Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
Perkembangan peradaban manusia jauh lebih cepat dibandingkan makhluk
lainnya. Sejak dilahirkan manusia terus berkembang dan mengembangkan dirinya
demi mencapai kenikmatan, kesenangan, kesejahteraan dan berbagai keindahan
hidup lain, yang bisa jadi tidak pernah dinikmati oleh binatang atau makluk lain.
Peradaban yang terus berkembang pada dasarnya didorong oleh hasrat manusia yang
tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Manusia selalu ingin mendapatkan
lebih dari yang dimiliki. Hasrat ini, di satu sisi mendorong manusia untuk terus
berusaha melakukan perubahan dan menemukan hal-hal baru, namun di sisi lain
sering mendorong manusia terjerumus ke dalam jurang yang tak berujung.
Peradaban manusia pada hakikatnya adalah hasil dari proses upaya manusia
untuk menemukan sesuatu yang baru untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Berbagai upaya yang dilakukan manusia berbeda, karena tuntutan kebutuhan yang
berbeda. Bisa juga perbedaan tersebut diakibatkan oleh cara dan proses yang
dilakukan antara satu manusia dengan manusia lainnya berbeda. ustru perbedaan
inilah yang menghasilkan dan memperkaya peradaban manusia tersebut.
Salah satu !ujud peradaban manusia yang sangat cepat berkembang adalah
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan pada bidang ini selain
mendorong dirinya untuk berkembang juga mendorong bidang lain untuk terus juga
ikut berkembang, seperti kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi dan
in"ormasi yang sangat mengagumkan. Seperti halnya dengan bidang lain, bidang
inipun dalam perkembangannya beragam dan ber#ariasi. $eberagaman ini
disebabkan oleh banyak "aktor diantaranya disebabkan oleh cara, proses, asal-usul,
dan hubungannya %epistemology& dengan manusia dalam mengembangkan ilmu dan
pengetahuan yang menjadi minat dan perhatiannya yang juga berbeda.
'ibisono %()))& mengibaratkan ilmu pengetahuan sebagai pohon yang
tumbuh mekar bercabang secara subur. Masing-masing cabang berkembang mandiri
mengikuti metodologinya sendiri-sendiri. Hal ini menunjukkan bah!a ilmu
pengetahuan semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang
pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru, bahkan kearah
ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi.
*erlepas dari berbagai macam pengelompokkan atau pembagian dalam ilmu
pengetahuan, dapat disinyalir bah!a peranan ilmu pengetahuan terhadap kehidupan
manusia, baik indi#idual maupun sosial, menjadi sangat menentukan. $arena itu
implikasi yang timbul, menurut 'ibisono %()))&, adalah bah!a ilmu yang satu
sangat erat hubungannya dengan cabang ilmu yang lain, serta semakin kaburnya
garis batas antara ilmu dasar-murni atau teoritis dengan ilmu terapan atau praktis.
+ntuk mengatasi gap antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya,
dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat menjembatani serta me!adahi perbedaan
yang muncul. ,leh karena itu, maka bidang "ilsa"atlah yang mampu mengatasi hal
tersebut. Hal ini senada dengan pendapat -mmanuel $ant dalam 'ibisono %()))&
yang menyatakan bah!a "ilsa"at merupakan disiplin ilmu yang mampu menunjukkan
batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat.
.
/ilsa"at dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara subtansi
maupun historis karena kelahiran ilmu tidak terlepas dari peranan "ilsa"at, sebaliknya
perkembangan ilmu memperkuat keberadaan "ilsa"at. 0alam masyarakat beragama,
ilmu adalah bagian yang tidak terpisahkan dari nilai-nilai ketuhanan karena sumber
ilmu yang hakiki adalah dari *uhan, manusia hanya menemukan sumber itu dan
kemudian merekayasanya untuk dijadikan instrumen kehidupan. Manusia adalah
ciptaan *uhan yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk yang lain
karena manusia diberikan daya berpikir. 0aya pikir inilah yang menemukan teori-
teori ilmiah dan teknologi. Pada !aktu bersamaan, daya pikir tersebut menjadi
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan manusia sebagai makhluk
*uhan, sehingga dia tidak hanya bertangungja!ab kepada sesama manusia, tetapi
juga kepada penciptanya.
