Anda di halaman 1dari 32

WI NDA NANDA PRATI WI

FARI NA SEPTI ANA


NURI A HAFSARI

Gangguan Depresi Berat
Tanpa Gejala Psikotik
PENDAHULUAN
Gangguan mood kelompok kondisi klinis yang
ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan
pengalaman subjektif adanya penderitaan berat.
depresi hilangnya energi-energi dan minat, perasaan
bersalah, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya nafsu
makan, dan pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
Hampir selalu menyebabkan gangguan fungsi
interpersonal, sosial, dan pekerjaan

STATUS PSIKIATRI
Nama : Tn. Slamet Riyanto
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 36 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Bangsa : Indonesia
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS Lembaga Pemasyarakatan
Alamat : RT 36 Kebon Kopi, Kec. Thehok.
Pernah masuk Rumah Sakit : Belum Pernah
* Pasien datang sendiri

ANAMNESIS
Keluhan Utama

Os merasa pikirannya kacau dan rasa ingin bunuh diri
yang kuat sejak 1 bulan ini.
Riwayat Perjalanan Penyakit
Os datang ke IGD RSJ Jambi atas keinginan sendiri
dengan keluhan os merasa pikirannya kacau dan ada
keinginan untuk bunuh diri yang kuat sejak 1 bulan ini.
Os mengeluh pikirannya kacau sejak terlilit hutang
karena bisnis yang dibangunnya bangkrut.
Os sering merasa cemas dan selalu merasa disalahkan
oleh keluarga, ibunya sakit karena memikirkan keadaan
os.
Os merasa tidak mendapatkan dukungan dari keluarga
dan istrinya justru meninggalkan os karena hal ini
Os juga memiliki keinginan yang kuat untuk bunuh diri
(minum baygon dan loncat ke sungai)
Os mengganggap bunuh diri adalah jalan terbaik.
Os menyangkal bahwa keinginan bunuh diri tersebut
karena os mendengar bisikan-bisikan yang menyuruhnya
untuk bunuh diri.
Os juga mengeluh tidak berkonsentrasi lagi untuk
bekerja, percaya diri yang berkurang, menarik diri dari
lingkungan dan pergaulan.
Os juga mengaku mudah lelah. Os menyebutkan kalau os
merasa cemas, was-was, pesimis dengan masa depannya.

Os mengaku sulit tidur, tidur saat larut malam dan
hanya tidur beberapa jam kemudian terbangun dan
sulit untuk tidur lagi.
Os juga mengeluh hilangnya nafsu makan.
Menurut pengakuan os, os tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan terlarang, alkohol,
maupun merokok.

Riwayat Penyakit Dahulu
Os tidak pernah mengalami keluhan yang sama
Riwayat trauma kapitis (-)
Riwayat kejang demam : os tidak tahu
Riwayat asma (-)
Riwayat hipertensi (-)

Riwayat Keluarga
Os 2 bersaudara
Tidak ada dikeluarga yang mengalami keluhan yang
sama.
Os lahir cukup bulan, lahir dengan dukun dan tidak
ada kelainan.
Os anak yang periang suka bergaul.
Os telah menikah dan mempunyai 1 orang anak.



Stressor psikososial
Os terlilit hutang
Os ditinggalkan istrinya
Os merasa disalahkan karena masalah ini
Os punya keinginan untuk bunuh diri.

Penggunaan alkohol/zat adiktif lainnya (-);
Os tidak pernah menggunakan alkohol/zat adiktif
lainnya.
PEMERIKSAAN PSIKIATRIK KHUSUS
Gambaran Umum
Penampilan
Sikap Tubuh : Biasa
Cara berpakaian : Cukup Rapi
Kesadaran
Gangguan Kesadaran : Composmentis
Gangguan Perhatian : -
Gangguan sugestibilitas : -
Emosi
Afek : Sesuai
Mood : depresi, ide bunuh diri
Emosi lain : Ansietas, Rasa bersalah.
Gangguan fisiologis yang menyertai mood :anoreksia, insomnia
Perilaku motorik : hipoaktivitas


Pikiran
Bentuk pikir : koheren
Isi pikiran : waham (-)
Pembicaraan
Gangguan cara bicara : Miskin bicara.
Gangguan afasik : -
Persepsi
Gangguan persepsi : Halusinasi (-), ilusi (-)
Gangguan yang berkaitan
dengan gangguan kognitif
dan penyakit medis : -
Gangguan yang berkaitan
dengan konversi dan fenomena
disosiatif : -

Memori
Gangguan memori : -
Tingkatan memori : memori segera, jangka pendek, menengah dan jangka
panjang baik.

Intelegensi
Retardasi Mental : tidak dinilai
Demensia : -
Pseudodemensia : -
Pemikiran konkrit : -
Pemikiran abstrak : -
Tilikan : Tilikan V
Daya nilai
Daya nilai kritis : +
Daya nilai otomatis : -
Daya nilai terganggu : -



TINJAUAN PUSTAKA

Menurut DSMIVTR
Gangguan depresif berat didefinisikan sebagai
satu atau lebih episode depresif berat tanpa adanya
riwayat episode manik, campuran, atau hipomanik.
ETIOLOGI

1. Faktor organobiologi
Gangguan mood berhubungan dengan disregulasi heterogen pada amin biogenik
2. Faktor genetik
Genetik merupakan faktor penting dalam perkembangan gangguan mood, tetapi jalur
penurunan sangat komplek
3. Faktor Psikososial
Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan
4. Faktor kepribadian
Semua orang, apapun pola kepribadiannya, dapat mengalami depresi sesuai dengan
situasinya
5. Faktor psikodinamik pada depresi
DIAGNOSIS

Kriteria DSM-V-TR Episode Depresif Berat
A. Lima/lebih gejala yang ada selama periode 2 minggu dan merupakan
perubahan dari fungsi sebelumnya. Salah satu dari gajalanya adalah (1).
Perasaan Depresi (2). Kehilangan minat atau kegembiraan.
1. Perasaan depresi hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, seperti yang
ditunjukkan oleh salah satu laporan subjective (misalnya : merasa sedih,
kosong, putus asa) atau pengamatan yang dilakukan oleh orang lain
(misalnya: mendadak menangis). Note: pada anak-anak dan remaja,
suasana hatinya mudah tersinggung).
2. Berkurangnya minat atau kesenangan secara nyata dalam semua atau
sebagian, hal ini dirasakan hampir sepanjang hari, dan setiap hari.

