Anda di halaman 1dari 14

DELIRIUM

I. PENDAHULUAN
Delirium merupakan sindroma mental organik akut yang ditandai oleh disfungsi
psikologis menyeluruh dengan kadar yang naik turun, yang berakibat hendaya kognitif yang
menyeluruh. Delirium dianggap satu pertanda disfungsi otak akut dan oleh sebab itu suatu
kedaruratan medik.
1
Tanda utama dari delirium adalah suatu gangguan kesadaran, biasanya
terlihat bersamaan dengan gangguan fungsi kognitif secara global. Delirium merupakan suatu
sindrom, bukan suatu penyakit dan mempunyai banyak penyebab yang kesemuannya
menggambarkan pola gejala yang sama yaitu berhubungan dengan tingkat kesadaran dan
gangguan kognitif. Namun secara klinis delirium kurang dikenali dan kurang didiagnosis.
2
Gangguan fungsi atau metabolisme otak secara umum atau karena keracunan yang
menghambat metabolisme otak menyebabkan timbulnya keluhan utama berupa penurunan
kesadaran, sehingga penderita tidak mampu mengenal orang dan berkomunikasi dengan baik,
bicaranya inkoheren, bingung, cemas, gelisah dan panik.
1,3
ondisi ini dapat terjadi pada
semua usia namun yang paling sering pada usia diatas !" tahun.
#
Delirium bermula dengan tiba$tiba %dalam beberapa jam atau hari&, perjalanan yang
singkat, dan berubah$ubah intensitinya %berfluktuasi& dan pulih dengan cepat apabila
penyebabnya dapat diidentifikasi dan dihilangkan. 'alaupun begitu setiap ciri$ciri ini boleh
berbeda dari satu penyakit kepada penyakit yang lain.
2
II. DEFENISI
Delirium adalah gangguan kognitif dan kesadaran dengan onset akut. Dalam
pengertiannya, (ngel dan )omano menyebut delirium sebagai *suatu sindrom insufisiensi
serebral+. eduanya menganggap delirium bsebagai sindrom terkait dengan insufisiensi organ
lain , Ginjal, jantung, hepar dan paru$paru. -ebagai perbandingan, .ipo/sky dalam *Delirium ,
0cute 1rain 2ailure 3n 4an+, mengemukakan bah/a berkurangnya ke/aspadaan terhadap
lingkungan dapat diasosiasikan dengan gangguan memori, disorientasi, gangguan bahasa dan
gangguan kognitif tipe lainnya. 1eragam pasien mempunyai pengalaman disorientasi yang
berbeda seperti salah identifikasi, ilusi, halusinasi, dan /aham. Dengan onset yang mendadak
dan durasi yang pendek, delirium terjadi dari jam sampai hari dan berfluktiatif. ebiasaan
pasien menunjukkan 5ariasi dengan adanya agitasi yang menonjol pada beberapa indi5idu,
dan hipoaktif pada pasien lainnya, dan pada indi5idu yang sama pun akan menunjukkan 5ariasi
berbeda dari /aktu ke /aktu. Delirium harus dibedakan dari demensia, kondisi kronis
kemerosotan fungsi kognitif yang merupakan faktor risiko terjadinya delirium.
6
Diagnostic -tatisitical 4anual of 4ental Disorders %D-4$37& mendefinisikan
delirium sebagai gangguan kesadaran dan perubahan kognitif yang terjadi secara cepat dalam
/aktu yang singkat. Gejala a/al delirium biasanya muncul tiba$tiba dan durasinya singkat
%misal 1 minggu, jarang lebih dari 1 bulan&. Gangguan ini hilang sama sekali jika pasien pulih
dari determinan penyebab. 1ila kondisi yang menyebabkan delirium menetap, delirium
berubah perlahan menjadi sindrom demensia atau berkembang menjadi koma. emudian
indi5idu penderita mengalami pemulihan, menjadi 5egetati5 kronis, atau meninggal.
2
lasifikasi Delirium berdasarkan D-4$37 ,
6
1. Delirum akibat masalah medis umum
4asalah medis tertentu, seperti infeksi sistemik, gangguan metabolik,
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, penyakit hati atau ginjal, ensefalopati, dan
trauma kepala dapat menyebabkan gejala delirium.
2. Delirium akibat 8at
Gejala delirium dapat disebabkan pajanan terhadap toksin atau ingesti obat, seperti anti
kon5ulsan, neuroleptik, ansiolitik, anti depresan, obat kardio5askular, anti neoplastik,
dan hormone.
3. Delirium akibat intoksikasi 8at
Gejala delirium dapat terjadi sebagai respons terhadap konsumsi kanabis,kokain,
halusinogen, alcohol, ansiolitik atau narkotik dalam dosis tinggi.
#. Delirium akibat putus 8at
9engurangan atau penghentian penggunaan 8at jangka panjang dan dosis tiggi 8at
tertentu, seperti alkohol, sedati5e, hipnotik, atau ansiolitik, dapat menyebabkan delirium
akibat putus 8at.
6. Delirium akibat etiologi multiple
Gejala delirium dapat berhubungan dengan lebih dari satu masalah medis umum atau
pengaruh kombinasi masalah medis umum dan penggunaan 8at.
-elain klasifikasi di atas, berdasarkan akti5itas psikomotor %tingkat: kondisi
kesadaran, akti5itas perilaku& delirium diklasifikasikan menjadi 3, yaitu,
!
1. ;iperaktif, didapatkan pada pasien dengan gejala putus substansi antara lain< alkohol,
amfetamin, lysergic acid diethylamide atau .-D. 9asien bisa nampak gaduh gelisah,
berteriak$teriak, jalan mondar$mandir, atau mengomel sepanjang hari.
2. ;ipoaktif, didapatkan pada pasien pada keadaan hepatik encephalopathy dan hiperkapnia.
1
3. =ampuran, pada pasien dengan gangguan tidur, pada siang hari mengantuk tapi pada
malam hari terjadi agitasi dan gangguan sikap.
III. EPIDEMIOLOGI
Delirium adalah penyakit yang sering terjadi, sekitar 1"$16> pasien yang ada di bangsal
bedah dan 16$2"> di bangsal ilmu penyakit dalam mengalami delirium selama dira/at. 9enyebab
delirium pasca operasi, nyeri pasca operasi, gangguan keseimbangan elektrolit, infeksi, demam, dan
kehilangan darah. 3nsidensi delirium meningkat seiring dengan bertambahnya usia pasien. 2aktor$
faktor predisposisi delirium antara lain usia %usia muda dan usia lanjut lebih dari !6 tahun&,
kerusakan otak yang mendahului %penyakit serebro5askuler, tumor&, ri/ayat delirium sebelumnya,
ketergantungan alkohol, diabetes, kanker, kerusakan sensorik %seperti kebutaan&, dan malnutrisi.
2,?
IV. ETIOLOGI
Delirium mempunyai berbagai macam penyebab. 9enyebabnya bisa berasal dari
penyakit susunan saraf pusat, penyakit sistemik, intoksikasi akut %reaksi putus obat& dan 8at toksik.
9enyabab delirium terbanyak terletak diluar sistem saraf pusat, misalnya gagal ginjal dan hati .
-ecara lengkap dan lebih terperinci penyabab delirium dapat dilihat pada tabel diba/ah ini.
