Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN ILMU PENYAKIT ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
2005
PENDAHULUAN
Masalah demam berawal dari suatu hipotesis yang menyatakan bahwa demam merupakan suatu
proses alamiah yang timbul sebagai akibat suatu stimulus. Ahli dari mesir beranggapan bahwa
demam diakibatkan oleh inflamasi lokal. ilroth pada tahun !"#" membuktikannya dengan
menyuntikan pus kepada kelin$i per$obaan% kemudian kelin$i tersebut men&adi demam yang
ter&adi akibat adanya endotoksin% yaitu suatu produk bakteri gram negatif yang mengkontaminasi
bahan suntikan. Menkin pada tahun !'() berhasil mengisolasi bahan penyebab demam yang
disebut pyrexin. *emudian +ery dan ,aksman berhasil mengidentifikasi interleukin-! ./L-!0%
dikenal sebagai sitokin yang terbukti identik dengan pirogen endogen.
Dalam e1olusi kehidupan% tubuh telah mengembangkan suatu sistem pertahanan yang $ukup
ampuh terhadap infeksi. Dan peninggian suhu badan memberikan suatu peluang ker&a yang
optimal untuk sistem pertahanan tubuh.
II. PENGATURAN SUHU TUBUH
2.1. Keseimba!a "#$%&'si "aas %a 'e(i)a!a "aas
Pengaturan suhu memerlukan mekanisme perifer yang utuh% yaitu keseimbangan produksi dan
pelepasan panas% serta fungsi pusat pengatur suhu di hipotalamus yang mengatur seluruh
mekanisme. ila la&u pembentukan panas dalam tubuh lebih besar daripada la&u hilangnya panas%
timbul panas dalam tubuh dan temperatur tubuh meningkat. 2ebaliknya% bila kehilangan panas
lebih besar% panas tubuh dan temperatur tubuh akan menurun.
2.1.1 P#$%&'si Paas
Dalam tubuh% panas diproduksi melalui peningkatkan Basal Metabolic Rate .M30. 4aktor-
faktor yang dapat meningkatkan Basal Metabolic Rate antara lain5 .!0 la&u metabolisme dari
semua sel tubuh6 .70 la&u $adangan metabolisme yang disebabkan oleh akti1itas otot6 .)0
metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh tiroksin% epinefrin% norepinefrin dan
perangsangan simpatis terhadap sel6 .80 metabolisme tambahan yang disebabkan oleh
meningkatnya akti1itas kimiawi didalam sel sendiri.
Pada keadaan istirahat% berbagai organ seperti otak% otot% hati% &antung% tiroid% pankreas dan
kelen&ar adrenal berperan dalam menghasilkan panas pada tingkat sel yang melibatkan adenosin
trifosfat .A9P0. ayi baru lahir menghasilkan panas pada &aringan lemak $oklat% yang terletak
terutama dileher dan skapula. :aringan ini kaya akan pembuluh darah dan mempunyai banyak
mitokondria. Pada keadaan oksidasi asam lemak pada mitokondria dapat meningkatkan produksi
panas sampai dua kali lipat. Dewasa dan anak besar mempertahankan panas dengan
1asokonstriksi dan memproduksi panas dengan menggigil sebagai respon terhadap kenaikan
suhu tubuh. Aliran darah yang diatur oleh susunan saraf pusat memegang peranan penting dalam
mendistribusikan panas dalam tubuh. Pada lingkungan panas atau bila suhu tubuh meningkat%
pusat pengatur suhu tubuh di hipotalamus mempengaruhi serabut eferen dari sistem saraf otonom
untuk melebarkan pembuluh darah .1asodilatasi0. Peningkatan aliran darah dikulit menyebabkan
pelepasan panas dari pusat tubuh melalui permukaan kulit kesekitarnya dalam bentuk keringat.
Dilain pihak% pada lingkungan dingin akan ter&adi 1asokonstriksi pembuluh darah sehingga akan
mempertahankan suhu tubuh.
2.1.2 Ke(i)a!a Paas
erbagai $ara panas hilang dari kulit ke lingkungan dapat melalui beberapa $ara yaitu5 .!0
3adiasi 5 kehilangan panas dalam bentuk gelombang panas infra merah% suatu &enis gelombang
elektromagnetik. Dimana melalui $ara ini tidak menggunakan sesuatu perantara apapun. 2e$ara
umum enam puluh persen panas dilepas se$ara radiasi6 .70 *onduksi 5 kehilangan panas melalui
permukaan tubuh ke benda-benda lain yang bersinggungan dengan tubuh% dimana ter&adi
pemindahan panas se$ara langsung antara tubuh dengan ob&ek pada suhu yang berbeda.