Berpikir merupakan suatu akti#itas pribadi manusia yang mengakibatkan
penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Manusia berpikir untuk menemukan
pemahaman atau pengertian, pembentukan pendapat, dan kesimpulan atau keputusan
dari sesuatu yang dikehendaki. Secara garis besar berpikir dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu1 berpikir alamiah dan berpikir ilmiah. Berpikir alamiah, pola penalaran
yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Berpikir
ilmiah, pola penalaran berdasarkan sasaran tertentu secara teratur dan cermat.
Berpikir ilmiah adalah landasan atau kerangka berpikir penelitian ilmiah. +ntuk
melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir. *ersedianya
sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan
cermat.
2
Statistika merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan.
Metode keilmuan, sejauh apa yang menyangkut metode, sebenarnya tak lebih dari
apa yang dilakukan seseorang dalam mempergunakan pikirannya, tanpa ada sesuatu
pun yang membatasinya.
Statistika diterapkan secara luas dalam hampir semua pengambilan keputusan
dalam bidang manajemen. Statistika diterapkan dalam penelitian pasar, penelitian
produksi, kebijaksanaan penanaman modal, kontrol kualitas, seleksi pega!ai,
kerangka percobaan industri, ramalan ekonomi, auditing, pemilihan risiko dalam
pemberian kredit, dan masih banyak lagi.
0ari uraian diatas, statistika berkaitan dengan daya pikir manusia, terutama
dalam hal berpikir ilmiah. Berpikir ilmiah berhubungan dengan keilmuan dan
teknologi yang dalam perkembangannya dibatasi oleh "ilsa"at. ,leh karena itu,
penulisan makalah ini di"okuskan pada perihal keterkaitan antara statistika dan
"ilsa"at.
3
BAB II
PENGERTIAN-PENGERTIAN
A. Pengertian Filsafat
1. Filsafat Menurut Asal Katana
$ita sering mendengar istilah "ilsa"at. 4da yang mengartikan "ilsa"at sebagai
ilmu, ada pula yang mengartikan "ilsa"at sebagai pandangan hidup. *idak jarang,
orang mengartikan "ilsa"at sebagai kata-kata yang bernilai tinggi atau bahkan kata-
kata yang membingungkan. Mana yang benar dan sebenarnya apakah yang
dimaksud dengan "ilsa"at itu5
+ntuk mengetahui makna atau hakekat "ilsa"at kita dapat mencarinya dari
asal kata "ilsa"at itu sendiri. /ilsa"at berasal dari bentukan dua buah kata bahasa
6unani, yakni philos dan sophia %'iharto, .778&. Philos berati teman atau cinta dan
sophia berarti kebijaksanaan, pengetahuan atau hikmah. Menurut asal katanya,
dengan demikian "ilsa"at dapat diartikan sebagai cinta kebijaksanaan atau bentuk
cinta kepada kebijaksanaan, atau bisa juga berarti teman kebijaksanaan atau induk
dari segala ilmu pengetahuan %mother scientiarum&.
Menurut 'iharto %.778&, seorang yang bijaksana adalah seorang yang sudah
mengetahui hakekat segala sesuatu. Seorang yang bijaksana bukan hanya sekedar
tahu tetapi sudah memahami apa yang diketahuinya tersebut. Seseorang yang telah
memahami sesuatu akan mendapatkan kemudahan dalam menerapkan apa yang
diketahuinya tersebut, juga dalam melakukan analisis, sintesis maupun e#aluasi
terhadap apa yang diketahui dan hal-hal yang berhubungan dengan hal-hal yang
diketahuinya tersebut.
!. Filsafat Menurut Be"era#a A$li
Phytagoras %98. - 3)8 SM& ditahbiskan sebagai orang pertama yang memakai
kata philosopia yang berarti pecinta kebijaksanaan %lover of wisdom&. Pengetahuan
yang diperoleh oleh seorang ahli "ilsa"at adalah pengetahuan yang luhur sesuai
dengan pendapat Plato %3.8 SM& dalam 'iharto %.778& yang menyatakan bah!a
"ilsa"at adalah kegemaran dan kemauan untuk mendapatkan pengetahuan yang luhur
atau kebenaran yang hakiki. Pengetahuan yang didapatkan ahli "ilsa"at dipandang
bernilai tinggi dan agung sehingga mempunyai banyak penganut. Pengetahuan yang
diperoleh ahli "ilsa"at seringkali menjadi sebuah isme, bahkan dianggap suci
layaknya ayat-ayat yang diturunkan dari *uhan dan melahirkan sebuah agama.
