Anda di halaman 1dari 20

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Pada pengkajian tanggal 14 Februari 2013 pukul 08.00 WIB Pasien dengan nama
Ny.W dengan umur 30 tahun berjenis kelamin perempuan .Ny. W beralamatkan di Desa
Tritih, dirinya asli suku jawa, Indonesia yang taat beribadah agama islam, pekerjaan sebagai
buruh, pendidikannya sampai jenjang SMA. Pasien masuk pada tanggal13 februari 2013
dengan diagnosa dari dokter terkena penyakit Ca mammae. Karena bekerja sebagai buruh,
dengan upah yang belum memedai maka biaya sakitnya ditanggung oleh Tn. S umur 40 tahun
seorang laki-laki. Dirinya adalah seorang kakak dari pasien yang tinggal serumah dengan
dirinya bekerja sebagai petani.
2. Riwayat Keperawatan
Pasien dirumah mengeluh nyeri di bagain payu dara sebelah kiri, dan merasakan
terdapat benjolan di payu daranya sejak 2 tahun yang lalu, tidak hanya itu saja yang
dirasakan, ada juga keluhan yang lainya yaitu, pusing, nafsu makan juga menurun, dan berat
badanya juga menurun. Awalnya mengira itu hanya sakit biasa - biasa saja dan berusaha
mengobatinya dengan obat seadanya, separti obat warung ( bodrex, paramex dll).
Tetapi lambat laun ternyata tidak ada perubahan yang ada justru benjolan yang di
payudara tambah besar. Akhirnya pasien membawa dirinya ke RSMS bersama keluarga dan
kerabat terdekatnya untuk berobat tepatnya pada tanggal 12 februari 2013 jam 11.00 tiba di
IGD RSMS. Di IGD di lakukan pemeriksaan fisik dengan hasil: TD 110/ 90 mmHg, N 82
kali/ menit, RR 24 kali/ menit, S 36,4
O
C, payu dara terdapat benjolan. Kemudian di rawat di
bangsal rawat inap teratai.
Pasien mengatakan sebelumnya sudah di rawat di RSMS, untuk pengobatan
penyakitnya, pasien menjalani kemoterapi.Kedatangan untuk yang sekarang ini bermaksud
untuk program kemoterapi yang berikutnya.
3. Pola Fungsional Kesehatan
Pasien mengatakan jika sakit membawanya ke Dokter karena kesehatan merupakan
hal yang penting dalam hidupnya, saat sakit pasien dapat makan hanya 2 kali seharai dan
habis 1/3 porsi, BAB 2x dalam sehari dengan konsistensi lembek, tidak ada darah ketika
BAB, BAK lancar 3-4 kali sehari, warna jernih, tidak disertai darah, aktivitas di bantu oleh
orang lain dari mulai makan, minum, mandi, toeliting, berpindah serta berpakaian. Pasien
mengatakan sabar dan tabah dengan penyakit yang diderinyanya karena hal tersebut
merupakn cobaan dari alloh swt.
Selama sakit pasien tidur dengan nyeyak, tidur 7-8 jam dalam sehari. Hubungan
dengan keluarga, kerabat- kerabatnya baik, terbukti banyak yng menjenguk selama di rawat
di RSMS. Pasien taat beribdah kepada alloh swt, sholat 5 waktu dan berdoa untuk
kesembuhan penyakit yang di deritanya.
4. Pemeriksaan Fisik
Pasien Ny.W dengan keadaan umum baik, kesadaran composmetis, GCS( E
4
M
6
V
5
),
TD 110/90 mmHg, Nadi 82 x/menit, RR 24 x/menit, Suhu 36,3
o
C dengan ciri-ciri bentuk
kepala mesochepal,rambut rontok. Mata : konjungtiva anemis, hidung tidak ada serumen,
telinga tidak terdapat serumen, mukosa bisir kering, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
kulit berkeriput. Akral hangat, terpasang infus RL 20 tpm pada ektremitas atas kiri, tidak
terdapat udema
Pada pemeriksaan thorak didapat hasil,
a. Paru
Inspeksi: dinding dada simetris
Palpasi : taktil fremitus
Perkusi : sonor
Auskultasi : resonan
b. Jantung
Inspeksi: tidak terlihat ictus cordis
Palpasi: teraba ictus cordis
Perkusi: pekak
Auskultasi: vesikuler
c. Abdomen
Inspeksi : simetris
Auskultasi: terdengar bunyi usus 18x per menit
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi: timapani
d. Payudara
Terdapat benjolan di payu dara sebelah kiri,kulit mengelupas, terdapat lesi berwaran hitam
kecoklatan post kemoterapi.
5. Program terapi
Mendapat program terapi ranitidine 2x25mg/hari, cetorolac 2x5 mg/hari,
mertonidazol 500 mg drip, program kemoterapi untuk tanggal 15 Februari 2013, infus RL 20
tpm
6. Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium darah dengan hasil pada tanggal 14 Februari 2013 pukul
09,13 WIB dengan hasil Hb 9,1 g/dl (11,5-13,5); hematokrit 28 % (42-52); leukosit 5800
u/L(4.800-10.800); eritrosit 4,5u/L (4.7-6.7);trombosit 154.000 u/L(154.000-450.000); SGOT
H 23 u/L (15-37 u/L); SGPT L 33 u/L ( 30-65 u/L); MCHC 33,4 %(33,0-37,0); MCV 93,8 fl
(79,0-99,0); MCH 29,3 pg(27,0-31,0).











