BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM RSUD ULIN BANJARMASIN
Agustus, 2010 2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................. Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3 1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 3 1.2. Tujuan ....................................................................................................... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4 2.1. Menopause ................................................................................................ 4 2.1.1. Definisi menopause ........................................................................... 4 2.1.2. Usia menopause ................................................................................ 5 2.1.3. Perubahan endokrin ........................................................................... 5 2.2. Terapi penggantian hormon ...................................................................... 6 2.2.1. Terapi penggantian hormon dan kanker endometrium ..................... 7 2.2.2. Terapi penggantian hormon dan kanker payudara ............................ 8 2.2.3. Terapi penggantian hormon dan osteoporosis................................. 10 2.2.4. Terapi penggantian hormon dan penyakit kardiovaskuler .............. 11 2.2.5. Manfaat dan risiko jangka panjang terapi penggantian hormon ..... 13 2.2.6. Isu-isu saat ini tentang terapi penggantian hormon......................... 16 BAB III PENUTUP ............................................... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Menopause adalah masa transisi dari tahap kehidupan reproduktif ke non- reproduktif pada wanita dan ditandai secara klinis oleh penghentian permanen menstruasi dan hilangnya fungsi ovarium secara biologis. Menopause terjadi rata- rata usia 50 tahun dan hampir semua wanita pada usia 55 tahun atau lebih akan mengalami menopause. Perubahan dalam angka kelahiran dan kematian selama satu abad terakhir, dan khususnya, penurunan angka kematian ibu di negara- negara berkembang yang telah mengakibatkan usia harapan hidup wanita menjadi rata-rata 75 tahun, telah membuat sebagian besar wanita akan menjalani kehidupan pasca menopause selama sepertiga dari umur hidup mereka. Perempuan tersebut (9 juta di Inggris dan Wales) sekarang mencakup sekitar 18% dari total penduduk. 1
1.2. Tujuan Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah meringkas data epidemiologi tentang terapi penggantian hormon dan implikasinya terhadap kesehatan wanita pascamenopause.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Menopause 2.1.1. Definisi menopause Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang menopause menyarankan beberapa definisi berikut: 1) Menopause didefinisikan sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikel ovarium; 2) Perimenopause (atau klimakterik) merupakan periode yang mencakup dari masa segera sebelum menopause dengan gambaran endokrinologis, biologis dan klinis mendekati menopause, hingga setidaknya setahun pertama setelah menopause; sedangkan 3) Postmenopause didefinisikan sebagai masa setelah menopause (masa ini sulit ditentukan, diperkirakan sekitar jangka waktu 12 bulan setelah amenore spontan didapati). 2
Meskipun diagnosis menopause didasarkan pada gejala dan tanda klinis, terutama amenorrhea, dan jika perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan hormon steroid atau gonadotrophin, hilangnya fungsi ovarium merupakan karakteristik penting dari menopause ini. Dengan demikian, menopause operatif terjadi setelah ooforektomi bilateral dengan atau tanpa hysterectomy tetapi tidak akan mencakup penghentian menstruasi akibat histerektomi sederhana. 1
5