*aoisme, misalnya, adalah contoh sebuah pengetahuan yang dianggap luhur,
agung bahkan suci oleh para penganutnya. *aoisme adalah ajaran yang disampaikan
oleh :ao *se %997 SM&, sebagai sebuah jalan *ao adalah jalan alam bukan
sekedar jalan manusia. *ao adalah kenyataan obyekti", substansi abadi yang
bersi"at tunggal, mutlak dan tidak ternamai. anganlah seseorang bergulat mela!an
alam melainkan harus bekerja sama, seperti air yang mengalir ke tempat yang lebih
rendah, tidak mela!an, namun dapat menghancurkan karang yang sangat kokoh.
Semua yang ada di jagat raya telah memiliki jalannya sendiri-sendiri.
Manusia yang merupakan bagian mikrokosmis seyogyanya mengikuti jalan alam,
tidak perlu mencampuri atau menginter#ensi jalannya hukum alam. Sikap yang tidak
mencampuri inilah yang disebut 'u 'ei. 4jaran *ao bersi"at meta"isika dan
puncaknya adalah kesadaran bah!a kita tidak tahu apa-apa tentang *ao yang dalam
istilah lain disebut sebagai docta ignorantia %ketidaktahuan dalam berilmu&.
;
*aoisme yang digambarkan oleh :ao *<e berupaya mengungkapkan suatu
kebenaran, oleh karenanya, 4ristoteles %2=3 SM& mengartikan "ilsa"at sebagai ilmu
tentang kebenaran. Para ahli "ilsa"at memang selalu berupaya mendapatkan
kebenaran tentang segala sesuatu %'iharto, .778&. 4pa yang dilakukan oleh
Sidharta >autama tidak jauh berbeda dengan :ao *<e.
Sidharta >autama adalah adalah putera raja Suddhodana yang selalu hidup
dalam keme!ahan dan kebahagiaan, namun di sudut hatinya selalu memikirkan
hukum alam, bagaimana cara mengatasi hukum alam, dan masalah-masalah manusia.
0alam mencari kebenaran tas semuanya itu, Sidharta sampai kepada kesimpulan
tentang ajaran ?at#ari 4rya Satyani %/ourth @oble *ruth atau empat kebenaran
mulia&. 4jaran Sidharta tentang empat kebenaran mulia dimaksud adalah1
(. 4danya penderitaan %Dukkha& terjadi pada semua orang. $elahiran, sakit,
usia tua dan kematian adalah penderitaan. Penderitaan tidak hanya bersi"at "isik,
melainkan juga mental. $ebahagiaan tidaklah kekal, karena ketika kebahagiaan
dalam hidup meninggalkan kita maka penderitaan pasti muncul.
.. Sebab penderitaan adalah na"su atau kemelekatan. ,rang hidup dalam lautan
penderitaan karena tidak mengetahui karma, tidak peduli dan rakus mengejar
kesenangan dunia!i.
2. 4khir penderitaan dilakukan dengan memutuskan na"su, kebodohan,
ketidakpedulian dan kerakusan sehingga semuanya hilang %nirvana atau
nibbana&.
8
3. ?ara mengatasi penderitaan adalah dengan jalan tengah, jalan mulia berunsur
delapan atau delapan jalan kebenaran. 0elapan jalan kebenaran tersebut adalah
pandangan yang benar, pikiran yang benar, perkataan yang benar, perbuatan yang
benar, mata pencaharian yang benar, usaha yang benar, kesadaran yang benar dan
konsentrasi yang benar
4hli "ilsa"at lain sebagaimana ditulis oleh -brahim %.77=&, seperti 4l-/arabi
%=87 - )97 M& misalnya, mengartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang alam
maujud dan hakekat alam yang sebenarnya. $emudian, 0escartes %(9)7 - (;97 M&
mende"inisikan "ilsa"at sebagai kumpulan ilmu pengetahuan tentang *uhan, alam dan
manusia. 4dapun de"inisi "ilsa"at menurut -mmanuel $ant %(8.3 - (=73 M& adalah
ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan.