B. Analisa Data dan Perumusan Diagnosa Keperawatan
1. Analisis data
No. Hari/Tgl Data Fokus Etiologi Problem
1.









Kamis 14
februari 2013








DS :
Pasien mengatakan nyeri di payudara
sebelah kiri sejak 2 tahun yang lalu
DO:
P : ca mammae
Q : seperti di tusuk-tusuk
R : payudara sebelah kiri
S : skala nyeri 7
T: hilang timbul, selama 5 menit
Pasien terlihat menahan nyeri
Agen Injuri
biologis








Nyeri kronis














2.












3.




TD :110/ 90 mmHg
N : 82 kali/ menit,
RR : 24 kali/ menit,
S : 36,4
O
C,

DS :
Pasien mengatakan nafsu makan menurun
DO :
Makan habis 1/3 porsi dari diit RS
Mukosa bibir kering, pasien lemah,
mual mual, berat badab turun dari 45
menjadi 35 kg, Hb 9,1 gr/dl
TD :110/ 90 mmHg
N : 82 kali/ menit,
RR : 24 kali/ menit,
S : 36,4
O
C

DS : -
DO :
Terdapat lesi di payudara sebelah kiri,
terlihat kemerahan, kulit mengelupas dan
keriput.





Anoreksia












Radiasi
sinar X





Nutris kurang
dari
kebutuhan
tubuh









Kerusakan
integritas
kulit







2. Perumusan Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri kronis berhubungan dengan agen injuri biologisi ditandai dengan pasien terlihat
kesakitan
b) Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai
dengan makan habis 1/3 porsi dari diit RS, mukosa bibir kering, pasien lemah, mual mual,
berat badab turun dari 45 menjadi 35 kg, Hb 9.1 gr/dl.
c) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan radiasi sinar X di tandai dengan Terdapat lesi
di payudara sebelah kiri, terlihat kemerahan, kulit mengelupas dan keriput.










3. Intervensi, Implementasi, Evaluasi
HARI PERTAMA (Kamis 14 februari 2013)
DIAGNOSA 1
Nyeri kronis berhubungan dengan agen injuri biologisi ditandai dengan pasien terlihat
menahan nyeri
TUJUAN
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Masalah keperawatan
nyeri dapat teratasi, dengan kriteria hasil
1. Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
2. Nyeri tekan tidak ada
3. Ekspresi wajah tenang
4. Luka sembuh dengan baik
INTERVENSI
1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh
klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.
2) Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional :Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan
dapat mengurangi nyeri.
3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi
O2 ke seluruh jaringan.
4) Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri.
5) Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak
dipersepsikan.


