PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011 KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan berkah rahmat, karunia, dan hidayah-Nyalah sehingga makalah BIOSINTESIS PROTEIN ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah GIZI DAN BIOMOLEKULER. Dalam makalah ini menjelaskan hal-hal yang sangat berkaitan dengan anemia pada ibu hamil, dimulai dari pengertian, penyebab hingga upaya penanggulannya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan literature sehingga dalam pembuatan makalah ini penulis tidak menemui kendala yang cukup berarti. Terima kasih juga kami haturkan kepada dosen mata kuliah ini atas dorongan dan bimbingannya sehingga kami mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari sehingga kelak dapat kami terapkan di lingkungan mana pun kami berada. Tiada gading yang tak retak karena bukan gading jika tak retak, begitu pun dengan makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna mencapai kesempurnaan makalah ini.
Wassalam Makassar, April 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman judul Kata pengantar Daftar isi BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang 2. Judul Makalah 3. Tujuan BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian 2. Replikasi DNA 1. Hubungan antara DNA dengan Protein 2. Tahap Transkripsi 3. Tahap Translasi 4. Mekanisme Translasi PENUTUP 1. Kesimpulan 2. Saran DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. 2. Rumusan Makalah 1. Pengertian sintesa atau sintesis protein 2. Replikasi DNA 3. Transkripsi (sintesis RNA) 4. Translasi 5. Tujuan 1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian sintesa protein dan tahap-tahap sintesa protein 2. Mengetahui maksud dari Replikasi DNA dan proses replikasi DNA 3. Mengetahui pengertian transkripsi, tahap-tahap transkripsi dan proses transkripsi 4. Mengetahui pengertian Translasi, tahap-tahap translasi dan proses translasi
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Sintesa protein adalah penyusunan amino pada rantai polipeptida. Dalam proses tersebut melibatkan DNA(TiminT, AdenineA, SitosinC, GuaninG) dan RNA (UrasilU,AdeninA,SitosinC,GuaninG) . DNA berfungsi sebagai bahan genetic untuk sel baik prokariot maupun eukariot, karena prokariot tidak memiliki system internal, DNA tidak terpisahkan dari inti sel lainnya. Pada Eukariot DNA terletak di inti dipisahkan dari sitoplasma oleh selubung inti. Proses sintesis protein terbagi atas transkripsi dan translasi. Seperti kita ketahui DNA sebagai media untuk proses transkripsi suatu gen berada di kromosom dan terikat oleh protein histon. Saat menjelang proses transkripsi berjalan, biasanya didahului signal dari luar akan kebutuhan suatu protein atau molekul lain yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, dan fungsi lain di tingkat sel maupun jaringan. Kemudian RNA polymerase II akan mendatangi daerah regulator element dari gen yang akan ditranskripsi. Kemudian RNA polymerase ini akan menempel (binding) di daerah promoter spesifik dari gene yang akan disintesis proteinnya, daerah promoter ini merupakan daerah consesus sequences, pada urutan -10 dan -35 dari titik inisiasi (+1) yang mengandung urutan TATA-Box sebagai basal promoter. Setelah itu, polimerase ini akan membuka titik inisiasi (kodon ATG) dari gene tersebut dan mengkopi semua informasi secara utuh baik daerah exon maupun intron, dalam bentuk molekul immature mRNA (messenger RNA). Kemudian immature mRNA ini diolah pada proses splicing dengan menggunakan smallnuclearRNA (snRNA) complex yang akan memotong hanya daerah intron, dan semua exon akan disambungkan menjadi satu urutan gen utuh tanpa non-coding area dan disebut sebagai mature mRNA. Pada tahap berikutnya, mRNA ini diproses lebih lanjut pada proses translasi di
dalam ribosom, dalam tiga tahapan pokok yaitu inisiasi sebagai mengawali sintesis polipeptida dari kodon AUG yang ditranslasi sebagai asam amino methionine. Pertumbuhan karakter menempuh reaksi-reaksi kimia yang kompleks. Reaksi kimia selalu dilancarkan oleh enzim dimana enzim adalah protein. Oleh karena itu sintesa protein menentukan karakter. RNA diperlukan dalam proses sintesa protein untuk membawa informasi yang dibawa oleh gen ke tempat sintesis protein dalam sitoplasma. Pelaksana sintesa protein adalah : 1. RNA duta/RNA-messenge r/RNA-m (pembawa perintah / informasi genetis) merupakan jenis RNA yang terbesar molekulnya dalam sel. 2. RNA-ribosom/RNA-r (RNA yang membina sebagian ribosom/mesin pabrik protein) 3. RNA-transfer/RNA-t (pengantar asam amino ke ribosom); merupakan jenis RNA yang terkecil molekulnya dalam sel. Tahapan sintesa protein adalah : 1. Pencetakan RNA-m melalui proses transkripsi. 2. Penterjemahan informasi genetis berupa urutan asam amino melalui proses translasi. Prosesnya : 1. Replikasi : yang terjadi seperti pada sel membelah waktu mitosis 2. Transkripsi :informasi genetic pada DNA, di salin oleh mRNA 3. Translasi : mRNA ke sitoplasma ke reticulum
