Anda di halaman 1dari 11

B.

PENGERTIAN
Sindrom Sjogren atau sering disebut autoimmune exocrinopathy adalah penyakit autoimun
sistemik yang terutama mengenai kelenjar eksokrin dan biasanya memberikan gejala kekeringan
persisten dari mulut dan mata akibat gangguan fungsional kelenjer saliva dan lakrimalis.
Sindrom Sjogren adalah penyakit auto imun yang menyebabkan berkurangnya sekresi kelenjar
saliva dan kelenjar eksokrin tubuh lainnya. Sindrom Sjogren seringkali menyertai gangguan
sistem kekebalan, seperti rheumatoid arthritis dan lupus. Pada penderita sindrom Sjogren, mata
dan mulut biasanya paling pertama terpengaruh. Pengaruh sindrom Sjogren pada mata dan mulut
dapat mengakibatkan penurunan produksi air mata dan air liur. Sindrom Sjogren dapat
mempengaruhi kelenjar yang berfungsi untuk memproduksi air mata dan kelenjar yang berfungsi
untuk memproduksi air liur (saliva). Sindrom Sjogren dapat terjadi pada semua usia, namun
kebanyakan didiagnosis pada usia lebih dari 4 tahun. Sindrom Sjogren banyak terjadi pada
!anita. Pengobatan sindrom ini biasanya berfokus pada menghilangkan gejala, yang dapat reda
seiring berjalannya !aktu.
Sindrom Sjogren atau sering disebut autoimmune exocrinopathy adalah penyakit autoimun
sistemik yang terutama mengenai kelenjer eksokrin dan biasanya memberikan gejala kekeringan
persisten pada mulut dan mata akibat gangguan fungsional kelenjer saliva dan lakrimalis.
C. ETIOLOGI
Penyebab sindrom Sjogren adalah gangguan autoimun. Hal ini mempunyai arti bahwa
terjadi kesalahan pada sistem kekebalan tubuh, yang menyerang sel-sel dan jaringan tubuh
sendiri.
Para ilmuwan tidak yakin mengapa beberapa orang menderita sindrom Sjogren sedangkan
yang lainnya tidak. Gen tertentu menempatkan orang pada risiko tinggi untuk mengalami
gangguan autoimun yang menyebabkan sindrom ini. Tetapi mekanisme tertentu dapat
memicu terjadinya sindrom ini, seperti infeksi oleh irus atau bakteri tertentu.
!alam sindrom Sjogren, sistem kekebalan tubuh terlebih dahulu menyebabkan mata dan
mulut kering. Tetapi sindrom ini juga dapat merusak bagian tubuh yang lain, antara lain"
". Sendi
#. $iroid
%. &injal
4. 'ati
(. Paru)paru
*. +ulit
,. Saraf
D. KLASIFIKASI
". Sindrom Sjogren Primer - etiologinya dihubungkan dengan gangguan autoimun tanpa
keterlibatan penyakit autoimun yang lain. .emiliki gejala berupa mulut kering dan mata kering.
#. Sindrom Sjogren Sekunder - ada penyakit autoimun yang mendasari. .emiliki tiga gejala berupa
mulut kering, mata kering dan rheumatoid arthritis
E. PATOFISIOLOGI
/eaksi imunologi yang mendasari patofisiologi Sindrom Sjogren tidak hanya sistim imun selular
tetapi juga sistim imun humoral. 0ukti keterlibatan sistim humoral ini dapat dilihat adanya
hipergammaglobulin dan terbentuknya autoantibodi yang berada dalam sirkulasi.
&ambaran histopatologi yang dijumpai pada SS adalah kelenjar eksokrin yang dipenuhi dengan
infiltrasi dominan limfosit $ dan 0 terutama daerah sekitar kelenjar dan atau duktus, gambaran
histopatologi ini dapat ditemui dikelenjar saliva, lakrimalis serta kelenjar eksokrin yang lainnya
misalnya kulit, saluran nafas, saluran cerna dan vagina.
1enotip limfosit $ yang mendominasi adalah sel $ 23 4 4. Sel)sel ini memproduksi berbagai
interleukin antara lain 56)#, 56)4, 56)*, 56" 7 dan $81 alfa sitokin)sitokin ini merubah sel epitel
dan mempresentasikan protein, merangsang apoptosis sel epitel kelenjar melalui regulasi fas. Sel
0 selain mengfiltrasi pada kelenjar, sel ini juga memproduksi imunoglobulin dan autoantibodi.
