Anda di halaman 1dari 10

FREDERICO GARCIA

071.10.109

Sistem Koloid

A. Pengertian dan Jenis-jenis Koloid

Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan
dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan
kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan
makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat,
bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid. Koloid adalah suatu
sistem campuran metastabil (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu
tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.

PERBEDAAN LARUTAN SEJATI, SISTEM KOLOID, DAN SUSPENSI KASAR.


Larutan

Koloid

Suspensi

(Dispersi Molekuler)

(Dispersi Koloid)

(Dispersi Kasar)

Contoh: larutan gula dalam air

Contoh: campuran susu


dengan air.

Contoh: campuran tepung


terigu dengan air.

Homogen, tak dapat


dibedakan, walaupun
menggunakan mikroskop
ultra.
Semua partikel berdimensi
(panjang, lebar, atau tebal) <
1nm.

Secara makroskopis bersifat


Heterogen
homogen, tetapi heterogen jika
diamati dengan mikroskop Salah satu atau semua dimensi
partikel >100 nm.
ultra.
Dua fase

Partikel berdimensi antara 1


nm-100 nm.

Tidak stabil

Dua fase

Tidak dapat disaring.

Satu fase

Pada umumnya stabil.

Stabil

Tidak dapat disaring, kecuali


dengan penyaring ultra.

Tidak dapat disaring

Jenis Jenis Koloid

Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai
berikut :

Fase Terdispersi

Pendispersi

Nama koloid

Contoh

Gas

Gas

Gas

Cair

Busa

Buih, sabun, ombak, krim kocok

Gas

Padat

Busa padat

Batu apung, kasur busa

Cair

Gas

Aerosol cair

Obat semprot, kabut, hair spray


di udara

Cair

Cair

Emulsi

Air santan, air susu, mayones

Cair

Padat

Gel

Mentega, agar-agar

Padat

Gas

Aerosol padat

Debu, gas knalpot, asap

Padat

Cair

Sol

Cat, tinta

Padat

Padat

Sol Padat

Tanah, kaca, lumpur

Bukan koloid, karena gas bercampur secara homogen

1. Aerosol

Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispesi dalm gas disebut aerosol.
Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang tyerdispersi
berupa zat cair, disebut aerosol cair. Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk
aerosol, seperti semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot,
dan lain-lain.

2. Sol

Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid
jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
Sistem koloid dari cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat
terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi
terbeentuk karena adanya pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah kasein dalam susu
dan kuning telur dalam mayonise.

3. Buih

Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya
emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan

protein.

4. Gel

Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: agar-agar,
lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat dibentuk dari suatu sol yang
zat terdispersinysa mengadsorbsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak
padat.

Berdasarkan sifat keelastisitasnya, gel dapat dibagi menjadi:

1.Gel elastis

Gel yang bersifat elastis, yaitu dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan kembali ke
bentuk awal jika gaya ditiadakan. Contoh adalah sabun dan gelatin.

2. Gel non-elastis
Gel yang bersifat tidak elastis, artinya tidak berubah jika diberi gaya. Contoh adalah
gel silika.

B. Sifat Koloid

Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana
jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan
sinar ke segala jurusan. Contoh: sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di
angkasa, hingga langit berwarna biru pada siang hari dan jingga pada sore hari ; debu
dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.

Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus
menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi.
Karena gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.

Adsorbsi Koloid

Adsorsi koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat adsorsi
digunakan dalam proses: pemutihan gula tebu, Norit, dan penjernihan air. Contoh: koloid
antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare

Muatan Koloid dan Elektroforesis


Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan
koloid.Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.

Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada
permukaannya. Oleh karena itu partikel koloid manjadi bermuatan listrik. Penyerapan
pada permukaan ini di sebut adsorpsi.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika
ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan
positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan
terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).

Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan
tujuan untuk menggumpalkan debunya.

Koagulasi Koloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya
berlawanan. Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi
jernih.

Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:


Perubahan suhu.
Pengadukan.
Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.