Endoplasma (ribosom) Sintesis protein Berbagai fungsi Motilitas Biosintesis Kerja kemiosmotik dll
B. Replikasi DNA Sebelum sel membelah, DNA harus direplikasi dalam fase S dari siklus sel. Proses replikasi melibatkan enzim polymerase. Proses ini melibatkan pembukaan utas ganda DNA, sehingga memungkinkan terjadinya perpasangan basa untuk membentuk utas baru. Pembentukan utas komplementer terjadi melalui perpasangan basa antara A dengan T dan G dengan C. Dalam replikasi DNA, setiap utas DNA lama berperan sebagai cetakan untuk membentuk DNA baru. Atau Proses penyalinan urutan basa-basa nukleotida purin dan pirimidin dalam untai ganda DNA inang ke sel turunan (replikasi semikonservatif : setengah untai asli setengah sintesis baru). Diawali dari pelepasan untai ganda oleh enzim DNA gyrase Terbentuk garpu repliakasi (replication fork) Garpu bergerak dalam 2 arah berlawanan sampai kedua ujung bertemu menghasilkan DNA baru Masing untai DNA induk berperan sebagai cetakan Untai baru dijamin komplementer dengan untai lama oleh DNA polymerase Untai baru memiliki polaritas berlawanan dengan untai induk Model DNA Watson dan Crick menyatakan bahwa saat double heliks bereplikasi, masing-masing dari kedua molekul anak akan mempunyai satu untai lama yang erasal dari satu molekul induk dan satu untai yang baru. Model replikasi ini disebut model semikonservatif. Model lainnya adalah model konservatif dimana molekul induk tetap dan molekul baru disintesis sejak awal. Model ketiga disebut model dispersif yaitu bahwa keempat untai DNA, setelah replikasi double heliks, mempunyai campuran anatara DNA baru dan DNA lama. Pengujian yang dilakukan oleh Meselson dan Stahl menunjukkan bahwa replikasi DNA terjadi secara semikonservatif. Daerah penggandaan bergerak sepanjang DNA induk membentuk replication fork. Pada daerah ini, kedua utas DNA yang baru, disintesis dengan bantuan sekelompok enzim, salah satunya adalah DNA polimerase. Sintesis DNA tidaklah berjalan secara kontinu pada kedua utas cetakan. Hal ini karena kedua utas DNA tersusun sejajar berlawanan arah atau
antiparalel. Maka utas DNA baru akan tumbuh dari 5 - 3 sedang yang lainnya dari 3 - 5 pada cetakan. Sintesis dari 3 - 5 tidak mungkin dilakukan karena tidak ada DNA polymerase untuk arah 3 - 5. Replikasi DNA pada cetakan 3 - 5 terjadi seutas demi seutas dengan arah 5 - 3 yang berarti replikasi berjalan meninggalkan replication fork. Utas-utas pendek tersebut kemudian dihubungkan oleh enzim ligase DNA. Dalam replikasi DNA terdapat utas DNA yang disintesis secara kontinu yang terjadi pada cetakan 5 - 3. Utas DNA yang disintesis secara kontinu ini disebut utas utama atau leading strand. Sedangkan utas DNA baru yang disintesis pendek-pendek seutas-demi seutas disebut utas lambat atau lagging strand. Utas-utas pendek atau fragmen-fragmen pendek yang terbentuk disebut fragmen Okazaki. Sintesis pada leading strand memerlukan molekul primer pada permulaan replikasi Setelah replication fork terbentuk, polymerase akan bekerja secara kontinu sampai utas DNA baru selesai direplikasi. Pada sintesis lagging strand, diperlukan enzim lain primase DNA. Setelah utas DNA terbuka untuk melakukan replikasi, dan setelah terbuka pada lagging strand, utas harus dijaga agar tetap terbuka. Jadi dalam proses replikasi DNA melibatkan beberapa protein baik berupa enzim maupun non-enzim yaitu : 1. Polimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasi nukleotida- nukleotida 2. Ligase DNA : enzim yang berperan menyambung DNA utas lagging 3. Primase DNA : enzim yang digunakan untuk memulai polimerisasi DNA pada lagging strand 4. Helikase DNA : enzim yang berfungsi membuka jalinan DNA double heliks 5. Single strand DNA-binding protein : mestabilkan DNA induk yang terbuka Replication fork berasal dari struktur yang disebut replication bubble yaitu daerah menggelembung tempat pilinan DNA induk terpisah untuk berfungsi sebagi cetakan pada sintesis DNA.
1. Hubungan antara DNA (Gen) dengan Protein (Enzim) 1. DNA berada di inti sel (nukleus) dan tidak dijumpai di sitoplasma 2. Protein yang berperan dalam metabolisme ada di sitoplasma dan tidak ada di inti. Perlu adanya penghubung antara DNA dengan Protein, yaitu molekul yang dijumpai di inti maupun di sitoplasma
Penghubung antara DNA dengan Protein adalah RNA
Fungsi Asam Nukleat dalam sintesa : 1. DNA sense sebagai pemberi perintah berupa urutan basa nitrogen (Kodogen) 2. DNA AntiSense, pasangan dari sense. 3. dRNA berfungsi menyampaikan perintah dari DNA (Kodon) 4. tRNA pasangan dari kodon juga bertugas sebagai pembawa jenis asam amino yang sesuai dengan kodonnya. protein Kemungkinan pola replikasi DNA
2. Tahap Transkripsi Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetic yang ada pada urutan DNA menjadi molekul RNA. Transkripsi adalah proses yang mengawali ekspresi sifat-sifat genetic yang nantinya akan muncul sebagai fenotipe. Urutan nukleotida pada salah satu untaian molekul DNA digunakan sebagai cetakan (template) untuk sintesis molekul RNA yang komplementer. Molekul RNA yang disintesis dalam proses transkripsi pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi tiga kelompok molekul RNA,yaitu : 1. mRNA (messenger RNA) 2. tRNA (transfer RNA) 3. rRNA (ribosomal RNA) Molekul mRNA adalah RNA yang merupakan salinan kode-kode genetic pada DNA yang dalam proses selanjutnya (yaitu proses translasi) akan diterjemahkan menjadi urutan asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein tertentu. Molekul tRNA adalah RNA yang berperan membawa asam-asam amino spesifik yang akan digabungkan dalam proses sintesa protein (translasi). Molekul rRNA dan RNA yang digunakan untuk menyusun ribosom, yaitu suatu partikel di dalam sel yang digunakan sebagai tempat sintesis protein. Molekul tRNA dan rRNA tidak pernah ditranslasi karena molekul yang digunakan adalah RNA-nya itu sendiri.
GAMBAR TRANSKRIPSI
Salah satu pita DNA tunggal mencetak mRNA. Pita tersebut dinamakan pita sense, sedangkan pita yang tidak mencetak mRNA disebut pita antisense. mRNA yang telah dicetak kemudian keluar dari inti sel melalui pori-pori nukleus masuk ke dalam sitoplasma ,Susunan tiga basa mRNA komplementer dengan susunan tiga buah pita sense DNA. Sintesis RNA ini selalu terjadi menurut arah 5 ke 3. Transkripsi akan berakhir jika RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA terminator yang berfungsi sebagai sinyal terminasi. Dalam proses transkripsi, beberapa komponen utama yang terlibat adalah : 1. urutan DNA yang akan ditranskripsi (cetakan/template) 2. enzim RNA polymerase 3. factor-faktor transkripsi 4. precursor untuk sintesis RNA Urutan DNA yang ditranskripsi adalah gen yang diekspresikan. Secara garis besar gen dapat diberi batasan sebagai suatu urutan DNA yang mengkode urutan lengkap asam amino suatu polipeptida atau molekul RNA tertentu. Gen yang lengkap terdiri atas tiga bagian utama, yaitu (1) daerah pengendali (regulatory region) yang secara umum disebut promoter, (2) bagian structural, dan (3) terminator. Promoter adalah bagian gen yang berperanan dalam mengendalikan proses transkripsi dan terletak pada ujung 5. Bagian structural adalah bagian gen yang terletak di sebelah hilir (downstream) dari promoter. Bagian inilah yang mengandung urutan DNA spesifik (kode-kode genetic) yang akan ditranskripsi. Terminator adalah bagian gen yang terletak di sebelah hilir dari bagian structural yang berperanan dalam pengakhiran (terminasi) proses transkripsi. Model transkripsi Pada prokariota transkripsi berlangsung secara polisistronik. (poli = banyak ) artinya bisa terjadi lebih dari satu tempat kodon start (memulai transkripsi ) dan tentu tempat kodon mengakhiri transkripsi (kodon stop =kodon terminal). Model transkripsi eukariota
Pada Eukariota transkripsi berlangsung secara Monosistronik (mono=satu) Sistim mengacu pada satu tempat (site ) start atau kodon memulai (AUG) dan satu kodon terminasi (UGA ,UAG atau UAA). 1. Mekanisme dasar transkripsi (sintesis RNA) Transkripsi (sintesis RNA) dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu : 1. Faktor-faktor yang mengendalikan transkripsi menempel pada bagian promoter. 2. Penempelan factor-faktor pengendali transkripsi menyebabkan terbentuknya kompleks promoter yang terbuka (open promoter complex). 3. RNA polymerase membaca cetakan (DNA template) dan mulai melakukan pengikatan nukleotida yang komplementer dengan cetakannya. 4. Setelah terjadi proses pemanjangan untaian RNA hasil sintesis, selanjutnya diikuti dengan proses pengakhiran (terminasi) transkripsi yang ditandai dengan pelepasan RNA polymerase dari DNA yang ditranskripsi. 1. Tahap pembentukan RNA Pembentukan RNA dilakukan oleh enzim RNA polymerase. Proses transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu : 1. Inisiasi Enzim RNA polymerase menyalin gen, sehingga pengikatan RNA polymerase terjadi pada tempat tertentu yaitu tepat didepan gen yang akan ditranskripsi. Tempat pertemuan antara gen (DNA) dengan RNA polymerase disebut promoter.
Kemudian RNA polymerase membuka double heliks DNA. Salah satu utas DNA berfungsi sebagai cetakan. Nukleotida promoter pada eukariot adalah 5- GNNCAATCT-3 dan 5- TATAAAT-3. Simbul N menunjukkan nukleotida (bisa berupa A, T, G, C). Pada prokariot, urutan promotornya adalah 5-TTGACA-3 dan 5- TATAAT-3. 2. Elongasi Enzim RNA polymerase bergerak sepanjang molekul DNA, membuka double heliks dan merangkai ribonukleotida ke ujung 3 dari RNA yang sedang tumbuh. 3. Terminasi Terjadi pada tempat tertentu. Proses terminasi transkripsi ditandai dengan terdisosiasinya enzim RNA polymerase dari DNA dan RNA dilepaskan. mRNA pada eukariota mengalami modifikasi sebelum ditranslasi, sedangkan pada prokariota misalnya pada bakteri, mRNA merupakan transkripsi akhir gen. mRNA yang baru ditranskrip ujung 5nya adalah pppNpN, dimana N adalah komponen basa-gula nukleotida, p adalah fosfat. mRNA yang masak memiliki struktur 7mGpppNpN, dimana 7mG adalah nukleotida yang membawa 7 metil guanine yang ditambahkan setelah transkripsi. Pada ujung 3 terdapat pNpNpA(pA)npA. Ekor poli A ini ditambahkan berkat bantuan polymerase poli (A). tetapi mRNA yang menyandikan histon, tidak memiliki poli A. Hasil transkripsi merupakan hasil yang memiliki intron (segmen DNA yang tidak menyandikan informasi biologi) dan harus dihilangkan, serta memiliki ekson yaitu ruas yang
