Anda di halaman 1dari 8

1

1. Mampu menjelaskan cara identifikasi masalah kesehatan.


2. Mampu menjelaskan macam-macam pendekatan masalah kesehatan.
3. Mampu menjelaskan pendekatan masalah kesehatan yang sesuai skenario.

1. Identifikasi Masalah Kesehatan
Dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu perencanaan program kesehatan diperlukan
proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana yang menyeluruh (komprehensif dan
holistik). Langkah-langkah perencanaan yang dilakukan adalah analisis situasi, identifikasi masalah dan
menetapkan prioritas, menetapkan tujuan, melakukan analisis untuk memilih alternatif kegiatan terbaik,
dan menyusun rencana operasional.
Masalah dalam perencanaan kesehatan tidak terbatas pada masalah gangguan kesehatan saja,
akan tetapi meliputi semua faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk (lingkungan, perilaku,
kependudukan, dan pelayan kesehatan). Menurut definisi, masalah adalah terdapatnya kesenjangan
antara harapan dan kenyataan. Oleh sebab itu, cara perumusan masalah yang baik adalah kalau
perumusan masalah tersebut jelas menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut dikemukakan
secara kualitatif dan dapat pula secara kuantitatif.
Identifikasi dan dan prioritas masalah kesehatan merupakan bagian dari proses perencanaan
harus dilaksanakan dengan baik dan melibatkan seluruh unsur terkait, termasuk masyarakat. Sehingga
masalah yang ditetapkan untuk ditanggulangi betul-betul merupakan masalah dari masyarakat, sehingga
dalam pelaksanaan kegiatan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada, masyarakat dapat
berperan aktif didalamnya.
Perencanaan pada hakikatnya adalah suatu bentuk rancangan pemecahan masalah. Oleh sebab
itu langkah awal dalam perencanaan kesehatan adalah mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan.
Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dari berbagai cara antara lain :
a. Laporan-laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang ada
b. Surveilans epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit
c. Survey kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan kesehatan
d. Hasil kunjungan lapangan supervisi.
Dalam menemukan masalah kesehatan diperlukan ukuran-ukuran. Ukuran-ukuran yang paling
lazim dipakai adalah angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas). Masalah kesehatan
harus diukur karena terbatasnya sumber daya yang tersedia sehingga sumber daya yang ada betul-betul
dipergunakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang penting dan memang bisa diatasi.
Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, yakni:
1) Pendekatan Logis
Secara logis, identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan mengukur mortalitas, morbiditas dan
cacat yang timbul dari penyakit-penyakit yang ada dalam masyarakat.

2) Pendekatan Pragmatis
Pada umumnya setiap orang ingin bebas dari rasa sakit dan rasa tidak aman yang ditimbulkan
penyakit/kecelakaan. Dengan demikian ukuran pragmatis suatu masalah gangguan kesehatan adalah
gambaran upaya masyarakat untuk memperoleh pengobatan, misalnya jumlah orang yang datang
berobat ke suatu fasilitas kesehatan.

3) Pendekatan Politis
2

Dalam pendekatan ini, masalah kesehatan diukur atas dasar pendapat orang-orang penting dalam
suatu masyarakat (pemerintah atau tokoh-tokoh masyarakat).

2. Macam-macam Pendekatan Masalah Kesehatan

A. Pendekatan Bloom
Paradigma hidup sehat H. L Bloom menjelaskan 4 faktor utama yang dapat mempengaruhi
derajat kesehatan individu /masyarakat. Keempat factor tersebut merupakan factor determinan
(penentu) timbulnya masalah kesehatan pada seorang individu atau kelompok masyarakat.











Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku individu atau kelompok masyarakat, faktor
lingkungan (sosial ekonomi, politik, fisik), faktor pelayanan kesehatan (jenis, cakupan dan
kualitasnya) dan faktor genetic (keturunan). Keempat faktor tersebut berinterakis secara dinamis
yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan kelompok masyarakat. Diantara
keempat faktor tersebut, factor perilaku manusia merupakan factor determinan yang paling besar
dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan.

