Anda di halaman 1dari 51

Pembimbing : DR. dr. PWM. Olly Indrayani, Sp.

PD
Oleh : Heni H.A S.ked

Identitas Pasien
Nama : Tn. T
Umur : 40 thn
Alamat : Jl. Kedung salam danu mulyo malang
Pekerjaan : wiraswasta
Pendidikan : SMA
Jenis kelamin : laki-laki
Status marital : menikah
Suku/ bangsa : madura/ Indonesia
Agama : Islam
Tgl masuk :06-03-2014

Anamnesa khusus Auto
Keluhan utama : Nyeri pada kaki kanan
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien mengeluh nyeri pada kaki kanan 14 hari SMRS, awalnya
kaki kanan di bagian atas jari kelingking karna kena sol sepatu oleh pasien di
berikan obat oles minyak tawon kemudian luka menjadi melepuh dan semakin
hari luka semakin meluas, semakin terasa nyeri dan cekot-cekot, kaki terasa
panas, bengkak, keluar cairan nanah dan berbau busuk, mual (+) sejak 10 hari
yang lalu, muntah (-),nyeri perut (-), nafsu makan menurun sejak 10 hari ini,
pasien sering merasa haus 1 hari biasa habis 1 botol aqua besar terkadang
lebih, pasien mengeluh sering BAK terutama pada malam hari sering
terbangun karna BAK (4-5x),BAB lancar tidak ada keluhan, ada penurunan
berat badan selama 1 bulan ini, BB turun 4kg, 10 hari ini tidak bisa tidur
karena kaki terasa cekot-cekot,kadang-kadang pada kaki terasa kesemutan,
lemas (+) sudah 10 hari, sesak (-), nyeri dada (-), panas (-), pusing (-), batuk
(-).

Riwayat Penyakit Dulu :
Dulu pernah sakit seperti ini 2 bulan yang lalu di rawat
RST malang
DM (+) 10 tahun yang lalu, kontrol ke dokter umum
HT(-) disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :
DM (+) ibu kandung
HT (-) disangkal




Riwayat Pengobatan :
pasien mengkonsumsi 2 macam obat :
Glufor 2x1 sesudah makan
Libronil 1x1 sebelum makan pagi

Anamnesa sosial :
-Rokok : (+) selama 10 thn sehari 2 pak rokok surya , sudah
berhenti 2 minggu yll.
-Jamu : (+) setiap kali pegel linu 6 bulan sekali
-Alkohol : (-)
-Kopi : (+) hingga saat ini

Anamnesa Status Gizi :
Makan 2-3x sehari, sekali makan 3-4 sendok, lauk tahu 1
(ukuran3x2x1 cm), tempe 1 (ukuran 4x2x1 cm) telur ayam,
ayam jarang 3x sebulan, sering makan sayur lodeh, buah
kadang-kadang.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran : komposmentis
Tampak sakit : sedang
Turgor : dbn
Status gizi :
TB : 160 cm
BB : 54 kg
BMI : 21,09 kg/m2

GCS : E4 V5 M6
TD : 120/80 mmhg
N : 100x/menit, isi cukup, reguler
RR : 19x/menit
T : 365 C



Kepala :
Bentuk : bulat, normal
Rambut : warna hitam
Nyeri : (-)

Mata :
Konjungtiva : tidak pucat
Pupil : isokor, 3mm/3mm
Reflek cahaya : +/+
Sklera : tidak ikterik
Starabismus : -/-
Iris : Hitam



Telinga :
Pendengaran : dbn

Hidung :
Pernapasan cuping hidung : (-)
Tersumbat : (-)
Radang : (-)
Sekret : (-)

Mulut :
Warna bibir : coklat tua
Mukosa : lembab


Thorax
Paru


Ekskursi

Ics VI
Suara Nafas vesikuler vesikuler vesikuler vesikuler
Rhonci - - - -
Wheezing - - - -


THORAX - JANTUNG
INSPEKSI Tidak tampak pulsasi ictus cordis
PALPASI Ictus cordis tidak teraba

PERKUSI Batas kanan : ICS IV parasternal line dextra
Batas kiri : ICS V midclavicularis sinistra
Pinggang jantung : ICS III parasternalis line sinistra
AUSKULTASI
S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Ektremitas
Atas Bawah
kanan kiri kanan kiri
Tremor - - - -
Edema - - + -
Varises - - - -
Jari tabuh - - - -
Luka - - + -
Kuku rusak - - - -
Nyeri - - + -


