Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Dalam setiap kehidupan manusia pada umumnya memiliki kecenderungan
rasa ingin tahu tentang sesuatu hal. Rasa ingin tahu tersebut dapat berupa apa
yang dia lihat, mendengar apa yang ingin dia dengar ataupun melakukan apa yang
ia lakukan.
Dalam suatu penelitian yang diartikan sebagai suatu usaha yang secara
sadar untuk mengumpulkan data serta dilakukan secara sistematis dengan
prosedur yang terstandar. Pada umumnya hampir setiap metode yang dilakukan
mempunyai tujuan untuk memperoleh ukuran tentang bentuk variabel. Dari tujuan
tersebut adalah mengadakan pengukuran terhadap variabel tersebut.
Menyusun sebuah instrumen merupakan sebuah penkerjaan yang penting
dalam langkah-langkah penelitian, akan tetapi jauh lebih penting untuk
mengumpulkan data terutama dalam penelitian yang menggunakan metode yang
memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat penliti.
Dalam pemngumpulkan data memang pekerjaan yang melelahkan dan
kadang-kadang sulit untuk dilakukan. Akan tetapi buah dari hasil kerja keras yang
dilakukan selama proses pengambilan data adalah olahan data yang banyak
dipengaruhi oleh faktor siapa yang melakukan pengumpulan data tersebut.
Sehingga jika dalam pengumpulan data tersebut terdapat kesalahan sikat atau
interview misalnya, maka akan mempengaruhi data yang diberikan oleh
responden. Sehingga hasil kesimpulannya akan salah, maka pekerjaan
pengunpulan data merupakan pekerjaan yang sangat penting.
Tekanik pengumpulan data pada umumnya dapat dibedakan dalam
beberapa bentuk yaitu : Penggunaan Tes, Penggunaan Kuisioner atau Angket,
Penggunaan Metode Interview, Penggunaan Metode Observasi, Penggunaan
Metode Dokumentasi.
Dalam pembahasan makalah ini, akan lebih menitikberatkan pada metode
pengumpulan data dengan cara Penggunaan Metode Kuisioner atau Angket.
Kuisioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan
oleh seseorang ketika melakukan sebuah penelitian. Kuisioner itu sendiri pada




umumnya sering dipergunakan dalam penelitian-penelitian yang berbasis sosial.
Mislanya dalam hal sikap masyarakat atau golongan-golongan tertentu,
kepercayaan pendapat-pendapat, pola perilaku, dan lain sebagainya.
1


B. Identifikasi Masalah
Dari abstraksi latarbelakang diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan yang
menjadi perumusan masalah dalam karya tulis ini yaitu :
1. Apa yang Dimaksud dengan Kuisioner dalam Teknik Pengumpulan Data ?
2. Bagaimana Teknik Kuisioner dapat Diberlakukan dalam Suatu Penelitian
Hukum ?




















1
Soekanto Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, UIP, Jakarta, 2010. hlm.236




BAB II
TEKNIK PENGUMPULAN DATA DENGAN CARA KUISIONER
A. Kuisioner dalam Teknik Pengumpulan Data
Suatu kuisioner sebenarnya direncakan dan dipergunakan, untuk mem-
peroleh atau mengumpulkan data dari populasi yang luas, atau yang mepunyai
beraneka ragam corak, maupun kelompok-kelompok ataupun golongan-golongan
yang tersebar.
2

Sehingga dengan mendapatkan gambaran yang dihasilkan dari kuisioner
tersebut maka peneliti akan mendapatkan pengetahuan yang mendalam mengenai
suatu gejala, bahkan dapat menemukan gambaran atau memprediksi kemung-
kinan-kemungkinan yang akan terjadi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan dasar
penelitian yang didapatkan dari hasil kuisioner tersebut.
Yang dimaksud dengan Kuisioner, angket atau Daptar Pertanyaan,
merupakan sesuatu yang berisikan rangkaian pertanyaan tentang sesuatu hal atau
suatu bidang.
Jika wawancara dalah salah satu instumen mengumpulkan data dengan
mangajukan sejumlah pertanyaan yang disampaikan secara lisan, maka kuisioner
merupakan cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan yang
disampaikan secara tertulis.
3