Menurutnya, ada empat hal yang dikaji dalam "ilsa"at, yakni apa yang dapat manusia
ketahui5 %meta"isika&A apa yang seharusnya diketahui manusia5 %etika&A sampai
dimana harapan manusia5 %agama&A dan apakah menusia itu5 %antropologi&.
'alau bagaimanapun, semua de"inisi tersebut tidak dapat menampilkan
pengertian yang sempurna karena setiap orang selalu berbeda cara dan gaya dalam
mende"inisikan suatu masalah. 0e"inisi tersebut tidak akan menyesatkan selama
dipandang sebagai cara pengenalan a!al untuk mencapai kesempurnaan lebih lanjut.
0engan demikian, "ilsa"at merupakan ilmu yang mempelajari dengan
sungguh-sungguh hakekat kebenaran segala sesuatu. 0engan bantuan "ilsa"at,
manusia berusaha menangkap makna, hakekat, hikmah dari setiap pemikiran, realitas
dan kejadian. /ilsa"at mengantarkan manusia untuk lebih jernih, mendasar dan
bijaksana dalam ber"ikir, bersikap, berkata, berbuat dan mengambil kesimpulan.
=
B. Pengertian Il%u Pengeta$uan
0alam Encyclopedia of Philosophy, pengetahuan dide"inisikan sebagai
kepercayaan yang benar %knowledge is justified true belief&. Pengetahuan adalah apa
yang diketahui atau hasil pekerjaan mengetahui, sehingga menjadi kenal, sadar,
insa", mengerti, benar dan pandai %-brahim, .77=&.
Pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar maka bukan pengetahuan
melainkan kekeliruan atau kontradiksi. Pengetahuan merupakan hasil suatu proses
atau pengalaman yang sadar, dan merupakan terminologi generik yang mencakup
seluruh hal yang diketahui manusia. 0engan demikian, pengetahuan adalah
kemampuan manusia seperti perasaan, pikiran, pengalaman, pengamatan dan intuisi
yang mampu menangkap alam dan kehidupannya, serta mengabstraksikannya untuk
mencapai suatu tujuan.
0alam hal ini, tujuan manusia mempunyai pengetahuan adalah1
(. Memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan hidup.
.. Mengambangkan arti kehidupan.
2. Mempertahankan kehidupan dan kemanusiaan itu sendiri.
3. Mencapai tujuan hidup.
4dapun jenis pengetahuan sebagaimana ditulis oleh -brahim %.77=& terdiri
dari1
(. Pengetahuan biasa %common sense&, yang digunakan terutama untuk
kehidupan sehari-hari, tanpa mengetahui seluk-beluk yang sedalam-dalamnya
dan seluas-luasnya.
)
.. Pengetahuan ilmiah atau ilmu, adalah pengetahuan yang diperoleh secara
khusus, bukan hanya untuk digunakan saja namun ingin mengetahui lebih dalam
dan luas mengenai kebenarannya, tetapi masih berkisar pada pengalaman.
2. Pengetahuan "ilsa"at, adalah pengetahuan yang tidak mengenal batas,
sehingga yang dicari adalah sebab-sebab yang paling dalam dan hakiki sampai
diluar dan diatas pengalaman biasa.
3. Pengetahuan agama, suatu pengetahuan yang hanya diperoleh dari *uhan
melalui para utusan-@ya. Pengetahuan ini bersi"at mutlak dan !ajib diyakini
oleh para pemeluk agama.
Menurut /reedman dalam >ie %()))&, pengetahuan ilmiah atau ilmu adalah
pengetahuan yang bersi"at positi" dan sistematis. -lmu merupakan bentuk akti#itas
manusia yang dengan melalukannya umat manusia memperoleh suatu pengetahuan
dan senantiasa lebih lengkap dan cermat tentang alam di masa lampau, sekarang dan
di kemudian hari. 4dapun Hornby dalam -brahim %()))& mengartikan ilmu sebagai
susunan atau kumpulan pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dan
percobaan dari "akta-"akta.
