Anda di halaman 1dari 26

PROTEKSI GENERATOR

Generator merupakan peralatan sistem tenaga yang paling mahal,dan dihadapkan kepada berbagai
kemungkinan gangguan. Kapasitas unitnya mencapai 500 MW, sehingga kegagalan unit pembangkit
akan menyebabkan kelebihan beban pada pembangkit lain, bahkan mungkin menyebabkan
instabilitas. Sistem proteksi generator perlu mendeteksi semua kondisi abnormal, tetapi sederhana dan
tinggi keandalannya. Relay proteksi hanya boleh mentrip CB kalau memang diperlukan, dan jika
harus trip rele tidak boleh gagal atau terlambat. Resiko yang dihadapi adalah pemadaman panjang,
kerusakan yang sukar diperbaiki, atau keduanya.
Masalah lain pada proteksi generator adalah bahwa dengan membuka CB, gangguan belum akan
berhenti karena penggerak mula yang masih bekerja dan sistem eksitasi masih tersambung. Karena itu
pembukaaan CB dilakukan bersamaan dengan penghentian masukan bahan bakar atau air dan
pemutusan arus eksitasi, diikuti dengan pengereman. Pada saat start-up, sistem proteksi tidak boleh
bekerja mentrip CB disebabkan oleh frekuensi atau tegangan generator yang belum mencapai nilai
normal.
Proteksinya sangat kompleks dan presisi.Generator-set modern umumnya dilengkapi proteksi :




A. Proteksi stator (Stator Protection)
1. Proteksi diferensial
a. Sering dipakai pada generator berkapasitas di atas 1 MW (gb 3.3.a)
b. Untuk melindungi dari gangguan antar belitan, missal gangguan fase-fase, fase ke tanah. Kinerja
rele sekitar 80-85%.
c. Cara kerja rele differensial adalah dengan cara membandingkan arus pada sisi primer dan sisi
sekunder. Dalam kondisi normal, jumlah arus yang mengalir melalui peralatan listrik yang diproteksi
bersirkulasi melalui loop pada kedua sisi di daerah kerja. Jika terjadi gangguan didalam daerah kerja
rele differensial, maka arus dari kedua sisi akan saling menjumlah dan rele akan memberi perintah
kepada circuit breaker untuk memutuskan arus.
d. Dikenal : rele bias differential atau longitudinal differential












Gambar 3.1 Relay Differensial














Gambar 3.2 Longitudinal differential protection
e. Jika terjadi gangguan internal maka polaritas CT atas akan berbalik, seperti ditunjukkan pada
gambar 3.4, sehingga operating coil(kumparan yang mengerjakan rele) beroperasi memberikan sinyal
untuk mentripkan CB
f. Rele diferensial tidak tanggap terhadap gangguan eksternal dan beban lebih, tetapi rele ini tanggap
terhadap gangguan antar fase dan bocor ke tanah, kinerja rele ini sekitar 80-85%
g. Bias coil untuk menyetel stabilitas
h. Restrain coil adalah kumparan yang menahan bekerjanya rele di daerah unbalance curent (I)


Gambar 3.3 Rele diferensial saat gangguan eksternal

Gambar 3.4 Rele diferensial saat gangguan internal
i. Fungsi saat terjadi stator fault :
1) Mengisolasi generator terganggu dari sistem.
2) Memutus eksitasi
3) Mematikan penggerak mula
4) Mengaktifkan CO2 atau alarm.
i. Rele diferensial yang khusus untuk gangguan bocor ke tanah :
1) Sistem empat terminal
2) Netral terkopel dalam generator, seperti gambar 3.5
3) Tak tanggap terhadap gangguan fase
4) Sering dikenal dengan restricted earth fault, pada waktu terjadi gangguan di daerah pengamannya,
maka kedua arus sekunder CT besarnya tidak sama oleh karena itu, akan ada arus yang mengalir pada
rele, selanjutnya rele bekerja



Gb. 3.5 Rele diferensial empat terminal





Gb. 3.6 Rele Diferensial untuk multi-winding
2. Proteksi gangguan antar belitan
a. Longitudinal differensial tak dapat mendeteksi gangguan internal.
b. Modifikasi seperti gb. 3.6 untuk gangguan internal
c. Tepat untuk generator yang mempunyai belitan paralle
d. Cara kerja rele differensial untuk multi winding adalah jika terjadi gangguan d CTs atau CTi maka
gangguan akan segera di groundkan
e. Generator-hidro per kutub mempunyai belitan parallel, digunakan split-phase-protection, seperti
gb.3.7
f. Deteksi gangguan internal dengan prinsip arus urutan nol, seperti gb. 3.8.



Gb. 3.7 Split-phase-protection
Gb. 3.8 Rele prinsip urutan nol


3. Proteksi panas-lebih pada stator
a. Kemungkinan disebabkan :
1) Kegagalan sistem pendingin
2) Pembebanan lebih
3) Kerusakan inti : hubung pendek laminasi
4) Kegagalan isolasi pada inti
b. Metode deteksi panas :
1) Generator besar (>2MW)
(a) membandingkan suhu pendinginan : suhu masuk & keluar
(b) Menanam sensor panas pada alur stator
(c) Sensor : thermistor, thermocouple, resistance temperature indicator (missal PTC) seperti gb.3.9.
2) Generator kecil
Memasang batang bi-metal pada stator


c. Sensor panas mekanis : thermocouple, thermistor tak dapat dipasang pada rotor, kesulitan
mekanisme pada slip ring. Sensor panas pada rotor dengan cara mengukur perubahan resistans rotor
yang dikalibrasi terhadap suhu.