Genitalia (tidak dilakukan)

Lab tgl 05 maret 2014
Parameter Hasil Nilai rujukan
Darah lengkap
Hemoglobin 12.2 12-17 mg/dl
Lekosit 14.700 4-10 ribu/cmm
Trombosit 335.000 150-450 ribu
Pcv 37.2 40-50%
LED 80
Diabetes
gula darah sesaat 485 <125/neg mg/dl
Faal ginjal
ureum 19 15-45 mg/dl
kreatinin 0.85 0.7-1,4 mg/dl
Foto pedis dextra
AP-lateral wiew
Foto pedis dextra dalam
batas noramal

Foto thorak AP
Cor dan pulmo dalam
batas normal
- CTR 34 %
Resume
Telah di periksa laki-laki usia 40 tahun :
dari anamesa di dapatkan :
Nyeri pada kaki kanan
Luka pada kaki kanan
Nanah pada kaki luka
Bau busuk pada kaki yang luka
Telapak kaki sering kesemutan
anorexia
Nausea
insomnia
Polidipsi
Poliuri
Penurunan BB
RPD DM+diabetic foot
RPK DM (+)
Rokok (+)






Pemeriksaan fisik
Extremitas :
luka kaki kanan jari kelingking kanan
Pus pada luka
Bau pada luka
Nyeri pada kaki luka
Oedem - -
+ -




Dari pemeriksaan penunjang didapatkan :
Gds 485 mg/dl

Diagnosa kerja
DM type 2 + gangrene derajat IV






Rencana terapi
Konsul spesialis bedah (untuk rawat luka dan debridement)
Kultur pus
IVFD NS 20 tmp
Inj. Ranitidin 2x1
Inj cravox 1X1
Infus metronidazol 3x1
Lantus 0-0-0-16 ui
Novurapid 8-8-4 ui

Rencana monitoring
TTV
Luka
Gula darah

Rencana edukasi
Diet rendah gula


Diabetes melitus
Menurut American Diabetes Association (ADA)
tahun 2010, Diabetes melitus merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
Etiologi
Genetik
Penyakit pankreas
Gaya hidup
Kelainan hormon

Klasifikasi DM
Dm type 1 (diabetes melitus
tergantung insulin)

Pankreas tidak tidak mampu sekresi dan sintesis insulin
dalam kuantitas dan atau kualitas yang cukup bahkan
kadang-kadang tidak ada sekresi insulin sama sekali, jadi
pada kasus DMT1 terdapat kekurangan insulin secara
absolut.

Dm type 2 ( tidak terganjtung insulin)
Dapat terjadi karena ketidakmampuan tubuh dalam
merespon kerja insulin secara efektif. Terdapat dua
masalah utama yang berhubungan dengan insulin,
yaitu: resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin

Dm type-2
Untuk mengatasi resistensi dan mencegah
terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat
peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Pada
pasien DM, keadaan ini terjadi karena sekresi insulin
yang berlebihan dan kadar glukosa dalam darah akan
dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit
meningkat. Namun demikian, jika sel-sel beta tidak
mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan
insulin, maka kadar glukosa akan meningkat.

Perbandingan DM type 1 dan 2
DM Tipe 1 DM Tipe 2
Biasanya pada anak dan remaja dewasa
kadar insulin rendah, tidak ada Kadar insulin tinggi, normal
Onset akut Onset lambat
Biasanya kurus Gemuk atau normal
Riwayat keluarga diabettes mellitus (+) Riwayat keluarga diabetes melitus (+)
Gejala klinis
Gejala klasik : mula-mula polifagi, poliuri,
polidipsi dan bb naik (fase kompensata) apa bila
keadaan ini tidak di obati maka akan timbul gejala fase
dekompensesi yang di sebut gejala klasik DM yaitu
poliuri, polidipsi dan BB menurun.
Diagnosis DM
PERKENI membagi alur diagnosis DM menjadi dua bagian
besar berdasarkan ada tidaknya gejala khas DM. Apabila
ditemukan gejala khas DM, pemeriksaan glukosa darah
abnormal satu kali saja sudah cukup untuk menegakkan
diagnosis. Apabila tidak ditemukan gejala khas DM,
diperlukan dua kali pemeriksaan gula darah abnormal