IMPLEMENTASI :
Mengkaji skala nyeri, memberikan posisi yang nyaman, mengejarkan tekhnik relaksasi,
mengukur TD, S, N, RR, memberikan obat cetorolac 5 mg 2x1sehari.
EVALUASI :
S : pasien mengatakan masih nyeri
O : pasien terlihat kesakitan
P : ca mammae
Q : seperti di tusuk-tusuk
R : payudara sebelah kiri
S : skala nyeri 7
T: hilang timbul, selama 5 menit
TD :110/ 90 mmHg, N : 82 kali/ menit, RR : 24 kali/ menit, S : 36,4
O
C,
A : masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Beri posisi yang menyenangkan
2. Anjurkan teknik relaksasi napas dalam
3. Ukur tanda-tanda vital
4. Penatalaksanaan pemberian analgetik
DIAGNOSA 2
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai
dengan dengan makan habis 1/3 porsi dari diit RS, mukosa bibir kering, pasien lemah, mual
mual, berat badan turun dari 45 menjadi 35 kg, Hb 9,1 gr/dl.
TUJUAN :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Masalah keperawatan
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, nutrisi terpenuhi.
Kriteria Hasil :
1) Nafsu makan meningkat
2) Klien tidak lemah
3) Hb normal (12 14 gr/dl)
INTERVENSI
1) Kaji pola makan klien
Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan asupan dalam tindakan
selanjutnya.
2) Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi sedikit demi
sedikit.
3) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.
4) Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah tenaga.
5) Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk kebutuhan energi.
6) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antasida dan nutrisi parenteral.
Rasional: antasida mengurangi rasa mual dan muntah.
IMPLEMENTASI
Mengkaji pola makan pasien, menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi,
menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering, kolaborasi denag dokter dakam pemberian
antasida 500 g 2x1 sehari.
EVALUASI :
S : pasien mengatakan nafsu makan menurun,
O : Makan habis 1/3 porsi dari diit RS, Mukosa bibir kering, pasien lemah, mual mual, berat
badab turun dari 45 menjadi 35 kg, Hb 9,1 gr/dl, TD :110/ 90 mmHg, N: 82 kali/ menit, RR
: 24 kali/ menit, S: 36,4
O
C
A : masalah keperawatan Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi.

P : lanjutkan intervensi
1. Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
2. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
3. Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
4. Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antasida dan nutrisi parenteral.
DIAGNOSA 3
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan radiasi sinar X di tandai dengan Terdapat lesi
di payudara sebelah kiri, terlihat kemerahan, kulit mengelupas dan keriput.
TUJUAN
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah keperawatan
kerusakan integritas kulit teratasi.
Kriteria hasil:
1. Temperatur jaringan tubuh sesuai yang di harapkan
2. Sensasi kulit sesuai yang diharapkan
3. Hidrasi kulit sesuai yang diharapkan
4. Bebas dari lesi jaringan
5. Pertumbuhan rambut pada kulit
INTERVENSI
1) Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
Rasional : untuk menghindari gesekan antar kulit dan baju
2) Hindari kerutan pada tempat tidur
Rasional :menjaga timbulnya lesi baru
3) Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Rasional : menghindari dari infeksi
4) Monitor kulit akan adanya kemerahan
Rasional : untuk mengetahui adanya tanda iritasi yang melebar
5) Mobilisasi fisik
Rasional: membantu untuk sirkulasi udara supatatidak lembab.
IMPLEMENTASI
Menganjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar, mengindari kerutan pada
tempat tidur, menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering, memonitor kulit akan
adanya kemerahan, memobilisasi fisik.
EVALUASI :
S : -
O : Terdapat lesi di payudara sebelah kiri, terlihat kemerahan, kulit mengelupas dan keriput.
A : Masalah keperawatan gangguann integritas kulit belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Hindari kerutan pada tempat tidur
2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
3. Monitor kulit akan adanya kemerahan
4. Mobilisasi fisik

















HARI KE DUA ( Jumat 15 february 2013)
DIAGNOSA 1
Nyeri kronis berhubungan dengan agen injuri biologisi ditandai dengan pasien terlihat
menahan nyeri
TUJUAN
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Masalah keperawatan
nyeri dapat teratasi, dengan kriteria hasil
1. Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
2. Nyeri tekan tidak ada
3. Ekspresi wajah tenang
4. Luka sembuh dengan baik
INTERVENSI
1) Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional :Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan
dapat mengurangi nyeri.
2) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi
O2 ke seluruh jaringan.
3) Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri.
4) Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak
dipersepsikan.
IMPLEMENTASI :
Memberikan posisi yang nyaman, mengejarkan tekhnik relaksasi, mengukur TD, S, N, RR,
memberikan obat cetorolac 5 mg 2x1sehari.
EVALUASI :
S : pasien mengatakan masih nyeri
O : pasien terlihat kesakitan
P : ca mammae
Q : seperti di tusuk-tusuk
R : payudara sebelah kiri
S : skala nyeri 6
T: hilang timbul, selama 5 menit
TD :110/ 90 mmHg, N : 82 kali/ menit, RR : 24 kali/ menit, S : 36,4
O
C,
A : masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Beri posisi yang menyenangkan
2. Anjurkan teknik relaksasi napas dalam
3. Ukur tanda-tanda vital
4. Penatalaksanaan pemberian analgetik
DIAGNOSA 2
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai
dengan dengan makan habis 1/3 porsi dari diit RS, mukosa bibir kering, pasien lemah, mual
mual, berat badan turun dari 45 menjadi 35 kg, Hb 9,1 gr/dl.
TUJUAN :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Masalah keperawatan
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, nutrisi terpenuhi.
Kriteria Hasil :
1) Nafsu makan meningkat
2) Klien tidak lemah
3) Hb normal (12 14 gr/dl)
INTERVENSI
1) Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi sedikit demi
sedikit
2) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.
3) Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah tenaga.
4) Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk kebutuhan energi.
5) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antasida dan nutrisi parenteral.
Rasional: antasida mengurangi rasa mual dan muntah.
IMPLEMENTASI
Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi, menganjurkan untuk makan
sedikit tapi sering, kolaborasi denag dokter dakam pemberian antasida 500 g 2x1 sehari.
EVALUASI :
S : pasien mengatakan nafsu makan menurun,
O : Makan habis 1/3 porsi dari diit RS, Mukosa bibir kering, pasien lemah, mual mual, berat
badab turun dari 45 menjadi 35 kg, Hb 9,1 gr/dl, TD :110/ 90 mmHg, N: 82 kali/ menit, RR
: 24 kali/ menit, S: 36,4
O
C
A : masalah keperawatan Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi
1. Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
2. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
3. Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
4. Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antasida dan nutrisi parenteral.





DIAGNOSA 3
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan radiasi sinar X di tandai dengan Terdapat lesi
di payudara sebelah kiri, terlihat kemerahan, kulit mengelupas dan keriput.
TUJUAN
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah keperawatan
kerusakan integritas kulit teratasi.
Kriteria hasil:
6. Temperatur jaringan tubuh sesuai yang di harapkan
7. Sensasi kulit sesuai yang diharapkan
8. Hidrasi kulit sesuai yang diharapkan
9. Bebas dari lesi jaringan
10. Pertumbuhan rambut pada kulit
INTERVENSI
5) Hindari kerutan pada tempat tidur
Rasional :menjaga timbulnya lesi baru
6) Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Rasional : menghindari dari infeksi
7) Monitor kulit akan adanya kemerahan
Rasional : untuk mengetahui adanya tanda iritasi yang melebar
8) Mobilisasi fisik
Rasional: membantu untuk sirkulasi udara supatatidak lembab.
IMPLEMENTASI
Mengindari kerutan pada tempat tidur, menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering,
memonitor kulit akan adanya kemerahan, memobilisasi fisik.
EVALUASI :
S : -
O : Terdapat lesi di payudara sebelah kiri, terlihat kemerahan, kulit mengelupas dan keriput.

