Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
Vitiligo merupakan gangguan pada kulit dan selaput mukosa yang ditandai
dengan makula depigmentasi atau patch yang terjadi kerusakan selektif
melanocytes sekunder. Vitiligo dapat muncul pada usia berapapun. Dilaporkan
dapat muncul sekitar 0,5% sampai 1% dari populasi, dan 50% muncul sebelum
usia 20 tahun. re!alensi penyakit ini sama antara laki"laki maupun perempuan,
dan tidak ada perbedaan tingkat kejadian berdasarkan jenis kulit atau ras. Vitiligo
dapat menjadi penyakit psikologis yang merusak, terutama pada indi!idu berkulit
gelap.
1,2

Vitiligo dapat ditransmisikan secara genetik. atogenesis penyakit ini masih
dalam perdebatan dan telah dikaitkan dengan penyebab autoimun, stres oksidatif,
dan# atau gangguan simpatik neurogenik. $erdasarkan laporan, didapatkan lebih
dari%0% dari penderita !itiligomempunyai penyakit yang sama pada orangtua,
saudara, atau anak mereka. ernah dilaporkan juga kasus !itiligo yang terjadi
pada kembar identik.
%,&
Vitiligo dapat dibagi menjadi dua klasifikasi'
nonsegmental ()*V+ dan segmental (*V+.
1,%

,idak adanya melanosit pada lapisan kulit, merupakan tanda khas penyakit
ini. -ambaran ruam !itiligo dapat berupa makula depigmentasi baik lokal hingga
uni!ersal. .ntuk menegakkan diagnosis !itiligo, diperlukan anamnesis dan
pemeriksaan klinis, pemeriksaan /oodlamp dan pemeriksaan laboratorium
histopatologi.
1,2,%
,erapi !itiligo sendiri sampai saat ini masih kurang memuaskan. ,abir surya
dan kosmetik covermask bisa menjadi pilihan terapi yang murah dan
mudahserta dapat digunakan oleh pasien sendiri dibanding dengan terapi lainnya.
0ortikosteroid topikal juga dapat menjadi terapi inisial untuk !itiligo.
1,%
ada kesempatan ini penulis akan menguraikan secara ringkas tentang
Vitiligo disertai dengan pembahasan mengenai satu kasus Vitiligo di 1* 2ndera.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Vitiligo adalah gangguan depigmentasi idiopatik didapat yang ditandai dengan
gambaran makula putih tidak bersisik, hasil dari hancurnya melanosit kulit
secara selektif. -ambaran histologi pada lesi !itiligo, berupa bercak"bercak
putih, memperlihatkan akan hilangnya melanosit dan melanin dari lapisan
kulit.
1,2

-ambar 2.1. 3elanosit pada histologi jaringan kulit normal.
2
2.2 Epidemiologi
Vitiligo terjadi di seluruh dunia, dengan pre!alensi mencapai 1%%. *ur!ey
epidemiologi pada kepulauan $ornholm di Denmark menemukan pre!alensi
!itiligo mencapai 0,%4%. 0emungkinan bah/a angka ini juga berlaku untuk
negara"negara lain di utara"barat 5ropa.
1,2
Vitiligo pada umumnya dimulai pada masa anak"anak atau usia de/asa
muda, dengan puncak onsetnya (50% kasus+ pada usia 10"%0 tahun, tetapi
kelainan ini dapat terjadi pada semua usia.,idak dipengaruhi oleh ras, dengan
perbandingan laki"laki sama dengan perempuan. ernah dilaporkan bah/a
!itiligo yang terjadi pada perempuan lebih berat daripada laki"laki, tetapi
2
perbedaan ini dianggap berasal dari banyaknya laporan dari pasien perempuan
oleh karena masalah kosmetik.
%,&

2.3 Etioptogenesis
enyebab !itiligo yang pasti sampai saat ini belum diketahui. )amun, diduga
ini adalah suatu penyakit herediter yang diturunkan secarapoligenikatau secara
autosomal dominan.$erdasarkan laporan, didapatkan lebih dari%0% dari
penderita !itiligomempunyai penyakit yang sama pada orangtua, saudara, atau
anak mereka. ernah dilaporkan juga kasus !itiligo yang terjadi pada kembar
identik
%,&
.
6alaupun penyebab pasti !itiligo belum diketahui sepenuhnya. )amun,
beberapa faktor diduga dapat menjadi pencetus timbulnya !itiligo pada
seseorang '
1,2

1. 7aktor mekanis. ada 10"80% penderita !itiligo timbul lesi setelah trauma
fisik, misalnya setelah tindakan bedah atau pada tempat bekas trauma fisik dan
kimia/i.