1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat
pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir
Atau
2. Gejala klasik DM
+
Kadar glukosa plasma puasa 126 mg/dL (7.0 mmol/L)
Puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
3. Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
TTGO yang dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa
yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.
Kaki diabetes
Kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi kronik
DM.
Patofisiologi kaki diabetes
Diawali adanya hiperglikemi pada peyandang DM
yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan
pada pembuluh darah, yang mengakibatkan berbagai
perubahan pada kulit dan otot, yang kemudian
menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan
pada telapak kaki dan selanjutnya akan mepermudah
terjadinya ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi
menyebabkan infeksi mudah merebak menjadi infeksi
yang luas.
Klasifikasi Wagner
0 : kulit intak
1 : tukak superfisial
2 : tukak dalam ( sampai tendo, tulang )
3 : tukak dalam dengan infeksi
4 : tukak dengan gangrene pada 1-2 jari kaki
5 : tukak dengan luas seluruh kaki

Pengelolaan DM + kaki diabetik
1. Edukasi tentang pemantauan glukosa darah mandiri
2. Edukasi perawatan kaki
3. Latihan jasmani
4. Terapi nutrisi medis

Edukasi
Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah
mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia serta cara
mengatasinya harus diberikan kepada pasien.
Pemantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan
secara mandiri.

Edukasi perawatan kaki
Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki
Periksa kaki setiap hari, periksa ke dokter jika terdapat
kaki luka
Periksa alas kaki dari benda asing sebelum
memakainya
Sepatu tidak boleh terlalu sempit atau longgar
Latihan jasmani
Untuk memperbaiki kendali glukosa darah,
mempertahankan atau menurunkan berat badan.
Latihan jasmani yang di anjurkan :
Selama 150menit/minggu dengan latihan aerobik
sedang atau 90 menit/ minggu dengan latihan aerobik
berat.
Terapi nutrisi medis
Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes,
anjuran makan yaitu :
Keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan
jumlah makanan terutama bagi meraka yang
menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
Pembahasan
Pada pasien laki-laki usia 40 tahun di diagnosa DM
type-2 + gangrene drajat 4.
Dari anamesa di dapatkan :
Laki laki usia 40 tahun
poli urin,poli dipsi dan bb menurun.
Telapak kaki sering terasa kesemutan
Luka pada kaki yang tidak sembuh-sembuh , yang
semakin hari semakin meluas,bau , terdapat pus.

Dari pemeriksaan fisik di dapatkan
Extremitas :
luka pada kaki kanan dan jari kelingking kanan
Pus pada luka
Bau pada luka
Nyeri pada kaki luka
Oedem - -
+ -


Dari pemeriksaan penunjang didapatkan
Gds 485 mg/dl

Pembahsan
Pada pasien laki-laki usia 40tahun didiagnosa DM
Tipe 2 dari anamnesa didapatkan polidipsi,
poliuri, berat badan turun mendadak, mempunyai
riwayat keluarga DM

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil lab
GDA 485 mg/dl
kasus ini termasuk dalam DM tipe 2


Pada pasien ini terdapat defisiensi insulin,
sehingga tidak dapat mempertahankan kadar
glukoa plasma yang normal, atau toleransi
glukosa. Jika hiperglikemianya berat dan melebihi
ambang ginjal glikosuria. Glikosuria akan
mengakibatkan diuresis osmotik yang
meningkatkan pengeluaran urine (poliuria) dan
timbul rasa haus (polidipsia). Karena glukosa
hilang bersama urine, maka pasien mengalami
keseimbangan kalori negatif dan berat badan
berkurang

Pembahasan
Kaki sering terasa kesemutan
saat glukosa darah tinggi dalam jangka waktu
yang lama, pembuluh darah di berbagai jaringan
mengalami gangguan fungsi dan perubahan struktur
yang berakibat ketidak cukupan suplai darah ke jar. Dan
penurunan sensasi di ekstremitas sehingga pada pasien
Diabetes sering merasakan kesemutan.
Kaki diabetik
Terjadinya masalah kaki diawali adanya hiperglikemi
pada penyandang DM yang menyebabkan kelainan
neuropati dan kelainan pembuluh darah, yang
menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan
pada telapak kaki dan selanjutnya akan
mempermudah terjadinya ulkus, menyebabkan infeksi
mudah merebak menjadi infeksi yang luas.
Pebahasan
Riwayat penyakit keluarga
pada ibu kandung pasien menderita penyakit
diabetes. Karna DM merupakan suatu penyakit bersifat
genetik.

terimakasih

Anda mungkin juga menyukai