A : Masalah keperawatan gangguann integritas kulit belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Hindari kerutan pada tempat tidur
2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
3. Monitor kulit akan adanya kemerahan
4. Mobilisasi fisik

























HARI KE TIGA ( Sabtu, 16 february 2013)
DIAGNOSA 1
Nyeri kronis berhubungan dengan agen injuri biologis ditandai dengan pasien terlihat
menahan nyeri
TUJUAN
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Masalah keperawatan
nyeri dapat teratasi, dengan kriteria hasil
1. Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
2. Nyeri tekan tidak ada
3. Ekspresi wajah tenang
4. Luka sembuh dengan baik
INTERVENSI
1) Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional :Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan
dapat mengurangi nyeri.
2) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi
O2 ke seluruh jaringan.
3) Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri.
4) Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak
dipersepsikan.
IMPLEMENTASI :
Memberikan posisi yang nyaman, mengejarkan tekhnik relaksasi, mengukur TD, S, N, RR,
memberikan obat cetorolac 5 mg 2x1sehari.
EVALUASI :
S : pasien mengatakan masih nyeri
O : pasien terlihat kesakitan
P : ca mammae
Q : seperti di tusuk-tusuk
R : payudara sebelah kiri
S : skala nyeri 6
T: hilang timbul, selama 5 menit
TD :110/ 90 mmHg, N : 82 kali/ menit, RR : 24 kali/ menit, S : 36,4
O
C,
A : masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Beri posisi yang menyenangkan
2. Anjurkan teknik relaksasi napas dalam
3. Ukur tanda-tanda vital
4. Penatalaksanaan pemberian analgetik
DIAGNOSA 2
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia ditandai
dengan dengan makan habis 1/3 porsi dari diit RS, mukosa bibir kering, pasien lemah, mual
mual, berat badan turun dari 45 menjadi 35 kg, Hb 9,1 gr/dl.
TUJUAN :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Masalah keperawatan
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, nutrisi terpenuhi.
Kriteria Hasil :
1) Nafsu makan meningkat
2) Klien tidak lemah
3) Hb normal (12 14 gr/dl)
INTERVENSI
1) Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi sedikit demi
sedikit
2) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.
3) Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah tenaga.
4) Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk kebutuhan energi.
5) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antasida dan nutrisi parenteral.
Rasional: antasida mengurangi rasa mual dan muntah.
IMPLEMENTASI
Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi, menganjurkan untuk makan
sedikit tapi sering, kolaborasi denag dokter dakam pemberian antasida 500 g 2x1 sehari.
EVALUASI :
S : Pasien mengatakan nafsu makan masih turun
O : Makan habis 1/2 porsi dari diit RS, Mukosa bibir kering, pasien lemah, mual mual, berat
badab turun dari 45 menjadi 35 kg, Hb 9,1 gr/dl, TD :110/ 90 mmHg, N: 82 kali/ menit, RR
: 24 kali/ menit, S: 36,4
O
C
A : masalah keperawatan Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi
1. Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
2. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
3. Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
4. Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antasida dan nutrisi parenteral.





DIAGNOSA 3
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan radiasi sinar X di tandai dengan Terdapat lesi
di payudara sebelah kiri, terlihat kemerahan, kulit mengelupas dan keriput.
TUJUAN
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah keperawatan
kerusakan integritas kulit teratasi.
Kriteria hasil:
1. Temperatur jaringan tubuh sesuai yang di harapkan
2. Sensasi kulit sesuai yang diharapkan
3. Hidrasi kulit sesuai yang diharapkan
4. Bebas dari lesi jaringan
5. Pertumbuhan rambut pada kulit
INTERVENSI
1) Hindari kerutan pada tempat tidur
Rasional :menjaga timbulnya lesi baru
2) Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Rasional : menghindari dari infeksi
3) Monitor kulit akan adanya kemerahan
Rasional : untuk mengetahui adanya tanda iritasi yang melebar
4) Mobilisasi fisik
Rasional: membantu untuk sirkulasi udara supatatidak lembab.
IMPLEMENTASI
Mengindari kerutan pada tempat tidur, menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering,
memonitor kulit akan adanya kemerahan, memobilisasi fisik.
EVALUASI :
S : -
O : Terdapat lesi di payudara sebelah kiri, terlihat kemerahan, kulit mengelupas dan keriput.