Secara etimologi kuisiner atau Questionnaire merupakan daftar per-
tanyaan yang dipegunakan untuk lain instansi atau oleh lembaga-lembaga tertentu.
Dalam penggunaan teknik kuisioner ini pada umumnya memiliki dua fungsi, yaitu
pertama, untuk mendapatkan deskripsi mengenai suatu gejala (atau beberapa
gejala), kedua, untuk kepentingan pengukuran dari variabel yang terkumpul dari
individu-individumaupun dari kelompok.
B. Jenis-Jenis Kuisioner
Menurut Jame A. Black dan Dean J. Champion, suntuk dapat membedakan
sebuah hasil kuisioner yang umumnya sering dipergunakan adalah atas dasar
jawaban yang sering diperlukan serta bagaimana penggunaannya. Atas dasar

2
Soerjono Soekanto. Op.Cit. hlm. 237
3
Amruddin dan Zainal Asikin.Pengantar Metode Penelitian Hukum.Raja Grafindo Persada.2004.Jakarta




jawaban yang sering diperlukan terdapat dua jenis yaitu jawaban tertutup (fixed of
closed), jawaban terbuka (open end), atau kombinasi dari hasil keduanya.
C. Prinsip Penulisan Angket
Dalam penulisan angket ada beberapa faktor yang menunjang yaitu :
4
isi
dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup
terbuka, negatif-positif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang
sudah lupa, pertnyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan urutan
pertanyaan.
5

Prinsip Pengukuran, dalam angket yang dibuat dan dibeirkan kepada
responden merupakan sebuah isntrumen penelitian, yang dugunakan untuk
mengukur variabel yang akan diteiliti. Oleh karena itu instrumen angket tersebut
harus dapat dipergunakan untuk mendapatkan data yang valid dan realibel tentang
variabel yang diukur.
D. Penampilan Fisik Angket
Sebuah penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan
mempengaruhi respon atau keseruisan dari responden dalam mengisi angket.
Angket tersebut yang dibuat di kertas buram, akan mendapat respon yang kurang
menarik bagi responden, bila dibandingkan dengan angket yang dicetak dalam
kertas bagis dan berwarna.
6

E. Konstruksi Kuesioner
7

Dalam sebuah penelitian, pada umumnya akan banyak ditemukan
masalah-masalah yang menghambat proses penelitian yang dilakukan.
Sehubungan dengan konstruksi kuisioner yang akan dipergunakan sebagai alat
pengumpulan data. Masalah yang sering muncul dalam pengumpulan data
kuisioner ini diantaranya adalah permasalahan dalam bahasa yang dipergunakan,
kerangka acuan yang dipakai, pengaturan pertanyaan-pertanyaan dan urutannya,
serta panjang-pendeknya kuisioner.

4
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kulalitatif dan
R&D).Alfabeta.Bandung.2013.hlm.200
5
Sugiyono.Loc. Cit.
6
Sugiyono. Op.Cit. hlm.203
7
Soerjono Soekanto.Op.Cit. hlm. 241