2. 7aktor sinar matahari atau penyinaran ultra !iolet 9. ada 8"15% penderita
!itiligo timbul lesi setelah terpajan sinar matahari atau .V9 dan ternyata 80%
lesi pertama kali timbul pada bagian kulit yang terpajan.
%. 7aktor emosi # psikis. Dikatakan bah/a kira"kira 20% penderita !itiligo
berkembang setelah mendapat gangguan emosi, trauma atau stres psikis yang
berat.
&. 7aktor hormonal. Diduga !itiligo memburuk selama kehamilan atau pada
penggunaan kontrasepsi oral. ,etapi pendapat tersebut masih diragukan.
3asih sedikit yang diketahui tentang patogenesis !itiligo, sehingga
patofisiologi penyakit ini masih menjadi teka"teki. *ampai saat ini terdapat %
hipotesis utama tentang mekanismepenghancuranmelanositpada!itiligo, yang
masing"masing mempunyai kekuatan dan kelemahan, yaitu'
1,2,%

1. Hipotesis !toim!n" menyatakan bah/a melanosit yang terpilih
dihancurkan oleh limfosit tertentu yang telah diaktifkan. )amun, mekanisme
pengaktifan limfosit tersebut belum diketahui secara pasti. ,eori ini juga
berdasarkan adanya temuan klinis terhadap hubungan antara !itiligo terhadap
%
gangguan autoimun. 9utoantibodi organ spesifik untukt iroid, sel parietal
lambung, dan jaringan adrenal lebih sering ditemukan pada serum dengan
!itiligo dibandingkan dengan populasi umum. 9ntibodi terhadap melanosit
orang normal dapat dideteksi dengan menggunakan tes immunoprecipitation
spesifik yang memiliki pengaruh sitolisis. Didapati profil sel", yang abnormal
pada pasien !itiligo dengan penurunan sel ,"helper.
2. Hipotesis ne!#ogeni$" didasarkan pada interaksi dari melanosit dan sel
saraf. :ipotesis ini menyatakan bah/a adanya pelepasan mediator kimia/i
tertentu yang berasal dari akhiran saraf yang akan menyebabkan menurunnya
produksi melanin. )amun, studi baru pada penanda neuropeptida dan saraf
pada !itiligo menunjukkan bah/a neuropeptida ; mungkin memiliki peran
dalam proses terjadinya !itiligo.
3. Hipotesis ne!#ogeni$" menyatakan bah/a melanosit dihancurkan oleh <at"
<at beracun yang dibentuk sebagai bagian dari biosintesis melanin yang alami.
enghancuran ini merupakan mekanisme proteksi alami untuk menyingkirkan
prekursor melanin yang beracun. :ipotesis ini berdasarkan temuan klinis dari
!itiligo dan penelitan eksperimen terhadap depigmentasi kulit oleh senya/a
kimia yang memilik efek mematikan pada fungsi melanosit. *enya/a ini juga
dapat menghasilkan leukoderma yang dibedakan dengan !itiligo idiopatik.
*ementara itu, mekanisme langsung terjadinya makula putih disebabkan
penghancuran melanosit yang progresif oleh sel", sitotoksi, lainnya ditentukan
secara genetis melalui perubahan sitobiologika dan sitokin yang terlibat.
2.% &m'#n Klinis
Vitiligo merupakan anomali pigmentasi kulit didapat. 0ulit !itiligo
menunjukan gejala depigmentasi dengan bercak putih yang dibatasi oleh /arna
kulit normal atau oleh hiperpigmentasi. ada !itiligo, ditemukan makula
dengan gambaran putih pucat dengan tepi yang tajam.
&,5

rogres dari penyakit ini bisa merupakan suatu pengembangan bertahap
dari makula lama atau pengembangan dari makula baru. Trichrome !itiligo
(tiga /arna' putih,coklat muda,coklat tua+ me/akili tahapan yang berbeda
dalam e!olusi !itiligo
%,=
.
&
,angan, pergelangan tangan, lutut, leher dan daerah sekitar lubang
(misalnya mulut+ merupakan daerah"daerah yang sering ditemukan !itiligo
5,=
.
0adang dapat juga ditemukan gambaran rambut yang memutih atau uban
prematur. -ambaran rambut putih pada !itiligo, dianalogikan dengan makula
putih, disebut dengan poliosis
%,8,4
.
