Anda di halaman 1dari 14

makalah ternak itik

TERNAK ITIK
TUGAS TERSTRUKTUR
WIRAUSAHA PETERNAKAN
M.YAMIN
NIM : 3200901086











PROGRAM STUDI AGROBISNIS
POLITEKNIK TERPIKAT
SAMBAS
2011






BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Bebek adalah hewan penurut,Bebek mudah di ternakkan dan dipelihara. Banyak sekali
sumber daya yang bisa kita ambil dari bebek ini, ada telurnya, dagingnya bahkan kotorannya
bisa di jadikan pupuk. Penggemar daging dan telur bebek sekarang semakin banyak, karena
rasa dari dagingnya yang sangat lezat. Telurnya pun bisa dibikin telur asin yang tak kalah
lezat dengan dagingnya. Kebutuhan akan ketersediaan daging dan telur bebek ini sangatlah
tinggi.
Pada umumnya tujuan pemeliharaan itik adalah untuk menghasilkan telur.Pemeliharaan
itik dari masa ke masa, profilnya adalah peternakan itik rakyat atau itik kampung, yang skala
pemeliharaannya kecil dan umumnya diumbar.Itik mempunyai karakteristik khas unggas
petelur termasuk dalam tipe petelur ini antara lain berasal darijenis : Indian Runner, Khaki
Khampbel dan Buff Orpington atau itik Buff. Dalam perkembangannya di Indonesia, Indian
Runner banyak dipelihara di wilayah tertentu, misalnya di Kalimantan Selatan dikenal itik
Alabio,di daerah Tegal disebut itik Tegal dan di Bali disebut Itik Bali. Kemampuan
bertelurnya bila dipelihara intensif hingga 300 butir pertahun dan bila dipelihara semi insentif
berkisar 90 - 100 butir saja.Prospek dari usaha pemeliharaan itik cukup baik mengingat
konsumsi telur dari tahun ke tahun terus meningkat, pemeliharaannya sudah mengarah pada
semi insentif maupun kearah insentif.
Usaha peternakan itik di Indonesia telah lama dikenal masyarakat. Agar usaha ini dapat
memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa
hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan ternak itik
Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri dengan
pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan pemasaran
hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak bebek (5-8 minggu), pemeliharaan bebek Dara
(umur 8-20 minggu ke atas) dan pemeliharaan bebek petelur (umur 20 minggu ke atas).









1
B.TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah tentang peternakan itik adalah:
1. Memberikan bayangan ataupun gambaran tentang cara berternak itik,
2. Manajemen pemeliharaan ternak itik yang meliputi:
Pemeliharaan bibit
Perkandangan
Pemberian pakan
Pencegahan penyakit
Pengelolaan Reproduksi
3. Usaha ternak itik sebagai peluang bisnis yang menjanjikan
4. Sebagai wadah pembelajaran ataupun pemahaman tentang meningkatkan kesejahteraan
peternakan, khusnya bagi masyarakat yang Mengusahakan peternakan itik tersebut.











