas 18 Karat
adalah 18 bagian emas murni dan 6 bagian logam lainnya, jadi emas 18 karat
18/24 berarti emas 75 %.
II.2.2 Sifat Kimia Emas
Tingginya nilai potensial reduksi emas mengakibatkan logam ini selalu terdapat di
alam dalam keadaan bebas. Logam emas merupakan logam yang tahan akan
korosi, mudah ditempa dan relatif stabil di alam karena tidak banyak bereaksi
dengan kebanyakan bahan kimia. Untuk keperluan ektraksi dari bijihnya, proses
dengan melibatkan senyawa sianida dapat diterapkan seperti halnya pada ekstraksi
logam perak.
Emas membentuk berbagai senyawa kompleks, tetapi hanya sedikit senyawa
anorganik sederhana. Emas (I) oksida, Au
2
O, adalah salah satu senyawa yang
stabil dengan tingkat oksidasi +1, seperti halnya tembaga, tingkat oksidasi +1 ini
hanya stabil dalam senyawa padatan, karena semua larutan garam emas (I)
mengalami disproporsionasi menjadi logam emas dan ion emas (III) menurut
persamaan reaksi :
3Au+(aq) 2Au(s) + Au
3
+(aq)
Secara kimiawi emas tergolong inert sehingga disebut logam mulia. Emas tidak
bereaksi dengan oksigen dan tidak terkorosi di udara di bawah kondisi normal.
Namun emas terurai dalam larutan sianida dalam tekanan udara. Emas juga tidak
bereaksi dengan asam atau basa apapun. Akan tetapi emas bereaksi dengan
halogen dan aqua regia.
II.3 Ekstraksi Emas
a. Amalgamasi
Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan
membentuk amalgam (Au Hg). Amalgam masih merupakan proses ekstraksi
emas yang paling sederhana dan murah, akan tetapi proses efektif untuk bijih
emas yang berkadar tinggi dan mempunyai ukuran butir kasar (> 74 mikron) dan
dalam membentuk emas murni yang bebas (free native gold).
Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya
dipanaskan, maka akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa dan bullion
emas. Amalgam dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air
raksanya akan menguap dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa
tersebut. Sementara Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort sebagai logam.
b. Sianidasi
Proses Sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan proses
pemisahan emas dari larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses
cyanidasi adalah NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang
paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik
dari pelarut lainnya. Secara umum reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagai
berikut:

4Au + 8CN
-
+ O
2
+ 2 H
2
O = 4Au(CN)
2
-
+ 4OH
-

4Ag + 8CN
-
+ O
2
+ 2 H
2
O = 4Ag(CN)
2
-
+ 4OH
-


Pada tahap kedua yakni pemisahan logam emas dari larutannya dilakukan dengan
pengendapan dengan menggunakan serbuk Zn (Zinc precipitation). Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:

2 Zn + 2 NaAu(CN)
2
+ 4 NaCN +2 H
2
O = 2 Au + 2 NaOH + 2 Na
2
Zn(CN)4 + H
2

2 Zn + 2 NaAg(CN)
2
+ 4 NaCN +2 H
2
O = 2 Ag + 2 NaOH + 2 Na
2
Zn(CN)4 + H
2


Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang efektif untuk larutan yang
mengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk Zn yang ditambahkan kedalam
larutan akan mengendapkan logam emas dan perak. Prinsip pengendapan ini
mendasarkan deret Clenel, yang disusun berdasarkan perbedaan urutan aktivitas
elektro kimia dari logam-logam dalam larutan cyanide, yaitu Mg, Al, Zn, Cu, Au,
Ag, Hg, Pb, Fe, Pt. setiap logam yang berada disebelah kiri dari ikatan kompleks
sianidanya dapat mengendapkan logam yang digantikannya. Jadi sebenarnya tidak
hanya Zn yang dapat mendesak Au dan Ag, tetapi Cu maupun Al dapat juga
dipakai, tetapi karena harganya lebih mahal maka lebih baik menggunakan Zn.
Proses pengambilan emas-perak dari larutan kaya dengan menggunakan serbuk
Zn ini disebut Proses Merill Crowe.

II.4 Kegunaan Emas
Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga digunakan
sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam bidang moneter dan
keuangan berdasarkan nilai moneter absolut dari emas itu sendiri terhadap
berbagai mata uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa komoditas
dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika. Bentuk
penggunaan emas dalam bidang moneter lazimnya berupa bulion atau batangan
emas dalam berbagai satuan berat gram sampai kilogram. Emas juga
diperdagangkan dalam bentuk koin emas, seperti Krugerrand yang diproduksi
oleh South African Mint Company dalam berbagai satuan berat. Satuan berat
krugerrand yang umum ditemui adalah 1/10 oz (ounce), 1/4 oz, 1/2 oz dan 1 oz.
Harga koin krugerrand didasarkan pada pergerakan harga emas di pasar
komoditas dunia yang bergerak terus sepanjang masa perdagangan. Koin
Krugerrand khusus (atau biasa disebut proof collector edition) juga diproduksi
secara terbatas sesuai dengan tema tertentu. Karena diproduksi terbatas, sering
kali harga koin krugerrand edisi proof ini melebihi harga kandungan emas koin
tersebut tergantung pada kelangkaan dan kondisi koin khusus ini.











BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Emas adalah logam mineral yang merupakan salah satu bahan galian
logam yang bernilai tinggi baik dari sisi harga maupun sisi penggunaan. Emas
terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Logam
emas merupakan logam yang tahan akan korosi,mudah ditempa dan relatif stabil
di alam karena tidak banyak bereaksi dengan kebanyakan bahan kimia.
Pemurniannya dapat menggunakan dua prinsip yaitu Amalgamasi dan Sianidasi.
Logam ini banyak dimanfaatkan di berbagai kehidupan manusia. Pada saat ini,
emas banyak digunakan sebagai perhiasan, cadangan kekayaan negara, medali,
elektroda, dan komponen di dalam computer.
III.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai