Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun kelompok.
Dalam hal ini dapat dilihat terjadinya cemoohan di dalam masyarakat, bila ada di kalangan
mereka yang tidak bersedia berumah tangga, sedangkan syaratnya telah terpenuhi. Dengan jalan
perkawinan yang sab, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara terhormat sesuai
kedudukan manusia sebagai makbluk yang mulia. Pergaulan hidup berumah tangga dibina dalam
suasana damai, tenteram dan rasa kasih sayang antara suami isteri. Anak keturunan dari hasil
perkawinan yang sah mengbiasi kehidupan keluarga dan sekaligus merupakan kelangsungan
hidup manusia secara bersih dan terhormat.
Munakahat berarti pernikahan atau perkawinan. Kata dasar pernikahan adalah nikah.
Menurut kamus bahasa ndonesia, kata nikah berarti berkumpul atau bersatu. Pernikahan adalah
suatu lembaga kehidupan yang disyariatkan dalam agama slam. Pernikahan merupakan suatu
ikatan yang menghalalkan pergaulan laki-laki dengan seorang wanita untuk membentuk keluarga
yang bahagia dlan mendapatkan keturunan yang sah. !ikah adalah "itrah yang berarti si"at asal
dan pembawaan manusia sebagai makhluk Allah #$%. %ujuan pernikahan adalah untuk
mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah, serta bahagia di dunia dan
akhirat.
Dalam usaha meleburkan suatu bentuk hukum dalam dunia hukum Islam Indonesia.
%entunya kita ingin mengetahui lebih dalam darimana asal konsep hukum yang diadopsi oleh
Departemen Agama & tersebut yang kemudian menjadi produk hukum yang la'im disebut
Kompilasi (ukum slam di ndonesia, dan diantara materi bahasannya adalah rukun dan syarat
perkawinan yang akan coba kita pelajari perbandingannya dengan "ikih munakahat.
%erpenuhinya syarat dan rukun suatu perkawinan, mengakibatkan diakuinya keabsahan
perkawinan tersebut baik menurut hukum agama)fiqih munakaha atau pemerintah *Kompilasi
(ukum slam+.Bila salah satu syarat atau rukun tersebut tidak terpenuhi maka mengakibatkan
tidak sahnya perkawinan menurut "ikih munakahat atau Kompilasi (ukum slam, menurut syarat
dan rukun yang telah ditentukan salah satunya.
,
Berawal dari garis perbandingan antara kedua produk hukum tersebut, pemakalah
mencoba membahas perbandingan antara keduanya sehingga dapat diketahui lebih dalam
hubungan antara keduanya.
1.! Rumusan "asalah
Dalam makalah ini, kami akan menyajikan beberapa rumusan masalah yang akan kami
jelaskan secara rinci -
,. Pengertian , !ikah
.. Bagaiman macam-macam pernikahan
/. Bagaimana dasar hokum perkawinan menurut slam
0. %ujuan Perkawinan menurut slam
1. Bagaimana &ukun !ikah
2. Bagaimana kewajiban suami istri
3. Bagaimana hal-hal yang berkaitan dengan nikah
4. Bagaimana Pasah dan &ujuk
1.# Tu$uan Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kami mempunyai beberapa tujuan yang ingin kami capai.
Beberapa tujuannya antara lain -
,. Mengetahui Pengertian !ikah
.. Mengetahui macam-macam pernikahan
/. Mengetahui dasar hokum perkawinan menurut slam
0. Mengetahui %ujuan Perkawinan menurut slam
1. Mengetahui &ukun !ikah
2. Mengetahui kewajiban suami istri
3. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan nikah
4. Mengetahui hikmah pernikahan menurut slam
.
BAB II
PERKA%INAN
!.1 I&LA" "ENGAN'URKAN PERKA%INAN
Dari ayat-ayat al-5ur6an diperoleh ketentuan bahwa hidup berpasang-pasangan adalah
merupakan pembawaan naluriah manusia dan makhluk hidup lainnya karena segala sesuatu
diciptakan berpasang- pasangan.
Dalam QS. al-Zariyat: 49 mengajarkan: 7Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-
pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah.7
Dalam QS. Yasin: 36 dinyatakan pula: 7Maha #ua %uhan yang telah mendapatakan
pasangan-pasangan semuanya, baik apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka,
maupun dari apa yang mereka tidak ketahui.7
Dengan hidup berpasang-pasangan itulah keturunan manusia dapat berlangsung,
sebagaimana ditegaskan dalam 5#. al-!isa6- , yang menyatakan- Hai sekalian umat manusia,
berta8walah kamu kepada %uhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri *Adam+ dan
dari padanya Allah menciptakan istrinya *(awa+9 dan daripada keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak....7
QS. al-Nal: !" menegaskan pula: 7Allah menjadikan istri bagi kamu darijenis kamu
sendiri, dan dari istri-istri kamu itu Dia menjadikan anak-anak dan cucu-cucu bagi kamu....7
Dari dua ayat terakhir tersebut diperoleh penegasan bahwa di antara tujuan perkawinan dalam
Mam adalah untuk mendapatkan keturunan.
Kecuali untuk memiliki keturunan, perkawinan juga akan dapat menimbulkan ketenangan hidup
manusia dan menumbuhkan rasa kasih sayang, sebagaimana dinyatakan dalam 5#. al-&um- ., yang
menegaskan: #Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya$ Dia men%iptakan untuk kamu istri-istri
dari jenismu sendiri$ supaya kamu %enderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-
Nya rasa kasi sayang di antara kamu...#
Perintah mengawinkan perempuan tak bersuami dan laki-laki tak beristri itu tertuju
kepada seluruh umat slam, tidak hanya keluarga atau wali masing-masing yang bersangkutan.
(al ini berarti bahwa untuk terselenggaranya perkawinan yang diperintahkan itu kaum muslimin
berkewajiban untuk bantu membantu, baik secara moral maupun material.
/
(adits !abi riwayat Bukhari-Muslim dari 6Abdullah bin Mas6ud ra. memerintahkan: 7$ahaipara
pemuda semuanya, barang siapa di antara kamu telah mampu memikul biaya perkawinan,
hendaklah kawin9 sebab perkawinan itu lebih mampu menundukkan mata dan lebih mampu
menjaga kehormatan9 barang siapa belum berkemampuan hendaklah berpuasa, sebab puasa itu
baginya merupakan perisaiyang mampu menahannya dariperbuatan 'ina7
Dalam hadits tersebut !abi mengajarkan bahwa perkawinan merupakan jalan untuk
menyalurkan naluriah manusiawi, untuk memenuhi tuntutan na"su syahwatnya dengan tetap
memelihara keselamatan agama yang bersangkutan. Apabila na"su syahwat telah mendesak,
padahal kemampuan kawin belum cukup supaya menahan diri dengan jalan berpuasa
mendekatkan diri kepada Allah agar mempunyai daya tahan mental dalam menghadapi
kemungkinan- kemungkinan godaan setan yang menarik-narik untuk berbuat 'ina.
Hadits Na&i ri'ayat al-(aya)i mengajarkan: 7Apabila seseorang telah melakukan perkawinan,
herarti telah menyempurnakan separoh agamanya *karena telah sanggup
menjag"lkehormatarmya+, makaberta8wakhkepadaAlahdalam mencapaikesempurnaan pada
separoh yang mash tingga: 7
Hadits Na&i ri'ayat al-*a&ran+ dari ,&i Naji memperingatkan: 7Barangsiapa telah
berkelapangan untuk melakukan perkawinan tetapi tidak mau juga kawin, tidak tergolong
ummatku.7
(adits riwayat Bukhari dari Anas bin Malik ra. menceritakan bahwa ada tiga orang
sahabat yang merasa amat sedikit ibadahnya dibanding dengan ibadah !abi, padahal beliau telah
memperoleh ampunan Allah. ;ntuk dapat mendekati hidupnya untuk beribadah kepada Allah,
sahabat tersebut akan menghabiskan waktunya untuk berpuasa terus-menerus, menjauhkan diri
dari wanita dengan tidak akan kawin selamanya dan menghabiskan malam dengan shalat terus
menerus. #etelah mendengar ada percakapan para sahabat demikian itu !abi mengatakan-
7Apakah kamu yang mengatakan demikian dan demikian< Demi Allah, aku adalah orang yang
paling takut dan ta8wa kepada Allah di antara kamu, tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku shalat
dan tidur, akupun mengawiniperempuan-perempuan, barangsiapa tidak senang mengikuti
sunnahku maka tidak termasuk golonganku.7
Hadits Na&i ri'ayat -&n .aja dari /,/isya ra. mengajarkan: 7!ikah adalah sebagian dari
sunnahku *cara yang kutempuh+9 barang siapa yang tidak mau melaksanakan sunnahku, bukanlah
golonganku. 7
0
Dari ayat-ayat al-5ur6an dan hadits-hadits !abi tersebut di atas dapat diperoleh kepastian
bahwa slam menganjurkan perkawinan. slam memandang perkawinan mempunyai nilai
keagamaan sebagai ibadah kepada Allah dan mengikuti sunnah !abi, guna menjaga keselamatan
hidup keagamaan yang bersangkutan. Dari segi lain, perkawinan dipandang mempunyai nilai
kemanusiaan, untuk memenuhi naluriah hidupnya, guna melangsungkan kehidupan jenis,
mewujudkan ketenteraman hidup dan menumbuhkan serta memupuk rasa kasih sayang dalam
hidup bermasyarakat. =leh karenanya, sengaja hidup membujang tidak dapat dibenarkan.
