BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI 2014
2
LAPORAN HOME VISITE (Coass)
1. Identitas pasien Nama : Ny. S Umur : 76 tahun TB/BB : 156cm/47kg Jenis kelamin : Perempuan Pendidikan Terakhir : SD Pekerjaan : IRT Alamat : RT. 10 Legok Suku : Jawa Bangsa : Indonesia
2. Anamnesis Keluhan Utama Sakit kepala sejak 2 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluh sakit kepala berdenyut sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga mengatakan kadang disertai dengan tengkuk terasa berat serta mata berkunang-kunang. Pada malam hari pasien mengeluh susah tidur. Mual (-), muntah (-), dada terasa berdebar-debar (-), nyeri dada (-). 1 minggu yang lalu, pasien mengeluh sesak nafas. Sesak dirasakan hilang timbul dan bertambah berat terutama saat berjalan. Pasien juga sering berobat ke Puskesmas untuk mengobati penyakit hipertensinya. Pasien rutin mengkonsumsi obat, namun tidak setiap hari dikonsumsi oleh pasien. Makanan yang mengandung garam tinggi (seperti : ikan asin) sudah jarang dikonsumsi pasien. Tetapi pasien membenarkan jika 3
dulu pasien memiliki perilaku kesehatan yang kurang baik, karena kebiasaan makan dan tidak terlalu memperhatikan kesehatannya. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat DM disangkal Riwayat penyakit jantung disangkal Riwayat penyakit asma disangkal
Riwayat penyakit keluarga Penyakit dengan keluhan yang sama dalam keluarga disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi Pasien tinggal serumah bersama ke tiga cucunya. Suami pasien sudah meninggal 10 tahun yang lalu dikarenakan sakit hipertensi yang dideritanya. Setelah suaminya meninggal, pasien menderita hipertensi. Pasien mempunyai 5 orang anak yang masih hidup, 18 orang cucu dan 6 orang cicit. Sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari, anaknya yang membiayai kehidupannya.
Riwayat Kebiasaan Pasien memiliki kebiasaan makan seperti sayur, makan sedikit ikan, dan sudah lama tidak lagi mengkonsumsi daging. Sehari-hari pasien hanya mengurus rumah, mengurus cucu yang tinggal bersamanya, dan tidak bekerja serta jarang berolahraga.
3. Pemeriksaan fisik Kadaan umum : Tampak Sakit sedang Kesadaran : Compos mentis Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 140/80 mmHg Nadi : 72x/m Pernapasan : 22x/m 4
Suhu : 36,5 0 C
Status gizi IMT = BB (kg)/TB 2 (m 2 ) = 47/(1,56) 2 = 19,34 kg/m 2 (normal) IMT normal wanita : 18,5-23,5 kg/m 2
Pemeriksaan Organ 1. Kepala Bentuk : Normocephal Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-) Hidung : Septum deviasi (-), Rinorhea (-) Mulut : Bibir kering (-), Dinding faring hiperemis (-) Telinga : Normotia, Otorhea(-) 2. Leher : Pembesaran KGB (-) 3. Thorax Inspeksi : Bentuk normal, gerak nafas kedua dada simetris Palpasi : Vokal fremitus (+/+) simetris Perkusi : Sonor dikedua paru Auskultasi : - Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) - Paru : Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-) 4. Abdomen Inspeksi : Simetris Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba membesar Perkusi : Timpani Auskultasi : Bising usus (+) normal 5. Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (-), kekuatan otot 5 - 5
4. Diagnosis Hipertensi Grade I 5
5. Terapi Non Farmakologi Diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein) Perbanyak makanan segar, kurangi makan yang diproses. Hanya sedikit menambah garam pada makanan saat memasak.