Dalam hal penggunaan bahasa, sebaiknya dipergunakan bahasa yang
sesederhana mungkin, baik dalam kata-kata maupun susunan kalimatnya. Terlebih
itu jug aperlu untuk menghindari kata-kata atau ungkapan yang hanya dikenal
pada bagian-bagian tertentu dalam masyarakat.
Terhadap istilah-istilah teknis sebaiknya hanya dipergunakan manakala
yang menjadi responden tersebut berasal dari kategori tertentu, yang memang bisa
mempergunakan istilah-istilah tersebut. Misalnya istilah objek hukum pada
kalangan hukum, mempunyai arti dan pengertian tertentu.
Dalam perumusan kata-kata dalam penelitian hendaknya harus disadari
bahwa kata-kata yang mempunyai arti penilian seperti baik, buruk atau
sedang, belum tentu memberikan penilaian yang sebenarnya. Untuk itu
diperlukan pertnyaan-pertanyaan yang disusunnya.
Pertanyaan-pertanyaan didalam suatu kuisioner, harus diatur sedemikian
rupa, sehingga peneliti akan mencpai tujuannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut
yang secara relatif lebih mudah untuk di jawab, hendaknya ditempatkan dimuka
atau pada permulaan dari kuisioner. Pertanyaan tersebut biasanya menyangkut
umur, jenis kelamin, dan seterusnya.
8

Dalam prakteknya sering banyak yang mempermasalahkan berkaitan
dengan panjang pendeknya suatu kuisioner. Mengenai hal tersebut, seperti
biasanya tidak ada suatu kesepakatan. Terhadap suatu kuisioner yang perlu
diperhatikan bukanlah permasalahan mengenai panjang pendeknya, akan tetapi
yang lebih utama adalah apakah suatu kuisioner itu telah mencakup semua ruang
lingkup yang ingin dicapai oleh peneliti. Untuk panjang dan pendeknya hal itu
merupakan perwujudan dari suatu kuisioner.
Perlu untuk diperhatikan pula bahwa, dalam pembuatan pertanyaan-
pertanyaan kuisioner diperhitungkan mengenai batas-batas dari kemampuan
responden untuk mengisi pertanyaan dari kuisioner tersebut. Dengan demikian
lebih baik untuk mempermasalahkan bagaimana kuisioner tersebut dapat
dipergunakan dengan seefektif mungkin, sehingga diperoleh infromasi yang
selengkap-lengkapnya.


8
Soerjono Soekanto. Op.Cit. hlm. 243




F. Pelaksanaan Metode Kuisioner dalam Penelitian Hukum
Penggunaan instrumen wawancara dan pertanyaan atau kuisioner ini
banyak memiliki manfaat tersendiri di dakam suatu penelitian hukum. Dan
manfaat tersebut tergantung pada sifat data yang hendak dikumpulkan guna
menjawab permasalahan. Dilihat dari segi keuntungannya :
9

1. Dapat disusun dengan teliti dan tenang. Sehingga rumusannya tersusun secara
sistematis sesuai dengan masalah yang diteiliti.
2. Dapat menjangkau banyak orang dalam waktu yang relatif singkat, karena
misalnya dapat dilakukan dengan dikirimkan lewat POS.
Akan tetapi dalam metode ini ada klemahannya pula yaitu :
10

1. Sifatnya kaku,
2. Acapkali tingkat pengetahuan responden berbeda, sehingga dalam
menginterpretasikan pertanyaan bisa berlainan, akibatnya jawaban yang
diperoleh tidak sesuai dengan maksud pertanyaan.
3. Tidak bisa diharapkan suatu hasil yang mendalam.
Dalam kusioner pada umumnya termasuk pula pada teknik pengumpulan
data yang dilakukan secara kuisioner yang ada pada penelitian hukum dapat
disusun dengan pertanyaan tertutup (closed questions) dan pertanyaan terbuka
(open questions).
a. Pertanyaan tertutup (Closed Quisioner)
Tipe kuisioner yang dilakukan secara tetutup, terdiri dari pertanyaan-
pertanyaan yang sekaligus berisikan beberapa jawaban sebagai kemungkinan-
kemungkinan untuk dipilih. Hal ini jelas dalam pengelolaan maupun analisanya
secara kuantitatif akan lebih mudah.
11

Beberapa keuntungan dari penggunaan kuisioner tipe tertutup ini adalah
bahwa hasilnya mudah untuk dianalisa secara kuantitatif, responden tidak perlu
terlalu lengkap, dan apabila dikirimkan ada kecenderungan besar untuk
dikembalikan setelah diisi. Untuk kelemhan dari kuisioner tipe tertutup ini adalah
kadang-kadang peneliti tidak mampu untuk merumuskan jawaban-jawaban
potensial, dan responden cenderung mengisi tanpa membacanya dengan teliti.

