Lap6 SBA
Lap6 SBA
LAPORAN PERCOBAAN VI
PENETAPAN INDEX PENGEMBANGAN (SWELLING INDEX)
DISUSUN OLEH :
AGNES DWI CHARINA
10060312010
MOHAMAD RIDWAN
10060312011
RICA
10060312012
10060312033
10060312034
TAUFIK NUGRAHA
10060312035
SHIFT A KELOMPOK 3
TANGGAL PERCOBAAN
22 APRIL 2014
TANGGAL LAPORAN
29 APRIL 2014
NAMA ASISTEN :
LABORATORIUM
STANDARISASI BAHAN
ALAM
PROGRAM STUDY FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2014
PERCOBAAN VI
I.
Tujuan Percobaan
Dapat
mengenal
dan
memahami
prinsip
penetapan
indeks
II.
Teori
Indeks pengembangan didefinisikan sebagai volume dalam mL yang
diambil dari pengembangan 1 gram bahan dalam kondisi tertentu.
Pemelitian didasarkan pada penambahan air terhadap simplisia (rajangan
atau serbuk). Dengan menggunakan gelas ukur berskala bahan dikocok
berulang selama satu jam dan biarkan selama waktu tertentu. Volume
campuran dalam mL kemudian dibaca (Anonim, 1979).
Banyak
simplisia
tumbuhan
memiliki
aktifitas
karena
Beberapa
jenis
rumput
laut
dari
yang
mengisi dinding
merupakan
Agar-agar
selrumput
laut.
dibentuk
Ia
tergolong
tersusun
dari
diperjualbelikan.
Gel terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul agar-agar
dan air bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar
mulai saling merapat, memadat dan membentuk kisi-kisi yang mengurung
molekul-molekul air, sehingga terbentuk sistem koloid padatcair. Kisi-kisi
ini dimanfaatkan dalam elektroforesis gel agarosa untuk menghambat
pergerakan molekul obyek akibat perbedaan tegangan antara dua kutub.
Kepadatan gel agar-agar juga cukup kuat untuk menyangga tumbuhan kecil
sehingga sangat sering dipakai sebagai media dalam kultur jaringan.
Histeresis
Histeresis adalah gejala yang dimiliki oleh agar-agar dan sejumlah
bahan gel lainnya, yang berhubungan dengan suhu transisi fase padat-cair.
Agar-agar mulai mencair pada suhu 85 C dan mulai memadat pada suhu
32-40 C. Jadi tidak seperti air yang memadat dan mencair pada titik suhu
yang sama.
Kegunaan
Apabila dilarutkan dalam air panas dan didinginkan, agar-agar
bersifat seperti gelatin: padatan lunak dengan banyak pori-pori di dalamnya
sehingga bertekstur 'kenyal'. Sifat ini menarik secara inderawi sehingga
banyak olahan makanan melibatkan agar-agar: pengental sup, puding (jelly),
campuran es krim, anmitsu (di Jepang),
dikemas
dalam
bentuk
bubuk
dikenal
nyeri
otot
(obat
luar),
Pelembut
kulit
(kosmetika)
(Anonim,1985).
III.
IV.
Prosedur Percobaan
Ditimbang bahan ( biji Klabet) sebanyak satu gram. Kemudian bahan
dimasukkan kedalam silinder tertutup, lalu ditambahkan sebanyak 25 mL
aquadest panas dan dikocok setiap selang waktu 10 menit selama satu jam
atau dengan pengocokan sebanyak 6 kali dan pengocokan dilakukan selama
satu menit. Setelah itu didiamkan selama 2 jam pada suhu kamar dan diukur
volume pengembangan yang didapat pada akhir setiap pengocokan.
Kemudian dihitung rata-rata volume pengembangan masing-masing tabung
dan dikalkulasikan terhadap satu gram bahan uji.
V.
Hasil Pengamatan
Nama Simplisia
: biji klabet
: Foenigraeci Semen
2. 42 : 6 = 7 3 =
2,83
1,1507
4
1,1507
= 3,82 ml (indekspengembangan)
Rata rata :
2,46 ml +3,83 ml
= 3,14 ml
2
VI.
Pembahasan
Pada percobaan kali ini yaitu praktikum tentang Penetapan Indeks
Pengembangan. Praktikum kali ini bertujuan untuk memahami cara dan
mengetahui manfaat dari penetapan indeks pengembangan dari simplisia.
Praktikum ini didasarkan pada penambahan air pada simplisia dengan gelas
ukur berskala, bahan dikocok berulang selama satu jam dengan interval
waktu 10 menit dan lama pengocokan 1 menit.
Simplisia yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah biji
klabet. Langkah awal biji kelebet di gerus terlebih dahulu. Hal ini
dimaksudkan untuk memperbesar luas permukaan dari biji sehingga lebih
mudah menyerap air. Selanjutnya setelah digerus simplisia dimasukan
kedalam tabung ukur berskala. Digunakan tabung ukur berskala bertujuan
dapat dengan mudah mengukur volume yang bertambah saat simplisia
mengembang. Dimasukan air panas kedalam tabung tadi lalu dilakukan
pengocokan selama 1 menit dan didiamkan selama 10 menit selama 1 jam.
Proses pendiaman selama 10 menit memiliki tujuan untuk memberi waktu
kepada simplisia untuk mengembang secara maksimal.
Seluruh proses diatas di lakukan secara duplo atau 2 kali. Dilakukan
duplo agar mengetahui seberapa konsisten nilai indeks pengembangan dari
simplisia yang dalam percobaan ini berupa biji klebet.
Tahap selanjutnya yaitu sampel uji didiamkan pada suhu kamar
kemudian di ukur volume akhir pengocokan setelah itu diukur volume rata
rata volume pengembangan tiap tabung tersebut dan nilai indeks
pengembangan dari kedua tabung yang berisi simplisia uji (sampel). Pada
percobaan setiap kali sampel uji dikocok dan didiamkan, sampel tersebut
mengembang. Hal ini disebabkan karena dalam sampel yang digunakan
yaitu biji klabet terdapat senyawa yang memiliki sifat mudah mengembang
VII.
Kesimpulan
menyerap air.
Daftar Pustaka
- Anonim. 1979. Materia Medika Indonesia Jilid III. Jakarta:Depkes RI.
- Anonim. 1985. Cara Pembuatan Simplisia, Departemen Kesehatan
Jember: UNEJ
- Irawati. 2008 .MODUL PENGUJIAN MUTU 1. Diploma IV PDPPTK
VEDCA. Cianjur
- Krisno, Budiyanto, Agus. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang : UMM
Press
- Sudarmadji.dkk.2003.Prosedur
Analisa
Bahan
Makanan
Dan
Pertanian.Liberti.Yogyakarta.
- Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT. GramediaPustakaUtama:
Jakarta.