Faktor genetik
Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau masyarakat .
Pengaruhnya pada status kesehatan perorangan terjadi secara evolutif dan paling sukar dideteksi.
Faktor genetic perlu mendapat perhatian di bidang pencegahan penyakit. Misalnya : seorang
anak lahir dari orang tua penderita DM akan mempunyai resiko lebih tinggi dibandingkan anak
yang lahir bukan dari penderita DM. Untuk upaya pencegahan , anak yang lahir dari penderita
DM harus diberi tahu dan selalu mewaspadai factor genetic yang diturunkan dari orangtuanya.
Oleh karenanya ia harus selalu mengatur dietnya, teratur berolah raga dan upaya pencegahan
lainnya sehingga tidak ada peluang factor genetiknya berkembang menjadi factor resiko
terjadinya DM pada dirinya.Jadi dapat diumpamakan , genetic adalah peluru (bullet) tubuh
manusia adalah pistol (senjata), dan lingkungan/perilaku manusia adalah pelatuknya (trigger)

Faktor pelayanan kesehatan
Ketersediaannya sarana pelayanan, tenaga kesehatan, dn pelayanan kesehatan yang berkualitas
akan berpengaruh pada derajat kesehatan masyarakat. Pengetahuan dan ketrampilan petugas
kesehatan yang diimbangi dengan kelengkapn saran dan prasarana serta dana akan menjamin
kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan seperti ini akan mampu mengurangi atau mengatasi
masalah kesehatan yang berkembang di suatu wilayah atau kelompok masyarakat.

Genetik
Lingkun
gan
Masalah
kesehatan
Perilaku
Masyarakat
Pelayana
n
3

Faktor perilaku masyarakat.
Faktor ini terutama di Negara berkembang paling besar pengaruhnya terhadap munulnya
gangguan kesehatan atau masalah kesehatan di masyarakat. Tersedianya jasa pelayanan
kesehatan (health service) tanpa disertai perubahan perilaku (peran serta) masyarakat akan
mengakibatkan masalah kesehatan tetap potensial berkembang di masyarakat.
Faktor lingkungan.
Lingkungan yang terkendali, akibat sikap hidup dan perilaku masyarakat yang baik akan dapat
menekan berkembangnya masalah kesehatan. Untuk menganalisis program kesehatan di
lapangan H.L Blum dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan masalah
sesuai dengan factor-faktor yang berpengaruh pada status kesehatan masyarakat

B. Pendekatan Wheel










Merupakan pendekatan lain untuk menjelaskan hubungan antara manusia dan lingkungan. Roda
terdiri daripada satu pusat (pejamu atau manusia) yang memiliki susunan genetik sebagai intinya.
Disekitar pejamu terdapat lingkungan yang dibagi secara skematis ke dalam 3 sektor yaitu
lingkungan biologi, sosial dan fisik. Besarnya komponen-kompenen dari roda tergantung kepada
masalah penyakit tertentu yang menjadi perhatian kita. Untuk penyakit-peyakit bawaan (herediter)
inti genetik relatif lebih besar. Untuk kondisi tertentu seperti campak, inti genetik relatif kurang
penting oleh karena keadaan kekebalan dan sektor biologi lingkungan yang paling berperanan.
Pada model roda, mendorong pemisahan perincian faktor pejamu dan lingkungan, yaitu suatu
perbedaan yang berguna untuk analisa epidemiologi.
Unsur Penyebab (agent), terdiri daripada:
Unsur penyebab biologis
Unsur penyebab nutrisi
Unsur penyebab kimiawi
Unsur penyebab fisika
Unsur penyebab psikis
Unsur Pejamu (host)
Manusia sebagai makhluk biologis, mempunyai sifat biologis: umur, jenis kelamin, ras,
keturunan, bentuk anatomis tubuh, fungsi fisiologis, keadaan imunitas, status gizi, status kesehatan
secara umum.
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai: adat, kebiasaan, agama, hubungan keluarga,
hubungan masyarakat, kebiasaan hidup
Unsur Lingkungan (Environment)
4

Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan proses terjadinya
interaksi antara pejamu dan agent dlaam proses terjadinya penyakit, secara garis besar, unsur
lingkungan dapat dibagi 3:
1. Lingkungan Biologis : Segala flora dan fauna yang ada disekitar manusia, yaitu:
microorganisme yang patogen dan yang tidak patogen, berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat
mempengaruhi kehidupan manusia, fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit
tertentu terutama penyakit menular.
2. Lingkungan Fisik : Udara, keadaan cuaca, geografis dan geologis, air, unsur kimiawi lainnya,
radiasi.
3. Lingkungan Sosial : Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem
organisasi, serta institusi/ peraturan yang berlaku, pekerjaan, urbanisasi, bencana alam,
perkembangan ekonomi.