7danya infiltrasi limfosit yang menganti sel epitel kelenjar eksokrin, menyebabkan penurunan
fungsi kelenjar yang menimbulkan gejala klinik. Pada kelenjar saliva dan mata menimbulkan
keluhan mulut dan mata kering. Peradangan pada kelenjar eksokrin pada pemeriksaan klinik
sering dijumpai pembesaran kelenjar.
&ambaran serologi yang didapatkan pada SS biasanyan suatu gambaran hipergammaglobulin.
Peningkatan imonuglobulin antara lain faktor reumatoid, 787 dan antibodi non spesifik organ.
Pada pemeriksaan dengan teknik imunofloresen $es 787 menunjukan gambaran spekled yang
artinya bila diekstrak lagi maka akan dijumpai autoantibodi /o dan 6a.
7danya antibodi /o dan anti 6a ini dihubungkan dengan gejala a!al penyakit, lama penyakit,
pembesaran kelenjar parotis yang berulang, splenomegali, limfadenopati dan anti 6a sering
dihubungkan dengan infiltrasi limfosit pada kelenjar eksokrin minor.
1aktor genetik, infeksi, hormonal serta psikologis diduga berperan terhadap patogenesis, yang
merangsang sistim imun teraktivasi.
F. TANDA dan GEJALA
&ambaran klinik Sindrom Sjogren sangat luas berupa suatu eksokrinopati yang disertai gejala
sistemik dan ektraglandular. 9erostomia dan xerotrakea merupakan gambaran eksokrinopati
pada mulut .&ambaran eksokrinopati pada mata berupa mata kering atau keratokonjungtivitis
sicca akibat mata kering. .anifestasi ektraglandular dapat mengenai paru)paru, ginjal, pembuluh
darah maupun otot. &ejala sistemik yang dijumpai pada Sindrom Sjogren sama seperti penyakit
autoimun lainnya dapat berupa kelelahan, demam, nyeri otot, artritis. Poliartritis non erosif
merupakan bentuk artritis yang khas pada Sindrom Sjogren. /aynauds phenomena merupakan
gangguan vaskuler yang sering ditemukan, biasanya tanpa disertai teleektasis ataupun ulserasi
pada jari.
.anifestasi ektraglandular lainnya tergantung penyakit sistemik yang terkait misalnya 7/, S6:
dan skerosis sistemik. .eskipun Sindrom Sjogren tergolong penyakit autoimun yang jinak,
sindrom ini bisa berkembang menjadi suatu malignansi. 'ai ini diduga adanya transformasi sel 0
kearahan keganasan.
MATA
+elainan mata akibat Sindrom Sjogren adalah +erato2onjungtivitis Sicca (+2S). +2S terjadi
akibat penurunan produksi kelenjer air mata dalam jangka panjang dan perubahan kualitas air
mata. &ejala klinis berupa rasa seperti ada benda asing dimata, rasa panas seperti terbakar dan
sakit dimata, tidak ada air mata, mata merah dan fotofobia. 0eberapa pasien +2S ada yang
asimtomatik. Pemeriksaan yang dilakukan untuk penilaian +2S adalah Slit lamp dan
pemeriksaan /ose 0engal atau 6issamin green. Pemeriksaan jumlah produksi air mata dilakukan
dengan Schimer test. 0ila hasilnya ; ( mm dalam ( menit menunjukan produksi yang kurang.
.enurunnya produksi air mata dapat merusak epitel kornea maupun konjungtiva, bila kondisi ini
berlanjut, maka kornea maupun konjungtiva mendapat iritasi kronis, iritasi kronis pada epitel
kornea dan konjungtiva memberikan gambaran klinik keratokonjungtivitis Sicca. Pada
pemeriksaan terdapat pelebaran pembuluh darah didaerah konjungtiva, perikornea dan
pembesaran kelenjer lakrimalis.
MULUT
Pada a!al penyakit gejala yang paling sering adalah mulut kering (xerostomia). +eluhan lain
adalah kesulitan mengunyah dan menelan makanan, kesulitan menggunakan gigi ba!ah serta
mulut rasa panas. $etapi beberapa pasien ada yang tanpa gejala.
Pemeriksaan yang paling spesifik untuk kelenjer saliva pasien Sindrom Sjogren adalah biopsi
6abial Salivary &land ( 6S&). Pemeriksaan biopsi 6S& tidak diperlukan pada pasien yang
sudah terbukti terdapat +2S dan anti /o atau anti 6a. 1ungsi kelenjer saliva dapat dinilai dengan
mengukur unstimulated salivary flo! selama ()" menit.