2
Tabel 1. 9enyebab Delirium
0. 9enyebab 3ntrakranial ,
(pilepsi dan keadaan paska kejang
Trauma otak %terutama gegar otak&
3nfeksi
$ 4eningitis
$ (nsefalitis
Neoplasma
Gangguan 5askular
1. 9enyebab (kstrakranial ,
@bat$obatan %meggunakan atau putus obat& dan racun
$ @bat antikolinergik
$ 0ntikon5ulsan
$ @bat antihipertensi
$ @bat antiparkinson
$ @bat antipsikosis
$ Glikosida jantung
$ -imetidin
$ lonidin
$ Disulfiram
$ 3nsulin
$ @piat
$ 2ensiklidin
$ 2enitoin
$ )anitidin
$ -alisilat
$ -edatif %termasuk alkohol& dan hipnotik
$ -teroid
)acun
$ arbon monoksida
$ .ogam berat dan racun industri lain
Disfungsi (ndokrin %hipofungsi atau hiperfungsi&
$ ;ipofisis
$ 9ankreas
$ 0drenal
$ 9aratiroid
$ Tiroid
9enyakit organ non endokrin
;ati
(nsefalopati hepatik
Ginjal dan saluran kemih
(nsefalopati uremikum
9aru
Narkosis karbon dioksida
;ipoksia
-istem ardio5askular
Gagal jantung
0ritmia
2
;ipotensi
9enyakit Defisiensi
Tiamin, asam nikotinik, 5it 112 atau asam folat
3nfeksi sistemik dengan demam dan sepsis
etidakseimbangan elektrolit dengan penyebab apapun
eadaan pascaoperatif
Trauma %kepala atau seluruh tubuh&
V. PATOMEKANISME
4ekanisme penyebab delirium masih belum dipahami secara seutuhnya. Delirium
menyebabkan 5ariasi yang luas terhadap gangguan structural dan fisiologik. Neuropatologi dari
delirium telah dipelajari pada pasien dengan hepatic encephalopathy dan pada pasien dengan
putus alcohol. ;ipotesis utama yaitu gangguan metabolisme oksidatif yang re5ersibel dan
abnormalitas dari multipel neurotransmiter.
2
Neurotransmiter utama yang berperan terhadap timbulnya delirium
adalah asetilkolin dan daerah neuroanatomis utama adalah formasio retikularis. 1eberapa
penelitian telah melaporkan bah/a berbagai faktor yang menginduksi delirium diatas
menyebabkan penurunan akti5itas asetilkolin di otak. 4ekanisme patofisiologi lain khususnya
berkenaan dengan putus 8at:alkohol adalah hiperakti5itas lokus sereleus dan neuron non
adrenergiknya. Neurotransmiter lain yang juga berperan adalah serotonin dan glutamat.
2
a. @bat dan Delirium
.ansia lebih sensitif terhadap efek obat atau dosis rendah dan secara khusus beresiko
delirium pada saat lebih besardari obat yang digunakan. @bat$obatan yang mele/ati
sa/ar darah otak menyebabkan delirium. Delirium karena toksisitas obat juga
disebabkan oleh obat$obatan dengan Aindeks terapi sempitA, meskipun beberapa obat
seperti digoBin dilaporkan menyebabkan delirium pada keadaan normal. 9asien dengan
intoksikasi alkohol dapat menyebabkan delirium selama pera/atan meskipun
withdrawal alkohol dapat menyebabkan delirium 1$3 hari setelah dira/at, seperti
withdrawal % reaksi putus obat& hipnotik dan sedatif.
2
@bat paling sering menyebabkan delirium adalah sedatif dan hipnotik, antikolinergik
dan narkotik. 9enggunaan preparat ini sebaiknya berhati$hati pada lansia, khususnya
pada gangguan kognitif sebelumnya. Cika obat ini harus dipakai sebaiknya dengan dosis
rendah dan dinaikkan perlahan. @bat hipoglikemi, khususnya kerja sedang dapat
menyebabkan hipoglikemi yang juga bermanifestasi konfusio.
2
%1& 0setilkolin
Data studi mendukung hipotesis bah/a asetilkolin adalah salah satu dari
neurotransmiter yang penting dari pathogenesis terjadinya delirium. ;al yang
mendukung teori ini adalah bah/a obat antikolinergik diketahui sebagai penyebab
keadaan bingung. pada pasien dengan transmisi kolinergik yang terganggu juga
muncul gejala ini. 9ada pasien post operatif, delirium serum antikolinergik juga
meningkat.
%2& Dopamine
9ada otak,hubungan muncul antara akti5itas kolinergik dan dopaminergik. 9ada
delirium muncul akti5itas berlebih dari dopaminergik. 9engobatan simptomatis
muncul pada pemberian obat antipsikosis seperti haloperidol dan obat penghambat
dopamine.
b. Neurotransmitter lainnya
-erotonin < terdapat peningkatan serotonin pada pasien dengan encephalopati
hepatikum. G010 %Gamma$0minobutyric acid&< pada pasien dengan hepatic
encephalopati, peningkatan inhibitor G010 juga ditemukan. 9eningkatan le5el
ammonia terjadi pada pasien hepatik encephalopati, yang menyebabkan peningkatan
pada asam amino glutamat dan glutamine %kedua asam amino ini merupakan prekursor
G010&. 9enurunan le5el G010 pada susunan saraf pusat juga ditemukan pada pasien
yang mengalami gejala putus ben8odia8epine dan alkohol.
c. 4ekanisme peradangan:inflamasi
-tudi terkini menyatakan bah/a peran sitokin, seperti interleukin$1 dan interleukin$
!,dapat menyebabkan delirium. 4engikuti setelah terjadinya infeksi yang luas dan
paparan toksik, bahan pirogen endogen seperti interleukin$1 dilepaskan dari sel. Trauma
kepala dan iskemia, yang sering dihubungkan dengan delirium, terdapat hubungan
respon otak yang dimediasi oleh interleukin$1 dan interleukin$!.
d. 4ekanisme reaksi stress
-tress psikososial dan gangguan tidur mempermudah terjadinya delirium.
e. 4ekanisme struktural
9ada pembelajaran terhadap 4)3 terdapat data yang mendukung hipotesis bah/a jalur
anatomi tertentu memainkan peranan yang lebih penting daripada anatomi yang lainnya.
2ormatio reticularis dan jalurnya memainkan peranan penting dari bangkitan delirium.
3
Calur tegmentum dorsal diproyeksikan dari formation retikularis mesensephalon ke
tectum dan thalamus adalah struktur yang terlibat pada delirium.
erusakan pada sa/ar darah otak juga dapat menyebabkan delirium, mekanismenya
karena dapat menyebabkan agen neurotoksik dan sel$sel peradangan %sitokin& untuk
menembus otak.
VI. GAMBARAN KLINIS
-ecara global gejala delirium terdiri dari gejala psikiatrik umum berupa kelainan mood,
persepsi dan perilaku dan gejala neurologik umum yang berupa tremor, asteriksis, nistagmus,
inkoordinasi dan inkontinensia urin. Gejala dari delirium yang paling utama adalah penurunan
kesadaran. 0nBietas, mengantuk, gangguan tidur, halusinasi, mengigau dan kegelisahan biasanya
mendahului keadaan delirium.
#
Gejala$gejala lainnya berupa ketidakmampuan penderita
mengenali orang %disorientasi& dan berkomunikasi dengan baik, bingung, panik, bicara komat$kamit
dan inkoherensi.