Sama seperti model jaring jaring penyebab, model roda memberikan penekanan akan perlunya
mengidentifikasi faktor etiologis multiplle suatu penyakit tanpa menitik beratkan pada agen
penyakit. Contoh : binatang yang menjadi pembawa (reservoir) virus rabies lebih diperhatikan
daripada virus rabies itu sendiri. Model roda memberikan batasan yang jelas faktor penjamu dengan
faktor lingkungan, batasan ini tidak terlalu jelas dalam model jaring- jaring penyebab kesehatan
lainnya.

C. Pendekatan Segitiga Epidemiologi
Model segitiga epidemiologi menggambarkan kejadian suatu penyakit yang ditentukan oleh tiga
faktor utama yaitu host, agent, dan environment.
Host atau pejamu adalah manusia yang mudah terkena atau rentan (susceptible) terhadap suatu
bibit penyakit (virus, bakteri, parasit, jamur, dsb) yang dapat menyebabkan ia sakit. Contoh :
Penyakit campak mempunyai kecenderungan untuk menyerang anak-anak, khususnya anak
dibawah umur lima tahun. Kekebalan terhadap campak memang sudah dibawa sejak lahir, tetapi
mulai menurun sejak usia 9 bulan. Kondisi ini menyababkan bayi sebelum berumur 9 bulan
perlu diberikan imunisasi untuk lebih meningkatkan kekebalan tubuhnya terhadap virus campak.
Agent adalah faktor yang menjadi bibit penyakit yang menjadi penyebab suatu penyakit.
Penyebab penyakit ada yang bersifat biologis, fisik, kimia, dan sosiopsikologis.
Contoh :
Yang bersifat biologis : kuman mikrobakterium tuberkulosa menyebabkan penyakit TBC
paru-paru. HIV menjadi penyebab AIDS.
Yang bersifat fisik : sinar ultra violet dapat meningkatkan resiko host terkena tumor kulit.
Yang bersifat kimia : nikotin dalam rokok menyebabkan kanker paru-paru.
Yang bersifat sosio-psikologis : suasana kerja sehari-hari yang selalu menegangkan akan
berpengaruh pada kesehatan jiwa karyawan.
Environment atau lingkungan adalah situasi atau kondisi di luar host atau agent yang
memudahkan interkasi antara keduanya. Faktor ini juga dapat menjadi resiko timbulnya
gangguan penyakit pada host karena lingkungan memberikan peluang agent untuk berkembang
(breeding). Lingkungan dapat dibedakan menjadi lingkungan biologis, fisik, kimia, dan sosial
ekonomi.
Contoh :
5

Lingkungan biologi : di suatu wilayah (lagoon) akan memudahkan nyamuk anopheles
berkembang. Lingkungan seperti ini akan memudahkan terjadinya penularan penyalit
malaria.
Lingkungan kimia : lysol yang dipakai membersihkan kotoran penderita Cholera akan
melemahkan kuman vibrio cholera sehingga penularannya dapat dibatasi.
Lingkungan sosial : situasi rumah yang padat hunian (banyak anggota keluarga) akan
memudahkan penularan penyakit scabies di antara penghuninya.
Lingkungan fisik : sinar ultra violet akan memudahkan timbulnya kanker kulit.
Untuk menggambarkan interaksi antara faktor-faktor egen, pejamu dan lingkungan, John Gordon
menganalogikan sebagai timbangan pengumpil (pengungkit) dengan lingkungan sebagai titik
tumpunya.
Pada dasarnya selalu terjadi hubungan dan pengaruh timbal balik antara faktor-faktor pejamu,
agen dan lingkungan, yang berusaha mencapai suatu keadaan keseimbangan. Perubahan dari
keseimbangan dapat dilihat dari contoh-contoh berikut ini.

Gambar segitiga epidemologi :

1.

Keterangan :
A: Agent
H: Host
E: Environment

Timbangan tersebut menggambarkan tercapainya keseimbangan, sehingga baik agent maupun
host tidak ada yang dirugikan dan pada keadaan ini tedapat suasana hidup berdampingan secara
damai antara agent dan host.

2.








Keadaan tersebut menggambarkan peningkatan dari kemampuan agent untuk menginfeksi serta
menimbulkan penyakit pada manusia.

3.




