Anda di halaman 1dari 8

Teknik Pengendalian Erosi dan Sedimentasi di Lahan

Konstruksi Skala Kecil


M. Miftah Farid Z.
1
Sari
Lahan konstruksi skala kecil adalah lahan konstruksi milik perorangan yang berada di daerah padat
penduduk. Jumlah erosi dan sedimentasi yang terjadi di lahan ini relatif kecil, namun akumulasi
jumlah erosi dan sedimentasi dari beberapa lahan konstruksi akan berdampak cukup besar pada
sistem drainase perkotaan dan lingkungan sekitar lahan kostruksi. Dampak tersebut dapat berupa
tersumbatnya saluran drainase perkotaan karena pada umumnya saluran drainase perkotaan tidak
dirancang untuk mengalirkan sedimen dalam jumlah besar. Jika hal itu terjadi, maka banjir dapat
terjadi sehingga akan menimbulkan kerugian yang besar. Selain itu, limbah konstruksi seperti cat
dan semen yang terbawa arus limpasan hujan juga dapat mencemari lingkungan di sekitar lahan
konstruksi. Untuk itu diperlukan suatu pengendali
1
an erosi dan sedimentasi di lahan konstruksi
skala kecil yang berupa pelapisan jalan keluar atau masuk lahan konstruksi, pengaturan aliran air
yang masuk ke lahan konstruksi, pengurangan jumlah erosi di lahan konstruksi, dan pengaturan
sedimen yang keluar dari lahan konstruksi.
Kata kunci : Pengendalian erosi, Pengendalian sedimentasi, Lahan konstruksi

Pendahuluan
Konstruksi skala kecil yang dimaksud dalam tulisan ini adalah konstruksi di lahan
milik perorangan yang berada di sekitar daerah padat penduduk seperti konstruksi
gedung perkantoran, apartemen, pusat perbelanjaan, rumah sakit dan rumah
tinggal. Selama proses konstruksi, terdapat banyak sekali pekerjaan tanah yang
mengakibatkan kestabilan tanah di lahan tersebut terganggu, seperti pekerjaan
galian dan timbunan tanah dalam proses pembuatan pondasi gedung yang
mengakibatkan tanah tersebut mudah tererosi. Walaupun jumlah tanah yang
tererosi di suatu lahan konstruksi relatif kecil, akumulasi jumlah erosi tanah dari
beberapa lahan konstruksi yang berada di daerah padat penduduk akan
memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap jumlah sedimen yang

1
Mahasiswa Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (15008136)
dihasilkan. Jika jumlah sedimen yang dihasilkan sangat besar, maka hal ini dapat
berdampak pada tersumbatnya saluran drainase perkotaan yang umumnya tidak
dirancang untuk mengalirkan sedimen dalam jumlah besar. Untuk mencegah hal
tersebut, diperlukan suatu tindakan pencegahan untuk mengurangi jumlah erosi
dan sedimentasi di lahan konstruksi.
Tindakan pengendalian erosi dan sedimentasi di lahan konstruksi skala kecil dapat
dilakukan dengan mudah dan tanpa membutuhkan biaya yang besar, namun
manfaat dari tindakan ini sangat besar terhadap lingkungan di sekitar lokasi lahan
konstruksi. Selain itu, tindakan ini juga sangat bermanfaat bagi keberlangsungan
konstruksi itu sendiri. Dengan adanya pengendalian erosi dan sedimentasi di lahan
konstruksi, tanah di lahan tersebut tidak akan menjadi terlalalu lembek ketika
hujan turun sehingga proses kontruksi akan tetap berjalan dengan lancar. Selain
itu, lahan konstruksi tersebut juga tidak akan lagi memiliki masalah dengan
lumpur dan debu yang mengotori bangunan, sehingga akan mengurangi biaya
pembersihan bangunan. Manfaat lain dari tindakan pengendalian erosi dan
sedimentasi ini adalah berkurangnya komplain dari pihak-pihak lain yang merasa
terganggu akibat sedimen yang dihasilkan selama proses konstruksi tersebut
berlangsung.
Dampak Erosi dan Sedimentasi di Lahan Konstruksi Skala Kecil
Erosi dan sedimentasi yang terjadi di lahan konstruksi skala kecil dapat
berdampak langsung pada struktur bangunan di lahan tersebut. Contoh dampak
langsung erosi dan sedimentasi pada struktur bangunan adalah rusaknya struktur
pondasi dan dinding penahan tanah akibat berkurangan daya dukung tanah
tersebut. Selain itu, dengan adanya erosi permukaan tanah, lahan konstruksi akan
menjadi tidak rata sehingga diperlukan waktu dan biaya tambahan untuk
pengurukan dan pemadatan lahan. Hal ini tentu saja akan menghambat proses
konstruksi secara keseluruhan.
Selain berdampak langsung pada proses konstruksi, erosi dan sedimentasi di lahan
konstruksi skala kecil juga berdampak pada lingkungan dan infrastruktur di luar
lahan konstruksi. Contoh dari dampak ini adalah tercemarnya air akibat tercampur
dengan limbah konstruksi seperti cat dan semen, terganggunya keamanan
pengendara kendaraan bermotor yang melintasi jalan di sekitar proyek kontruksi
karena adanya lumpur, sampah, dan puing-puing bangunan yang terbawa arus air
ke jalan, dan tersumbatnya saluran drainase perkotaan, bahkan dapat
menimbulkan banjir, sehingga membutuhkan biaya perawatan tambahan.
Teknik Pengendalian Erosi dan Sedimentasi di Lahan Konstruksi Skala
Kecil
Beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk mengendalikan erosi dan
sedimentasi di lahan konstruksi skala kecil adalah:
1. melapisi jalan keluar atau masuk lahan konstruksi dengan perkerasan dari
batu atau beton
Sebaiknya perkerasan jalan ini dibuat mulai dari permulaan jalan masuk
proyek hingga tepat didepan lokasi bangunan utama yang sedang dibangun.
Namun, jika tidak memungkinkan, maka perkerasan ini cukup dibuat sejauh
10 meter kedalam lahan proyek dihitung dari permulaan jalan masuk
proyek. Perkerasan jalan ini bisa dibuat dari kerikil atau dari beton-beton
sisa konstruksi bangunan. Contoh dari jalan keluar atau masuk proyek yang
diperkeras dapat dilihat di gambar 1.