B. Proteksi rotor (Rotor Protection)
Kumparan dan inti rotor dapat rusak karena gangguan tanah,kegagalan eksitasi, proteksi tak imbang.
1. Proteksi terhadap ground fault (gangguan tanah)
Ground fault dideteksi dengan mem-biased rangkaian medan dengan tegangan dc, yang menyebabkan
akan ada arus mengalir melalui rele jika terjadi gangguan tanah (gambar 3.9). Cara ini lebih unggul
dibandingkan memberi tegangan bias dc pada titik tengah medan, karena meniadakan null point, juga
lebih baik dibandingkan ac biasing voltage karena meniadakan arus kapasitif.
a. Medan terbuka, proteksinya sama dengan proteksi loss of field.
b. Arus stator tak imbang
Keadaan sistem yang menimbulkan arus tak imbang yang berbahaya (harmful unbalanced condition)
adalah:
a. Terbukanya (open circuiting) salah satu fase pada saluran atau kegagalan kontak pada salah satu
fase CB.
b. Gangguan tak imbang yang terjadi di dekat pembangkit yang tidak segera ditrip oleh pengaman
yang ada.
c. Gangguan tak imbang di dalam stator
d. Dampak secara singkat :
Single ground fault, memungkinkan stator menginduksi rotor medan terhubung singkat fluks
pada celah udara tak imbang magnet tak imbang gaya magnetic tak imbang poros tak sentris
timbul vibrasi

Gambar 3.9 proteksi gangguan tanah

2. Kegagalan Eksitasi
a. Sebab kegagalan eksitasi :
1) Kegagalan arus eksitasi
2) Kesalahan operasi
3) Kasalahan karena operasi pindah kuadran 1 ke 4.
b. Dampaknya :
1) Kecepatan naik mendadak
2) Generator beroperasi sebagai generator induksi
3) Rotor mengalami panas lebih, kecuali pada rotor salient pole.
4) Stator panas karena diisap rotor sebagai daya induksi
5) Jika generator besar, akan menyerap daya reaktif dari sistem
6) Perlu sensor automatis sebelum rotor panas.
c. Penyelasaian
Proteksi loss of field mula-mula berfungsi memberi alarm, dan kemudian baru mentrip CB apabila
batas ketahanan generator terkena, atau kemungkinan akan kehilangan stabilitas sistem.
1) Dengan under-current relay, kesulitannya adalah arus induksi dapat menyebabkan rele trip, apabila
settingnya terlampaui. Dipasang pada rangkaian medan.
2) Dengan offset impedans atau mho relay dipasang pada rangkaian stator



Gambar 3.10
Proteksi terhadap gangguan hilang
penguat generator menggunakan rele Mho

3. Proteksi terhadap gangguan tidak seimbang
a. Sebab terjadinya gangguan tidak seimbang :
1) Terjadi gangguan pada stator
2) Ketidakseimbangan beban tak segera diputus
3) Terbuka salah satu fase
4) Kegagalan kontak CB
5) Ketahanan rotor I22.t = K
(a) K = konstanta pendinginan,
(b) K = 7 untuk turbo generator-directCooling
(c) K = 60 untuk salient pole hydro-Generator
Nilai t berkisar 0,2 s.d. 2.000 detik.
b. Dampaknya :
1) Urutan negatif menyebabkan double frequency arus diinduksikan ke inti rotor
2) Jika berlangsung lama rotor akan panas
Out of step relay hanya untuk satu fase, keadaan diatas dengan mentrip CB (atau dengan ohm relay).


C. Proteksi lain (Miscellaneous)
1. Proteksi tegangan lebih
a. Sebab tegangan lebih :
1) Kegagalan regulator tegangan
2) Beban lepas mendadak,
3) Kecepatan meningkat
b. Penyelesaian :
1) Dipasang rele teganganlebih, khususnya pada generator-gas dan generator hidro.
2) Pada generator-turbo, tidak akan terjadi peningkatan kecepatan.


2. Proteksi terhadap putaran (n)
a. Pada generator-turbo dilengkapi mechanical overspeed, dirancang untuk penolakan beban sampai
100%.
b. Emergency centrifugal overspeed disetel 110%
c. Generator turbo skala besar dilengkapi rele lepas sinkron 180%, slip satu pole, sensitive fast power
relay.
d. Kegagalan sistem elektris (CB, dll) dapat menyebabkan kecepatanlebih
3. Proteksi efek motoring
a. Sebab efek motoring :
Suplai uap / bahan bakar / air terputus
b. Dampaknya :
Turbin panas karena tidak ada uap yang mendorong udara panas akibat winding loss dalam turbin
c. Penyelesaian :
1) Dipasang rele daya balik
2) Untuk diesel & gas-turbine setelan daya balik 2,5 s.d. 5,0%.

4. Proteksi terhadap terjadinya vibrasi
a. Sebab terjadinya vibrasi :
1) Panas lebih akibat kegagalan mekanis atau ketidaknormalan
2) Ketidakseimbangan arus stator
3) Gangguan tanah pada rangkaian rotor
4) Rotor tak sentris
b. Penyelesaian :
1) Memasang rele unbalance & earth fault
2) Memasang vibration detector
5. Proteksi terhadap bantalan
a. Sebab terjadinya kegagalan bantalan :
1) Poros tak sentris
2) Kegagalan pelumasan & pendinginan
b. Penyelesaian :
1) Memasang sensor suhu pada lubang bantalan
2) Mendeteksi aliran media pelumas sebagai pendingin
6. Proteksi terhadap kegagalan peralatan bantu
Dimaksudkan proteksi peralatan lain yang secara langsung atau berpengaruh terhadap kinerja
generator, missal sensor tekanan ketel, sensor permukaan air ketel, dll


7. Proteksi terhadap kegagalan regulator tegangan
a. Regulator tegangan (AVR) sangat penting. Sistem eksitasi perlu dipasang :
1) Definite overcurrent relay untuk menghindari terjadinya eksitasi lebih dalam waktu yang lama.
2) Trafo terpisah untuk catu daya kontrol sistem eksitasi
3) Undervoltage relay diperlukan untuk menjamin agar eksitasi tidak bekerja pada tegangan kurang

