Ditengah bumi rumah dewata Bromo Kadang terdengar suara sayup mantra sang pura Mengiris tipis air mata hingga manangiskan semesta Mencampuri kemesraanku bersama suarga loka Tapi kadang kudengar ia merayu Memintaku menyulamkan makna yang ia siratkan Lewat mata merahnya tiap fajar Bukti kharisma silau yang menyelinap Menutup sekalian aksara segala bahasa Terpuji kau rayuan susunan alam rumah para dewa Pesta kemeriahan dilanjukan dalam perut kawahnya Mengepulkan asap tanda kehangatan pelukan Tuhan Memastikan dingin udara menjadi bara Bukti bahwa selalu ada pelita Walau dalam pejaman mata Aku mendengar jantungku sendiri Menyentuh titik dasar dari kalbuku Mendengar desir pasir pembawa bisikan Menari dan tetap menari selama edelweis yang selalu segar Kupetik di pinggiran halamannya Ditempat berpijak kurasakan damai Puncak pananjakan sesaat menuju euforia pagi Antara aku dan matahari saling menanti Seperti kekasih tak saling jumpa lama Dari kabut hingga baskara Tak sekedip pun aku buang terlantarkan Hingga kusadari........ Tuhan telah memanggilku kembali