:arangan hidup membujang diperoleh pada bagian akhir hadits !abi yang mengatakan-
#...&arang siapa tidak senang mengikuti sunnaku$ tidak termasuk g0l0nganku.# Ada lagi hadits !abi
yang dengan tegas mengatakan- #1a 2a&aniyya 3i al--slam.# *%iada kependetaan dalam slam+.
!.! PENGERTIAN DAN TU'UAN PERKA%INAN
Dari ayat-ayat al-5ur6an dan hadits !abi dapat diperoleh kesimpulan bahwa tujuan
perkawinan dalam slam adalah untuk memenuhi tuntutan naluriah hidup manusia, berhubungan
antara laki-laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan kebahagiaan keluarga sesuai ajaran
Allah dan &asul-!ya.
(ukum slam mengatur agar perkawinan itu dilakukan dengan akad atau perikatan
hukum antara pihak-pihak yang bersangkutan dengan disaksikan dua orang laki-laki. Dengan
demikian dapat diperoleh pengertian bahwa perkawinan menurut hukum slam adalah- #suatu
akad atau perikatan laki-laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan kebahagiaan hidup
keluarga, yang diliputi rasa ketentraman serta kasih sayang dengan carayang diridlai Allah7
Apabila pengertian tersebut dibandingkan dengan yang tercantum dalam Pasal , ;ndang-
undang Perkawinan !o. ,),>30 dan Kompilasi (ukum slam maka pada dasarnya antara
pengertian perkawinan menurut hukum slam dan menurut ;ndang-undang tidak terdapat
perbedaan prinsipil9 sebab pengertian perkawinan menurut ;ndang-undang Perkawinan ialah-
7?hatan lahirbatin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai istri dengan tujuan
membentuk keluarga *rumah tangga+yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan @ang
MahaAsa.7
1
!.# HUKU" "ELAKUKAN PERKA%INAN
Meskipun pada dasarnya slam menganjurkan untuk kawin, namun apabila ditinjau dari
keadaan melaksanakannya, perkawinan dapat berlaku hukum wajib, sunat, haram, makruh dan
mubah.
,. Perkawinan yang wajib
Perkawinan hukumnya wajib bagi orang yang telah mempunyai keinginan kuat untuk
kawin dan telah mempunyai kemampuan untuk melaksanakan dan memikul beban kewajiban
dalam hidup perkawinan serta ada kekhawatiran, apabila tidak kawin, akan mudah tergelincir
untuk berbuat 'ina.
Alasan ketentuan tersebut adalah- apabila menjaga diri dari perbuatan 'ina adalah wajib,
padahal bagi seseorang tertentu penjagaan diri itu hanya akan teijamin dengan jalan kawin, maka
bagi orang itu melakukan perkawinan hukumnya adalah wajib. Kaidah "i8hiyah mengatakan-
#Sesuatu yang mutlak diperlukan untuk menjalankan suatu ke'aji&an$ ukumnya adala 'aji& #4 atau
dengan kata lain- #apa&ila suatu ke'aji&an tidak akan terpenui tanpa adanya suatu al$ maka al itu
'aji& pula ukumnya#. Penetapan kaidah tersebut dalam masalah perkawinan, apabila seseorang
hanya dapat menjaga diri dari perbuatan 'ina dengan jalan perkawinan, maka baginya
perkawinan itu wajib hukumnya.
.. Perkawinan yang sunnah
Perkawinan hukumnya sunnah bagi orang yang telah berkeinginan kuat untuk kawin dan
telah mempunyai kemampuan untuk melaksanakan dan memikul kewajiban-kewajiban dalam
perkawinan, tetapi apabila tidak segera kawin tidak ada kekhawatiran akan berbuat 'ina.
Alasan hukum sunnah ini diperoleh dari ayat-ayat al-5ur6an dan hadits-hadits !abi sebagaimana
telah disebutkan dalam pembahasan slam menganjurkan perkawinan di atas. Kebanyakan ulama
berpendapat bahwa beralasan ayat-ayat al-5ur6an dan hadits-hadits nabi itu, hukum dasar
perkawinan adalah sunnah. ;lama mad'hab #ya"i6i berpendapat bahwa hukum asal perkawinan
adalah mubah. ;lama-ulama mad'hab Bhahiri berpendapat bahwa perkawinan wajib dilakukan
oleh orang yang telah mampu tanpa dikaitkan dengan adanya kekhawatiran akan berbuat 'ina
apabila tidak kawin.
2
/. Perkawinan yang haram
Perkawinan hukumnya haram bagi orang yang belum berkeinginan serta tidak
mempunyai kemampuan untuk melaksanakan dan memikul kewajiban-kewajiban hidup
perkawinan, hingga apabila kawin juga akan berakibat menyusahkan istrinya.
(adits !abi mengajarkan agar orang jangan sampai berbuat yang berakibat menyusahkan
diri sendiri dan orang lain. mam al-5urthubi, salah seorang ulama terkemuka dalam mad'hab
Maliki berpendapat bahwa apabila calon suami menyadari tidak akan mampu memenuhi
kewajiban na"kah dan membayar mahar *mas kawin+ untuk istrinya, atau kewajiban lain yang
menjadi hak istri, tidak halal mengawini seseorang kecuali apabila ia menjelaskan
perikeadaannya itu kepada calon istri9 atau ia bersabar sampai merasa akan dapat memenuhi hak-
hak istrinya, barulah ia boleh melakukan perkawinan. Ditambahkan juga bahwa orang yang
mengetahui pada dirinya terdapat penyakit yang dapat menghalangi kemungkinan melakukan
hubungan dengan calon istri harus memberi keterangan kepada calon istri, agar pihak istri tidak
akan merasa tertipu.
Pendapat mam al-5urthubi itu amat penting artinya bagi sukses atau gagalnya hidup
perkawinan. Dalam bentuk apapun, penipuan itu harus dihindari9 bukan saja mengenai cacat atau
penyakit 7yang dialami calon suami, tetapi juga mengenai nasab keturunan, kekayaan,
kedudukan atau pekeijaan jangan sampai tidak dijelaskan, agar tidak berakibat pihak istri merasa
tertipu. (al yang disebutkan mengenai calon suami itu berlaku juga bagi calon istri. Calon istri
yang tahu bahwa ia tidak akan dapat memenuhi kewajibannya terhadap suami, karena adanya
kelainan atau penyakit, harus memberikan keterangan kepada calon suami, agar jangan sampai
teijadi pihak suami merasa tertipu. Bahkan kekurangan- kekurangan yang terdapat pada diri
calon istri, yang apabila diketahui oleh calon suami, mungkin akan mempengaruhi maksudnya
untuk mengawini, misalnya giginya palsu sepenuhnya, rambutnya habis yang tidak mungkin
akan tumbuh lagi hingga terpaksa memakai rambut palsu atau wig dan sebagainya.