Dibandingkan dengan posisi berdiri% anak pada posisi tidur dengan permukaan kontak yang lebih
luas akan melepas panas lebih banyak melalui konduksi6 .)0 *on1eksi 5 pemindahan panas
melalui pergerakan udara atau $airan yang menyelimuti permukaan kulit6 .(0 E1aporasi 5
kehilangan panas tubuh sebagai akibat penguapan air melalui kulit dan paru-paru% dalam bentuk
air yang diubah dari bentuk $air men&adi gas6 dan dalam &umlah yang sedikit dapat &uga
kehilangan panas melalui urine dan feses.
4aktor fisik &elas akan mempengaruhi kemampuan respon perubahan suhu. Pelepasan panas pada
bayi sebagian besar disebabkan oleh karena permukaan tubuhnya lebih luas dari pada anak yang
lebih besar.
2.2 K$se" Set-Point %a)am "e!a*&#a s&(& *&b&(
*onsep Set-Point dalam pengaturan temperatur yaitu semua mekanisme pengaturan
temperatur yang terus-menerus berupaya untuk mengembalikan temperatur tubuh kembali ke
tingkat Set-Point. Set-point disebut &uga tingkat temperatur krisis% yang apabila suhu tubuh
seseorang melampaui diatas set-point ini% maka ke$epatan kehilangan panas lebih $epat
dibandingkan dengan produksi panas% begitu sebaliknya. 2ehingga suhu tubuhnya kembali ke
tingkat set-point. :adi suhu tubuh dikendalikan untuk mendekati nilai set-point.
2.+ Pe#aa Hi"$*a)am&s %a)am "e!a*&#a s&(& *&b&(.
2uhu tubuh diatur hampir seluruhnya oleh mekanisme persarafan umpan balik% dan hampir
semua mekanisme ini ter&adi melalui pusat pengaturan suhu yang terletak pada area preoptik
hipotalamus anterior
9elah dilakukan per$obaan pemanasan dan pendinginan pada suatu area ke$il di otak dengan
menggunakan apa yang disebut dengan thermode. Alat ini dipanaskan dengan elektrik atau
dialirkan air panas% atau didinginkan dengan air dingin. Dengan menggunakan thermode% area
preoptik hipotalamus anterior diketahui mengandung se&umlah besar neuron yang sensitif
terhadap panas dan dingin. Neuron-neuron ini diyakini berfungsi sebagai sensor suhu untuk
mengontrol suhu tubuh. Apabila area preoptik dipanaskan% kulit diseluruh tubuh dengan segera
mengeluarkan banyak keringat% sementara pada waktu yang sama pembuluh darah kulit diseluruh
tubuh men&adi sangat berdilatasi. :adi hal ini merupakan reaksi yang $epat untuk menyebabkan
tubuh kehilangan panas% dengan demikian membantu mengembalikan suhu tubuh kembali
normal. ;leh karena itu% &elas bahwa area preoptik hipotalamus anterior memiliki kemampuan
untuk berfungsi sebagai termostatik pusat kontrol suhu tubuh. ,alaupun sinyal yang ditimbulkan
oleh reseptor suhu dari hipotalamus sangat kuat dalam mengatur suhu tubuh% reseptor suhu pada
bagian kulit dan beberapa &aringan khusus dalam tubuh &uga mempunyai peran penting dalam
pengaturan suhu.
Daerah spesifik dari interleukin-! ./L-!0 adalah regio preoptik hipotalamus anterior% yang
mengandung sekelompok saraf termosensitif yang berlokasi di dinding rostral 1entrikel ///%
disebut &uga sebagai korpus kalosum lamina terminalis .;<L90 yaitu batas antara sirkulasi dan
otak. 2araf termosensitif ini terpengaruh oleh daerah yang dialiri darah dan masukan dari
reseptor kulit dan otot. 2araf yang sensitif terhadap hangat terpengaruh dan meningkat dengan
penghangatan atau penurunan dingin% sedang saraf yang sensitif terhadap dingin meningkat
dengan pendinginan atau penurunan dengan penghangatan. 9elah dibuktikan bahwa /L-!
menghambat saraf sensitif terhadap hangat dan merangsang cold-sensitive neurons. *orpus
kalosum lamina terminalis .;<L90 mungkin merupakan sumber prostaglandin. 2elama demam%
/L-! masuk kedalam ruang peri1askular ;<L9 melalui &endela kapiler untuk merangsang sel
untuk memproduksi prostaglandin E-7 .P+E-706 se$ara difusi masuk kedalam regio preoptik
hipotalamus anterior untuk menyebabkan demam atau bereaksi dalam serabut saraf dalam
;<L9. P+E-7 memainkan peran penting sebagai mediator% terbukti dengan adanya hubungan
erat antara demam% /L-! dan peningkatan kadar P+E-7 di otak. Penyuntikan P+E-7 dalam
&umlah ke$il kedalam hipotalamus binatang% memproduksi demam dalam beberapa menit% lebih
$epat dari pada demam yang diinduksi oleh /L-!.