2.1.2. Usia menopause Usia menopause rata-rata pada negara-negara industri di Barat adalah sekitar 50 tahun meskipun masih berkisar antara 35-59 tahun atau lebih dengan kurva distribusi normal yang sedikit miring. 3 Kegagalan ovarium prematur terkait dengan beberapa kondisi klinis yang langka, seperti galactosaemia, atau dapat pula disebabkan oleh terapi radiasi atau kemoterapi sitotoksik. Beberapa faktor eksogen dapat mempengaruhi usia menopause, misalnya wanita perokok mengalami menopause rata-rata 1-2 tahun lebih awal daripada non-perokok, sedangkan status gizi buruk merupakan faktor lain yang turut mempengaruhi. 4
2.1.3. Perubahan endokrin Selama masa reproduksi, korpus luteum dan korpus preovulatoar adalah sumber utama dari steroid seks dimana estradiol mendominasi dengan jumlah yang lebih kecil dari estron. Androgen, terutama androstenedion dan testosteron, juga diproduksi oleh sel teka dan stroma. Perubahan hormonal yang paling besar setelah menopause, dengan hilangnya unit folikular, adalah pengurangan 10-20 kali lipat pada level estradiol. Hormon lain, terutama estrone, androstenedion, testosteron dan dehidroepiandrosteron juga mengalami penurunan hormon yang nyata. 13-15 Level follicle stimulating hormone (FSH) meningkat 10-15 kali dari fase awal folikuler pada seorang perempuan muda sedangkan luteinizing hormone (LH) mencapai maksimum tiga kali lebih tinggi pada sekitar 2 tahun setelah menopause. Setelah menopause, sumber utama estrogen adalah dari hasil konversi perifer jaringan adiposa prekursor androgen adrenal, terutama androstenedion, 6
sedangkan untuk estrogen, terutama estron, jumlah lemak tubuh adalah penentu utama level estrogen pada wanita pascamenopause. 5
2.2. Terapi penggantian hormon Sementara menopause dilihat sebagai bagian dari proses penuaan normal, peneliti lain berpendapat bahwa di masa lalu sebagian besar wanita tidak hidup sampai usia menopause. Fertilitas umumnya berkurang seiring usia pada mamali tetapi arti evolusi dari menopause masih belum jelas apakah memang seperti itu. Dengan demikian, diusulkan bahwa menopause merupakan keadaan kekurangan estrogen yang dapat diatasi dengan terapi penggantian estrogen, seperti yang dicontohkan oleh pernyataan Wilson berikut ini. Kebenaran tak enak yang harus dihadapi adalah bahwa semua wanita postmenopause telah dikebiri.
Defisiensi estrogen sama banyaknya dengan penyakit seperti kekurangan hormon tiroid, pankreas atau adrenal. Tidak ada upaya yang dapat dilakukan di sini untuk semua efek merugikan dari penyakit defisiensi, misalnya penipisan tulang, Dowager's hump, kontur tubuh yang jelek, flaksidnya payudara, dan atrofi alat kelamin. Pengobatan estrogenik pada wanita tua akan menghambat osteoporosis sehingga membantu dalam mencegah patah tulang selama mereka melanjutkan aktifitas yang sehat dengan diet yang sesuai. Payudara dan organ genital tidak akan layu. Wanita tersebut pun akan jauh lebih menyenangkan untuk hidup dan tidak akan menjadi membosankan serta tidak menarik. 6
Sebaliknya, peneliti lain berpendapat bahwa banyak kondisi yang terkait dengan menopause terutama merupakan cerminan perubahan yang berhubungan 7
dengan usia yang mungkin secara potensial dimodifikasi oleh faktor perilaku. 7
Indikasi utama untuk terapi penggantian estrogen adalah untuk mengobati gejala- gejala klinis yang terkait dengan menopause seperti gejolak panas dan berkeringat. Namun, dengan antusiasme oleh pendukung awal terapi pengganti estrogen seperti Wilson dan lain-lain pada awal 1970-an di Amerika Serikat, sebagian besar wanita menopause (50% perempuan berusia 55-64 tahun dan 30% wanita berusia 65-74 tahun pada satu populasi penelitian) telah menggunakan estrogen tidak hanya untuk mengurangi gejala-gejala tetapi dengan gagasan bahwa penggunaan estrogen merupakan bentuk pemeliharaan dari kemudaan dan kesehatan wanita tersebut. 8
Meskipun data penelitian hewan dan klinis tentang efek biologis dari estrogen telah lama tersedia, sejumlah besar wanita postmenopause yang diberikan estrogen dilakukan penelitian epidemiologi lain terhadap hubungan antara penggunaan estrogen dan berbagai kondisi seperti kanker reproduksi, osteoporosis dan penyakit kardiovaskular pada wanita dalam populasi umum. Penelitian-penelitian ini, terutama dari Amerika Serikat, telah muncul sejak pertengahan 1970-an sampai sekarang dan temuan yang ada pada gilirannya merangsang penelitian klinis dan eksperimental lebih lanjut untuk mengidentifikasi mekanisme biologis yang mungkin mendasarinya. 1
2.2.1. Terapi penggantian hormon dan kanker endometrium Dari semua efek terapi estrogen, mungkin efek yang paling terkenal adalah peningkatan risiko kanker endometrium. Laporan pertama adalah dari beberapa 8
penelitian case control kanker endometrium yang meningkat terkait dengan penggunaan eksogen. Penelitian ini muncul pada pertengahan 1970-an. Namun, ada sedikit keraguan dari kedua case control tersebut. Baru-baru ini, penelitian prospektif yang menggunakan estrogen menunjukkan adanya peningkatan risiko kanker endometrium tiga sampai lebih dari enam kali lipat. 9 Peningkatan risiko yang signifikan muncul dengan durasi penggunaan sekitar 3 tahun dan besarnya tampaknya berhubungan dengan dosis dan durasi penggunaan tersebut. Namun, risiko ini tampaknya lebih atau kurang dihapus oleh penambahan progestogen. Hal ini menyebabkan penggunaan estrogen dikombinasikan secara luas dengan preparat progestogen. 10
2.2.2. Terapi penggantian hormon dan kanker payudara Ooforektomi telah lama diakui dapat menimbulkan regresi kanker payudara pada wanita. Namun, bukti peningkatan risiko kanker payudara terkait dengan penggunaan estrogen eksogen jauh lebih equivokal. Case control awal tidak memberikan indikasi yang konsisten tentang penggunaan estrogen eksogen yang meningkatkan resiko kanker payudara meskipun beberapa penelitian yang lebih baru telah menunjukkan peningkatan risiko kanker payudara. Beberapa tinjauan pustaka telah meneliti kemungkinan tentang hal ini. 11 Dua kemungkinan penjelasan telah dihipotesiskan untuk temuan-temuan yang tidak konsisten ini. Pertama, risiko tersebut mungkin terkait dengan lamanya penggunaan dan penelitian awal yang lebih cenderung memiliki perempuan yang telah mengambil estrogen untuk jangka waktu yang lebih pendek dari penelitian berikutnya. 9
Tampak terlihat adanya kemungkinan bahwa penggunaan estrogen durasi pendek tidaklah meningkatkan risiko kanker payudara. Hal ini ditunjukkan oleh meta- analisis yang baru-baru ini telah menunjukkan risiko relatif sekitar 1,00 terkait dengan penggunaan jangka pendek. 12 Namun, suatu meta-analisis yang menguji risiko berdasarkan durasi penggunaan estrogen telah menunjukkan bahwa terdapat risiko relatif sebesar 1,3 untuk wanita yang menggunakan estrogen selama 15 tahun atau lebih dibandingkan wanita yang bukan pengguna. 13
Kedua, penelitian awal memasukkan wanita yang menggunakan estrogen terutama bentuk yang terkonjugasi, meskipun dalam penelitian berikutnya, wanita lebih cenderung menggunakan berbagai formulasi yang berbeda termasuk senyawa estradiol sebagaimana pula dengan penggunaan hormon yang berlawanan. Ada kemungkinan bahwa formulasi tersebut berkaitan dengan risiko kanker payudara. Bergkvist et al yang melaporkan penelitian prospektif terhadap 23.244 wanita di Swedia menyatakan bahwa penggunaan jangka panjang estrogen tampaknya terkait dengan sedikit peningkatan risiko kanker payudara tetapi tidak ada peningkatan risiko yang ditemukan setelah penggunaan estrogen konjugasi dimana estradiol dikaitkan dengan peningkatan risiko 1,8 kali lipat atau lebih setelah 6 tahun dan risiko kanker payudara tertinggi (4,4 setelah penggunaan 6 tahun atau lebih) di antara perempuan yang diberikan estrogen maupun progestogen dalam bentuk kombinasi. 14 Pengamatan ini konsisten dengan hipotesis yang diajukan oleh Key dan Pike bahwa progestogen mungkin dapat mempotensiasi efek estrogen dalam menginduksi mitosis sel kanker payudara sehingga meningkatkan risiko kanker payudara. 15
10
Jika kasus risiko kanker payudara yang terkait dengan terapi penggantian hormon tersebut dikaitkan pula dengan durasi penggunaan dan/atau meningkat dengan penambahan senyawa estradiol atau progestogen, maka hal ini akan menimbulkan masalah-masalah tentang formulasi obat yang optimal atau durasi terapi. Kecenderungan saat ini adalah peningkatan durasi terapi penggantian hormon karena manfaat dalam hal pencegahan fraktur tampaknya memerlukan waktu yang panjang (setidaknya 6-10 tahun) dan telah terjadi proliferasi formulasi hormon yang berbeda. Bahkan peningkatan kecil dalam hal risiko mungkin menjadi perhatian yang lebih besar karena kanker payudara secara substansial lebih sering daripada kanker endometrium dan umumnya dianggap sebagai penyakit yang lebih buruk untuk diderita. 1
2.2.3. Terapi penggantian hormon dan osteoporosis Banyak penelitian observasional maupun kontrol yang telah menunjukkan bahwa terapi estrogen pada wanita dapat mencegah hilangnya mineral tulang tidak hanya di sekitar menopause tetapi bahkan pada wanita beberapa tahun setelah menopause. 16 Manfaat ini untuk kepadatan mineral tulang tampaknya terkait dosis dan tampaknya hanya berlangsung selama terapi estrogen. Nilai potensial yang digunakan estrogen perimenopause mungkin dimaksudkan untuk mencegah fraktur osteoporosis yang kebanyakannya terjadi setelah usia 75 tahun dimana hal ini masih bisa diperdebatkan karena tidak ada penelitian jangka panjang tentang pencegahan primernya. Telah dikemukakan bahwa penundaan keropos tulang bahkan untuk beberapa tahun akan mengurangi risiko patah tulang seumur hidup. 11
Hal ini sepertinya harus muncul oleh karena penelitian observasional yang dilakukan yang menunjukkan bahwa separuh risiko patah tulang terkait dengan terapi estrogen. Berapa lama penggunaan perlu dilanjutkan pada wanita perimenopause dapat memiliki dampak besar pada fraktur masih tidak terlalu jelas tetapi setidaknya dua case control wanita dengan fraktur menunjukkan bahwa durasi penggunaan 5 tahun atau lebih diperlukan sebelum risiko patah tulang secara signifikan menurun. Tidak jelas apakah penambahan progestogen mempengaruhi risiko patah tulang. 17
2.2.4. Terapi penggantian hormon dan penyakit kardiovaskuler Potensi dampak kesehatan masyarakat terbesar terapi penggantian hormon adalah terhadap penyakit kardiovaskular yang sebagian besar merupakan penyebab utama yang kematian pada wanita. Berbagai case control dan penelitian prospektif telah dilaporkan, yang terakhir ditinjau oleh Meade dan Berra. 18 Hanya sedikit penelitian yang menyarankan efek yang buruk (data paling penting didapat dari penelitian Framingham yang dilaporkan oleh Wilson tentang risiko relatif sebesar 1,9 untu untuk penyakit jantung iskemik dan 2.3 untuk stroke). 19
Kebanyakan penelitian dengan konsisten telah mendokumentasikan secara substansial penurunan risiko penyakit jantung koroner hingga 60% pada wanita yang menggunakan terapi penggantian estrogen dibandingkan wanita yang bukan pengguna. 20 Penjelasan untuk inkonsistensi antara lain penggunaan yang tidak biasa angina sebagai titik akhir dalam penelitian Framingham atau penggunaan preparat yang berbeda. Menariknya, di antara data yang tersedia, terutama dari 12
penelitian prospektif terbesar, berdasarkan keperawatan di AS, bahwa penurunan risiko tampaknya lebih ditandai pada penggunaan saat ini dibandingkan dengan penggunaan di masa lalu dan tidak terkait dengan durasi terapi. Tidak jelas berapa banyak penurunan risiko yang diamati dalam penelitian akibat adanya bias seleksi perempuan sehat yang lebih mungkin menjadi pengguna terapi penggantian hormon meskipun konsensus umum dari bukti penelitian yang tersedia menunjukkan bahwa efek kardioprotektif estrogen adalah nyata. 21