-lmu pada dasarnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan
mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan sehari-hari yang dilanjutkan
dengan suatu pemikiran cermat dan seksama dengan menggunakan berbagai metode.
-lmu merupakan suatu metode ber"ikir secara obyekti" bertujuan untuk
menggambarkan dan memberi makna terhadap gejala dan "akta melalui obser#asi
eksperimen dan klasi"ikasi.
(7
&. Pengertian 'tatisti(a
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi dan mempresentasikan data.
Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. -stilah statistika
%statistics& berbeda dengan statistik %statistic&. Statistika merupakan ilmu yang
berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data, in"ormasi, atau hasil penerapan
algoritma statistika pada suatu data. 0ari kumpulan data, statistika dapat digunakan
untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan dataA ini dinamakan statistika deskripti".
Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa
istilah statistika antara lain populasi, sampel, unit sampel dan probabilitas.
Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu
alam %misalnya astronomi dan biologi maupun ilmu-ilmu sosial, termasuk sosiologi
dan psikologi, maupun di bidang bisnis, ekonomi, dan industri&. Statistika juga
digunakan dalam pemerintahan untuk berbagai macam tujuanA sensus penduduk
merupakan salah satu prosedur yang paling dikenal. 4plikasi statistika lainnya yang
sekarang popular adalah prosedur jajak pendapat atau polling %misalnya dilakukan
sebelum pemilihan umum&, serta jajak cepat %perhitungan cepat hasil pemilu& atau
quick count. 0i bidang komputasi, statistika dapat pula diterapkan dalam pengenalan
pola maupun kecerdasan buatan.
Pada mulanya, kata statistik diartikan sebagai kumpulan bahan keterangan
%data&, baik yang ber!ujud angka %data kuantitati"&, maupun yang tidak ber!ujud
angka %data kualitati"&, yang mempunyai arti penting dan kegunaan besar bagi suatu
negara. @amun pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi
((
pada kumpulan bahan keterangan yang ber!ujud angka %data kuantitati"& saja.
0alam kamus ilmiah populer, kata statistik berarti tabel, gra"ik, da"tar in"ormasi,
angka-angka, danBatau in"ormasi. Sedangkan kata statistika berarti ilmu
pengumpulan, analisis, dan klasi"ikasi data, angka sebagai dasar untuk induksi.
4braham 0emoitre %(;;8-(893& mengembangkan teori galat atau kekeliruan
%theory of error&. Pada tahun (898 *homas Simpson menyimpulkan bah!a terdapat
sesuatu distribusi yang berlanjut dari suatu #ariabel dalam suatu "rekuensi yang
cukup banyak.
Pearson melanjutkan konsep-konsep >alton dan mengembangkan konsep
regresi, korelasi, distribusi, chi-kuadrat, dan analisis statistika untuk data kualitati"
Pearson menulis buku The Grammar of cience sebuah karya klasik dalam "ilsa"at
ilmu. Penelitian ilmiah, baik yang berupa sur#ei maupun eksperimen, dilakukan
lebih cermat dan teliti dengan mempergunakan teknik-teknik statistika yang
diperkembangkan sesuai dengan kebutuhan.
*ujuan dari pengumpulan data statistik dapat dibagi ke dalam dua golongan
besar, yang secara kasar dapat dirumuskan sebagai tujuan kegiatan praktis dan
kegiatan keilmuan. Perbedaan yang penting dari kedua kegiatan ini dibentuk oleh
kenyataan bah!a dalam kegiatan praktis hakikat alternati" yang sedang
dipertimbangkan telah diketahui, paling tidak secara prinsip, di mana konsekuensi
dalam memilih salah satu dari alternati" tersebut dapat die#aluasi berdasarkan
serangkaian perkembangan yang akan terjadi. 0i pihak lain, kegiatan statistika
dalam bidang keilmuan diterapkan pada pengambilan suatu keputusan yang
konsekuensinya sama sekali belum diketahui.
(.