+eluhan xerostomia merupakan eksokrinopati pada kelenjer ludah yang menimbulkan keluhan
mulut kering karena menurunnya produksi kelenjer saliva. 7kibat mulut kering ini sering pasien
mengeluh kesulitan menelan makanan dan berbicara lama.
Selain itu kepekaan lidah berkurang dalam merasakan makanan, gigi banyak yang mengalami
karies. Pada pemeriksaan fisik didapatkan mukosa mulut yang kering dan sedikit kemerahan,
atropi papila filiformis pada pangkal lidah, serta pembesaran kelenjer.
PEMBESARAN KELENJER PARATIROID
Sekitar #)% < pasien Sindrom Sjogren Primer mengalami pembesaran kelenjer parotis atau
submandibula yang tidak nyeri. Pembesaran kelenjer ini bisa mengalami tranformasi menjadi
limfoma.
ORGAN LAIN
+ekeringan bisa terjadi pada saluran nafas serta orofaring yang sering menimbulkan suara parau,
bronkitis berulang, serta pneumonitis. &ejala lain yang mungkin dijumpai adalah menurunnya
produksi kelenjer pankreas.
+ekeringan juga juga bisa terjadi pada vagina, suatu penelitian pada "*= pasien Sindrom
Sjogren, #* < pasien juga mempunyai keluhan vagina kering.
MANIFESTASI EKTRAGLANDULAR
0anyak sekali manifestasi ektraglandular pada Sindrom Sjogren yaitu artritis atau artralgia
(#(<)>(<), fenomena raynaud ("%<)*#<), tiroiditis autoimun 'ashimoto ("<)#4<), renal
tubular asidosis ((<)%%<), sirosis bilier primer dan hepatitis autoimun (#<)4<), penyakit paru
(,<)%(<) seperti batuk kronik, fibrosis paru, alveolitis dan vaskulitis (=<)%#<). /esiko
terjadinya limfoma meningkat pada pasien SS.
MANIFESTASI KULIT
.anifestasi kulit merupakan gejala ektraglandular yang paling sering dijumpai, dengan
gambaran klinik yang luas. +ulit kering dan gambaran vaskulitis merupakan keluhan yang sering
dijumpai. .anifestasi vaskulitis pada kulit bisa mengenai pembuluh darah sedang maupun kecil.
?askulitis pembuluh darah sedang biasanya terkait dengan krioglobulin dan vaskulitis pada
pembuluh darah kecil berupa purpura. 3ikatakan bah!a vaskulitis dikulit merupakan petanda
prognosis buruk.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. $:S S2'5.:/S
$es ini digunakan untuk mengevaluasi produksi kelenjer air mata. $es dilakukan dengan
menggunakan kertas filter dengan panjang % mm, caranya kertas ditaruh dikelopak mata bagian
ba!ah dibiarkan selama ( menit. Setelah ( menit kemudian dilihat berapa panjang pembasahan
air mata pada kertas filter, bila pembasahan kurang dari ( mm dalam ( menit maka tes positif.
Suatu penelitian di Spanyol yang menggunakan Pilokarpin ( mg sublingual pada * pasien
Sindrom sjogren primer, 4* pasien yang rendah produksi salivanya, ## orang diantaranya
terdapat peningkatan produksi saliva setelah menggunakan ( mg Pilokarpin.
b. /@S: 0:8&76 S$75858&
+eratokonjungtivitis merupakan seAuele pada kornea dan konjungtiva karena menurunnya air
mata. 3engan pengecatan /ose bengal yang menggunakan anilin, yang dapat me!arnai epitel
kornea maupun konjungtiva. 3engan pengecatan ini keratokonjungtivitis sicca tampak sebagai
keratitis puntata, bila dilihat dengan slit lamp. $ear film break up - tes ini dilakukan untuk
melihat kecepatan pengisian flouresin pada kertas film.
c. S576@.:$/5
Sialometri adalah pengukuran kecepatan produksi kelenjer liur tanpa adanya rangsangan, baik
untuk mengukur kelenjer parotis, submandibula, sublingual ataupun total produksi kelenjer liur.
Pada Sindrom Sjogren menunjukan penurunan kecepatan sekresi.