Gambar 3.12 Saat AVR bekerja normal dan generator berbeban

Gambar 3.13 Saat AVR gagal / loss dan generator berbeban

Gambar 3.14 Saat AVR gagal / loss dan beban generator dilepas

8. Proteksi terhadap pole-slipring
a. Bagi generator berdaya besar, pemasukan/pemutusan CB atau beban besar dilepas atau disambung
mendadak akan menyebabkan osilasi bagi kecepatan generator, berdampak pada osilasi arus, tegangan
dan factor daya. Rele proteksi tidak boleh menanggapi keadaan ini. Dalam kasus tertentu jika
pergeseran sudut berlagsung lama sampai melebihi batas setelan, maka generator bisa dalam keadaan
tak sinkron, maka proteksi harus memutus generator
b. Tindakan alternatif : mengurangi beban atau memutus eksitasi agar generator berfungsi sebagai
mesin asinkron untuk menekan osilasi.
9. Field suppression
Di saat generator mengalami gangguan internal dalam belitan, sekalipun beban generator telah
dilepas, generator tetap mencatu arus sangat besar di titik gangguan.
a. Tindakan :
1) Diusahakan memutus arus eksitasi secepat-cepatnya. Sekalipun arus eksitasi telah dilepas,
tegangan di belitan medan tak segera hilang.
2) Perlu dipasang resistor parallel dengan belitan medan sebelum membuka eksitasi..
10. Back up protection (Relay cadangan)
Pada generator berdaya besar, karena pengaruh reaktans sinkron arus gangguan pada suatu lokasi bias
bernilai lebih rendah dari arus nominalnya. Oleh karena itu definite overcurrent relay sebagai back up
protection tidak tepat lagi.
a. Tindakan :
1) Perlu dipasang inverse overcurrent relay, reactance or impedance relay, distance relay
2) Untuk meningkatkan kinerja overcurrent relay pada stator perlu ditambah earth fault relay dengan
inverse time yang terpasang pada batang pentanahan titik netral, dikenal sebagai unrestricted earth
fault relay.



Bagian hulu dari sistem tenaga listrik adalah generator yang terdapat dipusat listrik dan
digerakkan oleh mesin penggerak mula (prime mover). Mesin penggerak dalam pusat listrik
berkaitan erat dengan instalasi mekanis dan instalasi listrik dari pusat listrik. Generator
sebagai sumber energi listrik dalam sistem perlu diamankan jangan sampai mengalami
kerusakan karena kerusakan generator akan sangat menggangu jalannya operasi system
tenaga listrik. Oleh karenanya generator sedapat mungkin harus dilindungi terhadap semua
gangguan yang dapat merusak generator. Tetapi dilain pihak dari segi selektifitas pengaman
sistem diharapkan agar PMT generator tidak mudah trip terhadap gangguan dalam system,
karena lepasnya generator dari sistem akan mempersulit jalannya operasi sistem tenaga
listrik. PMT generator hanya boleh bekerja apabila ada gangguan yang tepat ada didepan
generator, didalam generator atau pada mesin penggerak generator. Juga apabila terjadi
kegagalan dari PMT yang ada di depan PMT generator, baru PMT generator boleh
bekerja. Mengingat generator merupakan peralatan yang penting dan nilainya juga cukup
mahal, maka diusahakan pengaruh gangguan dibatasi sampai sekecil mungkin. Antara lain
dengan menditeksi keadaan gangguan secara tepat dan mengisolasikan mesin terhadap sistem
yang sehat secara cepat. Gangguan pada generator antara lain dapat disebabkan oleh:
a) Beban lebih (overload).
b) Panas lebih (overheating) pada lilitan dan bearing.
c) Tegangan lebih (overvoltage) dan kecepatan lebih.
d) Kehilangan medan penguat (loss of field).
e) Daya balik (motoring).
f) Arus tidak seimbang (unbalance current) pada stator.
g) Out of step.

Sebagian besar gangguan di atas perlu dihilangkan dengan cara melepaskan generator
terhadap sistem melalui pemutus tenaga utama (main circuit breaker) dan bila memungkinkan
melepas pemutus tenaga medan penguat.


Gambar. Bagan Generator dengan Mesin Penggerak dan Medan Penguat

Untuk jenis gangguan tertentu selain cara di atas, mesin penggerak dihentikan beroperasi.
Bila terjadi gangguan yang masih pada batas yang diizinkan biasanya sistem hanya
memberikan peringatan saja. Menentukan tindakan seperti yang disebutkan di atas harus
dilakukan secara cermat dan hati-hati, karena kesalahan dalam menentukan dapat
mempengaruhi tingkat pelayanan yang baik.

Klasifikasi Gangguan Pada Generator:
Secara teknis, terdapat beberapa macam gangguan yang mungkin terjadi pada generator
pembangkit tenaga listrik. Gangguan pada generator pembangkit tenaga listrik tersebut dapat
diklasifikasikan seperti berikut ini :

A. GANGGUAN LISTRIK/ELECTRICAL FAULT
Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul dan terjadi pada bagian-bagian listrik dari
generator. Gangguan-gangguan tersebut antara lain :
1. Hubung singkat 3 phasa
Terjadinya arus lebih pada stator yang dimaksud adalah arus lebih yang timbul akibat
terjadinya hubungan singkat 3 phasa/3 phase fault. Gangguan ini akan menimbulkan loncatan
bunga api dengan suhu yang tinggi yang akan melelehkan belitan dengan resiko terjadinya
kebakaran, jika isolasi tidak terbuat dari bahan yang anti api atau nonflammable.
2. Hubung singkat 2 phasa
Gangguan hubung singkat 2 phasa/unbalance fault lebih berbahaya dibanding gangguan
hubung singkat 3 phasa/balance fault, karena disamping akan terjadi kerusakan pada belitan
akan timbul pula vibrasi pada kumparan stator. Kerusakan lain yang timbul adalah pada
poros/shaft dan kopling turbin akibat adanya momen puntir yang besar.
3. Stator hubung singkat 1 phasa ke tanah / stator ground fault
Kerusakan akibat gangguan 2 phasa atau antara konduktor kadang-kadang masih dapat
diperbaiki dengan menyambung taping atau mengganti sebagian konduktor, tetapi kerusakan
laminasi besi (iron lamination) akibat gangguan 1 phasa ke tanah yang menimbulkan bunga
api dan merusak isolasi dan inti besi adalah kerusakan serius yang perbaikannya dilakukan
secara total. Gangguan jenis ini meskipun kecil harus segera diproteksi.
4. Rotor hubung tanah / field ground
Pada rotor generator yang belitannya tidak dihubungkan oleh tanah (ungrounded system).
Bila salah satu sisi terhubung ke tanah belum menjadikan masalah. Tetapi apabila sisi lainnya
terhubung ke tanah, sementara sisi sebelumnya tidak terselesaikan maka akan terjadi
kehilangan arus pada sebagian belitan yang terhubung singkat melalui tanah. Akibatnya
terjadi ketidakseimbangan fluksi yang menimbulkan vibrasi yang berlebihan serta kerusakan
fatal pada rotor.
5. Kehilangan medan penguat / Loss of excitation
Hilangnya medan penguat akan membuat putaran mesin naik, dan berfungsi sebagai
generator induksi. Kondisi ini akan berakibat pada rotor dan pasak/slot wedges, akibat arus
induksi yang bersirkulasi pada rotor. Kehilangan medan penguat dapat dimungkinkan oleh :
a) Jatuhnya / trip saklar penguat (41AC)
b) Hubung singkat pada belitan penguat
c) Kerusakan kontak-kontak sikat arang pada sisi penguat
d) Kerusakan pada sistem AVR
6. Tegangan lebih / Over voltage
Tegangan yang berlebihan melampaui batas maksimum yang diijinkan dapat berakibat
tembusnya (breakdown) design insulasi yang akhirnya akan menimbulkan hubungan singkat
antara belitan. Tegangan lebih dapat dimungkinkan oleh mesin putaran lebih/overspeed atau
kerusakan pada pengatur tegangan otomatis/AVR.