Mekanisme biologis yang paling masuk akal untuk efek perlindungan yang nyata dari estrogen pada risiko penyakit jantung koroner adalah melalui kadar lipid. Kedua data pengamatan dan percobaan telah menunjukkan bahwa estrogen dapat meningkatkan tingkat kolesterol high-density lipoprotein (HDL) yang berguna untuk penyakit jantung koroner. 22 Memang telah ditunjukkan bahwa terapi estrogen mungkin menjadi pengobatan lini pertama untuk hiperkolesterolemia. Sedikit hal yang diketahui tentang pengaruh jangka panjang terapi kombinasi (estrogen plus progestogen) pada risiko penyakit jantung koroner. Namun, pengamatan bahwa progestogen, dan khususnya formulasi androgenik seperti norethisterone, dapat mengurangi efek peningkatan kolesterol HDL akibat estrogen. 23 Berapa banyak efek perlindungan yang ditunjukkn estrogen ini dapat dimediasi melalui efek pada lipid dan berapa banyak yang melalui mekanisme lain, seperti faktor pembekuan, atau reaktifitas vaskular masih belum ditentukan. Ketidakpastian utama mengenai dampak terapi penggantian hormon terhadap penyakit jantung koroner adalah apa efek dari penambahan progestogen tersebut. 24,25 Bukti penelitian untuk stroke lebih samar. Hal ini 13
mungkin berkaitan dengan fakta bahwa peningkatan tekanan darah bukan dengan profil lipid adalah faktor risiko utama untuk stroke. 26
2.2.5. Manfaat dan risiko jangka panjang terapi penggantian hormon Terapi penggantian hormon berhubungan dengan dampak besar terhadap kesehatan perempuan, yaitu penyakit kardiovaskular, kanker dan osteoporosis. Tidaklah mengherankan bahwa kebanyakan data tentang berbagai potensi manfaat dan risiko terapi penggantian hormon hanya sedikit menyepakati tentang siapa yang dianjurkan untuk menerimanya, formulasi macam apa dan untuk berapa lama. Beberapa penulis berpendapat bahwa rekomendasi yang digunakan tergantung pada evaluasi dari keseluruhan efek samping dan manfaat. Pemahaman ini tidak hanya menyiratkan hubungan kualitatif antara intervensi dan berbagau outcome tetapi juga berbagai hasil penilaian kuantitatif. 27
Hal ini dapat diilustrasikan dengan contoh yang menggunakan data pada perempuan Inggris untuk memperkirakan efek terapi penggantian hormon dan berdasarkan asumsi sederhana. Untuk analisis ini, angka penyakit tahunan pada kelompok perempuan usia 10 tahun diperoleh dari Kantor Sensus Penduduk dan Survei Statistik untuk Inggris dan Wales. Angka kematian kanker ayudara, kanker endometrium, penyakit koroner jantung dan stroke diperoleh dari statistik kematian. Karena angka kematian fraktur panggul tidak bisa diandalkan, insidensi pun diperkirakan dengan menggunakan informasi rawat inap rumah sakit. Insidensi fraktur pinggul ini memiliki urutan yang sama seperti yang diperkirakan oleh Boyce dan Vessey. Dengan asumsi bahwa semua perempuan telah 14
menggunakan terapi hormon penggantian selama 10 tahun, risiko relatif untuk setiap penyakit tersebut telah dikaitkan dengan terapi penggantian hormon, baik estrogen maupun estrogen plus progestogen, yang berasal dari data yang akan diperiksa sebelumnya. 1
Tabel di bawah menunjukkan perubahan perkiraan angka tahunan berdasarkan kategori usia 10 tahun sebagai endpoint berbagai penyakit yang terkait dengan terapi penggantian hormon, baik dengan estrogen maupun estrogen progestogen. Hal ini menunjukkan bagaimana dampak keseluruhan dari intervensi pada penyakit tidak hanya tergantung pada risiko relatif tetapi juga oleh tingkat absolut penyakit itu. Dengan demikian, pengurangan percentase yang kecil sekalipun dalam kondisi umum seperti penyakit jantung memiliki angka yang jauh lebih besar terhadap populasi daripada perubahan percentase besar dalam risiko untuk kondisi langka seperti kanker endometrium. Dalam model ini, kita asumsikan bahwa penambahan estrogen progestogen dapat menghapuskan risiko kanker endometrium sepenuhnya tetapi dapat mengurangi manfaat kardiovaskularnya. 1