-ambar 5.1. gambaran !itiligo pada /ajah
>
2.( Klsifi$si
$ermacam"macam klasifikasi dikemukakan oleh beberapa ahli. 0oga membagi
!itiligo dalam 2 golongan yaitu
8
'
1. Vitiligo dengan distribusi sesuai dermatom.
2. Vitiligo dengan distribusi tidak sesuai dermatom.
-ambar =.1. gambaran !itiligo bentuk fokal pada daerah lutut
%
.
$erdasarkan lokalisasi dan distribusinya, Nordlund membagi menjadi
8
'
1. ,ipe lokalisata, yang terdiri atas'
5
a+ $entuk fokal ' terdapat satu atau lebih makula pada satu daerah dan tidak
segmental.
b+ $entuk segmental ' terdapat satu atau lebih makula dalam satu atau lebih
daerah dermatom dan selalu unilateral.
c+ $entuk mukosal ' lesi hanya terdapat pada selaput lendir (genital dan
mulut+.
2. ,ipe generalisata, yang terdiri atas'
a+ $entuk akrofasial ' lesi terd?pat pada bagian distal ekstremitas dan muka.
b+ $entuk !ulgaris ' lesi tersebar tanpa pola khusus.
c+ $entuk mi@ed ' lesi campuran segmental dan !ulgaris atau akrofasial
%. $entuk uni!ersalis ' lesi yang luas meliputi seluruh atau hampir seluruh
tubuh.
10

-ambar =.2. -ambaran !itiligo uni!ersalis
%
-ambar =.%. -ambaran lokasi predileksi !itiligo
%
=
2.) Dignosis
Diagnosis ditegakkan terutama berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis,
serta ditunjang oleh pemeriksaan histopatologik serta pemeriksaan dengan lampu
6ood. $iasanya, diagnosis !itiligo dapat dibuat dengan mudah pada pemeriksaan
klinis pasien, dengan ditemukannya gambaran bercak Akapur putihB, bilateral
(biasanya simetris+, makula berbatas tajam pada lokasi yang khas. ada
pemeriksaan dengan lampu /ood, lesi !itiligo tampak putih berkilau dan hal ini
berbeda dengan kelainan hipopigmentasi lainnya.
11

Dalam kasus"kasus tertentu, pemeriksaan histopatologik diperlukan untuk
melihat ada tidaknya melanosit dan granul melanin di epidermis
%
. 0elainan kulit
pada !itiligo juga dapat kita temukan pada pemeriksaan dengan mikroskop
elektron. ada pemeriksaan ini terlihat hilangnya melanosit, dan melanosom pada
keratinosit, juga terdapat perubahan dalam keratinosit' spongiosis, eksositosis,
basilar vacuopathy, dan apoptosis. $eberapa penulis menjumpai infiltrat
limfositik di epidermis
%
.
-ambar 8.1.erbandingan melanosit normal (9+ dan melanosit !itiligo($+
menggunakan immunocytochemistry. (C+ analisis 6estern blot menegaskan
bah/a ekspresi $cl"2 berkurang dalam dua baris melanosit !itiligo dibandingkan
dengan empat baris melanosit kontrol
=
.
2.* Dignosis Bnding
Diagnosis !itiligo sering dikaburkan dengan beberapa penyakit, seperti'
11
8
1. ityriasis alba (berukuran kecil, tepi yang tidak berbatas tegas, dan /arna
yang tidak terlalu putih +
2. ityriasis !ersicolor (sisik halus dengan /arna fluoresensi kuning D
kehijauan di ba/ah lampu 6ood, 0E: positif+
%. :ipopigmentasi asca 2nflamasi (makula tidak terlalu putih, biasanya
ri/ayat psoriasis atau eksim pada yang sama daerah makula+
&. )e!us anemikus (tidak ada perubahan dengan /ood lamp, tidak ada eritema
setelah digosok+.
5. iebaldisme (kongenital, putih, stabil, garis berpigmen pada punggung, pola
khas dengan makula hiperpigmentasi besar ditengah daerah hypomelanotik+.
2.+ Pentl$snn
9da banyak pilihan terapi yang bisa dilakukan pada pasien dengan !itiligo.
:ampir semua terapi bertujuan untuk mengembalikan pigmen pada kulit.
*eluruh pendekatan memiliki keuntungan dan kerugian masing"masing, dan
tidak semua terapi dapat sesuai dengan masing"masing penderita.
1,%,5

T'i# s!#,
Sunscreen atau tabir surya mencegah paparan sinar matahari berlebih pada
kulit dan hal ini dapat mengurangi kerusakan akibat sinar matahari dan dapat
mencegah terjadinya fenomena 0oebner. *elain itu sunscreen juga dapat
mengurangi tanning dari kulit yang sehat dan dengan demikian mengurangi
kekontrasan antara kulit yang sehat dengan kulit yang terkena !itiligo
%
.
