071.10.109
Sistem Koloid
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan
dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan
kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan
makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat,
bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid. Koloid adalah suatu
sistem campuran metastabil (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu
tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.
Koloid
Suspensi
(Dispersi Molekuler)
(Dispersi Koloid)
(Dispersi Kasar)
Tidak stabil
Dua fase
Satu fase
Stabil
Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai
berikut :
Fase Terdispersi
Pendispersi
Nama koloid
Contoh
Gas
Gas
Gas
Cair
Busa
Gas
Padat
Busa padat
Cair
Gas
Aerosol cair
Cair
Cair
Emulsi
Cair
Padat
Gel
Mentega, agar-agar
Padat
Gas
Aerosol padat
Padat
Cair
Sol
Cat, tinta
Padat
Padat
Sol Padat
1. Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispesi dalm gas disebut aerosol.
Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang tyerdispersi
berupa zat cair, disebut aerosol cair. Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk
aerosol, seperti semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot,
dan lain-lain.
2. Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid
jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
Sistem koloid dari cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat
terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi
terbeentuk karena adanya pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah kasein dalam susu
dan kuning telur dalam mayonise.
3. Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya
emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan
protein.
4. Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: agar-agar,
lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat dibentuk dari suatu sol yang
zat terdispersinysa mengadsorbsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak
padat.
1.Gel elastis
Gel yang bersifat elastis, yaitu dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan kembali ke
bentuk awal jika gaya ditiadakan. Contoh adalah sabun dan gelatin.
2. Gel non-elastis
Gel yang bersifat tidak elastis, artinya tidak berubah jika diberi gaya. Contoh adalah
gel silika.
B. Sifat Koloid
Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana
jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan
sinar ke segala jurusan. Contoh: sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di
angkasa, hingga langit berwarna biru pada siang hari dan jingga pada sore hari ; debu
dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.
Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus
menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi.
Karena gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.
Adsorbsi Koloid
Adsorsi koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat adsorsi
digunakan dalam proses: pemutihan gula tebu, Norit, dan penjernihan air. Contoh: koloid
antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada
permukaannya. Oleh karena itu partikel koloid manjadi bermuatan listrik. Penyerapan
pada permukaan ini di sebut adsorpsi.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika
ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan
positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan
terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan
tujuan untuk menggumpalkan debunya.
Koagulasi Koloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya
berlawanan. Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi
jernih.
Koloid Pelindung
Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi relatif besar
disebut koloid liofil yang bersifat lebih stabil. Sedangkan jika partikel terdispersinya
mempunyai gaya absorpsi yang cukup kecil, maka disebut koloid liofob yang bersifat
kurang stabil. Yang berfungsi sebagai koloid pelindung ialah koloid liofil.
Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit, tetapi
menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaitu koloid liofil. Berikut ini
penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob:
Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik menarik yang cukup
besar antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji, sabun,
deterjen.
Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang
lemah atau bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium
pendispersinya. Contoh, disperse emas, belerang dalam air.
Dialisis
Pada pembuatan koloid, sering kali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kesetabilan
koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu proses yang
disebut dialisis.
Sol Liofil
Sol Liofob
Pembuatan
terdispersinya
medium pendisperinya
Muatan partikel
Adsorpsi medium
pendispersi
Penggumpalan
Sifat reversibel
Efek Tyndall
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil,
cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian
medium pendispersi dari elektrolit.
Koloid Liofil
Koloid Liofob
Mengadsorpsi mediumnya.