Koloid Pelindung

Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi relatif besar
disebut koloid liofil yang bersifat lebih stabil. Sedangkan jika partikel terdispersinya
mempunyai gaya absorpsi yang cukup kecil, maka disebut koloid liofob yang bersifat
kurang stabil. Yang berfungsi sebagai koloid pelindung ialah koloid liofil.
Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit, tetapi
menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaitu koloid liofil. Berikut ini
penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob:

Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik menarik yang cukup
besar antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji, sabun,
deterjen.

Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang
lemah atau bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium
pendispersinya. Contoh, disperse emas, belerang dalam air.

Dialisis
Pada pembuatan koloid, sering kali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kesetabilan
koloid tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu proses yang
disebut dialisis.

Dalam proses ini, sistem koloid


dimasukkan kedalam kantong koloid,
lalu kantong koloid itu di masukkan
kedalam bejana yang berisi air mengalir
(lihat gambar). Kantong koloid terbuat
dari
selaput semipemeable,
yaitu
selaput yang dapat melewatkan
partikel-partikel kecil, seperti ion-ion
atau molekul sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari
kantong dan hanyut bersama air.

PERBANDINGAN SIFAT SOL LIOFIL DAN SOL LIOFOB


Sifat-Sifat

Sol Liofil

Sol Liofob

Pembuatan

Dapat dibuat langsung dengan Tidak dapat dibuat hanya dengan


mencampurkan fase
mencampur fase terdispersi dan
terdispersi dengan medium

terdispersinya

medium pendisperinya

Muatan partikel

Mempunyai muatan yang


kecil atau tidak bermuatan

Memiliki muatan positif atau


negative

Adsorpsi medium
pendispersi

Partikel-partikel sol liofil


Partikel-partikel sol liofob tidak
mengadsorpsi medium
mengadsorpsi medium
pendispersinya. Terdapat
pendispersinya. Muatan partikel
proses solvasi/ hidrasi, yaitu diperoleh dari adsorpsi partikelterbentuknya lapisan medium partikel ion yang bermuatan listrik
pendispersi yang teradsorpsi
di sekeliling partikel sehingga
menyebabkan partikel sol
liofil tidak saling bergabung

Viskositas (kekentalan) Viskositas sol liofil >


viskositas medium
pendispersi

Viskositas sol hidrofob hampir sama


dengan viskositas medium
pendispersi

Penggumpalan

Tidak mudah menggumpal Mudah menggumpal dengan


dengan penambahan elektrolit penambahan elektrolit karena
mempunyai muatan.

Sifat reversibel

Reversibel, artinya fase


Irreversibel artinya sol liofob yang
terdispersi sol liofil dapat
telah menggumpal tidak dapat diubah
dipisahkan dengan koagulasi, menjadi sol
kemudian dapat diubah
kembali menjadi sol dengan
penambahan medium
pendispersinya.

Efek Tyndall

Memberikan efek Tyndall


yang lemah

Migrasi dalam medan


listrik

Dapat bermigrasi ke anode, Akan bergerak ke anode atau katode,


katode, atau tidak bermigrasi tergantung jenis muatan partikel
sama sekali

Memberikan efek Tyndall yang jelas

Koloid Liofil dan Koloid Liofob


Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di
sekeliling koloid. Contoh: agar-agar.

Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil,
cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian
medium pendispersi dari elektrolit.

Koloid Liofil

Koloid Liofob

Mengadsorpsi mediumnya.

Tidak mengadsorpsi mediumnya.

Dapat dibuat dengan konsentrasi yang


relatif besar.

Hanya stabil pada konsentrasi kecil.

Tidak mudah digumpalkan dengan


penambahan elektrolit.
Viskositas lebih besar daripada
mediumnya.
Bersifat reversibel.
Efek tyndall lemah

Mudah menggumpal pada penambahan elektrolit.


Viskositas hampir sama dengan mediumnya.
Tidak reversibel.
Efek tyndall lebih jelas.

Anda mungkin juga menyukai