B. GANGGUAN MEKANIS/PANAS (MECHANICAL/THERMAL FAULT)
Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul atau terjadi akibat adanya gangguan
mekanik dan panas pada Generator, antara lain :

1. Generator berfungsi sebagai motor (motoring)
Motoring adalah peristiwa berubah fungsi generator menjadi motor akibat daya balik (reverse
power). Daya balik terjadi disebabkan oleh turunnya daya masukkan dari penggerak utama
(prime mover). Dampak kerusakan akibat peristiwa motoring adalah lebih kepada penggerak
utama itu sendiri. Pada turbin uap, peristiwa motoring akan mengakibatkan pemanasan lebih
pada sudut-sudutnya, kavitasi pada sudut-sudut turbin air, dan ketidak stabilan pada sudut
turbin gas.
2. Pemanasan lebih setempat
Pemanasan lebih setempat pada sebagian stator dapat dimungkinkan oleh :
a) Kerusakan laminasi
b) Kendornya bagian-bagian tertentu di dalam generator seperti : pasak-pasak stator (stator
wedges).
3. Kesalahan paralel
Kesalahan dalam memparalel generator karena syarat-syarat sinkron tidak terpenuhi dapat
mengakibatkan kerusakan pada bagian poros dan kopling generator, dan penggerak utamanya
karena terjadinya momen puntir. Kemungkinan kerusakan lain yang timbul, kerusakan PMT
dan kerusakan pada kumparan stator akibat adanya kenaikan tegangan sesaat.
4. Gangguan pendingin stator
Gangguan pada media sistem pendingin stator (pendingin dengan media udara, hidrogen, atau
air) akan menyebabkan kenaikan suhu belitan stator. Apabila suhu belitan melampaui batas
ratingnya akan berakibat kerusakan belitan.

C. GANGGUAN SISTEM (SYSTEM FAULT)
Generator dapat terganggu akibat adanya gangguan yang dating/terjadi pada sistem.
Gangguan-gangguan sistem yang terjadi umumnya adalah :

1. Frekuensi operasi yang tidak normal (abnormal frequency operation)
Perubahan frekuensi keluar dari batas-batas normal di sistem dapat berakibat ketidakstabilan
pada turbin generator. Perubahan frekuensi sistem dapat dimungkinkan oleh tripnya unit-unit
pembangkit atau penghantar (transmisi).
2. Lepas sinkron (Loss of synhcron)
Adanya gangguan di sistem akibat perubahan beban mendadak, switching, hubung singkat
dan peristiwa yang cukup besar akan menimbulkan ketidakstabilan sistem. Apabila peristiwa
ini cukup lama dan melampaui batas-batas ketidakstabilan generator, generator akan
kehilangan kondisi paralel. Keadaan ini akan menghasilkan arus puncak yang tinggi dan
penyimpangan frekuensi operasi yang keluar dari seharusnya sehingga akan menyebabkan
terjadinya stress pada belitan generator, gaya puntir yang berfluktuasi serta resonansi yang
akan merusak turbin generator. Pada kondisi ini generator harus dilepas dari sistem.
3. Arus beban kumparan yang tidak seimbang (unbalance armature current)
Pembebanan yang tidak seimbang pada sistem/adanya gangguan 1 phasa dan 2 phasa pada
sistem yang menyebabkan beban generator tidak seimbang yang akan menimbulkan arus
urutan negatif. Arus urutan negatif yang melebihi batas, akan mengiduksikan arus medan
yang berfrekuensi rangkap yang arahnya berlawanan dengan putaran rotor akan
menyebabkan adanya pemanasan lebih dan kerusakan pada bagian-bagian konstruksi rotor.

