Anda di halaman 1dari 5

2.

5 Pengaruh Parameter Perairan di Waduk Cirata



a) Ditinjau dari Kelimpahan Perifiton

Parameter Selama
Penelitian
Suparlina Kisaran Optimum
Transparansi 76-104 28-100 10-25 cm*
Suhu 27,5-31,1 28-31 20-35
o
C****
DO 4,1-4,6 7,2-10,4 >5ppm*
pH 7,1-7,6 6,5-7,5 8-9 atau netral****
Nitrat 0,4-0,6 - <0,2 ppm**
Ortofosfat 0,065-0,071 0,015-0,067 <0,02 ppm*
Akalinitas 97,3-152,0 - 80-120***

*Wetzel (1979)
**Hutagalung (1988)
***Ghufron (2007)
****Ray and Rao (1964)
*****Haslam (1995) dalam (Efendi 2003)

Berdasarkan hasil pengukuran selama penelitian, dapat dilihat bahwa
kedalman secchi disk perairan selama penelitian berkisar antara 76-104 cm, nilai
ini jika dihitung berdasarkan hokum Lambret maka intensitas cahaya kurang lebih
dapat mencapai kedalaman 2,08 m. Kedalaman secchi disk pada penelitian
Suparlina (2003) hanya berkisar antara 28-100 cm. Walaupun kriteria tersebut
masih sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Weitzel (1979) bahwa kisaran
transparasi cahaya yang optimal bagi pertumbuhan perifiton berkisar antara 10-25
cm.
Selain intensitas cahaya, variable yang sangat penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan perifiton adalah unsur hara, diantaranya fosfor dalam bentuk
ortofosfat dan nitrogen dalam bentuk nitrat. Berdasarkan pengukuran pengukuran
ortofosfat selama periode penelitian, nilainya berkisar anatar 0,065-0,071 mg/l
sedangkan nitart 0,4-0,6 mg/l. Menurut Prowsw (1962) dan Mackentum (1969)
dalam Basmi (1988) untuk pertumbuhan optimal perifiton membutuhkan fosfat
antara 0,27-5,51 mg/l dan akan menjadi faktor pembatas jika dibawah 0,02 mg/l.
Kadar nitrat > 0,2 mg/l dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi yang
selanjutnya menyebabkan blooming. Dengan demikian ortofosfat dan nitrat yang
memiliki nilai sangat tinggi diduga mendukunga pertumbuhan dan perkembangn
perifiton yang semakin cepat. Hal ini diduga dapat menggangu proses penguraian

1
sisa pakan dan menyebabkan kebocoran pada jarring akibat pelapukan perifiton
yang telah mati dan banyak menumpuk dijaring.

b) Ditinjau dari Kualitas Air
Stasiun Suhu (
o
C) NH
3
-N (mg/l) DO (mg/l)
Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata
Patokbeusi 29.70-32.50 31.13 0.182-0.275 0.223 4.50-7.60 5.73
Jatinenggang 28.00-33.40 30.97 0.203-0.301 0.24 2.80-8.80 5.42
Gandaoli 28.70-32.90 31.45 0.146-0.301 0.224 4.50-9.00 5.92
Cicendo 28.60-34.00 31.8 0.206-0.301 0.247 3.50-10.30 6.65
Cihea 29.40-32.00 30.73 0.100-0.275 0.201 3.00-13.60 7.1

Stasiun CO
2
(mg/l) pH Konduktivitas
Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata
Patokbeusi 3.96-15.84 9.24 7.31-8.56 7.98 181-209 196
Jatinenggang 3.96-7.92 4.62 7.79-8.78 8.23 2182-202 192
Gandaoli 3.96-11.88 7.26 7.34-8.52 7.73 180-199 192
Cicendo 3.96-7.92 4.62 7.52-8.61 8.22 184-205 196
Cihea 3.96-15.84 10.56 7.56-8.55 7.92 212-292 245