0. Perkawinan yang makruh
Perkawinan hukumnya makruh bagi seorang yang mampu dalam segi material, cukup
mempunyai daya tahan mental dan agama hingga tidak khawatir terseret dalam perbuatan 'ina,
tetapi mempunyai kekhawatiran tidak dapat memenuhi kewajiban- kewajibannya terhadap
3
istrinya, meskipun tidak akan tergolong menyusahkan istri9 misalnya calon istri tergolong orang
kaya atau calon suami belum mempunyai keinginan untuk kawin.
mam Dha'ali berpendapat bahwa apabila suatu perkawinan dikhawatirkan akan
berakibat mengurangi semangat beribadah kepada Allah dan semangat bekeija dalam bidang
ilmiah, hukumnya lebih makruh dari pada yang telah disebutkan di atas.
1. Perkawinan yang mubah
Perkawinan hukumnya mubah bagi orang yang mempunyai harta, tetapi apabila tidak
kawin tidak merasa khawatir akan berbuat 'ina dan andaikata kawinpun tidak merasa khawatir
akan menyia-nyiakan kewajibannya kepada istri. Perkawinan dilakukan sekedar untuk memenuhi
syahwat dan kesenangan bukan dengan tujuan membina keluarga dan menjaga keselamatan
hidup beragama.
Pada umumnya perkawinan anak-anak di bawah umur yang dilakukan walinya
digolongkan sebagai perkawinan yang mubah9 sebab tidak ada nash al-5ur6an atau sunnah &asul
yang melarangnya. Meskipun demikian, para "u8aha6 memberikan hak kepada anak- anak yang
bersangkutan, setelah dewasa nanti, untuk melangsungkan perkawinan yang pernah dilaksanakan
oleh walinya itu atau memutusnya dengan jalan "asakh. (ak ini disebut ak kiyar. (ak khiyar
tersebut dijalankan untuk menjamin adanya suka rela pihak-pihak yang bersangkutan atas
perkawinan yang dilaksanakan walinya pada waktu mereka masih kanak-kanak.
#ejalan dengan tujuan perkawinan menurut ajaran slam dan untuk kebaikan pihak-pihak
yang berkepentingan langsung, atas dasar pertimbangan masali al-mursala$ perkawinan anak-
anak di bawah umur itu tidak usah teijadi. Melalui jalan ;ndang-;ndang, penguasa dapat
membuat aturan untuk menutup pintu teijadinya perkawinan anak-anak itu, misalnya dengan
diadakan batas umur bagi calon-calon suami dan istri, yang penyimpangannya memerlukan i'in
dari Pengadilan seperti yang dilakukan oleh ;ndang-;ndang Perkawinan *Pasal 3 ayat ,
;ndang-;ndang Perkawinan !o. ,
!.( PRIN&IP)PRIN&IP PERKA%INAN DALA" I&LA"
Perkawinan menurut ajaran slam ditandai dengan prinsip-prinsip sebagai berikut-
,. Pilihan jodoh yang tepat.
.. Perkawinan didahului dengan peminangan.
/. Ada ketentuan ten tang larangan perkawinan antara laki-laki dan perempuan.
4
0. Perkawinan didasarkan atas suka rela antara pihak- pihak yang bersangkutan.
1. Ada persaksian dalam akad nikah.
2. Perkawinan tidak ditentukan untuk waktu tertentu.
3. Ada kewajiban membayar mahar pada suami.
4. Ada kebebasan mengajukan syarat dalam akad nikah.
>. %anggung jawab pimpinan keluarga pada suami.
,E. Ada kewajiban bergaul dengan baik dalam kehidupan rumah tangga.
,,. Memilih ?odoh yang %epat
Kepada para wali yang akan mencarikan jodoh bagi perempuan di bawah perwaliannya,
hadits nabi riwayat %urmud'i dari Abi (atim al-Mu'ani mengajarkan- #,pa&ila datang kepadamu
laki-laki yang kamu rasakan mantap karena kekuatan agama dan ke&aikan aklaknya$ nikakanla dia
dengan anak perempuanmu4 apa&ila kamu tidak menerimanya$ akan terjadi &en%ana dan kerusakan di
atas &umi.# @ang dimaksud dengan bencana dan kerusakan dalam hadits tersebut adalah bahwa
hilangnya perhatian masyarakat terhadap nilai-nilai a""ima dan moral dalam kehidupan
masyarakat.
Pernah seorang datang kepada sahabat (asan bin 6Ali, untuk minta nasehat dengan
siapakah dia harus menikahkan anak perempuannya. (asan menasehatkan agar ia mengawinkan
anak perempuannya dengan laki- laki yang berta8wa kepada Allah, sebab laki-laki yang
berta8wa itu apabila senang kepada istrinya akan menghormatinya dan apabila pada suatu ketika
marah kepadanya tidak akan menganiaya.
Dari hadits-hadits tersebut dap at diperoleh kesimpulan, bahwa memilih jodoh yang tepat
menurut ajaran slam adalah pilihan atas dasar pertimbangan kekuatan jiwa agama dan akhlak.
(al ini dapat dimengerti apabila kita ingat bahwa perkawinan bukan semata-mata kesenangan
duniawi, tetapi juga sebagai jalan untuk membina kehidupan yang sejahtera lahir batin serta
menjaga keselamatan agama dan nilai-nilai moral bagi anak keturunan. (al ini berlaku bagi
calon suami maupun calon istri.
!.* AKAD NIKAH DAN UN&UR)UN&URN+A
Akad nikah adalah perikatan hubungan perkawinan antara mempelai laki-laki dengan
mempelai perempuan yang dilakukan di depan dua orang saksi laki- laki dengan menggunakan
kata-kata ija& )a&ul. jab diucapkan pihak perempuan, yang menurut kebanyakan "u8aha6
>
dilakukan oleh walinya *wakilnya+ dan 8abul adalah pernyataan menerima dari pihak mempelai
laki- laki. Mas kawin tidak mesti sudah ada dalam akad nikah, meskipun biasanya disebutkan
dalam akad dan disertakan pula barangnya.
Dari pengertian akad nikah tersebut kita ketahui adanya empat unsur akad nikah, yaitu-
,. Mempelai laki-laki dan perempuan
.. $ali mempelai perempuan
/. Dua orang saksi laki-laki
0. jab dan Kabul
,. Pihak-pihak yang melakukan akad
#eperti halnya dalam akad pada umumnya, pihak-pihak yang melakukan akad *mempelai
laki-laki dan perempuan+ disyaratkan mempunyai kecakapan sempurna, yaitu telah baligh,
berakal sehat dan tidak terpaksa. =rang yang kehilangan kecakapan karena gila, rusak akal atau
di bawah umur tamyi' tidak sah melakukan akad. Anak umur 3 tahun sampai sebelum baligh
dipandang berkecakapan tak sempurna dan apabila mengadakan akad diserahkan kepada i'in
walinya. Mengenai mempelai perempuan, "u8aha6 mad'hab (ana"i memandang sah seorang
perempuan untuk melakukan akad sendiri dengan syarat telah baligh dan berakal sehat serta
kawin dengan laki-laki seku"u *seimbang+9 apabila suaminya tidak ku"u dapat dimintakan
pembatalan oleh walinya kepada hakim. !amun menurut pendapat kebanyakan "u8aha6,
mempelai perempuan tidak boleh melakukan akad sendiri dan harus dilakukan oleh walinya.
#elain itu ada syarat yang perlu ditambahkan, yaitu masing- masing pihak yang melakukan akad
harus mendengar dan mengerti arti ucapan atau perkataan masing- masing.
#eperti telah disebutkan dalam catatan mengenai perkawinan yang mubah, sekali lagi di
sini ditekankan bahwa syarat kecakapan sempurna bagi calon mempelai diperlukan, agar maksud
dan tujuan perkawinan dapat tercapai. Bahkan atas dasar pertimbangan maslaa mursala dapat
pula diadakan ketentuan umur yang melampaui umur baligh *lebih kurang ,1 tahun+ apabila
terdapat moti" yang benar- benar dapat diharapkan akan lebih dapat menyampaikan tercapainya
tujuan perkawinan, seperti ketentuan ;ndang-undang Perkawinan !o. , %ahun ,>30 bahwa
calon mempelai laki-laki sekurang- kurangnya mencapai umur ,> tahun dan calon mempelai
perempuan sekurang-kurangnya mencapai umur ,2 tahun *Pasal 3 ayat *,+.