9
Ibid.
10
Ibid.
11
Soerjono Soekanto. Op.Cit. hlm. 238




Dalam penelitian hukum, tipe ini dapat dipergunakan dalam penelitian
hukum sosiologis atau empiris. Ketika kuisioner akan dikirimkan, maka peneliti
harus tahu benar, terhadap calon responden apakah mampu untuk menulis atau
membaca. Meskipun dapat dipergunakan dalam penelitian hukum, peneliti harus
benar-benar mempertimbangkan bahwa dalam penelitian hukum sering kali
diinginkan untuk memperoleh data-data yang bersifat mendalam dari responden.
Ditinjau dari alternatif jawaban yang disediakan, maka pertanyaan tertutup
dapat dibedaan menjadi :
a. Multichoice questions (Pertanyaan yang hany memungkinkan dua jawaban
setuju dan tidak setuju.
b. Unidimensional cheklist, menurut cara ini alternatif jawaban dapat disusun
secara bertingkat dalam satu dimensi (contohnya : Sangat Setuju, Setuju, Tidak
Stuju, Sangat Tidak Setuju, Tidak Tahu.)
c. Multidimensional chekclist, menurut cara ini diantara jawaban-jawaban yang
disediakan ada perbedaan sifat dan maksud, sehingga tidak ada tingkatan
(gradasi) dalam susunan tata-urutannya (contohnya : Pedagang, Nelayan
Petani, Pegawai Negeri Sipil, Anggta ABRI, lain-lain).
b. Pertanyaan terbuka (Open Quisioner)
Pada tipe kuisioner terbuka, maka pertanyaan-pertanyaan yang ditandai
dengan kharusan untuk mejawab dengan memberikan penjelasan (yang mungkin
singkat, atau mungkin juga panjang). Dengan pengarahan peneliti, maka
responden diminta untuk memberikan jawaban sejelas mungkin.
12

Peneliti akan mempergunakan tipe kuisoner ini, ketika pengetahuan
terhadap sampel dari peneliti itu sendiri secara mendasar adalah minim. Kecuali
dari itu maka penggunaan dari tipe kuisioner ini sangat berguna untuk
memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang responden atau informasi
yang diinginkan darinya. Namun demikian sangatlah sulit untuk mengolah dan
menganalisa hasilnya, artinya sangat sukar seklai untuk membuat klasifikasi
jawaban-jawaban.

12
Loc.Cit.




Dalam kuisioner ini jika dalam pengisiannya ditinggalkan, maka ada
kemungkinan jawaban yang diberikan tidak mengena pada sasaran, oleh karena
responden sulit mengungkapkan pikirannya dalam bentuk tulisan. Disampin itu,
untuk pengisian jawaban bisanya menggunakan waktu yang relatif lama, sehingga
memungkinkan agak cenderung membosankan responden.































BAB IV
SIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Kuisioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam sebuah
penelitian yang sering digunakan oleh para peneliti untuk mencari sebuah
keabsahan tentang suatu kebenaran dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang
membutuhkan jawaban dari para respondennya.





















Daftar Pustaka
Arikunto Suharsimi.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Rineka
Cipta.Jakarta.2010
Soekanto Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum.UI-Pres.Jakarta.2010
Amiruddin dan Asikin Zaenal.Pengantar Metode Penelitian Hukum.Raja
Grafindo Persada.Jakarta.2004
Sugiyono.Metode Penelitian Bisnis(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D).Alfabeta.Bandung.2013

Anda mungkin juga menyukai