Aktifitas air (aw) digunakan untuk menggambarkan hubungan kandungan air dalam bahan pangan dengan daya tahan bahan pangan tersebut. Istilah ini menunjukkan jumlah air bebas dalam bahan pangan yang dapat menunjang reaksi biologis dan kimiawi. Kadar air dalam bahan pangan juga ikut menentukan aeptability! kesegaran! dan daya tahan bahan pangan tersebut. Aktivitas air merupakan faktor utama bagi pertumbuhan mikroba! produksi raun! reaksi en"imatis! dan sebagainya (#erado dan $anovas %&&6). Kadar air dan aktivitas air (aw) sangat berpengaruh dalam menentukan mutu dan umur simpan produk selama penyimpanan. 'aktor(faktor penting ini akan mempengaruhi kestabilan dari produk pangan kering berupa sifat(sifat fisik (kekerasan dan kekeringan) dan sifat(sifat fisikokimia! perubahan(perubahan kimia (penoklatan non en"imatis)! kerusakan mikrobiologis! dan perubahan en"imatis terutama pada produk pangan tidak diolah ()inarno dan *ennie %&+,). Aktivitas air (aw) menunjukkan sifat bahan tersebut sedangkan -./ (-0uilibrium .elative /umidity) menggambarkan sifat lingkungan di sekitarnya yang berada dalam keadaan seimbang dengan bahan tersebut. 1eara umum aktifitas air (aw) berhubungan erat dengan sifat fisik! kimia! dan biologi suatu bahan pangan daripada kandungan airnya ($ardenas 2222). 3eranan air dalam produk pangan dinyatakan dengan kadar air dan aw sedangkan peranan air di udara dinyatakan dengan kelembaban relatif dan kelembaban mutlak. Kadar air bebas dapat berubah seara signifikan selama penyimpanan pada suhu lingkungan terutama untuk parameter higroskopisitas produk seperti snak (1ithole 2224). /ubungan antara aktivitas air dan mutu makanan yang dikemas adalah sebagai berikut 5 %. 3ada selang aw 2!6(2!64 atau lebih! mikroorganisme berbahaya mulai tumbuh dan produk menjadi beraun. 2. 3ada selang aw 2!6(2!6! jamur mulai tumbuh. ,. 3ada selang aw 2!,4(2!4! makanan ringan mulai kehilangan kerenyahannya. 7. 3ada selang aw 2!7(2!4! produk pasta yang terlalu kering akan mudah hanur dan rapuh selama dimasak atau adanya gunangan mekanis (8abu"a %&+2). 2.6. Kadar Air Kesetimbangan (#e! #oisture e0uilibrium) Kadar air kesetimbangan suatu bahan pangan adalah kadar air bahan pangan ketika tekanan uap air bahan tersebut dalam kondisi setimbang dengan lingkungannya dimana produk sudah tidak mengalami penambahan atau pengurangan bobot produk ('ellows %&&2). Kadar air kesetimbangan adalah kadar air dari suatu produk pangan pada kondisi lingkungan tertentu dalam periode waktu yang lama (9rooker et al. %&&2). Kadar air kesetimbangan pada produk pangan digunakan untuk menentukan dan menggambarkan kurva sorpsi isotermis produk tersebut. Kurva tersebut digunakan untuk mendapatkan informasi tentang perpindahan air selama proses adsorpsi atau desorpsi (3avinee %&&+). 3roses penyerapan air (adsorpsi) terjadi saat kelembaban relatif lingkungan lebih tinggi dibandingkan kelembaban relatif bahan pangan. Kelembaban relatif lingkungan yang lebih rendah daripada kelembaban bahan menyebabkan terjadinya distribusi uap air dari bahan ke lingkungan melalui proses penguapan (desorpsi). Kadar air kesetimbangan meningkat dengan menurunnya suhu pada kondisi aktifitas air yang konstan (Kapseu 2226). 1elain itu ditemukan pula hubungan seara eksponensial dalam menggambarkan ketergantungan antara sorpsi isotermis panas dengan kadar air kesetimbangan (:oula 222+). ;erdapat dua metode untuk menentukan kadar air kesetimbangan yaitu dengan metode statis dan metode dinamis. #etode statis dilakukan dengan ara meletakkan bahan pangan pada tempat dengan ./ dan suhu yang terkontrol. <alam metode dinamis! kadar air kesetimbangan ditentukan dengan meletakkan bahan pangan pada kondisi udara yang bergerak. #etode dinamis sering digunakan untuk pengeringan! dimana pergerakan udara digunakan untuk memperepat proses pengeringan dan menghindari penjenuhan uap air di sekitar bahan (9rooker et al. %&&2). 