15
Karena penyakit kardiovaskular memberikan kontribusi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kanker endometrium, maka pengaruh penambahan progestogen dengan estrogen dapat mengurangi keuntungan bersih manfaa dan risiko secara keseluruhan karena penghapusan risiko kanker endometrium lebih diimbangi oleh pengurangan manfaat untuk penyakit kardiovaskular yang relatif kecil tetapi besar secara absolut. Kategori usia menggambarkan bagaimana risiko-manfaat secara keseluruhan mengubah keseimbangan yang tergantung pada tingkat absolut berbagai kondisi. Di usia muda, dimana tingkat penyakit kardiovaskular masih rendah, secara keseluruhan rasio risiko-manfaat ini masih netral. Angka penyakit jantung dan patah tulang meningkat (tetapi tidak untuk kanker) secara eksponensial pada usia tersebut dan usia yang lebih tua dengan penggunaan terapi penggantian hormon. 1
16
Perkiraan yang ditunjukkan cocok dengan pengamatan dari beberapa penelitian epidemiologi yang menunjukkan bahwa kematian akibat penggunaan terapi penggantian hormon lebih rendah dibandingkan bukan pengguna. Namun, model sederhana yang dimaksudkan untuk ilustrasi tersebut tidaklah definitif. Rincian analisis biaya-manfaat telah dilakukan beberapa peneliti. Model ini dimaksudkan hanya untuk menunjukkan bagaimana rasio risiko-manfaat secara keseluruhan tergantung pada tingkat absolut penyakit dan sensitif terhadap perubahan kecil dan karenanya tidak dapat diterapkan secara universal: misalnya dalam populasi dimana angka absolut penyakit kardiovaskular dan patah tulang panggul mungkin rendah atau kanker reproduksi tinggi, atau misalnya pada usia atau kelompok-kelompok etnis tertentu, maka keseimbangan antara risiko dan biaya-manfaat akan berubah pula secara substansial. 1
2.2.6. Isu-isu saat ini tentang terapi penggantian hormon Penggunaan klinis terapi penggantian hormon untuk pengobatan khusus gejala menopause seperti hot flushes vaginitis telah diterima dengan baik. Perdebatan utama mengenai terapi penggantian hormon adalah apakah penggunaan umum yang luas cukup aman pada perempuan sehat pasca- menopause yang asimtomatik untuk pencegahan osteoporosis dan penyakit jantung. Sementara penelitian jangka pendek menunjukkan efek yang menguntungkan atas estrogen terhadap kepadatan mineral tulang dan profil lipid, asumsi manfaat jangka panjang untuk endpoint klinis seperti patah tulang, serangan jantung atau stroke pada penelitian observasional lain masih 17
menggunakan orang sehat sebagai subjeknya. Terdapat beberapa kekhawatiran tentang peningkatan risiko kanker reproduksi yang tidak mungkin sepenuhnya diselesaikan oleh penambahan progestogen. Ketidakpastian utama pada topik ini adalah dalam hal kuantifikasi manfaat dan risiko jangka panjang secara keseluruhan yang terkait dengan penggunaan jangka panjang. 1
Pertanyaan tentang ketidakpastian ini meliputi: 1) tipe hormon 2) metode aplikasi; dan 3) durasi penggunaan. Pertama, sekarang ini terdapat puluhan jenis preparat hormon yang berbeda tetapi perlu dicatat bahwa data epidemiologis massal tersebut menunjukkan manfaat dan risiko estrogen yang didasarkan pada preparat yang menggunakan estrogen konjugasi dari kuda. Formulasi estrogen dan progestogen yang berbeda-beda tidak selalu memiliki efek yang sama dan tidak diketahui sampai sejauh mana efek ini dapat digeneralisasi menjadi estrogen lainnya yang sekarang sedang dipasarkan. Setidaknya dalam satu penelitian, senyawa estradiol tampak terkait lebih kuat dengan risiko kanker payudara. Pertanyaan besar yang menyangkut penambahan progestogen adalah manfaat progestogen yang mengurangi risiko kanker endometrium. Progestogen tampaknya tidak mempengaruhi manfaat estrogen untuk osteoporosis. Namun, terdapat beberapa bukti bahwa beberapa progestogen, khususnya formulasi androgenik yang saat ini paling sering digunakan, mungkin meniadakan pengaruh peningkatan HDL sehingga menimbulkan efek protektif kardiovaskular terapi estrogen. Ada juga beberapa kekhawatiran bahwa penambahan progestogen dapat mempotensiasi risiko kanker payudara. 1
18
Kedua, berbagai metode aplikasi yang berbeda seperti preparat transdermal juga telah banyak tersedia sekarang. Kadar dalam darah maupun konsekuensi metabolik yang dihasilkan mungkin berbeda dengan preparat oral berdasarkat data epidemiologi yang didapatkan. Sementara persiapan tersebut hanya lebih efektif untuk pengobatan simptomatik, terdapat penelitian klinis yang terbatas sehubungan dengan efek jangka panjang menunjukkan adanya efek yang menguntungkan maupun sebaliknya terhadap osteoporosis, penyakit jantung, dan kanker. Ketiga, jika tujuan utama adalah meredakan gejala perimenopause, makan perempuan dalam jangka waktu tertentu akan cenderung terus memerlukan pemberian hormon tersebut. Namun, jika indikasi utama adalah mencegah osteoporosis, terapi mungkin perlu dilanjutkan untuk jangka waktu lama sekitar 6 tahun atau lebih yang secara substansial dapat mencegah patah tulang. Dilema yang timbul adalah penggunaan jangka panjang tersebut dikaitkan dengan meningkatnya risiko kanker payudara. 1
Beberapa penelitian prospektif penduduk yang sebagian besar di Amerika Serikat melakukan surveilans terhadap perempuan yang mendapat terapi penggantian hormon pasca menopause. Sebuah penelitian multicenter yang membandingkan dampak dari formulasi hormon estrogen yang berbeda termasuk preparat estrogen versus gabungan estrogen maupun progestogen terhadap profil lipid saat ini sedang berjalan di Amerika Serikat. Namun, masih diperdebatkan apakah penelitian acak terkontrol terapi penggantian hormon dalam jangka panjang memiliki kapasitas untuk meneliti efek pada titik akhir klinis, termasuk kematian, sebelum kita bisa merasa merasa nyaman untuk merekomendasikan 19
penggunaannya sebagai terapi profilaksis pada wanita tanpa gejala menopause yang universal. 1
Saat ini, sebagian besar bukti menunjukkan terapi penggantian hormon tampaknya memiliki manfaat yang cukup umum dan beberapa menyatakan bahwa setiap wanita pasca menopause harus memiliki kesempatan paling tidak untuk mempertimbangkan mengganti terapi penggantian hormon. Namun, perempuan dan praktisi medis harus mengerti dengan jelas tentang alasan utama mereka menggunakan terapi penggantian hormon, apakah untuk meredakan gejala untuk jangka pendek atau untuk profilaksis jangka panjang, karena formulasi yang optimal, cara pemberian dan lamanya penggunaan mungkin berbeda menurut indikasi utama terapi, seperti yang disarankan oleh Barrett-Connor bahwa pilihan dibuat tidak hanya mempertimbangkan lebih dari sekedar pencegahan penyakit secara spesifik tetapi juga masalah pola dan kualitas hidup wanita secara individual. 1,11
20
BAB III PENUTUP
Penanganan menopause yang optimal akan bergantung pada faktor-faktor yang dikenali dapat mempengaruhi insidensi atas penyakit yang terjadi saat menopause beserta mekanisme yang mendasarinya. Masih belum jelas seberapa jauh penyakit-penyakit ini berkaitan dengan defisiensi estrogen dan dapat ditangani dengan terapi penggantian hormon. Namun, variasi kondisi kesehatan wanita pasca menopause di antara berbagai populasi menunjukkan adanya potensi perbaikan yang menjanjikan terhadap terapi penggantian hormon ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Khaw K. The menopause and hormone replacement therapy. Postgrad Med J. 1992;68:615-23. 2. Research on the menopause. Report of a WHO Scientific Group. WHO Technical report series 670. World Health Organisation, Geneva 1981. 3. Ginsburg, J. What determines age at menopause? Br Med J 1991, 302: 1288- 1289. 4. Brambilla, D.J. & McKinlay, S.M. A prospective study of factors affecting age at menopause. J Clin Epidemiol 1989, 42: 103 1-1039. 5. Nordin, B.E.C., Crilly, R.G., Marshall, D.H. & Barkworth, S.A. Oestrogens, the menopause and the adrenopause. J Endocrinol 1981, 89: 131P- 143P. 6. Wilson, R.A. & Wilson, T.A. The basic philosophy of estrogen maintenance. J Am Geriatr Soc 1972, 20: 521-523. 7. Lock, M. Contested meanings of the menopause. Lancet 1991, 337: 1270-1272. 8. Barrett-Connor, E., Brown, W.V., Turner, J., Austin, M. & Criqui, M.H. Heart disease risk factors and hormone use in postmenopausal women. JAMA 1979, 241: 2167-2169. 9. Persson, I., Adami, H.-O., Bergkvist, L. et al. Risk of endometrial cancer after treatment with oestrogens alone or in conjunction with progestogens: results of a prospective study. Br Med J 1989, 298: 147. 10. Whitehead, M.I,. Townsend, P.T., Pryse-Davies, J., Ryder, T.A. & King, R.J.B. Effects of oestrogens and progestins on the biochemistry and morphology of the postmenopausal endometrium. N Engl J Med 1990, 305: 1599-1605. 11. Barrett-Connor, E. Hormone replacement and cancer. Br Med Bull 1992, 48: 345-355. 12. Dupont, W. & Page, D. Menopausal estrogen replacement therapy and breast cancer. Arch Int Med 1991, 151: 67-72. 13. Steinberg, K., Tacker, S., Smith, S. et al. A meta-analysis of the effect of oestrogen replacement therapy on the risk of breast cancer. JAMA 1991, 265: 1985-1990. 22
14. Bergkvist, L., Adami, H.-O., Persson, I., Hoover, R. & Schairer, C. The risk of breast cancer after estrogen and estrogen-pro,gestin replacement. N Engl J Med 1989, 321: 293-297. 15. Key, T. & Pike, M. The role of oestrogens and progestagens in the epidemiology and prevention of breast cancer. Eur J Cancer Clin Oncol 1988, 24: 29-43. 16. Compston, J. Hormone replacement therapy and osteoporosis. Br Med Bull 1992, 48: 309-344. 17. Ettinger, B., Genant, H.K. & Cann, C.E. Long-term estrogen replacement therapy prevents bone loss and fractures. Ann Intern Med 1985, 102: 319. 18. Meade, T.W. & Berra, A. Hormone replacement therapy and cardiovascular disease. Br Med Bull 1992, 48: 276-308. 19. Wilson, P.W.F., Garrison, R.J. & Castelli, W.P. Postmenopausal estrogen use, cigarette smoking and cardiovascular morbidity in women over 50. N Engl J Med 1985, 313: 1038- 1043. 20. Stampfer, M.J., Colditz, G.A., Willett, W.C. et al. Postmenopausal estrogen therapy and cardiovascular disease: Ten-year follow-up from the nurses' health study. N Engl J Med 1991, 325: 756-762. 21. Bush, T.L. & Barrett-Connor, E. Non-contraceptive estrogen use and cardiovascular disease. Epid Rev 1985, 7: 80. 22. Wahl, P., Walden, C., Knopp, R. et al. Effect of estrogen/progestin potency on lipid/lipoprotein cholesterol. N Engl J Med 1983, 308: 862-867. 23. Hirvonen, E., Malkonen, M. & Manninen, V. Effects of different progestogens on lipoproteins during postmenopausal replacement therapy. N Engl J Med 1981, 304: 560-563. 24. Stanwell-Smith, R. & Meade, T.W. Hormone replacement therapy for menopausal women: a review of its effects on haemostatic function, lipids, and blood pressure. Adv Drug React Ac Pois Rev 1984, 3: 187-210. 25. Bourne, T., Hillard, T.C., Whitehead, M.I, Crook, D. & Campbell, S. Oestrogens arterial status, and postmenopausal women. Lancet 1990, 335: 1470- 1471. 26. Paganini-Hill, A., Ross, R.K. & Henderson, B.E. Postmenopausal oestrogen treatment and stroke: a prospective study. Br Med J 1990, 297: 519-522. 23
27. Henderson, B.E., Ross, R.K., Lobo, R.A., Pike, M.C. & Mack, T.M. Re- evaluating the role of progestogen therapy after the menopause. Fertil Steril 1988, 49 (Suppl 5): 9S- 15S.