D. SISTEM RELAY PROTEKSI GENERATOR
Relay proteksi utama yang digunakan pada generator yang ada di pembangkit, antara lain
adalah :


Penempatan Peralatan Pengaman Elektris pada Generator

o Differential Relay:
Differential Relay untuk melindungi generator dari gangguan akibat hubung singkat (short
circuit) antar fasa-fase atau fase ke tanah. Cara kerja relay differensial adalah dengan cara
membandingkan arus pada sisi primer dan sisi sekunder, Dalam kondisi normal jumlah arus
yang mengalir melalui peralatan listrik yang diproteksi bersirkulasi melalui loop pada kedua
sisi di daerah kerja. Jika terjadi gangguan didalam daerah kerja relay differensial, maka arus
dari kedua sisi akan saling menjumlah dan relay akan memberi perintah kepada PMT/CB
untuk memutuskan arus.
Stator Earth Fault Relay:
Stator Earth Fault Relay untuk mendeteksi gangguan pentanahan atau grounding pada
generator. Ground fault dideteksi dengan mem-biased rangkaian medan dengan tegangan DC,
yang menyebabkan akan ada arus mengalir melalui relay jika terjadi gangguan tanah.
Rele Tegangan Lebih (Over voltage Relay)
Pada generator yang besar umumnya menggunakan sistem pentanahan netral melalui
transformator dengan tahanan di sisi sekunder. Sistem pentanahan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan nilai impedansi yang tinggi sehingga dapat membatasi arus hubung singkat agar
tidak menimbulkan bahaya kerusakan pada belitan dan saat terjadi gangguan hubung singkat
stator ke tanah. Arus hubung singkat yang terjadi di sekitar titik netral relatif kecil sehinga
sulit untuk dideteksi oleh rele differensial. Dengan dipasang transformator tegangan, arus
yang kecil tersebut akan mengalir dan menginduksikan tegangan pada sisi sekunder
transformator. Untuk mengatasi hal tersebut digunakan rele pendeteksi tegangan lebih yang
dipasang pada sisi sekunder transformator tegangan. egangan yang muncul pada sisi sekunder
transformator tegangan akan membuat rele tegangan berada pada kondisi mendeteksi apabila
perubahan tegangan melebihi nilai settingnya dan generator akan trip. Rangkaian ini sangat
baik karena dapat membatasi aliran arus nol yang mengalir ke dalam generator ketika terjadi
hubung singkat fasa ke tanah di sisi tegangan tinggi transformator tegangan. Akan tetapi
karena efek kapasitansi pada kedua belitan transformator dapat menyebabkan adanya arus
bocor urutan nol yang dapat mengaktifkan rele tegangan lebih di sisi netral generator. Dengan
demikian rele tegangan lebih yang dipasang harus mempunyai waktu tunda yang dapat
dikoordinasikan dengan rele di luar generator. Adapun penyebab overvoltage adalah sebagai
berikut:
Kegagalan AVR.
Kesalahan operasi sistem eksitasi.
Pelepasan beban saaat eksitasi dikontrol secara manual.
Pemisahan generator dari sistem saat islanding.
Rele Gangguan Rotor Hubung Tanah (Rotor Earth Fault Relay)
Hubung tanah dalam sirkuit rotor, yaitu hubung singkat antara konduktor rotor dengan badan
rotor dimana dapat menimbulkan distorsi medan magnet yang dihasilkan rotor dan
selanjutnya dapat menimbulakn getaran (vibrasi) berlebihan dalam generator. Oleh karena
itu, hal ini harus dihentikan oleh rele rotor hubung tanah. Karena sirkuit rotor adalah sirkuit
arus searah, maka rele rotor hubung tanah pada prinsipnya merupakan rele arus lebih untuk
arus searah. Adapun single line diagram rele gangguan rotor hubung tanah adalah sebagai
berikut:


Single Line Diagram Rele Gangguan Rotor Hubung Tanah

Pada gambar di atas, ketika tidak ada gangguan maka arus simetri, {Ir = Ia+Ib+Ic =0}, namun
ketika terjadi gangguan hubung singkat ke tanah, maka arus menjadi tak simetri {Ir =
Ia+Ib+Ic = 3Iao}, sehingga terdapat arus yang mengalir pada rele dan membuat rele
mendeteksi gangguan.
Rele Kehilangan Medan Penguat Rotor (Lost of Rotor Excitation Relay)
Hilangnya medan penguat pada rotor akan mengakibatkan generator kehilangan sinkronisasi
dan berputar di luar kecepatan sinkronnya sehingga generator beroperasi sebagai generator
asinkron. Daya reaktif yang diambil dari sistem ini akan dapat melebihi rating generator
sehingga menimbulkan overload pada belitan stator dan menimbulkan overheat yang
menimbulkan penurunan tegangan generator. Hilangnya medan penguat rotor dapat dideteksi
dengan kumparan yang dipasang paralel dengan main exciter dan kumparan rotor generator.
Pada kumparan ini akan mengalir arus yang apabila nilainya kurang dari arus setting yang
diinginkan, maka akan membuat rele mengeluarkan sinyal alarm atau trip.

Rele Arus Lebih (Over current Relay)
Rele ini berfungsi mendeteksi arus lebih yang mengalir dalam kumparan stator generator.
Arus yang berlebihan dapat terjadi pada kumparan stator generator atau di dalam kumparan
rotor. Arus yang berlebihan pada kumparan stator dapat terjadi karena pembebanan
berlebihan terhadap generator. Adapun single line diagram rele arus lebih adalah sebagai
berikut :

Single Line Diagram Rele Arus Lebih

Keterangan, CB = Circuit Breaker
TC = Trip Coil CB
I = Arus yang mengalir pada saluran yang diamankan
CT = Transformator Arus
Ir = Arus yang mengalir pada rele
C = Rele arus lebih
Ip = Arus pick-up dari rele
Rele Kehilangan Sinkronisasi (Out of Synchronism Relay)
Peristiwa lepasnya sinkronisasi pada generator yang sedang beroperasi disebabkan oleh
generator yang beroperasi melampaui batas stabilnya. Yang dimaksud dengan stabilitas
adalah kemampuan sistem untuk kembali bekerja normal setelah mengalami sesuatu seperti
perubahan beban, switching, dan gangguan lain. Gangguan tersebut akan berdampak pada
tidak sinkron-nya tegangan generator dan sistem. Untuk mengamankan generator yang
berkapasitas beban besar terhadap peristiwa ayunan beban dari kondisi tak sinkron digunakan
rele lepas sinkron. Rele ini mendeteksi besar impedansi (arus dan tegangan sistem). Apabila
kondisi sistem akan memasuki impedansi generator maka rele tersebut akan mengaktifkan
rele untuk trip PMT generator. Rele impedansi merupakan backup bagi rele ini.
Rele Daya Balik (Reverse Power Relay)
Rele daya balik berfungsi untuk mendeteksi aliran daya balik aktif yang masuk pada
generator. Berubahnya aliran daya aktif pada arah generator akan membuat generator menjadi
motor, dikenal sebagai peristiwa motoring. Pengaruh ini disebabkan oleh pengaruh rendahnya
input daya dari prime mover. Bila daya input ini tidak dapat mengatasi rugi-rugi daya yang
ada maka kekurangan daya dapat diperoleh dengan menyerap daya aktif dari jaringan.
Selama penguatan masih ada maka aliran daya aktif generator sama halnya dengan saat
generator bekerja sebagai motor, sehingga daya aktif masuk ke generator dan daya reaktif
dapat masuk atau keluar dari generator.Peristiwa motoring ini dapat juga menimbulkan
kerusakan lebih parah pada turbin ketika aliran uap berhenti. Temperatur sudu-sudu akan
naik akibat rugi gesekan turbin dengan udara. Untuk itu di dalam turbin gas dan uap
dilengkapi sensor aliran dan temperatur yang dapat memberikan pesan pada rele untuk trip.
Akan tetapi pada generator juga dipasng rele daya balik yang berfungsi sebagai cadangan bila
pengaman di turbin gagal bekerja. Adapun single line diagram rele daya balik adalah sebagai
berikut :