2.+. Kurva 1orpsi Isotermis Kurva sorpsi isotermis merupakan kurva yang menggambarkan hubungan antara aktivitas air (aw) atau kelembaban relatif kesetimbangan pada ruang penyimpanan (-./) dengan kandungan air per gram suatu bahan pangan ()inarno %&&7). Kurva ini menunjukkan aktivitas menyerap air (adsorpsi) dan melepaskan air yang dikandung (desorpsi) pada bahan pangan sehingga banyak digunakan dalam penentuan umur simpan! penyimpanan! pengemasan! dan pengeringan. Kurva sorpsi isotermis juga menggambarkan proses hidrasi yang terjadi dalam hubungannya dengan interaksi kimiawi air pada molekul permukaan! pelepasan struktur molekul dalam memperepat perpindahan! dan perubahan volume oleh molekul yang terbuka (9allesteros 2226). Kurva sorpsi isotermis terbagi menjadi , daerah yang dipengaruhi oleh keberadaan air dalam suatu bahan pangan. <aerah A merupakan bagian adsorpsi yang bersifat satu lapis molekul air (monolayer)! daerah 9 merupakan bagian terjadinya penambahan lapisan(lapisan di atas satu lapis molekul air (multilayer)! dan daerah $ merupakan bagian terjadinya kondensasi air pada pori(pori bahan. (kondensasi kapiler) ()inarno %&&7). Kurva sorpsi isotermis seara umum dapat dilihat pada :ambar %. :ambar %. Kurva sorpsi isotermis seara umum (Anonim 222&) 3ada umumnya kurva sorpsi isotermis bahan pangan berbentuk sigmoid (menyerupai huruf 1). Kurva adsorpsi (penyerapan uap air) dan kurva desorpsi (pelepasan uap air) tidak pernah berhimpit. Keadaan seperti ini disebut sebagai fenomena histeresis. 9esarnya histeresis dan bentuk kurva sangat beragam tergantung pada beberapa faktor seperti sifat alami bahan pangan! perubahan fisik yang terjadi selama perpindahan air! suhu! keepatan desorpsi atau adsorpsi dan tingkatan air yang dipindahkan selama desorpsi atau adsorpsi ('ennema %&&6). 'enomena histeresis menjelaskan bahwa nilai aw yang berbeda diperoleh pada pengukuran makanan dengan kadar air sama! tergantung pada bagaimana ara terapainya kadar air tersebut! melalui proses adsorpsi atau desorpsi (9ukle et al. %&+4). 'enomena histeresis hanya dapat terjadi pada selang aktifitas air (Kapseu 2226). 1eara umum dapat dikatakan bentuk kurva sorpsi isotermis khas untuk setiap bahan pangan. 1orpsi isotermis dapat menggambarkan karakteristik bahan pangan dan memberikan informasi( informasi tentang kondisi relatif serangan dari mikroba selama penyimpanan (Kapseu 2226). 1elain itu! kurva sorpsi isotermis juga dapat menggambarkan kandungan air yang dimiliki bahan tersebut sebagai keadaan relatif tempat penyimpanan ()inarno 2227). 3erubahan air mempengaruhi mutu produk pangan! maka dengan mengetahui pola penyerapan airnya dan menetapkan nilai kadar air kritisnya! umur simpan dapat ditentukan ()inarno 2227). :ambar 2. 8ima tipe kurva sorpsi isotermis (#athlouthi 222,) 2.&. #odel 3ersamaan 1orpsi Isotermis #odel matematika untuk persamaan sorpsi isotermis telah banyak dikembangkan oleh para ahli baik seara teoritis! semi teoritis! maupun empiris ($hirife dan Iglesias %&6+= >an den 9erg dan 9ruin %&+%). #odel(model matematika tersebut tidak dapat menggambarkan keseluruhan kurva sorpsi isotermis dan hanya dapat memprediksikan kurva sorpsi isotermis salah satu dari ketiga daerah sorpsi isotermis. ;ujuan penggunaan model sorpsi isotermis tergantung pada tingkat kemulusan kurva yang diinginkan melalui persamaan yang tepat (8abu"a %&+2). 