Hasil akhir mekanisme kompleks ini adalah peningkatan thermostatic set-point yang akan
memberi isyarat serabut saraf eferen% terutama serabut simpatis untuk memulai menahan panas
.1asokonstriksi0 dan produksi panas .menggigil0. *eadaan ini dibantu dengan tingkah laku
manusia yang bertu&uan untuk menaikkan suhu tubuh% seperti men$ari daerah hangat atau
menutup tubuh dengan selimut. Hasil peningkatan suhu melan&ut sampai suhu tubuh men$apai
peningkatan set-point. Peningkatan set-point kembali normal apabila ter&adi penurunan
konsentrasi /L-! atau pemberian antipiretik dengan menghambat sintesis P+E-7. P+E-7
diketahui mempengaruhi se$ara negative feed-bac dalam pelepasan /L-!% sehingga dapat
mengakhiri mekanisme ini yang awalnya diinduksi demam. 2ebagai tambahan% arginin
1asopresin .A<P0 beraksi dalam susunan saraf pusat untuk mengurangi pyrogen induced fever.
*embalinya suhu men&adi normal diawali oleh 1asodilatasi dan berkeringat melalui peningkatan
aliran darah kulit yang dikendalikan oleh serabut saraf simpatis.
+ambar !.! Patogenesis Demam
III. DEFINISI DEMAM
Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal% yaitu diatas )=%7>? .''%8>40 sebagai
akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh interleukin-! ./L-
!0. Demam sangat berguna sebagai pertanda adanya suatu proses inflamasi% biasanya tingginya
demam men$erminkan tingkatan dari proses inflamasinya. Dengan peningkatan suhu tubuh &uga
dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri maupun 1irus.
2uhu tubuh normal adalah berkisar antara )#%#>? - )=%7>?. 2uhu oral sekitar @%7 A @%8>? lebih
rendah dari suhu rektal dan suhu aksila @%8>? lebih rendah dari suhu oral. 2uhu tubuh terendah
pada pagi hari dan meningkat pada siang dan sore hari. Pada $ua$a yang panas dapat meningkat
hingga @%8>? dari suhu normal. Pengaturan suhu pada keadaan sehat atau demam merupakan
keseimbangan antara produksi dan pelepasan panas.
Demam ter&adi bila berbagai proses infeksi dan noninfeksi berinteraksi dengan mekanisme
pertahanan hospes. Pada kebanyakan anak demam disebabkan oleh agen mikrobiologi yang
dapat dikenali dan demam hilang sesudah masa yang pendek. Demam pada anak dapat
digolongkan sebagai .!0 demam yang singkat dengan tanda-tanda yang khas terhadap suatu
penyakit sehingga diagnosis dapat ditegakkan melalui riwayat klinis dan pemeriksaan fisik%
dengan atau tanpa u&i laboratorium6 .70 demam tanpa tanda-tanda yang khas terhadap suatu
penyakit% sehingga riwayat dan pemeriksaan fisik tidak memberi kesan diagnosis tetapi u&i
laboratorium dapat menegakkan etiologi6 dan .)0 demam yang tidak diketahui sebabnya .!ever
of "nno#n $rigin % !"$0.
I,. ETIOLOGI DEMAM
Demam ter&adi oleh karena perubahan pengaturan homeostatik suhu normal pada hipotalamus
yang dapat disebabkan antara lain oleh infeksi% 1aksin% agen biologis .faktor perangsang koloni
granulosit-makrofag% interferon dan interleukin0% &e&as &aringan .infark% emboli pulmonal% trauma%
suntikan intramuskular% luka bakar0% keganasan .leukemia% limfoma% hepatoma% penyakit
metastasis0% obat-obatan .demam obat% kokain% amfoterisin 0% gangguan imunologik-
reumatologik .lupus eritematosus sistemik% artritis reumatoid0% penyakit radang .penyakit radang
usus0% penyakit granulomatosis .sarkoidosis0% ganggguan endokrin .tirotoksikosis%
feokromositoma0% ganggguan metabolik .gout% uremia% penyakit fabry% hiperlipidemia tipe !0%
dan wu&ud-wu&ud yang belum diketahui atau kurang dimengerti .demam mediterania familial0.
,. PATOGENESIS DEMAM
9anpa memandang etiologinya% &alur akhir penyebab demam yang paling sering adalah
adanya pirogen% yang kemudian se$ara langsung mengubah set-point di hipotalamus%
menghasilkan pembentukan panas dan kon1ersi panas.
Pirogen adalah suatu Bat yang menyebabkan demam% terdapat 7 &enis pirogen yaitu pirogen
eksogen dan pirogen endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh seperti toksin% produk-
produk bakteri dan bakteri itu sendiri mempunyai kemampuan untuk merangsang pelepasan
pirogen endogen yang disebut dengan sitokin yang diantaranya yaitu interleukin-! ./L-!0% &umor
'ecrosis !actor .9N40% interferon ./N40% interleukin-# ./L-#0 dan interleukin-!! ./L-!!0.