1,3
Tampaknya gejala tersebut pada seorang pasien yang berada dalam resiko
delirium harus mengarahkan dokter untuk mengikuti pasien secara cermat.
#
0. esadaran
Dua pola umum kelainan kesadaran telah ditemukan pada pasien dengan delirium. -atu pola
ditandai oleh hiperakti5itas yang berhubungan dengan peningkatan kesiagaan. 9ola lain
ditandai oleh penurunan kesiagaan. 9asien delirium yang berhubungan dengan putus 8at
seringkali mempunyai delirium hiperaktif yang juga dapat disertai dengan tanda otonomik,
seperti kemerahan kulit, pucat, berkeringat, takikardia, pupil dilatasi, mual, muntah, dan
hipertermia. 9asien dengan gejala hipoaktif kadang$kadang diklasifikasikan sebagai sedang
depresi atau katatonik.
#
1. @rientasi
@rientasi terhadap /aktu seringkali hilang, bahkan pada kasus delirium yang ringan.
@rientasi terhadap tempat dan kemampuan untuk mengenali orang lain %sebagai contohnya
dokter, anggota keluarga& mungkin juga terganggu pada kasus yang berat. 9asien delirium
jarang kehilangan orientasi terhadap dirinya sendiri.
#
=. 1ahasa dan kognisi
9asien dengan delirium seringkali mempunyai kelainan dalam bahasa seperti melantur, tidak
rele5an, atau membingungkan %inkoheren& dan gangguan kemampuan untuk mengerti
pembicaraan. Tetapi D-4 37 tidak lagi memerlukan adanya kelainan bahasa untuk
diagnosis, karena kelainan tersebut tidak mungkin untuk mendiagnosis pasien yang bisu.
#
2ungsi kognitif lainnya yang mungkin terganggu pada pasien delirium adalah fungsi ingatan
dan kognitif umum. emampuan untuk menyusun, mempertahankan, dan mengingat
kenangan mungkin terganggu, /alaupun kenangan yang jauh mungkin dipertahankan. 9asien
delirium juga mempunyai gangguan kemampuan memecahkan masalah dan mungkin
mempunyai /aham yang tidak sistematik, kadang$kadang paranoid.
#
D. 9ersepsi
9asien dengan delirium seringkali mempunyai ketidakmampuan umum untuk membedakan
stimuli sensorik dan untuk mengintegrasikan persepsi sekarang dengan pengalaman masa
lalu mereka. Dengan demikian, pasien seringkali tertarik oleh stimuli yang tidak rele5an atau
menjadi teragitasi jika dihadapkan oleh informasi baru. ;alusinasi juga relatif sering pada
pasien delirium. ;alusinasi paling sering adalah 5isual atau auditoris, /alaupun halusinasi
juga dapat taktil atau olfaktoris. 3lusi 5isual dan auditoris adalah sering pada delirium.
#
(. 4ood
9asien dengan delirium juga mempunyai kelainan dalam pengaturan mood. Gejala yang
paling sering adalah kemarahan, kegusaran, dan rasa takut yang tidak beralasan. elainan
mood lain yang sering ditemukan pada pasien delirium adalah apati, depresi, dan euforia.
1eberapa pasien dengan cepat berpindah$pindah di antara emosi tersebut dalam perjalanan
sehari.
#
2. Gejala 9enyerta
Tidur pada pasien delirium secara karakteristik terganggu. 9asien seringkali mengantuk
selama siang hari dan dapat ditemukan tidur sekejap di tempat tidunya atau di ruang
keluarga. Tetapi tidur pada pasien delirium hampir selalu singkat dan terputus$putus.
-eringkali keseluruhan siklus tidur bangun pasien dengan delirium semata$mata terbalik.
9asien seringkali mengalami eksaserbasi gejala delirium tepat sebelum tidur, situasi klinis
yang dikenal luas sebagai sundowning. adang$kadang mimpi menakutkan di malam hari
dan mimpi yang mengganggu pada pasien delirium terus berlangsung ke keadaan terjaga
sebagai pengalaman halusinasi.
#
G. Gejala Neurologis
9asien dengan delirium seringkali mempunyai gejala neurologis yang menyertai, termasuk
disfasia, tremor, asteriksis, inkordinasi dan inkontinesia urin. Tanda neurologis fokal juga
ditemukan sebagai bagian pola gejala pasien dengan delirium.
#
Delirium biasanya hilang bila penyakit fisik yang menyebabkannya sembuh,
mungkin sampai kira$kira 1 bulan sesudahnya. 1ila diakibatkan oleh proses yang langsung
4
mengenai otak maka proses penyembuhannya pun tergantung dari besar kecilnya
kerusakan:lesi yang ditinggalkan.
3
VII. DIAGNOSIS
Dntuk memastikan diagnosis, maka gejala$gejala baik yang ringan atau yang berat haruslah
ada pada setiap kondisi diba/ah ini, yaitu sesuai dengan pedoman diagnostik menurut 99DGC$333 ,
#
1. Gangguan kesadaran dan perhatian ,
Dari taraf kesadaran berkabut sampai dengan koma.
4enurunnya kemampuan untuk mengarahkan, memusatkan, mempertahankan dan
mengalihkan perhatian.
2. Gangguan kognitif secara umum ,
Distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi %terutama halusinasi 5isual&
;endaya daya pikir dan pengertian abstrak dengan atau tanpa /aham yang bersifat sementara,
tetapi sangat khas terdapat inkoherensi yang ringan
;endaya daya ingat segera dan jangka pendek, namun daya ingat jangka panjang relatif masih
utuh.
Disorientasi /aktu, pada kasus yang berat terdapat disorientasi tempat dan orang.
3. Gangguan psikomotor ,
;ipoakti5itas atau hiperakti5itas dan pengalihan akti5itas yang tidak terduga dari satu ke yang
lain.
'aktu bereaksi yang lebih panjang
0rus pembicaraan yang bertambah atau berkurang
)eaksi terperanjat meningkat
#. Gangguan siklus tidur$bangun ,
3nsomnia atau pada kasus yang berat tidak dapat tidur sama sekali atau terbaliknya siklus tidur$
bangun %mengantuk pada siang hari.
Gejala yang memburuk pada malam hari
4impi yang mengganggu atau mimpi buruk yang dapat berlanjut menjadi halusinasi setelah
bangun tidur.
6. Gangguan emosional , misalnya depresi, ansietas atau takut, lekas marah, euforia,
apatis atau rasa kehilangan akal.
!. @nset biasanya cepat, perjalanan penyakitnya hilang timbul sepanjang hari, dan keadan ini
berlangsung kurang dari ! bulan.
-ecara klinis penegakkan diagnosis delirium dapat menggunakan D-4 37$T). Di
ba/ah ini adalah criteria diagnostik delirium berdasarkan D-4 37 %Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders 37&,
6
Kriteria diagnosti de!iri"# $ang %er&"%"ngan dengan ondisi #edi "#"#'
1. Gangguan kesadaran %berkurangnya kejernihan kesadaran
terhadaplingkungan dalam bentuk memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan
perhatian&.
2. ;ambatan dalam fungsi kognitif %hendaya daya ingat segera dari jangka
pendek namun daya ingat jangka panjang tetap utuh, distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi
terutama 5isual, hendaya daya pikir dan pengertian abstrak dengan atau tanpa /aham
sementara, tetapi yang khas terdapat sedikit inkoherensi, disorientasi /aktu, tempat dan
orang&.
