Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN KANKER


PENIS
OLEH
PUTU WIRA PRAMANA
(0902105069)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
2012
KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian
Kanker Penis adalah keganasan pada penis (Anurogo, 2008).
Kanker Penis adalah kanker yang sangat ganas pada alat reproduksi pria, dan kalau tidak
segera ditangani bisa memicu kanker pada organ tubuh yang lain dan dapat menyebabkan
amputasi pada penis (in !uhsin, 2011).
Kanker penis adalah kanker yang terdapat pada kulit dan "aringan penis (Asrul #ani,
2010).
Kanker penis adalah karsinoma sel s$uamosa dari epitel glans penis atau permukaan
dalam prepusium (%ri Kurnianto, 2008).
Pag 2
&ambar 1. Kanker Penis
2. 'pidemiologi
Angka ke"adian keganasan pada penis tidak terlalu besar, di Amerika sekitar 1(2 di antara
100.000 pria. Kanker penis ter"adi pada pria yang berusia lebih dari )0 tahun dan
me*akili sekitar 0,+, malignansi pada pria di Amerika #erikat. !eskipun demikian, di
beberapa negara, insidennya berkisar 10,. Kanker penis "arang ter"adi pada pria yang
disirkumsisi. -enis paling sering adalah "enis s$uamous cell carcinoma, kemudian "enis
lain adalah melanoma. #alah satu .aktor yang dapat mencegah ter"adinya hal ini adalah
sirkumsisi (sunat). Pria yang sudah men"alani sunat terutama pada saat bayi atau
anakanak, kemungkinan mengalami kanker penis berkurang sedangkan sunat pada
usia de*asa tidak signi.ikan dalam mengurangi kemungkinan ter"adinya kanker.
#uatu penelitian melaporkan bah*a 22, pasien berusia kurang dari /0 tahun, dan hanya
0, yang berusia kurang dari 10 tahun.
-ika kanker (carcinoma in situ atau 23#) ter"adi di glans penis, disebut erythroplasia o.
4ueyrat. 5amun "ika ter"adi di 6.ollicle(bearing skin o. the sha.t6 disebut o*en disease.
Angka kematian penderita karena kanker penis mencapai 22,/,. #ebanyak 1+(+0,
pasien kanker penis menunda periksa ke dokter selama lebih dari 1 tahun.
#ebagian besar kanker penis merupakan 6s$uamous cell carcinomas6. %umor penis dapat
ditemukan dimana sa"a di penis, namun terbanyak ditemukan di glans penis (/8,) dan
preputium (21,).
3nsiden7
( 8endah pada orang yang disirkumsisi.
Pag !
( 8endah 7 3srael (0,1 ,), Puertorico (+ ( +,0 ,).
( %inggi 7 2hina (22 ,), irma (1+ ,), 9ietnam selatan (12,), %hailand (0 ,).
%ampak pada kulit penis sebagai pertumbuhan massa mirip kutil, tidak nyeri atau
sebagai ulkus.
:okasi7
( ;istal &lans (/8 ,)
( Preputium (21 ,)
( #ulcus 2oronarius () ,)
( #ha.t (< 2 ,).
(;ito Anurogo, 2008)
1. 'tiologi
=ingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker penis. ;iduga penyebabnya
adalah smegma (cairan berbau yang menyerupai ke"u, yang terdapat di ba*ah kulit depan
glans penis). %etapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui.
Pria tidak disunat yang tidak men"aga kebersihan daerah di ba*ah kulit depan glans penis
dan pria yang pernah menderita herpes genitalis memiliki resiko tinggi menderita kanker
penis.
eberapa hal diketahui men"adi .aktor resiko penyakit ini, diantaranya 7
a. >sia tua.
>sia tua insiden meningkat (8+ tahun 7 ?,2 ,).
b. Pria yang tak men"alani sunat. #irkumsisi dilakukan untuk membantu mencegah
in.eksi human papilloma@irus (=P9).
c. Kebersihan daerah kemaluan yang tak ter"aga. Pria yang menghindari personal
hygiene tubuh akan meningkatkan risiko terkena kanker.
d. 3n.eksi =uman Papilloma 9irus, biasanya tertular melalui hubungan intim bebas
e. Penggunaan produk tembakau.
Pag "
:aki(laki yang kebiasaan mengunyah tembakau dan produk(produk terkait berada
pada risiko lebih tinggi terkena kanker.
.. Kondisi .imosis atau tertutupnya saluran pembuangan akibat lubang pada kulit bagian
depan yang menutup sehingga sulit buang air kecil.
g. 2a ser@iks pada pasangan seksualnya.
Peranan in.eksi @irus terus dipela"ari. Kanker penis (penile cancer) berhubungan dengan
keberadaan in.eksi @irus herpes dan human papilloma @irus (=P9). =uman papilloma
@iruses (=P9) tipe 1) dan 18 telah ditemukan pada sepertiga pria yang
menderita kanker penis. Apakah @irus ini menyebabkan kanker ataukah hanya berperan
sebagai saprophytes, belum ditetapkan.
Penile intraepithelial neoplasia dipertimbangkan sebagai precursor, tetapi hanya +(1+, dari
lesi ini yang berkembang men"adi in@asi@e s$uamous cell carcinoma. elum ada bukti
nyata bah*a smegma merupakan karsinogen (Aat penyebab kanker), meskipun hal ini telah
dipercaya secara luas.
(;ito Anurogo, 2008).
/. Pato.isiologi
Kanker penis biasanya dimulai sebagai lesi kecil pada glans atau kepala penis. Kanker
penis berkisar dari putih(abu(abu, tidak teratur, eBophytic, massa endo.it datar dan
ulserasi. #el kanker berangsur(angsur tumbuh secara lateral di sepan"ang permukaan
penis dan bisa menutupi seluruh kelen"ar serta preputium sebelum menyerang corpora
dan keseluruhan batang penis. #emakin luas lesi, semakin besar kemungkinan in@asi lokal
dan metastasis nodal. Kanker penis mungkin papilari dan eBophytic atau datar serta
ulserati.. -ika kanker penis ini tidak diobati secara dini makan dapat ter"adi autoamputasi.
:esi papilaris dan colitis memiliki tingkat pertumbuhan yang serupa, tetapi lesi ulserati.
cenderung bermetastasis ke kelen"ar getah bening dan hal ini berpengaruh terhadap
tingkat kelangsungan hidup dimana lebih rendah dari + tahun. >kuran kanker yang lebih
besar dari + cm dan melibatkan lebih dari 0+, dari poros tersebut berasosiasi dengan
pre@alensi tinggi metastasis nodal dan tingkat kelangsungan hidup lebih rendah, tetapi
hubungan yang konsisten antara ukuran kanker, kehadiran metastasis inguinal node, dan
kelangsungan hidup belum diidenti.ikasi.
Pag 5
Casia uck, yang mengelilingi corpora, bertindak sebagai penghalang sementara. -ika
kanker telah menembus .asia uck dan albuginea tunika, kanker telah dapat menyebar ke
pembuluh darah dan bahkan secara sistemik. !etastasis ke kelen"ar getah bening .emoral
dan inguinal adalah "alur a*al untuk penyebaran kanker penis. Dleh karena, crosso@er
kelen"ar getah bening maka sel kanker dapat menyebar secara bilateral ke kedua kelen"ar
getah bening inguinalis.
!etastase pada simpul(simpul daerah inguinal menyebabkan ter"adinya nekrosis kulit,
in.eksi kronis, dan, akhirnya kematian akibat dari sepsis atau perdarahan sekunder
terhadap erosi ke dalam pembuluh .emoral. !etastase "auh dari sel kanker dapat
menyerang hati, tulang, paru(paru, atau otak. Karsinoma penis ter"adi secara progresi. dan
terbukti berakibat .atal pada pasien yang tidak diobati dalam *aktu 2 tahun (rosman,
2011).
&ambar 2. %ahap(tahap ter"adinya kanker
+. Klasi.ikasi
Pada kanker penis, biasa digunakan sistem klasi.ikasi -ackson dan %5! sebagai berikut7
a. Klasi.ikasi -ackson7
#tage 3 (A)7 tumor terbatas pada glans, prepusium, atau keduanya.
#tage 33 ()7 tumor mencapai batang penis.
#tage 333 (2)7 tumor bermetastase ke inguinal.
#tage 39 (;)7 tumor mengin@asi struktur di sekitarnya, metastase ke inguinal, atau
metastase "auh.
b. !enurut %5! (tumor, nodus, metastase)7
%E 7 tumor tidak dapat dika"i.
%0 7 tumor tidak "elas.
Pag 6
%is 7 ada 23# (2arsinoma 3n #itu).
%a 7 ada carsinoma @errucos yang tidak in.asi..
%1 7 tumor in.asi. ke "aringan sub epitel.
%2 7 tumor in.asi. ke corpora spongiosum atau ca@ernosum.
%1 7 tumor in.asi. ke uretra atau prostat.
%/ 7 tumor in.asi. ke struktur yang berdekatan.
5 7 Kelen"ar :im.e
50 7 %idak terdapat metatase ke kelen"ar lim.e regional.
51 7 !etatase didalam kelen"ar lim.e inguinal super.asial.
52 7 !etatase multiple F bilateral di kelen"ar lim.e inguinal super.asial.
51 7 !etatase di kelen"ar inguinal pro.undaFdidalam pel@is (unilateral atau
belateral).
! 7 !etastasis "auh
!B 7 !etastasis "auh tidak dapat diperiksa
!0 7 %idak ada metastasis "auh
!1 7 %erdapat metastasis "auh
#tadium7
#tadium 0 7 %is ( 50 ( !0
#tadium 3 7 %1 ( 50 ( !0
#tadium 33 7 %2,%1 ( 50 ( !0
#tadium 333 7 %/ ( 51 ( !0
#tadium 39 7 %iap % ( %iap 5 ( !1
!etastasis7
1) 'kstensi :angsung
:esi distal, umumnya ke korpus penis.
Casia uck di penis dapat ber.ungsi sebagai rintangan sementara sehingga urethra dan
buli(buli "ara terlibat.
Pag #
2) :im.ogen
:esi kulit, preputium ke lnn 3nguinalis super.isialis.
:esi glans, corpus ke lnn inguinalis pro.undus, iliaca eBterna, pel@ic.
;apat ter"adi penyebaran silang (bilateral), akibat lim.e menyilang garis tengah.
1) =ematogen
%er"adi pada stadium lan"ut.
(!ellyssa =utabarat, 2010)
). !ani.estasi klinis
&e"alanya berupa7
a. engkak pada penis meskipun tidak dalam kondisi ereksi.
b. %erdapat tanda(tanda radang seperti nyeri atau terdapat luka pada penis dengan sebab
yang tidak "elas.
c. :esi yang sulit sembuh, disertai Gsubtle indurationH pada kulit, pertumbuhan kecil di
kulit (a small eBcrescence), papula, pustula, tumbuhnya kutil atau @eruka (a
*arty gro*th), atau pertumbuhan eBophytic.
d. Perubahan *arna pada kulit penis "uga dapat men"adi tanda a*alnya.
e. %erdapat ben"olan pada lipat paha, artinya ter"adi pembesaran kelen"ar getah bening
pada daerah tersebut. %erkadang ditemukan suatu massa, ulceration, suppuration,
atau perdarahan (hemorrhage) di daerah lipat paha (inguinal) karena nodal
metastases. Kondisi ini menandakan bah*a stadium kanker sudah dalam tara. lan"ut.
.. 5yeri penis dan perdarahan dari penis (pada stadium lan"ut).
g. Penderita dengan kanker yang telah menyebar luas (ad@anced metastatic cancer)
dapat mengeluhkan lemah (*eakness), penurunan berat badan (*eight loss), kelelahan
(.atigue), lesi pada penis kemungkinan dapat berdarah.
h. anyak pria tidak periksa ke dokter sampai kanker mengerosi (eroded) preputium dan
men"adi berbau tidak sedap karena in.eksi dan nekrosis.
(;ito Anurogo, 2008)
Pag $
&ambar 1. Kanker penis
Kategori lesi pada penis7
a. :esi yang "inak (benign lesions)
!isalnya7 pearly penile papules, hirsute papillomas, dan coronal papillae.
b. :esi yang berpotensi men"adi ganas (premalignant)
3ni berhubungan dengan :eukoplakia dan s$uamous cell carcinoma. 2ontoh yang
paling umum adalah balanitis Berotica obliterans.
c. :esi yang ganas (malignant neoplasm atau malignant carcinoma)
3ni termasuk @ariants dari s$uamous cell carcinoma seperti7 carcinoma in situ (23#),
erythroplasia o. 4ueyrat, dan o*en disease.
(;ito Anurogo, 2008)
0. Pemeriksaan Cisik
a. 3nspeksi 7
( %ampak adanya bengkak pada penis
( %ampak adanya perubahan *arna pada penis
( %ampak adanya kutil pada kulit penis
( %ampak adanya lesi pada penis
( %ampak adanya massa, ulceration, suppuration, atau perdarahan (hemorrhage) di
daerah lipat paha (inguinal) karena nodal metastases.
( %ampak adanya nekrosis pada preputium dan berbau tak sedap.
( Klien tampak meringis akibat nyeri
Pag 9
( Apabila kanker sampai metastase "auh maka klien tampak kurus dan lemah.
( Klien tampak pucat.
b. Palpasi 7
( Adanya massa pada daerah inguinal.
( 5yeri tekan pada daerah inguinal
8. Pemeriksaan ;iagnostikFPenun"ang
Pemeriksaan :aboratorium7
a. %idak ada pemeriksaan laboratorium khusus (speci.ic) atau petanda tumor (tumor
markers) pada kanker penis.
b. Pemeriksaan umum, meliputi7 hitung darah lengkap, pemeriksaan kimia dengan tes
.ungsi hati (a chemistry panel *ith li@er .unction tests), dan penilaian (assessment)
status "antung, paru(paru, dan gin"al, sangat membantu untuk mendeteksi masalah
yang tak terduga.
c. Pasien dengan penyakit yang parah dapat anemis, dengan leukocytosis dan
hypoalbuminemia.
d. =ypercalcemia ditemukan pada beberapa pasien saat ketiadaan penyebaran (absence
o. metastases).
Prosedur diagnostik7
a. iopsi
%es diagnostik yang paling penting adalah biopsi. iopsi diperlukan untuk
menentukan perluasan tumor sehingga dapat direncanakan pengobatannya. iopsi
adalah pengangkatan dalam "umlah kecil "aringan untuk diperiksa di ba*ah
mikroskop. %es(tes lain "uga dapat mengindikasikan kanker yang ada, tetapi hanya
biopsi yang dapat membuat diagnosis pasti. iopsi kelen"ar getah bening sentinel
adalah "enis lain dari biopsi. =al ini penting untuk mengetahui apakah sel(sel kanker
telah menyebar ke daerah lain di luar penis. ;alam teknik ini, dokter menghapus satu
atau beberapa kelen"ar getah bening sentinel(node pertama ke dalam sistem getah
bening yang mengalir dekat dengan nodul untuk memeriksa sel(sel kanker. ;alam
kasus kanker penis, kelen"ar getah bening sentinel terletak tepat di ba*ah kulit di
pangkal paha. -ika sel kanker yang terdeteksi, itu berarti bah*a penyakit ini mungkin
Pag 10
telah menyebar ke kelen"ar getah bening lain di *ilayah ini atau di luar melalui
pembuluh darah dan getah bening.
b. 3maging !odalitas
;irekomendasikan untuk7
!engetahui staging dari penyakit
>ntuk menentukan tindak lan"ut pasien
>ntuk menilai penyebaran (metastase) sel kanker
c. >#&
>#& dilakukan untuk7
!enilai keadaan, luas dan resectability kanker penis.
Penilaian terhadap kelen"ar getah bening.
!endeteksi adanya metastase
d. 2% #2A5
2% #2A5 dilakukan untuk7
Penilaian kelen"ar getah bening
:imited utilitas di lesi primer
e. !83
Paling akurat dalam mendeteksi penyakit primer dan nodal. !83 menggunakan
medan magnet, bukan B(ray, untuk menghasilkan gambar rinci dari tubuh. #ebuah
media kontras dapat disuntikkan ke pembuluh darah pasien untuk menciptakan
gambaran yang lebih "elas.