Kosmeti$
$anyak penderita !itiligo, terutama jenis !itiligo fokal menggunakan
covermask kosmetik sebagai pilihan terapi. 9rea dengan lesi leukoderma,
khususnya pada /ajah, leher, atau tangan dapat ditutup dengan make"up
kon!ensional, produk"produk self tanning, atau pengecatan topikal lain. ilihan
untuk menggunakan kosmetik cukup menguntungkan pasien dikarenakan
biayanya yang murah, efek samping yang kecil, dan mudah digunakan
%,>
.
-epigmentsi
1. &l!$o$o#ti$oid topi$l, sebagai a/al pengobatan diberikan secara
intermiten (& minggu pemakaian, 2 minggu tidak+ glukokortikoid topikal kelas
4
2 cukup praktis, sederhana, dan aman untuk pemberian pada makula tunggal
atau multipel. Fika dalam 2 bulan tidak ada respon, mungkin saja terapi tidak
berjalan efektif. erlu dilakukan pemantauan tanda"tanda a/al atrofi akibat
penggunaan kortikostreoid%. ada beberapa penderita !itiligo, terapi dengan
kortikosteroid poten tinggi, misalnya betametason !alerat 0,1% atau klobetasol
propionat 0,05% efektif menimbulkan pigmen
1
.
2. Topi$l in.i'ito# Klsine!#in. ,acrolimus dan pimecrolimus efektif untuk
repigmentasi !itiligo tetapi hanya didaerah yang terpapar sinar matahari. Ebat
ini dilaporkan paling efektif bila dikombinasikan dengan .V$ atau terapi
lasere@cimer%. ,erdapat juga hasil penelitian yang menunjukkan bah/a
pimecrolimus 1% topikal sama efektifnya dengan klobetasol propionat dalam
memulihkan kulit akibat !itiligo10.
3. Topi$l foto$emote#pi. 3enggunakan topikal 4"metho@ypsoralen (4"
3E+ dan .V9. rosedur ini diindikasikan untuk makula berukuran kecil dan
hanya dilakukan oleh dokter yang berpengalaman. :ampir sama dengan
psoralen oral, mungkin diperlukan G15 kali terapi untuk inisiasi respon dan G
100 kali terapi untuk menyelesaikannya
%
.
%. /oto $emote#pi sistemi$. .V9 oral lebih praktis digunakan untuk
!itiligo yang luas. .V9 oral dapat dilakukan bersamaan menggunakan sinar
matahari (di musim panas atau di daerah yang sepanjang tahun disinari oleh
matahari+ dan 5"metho@ypsoralen (5"3E+ (tersedia di 5ropa+ atau sinar .V9
buatandengan 5"3E atau 4"3E. 9danya respon baik dari terapi dengan
.V9 ini ditandai oleh munculnya folikuler kecil yang berpigmen diatas lesi
!itiligo. 7oto kemoterapi .V9 oral dengan 4"3E atau 5"3E
keefektifannya mencapai 45% untukH80% pasien dengan !itiligo dikepala,
leher, lengan atas, kaki, dan di badan.
%

(. U0B Narrow-band 1311nm2. 5fekti!itas terapi ini hampir sama dengan
.V9, namun tidak memerlukan psoralen. .V$ adalah terapi pilihan untuk
anak I= tahun
%
.
). Lse# E34ime# 135+nm2. ,erapi ini cukup efektif. )amun, sama seperti
pada .V9, proses repigmentasi tergolong lambat. ,erapi jenis ini sangat
efektif untuk !itiligo yang terdapat di /ajah
%
.
>
-ambar >.1. -ambar repigmentasi !itiligo. ,ampak pola repigmentasi folikular
setelah diberikan terapi .V9
%
.
*. Imm!nom!d!lto# sistemi$. enelitian terbaru menunjukkan bah/a pada
anak"anak dengan !itiligo, betamethason telah diganti dengan oral
methylprednisolon dan dikombinasikan dengan topikal ointment fluticasone
pada lesi !itiligo. ,ingkat keberhasilannya pada H >0% orang de/asa dan H
=5% anak"anak dengan !itiligo adalah dari tingkatan baik sampai sangat baik
11
.