1alah satu model persamaan sorpsi isotermis yang diakui seara internasional model :A9 (:uggenheim! Anderson dan de 9oer). #odel ini bisa menggambarkan sorpsi isotermis bahan pangan pada kisaran aw yang lebih luas dari model 9-;! yaitu 2!24 ? aw ? 2!& (1piess dan )olf %&+6). 3ersamaan :A9 merupakan persamaan yang tepat untuk menggambarkan kurva sorpsi isotermis pada sebagian besar produk pangan. #odel sorpsi isotermis :A9 dapat dinyatakan sebagai berikut 5 1eara empiris! /enderson mengemukakan persamaan yang menggambarkan hubungan antara kadar air kesetimbangan bahan pangan dengan kelembaban relatif ruang simpan. 3ersamaan ini merupakan salah satu persamaan sorpsi isotermis yang paling banyak digunakan pada kebanyakan bahan pangan kering terutama biji(bijian ($hirife dan Iglesias %&6+). 9erikut model persamaan /enderson 5 $aurie dari hasil perobaannya mendapatkan model yang berlaku untuk kebanyakan bahan pangan pada aw 2!2 sampai 2!+4. 9erikut model persamaan $aurie 5 /asley mengembangkan persamaan yang dapat menggambarkan proses kondensasi pada lapisan multilayer. 3ersamaan ini dapat digunakan untuk bahan makanan dengan aw antara 2!% sampai 2!+%. 9erikut model persamaan /asley 5 3ersamaan @swin dapat berlaku untuk bahan pangan pada aw 2!2 sampai 2!+4 dan ook untuk kurva sorpsi isotermis yang berbentuk sigmoid. 9erikut model persamaan @swin 5 $hen $layton juga telah membuat model matematika yang berlaku untuk semua bahan pangan pada semua nilai aw. 9erikut model persamaan $hen $layton5 Kemasan merupakan suatu wadah atau tempat yang dapat digunakan untuk memberikan perlindungan terhadap bahan didalamnya. 3engemasan sebagai bagian integral dari proses produksi dan pengawetan bahan pangan dapat mempengaruhi mutu pangan seperti perubahan fisik dan kimia karenamigrasi "at("at kimia dari bahan pengemas dan perubahan aroma! warna dan tekstur oleh perpindahan uap air dan oksigen (1yarief %&&2). ;ujuan suatu produk pangan dikemas yaitu untuk mengawetkan makanan! mempertahankan mutu kesegaran! menarik konsumen! memberikan kemudahan dalam distribusi dan penyimpanan! serta dapat menekan peluang terjadinya kontaminasi dari udara! air! dan tanah baik oleh mikroorganisme maupun bahan(bahan kimia berbahaya atau raun ()inarno dan *enie %&+,). 'aktor(faktor yang perlu diperhatikan dalam pengemasan bahan pangan antara lain sifat bahan pangan! kondisi lingkungan! dan jenis bahan pengemas. *enis bahan pengemas dalam hubungannya dengan daya awet bahan pangan yang dikemas ditentukan berdasarkan permeabilitasnya. 3ermeabilitas merupakan transfer molekul air atau gas melalui kemasan baik dari produk ke lingkungan ataupun sebaliknya. 3ermeabilitas uap air kemasan merupakan keepatan atau laju transmisi uap air melalui suatu unit luasan bahan dengan ketebalan tertentu akibat adanya perbedaan tekanan uap air antara produk dengan lingkungan pada suhu dan kelembaban tertentu (.obertson %&&2). 9ahan pangan mempunyai sifat yang berbeda(beda dalam kepekaannya terhadap lingkungan. 3roduk pangan kering akan berada dalam keadaan setimbang dengan lingkungan dengan ara menyerap uap air dari lingkungan (1yarief %&&2). 1ehingga diperlukan suatu barrier antara produk dengan lingkungan berupa kemasan dengan daya tembus atau permeabilitas uap air yang rendah untuk menghambat penurunan mutu produk akibat distribusi uap air ke dalam bahan pangan kering yang bersifat hidrofilik tersebut (9ukle et al. %&+4). 3lastik merupakan bahan pengemas yang paling banyak digunakan dalam industri pangan karena harganya yang murah! ringan! transparan! kuat! mudah dibentuk! selektif dalam permeabilitasnya terhadap uap air! @2! dan $@2 serta mengurangi biaya transportasi. 