Pengambilan kesimpulan secara indukti" menghadapkan kita kepada sebuah
permasalahan mengenai banyaknya kasus yang kita hadapi. 0alam hal ini statistika
memberikan jalan keluar untuk dapat menarik kesimpulan yang bersi"at umum
dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan. Statistika
mampu memberikan secara kuantitati" tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik
tersebut, yakni makin besar contoh yang diambil, maka makin tinggi pula tingkat
ketelitian kesimpulan tersebut.
(2
BAB III
FIL'AFAT DAN 'TATI'TIKA
:ouis ,. $atso"" dalam bukunya !Elements of Philosophy! %Susanto, ()8;&
menyatakan bah!a kegiatan "ilsa"at merupakan perenungan, yaitu suatu jenis
pemikiran yang meliputi kegiatan meragukan segala sesuatu, mengajukan
pertanyaan, menghubungkan gagasan yang satu dengan gagasan yang lainnya,
menanyakan mengapa mencari ja!aban yang lebih baik ketimbang ja!aban pada
pandangan mata. /ilsa"at sebagai perenungan mengusahakan kejelasan, keutuhan,
dan keadaan memadainya pengetahuan agar dapat diperoleh pemahaman. *ujuan
"ilsa"at adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan
kritik dan menilai pengetahuan ini. Menemukan hakekatnya, dan menerbitkan serta
mengatur semuanya itu dalam bentuk yang sistematik. /ilsa"at memba!a kepada
pemahaman, dan pemahaman memba!a kepada tindakan yang lebih layak. *iga
bidang kajian "ilsa"at ilmu adalah epistemologis" ontologis, dan oksiologis. $etiga
bidang "ilsa"at ini merupakan pilar utama bangunan "ilsa"at.
(. Epistemologi merupakan cabang "ilsa"at yang menyelidiki asal, si"at, metode,
dan batasan pengetahuan manusia yang bersangkutan dengan kriteria bagi
penilaian terhadap kebenaran dan kepalsuan. Epistemologi pada dasarnya adalah
cara bagaimana pengetahuan disusun dari bahan yang diperoleh dalam prosesnya
menggunakan metode ilmiah. Metode adalah tata cara dari suatu kegiatan
berdasarkan perencanaan yang matang dan mapan, sistematis dan logis.
.. #ntologi adalah cabang "ilsa"at mengenai si"at %!ujud& atau lebih sempit lagi
si"at "enomena yang ingin diketahui. 0alam ilmu pengetahuan sosial ontologi
terutama berkaitan dengan si"at interaksi sosial.
2. $ksiologis adalah cabang "ilsa"at yang berkaitan dengan nilai seperti etika,
estetika atau agama.
-lmu bersi"at pasteriori dimana kesimpulan ditarik setelah melakukan
pengujian secara berulang, sedangkan "ilsa"at bersi"at priori dimana kesimpulan
ditarik tanpa pengujian tetapi melalui pemikian dan perenungan. Meskipun berbeda,
namun pada dasarnya keduanya sama-sama menggunakan akti#itas ber"ikir,
!alaupun cara ber"ikirnya tidak sama. $eduanya juga sama-sama mencari
kebenaran. $ebenaran "ilsa"at tidak dapat dibuktikan oleh "ilsa"at itu sendiri, tetapi
hanya dapat dibuktikan oleh teori keilmuan melalui obser#asi atau eksperimen untuk
mendapatkan justi"ikasi. ,leh karenanya, "ilsa"at dapat merangsang lahirnya
keinginan dari temuan "iloso"is melalui berbagai obser#asi dan eksperimen yang
melahirkan ilmu-ilmu. Hasil kerja "iloso"is dapat menjadi pembuka bagi lahirnya
suatu ilmu, oleh karena itu "ilsa"at disebut juga sebagai induk ilmu %mother of
science&. +ntuk kepentingan perkembangan ilmu, timbul disiplin "ilsa"at yang
mengkaji ilmu pengetahuan yang dikenal sebagai "ilsa"at ilmu pengetahuan.