+. Topi$l nlog 0itmin D. 9nalog !itamin D, khususnya Calcipotriol,
telah digunakan untuk terapi tunggal atau dikombinasikan dengan topikal
steroid pada managemen !itiligo. 5fek Vitamn D% ini mampu menumbuhkan
dan mendiferensiasikan melanosit dan keratinosit kembali. 2ni telah dibuktikan
pada suatu demonstrasi mengenai reseptor untuk 1"alpha dihydro@y!itamin D%
pada melanosit. Dipercaya bah/a reseptor ini mengatur stimulasi dari
melanogenesis. 9nalog !itamin ini juga biasa dikombinasikan dengan sinar
.V (termasuk NB".V$+ dan topikal steroid
11
.
6. Topi$l (7/l!o#o!#4il. ,opikal 5"7luorouracil digunakan untuk
menginduksi repigmentasi pada lesi dengan !itiligo dengan memperbesar
stimulasi migrasi dari folicular melanosit ke epidermis selama proses
epitelisasi. $entuk topikal terapi ini bisa dikombinasikan dengan titik
dermabrasi dari lesi !itiligo untuk meningkatkan respon dari repigmentasi.
Didapatkan respon repigmentasi mencapai 8%,%% dengan menggunakan
kombinasi ini setelah terapi selama = bulan12.
11

Minigrafting
,eknik pembedahan dengan metode Minigrafting (Autolog Thin
Thierschgrafting, Suction Blister grafts,autologous minipunch grafts,
10
transplantation of cultured autologous melanocytes)cukup efektif untuk
mengatasi !itiligo dengan makula segmental yang stabil dan sulit diatasi
%
.
Depigmentsi
,ujuan dari depigmentasi adalah JkesatuanJ /arna kulit pada pasien dengan
!itiligo yang luas atau pasien dengan terapi .V9 yang gagal, yang tidak
dapat menggunakan .V9, atau pasien yang menolak pilihan terapi .V9%.
Bleaching, emutihan kulit normal dengan krimmonoben<yl ether dari
hydroKuinone (3$5:+ 20% ini bersifat permanen, artinya proses bleaching
(pemutihan+ ini tidak re!ersible. ,ingkat keberhasilan terapi ini H>0%. ,ahap
9khir /arna depigmentasi dengan 3$5: adalah chalkhite (kapur putih+,
seperti pada makula !itiligo%. 3onoben<on tersedia dalam bentuk cream 20%,
dioleskan 2 kali sehari selama 2 sampai % bulan pada daerah kulit yang masih
berpigmen. ,erapi biasanya dianggap selesai setelah 10 bulan pemberian
>
.
-ambar >.2. 9lgoritma penatalaksanaan !itiligo11.
2.15 P#ognosis
Vitiligo bukan penyakit yang membahayakan kehidupan, tetapi prognosisnya
masih meragukan dan bergantung pula pada kesabaran dan kepatuhan
penderita terhadap pengobatan yang diberikan
2
.
11
BAB III
LAP8-AN KASUS
3.1 Identits
)ama ' 2 3ade 9stika
Fenis kelamin ' Laki"laki
.mur ' &% tahun
*uku ' $ali
$angsa ' 2ndonesia
9gama ' :indu
9lamat ' ,ohpati
,anggal pemeriksaan ' 14 )o!ember 201%
3.2 Anmnesis 1A!tonmnesis2
Kel!.n !tm ' erubahan /arna kulit pada /ajah, ujung kedua tangan dan
kaki
Pe#9lnn Pen,$it
asien datang ke 1* 2ndera dengan keluhan perubahan /arna kulit pada /ajah,
ujung kedua tangan dan kaki sejak 8 tahun yang lalu dan menjalani pengobatan di
1* 2ndera sejak 1 tahun terakhir. 9/alnya perubahan /arna kulit muncul pertama
kali di ujung jari tangan kanan berupa titik putih dengan ukuran kurang lebih 1 cm
@ 1 cm yang lama kelamaan meluas keseluruh ujung"ujung jari kedua tangan dan
kaki. *ejak & tahun yang lalu muncul perubahan /arna kulit pada sekitar mulut.
0eluhan gatal, sakit, perih disangkal oleh pasien.
-i:,t pen,$it d.!l!
asien mengalami keluhan ini sejak tahun 200= dan membaik dengan pengobatan.
asien tidak memiliki ri/ayat rhinitis alergi ataupun asma. 1i/ayat anemia,
diabetes mellitus, kerontokan rambut, hipertensi, alergi makanan dan alergi lain
disangkal pasien.
-i:,t $el!#g
3enurut pasien tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
seperti pasien.
12
-i:,t sosil
asien bekerja sebagai buruh pabrik pemintalan benang. asien mengatakan
bah/a dia sehari"hari tidak menggunakan sarung tangan dan alas kaki saat
bekerja.