A : Masalah keperawatan gangguann integritas kulit belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Hindari kerutan pada tempat tidur
2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
3. Monitor kulit akan adanya kemerahan
4. Mobilisasi fisik



























BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Didalam tinjauan teori terdapat pengkajian riwayat kesehatan, keluhan utama yang
sering dirasakan pada penderita kanker payudara adalah pada fase awal kanker payudara
asimptomatik (tanpa ada tanda dan gejala). Tanda awal yang paling umum terjadi adalah
adanya benjolan atau penebalan pada payudara. Kebanyakan 90 % ditemukan oleh wanita itu
sendiri, akan tetapi di temukan secra kebetulan, tidak dengan menggunakan pemeriksaan
payudara sendiri (sarari), karena itu yayasan kanker menekankan pentingnya melakukan
sarari.
Tanda dan gejal lanjut dari kanker payudara meliputi kulit sekung (lesung), retraksi atau
deviasi putting susu, dan nyeri, nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah, dari putting.
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan
tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum
ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T, 2005, hal : 42). Pada pengkajian juga
di temukan keluhan dan tanda gelaja sesuai teori, tetapi belum sampai ke gejala lanjut yang
dapat mengeluarkan darah dari puting payudara.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus nyata yang sesuai dengan teori, yaitu :
a) Nyeri kronis berhubungan dengan agen injuri biologis
b) Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
c) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan radiasi sinar X

2. Diagnosa keperawatan yang tidak ditemukan pada kasus nyata tetapi ada di konsep teori,
yaitu:
a. Cemas berhubungan dengan radiasi sinar X
b. Kurang pengetahuan berhungan dengan kurangnya kemauan untuk mencari informasi
c. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
3. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus nyata tetapi tidak ada di konsep teori (
diagnose temuan )
Tidak ditemukan daignosa temuan baru, diagnosa yang diambil sesuai dengan konsep teori
yang ada.























BAB V
PENUTUP

A. KEKUATAN
1. Selama pengelolaan kasus pasien kooperatif dengan tindakan keperawatan yang diberikan
2. Pemeriksaan penunjang seperti laboratorium yang terdapat di RS sangat membantu untuk
mengetahui adanya gangguan lain pada pasien
B. KELEMAHAN
1. Kelemahan selama pengelolaan kasus yaitu kurangnya buku buku referensi mengenai ca
mammae
2. Pengelolaan kasus di luar intervensi, misal : Pasien pulang atas permintaan sendiri sebelum
waktu pengelolaan kasus selesai.
3. Minimnya kesadaran perawat tentang APD.
C. SARAN
1. Rumah Sakit
Memberikan informasi tentang penyakit dan penanganannya, karena jika hal ini ditinggalkan
bisa menimbulkan kurang pengetahuan pada keluarga pasien.
2. Perawat
Peningkatan wawasan dan pengetahuan masing masing perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan yang tepat, cepat dan akurat, Serta selalu meningkatkan system atau mutu
pelayanan dengan mengembangkan pola 3 S yaitu senyum sapa salam.
3. Teman sejawat dan profesi
Untuk lebih meningkatkan dan menambah wawasan mengenai ca mammae, perlu
memperhatikan kondisi pasien yang sebenar benarnya sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas.






DAFTAR PUSTAKA


Doengoes, Marylin E., 1989, Nursing Care Plans, USA Philadelphia: F.A Davis Company.

Gale, Daniele, 1996, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, Jakarta: Penerbit Buku
Kedoteran EGC.

Junadi, Purnawan, 1982, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media aesculapius Universitas
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai