Anda di halaman 1dari 33

THAHARAH

HARYANTO/08567092052
Pengertian :

Secara bahasa membersihkan dari kotoran baik
yang lahir/berwujud maupun bathin tidak
berwujud

Secara istilah membersihkan hadast, najis dan
kotoran menggunakan air dan atau tanah yang
bersih dalam rangka ibadah kepada Allah SWT
terkait dgn badan, pakaian dan tempat ibadah



MACAM-MACAM AIR
1. Air suci dan mensucikan/air mutlak/air yg belum
dipakai untuk bersuci (air hujan, air sumur, air laut,
air sungai, air telaga, air salju, air embun, air
2. Air suci tapi tidak dapat untuk mensucikan (air
mustamal/sdh dipkai u/ bersuci, air teh, air kopi, krn
telah berubah salah satu dari warna, bau dan
rasanya)
3. Air makruh (air musyammas/air yg dipanaskan di
bwah terik matahari)
4. Air yang bernajis (air munajis/air yang kena najis
dan julahnya kurang dari 2 kullah)



BENDA-BENDA NAJIS
Pengertian : Kotoran yang wajib dijauhi dan dibersihkan ila terkena
badan/tempat ibadah seorang muslim

Najis mukhafafah : najis yg dpt dihilangkan dengan hanya memercikkan
air/mengusapnya dengan air (air kencing bayi laki2 yg blm makan/hanya ASI)

Najis mutawassitah : najis yang hars dihilangkan dengan syarat warna, bau, rasa
dan zatnya hilang (bangkai, darah, nanah, miras, tahi, kencing, muntah, susu
binatang yg tdk blh d)imakan)

Najis muggalazah : najis yg hrs dihilangkan dengan 7 siraman air dan salah
satunya menggunakan tanhah (air liur anjing dan babi tmsk semua bagian
tubuhnya)

Najis mafu : yg dimaafkan darah/bangkai makhluk2 kecil, debu, percikan air,
darah/nanah yg sedikit)

Bangkai yg tdk : najis : ikan, manusia dan belalang






MACAM-MACAM HADATS
Pengertiannya : hadats yang hanya membatalkan
wudhu/mewajibkan untuk berwudhu

Hadats kecil : kentut, kencing, tahi, madzi, keputihan, wadi,
bersentuhan kulit, hilang akal, menyentuh kemaluan dgn
telapak tangan, tidur dlm posisi punggung tdk tegak)

Dilarang sholat, thawah dan baca Alquran

Hadast besar : keluar air mani, bersetebuh, haidh, nifas,
wiladah (lahir sblm waktunya)

Harus mandi besar
BERWUDHU
Pengertiannya : secara bahasa bersih, secara istilah membersihkan badan
dari anggota badan tertentu dgn menghilangkan hadats kecil yg dimulai dari
niat hingga tertib

Syarat sahnya wudhu : niat dan at tasmiyah menyebut nama Allah

Rukun wudhu : niat, membasuh muka, membasuh kedua tangan sampai
siku, membasuh rambut, membasuh kaki sampai kedua mata kaki, tertib

Sunah wudhu : bersiwak sblm wudhu, kumur, mmskkan air dlm hidung,
membasahi seluruh kepala, membasih telinga, menyela2 jari tangan dan
kaki

Yg membatalkan wudhu : benda yg keluar dari dua qubul, tidur (kecuali dlm
posisi duduk), ayan, hilang kesadaran, pingsan, gila, mabuk,





TAYAMUM
Pengertiannya : Bersuci sbg pengganti wudhu/mandi wajib karena tdk
ditemukannya air dgn menggunakan tanah atau debu yang suci

Sebab tayamum : perjalanan jauh, air tdk mencukupi & sdh mencarinya,
sumber air yg jauh/bahaya, sakit,

Syarat sah tayamum : telah msk waktu sholat, memakai debu/tanah yang
bersih, sdh berusaha mencari air, tdk haidh/nifas bagi wanita,
menghilangkan najis/hadats yg melekat pada tubuh

Rukun tayamum : niat, menyapu muka dgn debu/tanah, menyapu kedua
tangan dgn debu/tanah, tertib

Sunah tayamum : membaca basamalah, menghadap kiblat, berdoa setelah
selesai, mendahulukan kanan, meniup debu

Yg membatalkan : ketemu air dan hal-hal lainnya yang membatalkan wudhu



MANDI WAJIB
Pengertiannya : Mandi dlm rangka membersihkan dari hadats besar

Penyebanya : jimak, onani, haidh, nifas, wiladah, gila, masuk Islam,
meninggal dunia

Tata caranya : niat, membasuh kedua telapak tangan, mencuci
kemaluan , dgn tangan kiri, berwudhu, menyela2 rambut & mencucinya,
membasuh seluruh tubuh dan mencuci kaki




DALIL



Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: Haidh itu adalah
suatu kotoran. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari
wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum
mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di
tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri. (QS 2:222)






DALIL



Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika
kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu
kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.







(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu
penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari
langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari
kamu gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hatimu dan
memperteguh denganya telapak kaki(mu). (QS 8:11)


Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan (QS 56:79)


Dan pakaianmu sucikanlah (QS 74:4)






Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula
hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu
saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau
datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian
kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci);
sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. QS 4:43)




Dari Abu Hurairah Radiyallahu anhu ia berkata: Telah bersabda
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tentang (hukum) air laut: Air
laut itu suci, (dan) halal bangkainya. (Diriwayatkan oleh Abu Dawud,
Tirmidziyy, Nasaa-i, Ibnu Majah, dan Ibnu Abi Syaibah, dan ini
merupakan lafazhnya, dan telah dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah,
dan Tirmidziyy dan telah diriwayatkan pula oleh Malik, Syafii dan
Ahmad).

Telah bertanya seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu alaihi wa
sallam: ya Rasulullah, kami akan berlayar di lautan dan kami hanya
membawa sedikit air, maka kalau kami berwudlu dengan
mempergunakan air tersebut pasti kami akan kehausan, oleh karena
itu bolehkah kami berwudlu dengan air laut? Jawab Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam: Laut itu suci airnya, (dan) halal
bangkainya.


Hadits ini telah di-shahih-kan oleh jamaah ahli hadits, diantaranya:
Bukhari, ia berkata: hadits ini shahih. Tirmidziy, ia berkata: hadits ini
hasan shahih. Ibnu Khuzaimah. Ibnu Hibban. Hakim. Ibnu Abdil Bar.


Dari Abu Said Al Khudri Radliallahu anhu ia berkata: Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya air itu suci
tidak ada sesuatupun yang dapat menajiskannya (Diriwayatkan oleh
Abu Dawud, Tirmidziyy, Nasaa-i, dan telah dishahihkan oleh Ahmad).



Bolehkah kami berwudlu dari sumur Budloah yaitu sumur yang di
situ biasa dibuang pembalut darah haidl, daging anjing dan kotoran,
jawab Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: Air itu suci tidak ada
sesuatu pun yang dapat menajiskannya. (dhaif).




Dari Abu Umamah Al Bahili Radliallahu anhu ia berkata: Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya air itu (suci)
tidak ada sesuatu pun yang menajiskannya, kecuali apabila telah
berubah baunya atau rasanya atau warnanya. (Diriwayatkan oleh
Ibnu Majah dan telah di-dlaif-kan oleh Abu Hatim).




Dan dalam riwayat Baihaqi dengan lafazh: Air itu suci kecuali bila
telah berubah baunya, atau rasanya, atau warnanya dengan sebab
kemasukan najis yang tercampur dengan air tersebut.









Ibn Abbas r.a. berkata: Nabi saw. berjalan melalui dua kubur, lalu beliau
bersabda: Sesungguhnya kedua orang dalam kubur inii sedang disiksa,
dan keduanya tidak disiksa karena suatu dosa yang besar. Adapun yang
satu maka tidak menyelesaikan (tuntas) jika kencing. Sedang yang
kedua, dia biasa mengadu domba (namimah). Kemudian Nabi saw.
mengambil dahan pohon yang masih basah dan membelah dua lalu
menancapkan pada tiap kubur satu potongan dahan itu. Sahabat
bertanya: Mengapa engkau berbuat itu? Jawab Nabi saw.: Semoga Allah
meringankan keduanya selama dahan itu belum kering. (Bukhari,
Muslim).





Aisyah ketika ditanya tentang mani yang lekat di baju.
Jawabnya: Biasa aku mencucinya dari baju Rasulullah
saw. lalu dipakai untuk shalat sedang bekas air
siramannya masih tampak di bagian kain bajunya itu.
(Bukhari, Muslim).







Asma r.a. berkata: Seorang wanita datang kepada Nabi
saw. dan bertanya: Bagaimana pendapatmu jika
pakaian kami terkena darah haid, bagaimana kami
harus berbuat? Jawab Nabi saw: Dikorek lalu dibilas
dengan air, lalu disiram, kemudian dapat dipakai untuk
shalat. (Bukhari, Muslim).









Aisyah r.a. berkata: Biasa orang-orang membawa
bayinya kepada Nabi saw. lalu didoakannya, maka
diberikan padanya bayi, tiba-tiba kencing di baju Nabi
saw. Maka Nabi saw. minta air dan disiramkan di atas
kencing dan tidak dibasuh. (Bukhari, Muslim).









Ummi Qais binti Mihshan r.a. membawa bayinya
kepada Nabi saw. sedang bayi itu belum makan kecuali
susu, maka diletakkan di pangkuan Nabi saw. tiba-tiba
kencing di baju Nabi saw. Maka Nabi saw. minta air dan
disiramkan di atas bekas kencing itu dan tidak dibasuh.
(Bukhari, Muslim).









Anas bin Malik r.a. berkata: Seorang Badui kencing di
dalam masjid maka sahabat bangun untuk
memukulnya. Maka Nabi saw. bersabda: Jangan kalian
ganggu (hentikan kencingnya), kemudian menyuruh
membawakan setimba air dan dituangkan di atas
tempat yang dikencingi itu. (Bukhari, Muslim)









Abu Hurairah ra. telah mendengar Rasulullah saw.
bersabda: Jangan kencing salah satu kamu dalam air
yang diam tidak mengalir kemudian mandi di dalamnya.
(Bukhari, Muslim).









Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Jika
anjing minum dalam bejanamu, maka harus dibasuh tujuh
kali. (Bukhari, Muslim).


Dalam riwayat Muslim: Jika anjing telah menjilat bejanamu
maka harus dibasuh tujuh kali salah satunya dengan tanah
pertamanya atau akhirnya.









Jarir bin Abdullah r.a. kencing kemudian a berwudhu
dan mengusap dua sepatunya, kemudian berdiri shalat,
dan ketika ditanya ia berkata: Aku telah melihat Nabi
saw. berbuat seperti itu. (Bukhari, Muslim).










Hudzaifah r.a. berkata: Ketika aku berjalan bersama
Nabi saw. lalu beliau pergi ke tempat sampah di
belakang rumah (dinding pagar) lalu berdiri dan
kencing, maka aku menjauh daripadanya tetapi
dipanggil oleh Nabi saw. lalu aku mendekatinya dan
berdiri di belakangnya sehingga selesai. (Bukhari,
Muslim).










Al-Mughirah bin Syubah r.a. berkata bahwa Rasulullah
saw. keluar untuk berhajat (buang air) maka diikutinya
dengan membawa tempat air, dansesudah Rasulullah
selesai Al-Mughirah menuangkan air untuknya, maka
,berwudhu dan mengusap dua sepatu bot (khuf).
(Bukhari, Muslim).









Al-Mughirah bin Syubah r.a. berkata: Ketika aku bersama
Nabi saw. dalam bepergian, lalu Nabi saw. berkata: Hai
Mughirah bawakan tempat air, maka aku bawa dan Nabi
saw. pergi sehingga sembunyi daripadaku untuk buang air,
sedang memakai jubah syamiyah, kemudian ketika akan
mengeluarkan lengan tangan tidak dapat karena sempit
lengan bajunya, sehingga dikeluarkan dan dalam, maka aku
tuangkan air untuknya untuk wudhu dan mengusap kedua
sepatu botnya (khufnya). (Bukhari, Muslim).









Al-Mughirah bin Syubah r.a. berkata: Pada suatu malam aku
bersama Nabi saw. dalam bepergian, lalu bertanya: Apakah ada
air? Jawabku: Ya. Lalu Nabi saw. turun dari kendaraannya dan
berjalan terus hingga tersembunyi di dalam gelap malam,
kemudian kembali, maka aku tuangkan air padanya, maka ia
membasuh muka dan kedua tangannya, tetapi ia memakai jubah
kain shuf yang sempit lengannya sehingga terpaksa
mengeluarkan tangan dari dalam, lalu membasuh kedua
tangannya, kemudian mengusap kepalanya, kemudian aku
jongkok untuk membuka sepatunya, maka Nabi saw. bersabda:
Biarkan keduanya karena aku memakai keduanya ketika kedua
kakiku suci, lalu diusap atas kedua sepatu bot itu. (Bukhari,
Muslim).








Anas r.a. berkata: Adalah Nabi saw. masuk WC maka
aku dan kawanku membawakan tempat air untuk
beristinja, juga membawakan tongkatnya. (Bukhari,
Muslim).







Anas bin Malik r.a. berkata: Adalah Nabi saw., jika
keluar untuk buang air maka aku bawakn tempat air
untuk bersuci dengannya. (Bukhari, Muslim).







Aisyah r.a. berkata: Nabi saw. suka mendahulukan
kanan ketika bersandal, menyisir rambut, bersuci,
dalam semua keadaannya. (Bukhari, Muslim)











Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda, Tidak
diterima sholat seseorang yang berhadats hingga ia
wudhu)








Wudhu, jalalah, indra, nita, dini,

Anda mungkin juga menyukai