33 (polypropylene) adalah salah satu jenis plastik yang sering digunakan sebagai pengemas bahan pangan. 1ifat(sifat pengemas polypropylene antara lain sebagai berikut 5 %. .ingan! mudah dibentuk! tembus pandang! dan jernih dalam bentuk film! namun tidak transparan dalam bentuk kemasan kaku. 2. #empunyai kekuatan tarik yang lebih besar dari polietilen. .apuh pada suhu rendah sehingga tidak bisa digunakan sebagai kemasan beku. ,. 8ebih kaku dan tidak gampang sobek sehingga mudah dalam penanganan dan distribusi. 7. 3ermeabilitas uap air rendah! permeabilitas gas sedang! dan tidak baik untuk produk yang peka terhadap oksigen. 4. ;ahan terhadap suhu tinggi! tahan terhadap asam kuat! basa! dan minyak. 6. ;itik leburnya tinggi sehingga susah dibuat kantung dengan sifat kelim panas yang baik (1yarief et al. %&+&). 1ebagai bahan pembungkus! plastik dapat digunakan dalam bentuk tunggal! komposit! atau berupa lapisan(lapisan dengan bahan lain seperti kertas atau alufo. Kombinasi antara beberapa kemasan plastik berbeda atau plastik dengan non plastik (kertas! alumunium foil! dan selulosa) dengan ketebalan tiap lapisan utamanya lebih dari 6 mikron yang diproses baik dengan ara laminasi ekstrusi maupun laminasi adhesif disebut sebagai kemasan laminasi (.obertson %&&,). Adanya kemasan tersebut dapat membantu menegah atau mengurangi kerusakan! melindungi bahan pangan didalamnya dari bahaya penemaran! serta gangguan fisik berupa gesekan! benturan! dan getaran. 2.%%. Amur 1impan dan #etode Akselerasi Institute of 'ood ;ehnology mendefinisikan umur simpan produk pangan sebagai selang waktu antara saat produksi hingga konsumsi dimana produk berada dalam kondisi yang memuaskan pada sifat penampakan! rasa! aroma! tekstur! dan nilai gi"i (Arpah 222%). #enurut Bational 'ood 3roessor Assoiation! umur simpan adalah suatu produk dikatakan berada pada kisaran umur simpannya bila kualitas produk seara umum dapat diterima untuk tujuan seperti yang diinginkan konsumen dan selama bahan pengemas masih memiliki integritas serta memproteksi isi kemasan (Arpah dan 1yarief 2222). Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi umur simpan bahan pangan yang dikemas adalah sebagai berikut 5 %. Keadaan alamiah atau sifat makanan dan mekanisme berlangsungnya perubahan seperti kepekaan terhadap air dan oksigen serta kemungkinan terjadinya perubahan kimia internal dan fisik. 2. Akuran kemasan dalam hubungannya dengan volume. ,. Kondisi atmosfer terutama suhu dan kelembaban dimana kemasan dapat bertahan selama transit dan sebelum digunakan (1yarief et al. %&+&). Amur simpan produk pangan dapat diduga dan ditetapkan waktu kadaluarsanya dengan menggunakan dua konsep studi penyimpanan produk pangan yaitu dengan -Ctended 1torage 1tudies (-11) atau metode konvensional dan Aelerated 1torage 1tudies (A11) atau metode akselerasi ('loros %&&,). #etode konvensional dilakukan dengan menyimpan satu seri produk pada kondisi normal sehari(hari sambil dilakukan pengamatan penurunan mutunya. #etode ini ukup akurat dan tepat namun memerlukan waktu yang lama dan analisis yang relatif banyak. #etode ini umumnya memiliki masa kadaluarsa produk kurang dari , bulan (Arpah 222%). #etode akselerasi diterapkan pada produk pangan dengan memvariasikan kondisi kelembaban relatif (./)! suhu! dan intensitas ahaya baik seara individu maupun gabungannya ('loros %&&,). Keuntungan metode ini adalah memerlukan waktu yang relatif singkat tetapi tetap memiliki ketepatan dan akurasi yang tinggi. 