2
BAB II
PEMBAHASAN
A.PEDOMAN BUDIDAYA TERNAK BEBEK/ITIK
1. letak tempat ataupun sarana dalam beternak itik
Dalam beternak itik perlu memperhatikan letak tempat/kondisi lingkungan disekitarnya
serta sarana-sarana untuk beternak,karena hal tersebut sangat mendukung untuk berhasilnya
dalam beternak itik.Adapun tempat dan sarana yang perlu diperhatikan untuk beternak itik
adalah:
a. Lokasi
Tak bertentangan dengan RUTR dan RDTR
Letak dan ketinggian lokasi dengan wilayah sekitarnya harus memperhatikan lingkungan dan
topografi
b. Lahan Lahan harus jelas, sesuai degan peruntukannya menurut peraturan perundangan
yang berlaku
c. Penyediaan Air dan Alat Penerang Air yang digunakan harus memenuhi baku mutu air
yang sehat yang dapat diminum oleh manusia dan ternak serta tersedia sepanjang tahun, dan
hendaknya menyediakan alat penerangan (listrik) yang cukup sesuai kebutuhan.
2.Perkandangan
Lokasi Kandang yang baik adalah: jauh dari keramaian,ada atau dekat dengan sumber
air,tidak terlalu dekat dengan rumah,dan mudah dalam pengawasan.
Persyaratan kandang yang harus dipenuhi adalah : mudah dibersihkan, sirkulasi uadara
lancar dan cukup mendapatkan sinar matahari.Beberapa tipe kandang yang dapat dipilih
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pemeliharaannya seperti:
a. Kandang sistim terkurung atau postal
Lantai kandang terbuat dari tanah yang dipadatkan dan dialasi/bagian atas dilapisi
sekam/serbuk gergaji dicampur dengan serbuk kapur.
Seluruh ruangan kandang dinaungi atap.
3
Apabila sampai dewasa (produksi) kepadatannya dapat mencapai 4 ekor /m
b.Kandang sistim koloni
Yakni perpaduan atau kombinasi antara terkurung dengan sistim dilepas, yang
bercirikan :
Lantai kandang dapat terbuat dari tanah yang dipadatkan ataupun disemen dan dialasi dengan
litter (dapat berasal dari sekam, kulit padi atau bekas serutan kayu/serbuk gergaji).
Atap kandang menggunakan sistim atap berlubang
Umbaran atau pekarangannya dibuatkan pagar setinggi 75 cm, yang dilengkapi dengan
peralatan kandang (tempat makan dan minum)
Dinding dari bambu atau kayu.
c. Kandang sistem batere
Satu kotak untuk satu ekor itik (dengan ukuran 45 x 35 x 60), bahan kotaknya dapat dibuat
dari bambu atau kawat.
Lantai kandang sedikit miring (agar telur mudah menggelinding keluar).
Tempat makan dan minum diusahakan diluar kotak(dibagian depan)
Semua kotak/kandang betere dikumpulkan pada satu tempat dan diberi atap serta dindingnya
dipagar dengan anyaman bambu atau kawat.
Untuk anak itik digunakan indukan sebagaimana untuk anak ayam.
Luasan lantai kandang yang diperlukan untuk anak itik sebagai berikut :
- Umur 1 hari - 1 minggu, kepadatannya 20 ekor/m.
- Umur 1 - 2 minggu, kepadatannya 18 ekor/ m.
- Umur 2 - 3 minggu, kepadatannya 15 ekor/m.
- Umur 5 - 6 minggu, kepadatannya 10 ekor/ m.
Konstruksi Bangunan Memenuhi daya tampung untuk menjamin masuknya udara dengan
leluasa ke dalam kandang dan keluarnya udara kotor (suhu optimal 26,5 oC dengan
kelembaban maksimum 90%) memiliki saluran pembuangan limbah , bahan yang ekonomis.