.. %omography 'misi Positron (P'%) scan.
P'% scan adalah cara untuk membuat gambar organ dan "aringan dalam tubuh.
#e"umlah kecil Aat radioakti. disuntikkan ke dalam tubuh pasien. Iat ini diserap
terutama oleh organ dan "aringan yang menggunakan energi. Karena kanker
cenderung untuk menggunakan energi secara akti., menyerap lebih dari Aat radioakti..
#canner kemudian mendeteksi Aat ini untuk menghasilkan gambar dari bagian dalam
tubuh. eberapa dokter akan menggunakan P'% scan untuk mencari bukti penyebaran
kanker penis, meskipun tidak secara khusus disetu"ui untuk menggunakan ini. =al ini
diketahui berman.aat dalam stadium kanker paru(paru skuamosa dan kerongkongan,
dan meningkatkan pengalaman yang pada akhirnya dapat men"adi alat yang lebih
standar dalam mendiagnosis kanker penis.
Pag 11
(;ito Anurogo, 2008)
?. Kriteria ;iagnosis
;iagnosis ditegakkan berdasarkan ge"ala dan hasil pemeriksaan .isik. Pada penis tampak
luka yang menyerupai "era*at atau kutil. >ntuk menyingkirkan .aktor lain, kemungkinan
dokter "uga melakukan >#& atau !83. Pemeriksaan pasti mengetahui
adanya kanker dengan biopsi.
;iagnosis dilakukan dengan7
a. Anamnesis.
b. Pemeriksaan .isik.
c. Pemeriksaan penun"ang
1) :aboratorium.
( ;arah 7 lengkap, :C%, >5(2reatinin.
( >rine lengkap.
2) 8adiologi
( Coto thoraB.
( 2% scan 7 %horaB, abdomen dan pel@ic.
1) iopsi (in@asi.)
(Akatsuki, 2010)
10. Penatalaksanaan
Pengobatan kanker penis ber@ariasi, tergandung kepada lokasi dan beratnya tumor, antara
lain7
a. %erapi !edikamentosa
5eoplasma intraepitel seperti o*en disease atau erythroplasia o. 4ueyrat dapat
diterapi dengan topical +(.luorouracil.
b. Pembedahan
Pembedahan yang paling sering dilakukan untuk pengobatankanker penis adalah 7
Pag 12
1) 'ksisi local
;ilakukan "ika kanker masih terbatas pada penis dan masih kecil.
2) !icrosurgery
Adalah pembedahan pada tumor penis dengan mikroskop untuk menghilangkan
"aringan tumor dan mempertahankan "aringan yang sehat sekecil mungkin.
1) edah laser
!erupakan pembedahan dengan menggunakan sinar laser untuk membakar atau
memotong sinar laser. edah laser (:aser surgery) digunakan pada pasien dengan
lesi "inak (benign) dan ganas (malignant) yang ada di permukaan (super.icial).
%erapi ini telah diterapkan pada kasus(kasus Glocal and limited in@asi@e diseaseH.
'mpat tipe laser yang digunakan dalam bedah laser, yaitu7 carbon dioBide, argon,
dan potassium(titanyl phosphate (K%P) lasers.
/) #irkumsisi
#irkumsisi adalah memotong u"ung kulit penis yang terkena kanker. Pada pasien
dengan tumor yang berukuran kecil yang terbatas pada preputium, cukup dengan
khitan (sirkumsisi).
&ambar /. #irkumsisi
+) Penektomi
Penektomi adalah pemotongan penis sebagian atau total. Penectomi merupakan
pengobatan yang tepat untuk kanker penis. -ika tumornya terbatas pada daerah
kecil di u"ung penis, dilakukan penektomi parsial (pengangkatan sebagian kecil
penis). >ntuk stadium lan"ut dilakukan penektomi total disertai uretrostomi
(pembuatan lubang uretra yang baru di daerah perineum). Amputasi sebagian
(amputasi parsial) cocok "ika kanker meliputi glans penis dan bagian
distal penis saat ereksi (distal sha.t).
Pag 1!
Pada beberapa situasiFkeadaan, local *edge resection dapat diker"akan dengan
mudah, ini berhubungan dengan rata(rata rekurensi sebesar +0,. -ika surgical
resection baik dengan *edge maupun partial penectomy tidak memberikan
kebebasan yang cukup (ade$uate margin), maka strategi total penectomy haruslah
dipertimbangkan. -ika sebagian sisa penis (residual penis) dan urethra tidak cukup
bagi pasien untuk kencing sambil berdiri, maka dapat dilakukan tindakan perineal
urethrostomy.
&ambar +. Post Dperasi Penektomi
)) !ohs micrographic surgery (!!#)
%eknik bedah lainnya adalah !ohs micrographic surgery (!!#), yang dapat
dipakai (applicable) untuk pasien dengan nonin@asi@e disease.
c.
Kemoterapi bisa dilakukan sebagai tambahan terhadap pengangkatan tumor.
Dbatobatan yang paling banyak digunakan antara lain7 cisplatin, bleomycin,
methotreBate, dan .luorouracil.
d.
8adioterapi perupakan pengobatan pelengkap dari pembedahan yang bertu"uan
mengurangi resiko kekambuhanFrekurensi. Pada stadium lan"ut kombinasi
pembedahan, kemoterapi dan radioterapi mungkin diperlukan.