3. 0/itannya tiba$tiba %dalam beberapa jam atau hari&, perjalanan
penyakitnya singkat dan ada kecenderungan berfluktuasi sepanjang hari.
#. 1erdasarkan bukti dari ri/ayat penyakit, pemeriksaan fisik atau
laboratorium untuk menemukan penyebab delirium ini.
Kriteria diagnosti de!iri"# $ang dise%a%an intosiasi (at'
1. Gangguan kesadaran %berkurangnya kejernihan kesadaran terhadaplingkungan
dalam bentuk memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian&
2. ;ambatan dalam fungsi kognitif %hendaya daya ingat segera dari jangka pendek
namun daya ingat jangka panjang tetap utuh, distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi
terutama 5isual, hendaya daya pikir dan pengertian abstrak dengan atau tanpa /aham
sementara, tetapi yang khas terdapat sedikit inkoherensi, disorientasi /aktu, tempat dan
orang&.
3. 0/itannya tiba$tiba %dalam beberapa jam atau hari&, perjalanan penyakitnya singkat
dan ada kecenderungan berfluktuasi sepanjang hari.
#. 1erdasarkan bukti dan ri/ayat penyakit, pemeriksaan fisik atau laboratorium untuk
menemukan delirium ini %1& atau %2&,
%1& Gejala pada kriteria 0 dan 1 berkembang selama intoksikasi 8at.
%2& 9enggunaan intoksikasi disini untuk mengatasipenyebab yang ada hubungan dengan
gangguannya.
Kriteria diagnosti de!iri"# $ang dise%a%an )"t"s (at,
5
1. Gangguan kesadaran %berkurangnya kejernihan kesadaran terhadaplingkungan
dalam bentuk memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian&
2. ;ambatan dalam fungsi kognitif %hendaya daya ingat segera dari jangka pendek
namun daya ingat jangka panjang tetap utuh, distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi
terutama 5isual, hendaya daya pikir dan pengertian abstrak dengan atau tanpa /aham
sementara, tetapi yang khas terdapat sedikit inkoherensi, disorientasi /aktu, tempat dan
orang&.
3. 0/itannya tiba$tiba %dalam beberapa jam atau hari&, perjalanan penyakitnya singkat
dan ada kecenderungan berfluktuasi sepanjang hari.
#. 1erdasarkan bukti dan ri/ayat penyakit, pemeriksaan fisik atau laboratorium untuk
menemukan penyakit delirium ini dalam kriteria 0 dan 1. eadaan ini berkembang selama
atau dalam /aktu singkat sesudah sindroma putus 8at.
Kriteria diagnosti de!iri"# $ang %eraitan dengan %er%agai )en$e%a%,
1. Gangguan kesadaran %berkurangnya kejernihan kesadaran terhadaplingkungan
dalam bentuk memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian&
2. ;ambatan dalam fungsi kognitif %hendaya daya ingat segera dari jangka pendek
namun daya ingat jangka panjang tetap utuh, distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi
terutama 5isual, hendaya daya pikir dan pengertian abstrak dengan atau tanpa /aham
sementara, tetapi yang khas terdapat sedikit inkoherensi, disorientasi /aktu, tempat dan
orang&.
3. 0/itannya tiba$tiba %dalam beberapa jam atau hari&, perjalanan penyakitnya singkat
dan ada kecenderungan berfluktuasi sepanjang hari.
#. 1erdasarkan bukti dan ri/ayat penyakit, pemeriksaan fisik atau laboratorium untuk
menemukan etiologi delirium ini yang disebabkan oleh lebih dari satu penyebab kondisi
medik umum, disertai intoksikasi 8at atau efek samping medikasi.
9emeriksaan$pemeriksaan yang dilakukan adalah ,
1,?
a. 0namnesa terutama ri/ayat medis menyeluruh, onset dan durasi, termasuk penggunaan
obat$obatan atau medikasi.
b. 9emeriksaan fisik lengkap terutama dilakukan secara rutin pada pasien yang ra/at inap.
c. 9emeriksaan neurologis, termasuk status mental, tes perasaan %sensasi&, berpikir %fungsi
kognitif&, dan fungsi motorik. 9emeriksaan status kognitif mencakup ,
$ Tingkat kesadaran
$ emampuan berbahasa
$ 4emori
$ 0praksia
$ 0gnosia dan gangguan citra tubuh
9emeriksaan penunjang berupa ,
1
a. Dji darah
Tujuannya untuk memeriksa adanya gangguan organik, memeriksa komplikasi fisik akibat
gangguan psikiatri untuk menemukan gangguan metabolik. Dji darah serologis, biokimia,
endokrin dan hematologis yang dilakukan termasuk ,
i. 9emeriksaan darah lengkap
ii. Drea dan elektrolit
iii. Dji fungsi tiroid
i5. Dji fungsi hati
5. adar 5itamin 112 dan asam folat
5i. -erologi
b. Dji urin
-krining obat terlarang dalam urine perlu dilaksanakan untuk memeriksa penyalahgunaan
8at psikoaktif yang samar.
c. (lektroensefalogram %((G&
d. E$ray dada
e. =T scan kepala
f. 4)3 scan epala
g. 0nalisis cairan serebrospinal %=-2&
h. adar obat, alkohol %toksikologi&
i. Dji gen
VIII. DIAGNOSIS BANDING
1anyak gejala yang menyerupai delirium. Demensia dan depresi sering
menunjukkan gejala yang mirip delirium< bahkan kedua penyakit: kondisi tersebut acap kali
6
terdapat bersamaan dengan sindrom delirium. 9ada keadaan tersebut informasi dari keluarga dan
pelaku ra/at menjadi sangat berarti pada anamnesis.
!
a. Delirium dengan demensia
Fang paling nyata perbedaannya adalah mengenai a/itannya, yaitu delirium
a/itannya tiba$tiba, sedangkan pada demensia berjalan perlahan. 4eskipun kedua kondisi
tersebut mengalami gangguan kognitif, tetapi pada demensia lebih stabil, sedangkan pada
delirium berfluktuasi.
6
Tabel 2. 9erbandingan Delirium dan Demensia
6
Ga#%aran K!inis De!iri"# De#ensia
Gangguan daya ingat GGG GGG
Gangguan proses berpikir GGG GGG
Gangguan daya nilai GGG GGG
esadaran berkabut GGG $
4ajor attention deficits GGG G
2luktuasi perjalanan penyakit %1
hari&
GGG G
Disorientasi GGG GG
Gangguan persepsi jelas GG $
3nkoherensi GG G
Gangguan siklus tidur$ bangun GG G
(ksaserbasi nocturnal GG G
3nsight:tilikan GG G
0/itan akut:subakut GG $
b. Delirium dengan ski8ofrenia
1eberapa pasien dengan ski8ofrenia atau episode manik mungkin pada satu keadaan
menunjukkan perilaku yang sangat kacau yang sulit dibedakan dengan delirium. -ecara
umum, halusinasi dan /aham pada pasien ski8ofrenia lebih konstan dan lebih
terorganisasi dibandingkan dengan kondisi pasien delirium.
6
c. Delirium dengan depresi
-indrom delirium dengan gejala yang hiperaktif sering keliru dianggap sebagai
pasien yang cemas %anBietas&, sedangkan hipoaktif sering keliru dianggap sebagai
depresi. eduanya dapat dibedakan dengan pengamatan yang cermat. 9ada depresi
terdapat perubahan yang bertahap dalam beberapa hari atau minggu sedangkan pada
delirium biasanya gejala berkembang dalam beberapa jam.
!
9ada umumnya, pasien dengan disfungsi kognitif yang berhubungan dengan depresi
mempunyai gejala depresif yang menonjol dan lebih konstan dibandingkan dengan
pasien delerium dan cenderung mempunyai ri/ayat episode depresif di masa lalu, pada
pemeriksaan =T$-can dan ((G normal.
2
I*. PENATALAKSANAAN
0ntipsikosis berpotensi tinggi merupakan pilihan utama. Hat ini mempunyai efek
antikolinergik yang sedikit dan jarang menurunkan ambang kejang dibandingkan dengan
antipsikosis yang berpotensi rendah. @bat yang terpilih untuk mengatasi gejala psikosisnya adalah
;aloperidol.
2,I
Dua gejala utama delirium yang mungkin memerlukan pengobatan farmakologis adalah
psikosis dan insomnia. @bat yang terpilih untuk psikosis adalah ;aloperidol , obat antipsikotik
golongan butyrophenon. 9emberian tergantung usia, berat badan,dan kondisi fisik pasien, dosis
a/al dengan rentang antara 2 sampai 1" mg intramuscular, diulang dalam satu jam jika pasien
teragitasi. -egera setelah pasien tenang, medikasi oral dalam cairan konsentrat atau bentuk tablet
dapat dimulai. Dua dosis oral harian harus mencukupi, dengan duapertiga dosis diberikan sebelum
tidur. Dntuk mencapai efek terapeutik yang sama, dosis oral harus kira$kira 1,6 kali kali lebih tinggi
dibandingkan dosis parenteral. Dosis efektif haloperidol pada kebanyakan penderita delirium
berkisar antarai 6 sampai 6" mg.
6
9emberian golongan phenothia8ine sebaiknya dihindari pada pasien delirium, karena
dihubungkan dengan akti5itas antikolinergik yang bermakna.
6
3nsomnia sebaiknya diobati dengan golongan ben8odia8epine dengan /aktu paruh
pendek atau hydroBi8ine %5istaril& 26 sampai 1"" mg, atau menengah seperti lora8epam 1$2 mg
sebelum tidur.
6,I
1ila delirium ini merupakan akibat dari toksisitas antikolinergik, bisa diberikan
fisostigmin salisilat %0ntilirium& dosis 1 sampai 2 mg intra5ena atau intramuskular dengan
pengulangan dosis setiap 16 sampai 3" menit.
6
*. PROGNOSIS
7
1iasanya delirium muncul secara tiba$tiba %dalam beberapa jam atau hari&. 9erjalanan
penyakitnya singkat dan berfluktuasi. 9erbaikan cepat terjadi apabila faktor penyebabnya dapat
diketahui dan dihilangkan. 'alaupun biasanya delirium terjadi mendadak, gejala$gejala prodromal
mungkin telah ada sejak beberapa hari sebelumnya. Gejala delirium biasanya berlangsung selama
penyebabnya masih ada namun tidak lebih dari satu minggu.
2
9rognosanya tergantung pada dapat diatasi atau tidaknya penyakit yang mendasarinya
dan kemampuan otak untuk menahan pengaruh dari penyakit tersebut.
3
0pakah delirium
berkembang menjadi demensia belum dapat ditunjukkan dengan penelitian terkontrol yang
cermat. Tetapi obser5asi klinis yang telah disahkan oleh suatu penelitian menunjukkan bah/a
periode delirium kadang$kadang diikuti oleh depresi atau gangguan stres paskatraumatik.
2
*I. KESIMPULAN
Delirium merupakan gangguan yang umum dengan insidensi tertinggi didapati pada
pasien dalam pemulihan paska operasi fraktur panggul yaitu mencapai 6" >. -isanya terjadi pada
pasien dengan penyakit medik biasa, pasien dibangsal penyakit dalam atau bedah yang dira/at,
luka bakar dan pasien dalam pera/atan intensif. 2aktor resiko utama dalam perkembangan delirium
adalah usia lanjut terutama pada usia diatas !"$!6 tahun. Dsia muda, cedera otak sebelumnya,
ri/ayat delirium, ketergantungan alkohol, diabetes melitus, kanker, kebutaan dan malnutrisi juga
merupakan faktor predisposisi untuk timbulnya delirium.
9enyebab utama delirium adalah penyakit sistem saraf pusat, penyakit sistemik,
intoksikasi atau putus obat dan 8at toksik. Namun demikian penyebab delirium terbanyak terletak
diluar sistem saraf pusat, misalnya gagal ginjal dan hati. Toksisitas dari banyak medikasi yang
diresepkan terutama yang mempunyai akti5itas antikolinergik juga menjadi penyebab delirium
yang paling sering.
;ipotesa berkenaan dengan patofisiologi terjadinya delirium diduga akibat penurunan
akti5itas asetilkolin di otak terutama yang melibatkan daerah formasio retikularis. Neurotransmiter
lain yang juga turut berperan adalah serotonin dan asam glutamat.
Gambaran khas dari delirium adalah suatu gangguan kesadaran, yang dalam D-4$37
digambarkan sebagai *penurunan kejernihan kesadaraan terhadap lingkungan+ dengan penurunan
kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan atau mengalihkan perhatian. etidakmampuan
untuk mempertahankan perhatian adalah ciri pusat dari delirium.
Delirium mempunyai onset yang mendadak %beberapa jam atau hari&, perjalanan yang
singkat dan berfluktuasi, dan perbaikan yang cepat jika faktor penyebab diidentifikasi dan di
hilangkan.
epentingan untuk mengenali delirium adalah %1& kebutuhan klinis untuk
mengidentifikasi dan mengobati penyebab dasar dan %2& kebutuhan untuk mencegah perkembangan
komplikasi yang berhubungan dengan delirium. omplikasi tersebut adalah cedera kecelakaan
karena kesadaran pasien yang berkabut dan gangguan koordinasi.
Tujuan utama pengobatan delirium adalah untuk mengobati gangguan dasar yang
menyebabkan delirium dan memberikan bantuan fisik, sensorik dan lingkungan. 1antuan fisik
untuk mencegah agar pasien terhindar dari kecelakaan. 9asien dengan delirium harus didampingi
teman:keluarga dan ditempatkan dalam ruangan yang nyaman.
9engobatan farmakologis disesuaikan dengan gejala delirium yamg muncul, misalnya
diberikan haloperidol untuk mengatasi psikosisnya dan ben8odia8epine %hidroksi8in& untuk
mengatasi gejala insomnia.