4
Tabel 1.luas kandang yang diperlukan untuk anak itik petelur
Umur Luas kandang (m/ekor)
1 hari- 1 minggu 0,03
2-3 minggu
3-4 minggu
4-5 minggu
6-8 minggu
0,07
0,09
0,11
0,15
3.Pemeliharaan anak itik
Sebelum anak itik ditempatkan setelah menetas, yaitu pada lingkaran yang terbuat dari
tripleks, harus dilakukan persiapan sebelumnya seperti penyemprotan kandang agar bersih
dengan menggunakan Biotama 3 (2 3 tutup botol Biotama 3 dilarutkan dalam 1 liter air).
Pengaturan lampu pemanas dalam lingkaran tripleks tersebut agar kesehatan anak itik
terjamin.
Untuk menghindari angin yang masuk, mengingat bulu anak itik masih halus dan tidak tahan
udara dingin, usahakan dinding kandang ditutup dengan tirai plastik. Seelah 4 hari, tirai
plastik dapat dibuka pada siang hari, dan pda malam hari ditutup kembali. Pada umur 4
minggu tirai plastik dapat dilepas semua sebab anak itik sudah memiliki bulu yang cukup
tebal, namun kalau ada hujan lebat atau ada angin kencang, tirai plastik masih diperlukan.
Induk buatan dengan alat pemanas lampu minyak atau lampu listrik sangat diperlukan sampai
umur 3 minggu.
Anak itik yang baru di beli dari Poulty Shop atau dari tempat yang cukup jauh, setelah
dimasukkan dalam pelingkar tadi jangan tergesa-gesa diberi makan. Akan tetapi diberikan
dahulu minuman segar, berupa susu atau air gula. Hal ini untuk menghindari stress karena
perpindahan tempat. Setelah lebih kurang 1 jam, itik diberi makan sedikit demi sedikit tetapi
sering agar makanan tidak terbuang dan diacak-acak. Setelah 1 minggu pertama, berilah air
segar yang dicampur antibiotika alami yaitu Biotama 5 , kunyit dan asam jawa. 1 ruas
kunyit ditambah 1 cm asam jawa potongan (haluskan) tambahkan 1 -2 tutup botol Biotama 5
dan air hingga 1000 ml. Masukkan dalam botol aqua besar, tutup rapat lalu kocok kocok.
Minuman segar ini bisa disebut dengan jamu ternak. Berikan minuman ini 1 minggu sekali.

5
Hal ini untuk merangsang nafsu makan dan pertumbuhan yang seragam, juga untuk
menghindari kepekaan terhdap gangguan penyakit selama pemeliharaan.
4.Seleksi bibit itik

Untuk tujuan penghasil telur maka hendaknya dipilih itik-itik yang bercirikan :
Tubuh ramping (tidak gemuk) dan bentuk seperti botol, leher kecil,
panjang dan bulat seperti rotan.
Kepala kecil, mata bersinar (terletak dibagian atas kepala).
Sayap menutup badan secara rapat, dengan ujung sayap tersusun rapi
dipangkal ekor, bulu halus, rapi dan tidak kusut.
Kaki berdiri kokoh (induk yang produksi telurnya tinggi antara alin itik
Tegal, Khaki Khampbell dan itik Bali).
5.Pemberian pakan
Pada dasarnya pemberian pakan untuk itik memerlukan kandungan protein yang tinggi dan
pemberian pakannya ada 2 macam cara yakni :
a.Pakan lengkap dari satu jenis saja, dapat dalam bentuk all mash, pellet
atau crumble yang sudah lengkap semua unsur nutrisinya (cara ini biasanya untuk
suatu peternakan besar).
b.Pakan lengkap dari beberapa jenis seperti campuran dedak padi, jagung, bungkil kedele dsb.
(cara ini yang umum dipakai oleh peternak rakyat).Jumlah/konsumsi pakan untuk berbagai
periode :
- Anak itik rata-rata 58,3 gram/hari
- Itik dara rata-rata 80 gram/hari
- Dewasa (masa produktif) rata-rata 180 gram/hari
c.Kebutuhan protein untuk berbagai periode :
- Anak itik (0 - 6 minggu) 20 - 22%
- Itik dara (6 - 13 minggu) 16 - 18%
- Dewasa (> - 13 minggu) 15 - 16%
d.Bahan-bahan makanan sumber protein antara lain :
- Bungkil kedele (protein 42 - 50%)
- Bungkil kelapa (protein 19 - 23%)
- Bungkil kacang (protein 0 - 15%)
- Tepung ikan (protein 42,3 - 68,8%)
e.Hal lain yang perlu diperhatikan antara lain :
6
-Bahan pakan yang akan diberikan hendaknya tidak berbau tengik, tidak berjamur dan
tidak berlebihan jumlahnya.
-Selalu disediakan air minum dan ditempatkan agak lebih tinggi dari tempat pakan.
-Kesehatan itik perlu diketahui, biasanya diawal terserang penyakit cenderung menurunkan
gairah makan dan lambat laun konsumsi makannya berkurang.
Tabel 2.formula ransum itik (%)
Bahan Anak itik(0-6
minggu)
Dara(7-22 minggu) Petelur(>23 minggu)
Jagung giling
Bakatul
Bungkil kelapa
Bungkil kedelai
Tepung dan lamtoro
Tepung ikan
Rumput kering
Tepung kulit kerang
Tepung tulang
Garam
40
15
4,5
20
5
10
3
1
1
0,5