!acamnya7
1. 'Bternal beam radiation therapy
2. rachytherapy
3ndikasi terapi radiasi7
1. Pria muda dengan kanker pada glans atau coronal sulcus dengan ukuran kecil (<1
cm), super.icial, lesi eBophytic, atau nonin@asi@e.
Pag 1"
2. Pasien menolak tindakan bedah atau datang dengan metastatic disease dan
memerlukan terapi 6palliati@e6. KhitanFsunat (circumcision) direkomendasikan
sebelumnya untuk memulai terapi radiasi untuk kanker yang
melibatkanFmenyertai preputium (kulup Aakar).
1. %erapi radiasi memiliki kekurangan. #$uamous cell carcinomas cenderung
resistant, dan dosis untuk Ghigh tumorH yaitu 0.) &y yang diperlukan untuk
mera*at tumor dapat menyebabkan urethral .istulae, strictures, penile necrosis,
nyeri, dan edema.
-ika kanker terin.eksi, maka e.ek terapi dapat berkurang, sedangkan risiko
ter"adinya komplikasi akan meningkat.
%erapi radiasi dilakukan setelah pengangkatan tumor yang terlokalisir dan tumor yang
belum menyebar. '.ek samping dari terapi radiasi adalah na.su makan berkurang,
lelah, reaksi kulit (misalnya iritasi dan kemerahan), cedera atau luka bakar pada
rektum, sistitis dan hematuria. 8adiasi biasanya dilakukan sebanyak + kaliFminggu
selama )(8 minggu. (Asrul, 2010).
Penatalaksanaan berdasarkan stadium tumor7
A. %umor primer.
1) #irkumsisi.
%erbatas pada lesi super.isial, nonin@asi. terbatas padaFdi preputium.
2) Partial panectomy.
Pilihan untuk lesi distal (amputasi 2 cm dati tepi tumor).
1) %otal panectomy dengan oerineal urethrostomy.
:esi proBimal, ada in.iltasi ke pro.unda.
/) :ymphadenectomy.
8adial ilioinguinal lymphadenectomy pada 2a Penis masih kontro@ersi.
+) #entinel node biopsy (cabanas 1?00).
#entinel node terletak 12 "ari laterodistal dari tuberculum pubicum pada pertemuan
@. epigastrica super.icial dan @. saphena. ila kelen"ar positi. dilakukan
:ymphadenectomy.
. %umor lan"ut dan metastasis.
ersi.at paliati..
>ntuk mengatasi nyeri, perdarahan, massa inguinal super.isial.
Pag 15
1) Kemoterapi 7 leomycin, methoreBate, cisplatin, +C>.
2) 8adiasi 7 ila penderita menolak operasi.
).000 rad selama 1 ( ) minggu.
;apat digunakan brakiterapi dengan 3ridium 1?2
(%ri Kurnianto, 2008)
11. Pencegahan
Khitan (circumcision) ditetapkan sebagai pencegah (prophylactic) yang e.ekti. untuk
kanker penis. Perlu diketahui, kanker penis ditemukan lebih sering ketika khitanFsunat
ditunda hingga pubertas. Khitan saat de*asa hanya sedikit bahkan tidak memberikan
proteksi dari kanker penis (Asrul, 2010).
12. ;iagnosis banding
a. 3n.eksi berat.
b. :ues.
c. 2hancroid.
d. 2ondyloma acuminata.
(;ito Anurogo, 2008)
11. Komplikasi
#edikit komplikasi bedah yang di"umpai pada eksisi tumor primer, penectomy partial
atau complete, misalnya7
a. 3n.eksi
b. 'dema
c. #triktua uretra "ika urethral meatus yang baru harus dibuat.
Komplikasi yang berhubungan dengan inguinal node dissections7
a. Komplikasi dini (early complications) misalnya7 in.eksi luka (*ound in.ection),
seroma, skin .lap necrosis, phlebitis, dan emboli paru(paru (pulmonary embolus)
b. Komplikasi lan"utan (late complications) misalnya7 lymphedema pada scrotum dan
anggota gerak bagian ba*ah (kaki).
Komplikasi terapi radiasi7
iasanya terlihat pada tumor yang berukuran lebih besar dari / cm.
a. urethral strictures (pada +0, pasien)
Pag 16
b. urethral .istula
c. penile necrosis
d. edema
e. nyeri pada penis
Pembedahan setelah terapi radiasi diperlukan pada 20()0, pasien.
(;ito Anurogo, 2008)
1/. Prognosis
Keberhasilan pengobatan tergantung pada stadium, lokasi, dan besarnya kanker.
Pengobatan untuk mengatasi kanker tergantung pada stadium kanker. ila masih dalam
stadium 1 maka terapinya pembedahan. %erdapat berbagai "enis teknik bedah hingga "ika
diperlukan dilakukan amputasi penis, hal ini tergantung kondisi tumor dan stadiumnya
(!ellyssa =utabarat, 2010).
-ika terdeteksi secara dini, kanker penis dapat disembuhkan dengan prognosis positi..
Pela"ari cara untuk mendiagnosa kanker penis untuk memulai pengobatan dan untuk
mencegah kanker dari menyebar. -ika kanker tidak diobati selama 2 tahun, dapat
menyebabkan kematian.
(#yl@ia J Price, 200))
Pag 1#
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. P'5&KA-3A5
1) Keadaan >mum
!eliputi kondisi seperti tingkat keteganganFkelelahan, tingkat kesadaran kualitati.
atau &2# dan respon @erbal klien.