/ilsa"at ilmu merupakan bagian dari epistemologi %"ilsa"at pengetahuan& yang
secara spesi"ik mengkaji hakekat ilmu %pengetahuan ilmiah&. Menurut >ie %()))&,
"ilsa"at ilmu adalah segenap pemikiran re"lekti" terhadap persoalan-persoalan
mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan
segala segi dari kehidupan manusia. /ilsa"at ilmu merupakan suatu bidang
(9
pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada
hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara "ilsa"at dan ilmu. Sehubungan
dengan pendapat tersebut bah!a "ilsa"at ilmu merupakan penerusan pengembangan
"ilsa"at pengetahuan, maka oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti
perkembangan <aman dan keadaan tanpa meninggalkan pengetahuan lama.
Pengetahuan lama tersebut akan menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru.
Hal ini senada dengan ungkapan dari Bahm %()=7& dalam 'ibisono %()))& bah!a
ilmu pengetahuan %sebagai teori& adalah sesuatu yang selalu berubah.
*elah dikemukakan diatas bah!a pada dasarnya ilmu dan "ilsa"at
menggunakan akti#itas berpikir untuk mencari kebenaran. 0alam hal pembuktian
daripada kebenaran tersebut, salah satu bidang ilmu yang digunakan adalah
statitistika. Statistika digunakan untuk menggambarkan suatu persoalan dalam suatu
bidang keilmuan. Maka, dengan menggunakan prinsip statistika masalah keilmuan
dapat diselesaikan, suatu ilmu dapat dide"inisikan dengan sederhana melalui
pengujian statistika dan semua pernyataan keilmuan dapat dinyatakan secara "aktual.
0engan melakukan pengujian melalui prosedur pengumpulan "akta yang rele#an
dengan rumusan hipotesis yang terkandung "akta-"akta emperis, maka hipotesis itu
diterima keabsahan sebagai kebenaran, tetapi dapat juga sebaliknya.
Statistika merupakan bagian dari metode keilmuan yang dipergunakan dalam
mendiskripsikan gejala dalam bentuk angka-angka, baik melalui hitungan maupun
pengukuran. 0engan statistika kita dapat melakukakn pengujian dalam bidang
keilmuan sehingga banyak masalah dan pernyataan keilmuan dapat diselesaikan
secara "aktual.
(;
Pengujian statistika adalah konsekuensi pengujian secara empiris. $arena
pengujian statistika adalah suatu proses pengumpulan "akta yang rele#an dengan
rumusan hipotesis. 4rtinya, jika hipotesis terdukung oleh "akta-"akta empiris, maka
hipotesis itu diterima sebagai kebenaran. Sebaliknya, jika bertentangan hipotesis itu
ditolak. ...Maka, pengujian merupakan suatu proses yang diarahkan untuk mencapai
simpulan yang bersi"at umum dari kasus-kasus yang bersi"at indi#idual. 0engan
demikian berarti bah!a penarikan simpulan itu adalah berdasarkan logika indukti".
Pengujian statistik mampu memberikan secara kuantitati" tingkat kesulitan
dari kesimpulan yang ditarik tersebut, pada pokoknya didasarkan pada asas yang
sangat sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil makin tinggi pula tingkat
kesulitan kesimpulan tersebut. Sebaliknya, makin sedikit contoh yang diambil maka
makin rendah pula tingkat ketelitiannya. $arakteristik ini memungkinkan kita untuk
dapat memilih dengan seksama tingkat ketelitian yang dibutuhkan sesuai dengan
hakikat permasalahan yang dihadapi. ...Selain itu, statistika juga memberikan
kesempatan kepada kita untuk mengetahui apakah suatu hubungan kesulitan antara
dua "aktor atau lebih bersi"at kebetulan atau memang benar-benar terkait dalam suatu
hubungan yang bersi"at empiris. Selain itu, ujun S. Suriasumantri juga mengatakan
bah!a pengujian statistik mengharuskan kita untuk menarik kesimpulan yang
bersi"at umum dari kasus-kasus yang bersi"at indi#idual. +mpamanya jika kita ingin
mengetahui berapa tinggi rata-rata anak umur (7 tahun di sebuah tempat, maka nilai
tinggi rata-rata yang dimaksud merupakan sebuah kesimpulan umum yang ditarik
dalam kasus-kasus anak umur (7 tahun di tempat itu. 0alam hal ini kita menarik
kesimpulan berdasarkan logika induktif.