,E
.. =byek akad
=byek dalam akad nikah bukan orang yang terikat dalam pajanjian, tetapi apa yang
menjadi persetujuan bersama, yaitu halal melakukan hubungan timbal balik antara suami istri.
(al ini berarti dengan adanya akad nikah itu tidak teijadi penguasaan suami terhadap pribadi istri
atau sebaliknya. =leh karena itu diperlukan adanya syarat bahwa calon mempelai perempuan
tidak haram dinikahi oleh calon suami, atau dengan kata lain, tidak terdapat larangan perkawinan
antara calon-calon suami dan istri.
/. #ighah Akad
Pada dasarnya akad nikah dapat terjadi dengan menggunakan bahasa apapun yang dapat
menunjukkan keinginan serta dapat dimengerti pihak-pihak bersangkutan dan dapat di"ahami
pula oleh para saksi. Di ndonesia sering dipergunakan bahasa Arab di kalangan mereka yang
memahaminya. Mempergunakan bahasa ndonesia atau bahasa daerah semuanya dipandang sah
dan tidak dapat dikatakan bahwa menggunakan bahasa yang satu lebih utama dari pada
menggunakan bahasa latin. #elain itu pada dasarnya ijab 8abi6, dilalniFan secure lisan Dalam
yrata lisan tidak mungkin dapat diganti dengan cara tertulis. Dalam hal cara tertulis tidak
miingFin dilalniFan karena salah satu pihak buta huru" misalnya, dapat dilakukan dengan
isyara:
Antara ijab dan 8abul disyaratkan teijadi dalam satu majlis, tidak disela dengan
pembicaraan lain atau perbuatan-perbuatan yang menurut adat kebiasaan dipandang mengalihkan
akad yang sedang dilakukan. %etapi tidak disyaratkan antara ijab dan 8abul harus berhubungan
langsung9 andai kata setelah ijab dinyatakan oleh wali mempelai perempuan atau wakilnya, tiba-
tiba mempelai laki-laki berdiam beberapa saat tidak segera menyatakan 8abul, baru setelah itu
menyatakan 8abulnya, maka ijab 8abul dipandang sah. mam Malik berpendapat bahwa 8abul
hanya boleh terlambat dalam waktu amat pendek dari ijab. ;lama-ulama mad'hab #ya"i6i
mensyaratkan harus langsung, yaitu setelah wali mempelai perempuan menyatakan ijab,
mempelai laki- laki harus segera menyatakan 8abul tanpa berselang waktu. Pendapat terakhir ini
yang dipraktekkan di kalangan kebanyakan kaum muslimin di ndonesia. Dalam masalah ini,
pendapat ulama-ulama mad'hab (ana"i dan (anbali sudah memenuhi syarat sahnya ijab kabul
tanpa menentukan majelis dan interGal waktu.
,,
Ada syarat ijab kabul yang perlu disebutkan, yaitu tidak boleh digantungkan kepada suatu
syarat, disandarkan kepada waktu yang akan datang atau dibatasi dengan jangka waktu tertentu.
Akad bersyarat yang dipandang tidak sah ini ialah apabila syarat dimaksud tidak terjadi seketika,
misalnya wali mengatakan kepada calon mempelai laki-laki- #,pa&ila engkau tela
mendapatpekerjaan nanti$ aku nikakan engkau dengan anakku 5ulana dengan maar lima ri&u rupia.#
jab seperti itu tidak sah, sebab syaratnya yaitu mendapat kitab9
Al-5ur6an surat al-!isa6- / memberi kelonggaran bagi laki-laki untuk berpoligami
sebanyak-banyaknya empat orang istri. :aki-laki yang telah mempunyai empat orang istri haram
kawin lagi dengan istri kelima dan seterusnya. ;lasan lebih terperinci ten tang kebolehan suami
mempunyai lebih dari seorang istri, atau kebolehan laki-laki berpoligami sampai empat orang
istri itu, dapat dilihat dalam pembahasan selanjutnya.7-
!., P-LIGA"I DALA" I&LA"
,. #ebelum slam
#ebelum slam, bangsa @ahudi membolehkan poligami. !abi Musa tidak melarang dan
bahkan tidak membatasi jumlah istri seseorang yang berpoligami itu. Kitab ;langan .1)1
mewajibkan saudara laki-laki mengawini janda saudaranya yang meninggal tanpa anak,
meskipun ia telah beristri. Kitab ;langan .,),E- ,3 juga mengatakan kebolehan poligami, seperti
!abi Dawud dan !abi #ulayman. !abi brahim pun beristri dua orang dan !abi @a68ub beristri
empat orang.
Kitab %almud, ta"sir (ukum %orat membatasi jumlah istri dalam perkawinan poligami.
%etapi umat @ahudi pada waktu akhir-akhir kembali menjalankan pohgami tanpa batas jumlah
istri. Beberapa ahli (ukum @ahudi ada yang melarang pohgami, tetapi ada yang membolehkan
dengan syarat apabila istri pertamanya mandul. Ajaran Boroaster melarang bangsa Persi
berpoligami, tetapi membolehkan memelihara gundik9 sebab sebagai bangsa yang banyak
berperang, bangsa Persi memerlukan banyak keturunan laki-laki yang dapat diperoleh dari istri
dan gundik-gundik. Akhirnya, praktek poligami terjadi juga di kalangan bangsa Persi dan
undang-undang yang melarang pohgami atau membatasi banyaknya istri tidak ada.
,.
BAB III
HAK DAN KE%A'IBAN &UA"I I&TRI
#etelah terjadinya akad nikah antara mempelai laki-ald dan perempuan yang dilakukatt
oleh walinya, trajalinlah hubungan suami istri dan sebagai konsekuensi timbul pula hak dan
kewajiban secara timbal balik masing-masing pihak. (ak-hak dalam perkawinan ini dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu hak bersama, hak istri yang menjadi kewajiban suami dan hak suami
yang menjadi kewajiban istri
#.1 HAK)HAK BER&A"A
(ak-hak bersama antara suami istri adalah sebagai berikut -
,. (alal bergaul antara suami istri dan masing-masing dapat bersenang-senang satu sama
lain.
.. %erjalin hubungan mahram semenda9 istri menjadi mahram ayah suami, kakeknya dan
seterusnya ke atas, demikian pula suami menjadi mahram ibu istri, neneknya dan
seterusnya ke atas.
/. %erjadi hubungan waris mewarisi antara suami istri sejak akad nikah dilaksanakan. stri
berhak menerima waiisan atas peninggalan suami, demikian pula suami berhak warisan
atas peninggalan istri, meskipun mereka belum pern ah melakukan pergaulan suami istri.
0. Anak yang lahir dari istri bernasab pada suaminya *apabila pembuahan teijadi sebagai
hasil hubungan setelah akad nikah+.
1. Bergaul dengan baik antara suami dan istri sehingga tercipta kehidupan yangharmonis
dan damaiidalam hubungan ini 5#. al-!isa6 ,> memerintahkan #Dan gaulilaiSn6stri itu
dengan &aik...#
Mengenai hak dan kewajiban bersama suami istri, ;ndang-;ndang Perkawinan
menyebutkan dalam Pasal // sebagai berikut- 7#uami istri wajib saling cinta mencintai, hormat
menghormati, setia dan memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain.7
,/
(al yang sama juga di atur dalam kompilasi (ukum slam pasal 33 dan 34 yang
mengatur tentang hak dan kewajiban suami - isteri.
#.! HAK)HAK I&TRI
a. Mahar
5#. al-!isa6- 0 memerintahkan- #Dan &erikanla maar kepada perempuan-perempuan
7yang kamu nikai8 se&agai pem&erian y9aji&4 apa&ila mereka dengan senang ati mem&erikan se&agian
maar itu kepadamu$ maka am&illa dia se&agai makanan yang sedap lagi &aik aki&atnya.# Dari ayat
al-5ur6an ini dapat diperoleh suatu pengertian bahwa mahar itu adalah harta pemberian wajib
dari suami kepada istri, dan merupakan hak pemberian wajib dari suami kepada istri, serta
merupakan hak penuh bagi istri yang tidak boleh diganggu oleh suami. #uami hanya dibenarkan
ikut menggunakan mahar apabila diberikan oleh istri dengan sukarela.