Farmakologi Captopril tablet 2 x 12,5 mg Paracetamol tablet 3 x 500 mg
Pengobatan Tradisional Meminum daun sambiloto secara rutin
6. Prognosis Dubia ad bonam
7. Pengamatan Rumah Pasien tinggal di rumah permanen. Keadaan rumah pasien dengan tetangganya sangat dekat hanya dipisahkan oleh dinding rumah. Keadaan di dalam rumah agak berantakan, karena nenek sudah tua dan hanya tinggal bersama cucunya yang pagi pergi sekolah dan pulang di siang harinya. Untuk tempat BAK dan BAB menggunakan kamar mandi yang ada di dalam rumahnya, untuk pembuangan limbahnya berada di belakang rumah. Sumber air pasien menggunakan air ledeng, sedangkan untuk air minumnya memakai air masak sendir. Lantai rumah pasien menggunakan karpet plastik, karena hanya menggunakan lantai semen dan menjadi tempat parkir motor serta tempat untuk meletakkan sangkar burung cucunya. Di dalam rumah terdapat 3 kamar tidur 6
yang kurang pencahayaan, kamar mandi, kamar mandi serta dapur. Terdapat ruang tamu dengan 3 jendela kaca dan 3 ventilasi termasuk pintu masuk. Sedangkan kamar pasien sangat minim pencahayaan dan minim pertukaran udara yang disebabkan ventilasi yang kecil. Minimnya pencahayaan disebabkan karena adanya pohon yang lumayan tinggi dan rindang sehingga menghalangi pencahayaan rumah yang juga sangat minim jalan untuk masuknya cahaya secara langsung.
8. Pengamatan Lingkungan Lingkungan rumah pasien jauh dari jalan besar dan terkesan sepi. Pasien mempunyai hewan peliharaan seperti ayam yang dikandangkan di samping rumah pasien. Di sekitar rumah pasien terdapat pohon pisang, tumpukan kayu dan tempat untuk memasak air menggunakan kayu bakar. Terdapat sebuah drum untuk menampung air hujan, yang nantinya dapat digunakan pasien untuk mencuci piring atau pakaian. Tempat menjemur pakaian pasien dan cucunya berada di samping rumah dekat dengan pepohonan. Rumah pasien berada di belakang rumah anaknya, dan hanya terpisahkan oleh tembok. Sehingga rumah pasien hanya memiliki sedikit sekali halaman rumah.
9. Hasil Wawancara/Pengamatan Perilaku Kesehatan Pasien memiliki perilaku kesehatan yang kurang baik, karena kebiasaan makannya dan tidak terlalu memperhatikan kesehatannya. Tapi sekarang setelah sering datang ke puskesmas untuk berobat dengan cucunya, pasien rajin meminum obat yang diberikan puskesmas dan mengurangi makan-makanan penyebab dari hipertensi.
10. Hasil Wawancara dan Pengamatan Hubungan Keluarga Dari hasil pengamatan rumah yang dilakukan keadaan rumah pasien kurang baik dan kurang terawat, Hubungan pasien dengan keluarga baik.
7
11. Analisis Pasien Secara Holistic a. Hubungan diagnosis penyakit dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar. Pada kasus ini, keadaan rumah pasien tergolong bukan rumah sehat, karena pencahayaan dan pertukaran udaranya masih kurang mencukupi untuk syarat rumah sehat. Namun tidak ada hubungannya antara diagnosis penyakit pasien dengan keadaan serta lingkungan sekitar. Hal tersebut dikarenakan bukan merupakan faktor resiko atau etiologi penyakit. b. Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga. Tidak ada hubungannya dengan diagnosis penyakit pasien. Keadaan keluarga serta hubungan keluarga dari pasein baik-baik saja dan terjalin silaturahmi yang baik c. Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan pasien dan keluarga. Tidak ada hubungan antara perilaku kesehatan dari pasien. Pasien jarang mengkonsumsi ikan, daging. d. Hubungan kausal antara beberapa masalah atau faktor resiko atau etiologi dengan diagnosis penyakit. Kemungkinan ada hubungan dengan diagnosis penyakit pasien. Karena setelah kematian suaminya, pasien mempunyai tekanan darah yang tinggi. e. Upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi paparan dengan faktor resiko atau etiologi. Menjaga penggunaan garam, mengkonsumsi makan bergizi, serta selalu rajin berobat ke puskesmas.