Single Line Diagram Rele Daya Balik

Pada gambar tersebut, apabila terjadi gangguan pada F1, maka rele akan men-trip CB2,
apabila gangguan terjadi pada F2, maka rele tidak akan men-trip CB2 karena arah aliran arus
yng terbalik dari kanan ke kiri.
Negative Phase Sequence Relay:
Negative Phase Sequence Relay untuk melindungi generator dari arus lebih urutan fasa
negative yang disebabkan oleh beban yang tidak seimbang.
Out of Step Relay:
Out of Step Relay untuk melindungi generator dari Power Swing akibat perubahan beban dari
sistem transmisi yang dapat menyebabkan operasi generator tidak sinkron.
Over excitationV/H z Relay:
Over excitationV/H z Relay untuk melindungi generator dari kejenuhan inti yang dapat
menyebabkan kenaikan tegangan.
Rele Gangguan Frekuensi (Frequency Fault Relay)
Rele ini berfungsi untuk mendeteksi adanya perubahan frekuensi dalam nilai yang besar
secara tiba tiba. Kisaran frekuensi yang diijinkan adalah 3% sampai 7% dari nilai
frekuensi nominal. Penurunan frekuensi disebabkan oleh adanya kelebihan permintaan daya
aktif di jaringan atau kerusakan regulator frekuensi. Frekuensi yang turun menyebabkan
naiknya arus magnetisasi pada generator yang akan menaikkan temperatur. Pada turbin uap,
hal tersebut akan mereduksi umur blade pada rotor. Kenaikan frekuensi disebabkan oleh
adanya penurunan permintaan daya aktif pada jaringan atau kerusakan regulator frekuensi.
Frekuensi yang naik akan menyebabkan turunnya nilai arus magnetisasi pada generator yang
akan menyebabkan generator kekurangan medan penguat. Sensor rele frekuensi dipasang
pada tiap fasa yang keluar dari generator.
Reverse Power Relay:
Reverse Power Relay untuk menditeksi adanya daya balik/aliran arus dari sistem jaringan
yang akan menyebabkan generator bekerja sebagai motor.

Klasifikasi Relay Proteksi Generator :
1. Berdasarkan prinsip kerja :
Relay Elektromagnetis
Relay Termis
Relay Elektronis
Rele Induksi
Rele Gulungan Putar
Rele Elektrodinamik
yang paling umum digunakan untuk pengaman pada pembangkit tenaga listrik adalah jenis
relay dengan prinsip kerja elektromagnet dan induksi.

2. Berdasarkan konstruksi :
Tipe Angker Tarikan
Tipe Batang Seimbang
Tipe Cakram Induksi
Tipe Kumparan Bergerak

3. Berdasarkan besaran yang diukur :
Relay Tegangan
Relay Arus
Relay Impedansi
Relay Frekuensi

4. Berdasarkan cara kerja kontrol elemen :
Direct acting, kontrol elemen bekerja langsung memutuskan aliran
Indirect acting, kontrol elemen hanya digunakan untuk menutup kontak suatu peralatan lain

5. Berdasarkan karakteristik :
Instantaneous
Definite time delay, relay yang bekerja dengan kelambatan waktu
Inverse

Terdapat beberapa macam rele (relay) yang umum digunakan sebagai pengaman elektris pada generator.
Adapun penempatan peralatan pengaman elektris pada generator secara umum adalah sebagai berikut:


Penempatan Peralatan Pengaman Elektris pada Generator

Jenis rele yang umum digunakan pada sistem pengaman elektris generator yang memiliki rating daya output
yang cukup besar adalah :


1. Rele Tegangan Lebih (Overvoltage Relay)
Pada generator yang besar umumnya menggunakan sistem pentanahan netral melalui transformator dengan
tahanan di sisi sekunder. Sistem pentanahan ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai impedansi yang tinggi
sehingga dapat membatasi arus hubung singkat agar tidak menimbulkan bahaya kerusakan pada belitan dan
saat terjadi gangguan hubung singkat stator ke tanah.
Arus hubung singkat yang terjadi di sekitar titik netral relatif kecil sehinga sulit untuk dideteksi oleh rele
differensial. Dengan dipasang transformator tegangan, arus yang kecil tersebut akan mengalir dan
menginduksikan tegangan pada sisi sekunder transformator. Untuk mengatasi hal tersebut digunakan rele
pendeteksi tegangan lebih yang dipasang pada sisi sekunder transformator tegangan.
Tegangan yang muncul pada sisi sekunder transformator tegangan akan membuat rele tegangan berada pada
kondisi mendeteksi apabila perubahan tegangan melebihi nilai settingnya dan generator akan trip. Rangkaian
ini sangat baik karena dapat membatasi aliran arus nol yang mengalir ke dalam generator ketika terjadi
hubung singkat fasa ke tanah di sisi tegangan tinggi transformator tegangan.
Akan tetapi karena efek kapasitansi pada kedua belitan transformator dapat menyebabkan adanya arus bocor
urutan nol yang dapat mengaktifkan rele tegangan lebih di sisi netral generator. Dengan demikian rele
tegangan lebih yang dipasang harus mempunyai waktu tunda yang dapat dikoordinasikan dengan rele di luar
generator. Adapun penyebab overvoltage adalah sebagai berikut:
Kegagalan AVR.
Kesalahan operasi sistem eksitasi.
Pelepasan beban saaat eksitasi dikontrol secara manual.
Pemisahan generator dari sistem saat islanding.
Adapun single line diagram rele gangguan tegangan lebih adalah sebagai berikut :