Lanjutan
3. Kehilangan berat badan yang signifikan ketika tidak diet atau
peningkatan berat badan (misalnya : perubahan lebih dari 5% berat
badan setiap bulan atau peningkatan/ penurunan nafsu makan setiap
harinya).
4. Insomnia/hiperinsomnia hampir setiap hari.
5. Psikomotor agitasi atau retardasi hampir setiap hari (diamati oleh
orang lain, bukan hanya perasaan kegelisahan atau perasaan yang
melemah).
6. Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari.

Lanjutan
3. Perasaan tidak berharga atau bersalah yang berlebihan
atau tidak tepat (delusi) hampir setiap hari (bukan hanya
menyalahkan diri sendiri atau menyakiti diri).
4. Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau
berkonsentrasi, atau keraguan, hampir setiap hari.
5. Pikiran berulang tentang kematian (tidak takut mati), ide
bunuh diri berulang tanpa rencana tertentu, atau usaha
bunuh diri atau rencana khusus untuk melakukan bunuh
diri.

Lanjutan
B. Gejala klinis yang signifikan menyebabkan distress atau gangguan
dalam bidang sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
C. Episode ini tidak disebabkan oleh efek fisiologis dari suatu zat
atau kondisi medis lain.
D. Terjadinya episode depresi mayor tidak lebih baik dijelaskan oleh
gangguan schizoaffective, skizofrenia, gangguan
schizophreniform, gangguan delusi, atau skizofrenia lain yang
ditentukan dan tidak ditentukan dan gangguan psikotik lainnya.
E. Tidak pernah ada episode manik atau episode hypomanic.

Menurut PPDGJ III
Gejala utama ( pada episode ringan, sedang, dan berat) :
afek depresif
kehilangan minat dan kegembiraan
berkurangnya energi yang menuju meningkatnya
keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah
kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

Gejala lainnya :
konsentrasi dan perhatian berkurang;
harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;
pandangan masa depan yang suram dan pesimistis;
gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
tidur terganggu
nafsu makan berkurang.

F32.0 Episode Depresif Ringan

Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut
diatas;
Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya : (a) samapai dengan (g).
Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.
Lamanya seluruh episode berlangsung sekurangnya-kurangnya sekitar 2
minggu.
Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa
dilakukannya.
Karakter kelima : F32.00 = Tanpa Gejala Somatik
F32.01 = Dengan gejala somatik

F32.1 Episode Depresif Sedang

Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti
episode depresi ringan.
Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala
lainnya
Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu.
Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan social,
pekerjaan dan urusan rumah tangga.
Karakter kelima : F32.10 = Tanpa Gejala Somatik
F32.11 = Dengan gejala somatic

F32.2 Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik

Semua 3 gejala utama depresi harus ada
Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa
diantaranya harus berintensitas berat.
Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor)
yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu
untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci.
Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode
depresif berat masih dapat dibenarkan.

Lanjutan
Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu,
akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dapat
dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2
minggu.
Sangat tidak mungkin pasien akan mampu menerusakan kegiatan social,
pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik

Episode depresif berat yang memenuhi criteria menurut F32.2 tersebut
diatas;
Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya
melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang
mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi
auditorik atau olfaktorik baisanya berupa suara yang menghina atau
menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor
yang berat dapat menuji pada stupor.
Jika diperlukan waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi
atau tidak serasi dengan afek (mood-congruent)

DIAGNOSIS BANDING

Gangguan Medis
Kondisi Neurologis
Pseudodemensia.
PENATALAKSANAAN

Perawatan di rumah Sakit
Indikasi :
perlunya prosedur diagnostik,
resiko bunuh diri atau membunuh, dan
penurunan jelas kemampuan pasien dalam
mendapatkan makanan atau tempat berlindung
Terapi psikososial
Tiga jenis terapi psikososial jangka pendek :
terapi kognitif,
terapi interpersonal, dan
terapi perilaku
Farmakoterapi
Antidepresan membutuhkan waktu 3 sampai 4 minggu untuk
rnemberikan efek terapi yang signifikan,
Antidepresan :
Selective Serotonine Reuptake Inhibitor (SSRJs), seperti fluoxetine,
paroxerine (Paxil), dan Sertraline (Zoloft).
Antidepresan golongan lain misalnya bupropion, venlafaxine,
nefazodone (Serzone) dan mirtazapine (Remeron), menunjukkan
secara klinis hasil yang sama efektif dengan obat terdahulu tetapi
lebih aman dan toleransinya lebih baik
Alternatif pengobatan.
ECT biasanya digunakan jika pasien tidak berespon
terhadap farmakoterapi dengan dosis yang sudah
adekuat atau tidak dapat mentoleransi
farmakoterapi atau pada tampilan klinis yang sangat
berat yang memperlihatkan perbaikan sangat cepat
dengan penggunaan ECT

Anda mungkin juga menyukai