2ebagian besar sitokin ini dihasilkan oleh makrofag yang merupakan akibat reaksi terhadap
pirogen eksogen. Dimana sitokin-sitokin ini merangsang hipotalamus untuk meningkatkan
sekresi prostaglandin% yang kemudian dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
+ambar !.7 Patogenesis Demam
5.1 Pi#$!e E's$!e
Pirogen eksogen biasanya merangsang demam dalam 7 &am setelah terpapar. Umumnya% pirogen
berinteraksi dengan sel fagosit% makrofag atau monosit% untuk merangsang sintesis interleukin-!
./L-!0. Mekanisme lain yang mungkin berperan sebagai pirogen eksogen% misalnya endotoksin%
beker&a langsung pada hipotalamus untuk mengubah pengatur suhu. 3adiasi% ra$un DD9 dan
ra$un kala&engking dapat pula menghasilkan demam dengan efek langsung terhadap
hipotalamus. eberapa bakteri memproduksi eksotoksin yang akan merangsang se$ara langsung
makrofag dan monosit untuk melepas /L-!. Mekanisme ini di&umpai pada scarlet fever dan toxin
shoc syndrome. Pirogen eksogen dapat berasal dari mikroba dan non-mikroba.
Pi#$!e Mi'#$bia)
+ambar !.) Efek Pirogen Mikrobial
5.1.1.1 Ba'*e#i G#am-e!a*i.
Pirogenitas bakteri +ram-negatif .misalnya (scherichia coli% 2almonela0 disebabkan adanya
heat-stable factor yaitu endotoksin% yaitu suatu pirogen eksogen yang pertama kali ditemukan.
*omponen aktif endotoksin berupa lapisan luar bakteri yaitu lipopolisakarida .LP20. Endotoksin
menyebabkan peningkatan suhu yang progresif tergantung dari dosis .dose-related0. Apabila
bakteri atau hasil peme$ahan bakteri terdapat dalam &aringan atau dalam darah% keduanya akan
difagositosis oleh leukosit% makrofag &aringan dan natural iller cell .') cell0. 2eluruh sel ini
selan&utnya men$erna hasil peme$ahan bakteri dan melepaskan interleukin-!% kemudian
interleukin-! tersebut men$apai hipotalamus sehingga segera menimbulkan demam. Endotoksin
&uga dapat mengaktifkan sistem komplemen dan aktifasi faktor hageman% seperti yang terdapat
pada gambar !.( dan gambar !.8
5.1.1.2 Ba'*e#i G#am-"$si*i.
Pirogen utama bakteri gram-positif .misalnya 2tafilokokus0 adalah peptidoglikan dinding sel.
akteri gram-positif mengeluarkan eksotoksin% dimana eksotoksin ini dapat menyebabkan
pelepasan daripada sitokin yang berasal dari &-helper dan makrofag yang dapat menginduksi
demam. Per unit berat% endotoksin lebih aktif daripada peptidoglikan. Hal ini menerangkan
perbedaan prognosis yang lebih buruk berhubungan dengan infeksi bakteri gram-negatif.
Mekanisme yang bertanggung &awab ter&adinya demam yang disebabkan infeksi pneumokokus
diduga proses imunologik. Penyakit yang melibatkan produksi eksotoksin oleh basil gram-positif
.misalnya difteri% tetanus% dan botulinum0 pada umumnya demam yang ditimbulkan tidak begitu
tinggi dibandingkan dengan gram-positif piogenik atau bakteri gram-negatif lainnya.
5.1.1.+ ,i#&s
9elah diketahui se$ara klinis bahwa 1irus dapat menyebabkan demam. Pada tahun !'8"%
dibuktikan adanya pirogen yang beredar dalam serum kelin$i yang mengalami demam setelah
disuntik 1irus influenBa. Mekanisme 1irus memproduksi demam antara lain dengan $ara
melakukan in1asi se$ara langsung ke dalam makrofag% reaksi imunologis ter&adi terhadap
komponen 1irus yang termasuk diantaranya yaitu pembentukan antibodi% induksi oleh interferon
dan nekrosis sel akibat 1irus.
5.1.1./ 0am&#
Produk &amur baik yang mati maupun yang hidup% memproduksi pirogen eksogen yang akan
merangsang ter&adinya demam. Demam pada umumnya timbul ketika produk &amur berada
dalam peredaran darah. Anak yang menderita penyakit keganasan .misalnya leukemia0 disertai
demam yang berhubungan dengan neutropenia sehingga mempunyai resiko tnggi untuk terserang
infeksi &amur in1asif.
Endotoksin
E
ndotoksin
Aktifasi
Makrofag
/L-!
C
Demam
9N4
C
Demam D
hipotensi
Nitri$ oEide
C
hipotensi
Akti1asi
komplemen
?)a
C
hipotensi D
oedem
?8a
C
kemotaksis
Aktifasi
4aktor hageman
?oagulation $as$ade
C
D/?