Kisaran rata-rata parameter suhu berada diluar nilai optimum baik untuk
ikan mas, maupun ikan nila, namun belum melampaui batas yang mematikan bagi
keduanya. Nilai penyimpangan dari batas optimim dalam kisaran yang normal
dengan nilai rata-rata masih dibawah nilai ambang batas normal, sehingga tidak
merupakan constrain. Parameter oksigen terlarut memiliki kisaran yang cukup
lebar nmun batas minimumnya belum mencapai batas mematikan, sedangkan nilai
rata-ratanya semua stasiun berada pada nilai optimum untuk ikan nila, tapi di
bawah nilai optimum untuk ikan mas kecuali di Cihea. Sedangkan parameter
Karbondioksida, pH dan konduktivitas berada dalam kisaran normal dengan nilai
rata-rata sesuai dengan nilai yang disarankan ddalam kriteria.

c) Ditinjau dari Pencemaran Logam Berat

Kecerahan berkisar 63 cm 178 cm. Rendahnya nilai kecerahan di setiap
stasiun juga sudah tercermin dari airnya yang berwarna hijau, akibat tingginya
kelimpahan fitoplankton yang akan menghalangi penetrasi sinar matahari masuk
ke dalam air. Oleh karenanya, walaupun pengukuran kecerahan dilakukan pada
siang hari dengan cuaca cerah (intensitas cahayanya cukup tinggi), tidak serta
merta mengakibatkan tingginya kecerahan.
Suhu perairan di setiap stasiun berkisar dari 25 320C. Suhu 250
o
C
terjadi pada pengambilan sample pertama (paling pagi), dan suhu 320
o
C pada
pengambilan sample siang hari. Kisaran suhu tersebut memperlihatkan bahwa
Waduk Cirata cukup mendukung kehidupan yang ada di dalamnya.

2
Kekeruhan Waduk Cirata berkisar 135 270 NTU. Tingginya kekeruhan
air tersebut disebabkan adanya masukan limbah ke dalam Waduk Cirata yang
berasal dari bahan organik sisa pakan dan berasal dari sungai yang membawa
limbah rumah tangga, limbah perkotaan, limbah pertanian, limbah industri, serta
tingginya kelimpahan plankton.
PH perairan Waduk Cirata berkisar 6,55-7,88. Kondisi ini memperlihatkan
bahwa pH perairan Waduk Cirata relatif bersifat basa, sehingga cukup baik untuk
mendukung kehidupan yang ada di dalamnya.
Oksigen terlarut dalam air (DO) Waduk Cirata berkisar 3,34-7,8 mg/l.
Secara umum DO di perairan Waduk Cirata cukup tinggi. Hal ini terjadi karena
pengukuran DO dilakukan pada siang hari, sehingga pada saat itu aktivitas
fotosintesis tinggi yang menyebabkan tingginya sumbangan oksigen ke dalam
perairan. Namun demikian di stasiun sekitar KJA nilai DO-nya rendah. Hal ini
diduga ada kaitannya dengan banyaknya sisa pakan dari KJA, di lain pihak untuk
menguraikan pakan tersebut dibutuhkan oksigen, sehingga mengakibatkan
rendahnya DO di stasiun sekitar KJA. Namun demikian nilai-nilai tersebut masih
memenuhi syarat untuk kehidupan biota air yang hidup di Waduk Cirata.
Kandungan total fosfor selama penelitian memperlihatkan nilai dengan
kisaran nilai yang cukup tinggi, yakni 0,17 0,38 mg/l. Tingginya fosfor di
Waduk Cirata diduga berasal dari sisa pakan ikan budidaya dalam KJA, limbah
rumah tangga, limbah pertanian maupun limbah perkotaan yang masuk ke dalam
Waduk Cirata sehingga kandungan fosfornya melebihi baku mutu yang sudah
ditetapkan.
Konsentrasi nitrit di Waduk Cirata berkisar 0,00 0,07 mg. Kandungan
nitrit yang tinggi terjadi di stasiun sekitar KJA, sedangkan di lokasi lainnya nitrit
tidak terdeteksi. Tingginya nitrit di sekitar KJA berbading lurus dengan
kandungan bahan organik di lokasi tersebut serta berbanding terbalik dengan DO
yang memungkinkan terjadinya kondisi anaerobic. Konsentrasi nitrat di Waduk
Cirata cukup tinggi, yakni 0,17 0,34 mg/l. Tingginya nitrat ini berbanding lurus
dengan jumlah bahan organik yang terdapat di Waduk Cirata.
Nilai amoniak selama penelitian mempunyai kisaran 0,00 0,24 mg/l.
Seperti halnya nitrit, nilai amoniak tertinggi juga terjadi di stasiun KJA,
sedangkan di stasiun lainnya tidak terdeteksi.
. Konsentrasi hidrogen sulfide (H2S) berkisar 0,00- 0,16 mg/l. Pada
stasiun lain selain Stasiun KJA H2S tidak terdeteksi, dan hanya pada stasiun KJA
dengan DO yang relative rendah, yang konsentrasinya mencapai 0,16 mg/l.
Tingginya kandungan sulfida, nitrit dan amoniak di Stasiun KJA ini diduga
sebagai akibat tingginya bahan organic sisa pakan yang kaya akan protein di
Stasiun KJA, sehingga mengakibatkan rendahnya DO dan tingginya sulfida, nitrit
dan amoniak. Di lain pihak sulfida, nitrit dan amoniak yang tinggi ini dapat
mengancam ikan budidaya yang ada dalam KJA.