Suatu penelitian di Spanyol untuk memeriksa fungsi kelenjer ludah pasien Sindrom Sjogren
dengan menggunakan pilokarpin (mg sublingual apakah terjadi peningkatan produksi kelenjer
saliva setelah pemberian pilokarpin ( mg, dari * pasien pSS diukur 0asal Saliva 1lo! (0S1)
pada semua pasien dimana 0S1 ; ",( mlB"( menit berarti abnormal. 3ari * pasien terdapat 4*
pasien dengan 0S1 ; ",( ml , kemudian diberi pilokarpin ( mg (SS1 C Stimulated salivary
1lo! ). 'asil didapatkan setelah pemberian pilokarpin terdapat peningkatan produksi saliva.
d. S576@&/715
Pemeriksaan secara radiologi untuk menetapkan kelainan anatomi pada saluran kelenjer
eksokrin. Pada pemeriksaan ini tampak gambaran teleektasis.
e. S+58$5&715
Dntuk mengevaluasi kelenjer dengan mengunakan ==m $c, dengan pemeriksaan ini dilihat
ambilan ==m $c dimulut selama * menit setelah injeksi intravena.
f. 05@PS5
0iopsi kelenjer eksokrin minor memberikan gambaran yang sangat spesifik yaitu tampak
gambaran infiltrasi limfosit yang dominan. 0iopsi kelenjer saliva minor merupakan gold standar
untuk diagnosis Sindrom Sjogren.
g. $es darah
dapat dilakukan untuk menetukan apabila pasien memiliki kadar antibodi yang tinggi yang dapat
mengindikasikan keadaannya seperti 7nti)8uclear 7ntibody (787) dan faktor /heumatoid
(karena Sindrom Sjogren sering terjadi setelah terjadiReumatoid Arthritis), dimana berkaitan
dengan penyakit imun.
h. $es Slit)lamp
dapat mengukur kekeringan pada permukaan mata. 1ungsi kelenjar saliva dapat diuji dengan
mengumpulkan saliva dan menentukan jumlah yang diproduksi selama ( menit.
0iopsi bibir dapat dapat dilakukan apakah terdapat pengumpulan limfosit pada kelenjar liur dan
merusak kelenjar karena reaksi radang.
H. PENATALAKSANAAN
". E
a. A.emeriksakan diri secara teratur ke dokter gigi (dentist) dan dokter spesialis mata
(ophthalmologist).
#. Pengurang gejala kekeringan dengan air mata buatan (artificial tears), ophthalmic lubricating,
ointments, nasal saline sprays, frequent sips of water, sugarless candy, moisturizing skin
lotion (pelembab kulit).
%. Glucocorticoids, tidak efektif untuk gejala dan tanda sicca namun berperan dalam
manifestasi extraglandular.
Prinsip Terapi
". Simtomatik menggantikan fungsi kelenjar eksokrin dengan memberikan lubrikasi (pelumasan).
#. +ortikosteroid sistemik (,()" mgBkg berat badanBhari) dan imunosupresan (seperti-
siklofosfamid) digunakan untuk mengontrol gejala ekstrakelenjar (extraglandular), misalnya-
artritis, fenomena /aynaud, renal tubular acidosis, glomerulonefritis, vaskulitis, lymphoma,
dan diffuse interstitial lung diseases,
0eberapa keadaanBkondisi klinis yang dapat ditemukan pada sindrom SjFgren dan terapi yang
dapat diberikan-
". Mata kerin
a. Stimulasi lokal- cyclic adenosine monophosphate, cyclosporine 2% olie solution!
b. Stimulasi sistemik- pilocarpine (( mg %xsehari per oralG ceimeline % mg %xsehari per oral)
c. +asus berat (seere dry eyes)- nasolacrimal duct occlusion (temporary or permanent)G soft
contact lensesG transplantasi kornea.
#. Kandidiasis !ra"
nistatin topikal atau clotrimaHole loHenges.
%. Pe#$esaran ke"en%ar par!tid
antibiotik dan analgesik.
4. &aina 'an kerin (vaginal dryness)
propionic acid gels.
(. Artritis
Hydroxychloroquine (#)4 mgBhari) atau methotrexate (,#),%mgBkg berat badan
seminggu) plus prednisolone (" mg setiap hari per oral).
*. Fen!#ena Ra'na(d )Raynaud's phenomenon*
a. Proteksi dingin- sarung tangan.
b. Nifedipine- " mg %xsehari.
,. Asid!sis t($("ar in%a"
penggantian bikarbonat (bicarbonate replacement).
>. Li#+!#a )lymphoma*
anti)23# monoclonal antibody therapy dikombinasi dengan regimen 2'@P
(cyclophosphamide, doxorubicin, incristine, dan prednisone) klasik.