3.3. Peme#i$sn /isi$
Stt!s P#esent
0esadaran ' Compos mentis
0eadaan umum ' $aik
Stt!s gene#l
0epala ' )ormochepali
3ata ' anemia ("#"+, ikterus ("#"+
,:, ' kesan tenang
,hora@ ' dalam batas normal
9bd ' dalam batas normal
5@tremitas ' sesuai dengan status dermatologis
Stt!s de#mtologis
Lokasi ' Dorsum manus et pedis de@tra et sinistra, )asolabialis
5ffloresensi ' 3akula depigmentasi, bentuk geografika, jumlah multiple, ukuran
ber!ariasi, batas tegas, susunan konfluens, distribusi simetris.
-ambar %. Vitiligo pada pasien
3.% Dignosis Bnding
1. :ipomelanositosis
2. )e!us depigmentosa
1%
3.( Dignosis Ke#9
1. Vitiligo 9krofasial
3.) -es!me
asien laki"laki, usia &% tahun, datang ke 1* 2ndera dengan keluhan perubahan
/arna kulit pada /ajah, ujung kedua tangan dan kaki sejak 8 tahun yang lalu dan
menjalani pengobatan di 1* 2ndera sejak 1 tahun terakhir. 9/alnya perubahan
/arna kulit muncul pertama kali di ujung jari tangan kanan berupa titik putih yang
meluas keseluruh ujung"ujung jari kedua tangan dan kaki. *ejak & tahun yang lalu
muncul perubahan /arna kulit pada sekitar mulut.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan status !ital dan status generalis dalam
batas normal. Dari pemeriksaan status dermatologisnya dimana lokasinya pada
kedua punggung kaki dan tangan serta /ajah didapatkan efloresensi berupa
3akula depigmentasi, bentuk geografika, jumlah multiple, ukuran ber!ariasi,
batas tegas, susunan konfluens, distribusi simetris. $eberapa tampak erosi,
ditutupi krusta kecoklatan.
3.* Pentl$snn
7ototerapi dengan psoralen M )arro/ band .V$
025
1. 3enghindari bahan"bahan yang mungkin dapat menyebabkan timbulnya
keluhan tersebut.
2. 3emberikan pengertian kepada keluarga penderita tentang penyakitnya,
jenis penyakitnya, penyebab penyakitnya dan prognosis
%. 3engikuti pengobatan oleh dokter dengan tepat
&. 3enjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar
5. 3enyarankan untuk kontrol kembali ke poliklinik kulit dan kelamin 2 kali
dalam seminggu untuk fototerapi.
1&
BAB I0
PE;BAHASAN
Vitiligo adalah hipomelanosis idiopatik yang ditandai dengan adanya makula
putih yang meluas, mengenai seluruh tubuh yang mengandung sel melanosit.
9ngka kejadian !itiligo antara 0,1"4,4% di dunia, terbanyak mengenai umur
sebelum 20 tahun. 9danya pengaruh faktor genetik ditandai dengan angka insiden
5% dari anak dengan !itiligo salah satu dari orang tua nya menderita !itiligo,
sedangkan ri/ayat keluarga ber!ariasi antara 20"&0%.
1,2
ada kasus ditemukan
adanya makula depigmentasi, bentuk geografika, jumlah multiple, ukuran
ber!ariasi, batas tegas, susunan konfluens, distribusi simetris, hal ini sesuai
dengan gambaran !itiligo. 1i/ayat keluarga pasien tidak dijumpai adanya
anggota keluarga yang menderita !itiligo. asien ini mulai muncul bercak putih
pertama kali umur %= tahun, hal ini tidak sesuai dengan data epidemiologi
kejadian !itiligo.
enyebab !itiligo sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti.
$eberapa faktor yang diduga sebagai pencetusnya adalah krisis emosi dan trauma
fisik.
1,%
ada pasien ini melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, tidak ditemukan
adanya trauma fisik. asien merupakan seorang buruh pemintal benang dengan
penghasilan yang kurang mencukupi kebutuhan hidup sehari"hari, hal ini dapat
menjadi faktor pemicu krisis emosi.
$eberapa patogenesis yang digunakan untuk menjelaskan !itiligo
diantaranya hipotesis autoimun, hipotesis neurohumoral, autositotoksik dan
pajanan terhadap bahan kimia/i.
&,5
:ipotesis autoimun diketahui dari adanya
penyakit autoimun lain yang diderita pasien melalui pemeriksaan serum antaralain
,hiroiditis :ashimoto, anemia pernisiosa dan hipoparatiroid melanosit.