Single Line Diagram Rele Tegangan Lebih pada Generator

2. Rele Gangguan Stator Hubung Tanah (Stator Earth Fault Relay)
Ganguan hubungan tanah adalah gangguan yang paling banyak terjadi. Arus gangguan hubung tanah yang
terjadi belum tentu cukup besar untuk dapat mengoperasikan rele arus lebih. Oleh sebab itu, harus ada rele
arus hubung tanah yang harus dapat mendeteksi arus urutan nol, karena setiap gangguan hunung tanah
menghasilkan arus urutan nol.
Rele gangguan tanah ini dipasang pada sirkuit stator seperti umumnya rele hubung tanah pada sirkuit 3 fasa
yaitu dengan menjumlah melalui transformator arus ke 3 fasa yang ada. Jika tidak terdapat gangguan hubung
tanah jumlah ini sama dengan 0, tapi jika terdapat gangguan hubung tanah maka jumlah ini tidak sama dengan
0 lalu rele akan bekerja.
Rele ini akan mendeteksi gangguan hubung tanah yang terjadi pada sirkuit yang terhubung dengan sirkuit
stator dari generator. Untuk membatasi pendeteksian gangguan hubung tanah yang terjadi pada stator
generator saja dipakai rele hubung tanah terbatas, dimana jumlah arus deri 3 fasa tersebut dijumlah lagi
dengan arus yang dideteksi transformator arus pada konduktor pentanahan titik netral generator.
Rele hubung tanah terbatas sesungguhnya merupakan rele diferensial khusus yang dirangkai untuk mendeteksi
gangguan stator hubung tanah. Adapun single line diagram rele gangguan stator hubung tanah adalah sebagai
berikut :


Single Line Diagram Rele Gangguan Stator Hubung Tanah

Sedangkan single line diagram rele gangguan stator hubung tanah terbatas adalah sebagai berikut :


Single Line Diagram Rele Gangguan Stator Hubung Tanah Terbatas

3. Rele Daya Balik (Reverse Power Relay)
Rele daya balik berfungsi untuk mendeteksi aliran daya balik aktif yang masuk pada generator. Berubahnya
aliran daya aktif pada arah generator akan membuat generator menjadi motor, dikenal sebagai peristiwa
motoring. Pengaruh ini disebabkan oleh pengaruh rendahnya input daya dari prime mover.
Bila daya input ini tidak dapat mengatasi rugi-rugi daya yang ada maka kekurangan daya dapat diperoleh
dengan menyerap daya aktif dari jaringan. Selama penguatan masih ada maka aliran daya aktif generator sama
halnya dengan saat generator bekerja sebagai motor, sehingga daya aktif masuk ke generator dan daya reaktif
dapat masuk atau keluar dari generator.
Peristiwa motoring ini dapat juga menimbulkan kerusakan lebih parah pada turbin ketika aliran uap berhenti.
Temperatur sudu-sudu akan naik akibat rugi gesekan turbin dengan udara. Untuk itu di dalam turbin gas dan
uap dilengkapi sensor aliran dan temperatur yang dapat memberikan pesan pada rele untuk trip. Akan tetapi
pada generator juga dipasng rele daya balik yang berfungsi sebagai cadangan bila pengaman di turbin gagal
bekerja. Adapun single line diagram rele daya balik adalah sebagai berikut :


Single Line Diagram Rele Daya Balik

Pada gambar tersebut, apabila terjadi gangguan pada F1, maka rele akan men-trip CB2, apabila gangguan
terjadi pada F2, maka rele tidak akan men-trip CB2 karena arah aliran arus yng terbalik dari kanan ke kiri.

4. Rele Gangguan Rotor Hubung Tanah (Rotor Earth Fault Relay)
Hubung tanah dalam sirkuit rotor, yaitu hubung singkat antara konduktor rotor dengan badan rotor dimana
dapat menimbulkan distorsi medan magnet yang dihasilkan rotor dan selanjutnya dapat menimbulakn getaran
(vibrasi) berlebihan dalam generator. Oleh karena itu, hal ini harus dihentikan oleh rele rotor hubung tanah.
Karena sirkuit rotor adalah sirkuit arus searah, maka rele rotor hubung tanah pada prinsipnya merupakan rele
arus lebih untuk arus searah. Adapun single line diagram rele gangguan rotor hubung tanah adalah sebagai
berikut :


Single Line Diagram Rele Gangguan Rotor Hubung Tanah

Pada gambar di atas, ketika tidak ada gangguan maka arus simetri, {Ir = Ia+Ib+Ic =0}, namun ketika terjadi
gangguan hubung singkat ke tanah, maka arus menjadi tak simetri {Ir = Ia+Ib+Ic = 3Iao}, sehingga terdapat arus
yang mengalir pada rele dan membuat rele mendeteksi gangguan.

5. Rele Fasa Urutan Negatif (Negative Phase Sequence Relay)
Arus yang tidak seimbang pada stator akan menimbulkan arus urutan negatif dalam stator. Arus urutan negatif
ini akan menimbulkan medan magnet yang berlawanan arah terhadap rotor dan menghasilkan arus putar eddy.
Pada permukaan rotor, arus pusar ini akan menimbulkan panas yang pada akhirnya dapat menyebabkan
overheat. Efek pemanasan yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kerusaka pada struktur bagian-bagian rotor
yang juga dapat menimbulkan getaranpada rotor. Karena material rotor memiliki batas temperatur yang
dinyatakan dalam :
I2 . t = K
Dimana, I2 = Arus urutan fasa
T = waktu
K = karakteristik kerja
Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara arus negatif dan batas waktu yang diijinkan mengalir pada
generator. Rele arus urutan negatif berfungsi untuk mendeteksi dengan karakteristik invers. Hal ini dikareakan
setiap jenis mesin sinkron memiliki harga yang berbeda.