(8
Statistika mampu memberikan secara kuantitati" tingkat ketelitian dari
kesimpulan yang ditarik tersebut, yakni makin banyak bahan bukti yang diambil
makin tinggi pula tingkat ketelitian kesimpulan tersebut. 0emikian sebaliknya,
makin sedikit bahan bukti yang mendukungnya semakin rendah tingkat kesulitannya.
Mem#eri"ikasi adalah membuktikan bah!a hipotesis ini adalah dalil yang
sebenarnya. -ni juga mencakup generalisasi, untuk menemukan hukum atau dalil
umum, sehingga hipotesis tersebut menjadi suatu teori.
+ntuk itu, statistika mempunyai peran penting dalam berpikir indukti".
Bagaimana seseorang dapat melakukan generalisasi tanpa menguasai statistik5
Memang betul tidak semua masalah membutuhkan analisis statistik, namun hal ini
bukan berarti, bah!a kita tidak perduli terhadap statistika sama sekali dan berpaling
kepada cara-cara yang justru tidak bersi"at ilmiah.
(=
BAB I)
PENUTUP
0ari uraian yang dikemukakan diatas, dapat ditarik kesimpulan bah!a1
(. /ilsa"at dan ilmu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yang
sama-sama menggunakan akti#itas berpikir untuk mencari kebenaran.
.. 0alam upaya pembuktian kebenaran, salah satu bidang ilmu yang digunakan
adalah statitistika.
2. Statistika merupakan bagian dari metode keilmuan yang dipergunakan dalam
mendeskripsikan gejala dalam bentuk angka-angka, baik melalui hitungan
maupun pengukuran. 0engan statistika dapat dilakukan pengujian dalam bidang
keilmuan sehingga banyak masalah dan pernyataan keilmuan dapat diselesaikan
secara "aktual.
DAFTAR PU'TAKA
-brahim, S., .77=. /ilsa"at -lmu Pengetahuan. Sekolah /armasi -*B, Bandung.
>ie, *.:., ())). Pengantar /ilsa"at -lmu. Penerbit :iberty, 6ogyakarta.
Susanto, 4.S., ()8;. /ilsa"at $omunikasi. Penerbit Binacipta, Bandung.
'ibisono, $., ())). -lmu Pengetahuan Sebagai Pengantar +ntuk Memahami
/ilsa"at -lmu. Makalah. 0itjen 0epdikbud. akarta.
'iharto, M., .778. Pengertian dan Perenungan $e"ilsa"atan. Pengantar /ilsa"at.
+ni#ersitas -ndonusa Csa *unggal, akarta.
HUBUNGAN FIL'AFAT DAN 'TATI'TIKA
0isusun ,leh1
'*ARIFAH NUR 'AFIAH
NIM. A!A!1++,!
Makalah disusun dalam rangka tugas mata kuliah /ilsa"at -lmu %MP-PS-97(&
0osen1 Pro". 0r. 'ahyu, MS
PR-GRAM MAGI'TER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN '-'IAL
PR-GRAM PA'&A'AR.ANA
UNI)ER'ITA' LAMBUNG MANGKURAT
BAN.ARMA'IN
!+1+
KATA PENGANTAR
4lhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kehadirat 4llah S'* atas rahmat-
@ya, sehingga makalah yang berjudul Hubungan /ilsa"at dan Statistika ini dapat
diselesaikan.
Bersama ini disampaikan ungkapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam penulisan makalah ini, khususnya
kepada Bapak Pro". 0r. 'ahyu, MS selaku dosen pengampu mata kuliah /ilsa"at
-lmu.
4khirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi man"aat bagi
yang memerlukannya.
Penulis
DAFTAR I'I
Halaman
$4*4 PC@>4@*4D................................................................................. i
04/*4D -S-............................................................................................... ii
B4B -. PC@04H+:+4@..................................................................... (
B4B --. PC@>CD*-4@-PC@>CD*-4@................................................ 9
4. Pengertian /ilsa"at............................................................... 9
B. Pengertian -lmu Pengetahuan............................................... )
?. Pengertian Statistika............................................................. ((
B4B ---. /-:S4/4* 04@ S*4*-S*-$4............................................... (3
B4B -E. PC@+*+P................................................................................. ()
04/*4D P+S*4$4.................................................................................. .7

Anda mungkin juga menyukai