3enentuan umur simpan produk dengan metode akselerasi dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu model Arrhenius dan model kadar air kritis. #odel Arrhenius umumnya digunakan untuk menduga umur simpan produk pangan yang sensitif terhadap perubahan suhu! diantaranya produk pangan yang mudah mengalami ketengikan (oksidasi lemak)! perubahan warna oleh reaksi penoklatan atau kerusakan vitamin $. 3rinsipnya adalah menyimpan produk pangan pada suhu ekstrim dimana produk pangan menjadi lebih epat rusak dan umur simpan produk ditentukan berdasarkan ekstrapolasi ke suhu penyimpanan. @leh karena itu! umur simpan yang diperoleh merupakan nilai perkiraan yang validitasnya sangat ditentukan oleh model matematika dari hasil perobaan (Kusnandar 2226). #etode akselerasi yang banyak diterapkan pada produk pangan kering adalah melalui pendekatan kadar air kritis. 3roduk disimpan pada kondisi ./ lingkungan penyimpanan yang ekstrim dan mengalami penurunan mutu akibat penyerapan uap air. <iperlukan persamaan matematika untuk deskripsi kuantitatif dari sistem yang terdiri dari dari produk! bahan pengemas! dan lingkungan (Arpah 222%). #odel kadar air kritis dapat dilakukan melalui pendekatan kurva sorpsi isotermis dan pendekatan kadar air kritis termodifikasi. 3endekatan kurva sorpsi isotermis digunakan untuk produk pangan yang mempunyai kurva sorpsi isotermis berbentuk sigmoid. 3endekatan kadar air kritis termodifikasi digunakanuntuk produk yang memiliki kelarutan tinggi seperti produk dengan kadar sukrosa tinggi (8abu"a %&+2). #odel 8abu"a ook digunakan untuk menentukan umur simpan produk pangan yang memiliki kurva sorpsi isotermis membentuk sigmoid. #odel ini disebut model pendekatan kurva sorpsi isotermis 5 2.%2. 9ilangan ;9A (thiobarbituri(aid) Ketengikan dalam bahan pangan dapat diukur melalui analisis nilai ;9A (thiobarbituri(aid). Bilai ini diukur berdasarkan atas pigmen merah yang terbentuk sebagai hasil kondensasi antara 2 molekul thiobarbiturat dengan satu molekul malonaldehid. Intensitas warna merah tersebut menunjukkan tingkat ketengikan bahan pangan yang dihasilkan dari pengukuran spektrofotometer pada panjang gelombang 42+ nm (1yarief dan /alid %&&,). 3ersenyawaan malonaldehid seara teoritis dapat dihasilkan oleh pembentukan di(peroksida pada gugus pentadehida yang diikuti dengan pemutusan rantai molekul atau dengan ara oksidasi lebih lanjut 2(enol yang dihasilkan dari penguraian monohidro peroksida. Analisis ;9A ini merupakan uji spesifik untuk hasil oksidasi asam lemak tidak jenuh (3A'A). Amumnya diterapkan pada lemak pangan yang mengandung asam lemak dengan derajat ketidakjenuhan lebih tinggi seperti linoleat yang dapat mempengaruhi stabilitas flavour (Ketaren %&+6). Keunggulan dari analisis ini adalah pereaksi ;9A dapat digunakan langsung untuk menguji fraksi lemak dalam suatu bahan tanpa mengektraksi fraksi lemaknya. Kelemahannya adalah terdapatnya beberapa persenyawaan selain asam hasil oksidasi lemak yang ikut tersuling bersama uap dan selanjutnya terhadap destilat saat dilakukan analisis ;9A. Pengertian Optimasi Secara umum optimasi berarti pencarian nilai terbaik (minimum atau maksimum) dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks. Optimasi juga dapat berarti upaya untuk meningkatkan kinerja sehingga mempunyai kualitas yang baik dan hasil kerja yang tinggi [7]. Pada penelitian ara dan !uraras optimasi diartikan peminimalan luas permukaan perpindahan panas dan pressure drop dimana pressure drop sisi shell tidak boleh lebih dari "# kPa [$]. Sedangkan pada penelitian %eppich dan &agerman' optimasi diartikan peminimalan segi biaya konstruksi sebuah shell and tube dimana parameter yang di optimasi adalah( jumlah pipa' panjang pipa' diameter shell' jumlah befel dan jarak befel [#].