2) %anda(tanda 9ital
!eliputi pemeriksaan7
1. %ekanan darah7 pada kanker yang telah lan"ut, a*itan nyeri yang timbul dapat
meningkatkan tekanan darah (K120F80 mm=g).
2. Pulse rate7 biasanya meningkat akibat nyeri yang dirasakan (di atas 100BFmenit
pada orang de*asa, dan di atas 120BFmenit pada anak kecil).
1. 8espiratory rate7 biasanya meningkat (di atas 20BFmenit), perubahan 88 dapat
ter"adi "ika adanya metastase sel kanker yang mencapai paru(paru.
/. #uhu7 biasanya normal (1)(10,+L2), dapat ter"adi peningkatan suhu yang
mengindikasikan ter"adinya in.eksi sistemik.
1) 8i*ayat penyakit sebelumnya
Pag 1$
;itanyakan sebelumnya apakah klien pernah menderita tumor atau keganasan lainnya.
;itanyakan apakah istrinya menderita 2a ser@iB karena dapat men"adi risiko untuk
meningkatkan ke"adian ca penis.
/)
a. Akti@itas dan istirahat
( Klien mengatakan mengalami nyeri sehingga mengganggu akti@itasnya.
( Klien tampak meringis ketika menggerakkan tubuhnya (daerah perineal
sampai ke paha).
( Klien mengatakan mengalami kelemahan danFkeletihan.
( Klien tampak lemah.
( Klien mengatakan apabila merasa nyeri istirahatnya men"adi sedikit
terganggu.
( Klien mengatakan akti@itas di luar rumah berkurang karena klien merasa malu
dengan penyakitnya.
b. #irkulasi
( %ekanan darah dapat meningkat (K120F80 mm=g) akibat nyeri yang
dirasakan.
( %akikardi.
( Akral dingin.
( Klien mengalami perdarahan akibat luka terbuka pada penis.
( %er"adi peningkatan leukosit (leukositosis)
c. 3ntegritas ego
( !asalah tentang perubahan dalam penampilan dan kondisi .isik.
( !enyangkal, menarik diri.
d. 'liminasi
( Klien bisa mengalami gangguan eliminasi seperti nyeri berkemih dan
kesulitan dalam berkemih.
e. !akanFcairan
( 5a.su makan klien dapat normal atau berkurang terkait psikologis klien, dan
perkembangan kanker.
( erat badan klien menurun.
( Kadar albumin klien menurun (<1,/ gFd:).
Pag 19
.. #ensoriFneural
( Klien tidak mengalami gangguan neural, persepsi, maupun sensori.
g. 5yeriFkenyamanan
( Klien mengatakan merasa nyeri7
P 7 nyeri ter"adi akibat hyperplasia sel kanker yang mendesak dan
mensensitisasi "aringan sekitar kanker.
4 7 klien mengatakan nyeri terasa seperti ditusuk(tusuk.
8 7 klien mengatakan nyeri ter"adi pada daerah penis, men"alar ke lipatan
paha.
# 7 klien mengatakan skala nyeri 1(10.
% 7 klien mengatakan nyeri berlangsung terus(menerus.
( Klien tampak tidak nyaman (posisi melindungi bagian yang nyeri).
( Klien tampak berhati(hati saat menggerakkan bagian tubuh yang nyeri
( Klien tampak gelisah.
h. 8espirasi
( %idak adanya sesak
( %idak tampak adanya penggunaan otot(otot bantu pernapasan.
( Crekuensi pernapasan klien normalFmeningkat.
i. Keamanan
( Klien mengatakan cemas.
( Klien mengatakan merasa malu terhadap penyakitnya.
". #eksualitas
( Klien mengatakan mengalami masalah seksual dalam melakukan coitus karena
penyakit yang dideritanya.
k. 3nteraksi sosial
( Klien mengalami masalah tentang .ungsiFtanggung "a*ab peran dalam
memenuhi kebutuhan biologis (seksualitas) dengan pasangannya.
+) Pemeriksaan Cisik
a. 3nspeksi 7
( %ampak adanya bengkak pada penis
( %ampak adanya perubahan *arna pada penis
( %ampak adanya kutil pada kulit penis
Pag 20
( %ampak adanya lesi pada penis
( %ampak adanya massa, ulceration, suppuration, atau perdarahan (hemorrhage)
di daerah lipat paha (inguinal) karena nodal metastases.
( %ampak adanya nekrosis pada preputium dan berbau tak sedap.
( Klien tampak meringis akibat nyeri
( Apabila kanker sampai metastase "auh maka klien tampak kurus dan lemah.
b. Palpasi 7
( Adanya massa pada daerah inguinal.
))
Pemeriksaan :aboratorium7
a. %idak ada pemeriksaan laboratorium khusus (speci.ic) atau petanda tumor (tumor
markers) pada kanker penis.
b. Pemeriksaan umum, meliputi7 hitung darah lengkap, pemeriksaan kimia dengan
tes .ungsi hati (a chemistry panel *ith li@er .unction tests), dan penilaian
(assessment) status "antung, paru(paru, dan gin"al, sangat membantu untuk
mendeteksi masalah yang tak terduga.
c. Pasien dengan penyakit yang parah dapat anemis, dengan leukocytosis dan
hypoalbuminemia.
d. =ypercalcemia ditemukan pada beberapa pasien saat ketiadaan penyebaran
(absence o. metastases).
Prosedur diagnostik7
a. iopsi
iopsi diperlukan untuk menentukan perluasan tumor sehingga dapat
direncanakan pengobatannya. iopsi adalah pengangkatan dalam "umlah kecil
"aringan untuk diperiksa di ba*ah mikroskop.
b. 3maging !odalitas
;irekomendasikan untuk7
!engetahui staging dari penyakit
>ntuk menentukan tindak lan"ut pasien
>ntuk menilai penyebaran (metastase) sel kanker
c. >#&
>#& dilakukan untuk7
Pag 21
!enilai keadaan, luas dan resectability kanker penis.
Penilaian terhadap kelen"ar getah bening.
!endeteksi adanya metastase
d. 2% #2A5
2% #2A5 dilakukan untuk7
Penilaian kelen"ar getah bening
:imited utilitas di lesi primer
e. !83
Paling akurat dalam mendeteksi penyakit primer dan nodal. !83 menggunakan
medan magnet, bukan B(ray, untuk menghasilkan gambar rinci dari tubuh. #ebuah
media kontras dapat disuntikkan ke pembuluh darah pasien untuk menciptakan
gambaran yang lebih "elas.
.. %omography 'misi Positron (P'%) scan
P'% scan adalah cara untuk membuat gambar organ dan "aringan dalam tubuh.
#e"umlah kecil Aat radioakti. disuntikkan ke dalam tubuh pasien. Iat ini diserap
terutama oleh organ dan "aringan yang menggunakan energi. Karena kanker
cenderung untuk menggunakan energi secara akti., menyerap lebih dari Aat
radioakti.. #canner kemudian mendeteksi Aat ini untuk menghasilkan gambar dari
bagian dalam tubuh.
2. ;3A&5D#A K'P'8AMA%A5
A. ;3A&5D#A P8'(DP'8A#3
1. 5yeri akut berhubungan dengan agen in"ury .isik (kanker), ditandai dengan klien
mengatakan merasa nyeri pada daerah penis, klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk(tusuk, klien mengatakan nyeri terus(menerus dengan skala nyeri 1(10,
klien tampak gelisah dan meringis kesakitan, klien tampak melidungi bagian
tubuh yang nyeri, %; klien meningkat (K120F80 mm=g), nadi klien meningkat
(K100 kaliFmenit).
2. 8isiko in.eksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat (kulit tak
utuh, trauma "aringan).
Pag 22
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan metabolisme akibat kanker, ditandai dengan klien mengatakan
mengalami penurunan K20,, kadar albumin klien menurun (<1,/ gFd:),
ter"adi penurunan intake makanan, na.su makan menurun, kelemahan.
/. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan hyperplasia sel kanker, ditandai
dengan adanya luka terbuka yang menyerupai "era*at atau kutil pada penis.
+. PK 7 Perdarahan
). Kelemahan berhubungan dengan penurunan kondisi .isik akibat pertumbuhan sel
kanker, ditandai dengan klien mengeluh lemah, klien mengatakan tidak dapat
melakukan akti@itas sehari(hari, adanya ketidaksanggupan dalam men"aga le@el
akti@itas .isik seperti biasa, meningkatnya kebutuhan beristirahat dan kekurangan
energi.
0. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan, ditandai dengan
klien tampak gelisah, klien mengungkapkan perasaan takut, kha*atir, *a"ah
tampak tegang, peningkatan tanda(tanda @ital (%; klien meningkat (K120F80
mm=g), nadi klien meningkat (K100 kaliFmenit)).
. ;3A&5D#A PD#% DP'8A#3
1. 5yeri akut berhubungan dengan agen in"ury .isik (tindakan pembedahan), ditandai
dengan klien mengatakan merasa nyeri pada daerah pembedahan, klien
mengatakan nyeri seperti ditusuk(tusuk, klien mengatakan nyeri hilang timbul,
bertambah berat saat bergerak dan berkurang saat istirahat dengan skala nyeri 1(
10, klien tampak gelisah dan meringis kesakitan, klien tampak melidungi bagian
tubuh yang nyeri, %; klien meningkat (K120F80 mm=g, nadi klien meningkat
(K100 kaliFmenit).
2. 8isiko in.eksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat (kulit tidak
utuh) akibat luka post operasi.
1. &angguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, ditandai dengan pasien
mengatakan malu dengan kondisi dirinya karena penisnya sudah tidak utuh lagi.
2. ;3A&5D#A PD#% K'!D%'8AP3
Pag 2!
1. 5ausea berhubungan dengan terapi (kemoterapi) ditandai dengan klien mengeluh
mual, ter"adi penurunan na.su makan, ter"adi peningkatan sali@a, klien tidak dapat
menghabiskan makanan sesuai porsi yang disediakan.
2. 8isiko in.eksi berhubungan dengan e.ek kemoterapi.
1. PK7 Anemia
/. &angguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh ditandai
dengan pasien mengatakan malu dengan kondisi dirinya, dimana rambutnya
men"adi rontok.