E
A H
E
H
A
E
A
H
6

Keadaan tersebut menggambarkan peningkatan peningkatan proporsi kerentanan dari populasi
manusia, misalnya karena menurunnya imunitas dari host itu sendiri. Misalnnya pada saat musim
pancaroba, seringkali imunitas manusia itu menurun sehingga lebih rentan terserang berbagai
penyakit. Sehingga walaupun jumlah agent normal namun dapat pula terjadi penyakit bila imunitas
host sendiri mengalami penurunan.

4.








Perubahan lingkungan dapat pula menyebabkan pergeseran titik tumpu ke arah host sehingga
menggambarkan bahwa perubahan lingkungan tersebut merangsang penyebaran agen yang
menyebabkan peningkatan kemampuan agen untuk menginfeksi. Misalnya pada suatu desa tertentu
pada awalnya memiliki sumber air yang bersih, tetapi kemudian terjadi banjir yang membawa
berbagai macam mikroorganisme penyebab penyakit sehingga mengkontaminasi air minum di desa
tersebut, maka terjangkitlah wabah penyakit pada desa tersebut oleh karena air minum yang sudah
terkontaminasi.


5.








Disamping itu, perubahan lingkungan dapat pula menyebabkan perubahan kerentanan pejamu
(host), sehingga terjadi pergeseran titik tumpu ke arah agent. Keadaan ini terjadi misalnya pada
perkembangan daerah industri yang pesat menyebabkan konsentrasi zat-zat pencemar di udara
meningkatkan kerentanan (memudahkan terserang penyakit) pada manusia, terutama infeksi saluran
pernafasan.

D. Pendekatan Jaring-jaring Sebab Akibat
Merupakan salah satu dari 3 konsep dasar epidemiologi (segitiga epidemiologi, jaring-jaring
sebab akibat, roda) yang memberikan gambaran tentang hubungan sebab akibat yang berperan
dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
Pada model jaring-jaring sebab akibat terdapat berbagai macam sebab; sesuatu penyakit tidak
bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses
sebab dan akibat.
E
H
A
E
A
H
7

Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah keseimbangan antara
mereka, yang berakibat bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan. Dengan
demikian timbulnya penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan cara memotong rantai pada
berbagai titik.
Dengan model jaringan sebab akibat hendaknya ditunjukkan bahwa pengetahuan yang lengkap
mengenai mekanisme-mekanisme terjadinya penyakit tidaklah diperuntukkan bagi usaha-usaha
pemberantasan yang efektif. Oleh karena banyaknya interaksi-interaksi ekologis maka seringkali
kita dapat mengubah penyebaran penyakit dengan mengubah aspek-aspek tertentu dari interaksi
manusia dengan lingkungan hidupnya tanpa intervensi langsung pada penyebab penyakit.
Kekurangan dari model ini, peneliti tidak dapat mengidentifikasi / sulit menentukan penyebab
utama. Namun dapat dilakukan pencegahan dari berbagai arah. Sedangkan, kelebihan dari model ini,
peneliti dapat mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berperan dalam
timbulnya suatu penyakit / masalah kesehatan lainnya.
3. Pendekatan Masalah yang Sesuai dengan Skenario
Pendekatan yang sesuai untuk skenario adalah pendekatan H.L.Blum. Dikemukakan ada 4
faktor yang berperan, seperti halnya dengan konsep kedua, tetapi disini lebih diperjelas besarnya
peranan masing-masing faktor. Secara berurut, makin besar, keempat faktor itu adalah :
1) Faktor lingkungan
2) Faktor hereditas
3) Faktor pelayanan kesehatan
4) Faktor perilaku masyarakat (Gaya hidup)

Di dalam skenario terdapat adanya 4 faktor yang berperan tersebut, antara lain :
1) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang berperan disini adalah lingkungan sosial ekonomi, ditemukan bahwa tingkat
ekonomi masyarakat tergolong menengah ke atas, hal ini menjadi faktor pendukung dari kebiasaan
mengkonsumsi makanan cepat saji yang dilakukan oleh masyarakat.
2) Faktor hereditas
Dokter gigi sering menemukan pasien dengan tingkat karies yang tinggi, bahkan pada usia remaja
banyak pasien sudah kehilangan gigi cukup banyak. Hal ini menunjukkan adanya faktor hereditas
yang berperan, yaitu gigi yang rentan terhadap karies.
3) Faktor pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan telah memadai, namun mungkin kurang adanya promosi dari pihak puskesmas
serta tidak adanya waktu dari masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut,
ditambah lagi dengan tingkat kesadaran masyarakat yang rendah terhadap pentingnya menjaga
kesehatan terutama kesehatan gigi dan mulut.
5) Faktor perilaku masyarakat (Gaya hidup)
Ditemukan gaya hidup masyarakat yang cenderung menyukai makanan yang siap saji, yang banyak
mengandung karbohidrat. Dan hal inilah juga yang menjadi faktor pemicu timbulnya karies.
KESIMPULAN

