Anda di halaman 1dari 2

SETITIK DEBU BROMO

Setitik debu aku menari


Ditengah bumi rumah dewata Bromo
Kadang terdengar suara sayup mantra sang pura
Mengiris tipis air mata hingga manangiskan semesta
Mencampuri kemesraanku bersama suarga loka
Tapi kadang kudengar ia merayu
Memintaku menyulamkan makna yang ia siratkan
Lewat mata merahnya tiap fajar
Bukti kharisma silau yang menyelinap
Menutup sekalian aksara segala bahasa
Terpuji kau rayuan susunan alam rumah para dewa
Pesta kemeriahan dilanjukan dalam perut kawahnya
Mengepulkan asap tanda kehangatan pelukan Tuhan
Memastikan dingin udara menjadi bara
Bukti bahwa selalu ada pelita
Walau dalam pejaman mata
Aku mendengar jantungku sendiri
Menyentuh titik dasar dari kalbuku
Mendengar desir pasir pembawa bisikan
Menari dan tetap menari selama edelweis yang selalu segar
Kupetik di pinggiran halamannya
Ditempat berpijak kurasakan damai
Puncak pananjakan sesaat menuju euforia pagi
Antara aku dan matahari saling menanti
Seperti kekasih tak saling jumpa lama
Dari kabut hingga baskara
Tak sekedip pun aku buang terlantarkan
Hingga kusadari........
Tuhan telah memanggilku kembali

Anda mungkin juga menyukai