membawa informasi biologis. Intron dihilangkan melalui proses yang disebut splicing. Proses splicing terjadi di nukleus. Splicing dimulai dengan terjadinya pemutusan pada ujung 5, selanjutnya ujung 5 yang bebas menempelkan diri pada suatu tempat pada intron dan membentuk struktur seperti laso yang terjadi karena ikatan 5-2fosfodiester. Selanjutnya tempat pemotongan pada ujung 3 terputus sehingga dua buah ekson menjadi bersatu. rRNA dan tRNA merupakan hasil akhir dari proses transkrips, sedangkan mRNA akan mengalami translasi. tRNA adalah molekul adaptor yang membaca urutan nukleotida pada mRNA dan mengubahnya menjadi asam amino. Struktur molekul tRNA adalah seperti daun semanggi yang terdiri dari 5 komponen yaitu : 1. Lengan aseptor : merupakan tempat menempelnya asam amino, 2. Lengan D atau DHU : terdapat dihidrourasil pirimidin, 3. Lengan antikodon : memiliki antikodon yang basanya komplementer dengan basa pada mRNA 4. Lengan tambahan 5. Lengan TUU : mengandung T, U dan C
Proses Transkripsi
3. Tahap Translasi Translasi merupakan pemindahan informasi genetik dari RNA dan membentuk protein yang sesuai. Pada proses ini terjadi penerjemahan informasi genetik yang berupa serangkaian kodon di sepanjang molekul mRNA oleh tRNA menjadi asam amino. Setiap molekul tRNA menghubungkan kodon tRNA tertentu dengan asam amino tertentu. tRNA akan terus datang membawa asam amino ke ribosom dan menyatukan asam aminonya sehingga terbentuk polipeptida yang makin panjang. Setiap molekul tRNA akan dilepaskan dari ribosom setelah memberikan asam aminonya. Peristiwa ini berlanjut hingga kodon stop mencapai ribosom. Kodon stop berfungsi sebagai sinyal untuk menghentikan translasi. Selanjutnya protein dan ribosom akan pisah dari mRNA. Perlu Gen merupakan fragmen DNA yg Menyandikan protein/enzim. Dalam proses Transkripsi melibatkan RNA polimerase,DNA promotor, dan DNA terminator. Kode Genetik 1. Pesan yang disalin ke mRNA Kode Genetik (kodon) Teridiri atas 3 pasangan basa (kombinasi A,G,C,U) Kombinasi ini (64) menentukan sintesis asam amino oleh ribosom (e.g. UGG : Triptofan) Kodon AUG (metionin) selalu merupakan start codon, signal gen yang akan ditranslasi (Formylmethionin pada Archaeobacteria) Kodon nonsense (UAA, UAG dan UGA) menghentikan proses translasi Beberapa asam amino ditentukan oleh lebih dari satu kodon (Leusin : UUA, UUG, CUU, CUC, CUA, CUG) KODE : AUG-AGA-AAA-UUU-AGU-GGG-ACU-ACU- UAA Met-Arg-Lys-Phe-Ser-Gly-Thr-Ser--STOP
dipahami bahwa hanya molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA tidak di translasi. Molekul mRNA merupakan transkripsi (salinan) urutan DNA yang menyusun suatu gen dalam bentuk ORF (open reading frame=kerangka baca terbuka). Molekul rRNA adalah salah satu molekul penyusun ribosom, yakni organel tempat berlangsungnya sintesis protein, sedangkan tRNA adalah pembawa asam-asam amino yang akan disambungkan menjadi rantai polipeptida. Suatu ORF dicirikan oleh : 1. Kodon inisiasi translasi, yaitu urutan ATG (pada DNA) atau AUG (pada mRNA) 2. Serangkaian urutan nukleotida yang menyusun banyak kodon 3. Kodon terminasi translasi, yaitu TAA (UAA pada mRNA), TAG (UAG pada mRNA), atau TGA (UGA pada mRNA). Perlu diingat bahwa pada RNA tidak ada basa thymine (T) melainkan dalam bentuk uracil (U)
Phe Leu Leu Ile Met Val Ser Pro Thr Ala Tyr Nonsense His Gln Asn Lys Asp Glu Cys Nonsense Trp Arg Ser Arg Gly Tabel Kodon (triplet mRNA) Kodon (kode genetic) adalah urutan nukleotida yang terdiri atas tiga nukleotida berurutan (sehingga sering disebut sebagai triplet codon) yang menyandi suatu asam amino tertentu, misalnya urutan ATG (AUG pada mRNA) mengkode asam amino metionin. Kodon inisiasi translasi merupakan kodon untuk asam amino metionin yang mengawali struktur suatu polipeptida (protein). Pada prokaryot , asam amino awal tidak berupa metionin tetapi formil metionin (fMet). Kodon pertama (kodon inisiasi) pada E coli dapat berupa AUG (90 % kemungkinan), GUG (8%), atau UUG (1%). Meskipun demikian, pada bagian transkripsi sebelah dalam (setelah kodon inisiasi), kodon GUG dan UUG masing-masing mengkode valin dan leusin. Dalam proses translasi, rangkaian nukleotida pada mRNA akan dibaca tiap nukleotida sebagai satu kodon untuk satu asam amino, dan pembacaan dimulai dari urutan kodon metionin (ATG pada DNA atau AUG pada mRNA).