&,5
ada
pasien ini melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, tidak ditemukan adanya tanda
dan gejala yang menjurus pada penyakit"penyakit tersebut. :ipotesis
neurohumoral menyebutkan oleh karena melanosit terbentuk dari neuralcrest,
maka diduga faktor neural mempengaruhi sehingga pada beberapa lesi ada
gngguan keringat dan pembuluh darah terhadap respon transmiter saraf.
&,5
ada
kasus, tidak dijumpai adanya gangguan keringat. ajanan terhadap bahan kimia/i
15
diduga sebagai patogenesis, dimana pajanan 3ono $en<il 5ter :idrokinon dalam
sarung tangan atau detergen yang mengandung fenol.
&,5
Eleh karena pasien
merupakan seorang buruh pemintal benang yang sering menggunakan sarung
tangan dan kontak dengan bahan kimia, hal ini dapat menjadi patogenesis
munculnya !itiligo.
-ambaran klinis pada pasien dengan !itiligo dapat dijumpai adanya
makula ber/arna putih dengan diameter beberapa millimeter sampai beberapa
sentimeter, bulat atau lonjong dengan batas tegas, tanpa perubahan epidermis
yang lain. 0adang"kadang terlihat makula hipomelanotik selain makula
apigmentasi. Daerah yang terkena adalah bagian ekstensor tulang terutama diatas
jari, periorifisial sekitar mata, mulut dan hidung, tibialis anterior, dan pergelangan
tangan bagian fleksor. Lesi bilateral dapat simetris atau asimetris. ada area yang
terkena trauma dapat muncul !itiligo. 3ukosa jarang terkena, kadang"kadang
mengenai genital eksterna, putting susu, bibir dan ginggi!a.
8,4
ada pasien
predileksi terjadinya sesuai dengan teori yakni pada bagian ekstensor tulang
terutama diatas jari, sekitar mulut dan hidung. ada daerah tersebut didapatkan
makula depigmentasi, bentuk geografika, jumlah multiple, ukuran ber!ariasi,
batas tegas, susunan konfluens, distribusi simetris.
9da dua bentuk !itiligo, yaitu lokalisata yang dapat dibagi fokal (satu atau
lebih makula pada satu area, tetapi tidak segmental+, segmental (satu atau lebih
makula pada satu area, dengan distribusi menurut dermatom, misalnya satu
tungkai+, mucosal (hanya terdapat pada membrane mukosa+N dan generalisata
yang dibagi menjadi akrofasial (depigmentasi hanya terjadi di bagian distal
ekstremitas dan muka+, !ulgaris (makula tanpa pola tertentu di banyak tempat+,
Campuran (depigmentasi terjadi menyeluruh atau hampir menyeluruh merupakan
!itiligo total+.
>
ada pasien terklasifikasi sebagai !itiligo generalisata tipe
akrofasial karena pada pasien ini didapatkan suatu makula depigmentasi pada
bagian ekstensor tulang terutama diatas jari, sekitar mulut dan hidung.
Diagnosis !itiligo ditegakkan melalui anamesis, pemeriksaan fisik dan
dapat juga dilakukan pemeriksaan penunjang jika diperlukan. Dari anamnesis,
faktor risiko !itiligo seperti ri/ayat penyakit kelainan tiroid, allopesia areata,
diabetes mellitus, dan anemia disangkal. pemeriksaan didapatkan gambaran klinis
1=
yang muncul sesuai dengan !itiligo. 0emungkinan faktor pencetusnya antaralain
faktor stress dan pajanan bahan kimia/i. 1i/ayat inflamasi, iritasi atau ruam kulit
sebelum bercak putih disangkal. ada pasien tidak dilakukan pemeriksaan
penunjang apapun seperti menurut teori dimana pasien dengan !itiligo dilakukan
pemeriksaan penunjang antara lain pemeriksaan DL, .L, 7L, L7, serta
pemeriksaan lain yang berhubungan dengan penyakit yang berkaitan (D3, tiroid,
penyakit autoimun dan genetik+ dan lampu /ood.
&,5

enatalaksanaan pasien dengan !itiligo diberikan medikamentosa topikal,
sistemik dan fototerapi. 9dapun pengobatan topikal yang diberikan adalah
kortikosteroid lemah D sedang atau psoralen 1"5% (likuid atau cream+ atau liKuor
carbonas detergen % D 5 % atau kombinasi obat"obat tersebut. Dianjurkan pada
penderita untuk menggunakan kamuflase agar kelainan tersebut tertutup dengan
co!er mask. engobatan sistemik diberikan bila lesi luas dengan psoralen 10"=0
mg per hari selama 2 D > bulan. 7ototerapi dilakukan apabila pemberian obat"obat
tersebut tidak berhasil yang menggunakan gabungan antara psoralen dengan .V9
atau narro!band .V$.