+ambar !.8 Efek endotoksin
5.1.2 Pi#$!e N$-Mi'#$bia)
5.1.2.1 Fa!$si*$sis
4agositosis antigen non-mikrobial kemungkinan sangat bertanggung &awab untuk ter&adinya
demam% seperti dalam proses transfusi darah dan anemia hemolitik imun .immune hemolytic
anemia0.
5.1.2.2 K$m")e's A*i!e-a*ib$%i
Demam yang disebabkan oleh reaksi hipersensitif dapat timbul baik sebagai akibat reaksi antigen
terhadap antibodi yang beredar% yang tersensitisasi .immune fever0 atau oleh antigen yang
terakti1asi sel-9 untuk memproduksi limfokin% dan kemudian akan merangsang monosit dan
makrofag untuk melepas interleukin-! ./L-!0. ?ontoh demam yang disebabkan oleh
immunologically mediated diantaranya lupus eritematosus sistemik .2LE0 dan reaksi obat yang
berat. Demam yang berhubungan dengan hipersensitif terhadap penisilin lebih mungkin
disebabkan oleh akibat interaksi kompleks antigen-antibodi dengan leukosit dibandingkan
dengan pelepasan /L-!.
5.1.2.+ S*e#$i%
2teroid tertentu bersifat pirogenik bagi manusia. (thiocholanolon dan metabolik androgen
diketahui sebagai perangsang pelepasan interleukin-! ./L-!0. (thiocholanolon dapat
menyebabkan demam hanya bila disuntikan se$ara intramuskular ./M0% maka diduga demam
tersebut disebabkan oleh pelepasan interleukin-! ./L-!0 oleh &aringan subkutis pada tempat
suntikan. 2teroid ini diduga bertanggung &awab terhadap ter&adinya demam pada pasien dengan
sindrom adrogenital dan demam yang tidak diketahui sebabnya .fever of unno#n origin %
!"$0.
5.1.2./ Sis*em M$$si*-Ma'#$.a!
2el mononuklear bertanggung &awab terhadap produksi interleukin-! ./L-!0 dan ter&adinya
demam. +ranulosit polimorfonuklear tidak lagi diduga sebagai penanggung &awab dalam
memproduksi interleukin-! ./L-!0 oleh karena demam dapat timbul dalam keadaan
agranulositosis. 2el mononuklear selain merupakan monosit yang beredar dalam darah perifer
&uga tersebar di dalam organ seperti paru .makrofag al1eolar0% nodus limfatik% plasenta% rongga
peritoneum dan &aringan subkutan. Monosit dan makrofag berasal dari granulocyte-monocyte
colony-forming unit .+M-?4U0 dalam sumsum tulang% kemudian memasuki peredaran darah
untuk tinggal selama beberapa hari sebagai monosit yang beredar atau bermigrasi ke &aringan
yang akan berubah fungsi dan morfologi men&adi makrofag yang berumur beberapa bulan. 2el-
sel ini berperan penting dalam pertahanan tubuh termasuk diantaranya merusak dan
mengeliminasi mikroba% mengenal antigen dan mempresentasikannya untuk menempel pada
limfosit% akti1asi limfosit-9 dan destruksi sel tumor .9abel !.!0. *eadaan yang berhubungan
dengan perubahan fungsi sistem monosit-makrofag diantaranya bayi baru lahir% kortikosteroid
dan terapi imunosupresif lain% lupus eritematosus sistemik .2LE0% sindrom ,iskott-Aldri$h dan
penyakit granulomatosus kronik. Dua produk utama monosit-makrofag adalah interleukin-! ./L-
!0 dan &umor necroting factor .9N40.
5.2 Pi#$!e E%$!e
5.2.1 I*e#)e&'i-1 1IL-12
/nterleukin-! ./L-!0 disimpan dalam bentuk inaktif dalam sitoplasma sel sekretori% dengan
bantuan enBim diubah men&adi bentuk aktif sebelum dilepas melalui membran sel kedalam
sirkulasi. /nterleukin-! ./L-!0 dianggap sebagai hormon oleh karena mempengaruhi organ-organ
yang &auh. Penghan$uran interleukin-! ./L-!0 terutama dilakukan di gin&al.
/nterleukin-! ./L-!0 terdiri atas ) struktur polipeptida yang saling berhubungan% yaitu 7 agonis
./L-!F dan /L-!G0 dan sebuah antagonis ./L-! reseptor antagonis0. 3eseptor antagonis /L-! ini
berkompetisi dengan /L-!F dan /L-!G untuk berikatan dengan reseptor /L-!. :umlah relatif /L-!
dan reseptor antagonis /L-! dalam suatu keadaan sakit akan mempengaruhi reaksi inflamasi
men&adi aktif atau ditekan. 2elain makrofag sebagai sumber utama produksi /L-!% sel kupfer di
hati% keratinosit% sel langerhans pankreas serta astrosit &uga memproduksi /L-!. Pada &aringan
otak% produksi /L-! oleh astrosit diduga berperan dalam respon imun dalam susunan saraf pusat
.22P0 dan demam sekunder terhadap perdarahan 22P.