Gambar 1 Perkerasan jalan keluar atau masuk proyek (Sumber: Erosion
and Sediment Control Guidelines for Small Sites : 2007)

2. mengatur aliran air yang masuk ke lahan konstruksi
Aliran air yang akan memasuki lahan konstruksi sebaiknya diatur agar tidak
memasuki lahan konstruksi dengan cara membuat saluran drainase
disekeliling lokasi proyek, tergantung pada arah aliran air. Jika arah aliran
dapat dialihkan, maka debit limpasan yang melalui lahan konstruksi akan
mengecil sehingga akan mengurangi jumlah erosi permukaan tanah di lahan
tersebut. Contoh saluran drainase untuk mengalihkan arah aliran dan layout-
nya dapat dilihat di gambar 2 dan 3.

Gambar 2 Saluran drainase pengalih aliran (Sumber: Erosion and Sediment
Control Guidelines for Small Sites : 2007)

Gambar 3 Layout saluran drainase di lahan konstruksi (Sumber: Erosion
and Sediment Control Guidelines for Small Sites : 2007)

3. mengurangi jumlah erosi di lahan konstruksi
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah erosi adalah
dengan cara meminimalkan jumlah pekerjaan tanah dan sebisa mungkin
mempercepat waktu pelaksanaan pekerjaan tanah tersebut. Selain itu,
diusahakan juga agar vegetasi yang ada di lahan konstruksi tidak dirusak
untuk mengurangi luas lahan gundul yang berpotensi tererosi. Untuk tanah
dengan tingkat erosi tinggi, penggunaan selimut pengendali erosi (erosion
control blanket) sangat dianjurkan untuk melapisi tanah tersebut dari
limpasan air hujan. Contoh dari penggunaan selimut pengendali erosi
(erosion control blanket) dapat dilihat di gambar 4.

Gambar 4 Selimut pengendali erosi (Sumber: Erosion and Sediment
Control Guidelines for Small Sites : 2007)

4. mengatur sedimen yang akan keluar dari lahan konstruksi
Sedimen yang dihasilkan dari erosi lahan konstruksi dapat ditahan dengan
menggunakan pagar sedimen (sediment fence) agar sedimen tersebut tidak
terangkut keluar lahan konstruksi. Pagar sedimen (sediment fence) ini
sebaiknya diletakkan di di lokasi terendah di lahan konstruksi tersebut dan
berada di permukaan tanah dengan kemiringan yang relatif landai untuk
mengurangi besarnya gaya dorong dari air limpasan hujan. Terdapat dua
jenis pemasangan pagar sedimen (sediment fence) ini, jika tidak
memungkinkan untuk menanam pagar sedimen (sediment fence) ini ke
dalam tanah, maka pagar sedimen (sediment fence) harus diletakkan di atas
permukaan tanah dan ditimbun dengan tumpukan batu setinggi minimal 100
mm. Contoh pemasangan pagar sedimen (sediment fence) ini dapat dilihat di
gambar 5 dan 6.

Gambar 5 Detail konstruksi pagar sedimen (Sumber: Erosion and Sediment
Control Guidelines for Small Sites : 2007)


Gambar 6 Alternatif pemasangan pagar sedimen (Sumber: Erosion and
Sediment Control Guidelines for Small Sites : 2007)

Simpulan
Tindakan pengendalian erosi dan sedimentasi untuk lahan konstruksi skala kecil
merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Perancang bangunan juga
harus memperhatikan dampak erosi dan sedimentasi ini terhadap keberlangsungan
proyek konstruksi itu sendiri, maupun dampaknya terhadap lingkungan sekitar
lahan konstruksi. Teknik pengendalian erosi dan sedimentasi yang diuraikan
sebelumnya merupakan hal yang sangat sederhana dan sangat mudah untuk
dilakukan. Selain itu teknik tersebut juga tidak membutuhkan biaya yang besar
jika dibandingkan dengan manfaat yang dihasilkannya. Pengendalian erosi dan
sedimentasi yang dapat digunakan di lahan konstruksi skala kecil adalah melapisi
jalan keluar atau masuk lahan konstruksi dengan perkerasan dari batu atau beton,
mengatur aliran air yang masuk ke lahan konstruksi, mengurangi jumlah erosi di
lahan konstruksi, dan mengatur sedimen yang akan keluar dari lahan konstruksi.
Daftar Pustaka
Canterbury Regional Council. 2007. Erosion and Sediment Control Guideline A
Better Way of Managing Earthworks and the Environment. Environment
Canterbury.
Canterbury Regional Council. 2007. Erosion and Sediment Control Guidelines for
Small Sites. Environment Canterbury
Smollen, M.D., dkk. 1988. North Carolina North Carolina Erosion and Sediment
Control Planning and Design Manual. NC Department of Environment,
Health, and Natural Resources, Division of Land Resources, Land Quality
Section, Raleigh, North Carolina.

Anda mungkin juga menyukai