LAPORAN KASUS
SKI+OFRENIA PARANOID
,F-.../
I. IDENTITAS PASIEN
Nama , Tn.-N
Dmur , 2# tahun
Cenis elamin , .aki $ .aki
0gama , 3slam
-tatus perka/inan , 4enikah
9endidikan , D 3
0lamat , Cln. 1ategulung Go/a
Tanggal pemeriksaan , "2 Desember 2"13
II. RI0A1AT PSIKIATRI
Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis dari ,
Nama , Tn. H
Dmur , 2I tahun
Cenis kelamin , .aki$laki
0gama , 3slam
9endidikan Terakhir , -4
0lamat , Cln. 1ategulung Go/a
;ubungan dengan pasien , akak pasien
8
III. RI0A1AT PEN1AKIT
A. Ke!"&an Uta#a
4engamuk
B. Ri2a$at Gangg"an Searang
-eorang laki$laki diba/a keluarganya ke )-D yang kedua kalinya dengan
keluhan mengamuk, dialami sejak J 1 bulan yang lalu dan memberat sejak G 2
minggu yang lalu. 9asien mengamuk dengan berteriak$teriak dan mau memukul
orang$orang di sekitarnya. 9ada saat itu pasien masih berlayar dan tiba$tiba
berkelakuan aneh dengan berteriak$teriak, berjoget, bicara sendiri terus$menerus,
berjalan mondar$mandir. 0pabila ada keinginan yang tidak dituruti pasien marah
dan mengancam mau memukul. 9asien mengaku bisa melihat dan mendengar suara
-ultan ;asanuddin. 9asien pernah mengalami hal seperti ini J ! tahun lalu % tahun
2""?& dan di ra/at )-D selama J 2 minggu, pada saat itu pasien pasien tidak
lulus -40 dan tiba$tiba mengamuk dengan menghancurkan kaca sekolah. -etelah
dira/at di )-D pasien keluar dengan tenang kemudian melanjutkan dan
menyelesaikan pendidikan di akademi kelautan dan menikah. emudian pasien
bekerja di salah satu kapal sebagai pelaut di -amarinda. 9asien tidak melanjutkan
pengobatan dan tidak pernah kontrol. 4enurut keluarga pasien kembali bertingkah
aneh setelah bertengkar dengan istri dan istri meminta cerai. -ebelumnya pasien
dira/at di )- -amarinda selama J 1 minggu yang lalu dan diberi obat /arna putih
dan pink.
$ ;endaya:disfungsi ,
K ;endaya dalam bidang sosial %G& terganggu
K ;endaya pekerjaan %G& terganggu
K ;endaya dalam penggunaan /aktu senggang %G& terganggu
$ 2aktor stressor psikososial ,
K 9asien bertengkar dengan istri
$ ;ubungan gangguan sekarang dengan ri/ayat penyakit fisik dan psikis
sebelumnya ,
K)i/ayat trauma %$&
K)i/ayat infeksi %$&
K)i/ayatkejang %$&
KN09H0 %$&, merokok%G& 1 bungkus perhari
3. Ri2a$at Gangg"an Se%e!"#n$a
9ernah mengalami hal yang sama pada tahun 2""? berupa mengamuk. 9ada
saat itu pasien tidak lulus -4 dan di ra/at di )-D selama J 2 minggu.
D. Ri2a$at Ke&id")an Pri%adi
1. )i/ayat 9renatal dan 9erinatal
9asien lahir normal di rumah, cukup bulan dan dibantu oleh bidan.
-elama masa kehamilan ibu pasien dalam keaadaan sehat. 9ertumbuhan
dan perkembangan pasien normal. .
2. )i/ayat 4asa anak 0/al %usia 1$3 tahun&
9ertumbuhan dan perkembangan pasien sama dengan anak seusianya.
3. )i/ayat 4asa anak 9ertengahan %usia 3$11 tahun&
9asien masuk -D pada umur ! tahun. 9asien adalah seorang yang ramah
dan mudah bergaul. 9restasi di sekolah biasa saja.
#. )i/ayat 4asa anak 0khir dan )emaja %usia 12$1I tahun&
9asien masuk -49 pada umur 12 tahun dan melanjutkan ke -4 pada
umur 16 tahun.
6. )i/ayat 4asa De/asa
$ )i/ayat pendidikan , pasien menyelesaikan pendidikan di akademi
kelautan pada umur 22 tahun %tahun 2"11&
$ )i/ayat pekerjaan, pasien bekerja di kapal sebagai pelaut di
-amarinda mulai tahun 2"11$sekarang
$ )i/ayat pernikahan, pasien menikah pada umur 22 tahun dengan
seorang /anita asal -amarinda
E. Ri2a$at Ke&id")an Ke!"arga
$ 9asien merupakan anak keempat dari lima bersaudara %L,LM,4,L&
$ ;ubungan dengan anggota keluarga baik.
$ )i/ayat keluarga dengan keluhan yang sama %G& yaitu kakak pasien
yang nomor 2
F. Sit"asi Searang
9asien tinggal bersama isteri di -amarinda
G. Perse)si Pasien Tentang Diri dan Ke&id")ann$a
9asien merasa dirinya tidak sakit %Tilikan derajat 3&
9
IV. AUTOANAMNESIS ,- Dese#%er -.56/
D4 N Dokter 4uda 9N9asien
D4 , 0ssalamualaikum pak, perkenalkan nama saya 4arina, dokter muda yang bertugas hari
ini. 1isa saya taya$tanya pakO
- , 4mmmm.....silahkan
D4 , alau boleh tau nama bapak siapaO
- , Nama saya -yaharuddin
D4 , 1erapa umur bapak sekarangO
- , 26 tahun
D4 , 1apak lahir tanggal berapaO
- , 4enurut ija8ah tanggal 22, eh tanggal 23 bulan 2 1PIP, tapi sebenarnya tahun
1PI?
D4 , enapa bisa berbeda dengan ija8ah pak O
- , -upaya saya terlihat lebih muda, biar bisa masuk tentara. Tetapi jika memang
saya jadi tentara, saya akan membunuh atasan saya jika mela/an saya.
D4 , Cadi umur bapak sebenarnya 2? tahun O
- , 3h bukan, karena saya II. -aya masih muda
D4 , -ekarang tahun berapa pakO
- , 1PIP
D4 , Tahun saat ini 9ak, tahun berapa O
- , 2"1#. Cadi menurut ija8ah saya 26 tahun
D4 , 1apak tahu sekarang bapak berada di mana O
- , 3ya tahu. Di rumah sakit orang gila
D4 , enapa bapak sampai berada di sini O
- , arena saya gelisah
D4 , 1apak gelisah karena apa O
- , Fa gelisah saja
D4 , 1apak tahu tempat ini untuk apaO
- , Dntuk penyembuhan
D4 , 9enyembuhan apa pak O
- , 9enyembuhan orang$orang gila
D4 , Cadi bapak merasa bah/a bapak termasuk orang gila O
- , @oooh tidak. -aya tidak gila. Tapi istri saya yang gila
D4 , Cadi bapak sudah menikah. 4ana istri bapak O
- , -udah cerai.