4agositosis Antigen Mikrobial dan Non-mikrobial
Memproses dan mempresentasikanPeran utama mekanisme pertahanan sebelum antigen
antigen dipresentasikan pada sel-9
Akti1asi sel-9 2el-9 men&adi aktif hanya setelah kontak antigen pada
permukaan monosit-makrofag
9umorisidal Umumnya disebabkan oleh 9N4
2ekresi dari 5
/nterferon F dan G Mempengaruhi respon imun% anti 1irus% anti proliferatif
/L-! Efek primer pada hipotalamus untuk mengindusi demam%
akti1asi sel-9 dan produksi antibodi oleh sel-
/L-# /nduksi demam dan hepati$ a$ute phase proteins% akti1asi
sel- dan stem $ell% resistensi non spesifik pada infeksi
/L-" Akti1asi neutrofil dan sintesis /gE
/L-!! Efek pada sel limfopoetik dan mieloidHeritroid% perangsangan
sekresi 9-$ell dependent -$ell
9umor ne$rosis fa$tor Akti1asi selular% akti1asi anti tumor
Prostaglandin eraksi sebagai supresi imun% mengurangi /L-!
LisoBim Iat penting bagi proses peradangan
9abel !.! 4ungsi utama sistem Monosit-Makrofag
/nterleukin-! mempunyai banyak fungsi% fungsi primernya yaitu menginduksi demam pada
hipotalamus untuk menaikkan suhu. Peran /L-! diperlukan untuk proliferasi sel-9 serta akti1asi
sel-% maka sebelumnya /L-! dikenal sebagai lymphocyte activating factor .LA40 dan B-cell
activating factor .A40. /nterleukin-! merangsang beberapa protein tertentu di hati% seperti
protein fase akut misalnya fibrinogen% haptoglobin% seruloplasmin dan ?3P% sedangkan sintesis
albumin dan transferin menurun. 2e$ara karakteristik akan terlihat penurunan konsentrasi Bat
besi .4e0 serta seng .In0 dan peningkatan konsentrasi tembaga .?u0. *eadaan hipoferimia ter&adi
sebagai akibat penurunan asimilasi Bat besi pada usus dan peningkatan $adangan Bat besi dalam
hati. Perubahan ini mempengaruhi daya tahan tubuh hospes oleh karena menurunkan daya serang
mikroorganisme dengan mengurangi nutrisi esensialnya% seperti Bat besi dan seng. Dapat timbul
leukositosis% peningkatan kortisol dan la&u endap darah.
4ungsi
Utama /nterleukin-!
/nduksi demam 2timulasi Prostaglandin-E7 .P+E-70
Akti1asi sel-9 dan sel- 3eaksi fase akut
3espon inflamasi Proteolisis otot
2upresi nafsu makan Absorpsi tulang
2timulasi *olagenase 3asa kantukHtidur
9abel !.7 4ungsi Utama /nterleukin-!
5.2.2 Tumor Necrosis Factor 1TNF2
&umor necrosis factor ditemukan pada tahun !'#". 2itokin ini selain dihasilkan oleh monosit dan
makrofag% limfosit% natural iller cells .sel N*0% sel kupffer &uga oleh astrosit otak% sebagai
respon tubuh terhadap rangsang atau luka yang in1asif. 2itokin dalam &umlah yang sedikit
mempunyai efek biologik yang menguntungkan. erbeda dengan /L-! yang mempunyai akti1itas
anti tumor yang rendah% 9N4 mempunyai efek langsung terhadap sel tumor. /a mengubah
pertahanan tubuh terhadap infeksi dan merangsang pemulihan &aringan men&adi normal%
termasuk penyembuhan luka. &umor necrosis factor &uga mempunyai efek untuk merangsang
produksi /L-!% menambah akti1itas kemotaksis makrofag dan neutrofil serta meningkatkan
fagositosis dan sitotoksik.
Meskipun 9N4 mempunyai efek biologis yang serupa dengan /L-!% 9N4 tidak mempunyai efek
langsung pada akti1asi stem cell dan limfosit. 2eperti /L-!% 9N4 dianggap sebagai pirogen
endogen oleh karena efeknya pada hipotalamus dalam menginduksi demam. &umor necrosis
factor identik dengan cachectin% yang menghambat akti1itas lipase lipoprotein dan menyebabkan
hipertrigliseridemia serta cachexia% petanda adanya hubungan dengan infeksi kronik. 9ingginya
kadar 9N4 dalam serum mempunyai hubungan dengan akti1itas atau prognosis berbagai
penyakit infeksi% seperti meningitis bakterialis% leismaniasis% infeksi 1irus H/<% malaria dan
penyakit peradangan usus. &umor necrosis factor &uga diduga berperan dalam kelainan klinis
lain% seperti artritis reumatoid% autoimmune disease% dan graft-versus-host disease.