3
























BAB III

KESIMPULAN


4
Hasil dari penelitian di Waduk Cirata mulai dari kelimpahan dan
biodiversitas perfiton, kelayakan kualitas air untuk budidaya KJA, dan
pencemaran akibat adanya kontaminasi logam berat didapat berapa kesimpulan,
diantarnya:

1. Perifiton pada lama perendaman 9 hari memberikan nilai kelimpahan
tertinggi yaitu 269666 ind/cm
2
.
2. Kelimpahan total rata-rata komunitas perifiton yang diperoleh pada
perendaman 9 hari, dengan kelimpahan kelas yang terbesar dari kelas
Bacillariophyceae 233079 ind/cm
2
. Adapun indeks keragaman simpson
tertinggi yaitu pada perendaman 15 hari yaitu sebesar 0,68-0,82.
3. Ikan Mas menghendaki kualitas air yang lebih baik dibandingkan ikan
nila.
4. Secara umum Waduk Cirata lebih sesuai untuk budidaya ikan nila
dibandingkan ikan mas/
5. Lokasi inlet utama Waduk Cirata (Cihea) memiiki tingkat kesesuaian
kualitas air yang paling tinggi baik untuk ikan ma dan nila.
6. Kualitas air Waduk Cirata, dilihat dari parameter kualitas air selain logam
berat cukup baik, sehingga mendukung kehidupan yang ada di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Couple Session
    Couple Session
    Dokumen14 halaman
    Couple Session
    Christopher Radyaputra
    Belum ada peringkat
  • Call Sheet
    Call Sheet
    Dokumen3 halaman
    Call Sheet
    Christopher Radyaputra
    Belum ada peringkat
  • MSasd P
    MSasd P
    Dokumen6 halaman
    MSasd P
    Christopher Radyaputra
    Belum ada peringkat
  • Call Sheet
    Call Sheet
    Dokumen3 halaman
    Call Sheet
    Christopher Radyaputra
    Belum ada peringkat
  • Morfometrik dan Meristik Ikan
    Morfometrik dan Meristik Ikan
    Dokumen2 halaman
    Morfometrik dan Meristik Ikan
    Christopher Radyaputra
    Belum ada peringkat
  • Modul Chlorella
    Modul Chlorella
    Dokumen8 halaman
    Modul Chlorella
    Christopher Radyaputra
    Belum ada peringkat
  • JUDUL
    JUDUL
    Dokumen29 halaman
    JUDUL
    Eli Nurlaeli
    100% (1)