D4 , enapa bapak bercerai O
- , arena saya dijadikan pembantu oleh istri saya.. -aya diperintah untuk
mengerjakan semua pekerjaan rumah, pulang dari kapal saya disuruh
mencuci pakaian, cuci piring, memasak, menyapu, semuanya
D4 , Cadi istrinya bapak kerja apa O
- , ;anya bergosip
D4 , 1ergosip dengan siapa O
- , Dengan tetangga, semua digosipkan. -aya benci. Cangan sebut$sebut lagi
namanya
D4 , -iapa nama istri pak O
- , -itti 0isyah. -aya benci sebut namanya
D4 , atanya bapak suka mengamuk. 1etul pak O
- , 3ya
D4 , enapa bapak mengamuk O
- , Fa itu karena saya benci dengan isteri saya
D4 , -iapa yang mengantar 1apak ke sini O
- , akak saya
D4 , 1apak sudah makanO
- , -udah
D4 , 1apak makan apa O
- , 4akan ikan, nasi, sayur, buah$buahan
D4 , 1apak tahu sekarang siang atau malam O
- , -iang Dok karena terang. alau malam gelap
D4 , atanya bapak sering bicara sendiri. -ebenarnya bapak berbicara dengan
siapaO
- , Dengan -ultan ;asanuddin
D4 , 0pa yang bapak bicarakan dengan -ultan ;asanuddinO
- , 4asalah peperangan. -ultan ;asanuddin memerintahkan saya untuk kembali
ke -ula/esi untuk berperang mela/an 1elanda. -aya tidak akan takut. -aya
akan berperang mela/an penjajah. -aya akan menang.
D4 , Cadi bapak akan berperangO
- , 3ni adalah perintah -ultan ;asanuddin. 0kan ada peperangan di ba/ah
10
bimbingan saya. -aya adalah panglima besar, yang gigih dan gagah berani. Tidak
ada kata mundur. 4undur adalah suatu kesalahan yang menyulitkan. 9okoknya
maju, maju, dan majuuuuuu
D4 , 1apak bisa melihat -ultan ;asanuddin O
- , Tentu saja bisa
D4 , 0pakah sekarang -ultan ;asanuddin ada di sini O
- , 3ya ada
D4 , Di mana pak O
- , 1egini, jadi ini, dia memakai topi
%sambil menggambar di tembok&
D4 , -udah berapa lama bapak bisa melihat dan bebicara dengan -ultan
;asanuddin O
- , -udah lama, sudah lebih 1 bulan
D4 , 1apak merasa punya kelebihan yang tidak bisa dimiliki oleh orang lain O
- , 3ya Dok. 1adan saya ini, seluruh badan saya kebal terhadap seluruh benda
tajam
D4 , Tapi pak, kenapa ada luka pada kaki kanan bapakO 3tu kenapa pakO
- , @h kecuali ini Dok, ini karena kena knalpot motor
D4 , 1apak bisa berhitung O
- , 3ya dok,tambah, kurang, kali, saya bisa
D4 , 1""$?, berapa pakO
- , P3 dok. -aya tahu
D4 , 1agaimana perasaan bapak sekarang O
- , Fa begini saja. -aya akan berperang
D4 , 3ya pak, mungkin sampai di sini dulu yang saya tanyakan. Terima kasih atas
/aktu bapak
- , 3ya, iya dok. Terima kasih.
V. STATUS MENTAL
A. Desri)si U#"#
1. 9enampilan, -eorang laki$laki, /ajah sesuai umur, pera/akan agak
besar, kulit coklat, rambut rapi, memakai baju kaos dan celana panjang.
2. esadaran , 1erubah
3. 9erilaku dan akti5itas psikomotor , -aat /a/ancara pasien gelisah
#. 9embicaraan , -pontan, lancar dan intonasi tinggi serta teriak$teriak.
6. -ikap terhadap pemeriksa , cukup kooperatif
B. Keadaan A7eti7,Mood/8 Perasaan dan E#)ati
1. 4ood , sulit dinilai
2. 0fek , agak hostile
3. (mpati , tidak dapat dirabarasakan.
3. F"ngsi Inte!et"a! ,Kogniti7/
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kesadaran , sesuai taraf
pendidikan.
2. Daya konsentrasi , cukup
3. @rientasi %/aktu, tempat, dan orang& , baik.
#. Daya 3ngat
a. Cangka 9anjang , 1aik
b. Cangka -edang , 1aik
c. Cangka 9endek , 1aik
d. Cangka -egera , 1aik
6. 9ikiran abstrak , terganggu
!. 1akat kreatif , tidak ada
?. emampuan menolong diri sendiri , kurang
D. Gangg"an Perse)si
1. ;alusinasi ,
;alusinasi auditorik %G& pasien sering mendengar suara$suara yaitu suara
-ultan ;asanuddin
2. 3lusi , tidak ada
3. Depersonilasasi, tidak ada
#. Derealisaai , tidak ada
E. Proses Ber)iir
1. 0rus pikiran ,
a. 9rodukti5itas , =ukup
b. ontuinitas , rele5an, kadang asosiasi longgar
c. ;endaya berbahasa , tidak ada
2. 3si pikran ,
a. 9reokupasi , tidak ada
11
b. Gangguan isi pikir , /aham kebesaran < pasien yakin bah/a
dirinya kebal terhadap berbagai benda tajam dan pasien adalah
panglima besar sebagai pemimpin perang
F. Pengenda!ian I#)"!s
Terganggu
G. Da$a Ni!ai
1. Norma sosial , terganggu
2. Dji daya nilai , terganggu
3. 9enialian realitas , terganggu
H. Ti!ian ,Insig&t/
Derajat 3 %penyangkalan penuh bah/a dirinya sakit&.
I. Tara7 da)at di)er9a$a
Dapat dipercaya
VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LAN:UT
Pe#erisaan Fisi '
Stat"s Intern"s
Tekanan darah 12":I" mm;g, nadi I!B:menit, suhu tubuh 3!,?Q=, pernapasan
2#B:menit.
Ha! %er#ana !ain )ada )e#erisaan 7isi8 )e#erisaan !a%oratori"#
dan )en"n;ang !ainn$a
onjungti5a anemis %$&, sklera ikterus %$&, kulit sianosis %$&. Tampak luka
bakar pada ekstremitas kanan ba/ah.
VII. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
-eorang laki$laki diba/a keluarganya ke )-D yang kedua kalinya
dengan keluhan mengamuk, dialami sejak J 1 bulan yang lalu dan memberat sejak
G 2 minggu yang lalu. 9asien mengamuk dengan berteriak$teriak dan mau memukul
orang$orang di sekitarnya. 9ada saat itu pasien masih berlayar dan tiba$tiba
berkelakuan aneh dengan berteriak$teriak, berjoget, bicara sendiri terus$menerus,
berjalan mondar$mandir. 0pabila ada keinginan yang tidak dituruti pasien marah
dan mengancam mau memukul. 9asien mengaku bisa melihat dan mendengar suara
-ultan ;asanuddin. 9asien pernah mengalami hal seperti ini J ! tahun lalu % tahun
2""?& dan di ra/at )-D selama J 2 minggu, pada saat itu pasien pasien tidak
lulus -40 dan tiba$tiba mengamuk dengan menghancurkan kaca sekolah. -etelah
dira/at di )-D pasien keluar dengan tenang kemudian melanjutkan dan
menyelesaikan pendidikan di akademi kelautan dan menikah. emudian pasien
bekerja di salah satu kapal sebagai pelaut di -amarinda. 9asien tidak melanjutkan
pengobatan dan tidak pernah kontrol. 4enurut keluarga pasien kembali bertingkah
aneh setelah bertengkar dengan istri dan istri meminta cerai. -ebelumnya pasien
dira/at di )- -amarinda selama J 1 minggu yang lalu dan diberi obat /arna putih
dan pink.