I. KOMPLIKASI
#omplikasi yang paling umum dari Sindrom Sjogren melibatkan mata dan mulut,
diantaranya "
$. Gigi berlubang
#arena kelenjar salia membantu melindungi gigi dari bakteri yang menyebabkan
berlubang, gigi kita mudah berlubang bila mulut kita kering.
%. &nfeksi kapang
'rang dengan Sindrom Sjogren lebih mudah terkena sariawan, infeksi kapang pada mulut.
(. )asalah penglihatan
)ata yang kering mengarah pada sensitiitas pada cahaya, pandangan yang kabur, dan
infeksi pada kornea.
J. PROGNOSIS
Sindrom Sj*gren dapat merusak organ penting tubuh. +eberapan penderita mungkin hanya
menderita gejala ringan dan lainnya dapat sangat buruk. Sebagian besar dapat diatasi
secara simtomatik. Sebagian penderita dapat mengalami penglihatan yang buruk, rasa
tidak nyaman pada mata, infeksi pada mulut, pembengkakan kelenjar liur, kesulitan pada
menelan dan makan. ,asa lelah dan sakit pada persendian juga dapat mengganggu
kenyamanan. Terdapat penderita yang juga dapat terkena gangguan ginjal hingga terdapat
gejala proteinuria, defek urinaris, dan asidosis tubular renal distal.
K. EPIDEMIOLOGI
Sindrom Sjogren bisa dijumpai pada semua umur, sering umur 4)* tahun terutama perempuan
dengan perbandingan perempuan dengan pria =-". Sampai saat ini prevalensinya belum diketahui
dengan pasti, diperkirakan prevalensi Sindrom Sjogren sekitar ," I ,* < karena seringnya
sindrom ini bertumpang tindih dengan penyakit rematik lainnya. Selain itu gejala klinik yang
muncul pada a!al penyakit sering tak spesifik, di 7merika diperkirakan penderita Sindrom
Sjogren sekitar #)4 juta orang, hanya lima puluh persen saja yang tidak tegak diagnosanya dan
hampir * < ditemukan bersamaan dengan penyakit autoimun lainnya antara lain 7rtritis
rematoid, S6: dan Sklerosis Sistemik
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
5dentitas ( 3ata 0iografi)
/i!ayat sakit dan +esehatan
+eluhan utama rasa nyeri di mulut
/i!ayat kesehatan sekarang
/i!ayat penyakit dahulu
/i!ayat penyakit keluarga.
Pengkajian Psikososial -sterss, gaya hidup (alkohol, perokok) serta kaji fungsi dan
penampilan dari rongga mulut terhadap body image dan sex.
Pengkajian lingkungan rumah dan komunitas - lingkungan yang panas, dan sanitasi yang buruk.
/i!ayat nutrisi - kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin 2, vitamin 0"#,
mineral, dan Hat besi serta pola makan yang buruk, misalnya hanya mengkonsumsi karbohidrat
dan protein saja.
/i!ayat pertumbuhan perkembangan -
kondisi fisik yang lemah sebagai akibat intake nutrisi yang kurang ( energiBkalori yang
diperlukan tidak mencukupi dalam proses penyembuhan).
) Penurunan berat badan penurunan berat badan karena intake nutrisi yang kurang.
Pemeriksaan fisik
0" (0reath) - 0au nafas, // normal
0# (0lood) - 'emorrhage (perdarahan) akibat kerusakan membrane mukosa oral, resiko
kekurangan volume darah.
0% (0rain) - 8yeri
04 (0ladder) - Secara umum tidak mempengaruhi kecuali jika ada kondisi dehidrasi akibat
intake cairan yang kurang
0( (0o!el) -
) .ukosa oral mengalami peradangan, bibir pecah)pecah, rasa kering, suatu sensasi rasa luka
atau terbakar (khususnya melibatkan lidah)
) 'ipersalivasi
) Perubahan kulit mukosa oral, tampak bengkak dan kemerahan (hiperemi)
0* (0one) - +ondisi fisik yang lemah sebagai akibat intake nutrisi yang kurang
:kstermitas
) 3eformitas skelet
) 3eformitas vertebra
) 3eformitas lengkungan tulang panjang
) @tot 6emah
7ktivitas B istirahat
$anda - keterbatasan fungsi pada bagian yang terkena, nyeri
Sirkulasi
$anda - takikardia ( /espon stress )
8eurosensori
&ejala - hilang gerakan
$anda - 3eformitas local, kelemahan
8yeri B +enyamanan
&ejala - nyeri tekan
B. Diagnosa an In!e"#ensi Ke$e"a%a!an
". &angguan sensori)perseptual- ?isual berhubungan dengan ditandai dengan gangguan
penerimaan sensoriB status organ indra.
kriteria 'asil-
a. .eningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu
b. .engenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan
c. .emperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan
$indakanB intervensi /asional
J .andiri
) $entukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata terlibat.
) @rientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain diareanya.
) @bservasi tanda)tanda dan gejala) gejala diorientasi- pertahankan pagar tempat tidur sampai
benar)benar sembuh dari anestesia.
) Perhatikan tentang suramB penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana dapat terjadi
menggunakan tetes mata.
) .emberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan, menurunkan cemas dan disorientasi
pascaoperasi.
) .emberikan rangsang sensori tepat terhadap isolasi dan menurunkan bingung.
) &angguan penglihatanB iritasi dapt berakhir ")# jam setelah tetesan mata. $etapi secara bertahap
menurun denganpenggunaan. 2atatan- 5ritasi local harus dilaporkan ke dokter, tetap jangan
hentikan penggunaan obat sementara.
) Perubahan ketajaman dan kedalaman persepsi dapat menyebabkan bingung penglihatanB
meningkatkan resiko cedera sampai pasien belajar untuk mengkompensasi.
) .emungkinkan pasien melihat obyek lebih mudah dan memudahkan panggilan untuk
pertolongan bila diperlukan.
#. Perubahan mukosa oral berhubungan dengan proses peradangan (inflamasi)
$ujuan - Setelah dilakukan tindakan kepera!atan mukosa oral kembali normal dan lesi berangsur
sembuh.
+riteria 'asil -
) .ukosa oral kembali normal (tidak bengkak dan hiperemi)
) 6esi berkurang dan berangsur sembuh.
) .embran mukosa oral lembab
5ntervensi /asional
.andiri -
) Pantau aktivitas klien, cegah hal)hal yang bisa memicu terjadinya stomatitis (oral hygene yang
buruk, kurang vitamin 2, kondisi stres, makananBminuman yang terlalu panas dan pedas)
) +aji adanya komplikasi akibat kerusakan membran mukosa oral
+olaborasi -
) +olaborasi pemberian antibiotik dan obat kumur
'ealth education -
) .enghindari makanan dan obat)obatan atau Hat yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada
rongga mulut.
) 7jarkan oral hygene yang baik
@bservasi -
) 2atat adanya kerusakan membran mukosa ( bengkak, hiperemiBkemerahan)
) Personal hygene yang buruk, asupan nutrisi yang kurang vitamin 2, kondisi psikologis (stres)
merupakan pemicu terjadinya stomatitis
) Stomatitis bisa mengakibatkan komplikasi yang lebih parah jika
tidak segera ditangani
) 7ntibiotik digunakan untuk mengobati infeksi dan obat kumur bisa menghilangkan kuman)
kuman di mulut sehingga bisa mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut.
) /eaksi alergi bisa menimbulkan infeksi
) @ral hygene yang baik bisa meminimalisir terjadinya stomatitis
) .embran mukosa yang bengkak dan hiperemi adalah indikasi adanya
peradangan.
%. ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan penurunan keinginan untuk makan sekunder
akibat rasa nyeri di mukosa mulut.
$ujuan - Setelah dilakukan tindakan kepera!atan nafsu makan timbul kembali dan status nutrisi
terpenuhi.
+riteria 'asil -
) Status nutrisi terpenuhi
) nafsu makan klien timbul kembali
) berat badan normal
) jumlah 'b dan albumin normal
5ntervensi /asional
.andiri -
) 0eri nutrisi dalam keadaan lunak G porsi sedikit tapi sering.
) Pantau berat badan tiap hari
+olaborasi -
) +olaborasi pemasangan 8&$ jika klien tidak dapat makan dan minum peroral
) +olaborasi dengan ahli giHi dalam diet
'ealth education -
) 0erikan informasi tentang Hat)Hat makanan yang sangat penting bagi keseimbangan
metabolisme tubuh
@bservasi -
) 2atat kebutuhan kalori yang dibutuhkan
) .onitor 'b dan albumin
) .akanan yang lunak meminimalkan kerja mulut dalam mengunyah makanan.
) 8utrisi meningkat akan meningkatkan berat badan

Anda mungkin juga menyukai