5.2.+ Lim.$si* 3a! Te#a'*i4asi
Dalam sistem imun% limfosit merupakan sel antigen spesifik dan terdiri atas 7 &enis yaitu sel-
yang bertanggung &awab terhadap produksi antibodi dan sel-9 yang mengatur sintesis antibodi
dan se$ara tidak langsung berfungsi sebagai sitotoksik% serta memproduksi respon inflamasi
hipersensiti1it tipe lambat. /nterleukin-! berperan penting dalam akti1asi limfosit .dahulu disebut
sebagai LA40. 2el limfosit hanya mengenal antigen dan men&adi aktif setelah antigen diproses
dan dipresentasikan kepadanya oleh makrofag. Efek stimulasi /L-! pada hipotalamus .seperti
pirogen endogen menginduksi demam0 dan pada limfosit-9 .sebagai LA40 merupakan bukti kuat
dari manfaat demam. 2ebagai &awaban stimulasi /L-!% limfosit-9 menghasilkan berbagai Bat
seperti yang terdapat dalam tabel !.7
5.2./ I*e#.e#$
/nterferon dikenal oleh karena kemampuan untuk menekan replikasi 1irus di dalam sel yang
terinfeksi. erbeda dengan /L-! dan 9N4% interferon diproduksi oleh limfosit-9 yang terakti1asi.
9erdapat ) &enis molekul yang berbeda dalam akti1itas biologik dan urutan asam aminonya% yaitu
interferon-F ./N4 alfa0% interferon-G ./N4 beta0 dan interferon-gama ./9N4 gama0. /nterferon alfa
dan beta diproduksi oleh hampir semua sel .seperti leukosit% fibroblas dan makrofag0 sebagai
respon terhadap infeksi 1irus% sedangkan sintesis interferon gama dibatasi oleh limfosit-9. Meski
fungsi sel limfosit-9 pada neonatus normal sama efektifnya dengan dewasa% namun interferon
.khususnya interferon gama0 fungsinya belum memadai% sehingga diduga menyababkan makin
beratnya infeksi 1irus pada bayi baru lahir.
/nterferon gama dikenal sebagai penginduksi makrofag yang poten dan menstimulasi sel- untuk
meningkatkan produksi antibodi. 4ungsi interferon gama sebagai pirogen endogen dapat se$ara
tidak langsung merangsang makrofag untuk melepaskan interleukin-! .macrophage-activating
factor0 atau se$ara langsung pada pusat pengatur suhu di hipotalamus. /nterferon mungkin
mempengaruhi akti1itas anti1irus dan sitolitik 9N4% serta meningkatkan efisiensi natural iller
cell. Akti1itas anti1irus disebabkan penyesuaian dari sistem interferon dengan berbagai &alur
biokimia yang mempunyai efek anti 1irus dan beraksi pada berbagai fase siklus replekasi 1irus.
/nterferon &uga memperlihatkan akti1itas antitumor baik se$ara langsung dengan $ara men$egah
pembelahan sel melalui peman&angan &alur siklus multiplikasi sel atau se$ara tidak langsung
dengan mengubah respon imun. Akti1itas anti1irus dan antitumor interferon terpengaruhi oleh
meningkatnya suhu. /nterleukin-( ./L-(0% yang menginduksi sintesis imunoglobulin /gE dan
/g+( oleh sel polimorfonuklear% tonsil atau sel limpa dari manusia sehat dan pasien alergi%
dihalangi oleh interferon gama dan interferon alfa% berarti limfokin ini beraksi sebagai antagonis
/L-(.
/nterferon melalui kemampuan biologiknya% dapat digunakan sebagai obat pada berbagai
penyakit. /nterferon alfa semakin sering dipakai dalam pengobatan berbagai infeksi 1irus% seperti
hepatitis % ? dan delta. Efek toksik preparat interferon diantaranya demam% rasa dingin% nyeri
sendi% nyeri otot% nyeri kepala yang berat% somnolen dan muntah. Demam dapat mun$ul pada
separuh pasien yang mendapat interferon% dan dapat men$apai (@>?. Efek samping ini dapat
diatasi dengan pemberian parasetamol dan prednisolon. Efek samping berat diantaranya gagal
hati% gagal &antung% neuropati dan pansitopenia.
5.2.5 I*e#)e&'i-2 1IL-22
/nterleukin-7 merupakan limfokin penting kedua .setelah interferon0 yang dilepas oleh limfosit-9
yang teraki1asi sebagai respons stimulasi /L-!. /nterleukin-7 mempunyai efek penting pada
pertumbuhan dan fungsi sel-9% 'atural iller cell .sel N*0 dan sel-. 9elah dilaporkan adanya
kasus defisiensi imun kongenital berat disertai dengan defek spesifik dari produksi /L-7.