Huruf kedua U C A G
Huruf pertama
U UUU UUC UUA UUG UCU UCC UCA UCG AUA AUC UAA UAG UGU UGC UGA UGG U C A G
Huruf ketiga
C CUU CUC CUA CUG CCU CCC CCA CCG CAU CAC CAA CAG CGU CGC CGA CGG U C A G
A AUU AUC AUA AUG ACU ACC ACA ACG AAU AAC AAA AAG AGU AGC AGA AGG U C A G
G GUU GUC GUA GUG GCU GCC GCA GCG GAU GAC GAA GAG GGU GGC GGA GGG U C A G
Translasi berlangsung di dalam ribosom. Ribosom disusun oleh molekul-molekul rRNA dan beberapa macam protein. Ribosom tersusun atas dua subunit, yaitu subunit kecil dan subunit besar. Pada jasad prokaryot, subunit kecil mempunyai koofisien sedimentasi sebesar 30S (unit Svedberg) sedangkan subunit besar berukuran 50S, tetapi pada saat kedua unit tersebut bergabung, koofisien sedimentasinya adalah 70S.pada jasad eukaryote, subunit kecil berukuran 40S, sedangkan subunit besar berukuran 60S, tetapi sebagai suatu kesatuan, ribosom eukaryote mempinyai koofisien sedimentasi sebesar 80S. 4. Mekanisme Translasi Proses translasi terdiri dari tiga tahap yaitu : 1. Inisiasi. Proses ini dimulai dari menempelnya ribosom sub unit kecil ke mRNA. Penempelan terjadi pada tempat tertentu yaitu pada 5- AGGAGGU-3, sedang pada eukariot terjadi pada struktur tudung (7mGpppNpN). Selanjutnya ribosom bergeser ke arah 3 sampai bertemu dengan kodon AUG. Kodon ini menjadi kodon awal. Asam amino yang dibawa oleh tRNA awal adalah metionin. Metionin adalah asam amino yang disandi oleh AUG. pada bakteri, metionin diubah menjadi Nformil metionin. Struktur gabungan antara mRNA, ribosom sub unit kecil dan tRNA-Nformil metionin disebut kompleks inisiasi. Pada eukariot, kompleks inisiasi terbentuk dengan cara yang lebih rumit yang melibatkan banyak protein initiation factor. 1. Elongation. Tahap selanjutnya adalah penempelan sub unit besar pada sub unit kecil menghasilkan dua tempat yang terpisah . Tempat pertama adalah tempat P (peptidil) yang ditempati oleh tRNA-Nformil
metionin. Tempat kedua adalah tempat A (aminoasil) yang terletak pada kodon ke dua dan kosong. Proses elongasi terjadi saat tRNA dengan antikodon dan asam amino yang tepat masuk ke tempat A. Akibatnya kedua tempat di ribosom terisi, lalu terjadi ikatan peptide antara kedua asam amino. Ikatan tRNA dengan Nformil metionin lalu lepas, sehingga kedua asam amino yang berangkai berada pada tempat A. Ribosom kemudian bergeser sehingga asam amino-asam amino-tRNA berada pada tempat P dan tempat A menjadi kosong. Selanjutnya tRNA dengan antikodon yang tepat dengan kodon ketiga akan masuk ke tempat A, dan proses berlanjut seperti sebelumnya. 1. Terminasi. Proses translasi akan berhenti bila tempat A bertemu kodon akhir yaitu UAA, UAG, UGA. Kodon-kodon ini tidak memiliki tRNA yang membawa antikodon yang sesuai. Selanjutnya masuklah release factor (RF) ke tempat A dan melepaska rantai polipeptida yang terbentuk dari tRNA yang terakhir. Kemudian ribosom berubah menjadi sub unit kecil dan besar.
Proses Translasi
PROSES SINTESIS PROTEIN
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan 1. Proses sintesis protein terbagi atas transkripsi dan translasi. Seperti kita ketahui DNA sebagai media untuk proses transkripsi suatu gen berada di kromosom dan terikat oleh protein histon. Saat menjelang proses transkripsi berjalan, biasanya didahului signal dari luar akan kebutuhan suatu protein atau molekul lain yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, dan fungsi lain di tingkat sel maupun jaringan. 2. DNA terdiri dari dua sulur/utas polinukleotida yang bersifat antiparalel. Antar sulur/utas nukleotida berikatan pada basa N: Ikatan H. 3. Agar dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi, DNA harus melakukan replikasi atau penggandaan DNA. 4. Gen merupakan fragmen DNA yang menyandikan protein/enzim. Ekspresi gen meliputi proses transkripsi dan translasi. 5. Informasi dalam gen dicetak ke dalam molekul messenger Ribo Nucleic Acid (mRNA) melalui proses trankripsi, mRNA membawa cetakan informasi ke ribosom dalam sitoplasma, Ribosom kemudian melakukan proses penerjemahan (translation) dengan menggunakan informasi cetakan tersebut untuk mensintesis protein. 2. SARAN Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa sintesis protein sangat erat kaitannya, dengan pembawaan sifat pada keturunan . Oleh karena itu,melalui makalah ini kami sebagai penyusun mengajak para pembaca dan pendengar untuk dapat mengambil pengetahuan dari materi yang telah kami sampaikan tadi .
DAFTAR PUSTAKA
1. Albert, B., D. Bray, J. lewis, M. Raff, K. Roberts, J.D. Watson. 1994. Molecular Biology of the cell. Garland Publishing, Inc, New York. 2. Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Alih bahasa lestari, R. et al. safitri, A., Simarmata, L., Hardani, H.W. (eds). Erlangga, Jakarta. 3. Reksoatmodjo, S.M.I. 1993. Biologi Sel. Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Pendidikan Tinggi. 4. Watson, J.D., T.A. Baker, S.P. Bell, A. Gann, M. Levine, R. Losick. 2008. Molecular Biology of The Gene. Pearson Education, Inc, San Francisco.
evaluasi
1. Sebuah kawat penghantar panjangnya 10 cm dialiri arus 10 A ditempatkan secara pada medan magnet 10 T. Tentukan besarnya gaya lorent yang dialami kawat, jika posisi kawat terhadap medan magnet :
a. tegak lurus
b. miring 30o
c. sejajar
2. Dua kawat sejajar berjarak 20 cm mengalir arus listrik sama besar tetapi berlawanan arah. Kedua kawat terjadi gaya lorent sebesar 6.10-4 N/m. Tentukan besarnya kuat arus listrik yang mengalir pada masing-masing kawat !
3. Partikel bermuatan positif 1,6.10-19 C bergerak vertical ke atas dengan kecepatan 6.106 m/s dalam medan magnet dan menerima gaya ke barat sebesar 9.10-14 N. Tentukan besar dan arah medan magnet yang mempengaruhi partikel tersebut !
4. Sebuah proton bermuatan 1,6.10-19 C bermassa 1,7.10-27 Kg bergerak ke bawah dalam medan magnet homogen yang besarnya 1,5 T ke utara. Jika proton dipercepat dengan beda potensial 5.106 Volt, tentukan besar dan arah gaya lorent yang dialami proton tersebut !
5. Sebuah pro