Dari status mental tampak seorang laki$laki /ajah sesuai umur,
pera/akan agak besar, kulit coklat, rambut rapi, memakai baju kaos dan celana
panjang, pera/atan diri kurang. esadaran berubah, perilaku dan akti5itas
psikomotor gelisah, pembicaraan spontan, lancar dengan intonasi tinggi serta
berteriak$teriak dan pasien cukup kooperatif, mood sulit di nilai, afek agak hostile
dan empati tidak dapat dirabarasakan. 2ungsi intelektual sesuai taraf pendidikan,
daya konsentrasi cukup, orientasi baik, daya ingat baik, pikiran abstrak terganggu,
bakat kreatif tidak ada, kemampuan menolong diri sendiri kurang. 9ada proses pikir
produkti5itas cukup, kontinuitas rele5an dan kadang asosiasi longgar, serta tidak
ditemukan adanya hendaya dalam berbahasa. 9asien ditemukan adanya gangguan
persepsi berupa halusinasi auditorik. Gangguan isi pikir berupa /aham kebesaran.
Tilikan derajat 1 % penyangkalan penuh bah/a dirinya sakit& dengan taraf dapat
dipercaya.
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Asis I '
1erdasarkan 0utoanamnesis dan 0lloanamnesis didapatkan gejala khas yang
bermakna berupa gejala mengamuk. Dimana pasien sering berteriak$teriak
dan mengancam memukul bila keinginannya tidak dituruti.sehingga
menimbulkan distress dan disability serta hendaya sosial, pekerjaan dan
penggunaan /aktu senggang menunjukan pasien mengalami gangg"an ;i2a.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan adanya hendaya berat dalam
menilai realita berupa halusinasi auditorik serta gangguan isi pikir sehingga
pasien dapat dikatakan mengalami Gangg"an :i2a Psioti.
12
Dari pemeriksaan status neurologis tidak ditemukan kelainan organik
sehingga digolongkan Gangg"an :i2a Psioti Non Organi.
9ada pemeriksaan status mental pasien ditemukan adanya halusinasi auditorik
yang terus menerus dan gangguan isi pikir berupa /aham kebesaran, yang
berlangsung lebih 1 bulan sehingga didiagnosis Si(o7renia.
9ada pasien ini halusinasi auditorik serta adanya /aham kebesaran yang
menonjol sehingga berdasarkan 99DGC 333 didiagnosa sebagai Si(o7renia
Paranoid ,F-.../.
Asis II
9asien memiliki ciri kepribadian tidak khas.
Asis III
Terdapat luka bakar pada tungkai kanan ba/ah.
Asis IV
Trigger %masalah keluarga , pasien bertengkar dengan istri dan istri meminta
cerai&
Asis V
G02 -cale 6"$#1 berupa gejala berat %serious&, disabilitas berat
I*. DAFTAR PROBLEM
Organo%io!ogi
Tidak ditemukan keadaan fisik yang bermakna, namun terdapat ketidakseimbangan
neurotransmitter, maka pasien memerlukan famakoterapi.
Psio!ogi
Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa halusinasi dan
/aham sehingga pasien memerlukan psikoterapi.
Sosio!ogi
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan /aktu senggang
sehingga pasien butuh sosioterapi.
*. PROGNOSIS
Dubia et malam
2aktor pendukung ,
$ 0da dukungan keluarga %moral dan ekonomi&.
2aktor penghambat ,
$ 0da ri/ayat keluarga dengan keluhan yang sama.
$ Dsia muda saat terkena penyakit.
$ Tidak teratur dalam pengobatan.
*I. DISKUSI<PEMBAHASAN
-ki8ofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom dengan 5ariasi penyebab
%banyak belum dikteahui& dan perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat
yang tergantung pada genetik, fisik, dan sosial budaya. 9ada umunya ditandai
dengan adanya penyimpangan fundamental dari pikiran dan persepsi serta oleh afek
yang tidak /ajar atau tumpul.1iasanya kesadaran tetap terpelihara dan kemampuan
intelektual juga terpelihara /alaupun kemunduran kognitif tertentu dapat
berkembang kemudian.
Dntuk mendiagnosis ski8ofrenia, harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini
yang amat jelas %yang biasanya dua gejala atau lebih bila gejala R gejala itu kurang
tajam atau kurang jelas& ,
1. Thought of echo , isi pikiran sendiri yang bergema dalam kepala
Thought of insertion , isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam
pikirannya
Thought of broadcasting , isi pikirannya tersiar keluar.
2. Delusion of control , /aham yang dikendalikan
Delusion of influence , /aham yang dipengaruhi
Delusion of passi5ity , /aham tentang dirinya yang tidak berdaya dan pasrah
terhadap kekuatan dari luar
Delusion of perception , pengalaman indera/i yang tidak /ajar, biasanya
mistik.
3. ;alusinasi auditorik
#. 'aham R /aham menetap jenis lain yang biasanya tidak /ajar menurut
budaya.
0tau paling sedikit dua gejala diba/ah ini yang harus ada secara jelas ,
13
1. ;alusinasi yang menetap dari panca indera
2. 0rus pikiran yang terputus
3. 9erilaku katatonik
#. Gejala negati5e
1erdasarkan 9edoman 9enggolongan Diagnosis Gangguan Ci/a %99DGC 333&,
ski8ofrenia 9aranoid dapat ditegakkan apabila memenuhi kriteria ,
$ ;alusinasi atau /aham harus menonjol
%a& -uara$suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi
perintah atau halusinasi auditorik tanpa bentuk 5erbal berupa bunyi
pluit %/histling&, mendengung %humming&, atau bunyi ta/a
%launging&<
%b& ;alusinasi pembauan atau pengecapan rasa atau bersifat seksual
atau lain$lain perasaan tubuh< halusinasi 5isual mungkin ada tetapi
jarang menonjol.
%c& 'aham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi /aham
dikendalikan %delusion of control&, dipengaruhi %delusion of
influence& atau *passi5ity+ %delusion of passi5ity& dan keyakinan
dikejar$kejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas.
$ Gangguan afektif , dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relatif tidak nyata atau menonjol.
9ada pasien ini ditemukan halusinasi auditorik berupa suara -ultan ;asanuddin
yang menyuruh kembali ke -ula/esi untuk memimpin perang mela/an penjajah.
9ada pasien juga ditemukan /aham /aham kebesaran yaitu pasien yakin bah/a
dirinya kebal terhadap berbagai benda tajam dan pasien adalah panglima besar
sebagai pemimpin perang. arena gejala halusinasi dan /aham yang menonjol ini
maka pasien didiagnosa ski8ofrenia paranoid.
*II. REN3ANA TERAPI
a. 9sikofarmakoterapi
;aloperidol 1,6 mg 3 B 1 tab
=hlorproma8ine 1"" mg "$ "$ S
Terapi untuk luka bakar pada tungkai ba/ah ,
=iprofloBacin 6"" mg 2B1
)a/at luka
b. 9sikoterapi -uportif
4emberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien dalam
memahami dan menghadapi penyakitnya. 4emberi penjelasan dan pengertian
mengenai penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping
yang mungkin timbul selama pengobatan, serta memoti5asi pasien supaya
mau minum obat secara teratur.
c. -osioterapi
4emberikan penjelasan kepada keluarga dan orang terdekat pasien tentang
gangguan yang dialami pasien sehingga tercipta lingkungan yang kondusif
yang dapat membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan
berkala.
*III. FOLLO0 UP
4emantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya,
efektifitas terapi serta kemungkinan terjadinya efek samping dari obat yang
diberikan.
14

Anda mungkin juga menyukai