11
*ebelumnya pasien telah diberikan terapi topikal
selama 1 tahun dan tidak membaik, tetapi pasien lupa nama obatnya. *ejak 1
tahun yang lalu pasien mulai melakukan fototerapi dengan narro!band .V$
selama &0 detik serta diberikan kortikosteroid dan asam salisilat topikal. ada saat
ini pasien telah melakukan fototerapi yang ke 1&= selama 10 menit.
18
BAB 0
KESI;PULAN
Vitiligo merupakan penyakit yang masih belum diketahui penyebabnya secara
pasti. )amun, beberapa faktor diduga bisa menjadi pencetus untuk penyakit ini.
$egitu juga, telah banyak hipotesis yang diungkapkan oleh para peneliti untuk
menyingkap misteri dibalik perjalanan penyakit ini.
,idak adanya melanosit pada lapisan kulit, merupakan tanda khas penyakit
ini. -ambaran ruam !itiligo dapat berupa makula hipopigmentasi yang lokal
sampai uni!ersal. Daerah tangan, pergelangan tangan, lutut, leher dan daerah
sekitar lubang (misalnya mulut+ adalah daerah"daerah predileksi dari !itiligo.
*etelah anamnesis dan pemeriksaan klinis, pemeriksaan /oodlamp dan
pemeriksaan laboratorium histopatologi dapat menjadi penunjang untuk
menegakkan diagnosis !itiligo.
,erapi !itiligo sendiri sampai saat ini masih kurang memuaskan. ,abir surya
dan kosmetik covermask bisa menjadi pilihan terapi yang murah dan mudah serta
dapat digunakan oleh pasien sendiri dibanding dengan terapi lainnya.
0ortikosteroid topikal juga dapat menjadi terapi inisial untuk !itiligo. ,indakan
pembedahan Minirafting pada !itiligo dapat menjadi pilihan terapi apabila terapi
lain memang tidak berhasil. 0husus untuk !itiligo dengan luas permukaanya lebih
dari 50% dan pengobatan psoralen tidak berhasil, dapat dipilih terapi
depigmentasi agar seluruh kulit memiliki /arna yang seragam.
rognosis !itiligo masih meragukan dan bergantung pula pada kesabaran
dan kepatuhan penderita terhadap pengobatan yang diberikan.
14
DA/TA- PUSTAKA
1. Djuanda 9, :am<ah 3, 9isah *. 2008. 2lmu enyakit 0ulit dan 0elamin.
5disi 5. $alai enerbit 7akultas 0edokteran .ni!ersitas 2ndonesia' Fakarta.
2>="2>4.
2. 6olff 0, Fohnson 19. 200>. 7it<patrickOs Color 9tlas 9nd *ynopsis Ef
Clinical Dermatology. =th 5d. 3cgra/ :ill 3edical' )e/york. %%5"%&1.
%. 1ook 9, 6ilkinson D*, 5bling 7F-. 1>>4. ,e@tbook of Dermatology. =th ed.
$lack/ell *cience' 3alden. 1402"1405.
&. -a/krodger DF. 200%. Dermatology an 2lustrated Colour ,e@t. %rd ed.
Churchill Li!ingstone' London. 80.
5. $oissy 15, 3anga . 200&. 1e!ie/ En the 5tiology of Contact#Eccupational
Vitiligo. "igment #ell $es. 18' 204D21&.
=. 3oretti *. 200%. Vitiligo. Erphanet 5ncyclopedia.
http'##///.orpha.net#data#patho#-$#uk"!itiligo.pdf.
8. *himi<u :. 2008. *himi<uPs ,e@tbook of Dermatology. :okkaido .ni!ersity
ress' Fapan. >.
4. Fames 6D, $erger ,-, 5lston D3. 200=. 9ndre/sO Disease of ,he *kin.
10th ed. *aunders 5lse!ier' hiladelpia. 4=0"4=2.
>. Coskun $, *aral ;, ,urgut D. 2005. ,opical 0.05% clobetasol propionate
!ersus 1% pimecrolimus ointment in !itiligo.%ur & 'ermatol( 15 (2+' 44">1.
21
10. 6olff 0, -oldsmith L9, 0at< *2, -ilchrest $9, aller 9*, Leffell DF. 2004.
7it<patrickOs dermatology in general medicine. 8th ed. 3c -ra/ :ill')e/
;ork. =1="=22.
11. 3ajid 2. 2010. Vitiligo 3anagement ' an .pdate. B&M"( %(%+' a%%2.
1>

Anda mungkin juga menyukai