/nterleukin-7 memperlihatkan efek sitotoksik antitumor .terhadap melanoma gin&al% usus besar
dan paru0 sebagai hasil akti1asi spesifik dari natural iller cell .lymphoine-activated iller cell
atau LA*0% yang memiliki akti1itas sototoksik terhadap proliferasi sel tumor. U&i klinis dengan
/L-7 sedang dilakukan saat ini pada tumor tertentu pada anak. 3espon neuroblastoma tampak
$ukup baik terhadap terapi imun dengan /L-7. 2ayangnya% terapi imun dengan /L-7 dapat
menyebabkan defek kemotaksis neutrofil yang re1ersibel% diikuti peningkatan kerentanan
terhadap infeksi pada pasien yang menerimanya. Efek samping lainnya diantaranya lemah badan%
demam% anoreksia dan nyeri otot. +e&ala ini dapat dikontrol dengan parasetamol. /nterleukin-7
menstimulasi pelepasan sitokin lain% seperti /L-!% 9N4 dan /N4 alfa% yang akan menginduksi
akti1itas sel endotel% mendahului bo$ornya pembuluh darah% sehingga dapat menyebabkan
oedem paru dan resistensi $airan yang hebat. Penyakit yang berhubungan dengan defisiensi /L-7
diantaranya 2LE .Systemic *upus (rytematosus0% diabetes melitus .DM0% luka bakar dan
beberapa bentuk keganasan.
5.2.5 Granulocyte-macrophage colony-stimulating factor 1GM-6SF2
Dari empat hemopoetic colony-stimulating factor yang berpotensi tinggi menguntungkan adalah
eritropoetin% granulocyte colony-stimulating factor .+-?240% dan macrophage colony-
stimulating factor .M-?240. +ranulocyte-macrophage colony-stimulating factor .+M-?240
adalah limfokin lain yang diproduksi terutama oleh limfosit% meskipun makrofag dan sel mast
&uga mempunyai kemampuan untuk memproduksinya. 4ungsi utama +M-?24 adalah
menstimulasi sel progenitor hemopoetik untuk berproliferasi dan berdeferensiasi men&adi
granulosit dan makrofag serta mengatur kematangan fungsinya. Penggunaan dalam pengobatan
diantaranya digunakan untuk pengobatan mielodisplasia% anemia aplastik dan efek mielotoksik
pada pengobatan keganasan serta transplantasi. Pemberian +M-?24 dapat disertai dengan
ter&adinya demam% yang dapat dihambat dengan pemberian obat anti inflamasi non steroid .'on
Steriod ,nti -nflamation .rug J N2A/D0 seperti ibuprofen.
,I. KESIMPULAN
Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal% yaitu diatas )=%7>? .''%8>40 sebagai
akibat peningkatan pusat pengatur suhu di area preoptik hipotalamus anterior yang
dipengaruhi oleh interleukin-! ./L-!0. Demam ter&adi bila berbagai proses infeksi dan
noninfeksi berinteraksi dengan mekanisme pertahanan hospes. Dimana mekanisme tersebut
menyebabkan perubahan pengaturan homeostatik suhu normal pada hipotalamus yang dapat
disebabkan antara lain oleh infeksi% 1aksin% agen biologis% &e&as &aringan% keganasan% obat-
obatan% gangguan imunologik-reumatologik% penyakit peradangan% penyakit granulomatosis%
ganggguan endokrin% ganggguan metabolik% dan bentuk-bentuk yang belum diketahui atau
kurang dimengerti.
:alur akhir penyebab demam yang paling sering adalah adanya pirogen% yang kemudian
se$ara langsung mengubah set-point di hipotalamus% menghasilkan pembentukan panas dan
kon1ersi panas. Pirogen adalah suatu Bat yang menyebabkan demam% terdapat 7 &enis pirogen
yaitu pirogen eksogen dan pirogen endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh yaitu
pirogen mikrobial dan pirogen non-mikrobial. Pirogen mikrobial diantaranya seperti bakteri
gram positif% bakteri gram negatif% 1irus maupun &amur6 sedangkan pirogen non-mikrobial antara
lain proses fagositosis% kompleks antigen-antibodi% steroid dan sistem monosit-makrofag6 yang
keseluruhannya tersebut mempunyai kemampuan untuk merangsang pelepasan pirogen endogen
yang disebut dengan sitokin yang diantaranya yaitu interleukin-! ./L-!0% &umor 'ecrosis !actor
.9N40% limfosit yang terakti1asi% interferon ./N40% interleukin-7 ./L-70 dan +ranulocyte-
macrophage colony-stimulating factor .+M-?240. 2ebagian besar sitokin ini dihasilkan oleh
makrofag yang merupakan akibat reaksi terhadap pirogen eksogen. Dimana sitokin-sitokin ini
merangsang hipotalamus untuk meningkatkan sekresi prostaglandin% yang kemudian dapat
menyebabkan peningkatan suhu tubuh.

Anda mungkin juga menyukai