1. Identifikasi masalah kesehatan dapat diperoleh dari :
a. Laporan-laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang ada
b. Surveilans epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit
8

c. Survey kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan kesehatan
d. Hasil kunjungan lapangan supervisi.
Ada tiga cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, yakni pendekatan logis,
pendekatan pragmatis dan pendekatan politis.
Pendekatan identifikasi masalah kesehatan yang cocok untuk skenario adalah pendekatan logis karena secara
logis, identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan mengukur mortalitas, morbiditas dan cacat yang timbul
dari penyakit-penyakit yang ada dalam masyarakat. Pada skenario, dokter gigi mengukur karies gigi.

2. Macam-macam pendekatan masalah kesehatan, yakni :
a. Pendekatan Bloom
H. L Bloom menjelaskan 4 faktor utama yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan individu /masyarakat.
Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku individu atau kelompok masyarakat, faktor lingkungan
(sosial ekonomi, politik, fisik), faktor pelayanan kesehatan (jenis, cakupan dan kualitasnya) dan faktor
genetic (keturunan).
b. Pendekatan Wheel
Merupakan pendekatan lain untuk menjelaskan hubungan antara manusia dan lingkungan. Roda terdiri
daripada satu pusat (pejamu atau manusia) yang memiliki susunan genetik sebagai intinya. Disekitar pejamu
terdapat lingkungan yang dibagi secara skematis ke dalam 3 sektor yaitu lingkungan biologi, sosial dan fisik.
c. Pendekatan Segitiga Epidemiologi
Model segitiga epidemiologi menggambarkan kejadian suatu penyakit yang ditentukan oleh tiga faktor utama
yaitu host, agent, dan environment.
d. Pendekatan Jaring-jaring Sebab-Akibat
Merupakan salah satu dari 3 konsep dasar epidemiologi (segitiga epidemiologi, jaring-jaring sebab akibat,
roda) yang memberikan gambaran tentang hubungan sebab akibat yang berperan dalam terjadinya penyakit
dan masalah kesehatan lainnya.

3. Pendekatan yang sesuai untuk skenario adalah pendekatan H.L.Blum. Dimana dikemukakan ada 4 faktor yang
berperan, yakni :
a. Faktor lingkungan
Lingkungan sosial ekonomi tingkat ekonomi masyarakat menengah ke atas kebiasaan mengkonsumsi
makanan cepat saji
b. Faktor hereditas
Ditemukan pasien dengan tingkat karies yang tinggi banyak pasien usia remaja sudah kehilangan gigi
faktor hereditas (gigi yang rentan terhadap karies)
c. Faktor pelayanan kesehatan
Kurang adanya promosi dari pihak puskesmas tidak adanya waktu dari masyarakat untuk memanfaatkan
pelayanan kesehatan tingkat kesadaran masyarakat yang rendah terhadap OH
d. Faktor perilaku masyarakat (Gaya hidup)
Ditemukan gaya hidup masyarakat yang cenderung menyukai makanan yang siap saji banyak mengandung
karbohidrat faktor pemicu timbulnya karies.
Azwar, Azrul, DR. MPH. 1988. Administrasi Kesehatan. Jakarta : Bina Rupa Aksara
Heru, Subari, dkk. 2004. Manajemen epidemiologi. Yogyakarta : Media Pressindo
Kusnopranoto, Haryono. 1986. Kesehatan lingkungan. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Maidin, Alimin, dr.MPH. 2010. Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Kota Padang. Padang : Dinas Kesehatan Kota Padang
Muninjaya, Gde. 2004. Manajemen Kesehatan : Edisi 2. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta :
Rineka Cipta
Reinke A, William. 1994. Perencanaan Kesehatan Untuk Meningkatkan Efektifitas Manajemen. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai