Anda di halaman 1dari 73

Adang Bachtiar

adang@jhu.edu
Konas IAKMI ke-12
Kupang September 2013
0.3
1.3
2.1
3
0
0.2
2.1
7
0.3
1.5
4.2
10
0
2
4
6
8
10
12
1950 1975 2000 2025-2030
N-Maju
N-Berkembang
Total Dunia
Sumber: Who (2002) The Tobacco Atlas, p.36.
Tren Angka Kematian/Tahun
Hoffmann and Hoffmann, 1997
Padahal tahu bahwa
ROKOK adalah NCD paling
serius
Disorder
Tobacco addiction


Cardiovascular disease



Chronic obstructive pulmonary
disease (COPD)
Contributing agents
Major: nicotine
Minor: secondary Nicotiana
alkaloids, flavor components


Major: CO, nitrogen oxides,
hydrogen cyanide, tar
Minor: cadmium, zinc, carbon
disulfide

Hydrogen cyanide, volatile
aldehydes, nitrogen oxides, CO, tar
Cuma 10detik menuju OTAK
Benowitz, 1999
Dopamine
Norepinephrine
Acetylcholine
Vasopressin
Serotonin
Beta-endorphin
Pleasure, appetite suppression
Arousal, appetite suppression
Arousal, cognitive enhancement
Memory improvement
Mood modulation, appetite suppression
Reduction of anxiety and tension
Nicotine
Sumber: J. Henningfield
LAPORAN INI SUDAH LAMA
DIKETAHUI KAWAN & LAWAN
Cigarettes and other forms of tobacco are
addictive

Nicotine is the drug in tobacco that causes
addiction

The pharmacological and behavioral processes
that determine tobacco addiction are similar to
those that determine addiction to drugs such as
heroin and cocaine

US Surgeon Generals Report, 1988
Merugikan Orang Lain
(Secondhand & Thiirdhand Smoke pada anak &
bumil)
CDC, 2006; McIntyre & Carter, 2008; Hamer 2010; Brunst, 2012
Sudden infant death syndrome (SIDS)
Infeksi Saluran Pernapasan
Perlambatan pertumbuhan jaringan paru
Memperberat serangan asma
Infeksi saluran telinga
Perlambatan kemampuan belajar (umur 6-16
th
)
Stres psikis dengan kemungkinan rawat psikiatri
pada usia dewasa 6 tahun kemudian

PERLAWANAN YANG
MENGHEBAT


KARENA MEREKA
SANGAT SISTEMATIK
Modifikasi dari: Flay, 1993
Psychosocial persuade factors
% STOP merokok
% STOP merokok
% STOP merokok
% tdk merokok
Iklan dengan model remaja,
tokoh idola
Kegiatan keremajaan menusuk
jantung kelompok bahwa
merokok itu Normal-SEHAT, Jantan
dll dan MUDAH didapat. Dukungan
thd kelompok untuk terus
pengaruhi PERLUNYA MEROKOK
shg anggota kelompok terus
menerus dalam pengaruh menuju
MEROKOK adalah penting
Makin banyak yang merokok
terutama dalam kelompok2 sosial
secara merata, adalah KEBUTUHAN
diri dan KURANGI upaya restriksi
utk MEROKOK
Preparatory
Stage
Trying Stage
Experimental
Stage
Regular use
Stage
Addiction/
dependent
smoker
Amati knowl & attitude ttg manfaat
keseharian rokok
Amati klp PEMULA
Amati klp COBA2 dan IREGULER
Amati klp merokok RUTIN mingguan
Amati klp yg sec FISIOLOGIS butuh
rokok
Tahapan menuju LOYALITAS PERILAKU yg diamati
Indonesia
Penghasil Tembakau Terbesar di ASEAN
Thailand
19%
Malaysia
4%
Indonesia
47%
Vietnam
11%
Philippines
10%
Myanmar
9%
(Tobacco atlas , 2009)
Total produksi
tembakau dunia:
7juta metrik ton
(2006)
Asean: 392rb metric
ton (6% produk
dunia)
Indonesia mengisi lk
3% produk dunia

INDONESIA RANK 3
rd

of 1.3Billions smokers
(WHO, Report on Global Tobacco Epidemic,2008)
Diperkirakan 4,8% dari total perokok di
dunia
Diperkirakan 46% dari total perokok di ASEAN
Konsumsi Rokok/kapita/th
(Tobacco atlas , 2009)
0
200
400
600
800
1000
1200
Prevalensi Merokok Pada Orang
Dewasa
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
%

S
m
o
k
i
n
g

P
r
e
v
a
l
e
n
c
e
ASEAN Countries
(SEATCA, 2008)
% Anak terpajan
asap rokok dirumah
(SEATCA, 2008)
34
35.1
42.9
47
47.8
55.3
56.4
59
66.8
Myanmar
Singapore
Lao PDR
Cambodia
Thailand
Vietnam
Philippi
Malaysia
Indonesia
Seconhand Smoke adalah resiko kematian tertinggi pada indoor air pollution
Prevalensi Merokok Pada Orang
Dewasa
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
%

S
m
o
k
i
n
g

P
r
e
v
a
l
e
n
c
e
ASEAN Countries
(SEATCA, 2008)
0.3
1.3
2.1
3
0
0.2
2.1
7
0.3
1.5
4.2
10
0
2
4
6
8
10
12
1950 1975 2000 2025-2030
N-Maju
N-Berkembang
Total Dunia
Sumber: Who (2002) The Tobacco Atlas, p.36.
Tren Angka Kematian/Tahun
Smoking-Free Policy:
ASEAN Countries
Countries Health
Facilities
Educational
Facilities
Public
Transportation
Restaurants &
Bars
Indoor Public &
Work Place
Singapore Yes Yes Yes Yes Yes
Brunei Yes Yes Yes Yes Yes
Thailand Yes Yes Yes Yes Yes
Malaysia Yes Yes Yes No No
Cambodia Yes Yes Yes No No
Vietnam Yes Yes Yes No No
Myanmar Yes Yes Yes No No
Indonesia Yes Yes No No No
Philippines Yes Yes Yes No No
Lao PDR Yes Yes No No No
(ASEAN Tobacco Control Report Card, 2008)
Pajak Rokok
(Dihitung dari % harga jual)
(SEATCA, 2008)
15
25
30
37
45 45
69
70
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Korelasi Pajak & Prevalensi
(SEATCA, 2008)
0
10
20
30
40
50
60
70
%

T
o
b
a
c
c
o

T
a
x

Tobacco Tax: % of
retail price (Tobacco
Atlas 3rd Ed.)
Adult Smoking
Prevalence (ASEAN
Report Card 2008)
Penggunaan
gambar pada rokok dg
PREVALENSI MEROKOK
(ASEAN Tobacco Control Report Card, 2008)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
L
a
o

P
D
R
P
h
i
l
i
p
p
i
n
e
s
I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
y
a
n
m
a
r
V
i
e
t
n
a
m
C
a
m
b
o
d
i
a
M
a
l
a
y
s
i
a
T
h
a
i
l
a
n
d
B
r
u
n
e
i
S
i
n
g
a
p
o
r
e
Adult Smoking
Prevalence: Use
tobacco graphics
Adult Smoking
Prevalence: Do Not
Use tobacco
graphics
Survei di US: Blok RT dengan
proporsi dibawah garis-miskin lebih
tinggi atau proporsi ras afro-
amerika lebih besar, miliki warung
kebutuhan keseharian cenderung
lebih banyak IKLAN ROKOK nya
(p<0.01)
GENERALISASI?
Makin miskin, makin bodoh,
MAKIN EMPUK
Melibas SEMUA ..
Tembakau dan kemiskinan:
Indonesia
Pearson's r= 0.23
0
10
20
30
40
50
0 10 20 30 40 50
%

p
e
n
d
u
d
u
k

1
5
+

m
e
r
o
k
o
k

% Penduduk miskin
Gambar 2. Scatter Diagram tentang Hubungan antara Tingkat
Kemiskinan dan Prevalensi Merokok di Tingkat Kabupaten/Kota,
2001/2.
Irawan 2004
Each tobacco user represents
one of more people whether
the smoker or his or her spouse
or child who is needlessly
going hungry
(Efroymson et al, Tobacco Control 2001

4.4
5.3
6.8 7.6
1.6
1.7
2.1
1.9
2.6
2.9
2.5
2.6
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
1996 1999 2002 2003
Gambar 4. Indonesia: Perkembangan tingkat konsumsi
tembakau, biaya kesehatan dan pendidikan
% tembakau & sirih thd total
pengeluaran
% biaya kesehatan thd total
pengeluaran
% biaya pendidikan thd total
pengeluaran
Irawan 2004
8.0
8.5
11.6
13.3
24.3 27.9
22.4
19.3
19.8
17.1
19.3
19.9
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
1996 1999 2002 2003
Gambar 3. Indonesia: Perkembangan tingkat konsumsi
tembakau dan makanan pokok
% tembakau & sirih thd total
makanan
% padi-padian & umbi-umbian
thd total makanan
% ikan, daging, telur & susu thd
total makanan
Irawan 2004
Kemiskinan & Tembakau
Riset di 23 negara dengan sampel 20.000
subyek dengan status ekonomi rendah
memperlihatkan bahwa jatuh sakit
mendorong proses pemiskinan dengan
menghebat
Kaum papa akses membeli rokok terkait
dengan
Harga murah
Iklan
Counter rokok yg mudah dijangkau

Kemiskinan
Kesakitan
akibat Rokok
Menurunnya:
kualitas hidup
produktivitas
kemampuan belajar
tabungan

Meningkatnya hutang,
dll
Meningkatnya
faktor resiko personal &
lingkungan
malnutrisi

Menurunnya :
akses ke pengetahuan &
informasi
kemampuan
mengakses pelayanan
Verifikasi empiris dlm disertasi Sirait, 2009
SOAL TEMBAKAU ITU RUMIT
Bukan soal kesehatan saja, tapi: ekonomi, pertanian,
lingkungan, budaya, perdagangan internasioanl dan
marketing
Kematian karena tembakau umumnya pada usia
produktif
Politisasi tembakau didukung industri yang kuat
modal & jaringan
Konsumsi tembakau terkait dengan kemiskinan
Lebih 10% pendapatan keluarga untuk konsumsi
tembakau, pada Maskin
Ibu dan anak adalah korban yang paling serius terkait
Secondhand Smoke dan Thirdhand Smoke
Biaya kesehatan yang diakibatkan, sangat tinggi
Canada: $2,2JT biaya kesehatan & $5,4M kehilangan
produktivitas
WHO Commission on
Macroeconomics and Health (CMH)
CMH emphasized the interconnectedness of
health and sustainable development
Where national disease burden is high, national
wealth and productivity are likely to be low
Two way relationship between economic
development and health:
Poverty increases vulnerability to disease
People who are sick cannot work affecting
their income
Gambaran NeoKapitalisme
70% produsen tembakau di negara
sedang berkembang
70% konsumsi tembakau juga di negara
sedang berkembang
Pada th.2000: 50% dari 5juta kematian
terkait tembakau ada di negara sedang
berkembang
Prediksi 2030: 70% mati di negara sedang
berkembang
Ciri Industri Tembakau_1
1. Secara konsisten mendorong pembeli menjadi adiktif,
walau faham betul merusak kesehatan

2. Menggunakan segala cara, legal & ilegal agar
tembakau bisa terjual

3. Terus menerus membangun image sebagai industri
yang menolong ekonomi (dan kesejahteraan)
Ciri Industri Tembakau_2
4. Menikam generasi muda sebagai pengguna sejati
dalam jangka panjang, termasuk didalamnya kaum
miskin

5. Konsisten menggunakan pelobi, pengacara, agen
promosi dll untuk mengecilkan kelompok
pengendalian tembakau

6. Membuka pasar pengguna di negara2 yg lemah
regulasinya

STRATEGI UTAMA MEREKA
1. Mengokohkan legitimasi industri dimanapun
berada
2. Mendorong kebijakan tandingan dan/atau
menghambat kebijakan yg merugikan mereka
3. Ekspansi pengguna baru (Penetrasi segmen
strategis) dan meningkatkan loyalitas pengguna
lama

1-MENGOKOHKAN LEGITIMASI
Menyisihkan dana CSR untuk kepentingan
masyarakat
Membantu media untuk berbagai kegiatan mereka
Mendorong riset, seolah mereka tidak masalah
dengan riset ttg rokok
Memberi beasiswa
Membentuk berbagai aliansi (mis: AMTI)
2-KEBIJAKAN TANDINGAN_1
Menyusun kebijakan tandingan terkait
Visi Industri Tembakau 2030
Ruang khusus bagi perokok

Lobi dan dukungan dana bagi politisi

Donasi berbagai kegiatan sosial politik
2-KEBIJAKAN TANDINGAN_2
Upaya pelemahan rancangan kebijakan yang akan
menekan mereka, dengan cara:
Menyusun regulasi tandingan yang lebih lemah
(strategi alternatif)
Menyusun regulasi diluar urusan tembakau yang
melelahkan (strategi distraktif)
Masuki wilayah emosional (strategi sentuhan
manusiawi)
Kemiskinan dan pertanian tembakau
Penciptaan momen dan kesempatan untuk
pengaruhi konstituen melalui berbagai cara
Mencuri ayat


3-PENETRASI PASAR &
LOYALITAS
Gempuran iklan, promo, sponsor dengan target
segmen pemula berumur muda untuk sasaran
jangka panjang

Format, bentuk dan rasa baru untuk hindari
kebosanan dan rasa ingin tahu

Menyasar pasar dan segmen baru secara agresif

Strategi harga jual
UPAYA PELEMAHAN SMOKE-
FREE POLICY
1. Mendorong tempat2 khusus untuk merokok
2. Mendorong regulasi yang bersifat sukarela dan
bukan kewajiban dengan fungsi punitif
3. Mendorong kelompok penekan menyuarakan
kebebasan untuk merokok dll
4. Mengajukan keberatan hukum atas regulasi yang
sudah ada
5. Mengubah bentuk produk dan jenis rokok,
sehingga menyiasati regulasi yang ada
UPAYA LOLOS DARI LARANGAN
IKLAN & PROMOSI ROKOK
1. Taktik pemasaran yang rinci mecari celah, mis:
sponsor tdk eksplisit
2. Mobilisasi retailer tanpa harus terkesan iklan dan
promosi
3. Menuntut pencabutan regulasi
Hak meng iklankan
Etika mengiklankan yang bersifat sukarela
Kehilangan pendapatan negara/daerah
4. Melaksanakan CSR
UPAYA LOLOS DARI MENAIKKAN
HARGA JUAL ROKOK
1. Lobi struktur pajak yang menguntungkan industri
rokok
2. Kesetaraan pajak untuk semua jenis rokok
3. Strategi harga jual
1. Menjual rokok generik
2. Pak lbh kecil
KESIMPULANNYA??
Sektor kesehatan berhadapan dengan common
enemy yang:
Konsisten dalam memperjuangkan eksistensinya
(Mungkin) faham betul bahwa tembakau adalah
faktor risiko kesehatan yang serius, tapi EGP
Miliki modal yang kuat (Money talks)
Miliki jaringan yang efektif melumpuhkan setiap
upaya yang menghambat mereka (Dirty politics)
Bersifat multi national dengan kecepatan
penguasaan informasi yang tak terbatas
Agent
Host
Environment
Social
Systems
Ecological Global
Traditional
Epidemiological
Framework
Ecological
Epidemiological
Framework
Disease
Epidemics
Harvard Med School, 2005
4-Kapasitasi Mengelola Pengetahuan
1-Kapasitasi Kebijakan &
Penanggulangan
tembakau
3-Kapasitasi Partisipasi
Masyarakat
2-Kapasitasi
Aliansi
PERLUNYA STRATEGI YANG
BERKOMPLEMENTASI
Provincial Deconcentration capacities
National Guidances
Global Opportunity
Governance
Stewardship
Financial
Capacity building
benchmarking
Standarization
Stewardship
Governance
Financial
Capacity building
Benchmarking
Standards
Kinerja
TC UNIT
Predisposing
Reinforcing Enabling
District/Prov Dec capacities
Tobacco Control (TC)
Policy Capacity
TC Mgtm capacity
HRD capacity for TC
Financial capacity for TC
HIS & Knowl mgmt
Media & nerworks
Knowl management & network
International funding
Hlth & Devt Policy & communication
Capacities devt
Modifikasi:
Bachtiar 2009
1-Sinergi Kebijakan & Pemograman TC yang efektif
2-Aliansi yang mempercepat
pencapaian target TC
1-Aliansi
Pemerintah
& Masy Sipil
2-Prioritas &
Strategi
Pemb Kesehatan
3-Target &
Program
4-Rencana
Aksi
Bersama
5-Implementasi
terkendali
melibatkan
masy-sipil


6-Memetik yg
terbaik
(Best Practices)
KPK-AR:
LEPAS ROKOK
MENUJU SEHAT
3-KAPASITASI PARTISIPASI
Perkiraan
Efek Tdk
Menguntungkan
Perkiraan
Efek
Menguntungkan
Tingkat
Kemauan
Pertisipasi
Artikulasi
Masalah
Kesehatan
Merencanakan
Pemberdayaan
Tingkat
Kepercayaan
Tindak
Kemandirian
modifikasi Paton, McIver, Johnston, 2007
KPK-AR
G
l
o
b
a
l
-
r
e
g
i
o
n
a
l

,

K
e
a
r
i
f
a
n

l
o
k
a
l


4-MENGELOLA PENGETAHUAN
OP & CIVIL SOCIETIES
IPTEK
Learning-KnowledgeInnovation
Peran OP
(bersama Civil Soc
lainnya) adalah
mencipta
pengetahuan dan
ketrampilan
(KNOWLDEGE
CREATION &
PRESERVATION)
sehingga
bermanfaat bagi
SEMUA
Suplai
Masy
ORGANISASI PELAKSANA (PEM & MASY)
PROGRAM2
Tacit&embedded knowl
Peluang &
Ancaman
OUTCOME KES
Peran Profesi agar
Sistem TC Efektif
Menutup gap:
Konteks Politik yang
cenderung mebias
Klastering dlm
TC
(sinergisme)
Evidence-Based
Policy Making
LEADERSHIP YG DAPAT DIBERIKAN OLEH
PROFESI
Adaptasi dari Hughes-Tuohy 2003 & Hicks & Mishra 1993
Kelembagaan
IAKMI yg kuat
Sumberdaya
aksi/power
Mobilisasi
Sumberdaya
Kesehatan
Sumberdaya
Pengetahuan
SOLIDITAS organisasi
Advokasi kpd sektoral, dll

Kekuatan politis formal
Kekuatan formal organisasi
Standarisasi kompetensi
Registrasi anggota
Kompetensi anggota
Kapasitasi sistem
Fasilitasi kebijakan
Fasilitasi Perenc&mgmt
Fasilitasi evaluasi
Kemampuan regulasi&kebijakan
Kemampuan Perenc&mgmt TC
Kemampuan evaluasi TC


Ringkasnya:
PERAN YANG MENJEMBATANI
DPR & PEMERINTAH
ORGANISASI
MASY SIPIL
Masyarakat
DONOR
Profesi
SINERGISME

KEPEMIMPINAN
BERSAMA

TRUST
NETWORK
SIMBIOSIS
KESETARAAN
KETERBUKAAN
KESAMAAN VISI
KESEPAKATAN
NORMA
PEMBAGIAAN
PERAN
PEMBELAJARAN
PENINGKATAN
KUALITAS
SINERGI
MASALAH
BERSAMA
KONTRIBUSI
SUMBERDAYA KOMITMEN

SUSTAINABILITAS
DLM CAPAI VISI
BERSAMA

Model Kunci Sukses
OUR MOST GRATITUDES TO ALL
AND PARTICIPANTS

Anda mungkin juga menyukai