12. Rencana Promosi Dan Pendidikan Kesehatan Kepada Pasien Dan Kepada Keluarga Memberitahu kepada pasien dan keluarga mengenai tekanan darah tinggi : 8
a. Apa yang dimaksud dengan penyakit hipertensi atau darah tinggi Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg serta tekanan diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg. Hal ini akan berbahaya karena merupakan beban jantung sehingga harus diturunkan. Batas normal tinggi tekanan darah adalah 130-139 mmHg untuk tekanan sisitol atau 85-89 mmHg untuk tekanan diastol.
b. Gejala-gejala darah tinggi Sebagian besar tanpa disertai gejala yang mencolok, dan gejala timbul setelah di rasakan bertahun-tahun berupa: Nyeri kepala saat bangun, kadang-kadang disertai mual dan muntah Penglihatan kabur Jalan sempoyongan Sulit tidur di malam hari
c. Pengobatan darah tinggi Sering-sering memeriksakan tekanan darah di sarana kesehatan seperti puskesmas, dan konsultasi dengan tenaga kesehatan untuk pengobatan darah tinggi. Makan obat hipertensi atau darah tinggi dengan persetujuan dari tenaga kesehatan secara teratur karena dengan makan obat secara teratur terbukti dapat menurunkan sistole dan mencegah terjadinya stroke pada pasien usia 70 tahun atau lebih. Selain obat-obatan, penderita hipertensi harus hati-hati dalam makan. Jangan makan atau kurangi makanan yang : Kurangi makan garam, dengan cara : Perbanyak makanan segar, kurangi makan yang diproses. Hanya sedikit menambah garam pada makanan saat memasak. Jangan menambah garam saat di meja makan. 9
Batasi penggunaan saus-sausan
Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan Mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan mengandung banyak mineral, seperti seledri, kol, jamur (banyak mengandung kalium), kacang-kacangan (banyak mengandung magnesium) Menghilangkan stres Cara untuk menghilangkan stres yaitu Rencanakan semua dengan baik, sehingga tidak akan terjadi bentrokan acara atau kita terpaksa harus terburu-buru untuk tepat waktu memenuhi suatu janji atau aktifitas. Bebaskan diri dari stres yang berhubungan dengan pekerjaan. Tidur yang cukup. Ubalah cara berpikir. Perhatikan cara pikir agar dapat menekan perasaan kritis atau negatif terhadap diri sendiri. Atau berfikir positif. Sering-seringlah bersedagurau dengan keluarga atau tetangga. Berserah diri pada Yang Maha Kuasa
d. Komplikasi Hipertensi atau darah tinggi sebagai salah satu pencetus terjadinya penyakit jantung dan stroke.
Penatalaksanaan Diet Bagi Penderita Hipertensi: 1. Mengatur menu makanan Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah: Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih). 10
Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biskuit, craker, keripik dan makanan kering yang asin). Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, kornet, sayuran serta buahbuahan dalam kaleng, soft drink). Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang). Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein Hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam). Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
2. Garam Natrium Garam natrium terdapat secara alamiah dalam bahan makanan atau ditambahkan pada waktu memasak atau mengolah makanan, seperti : Natrium Chlorida atau garam dapur Mono-Natrium Glutamat atau vetsin Natrium Bikarbonat atau soda kue Natrium Benzoat untuk mengawetkan buah Natrium Bisulfit atau sendawa yang digunakan untuk mengawetkan daging seperti Corned Beef.
Cara memasak untuk mengeluarkan garam natrium antara lain : Pada ikan asin di rendam dan di cuci terlebih dahulu Untuk mengeluarkan garam natrium dari margarine dengan mencampur margarine dengan air, lalu masak sampai mendidih, margarine akan 11
mencair dan garam natrium akan larut dalam air. Dinginkan cairan kembali dengan memasukkan panci kedalam kulkas. Margarine akan keras kembali dan buang air yang mengandung garam natrium. Lakukan ini 2 kali. 13. Anjuran-Anjuran Promosi Kesehatan Penting yang Dapat Memberi Semangat/Mempercepat Penyembuhan pada Pasien Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit yang banyak diderita dan mempunyai komplikasi yang buruk bagik kesehatan, tapi dengan kepatuhan pasien menjaga kondisi tetap sehat seperti, rajin memeriksakan diri ke puskesmas atau tempat kesehatan lain serta rajin minum obat teratur sesuai anjuran, dapat mengatur atau mengurangi makanan yang dapat menaikkan tekanan darah, serta tidak kalah pentingnya berfikir positif sehingga emosi dapat dikontrol, sehingga komplikasi yang buruk terhadap kesehatan dapat dicegah.