6. Rele Diferensial (Differential Relay)
Rele ini berfungsi untuk mendeteksi gangguan dalam kumparan stator generator dan harus bekerja lebih cepat
daripada rele arus lebih agar terdapat selektifitas. Prinsip kerja rele ini adalah membandingkan arus yang
masuk dan keluar dari kumparan stator generator. Apabila terdapat selisih, berarti terdapat gangguan dalam
kumparan stator generator. CT pertama dipasang pada bagian dekat pentanahan stator, sedangkan CT kedua
dipasang pada bagian output stator. Selisih arus yang terdeteksi di antara kedua zona inilah yang
mengoperasikan rele diferensial. Adapun single line diagramrele diferensial adalah sebagai berikut :


Single Line Diagram Rele Diferensial

Dalam keadaan normal Ir= I2 - I2 =0 rele tidak kerja
Gangguan di K Ir= I2 rele kerja
Gangguan di bus B Ir= I2 - I2 =0 rele tidak kerja

7. Rele Arus Lebih (Overcurrent Relay)
Rele ini berfungsi mendeteksi arus lebih yang mengalir dalam kumparan stator generator. Arus yang berlebihan
dapat terjadi pada kumparan stator generator atau di dalam kumparan rotor. Arus yang berlebihan pada
kumparan stator dapat terjadi karena pembebanan berlebihan terhadap generator. Adapun single line
diagram rele arus lebih adalah sebagai berikut :


Single Line Diagram Rele Arus Lebih

Keterangan, CB = Circuit Breaker
TC = Trip Coil CB
I = Arus yang mengalir pada saluran yang diamankan
CT = Transformator Arus
Ir = Arus yang mengalir pada rele
C = Rele arus lebih
Ip = Arus pick-up dari rele

8. Rele Gangguan Frekuensi (Frequency Fault Relay)
Rele ini berfungsi untuk mendeteksi adanya perubahan frekuensi dalam nilai yang besar secara tiba tiba.
Kisaran frekuensi yang diijinkan adalah 3% sampai 7% dari nilai frekuensi nominal. Penurunan frekuensi
disebabkan oleh adanya kelebihan permintaan daya aktif di jaringan atau kerusakan regulator frekuensi.
Frekuensi yang turun menyebabkan naiknya arus magnetisasi pada generator yang akan menaikkan temperatur.
Pada turbin uap, hal tersebut akan mereduksi umur blade pada rotor. Kenaikan frekuensi disebabkan oleh
adanya penurunan permintaan daya aktif pada jaringan atau kerusakan regulator frekuensi. Frekuensi yang
naik akan menyebabkan turunnya nilai arus magnetisasi pada generator yang akan menyebabkan generator
kekurangan medan penguat. Sensor rele frekuensi dipasang pada tiap fasa yang keluar dari generator.

9. Rele Impedansi (Impedance Relay)
Rele ini berfungsi untuk mendeteksi gangguan antar fasa pada posisi output generator (di saluran penghantar
atau feeder). Dengan adanya setting keterlambatan waktu, rele ini memberi kesempatan terlebih dahulu pada
rele penghantar untuk mengatasi gangguan tersebut. Sensor rele ini berupa transformator tegangan,
transformator arus, serta elemen directional yang hanya melihat gangguan yang ada pada posisi output
generator saja, sehingga apabila terjadi gangguan dalam generator itu sendiri atau pada input generator
(turbin atau exciter), rele tidak akan bekerja karena zona tersebut tidak berada dalam zona pengamanan yang
dapat diamankan oleh rele impedansi.


Single Line Diagram Rele Impedansi

Keterangan : C = elemen starting
P = power directional
D = elemen/rele jarak
ratio Ur/Ir = Zfault
Sinyal pada rele tidak tergantung pada arus gangguan, tetapi tergantung jarak dimana gangguan terjadi,
berhubungan dengan parameter saluran dimana Z = f ( I ).

10. Rele Kehilangan Medan Penguat Rotor (Lost of Rotor Excitation Relay)
Hilangnya medan penguat pada rotor akan mengakibatkan generator kehilangan sinkronisasi dan berputar di
luar kecepatan sinkronnya sehingga generator beroperasi sebagai generator asinkron. Daya reaktif yang
diambil dari sistem ini akan dapat melebihi rating generator sehingga menimbulkan overload pada belitan
stator dan menimbulkan overheat yang menimbulkan penurunan tegangan generator.


Diagram Rele Kehilangan Medan Penguat Rotor

Hilangnya medan penguat rotor dapat dideteksi dengan kumparan yang dipasang paralel dengan main exciter
dan kumparan rotor generator. Pada kumparan ini akan mengalir arus yang apabila nilainya kurang dari arus
setting yang diinginkan, maka akan membuat rele mengeluarkan sinyal alarm atau trip.

11. Rele Kehilangan Sinkronisasi (Out of Synchronism Relay)
Peristiwa lepasnya sinkronisasi pada generator yang sedang beroperasi disebabkan oleh generator yang
beroperasi melampaui batas stabilnya. Yang dimaksud dengan stabilitas adalah kemampuan sistem untuk
kembali bekerja normal setelah mengalami sesuatu seperti perubahan beban, switching, dan gangguan lain.
Gangguan tersebut akan berdampak pada tidak sinkron-nya tegangan generator dan sistem. Untuk
mengamankan generator yang berkapasitas beban besar terhadap peristiwa ayunan beban dari kondisi tak
sinkron digunakan rele lepas sinkron. Rele ini mendeteksi besar impedansi (arus dan tegangan sistem). Apabila
kondisi sistem akan memasuki impedansi generator maka rele tersebut akan mengaktifkan rele untuk trip PMT
generator. Rele impedansi merupakan backup bagi rele ini.


Single Line Diagram Rele Kehilangan Sinkronisasi

Anda mungkin juga menyukai