40
15
4,5
20
5
10
2
2
1
0,5
40
20
10
10
5
9,5
-
4
1
0,5

Jumlah 100 100 100

6.Pencegahan penyakit
Melakukan pencegahan penyakit adalah lebih baik dari pada mengobatinya dan perlu diingat
bahwa setiap penyakit belum tentu menyebabkan kematian, tetapi mungkit hanya
menurunkan produksinya saja. Beberapa jenis penyakit yang biasa menyerang itik
diantaranya.
Salmonellosis (Pullorum + Berak kapur)
Penyebabnya bakteri Salmonella pullorum, bila menyerang itik umur 3-15 hari berakibat
kematian tinggi. Tanda penyakit yang nampak adalah adanya kotoran warna putih lengket
seperti pasta dan menempel pada dubur, tubuh lemah, lesu dan mengantuk kedinginan, cepat
terengahengah, bulu kusam, sayap menggantung kadang terjadi kelumpuhan. Pencegahan
dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang serta makanan dan minum, isolasi itik
yang sakit. Pengobatan dengan obat jenis sulfa dan antibiotik.
7
. Penyakit Cacing
Penyebabnya terbagi jenis cacing menyerang pada itik yang dilepas. Tanda penyakit adalah
nafsu makan berkurang, mencret, bulu kusam, kurus dan produksi turun. Pencegahan harus
dijaga
kebersihan kandang jaga kelembabannya, sanitasi kandang dan makan, minum. Pengobatan
dengan memberikan obat cacing minimal 3 bulan sekali.
Penyakit Botulismus
Penyebabnya adalah racun yang dihasilkan oleh kuman Clostridium botulinum, yang sering
ditemukan pada bangkai hewan dan tanaman busuk. Itik yang digembalakan sering
memakannya Tanda penyakit adalah itik lesu, lemah, lumpuh, pada leher kaki dan sayap,
nampak mengantuk, kadang-kadang tidak dapat berdiri tegak dan kalau berjalan
sempoyongan, bulu mudah rontik. Pencegahan dengan menjaga kebersihan makanan dan
hindari makanan basi/sudah membusuk dan
tercemar, makanan harus bersih dan baru atau kalau hijauan yang masih segar. Pengobatan
dapat dicoba dengan obat laxanitia.pencahar (garam espon).
Lumpuh.
Penyebab : Kekurangan vitamin B.Tanda-tanda : Kaki bengkak dibagian persendian, jalan
pincang dan lumpuh, kelihatan ngantuk, kadang-kadang keluar air mata berlebihan.

7.Produksi telor

Tabel 3.kemampuan produksi telur dan bobot telur beberapa jenis itik petelur unggul
J enis itik J umlah telur(butir/th) Bobot telur(gram/butir)
Itik thaki campbell
Itik tegal
Itik majo sari
Itik alabio
Itik bali
Itik BPT AK
Itik BPT KAT
Itik BPT KA
300-330
150-250
200-266
130-250
153-250
297
282
274
60
65-70
70
65-70
59-65
70
70
70

8. Pasca panen
Kegiatan pascapanen yang bias dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan maka
nilai ekonomis telur itik akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan pengawetan. Telur
yang tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika disimpan
pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk. Adapun perlakuan pengawetan
terdiri dari 5 macam, yaitu:


8
a)Pengawetan dengan air hangat
Pengawetan dengan air hangat merupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana.
Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari.
b) Pengawetan telur dengan daun jambu biji Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat
mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan. Telur yang telah direndam akan
berubah warna menjadi kecoklatan seperti telur pindang.
c) Pengawetan telur dengan minyak kelapa Pengawetan ini merupakan pengawetan yang
praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak berubah.
d) Pengawetan telur dengan natrium silikat Bahan pengawetan natrium silikat merupkan
cairan kental, tidak berwarna, jernih, dan tidak berbau. Natirum silikat dapat menutupi pori
kulit telur sehingga telur awet dan tahan lama hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah
dengan merendam telur dalam larutan natrium silikat10% selama satu bulan.
e) Pengawetan telur dengan garam dapur Garam direndam dalam larutan garam dapur (NaCl)
dengan konsentrasi 25- 40% selama 3 minggu.











9
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Kunci keberhasilan usaha produksi ternak itik terletak pada pelaksanaan program tata
laksana pemeliharaan itik sampai umur 22 minggu.
Kesalahan nutrisi pada masa pertumbuhan ini bisa menyebabkan itik terlambat mencapai
kedewasaan kelamin sehingga itik tidak bisa berproduksi pada umur yang diharapkan.
Dalam usaha ternak itik secara intensif, ada tiga evaluasi pokok yang memiliki andil
keberhasilan yakni:
1.Bibit itik; karakteristik ekonominya dalam menunjang keberhasilan usaha adalah 20%.
2.Makanan itik; dalam menunjang keberhasilan usaha mempunyai andil sebesar 30%.
3.Tata laksana pemeliharaan, termasuk kandang, cara pemeliharaan dan ketrampilan,
memegang peranan yang sangat besar
B.SARAN
Dalam beternak itik perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
-Letak tempat peternakan itik
-Sarana dan prasarananya harus memadai
-Kandang harus sesuai dengan jumlah ternak
-Bibit harus benar-benar bagus
-Kebersihan harus dijaga supaya terhindar dari penyakit



10
KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat dan limpahan rahmat
serta hidayah-Nya yang tak terhingga,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
wirausaha peternakan dengan judul beternak itik.

Dalam menyelesaikan tugas ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak,jadi pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada semua pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung terutama pada dosen yang telah banyak membimbing
kami.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan tugas ini.jika masih terdapat
kekurangan penulisan ataupun penyusunan kata-kata penulis mohon kritik dan sarannya yang
bersifat membangun, agar tugas kedepannya lebih baik dari yang sekarang ini.

Penulis berharap dengan dibuatnya tugas ini biasa bermanfaat bagi semua orang yang
membacanya dan khususnya bagi diri saya pribadi.untuk lebih biasa dipergunakan kesemua
kalangan umum.



Sambas ,8 Maret 2011
Penyusun

M.yamin









i
DAFTAR PUSTAKA

Anggrorohadi, Pemadi dan Sudawonadi S.1993.Sumber Daya Sarana dan Prasaran Peternakan
Bandung:Balai penelitian peternakan
Hendro, Sunarjono.1989.Kiat Sukses Beternak Itik.Jakarta:Balai Penyluhan Peternakan
Abdi,Sucipto.1987.Perawatan Dalam Beternak Itik.Jogja:Balai Penyuluhan Peternakan













11
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI.. ii
BAB I PENDAHULUAAN
A.LATAR BELAKANG.. 1
B.TUJUAN 2
BAB II PEMBAHASAN
A.PEDOMAN BUDIDAYA TERNAK BEBEK/ITIK 3
1. letak tempat ataupun sarana dalam beternak itik. 3
2.Perkandangan. 3-5
3.Pemeliharaan anak itik.. 5-6
4.Seleksi bibit itik... 6
5.Pemberian pakan. 6-7
6.Pencegahan penyakit.. 7-8
7.Produksi telor. 8

8. Pasca panen.. 8-9
BAB III PENUTUP
A.KESIMPULAN 10
B.SARAN 10
DAFTAR PUSTAKA. 11
ii

Anda mungkin juga menyukai