5#. al-!isa6- .0 mengajarkan- #....aka istri-istri yang tela kamu %ampuri$ &erikanla kepada
mereka maar sempurna$ se&agai suatu ke'aji&an$ dan tidak ada alangannya kamu perlakukan maar
itu sesuai dengan kerelaanmu 7suami istri8$ setela ditentukan ujuddan kadarnya ...7 Dari ayat tersebut
diperoleh ketentuan bahwa istri berhak atas mahar penuh apabila telah dicampuri. Mahar
merupakan suatu kewajiban atas suami dan istri harus tahu berapa besar dan apa wujud mahar
yang menjadi haknya itu. #etelah tahu, dibolehkan teijadi persetujuan lain tentang mahar yang
menjadi hak istri itu, misalnya istri merelakan haknya atas mahar, mengurangi jumlah, merubah
wujud atau bahkan membebaskannya.
Dengan demikian, mahar yang menjadi hak istri dan kewajiban atas suami itu hanya
merupakan simbol kesanggupan suami untuk memikul kewajiban- kewajibannya sebagai suami
dalam hidup perkawinan yang akan mendatangkan kemantapan dan ketenteraman hati istri. ?adi
bukan uang pembelian dan bukan pula sebagai upah bagi istri yang telah menyerahkan dirinya
kepada suami. =leh karena itu hadits !abi menggambarkan agar istri jangan menuntut mahar
yang memberatkan suami, dan ujud mahar tidak mesti berupa benda berharga, tetapi dapat pula
berupa uang atau jasa.
%erdapat beberapa hadits yang menjelaskan tentang mahar. (adits !abi riwayat Ahmad,
(akim dan Bayha8i dari 6A6lsyah mengajarkan- #:erempuan- perempuan yang paling &esar
mendatangkan &erka ,lla untuk suaminya adala yang paling ringan &iayanya. 7@ang dimaksud
dengan ringan biayanya ialah yang tidak memberatkan suami, s8ak dari mahar sampai kepada
,0
na"kah, pakaian dan perumahan dalam hidup perkawinan. (adits riwayat Bukhari, Muslim,
Abu Dawud, %hurmud'i dan !asa6i dari #ahl bin #a6ad menyatakan bahwa !abi pernah
mengawinkan salah seorang sahabatnya dengan mahar mengajar membaca al-5ur6an yang
diha"alnya *menurut salah satu riwayat, yang diha"alnya itu adalah surat al-Ba8arah dan 6All
6mran+. #elain itu terdapat juga hadits riwayat Bukhari
Muslim dan ain-ain dari Anas menyatakan bahwa !abi pernah memerdekakan #o"iah yang
kemudian menjadi istri beliau, dan yang menjadi maharnya adalah kemerdekaan tersebut.
%erdapat perbedaan jenis mahar. Apabila dalam akad nikah atau sesudahnya diadakan
ketentuan tentang ujud dan kadar mahar yang diberikan kepada istri, maka mahar tersebut
dinamakan- 7Mahar tertentu7 *mahar musamma+ dan apabila tidak ada ketentuan tentang ujud
dan kadar mahar dalam akad nikah atau sesudahnya maka kewajiban suami adalah memberikan
7mahar sepadan7 atau 7mahar pantas7 *maar mitsil8. Mahar tertentu *maar musamma8 dapat
dibayar tunai dalam akad nikah atau sesudahnya dan dapat pula dibayar bertangguh, sesuai
persetujuan dua belah pihak. #ementara mahar mitsil biasanya dibayar tunai dalam akad nikah
atau sesudahnya dan dapat pula dibayar bertangguh, sesuai persetujuan dua belah pihak. Mahar
mitsil biasanya dibayar beberapa waktu kemudian setelah akad. ;ntuk menentukan kepantasan
wujud dan kadar mitsil tidak ada ukuran yang pasti9 dapat disesuaikan dengan keadaan dan
kedudukan istri di tengah-tengah masyarakat, dan dapat pula disesuaikan dengan mahar yang
pernah diterima oleh perempuan yang sederajat atau oleh saudara-saudara atau sanak
keluarganya.
b. !a"kah.
,+ Pengertian dan Dasar (ukum
@ang dimaksud dengan na"kah adalah mencukup kan segala keperluan istri, meliputi
makanan, pakaian, tempat tinggal, pembantu rumah tangga dan pengobatan, meskipun istri
tergolong kaya. 5#. al-Ba8arah- .// mengajarkan- "...Dan ayah berkewajiban mencukupkan
kebutuhan makanan dan pakaian untuk para ibu dan anak- anak, dengan cam yang makru"...7
5#. al-%hala8- 2 mengajarkan- 7%empatkanlah istri- istridimana kamu bertempat tinggal
mermrutkemampuanmu9 janganlah kamu menyusahkan istri-istri untuk menyempitkan hati
mereka9 apabila istri-istri yang kamu talak itu dalam keadaan hamil ,maka berikanlah na"kah
kepada mereka hingga bersalin
,1
c. Memenuhi hajat biologis.
(ajat biologis adalah kodrat pembawaan hidup dan oleh karena itu suami wajib
memperhatikan hak istri dalam hal ini. Ketentraman dan keserasian hidup perkawinan antara
lain ditentukan oleh "aktor hajat biologis ini. Kekecewaan yang dialami dalam masalah ini
dapat menimbulkan keretakan dalam hidup perkawinan9 bahkan tidak jarang terjadi
penyelewengan istri, disebabkan oleh karena adanya perasaan kecewa dalam hal ini Dalam
sebuah hadits salah seorang sahabat !abi bernama 6Abdullah bin 6Amr yang terlalu banyak
menggunakan waktunya untuk menunaikan ibadah9 siang untuk melakukan puasa dan malam
harinya untuk melakukan shalat, diperingatkan oleh !abi yang antara lain- #-strimu mempunyai
ak yang 'aji& kau penui.#
#.# HAK)HAK &UA"I
(ak-hak suami yang wajib dipenuhi istri hanya merupakan hak-hak kebendaan9 sebab
menurut hukum slam istri tidak dibebani kewajiban kebendaan yang diperlukan untuk
mencukupkan kebutuhan hidup keluarga. Bahkan lebih diutamakan istri tidak us ah ikut bekeija
mencari na"kah, jika suami memang mampu memenuhi kewajiban na"kah keluarga dengan
baik. (al ini dimaksudkan agar istri dapat mencurahkan perhatiannya untuk melaksanakan
kewajiban membina keluarga yang sehat dan mempersiapkan generasi yang saleh. Kewajiban
ini cukup berat bagi istri yang memang benar-benar akan melaksanakan dengan baik. %etapi
tidak dapat dipahami bahwa slam dengan demikian menghendaki agar istri selalu berada di
rumah saja. ni berarti bahwa agar istri jangan sampai ditambah beban kewajibannya yang telah
berat itu dengan ikut mencari na"kah keluarga. Berbeda halnya apabila keadaan memang
mendesak, usaha suami tidak dapat menghasilkan kecukupan na"kah keluarga, maka dalam
batas-batas yang memberatkan, istri dapat diajak ikut berusaha mencari na"kah yang diperlukan
itu.
(ak-hak suami dapat disebutkan pada pokoknya ialah- hak ditaati mengenai hal-hal
yang menyangkut hidup perkawinan dan hak memberi pekjaian kepada istri dengan cara yang
baik dan layak dengan kedudukan suami istri.
,. (ak ditaati
5#. al-!isd6- /0 mengajarkan bahwa kaum laki- laki *suami+ berkewajiban memimpin
kaum perempuan *istri+, karena kaum laki-laki mempunyai kelebihan atas kaum perempuan
*dari segi kodrat kejadiannya+, dan adanya kewajiban laki-laki memberi na"kah untuk
,2
keperluan keluarganya. stri-istri yang saleh adalah yang patuh kepada Allah dan kepada
suami-suami mereka serta memelihara harta benda dan hak-hak suami, meskipun suami-
suami mereka dalam keadaan tidak hadir, sebagai hasil pemeliharaan Allah serta tau"i8-!ya
kepada istri-istri itu.
Pada bagian pertama ayat /0 surat al-!isa6 tersebut dapat diperoleh ketentuan bahwa
kewajiban suami memimpin istri itu tidak akan terselenggara dengan baik apabila istri tidak
taat kepada pimpinan suami. si dari pengertian taat adalah- H
a. stri supaya bertempat tinggal bersama suami di rumah yang telah disediakan.
b. %aat kepada perintah-perintah suami, kecuali apabila melanggar larangan Allah.
c. Berdiam di rumah, tidak keluar kecuali dengan i'in suami.
,. %aat kepada perintah-perintah suami
stri wajib memenuhi hak suami, taat kepada perintah-perintahnya apabila memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut-
,+ Perintah yang dikeluarkan suami termasuk hal-hal yang ada hubungannya dengan kehidupan
rumah tangga.
.+ Perintah yang dikeluarkan harus sejalan dengan ketentuan syari6ah9 apabila suami
memerintahkan istri untuk menjalankan hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan
syari6ah, maka perintah itu tidak boleh ditaati
/+ #uami memenuhi kewajiban-kewajibannya yang merupakan hak istri, baik yang bersi"at
kebendaan maupun yang bersi"at bukan kebendaan.
d. %idak menerima masuknya seseorang
(ak suami agar istri tidak menerima masuknya seseorang tanpa i'innya, dimaksudkan
agar ketentraman hidup rumah tangga tetap terpelihara. Ketentuan tersebut beriaku apabila
orang yang datang itu bukan mahram istri9 apabila yang datang itu adalah mahramnya, seperti
ayah, saudara, paman dan sebagainya dibenarkan menerima kedatangan mereka tanpa i'in
suami.
,3
BAB I.
PUTU&N+A PERKA%INAN
(.1 &EBAB)&EBAB PUTU&N+A PERKA%INAN
Menu&ut ketentuan hukum slam, perkawinan dapat putus karena -
,. Kematian
Kematian suami atau istri mengakibatkan perkawinan putus sejak teijadi kematian.
Apabila tidak terdapat halangan-halangan syarat, istri atau suami yang ditinggal mati berhak
waiis atas harta peninggalan si mati. @ang dimaksud dengan harta peninggalan ialah sisa harta
setelah diambil untuk mencukupkan keperluan penyelenggaraan jena'ah, sejak dari
memandikan sampai memakamkan, pelunasan utang-utangnya, dan melaksanakan wasiatnya,
dalambatas sebanyak-banyaknya sepertiga dari sisa harta setelah diambil untuk biaya
penyelenggaraan jena'ah dan melunasi hutang-hutang.
stri yang ditinggal mati suaminya harus menjalani masa berkabung 0 bulan ,E hari.
Dalam hubungan ini hadits !abi riwayat ?ama6ah kecuali %urmud'i berasal dari ;mmu %ahiyah
mengajarkan- 7=rang perempuan tidak boleh melakukan hidad *berkabung+ atas kematian
seseoang lebih dari tiga hari, kecuali atas kematian suaminya9 *perempuan yang ditinggal mati
suaminya+ hendaklah berkabung selama 0 bulan ,E hari9 selama waktu berkabung itu ia tidak
boleh mengenakan pakaianyang diwenter, kecuali baju @aman9 jangan pula ia bercelak mata,
mengenakan par"um *wangi-wangian+, mengecatkuku dan bersisir, kecuali apabila baru suci dari
haid, maka ia boleh berwangi-wangian dengan membakar ratus.7
Cara berkabung seperti disebutkan hadits !abi itu ialah selama masa iddah, perempuan
yang ditinggal mati jangan mengenakan pakaian dan perhiasan yang tidak menunjukkan rasa
berkabung atas kematian suaminya. Keluarga rumah dalam masa berkabung juga tidak
dibenarkan, kecuali bila memang ada keperluan yang mendesak untuk mencukupkan kebutuhan
hidupnya, atau untuk hal-hal yang memang dibenarkan oleh syara6, seperti mengunjungi orang
tua yang sedang sakit dan sebagainya.
,4
!. PER/ERAIAN
a. %alak kadang-kadang diperlukan
Allah menentukan syari6at perkawinan dengan tujuan untuk mewujudkan ketenangan
hidup, menimbulkan rasa kasih sayang antara suami istri, antara mereka dengan anak-anaknya,
antara pihak-pihak yai-g mempunyai hubungan besan akibat perkawinan suami istri, an tar
mereka dengan anak-anaknya, antara pihak- pihak yang mempunyai hubungan besan akibat
perkawinan suami istri itu, dan untuk melanjutkan keturunan dengan cara berkehormatan.
%ujuan syari6at perkawinan seperti disebutkan itu kadang-kadang terhalang oleh
keadaan-keadaan yang tidak diduga sebelumnya. Misalnya, salah satu suami atau istri ternyata
mandul, hingga tujuan melanjutkan keturunan terhalang, padahal salah satu pihak benar- benar
menginginkan keturunan. Dalam hal seperti ini, slam sama sekah tidak mengekang keinginan
kodrati pihak-pihak bersangkutan. Bagi suami yang beristri mandul, dimungkinkan untuk
berpoligami, dan bagi istri yang bersuami mandul, dibenarkan menghentikan perkawinan
dengan jalan khulu6 *talak tebus+ lewat pengadilan.
#ebagai contoh lain, apabila ternyata salah satu suami atau istri mengalami kelainan-
kelainan yang tidak memungkinkan untuk mengadakan hubungan kelamin, padahal telah
diadakan pengobatan secukupnya, maka dalam hal seperti ini pun slam tidak akan membiarkan
suami atau istri menahan hasrat kodratinya. Bagi suami yang beristri demikian, dimungkinkan
kawin lagi, dan bagi istri yang bersuami demikian, dimungkinkan khulu6 kepada pengadilan.
b. Pedoman-pedoman talak dalam slam
#ejalan dengan prinsip perkawinan dalam slam yang antara lain disebutkan bahwa
perkawinan adalah untuk selamanya, tidak boleh dibatasi dalam waktu tertentu, maka dalam
masalah talak pun slam memberikan pedoman-pedoman sebagai berikut-
,+ Pada dasarnya slam mempersempit pintu perceraian. Dalam hubungan ini hadits !abi
riwayat Abu Dawud dan bn Majah mengajarkan- #Hal yang alal$ yang paling muda
mendatangkan murka ,lla adala talak.# (adits !abi riwayat al-Dara8uthni mengajarkan-
#;iptaan ,lla yang paling muda mendatangkan murka- Nya adala talak # Al-5urthubi dalam
kitab ta"sir ayat- ayat hukum mengutip hadits !abi berasal dari 6All ibn Abi %halib yang
mengajarkan- #<a'inla kamu$ tetapijangan suka talak$ se&a& talak itu mengg0n%angkan /arsy.
,>
7Dari banyak hadits-hadits !abi mengenai talak itu, dapat kita peroleh ketentuan bahwa
aturan talak diadakan guna mengatasi hal-hal yang memang telah amat mendesak dan
terpaksa.
.+ Apabila terjadi sikap membangkang)melalaikan kewajiban *nusyu'+ dari salah satu suami
atau istri, jangan segera melakukan pemutusan perkawinan, tetapi hendaklah diadakan
penyelesaian yang sebaik- baiknya antara suami istri sendiri. Apabila nusyu' teijadi dari
pihak istri, suami supaya memberi nasehat dengan cara yang baik9 apabila nasehat tidak
membawakan perbaikan, supaya berpisah tidur dari istrinya9 apabila berpisah tidur tidak
juga membawa perbaikan, supaya memberi pelajaran dengan memukul, tetapi tidak boleh
pada bagian muka, dan jangan sampai mengakibatkan luka.
/+ Apabila perselisihan suami istri telah sampai kepada tingkat syi)a) *perselisihan yang
mengkhawatirkan bercerai+ hendaklah dicari penyelesaian dengan jalan mengangkat akam
*wasit+ dari keluarga suami dan istri, yang akan mengusahakan dengan sekuat tenaga agar
kerukunan hidup suami istri dapat dipulihkan kembali
0+ Apabila perceraian tidak dapat dibindarkan lagi dan talak benar-benar terjadi, maka harus
diadakan us aha agar mereka dapat rujuk kembali dan inemulai hidup baru. Di sinilah letak
pentingnya, mengapa slam mengatur bilangan talak sampai tiga kali.
1+ Meskipun talak benar-benar teijadi, pemeliharaan hubungan dan sikap baik antara bekas
suami istri harus senantiasa dipupuk. (al ini hanya dapat tercapai, apabila talak teijadi
bukan karena dorongan na"su, melainkan dengan pertimbangan untuk kebaikan hidup
masing-masing. !amun, kenyataannya hal seperti ini sulit dicapai, karena setiap perceraian
selalu diawali oleh sebuah perselisihan yang saling menyakitkan.
c. (ak talak
(ukum slam menentukan bahwa hak menjatuh- kan talak adalah pada suami, dengan
pertimbangan bahwa orang laki-laki pada umumnya secara kodrati lebih mampu ber"ikir
mempertimbangkan mana yang lebih baik antara berpisah atau bertahan hidup bersuami istri
dari pada orang perempuan. .=rang laki-laki pada umumnya lebih matang ber"ikir sebelum
mengambil keputusan daripada orang perempuan yang biasanya bertindak atas dasar emosi.
Dengan demikian, apabila hak talak diberikan kepada suami, maka diharapkan bahwa kejadian
perceraian akan lebih kecil kemungkinannya dari pada apabila hak talak diberikan juga kepada
.E
istri. Pertimbangan lain, seorang suami akan berpikir panjang untuk menjatuhkan talak terhadap
istrinya, sebab talak itu akan berakibat beban atas suami, berupa na"kah selama istri mengalami
masa 6iddah dan mut6ah *pemberian sejumlah harta oleh suami kepada istri yang ditalak+.
Kalau sekiranya suami menjatuhkan talak tidak atas dasar pertimbangan yang ogis dan
sehat, tentu saja ancaman Allah #wt. Akan berlaku, yaitu 7 di Murkai7. Pertimbangan inilah
yang di serahkan kepada suami, agar kehidupan di dunia ini tidak sia-sia. Artinya kehidupan
yang penuh dengan kemurkaan Allah. =leh karenanya, makin kuat iman seseorang, makin
logislah pertimbangannya ketika berhadapan dengan pilihan menjatuhkan talak atau
mempertahankannya.
(al ini tidak berarti bahwa istri sama sekali tidak diberi jalan untuk lebih mengutamakan
berpisah dari suaminya, apabila keadaan memang amat mendesak. Misalnya seorang istri
dianiaya oleh suaminya, tidak uiperhatikan hak-haknya dan sebagainya hingga merasa tidak
sanggup lagi untuk hidup sebagai istri. Dalam hal seperti ini slam memberikan jalan kepada
istri untuk mengajukan gugutan kepada hakim agar diceraikan dari suaminya. Menurut
pendapat ulama-ulama mad'hab (ana#, istri dimungkinkan menceraikan dirinya sendiri dari
suaminya, apabila mendapat kuasa dari suaminya 7ta3'idl8$ atau apabila dalam akad nilrah
diadakan syarat bahwa jaminan perlindungan istri ada di tangan istri sendiri
d. #yarat-syarat talak
#yarat-syarat talak meliputi hal-hal sebagai berikut-
,+ #yarat-syarat pihak yang menjatuhkan talak
Mengingat bahwa talak adalah salah satu macam tindakan hukum yang pada dasarnya
tidak dibenarkan, maka untuk sahnya talak itu diperlukan adanya syarat- syarat pihak yang
menjatuhkan sebagai berikut-
a+ %elah baligh.
;ntuk sahnya talak diperlukan adanya syarat bahwa suami yang menjatuhkan talak telah
baligh. #uami yang belum baligh tidak dapat menjatuhkan talak terhadap istrinya.
(ukum slam memungkinkan terjadinya perkawinan anak-anak dibawah umur yang
dalam akad nikah dilakukan oleh walinya.
.,
b+ Berakal sehat.
#yarat ini diperlukan juga oleh suami yang akan menjatuhkan talak terhadap istrinya.
Dengan demikian, orang yang sedang mengalami sakit gila atau seperti gila tidak
dipandang sah menjatuhkan talak terhadap istrinya.
c+ %idak dalam keadaan terpaksa *iktiyar+.
Dua syarat baligh dan berakal sehat belum cukup bagi suami yang akan menjatuhkan
talak terhadap istrinya9 masih diperlukan syarat ketiga, yaitu ikhtiar atau tidak dalam
keadaan terpaksa, benar-benar keluar dari kehendak hati yang bebas dari tekanan-
tekanan dari diri sendiri maupun dariluar. Dengan demikian, apabila seorang suami
dipaksa untuk menceraikan istrinya dan disertai dengan ancaman-ancaman, baik "isik
maupun moril, kemudian dia menjatuhkan talak, maka talak itu tidak dipandang jatuh.
d+ Dalil-dalil pendukung. Dalil-dalil atau alasan-alasan diperlukannya tiga syarat9 baligh,
berakal sehat dan ikhtiyar bagi suami yang akan menjatuhkan talak terhadap istrinya itu
adalah-
a. (adits !abi riwayat Ahmad, Abu Dawud dan al- (akim dari 6All dan 6;mar
mengajarkan- #:ena diangkat dari tiga 0rang4 dari 0rang gila yang &enar- &enar
tidak sadar ingga ia sem&u$ dari 0rang tidur ingga ia &angun dan dari anak-anak
ingga ia &alig.#
b. (adits !abi riwayat bn Majah, bn (ibban, al- Dara8uthni, %habrani dan al-
(akim dari bn Abbas mengajarkan- #Diangkat dari ummatku keliru$ lupa dan
sesuatu yang dipaksakan kepada mereka.# Maksud hadits ini ialah bahwa orang yang
tidak akan dibebani tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan yang teijadi karena
keliru, lupa atau terpaksa tidak mempunyai akibat hukum. =rang yang
menjatuhkan talak atas istrinya karena keliru, lupa atau dipaksa tidak dipandang
sah. Dari hadits tersebut kita peroleh syarat ikhtiar bagi suami yang akan
menjatuhkan talak atas istrinya.
e. Macam-macam talak
Di atas telah disebutkan bahwa talak yang dilaksanakan sesuai ketentuan-ketentuan al-
5ur6an dan sunnah disebut talak sunni, sedang yang dilaksanakan menyimpang dari ketentuan-
..
ketentuan al-5ur6an dan sunnah disebut talak bid6i. Dari segi ain, yaitu dari segi bilangan talak
yang dijatuhkan atau dari cara terjadinya perceraian atau dari keadaan istri yang ditalak, terdapat
dua macam talak, yaitu #talak raj/=/ dan #talak &a/in#.
,+ %alak raj6i
%alak raj6i ialah talak yang masih memungkinkan suami rujuk kepada bekas istrinya
tanpa akad nikah baru. %ermasuk dalam kategori talak raj 6, adalah talak pertama dan kedua
yang dijatuhkan suami terhadap istri yang sudah pernah dicampuri dan bukan atas permintaan
istri yang disertai uang tebusan */i'adl8$ selama masih dalam masa 6iddah. Dengan demikian
apabila seorang suami yang menjatuhkan talak pertama atau kedua seperti diterangkan diatas itu
masih dapat rujuk dengan istrinya9 kembali hidup bersuami istri tanpa memerlukan akad
nikah baru selama masa 6iddahnya belum habis.
.+ %alak ba6in
%alak ba6in ialah talak yang tidak memungkinkan suami rujuk kepada bekas istrinya,
kecuali dengan melakukan akad nikah baru. %alak bain dua macam-
a. Ba6in kecil iba 6in sughra+.
%alak bain kecil ialah talak satu atau dua yang dijatuhkan kepada istri yang belum pernah
dikumpuli, talak satu atau dua yang dijatuhkan atas permintaan istri dengan pembayaran
tebusan *6iwadl+ dan talak satu atau dua yang dijatuhkan kepada istri yang pernah dikumpuli
bukan atas permintaannnya dan tanpa pembayaran 6iwadl, setelah habis masa 6iddahnya.
b. (a/in &esar *ba 6in kubra+.
%alak bain besar ialah talak yang telah dijatuhkan tiga kali. #uami yang telah
menjatuhkan talak tiga kali tidak boleh rujuk kepada bekas istrinya, kecuali setelah bekas istrinya
itu melakukan perkawinan dengan laki-laki lain dan telah melakukan persetubuhan dengan suami
yang baru itu, kemudian terjadi perceraian tanpa ada rekayasa.
a. menunjukkan rasa berkabung atas kematian suami bersama-sama dengan keluarga suami
Dalam hal ini "aktor psikologis yang menonjol.
b. Perceraian yang terjadi antara suami istri yang pernah melakukan hubungan kelamin, 6iddah
diadakan
./
untuk meyakrnkan kekosongan rahim, untuk menjaga agar jangan sampai teijadi
percampuran) kekacauan nasab bagi anak yang dilahirkan.
(.! IDDAH
,. Pengertian 6iddah
6ddah adalah masa tunggu bagi wanita yang ditinggal mati atau bercerai dari suaminya
untuk memungkinkan melakukan perkawinan lagi dengan laki- laki lain.
.. %ujuan diadakan 6iddah
6ddah diadakan dengan tujuan sebagai berikut-
a. ;ntuk menunjukkan betapa pentingnya masalah perkawinan dalam ajaran slam.
Perkawinan yang merupakan peristiwa amat penting dalam hidup manusia dan merupakan
jalan yang sah untuk memenuhi hasrat naluriah hidup serta dalam waktu sama merupakan
salah satu macam ibadah kepada Allah itu jangan sampai mudah diputuskan. =leh
karenanya perkawinan merupakan peristiwa dalam hidup manusia yang harus dilaksanakan
dengan cara masak-masak pula apabila terpaksa harus bercerai.
b. Dalam perceraian karena ditinggal mati, 6iddah diadakan untuk menunjukkan rasa
berkabung atas kematian suami bersama-sama dengan keluarga suami Dalam hal ini "aktor
psikologis yang menonjol.
c. Perceraian yang terjadi antara suami istri yang pernah melakukan hubungan kelamin, 6iddah
diadakan
untuk meyakrnkan kekosongan rahim, untuk menjaga agar jangan sampai teijadi
percampuran) kekacauan nasab bagi anak yang dilahirkan.
/. Macam-macam 6iddah
Ditinjau dari sebab teijadinya perceraian, 6iddah dapat dibagi dua, yaitu 6iddah
kematian dan 6iddah talak. Ditinjau dari perhitungan masanya, 6iddah dibagi tiga, yaitu 6iddah
dengan perhitungan bulan, 6iddah dengan perhitungan suci dari mens dan 6iddah dengan
melahirkan kandungan.
a. 6ddah kematian
stri yang ditinggal mati suaminya harus menjalani 6iddah sebagai berikut-
,+ Bagi istri yang tidak dalam keadaan hamil, baik sudah berkumpul dengan suaminya atau
belum, 6iddahnya adalah empat bulan sepuluh hari, sesuai ketentuan 5#. al-Ba8arah- ./0.
.0
.+ Bagi istri yang dalam keadaan hamil, 6iddahnya adalah sampai melahirkan meskipim
waktu antara ditinggal mati dan melahirkan kurang dari empat bulan sepuluh hari.
Demikian pendapat jumhur "u8ahaI. Menurut pendapat sahabat 6Ali bin Abi %halib,
apabila antara kelahiran dan melahirkan kurang dari empat bulan sepuluh hari, maka
6iddahnya harus dicukupkan sampai empat bulan sepuluh hari. ?umhur "u8aha6 berpegang
kepada dalil 5#. al-%hala8- 0 yang menentukan 6iddah hamil
sampai melahirkan, terpisah dari ketentuan ayat ./0 surat al-Ba8arah, sementara 6Ali
menggunakan dua ayattersebutbersama-sama. ;ntuk lebihjelasnya, 5#. al-Ba8arah- ./0
menentukan- #>rang-0rang yang meninggal dunia di antara kamu dengan meninggalkan istri-istri$
endakla istri-istri itu menjalani masa idda selama empat &ulan sepulu ari.# 5#. al-%hala8- 0
menentukan- #-stri-istri yang sedang amil /iddanya adala sampai melairkan kandungan.
7?umhur "u8aha6 berpendapat bahwa dua buah ayat tersebut masing- masing berdiri sendiri
dengan ketentuan hukum yang dikandungnya. #edang sahabat Ah memandang dua ayat itu
berhubungan satu sama lain9 istri yang ditinggal mati suaminya harus menjalani 6iddah
mana yang terpanjang antara empat bulan sepuluh hari atau melahirkan kandungannya.
b. 6ddah talak
stri yang bercerai dengan suaminya dengan jalan talak harus menjalani masa 6iddah
sebagai berikut-
,+ Bila istri yang ditalak dalam keadaan hamil, 6iddahnya adalah sampai melahirkan
kandungan, dengan ketentuan-ketentuan seperti tersebut di atas, yaitu yang dilahirkan
benar-benar telah berbentuk janin, meskipun lahir sebelum masanya *prematur+, bukan
sekedar keguguran yang masih berupa gumpalan- gumpalan darah, beralasan 5#. al-
%hala8- 0.
.+ stri yang masih dapat mengalami menstruasi, 6iddahnya adalah tiga kali suci, termasuk suci
pada waktu teijadi talak, asal sebelumnya tidak dilalnikan hubungan suami istri, sesuai
ketentuan 5#. al- Ba8arah- ..4.
/+ stri yang tidak pernah atau sudah tidak dapat lagi mengalami menstruasi, 6iddahnya adalah
tiga bulan, atas dasar ketentuan 5#. al-%hala8- 0.
.1
BAB .
PENUTUP
*.1 KE&I"PULAN
Dari penjelasan dan uraian dari tiap bab dan sub bahasan maka dapat kami simpulkan
sebagai berikut -
,. Perkawinan ialah perjanjian anatara seorang pria dan wanita hidup bersama sebagai
suami istri menurut ketentuan-ketentuan agama dengan tujuan untuk mengikuti #unnah
&osullulloh #A$ dan dengan syarat-syarat tertentu.
.. Membentuk sebuah &umah tangga, serta melestarikan keturuanan, agar bisa meneruskan
generasi dari manusia itu sendiri.
/. Mencapai kebahagiaan dengan cara mendidik dan mengarahkan sebuah keluarga, supaya
terbentuk keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah agar terhindar dari per'inaan.
1.. &ARAN
,. #ebagai umat slam kita di sunnahkan untuk melakukan perkawinan seperti yang
dilakukan oleh !abi Muhammad #A$
.. Kita hidup ditakdirkan untuk saling berpasangan walaupun tidak boleh menyesali takdir
itu.
.2
DA0TAR PU&TAKA
A.Ahmad #arong, Hukum :erka'inan -slam di -nd0nesia. @ayasan Pena Banda Aceh, Cetakan
*&eGisi+, ?uli .EE1.
.3
KATA PENGANTAR
#egala puji bagi Allah #$% yang telah menolong hamba-!ya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. %anpa pertolongan Allah #$% mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui proses kpemecahan dan pengayakan
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. !amun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari %uhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang 1 "UNAKAHAT 2 dan sengaja dipilih karena menarik
perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli
terhadap dunia pendidikan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing
yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
#emoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
$alaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya.

$assalam
Penulis
.4
i
DA0TAR I&I
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DA0TAR I&I ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
,., :atar Belakang .............................................................................................. ,
,.. &umusan Masalah ......................................................................................... .
,./ %ujuan Penulisan ........................................................................................... .
BAB II PERKA%INAN..........................................................................................
.., slam Menganjurkan Perkawinan..................................................................
... Pengertian Dan %ujuan Perkawinan..............................................................
../ (ukum Melakukan Perkawinan....................................................................
..0 Prinsip-Prinsip Perkawinan Dalam slam.....................................................
..1 Akad !ikah Dan ;nsur-;nsurnya................................................................
..2 Poligami Dalam slam...................................................................................
BAB III HAK DAN KE%A'IBAN &UA"I I&TRI.............................................
/., (ak-(ak Bersama........................................................................................
/.. (ak-(ak stri .................................................................................
/./ (ak-(ak #uami............................................................................................
BAB I. PUTU&N+A PERKA%INAN..................................................................
0., #ebab -#ebab Putusnya Perkawinan.............................................................
0.. Perceraian .....................................................................................................
BAB . PENUTUP ...................................................................................................
1., Kesimpulan ..................................................................................................
1.. #aran..............................................................................................................
DA0TAR PU&TAKA...............................................................................................
.>
ii
MUNAKAHAT
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA : ANISMA
NIM : 130140069
KELAS : A3
TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
/E

Anda mungkin juga menyukai