Pag 2"
1. 35%'9'5#3 K'P'8AMA%A5
A. 35%'89'5#3 P8' DP'8A#3
1. 5yeri Akut
%u"uan
#etelah diberikan asuhan kepera*atan selamaN..B N "am diharapkan
nyeri dapat berkurang, dengan kriteria hasil7
5D2 :abel 7
a. Pain le@el (le@el nyeri)7
(Klien tidak melaporkan adanya nyeri (skala + O none)
(Klien tidak merintih ataupun menangis (skala + O none)
(Klien tidak menun"ukkan ekspresi *a"ah terhadap nyeri (skala + O
none)
(Klien tidak tampak berkeringat dingin (skala + O none)
(88 dalam batas normal (1)(20 BFmnt) (skala + O normal)
(5adi dalam batas normal ()0(100BFmnt) (skala + O normal)
(%ekanan darah dalam batas normal (120F80 mm=g) (skala + O
normal)
(
b. Pain control (kontrol nyeri)7
(Klien dapat mengontrol nyerinya dengan menggunakan teknik
mana"emen nyeri non .armakologis (skala + O consistently
demonstrated)
(Klien dapat menggunakan analgesik sesuai indikasi (skala + O
consistently demonstrated)
(Klien melaporkan nyeri terkontrol (skala + O consistently
demonstrated)
3nter@ensi
532 :abel 7
a. Pain management (mana"emen nyeri)7
1. :akukan pengka"ian yang komprehensi. terhadap nyeri, meliputi
lokasi, karasteristik, onsetFdurasi, .rekuensi, kualitas, intensitas nyeri,
serta .aktor(.aktor yang dapat memicu nyeri.
8asional7 pengka"ian berguna untuk mengidenti.ikasi nyeri yang
dialami klien meliputi lokasi, karasteristik, durasi, .rekuensi, kualitas,
intensitas nyeri serta .aktor(.aktor yang dapat memicu nyeri klien
sehinggga dapat menentukan inter@ensi yang tepat.
2. Dbser@asi tanda(tanda non @erbal atau isyarat dari ketidaknyamanan.
8asional7 dengan mengetahui rasa tidak nyaman klien secara non
@erbal maka dapat membantu mengetahui tingkat dan perkembangan
nyeri klien.
1. &unakan strategi komunikasi terapeutik dalam mengka"i pengalaman
nyeri dan menyampaikan penerimaan terhadap respon klien terhadap
nyeri.
8asional7 membantu klien dalam menginterpretasikan nyerinya. /.
Ka"i tanda(tanda @ital klien.
8asional7 peningakatan tekanan darah, respirasi rate, dan denyut nadi
umumnya menandakan adanya peningkatan nyeri yang dirasakan.
+. Kontrol .aktor lingkungan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan,
seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan.
8asional7 membantu memodi.ikasi dan menghindari .aktor(.aktor
yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan klien.
). A"arkan prinsip(prinsip mana"emen nyeri non .armakologi, (mis7
teknik terapi musik, distraksi, guided imagery, masase dll).
8asional7 membantu mengurangi nyeri yang dirasakan klien, serta
2. 8esiko 3n.eksi
%u"uan
#etelah dilakukan asuhan kepera*atan selama ... ..B N "am diharapkan
tidak ter"adi in.eksi, dengan kriteria hasil 7
5D2 :abel 7
a. 3n.ection #e@erity (Keparahan in.eksi)
( %idak ada kemerahan (#kala + O 5one)
( %idak ter"adi hipertermia (#kala + O 5one)
( %idak ada nyeri (#kala + O 5one)
( %idak ada pembengkakan (#kala + O 5one)
b. 8isk 2ontrol (Kontrol resiko)
( Klien mampu menyebutkan .actor(.aktor resiko penyebab in.eksi
( #kala + O 2onsistenly demonstrated)
( Klien mampu memonitor lingkungan penyebab in.eksi (#kala + O
2onsistenly demonstrated)
( Klien mampu memonitor tingkah laku penyebab in.eksi (#kala + O
2onsistenly demonstrated)
( %idak ter"adi paparan saat tindakan kepera*atan (#kala + O
2onsistenly demonstrated)
3nter@ensi
532 :abel 7
a. 3n.ection control (kontrol in.eksi)
1. ersihkan lingkungan setelah digunakan oleh klien.
8asional7 Agar bakteri dan penyakit tidak menyebar dari lingkungan dan
orang lain.
2. -aga agar barier kulit yang terbuka tidak terpapar lingkungan dengan
cara menutup dengan kasa streril.
8asional7 !engurangi paparan dari lingkungan.
1. A"arkan klien dan keluarga tekhnik mencuci tangan yang benar.
8asional7 !encegah ter"adinya in.eksi dari mikroorganisme yang ada di
tangan.
/. Pergunakan sabun anti microbial untuk mencuci tangan.
8asional7 !encuci tangan menggunakan sabun lebih e.ekti. untuk
membunuh bakteri.
+. 2uci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan kepera*atan.
8asional7 !encegah in.eksi nosokomial.
). %erapkan >ni@ersal precaution.
Pag 2#
8asional7 !encegah in.eksi nosokomial.
0. Pertahankan lingkungan aseptik selama pera*atan.
8asional7 untuk meminimalkan terkontaminasi mikroba atau bakteri.
8. An"urkan klien untuk memenuhan asupan nutrisi dan cairan adekuat.
8asional7 !en"aga ketahanan sistem imun.
?. A"arkan klien dan keluarga untuk menghindari in.eksi.
8asional7 in.eksi lebih lan"ut dapat memperburuk resiko in.eksi pada
klien.
10. A"arkan pada klien dan keluarga tanda(tanda in.eksi.
8asional7 agar dapat melaporkan kepada petugas lebih cepat, sehingga
penangan lebih e.isien.
11. Kolaborasi pemberian antibiotik bila perlu.
8asional7 untuk mempercepat perbaikan kondisi klien
b. 3n.ection protection (proteksi terhadap in.eksi)
1. !onitor tanda dan ge"ala in.eksi sistemik dan lokal
8asional7 agar memudahkan pengambilan inter@ensi
2. !onitor hitung granulosit, M2
Pag 2$
8asional7 sebagai monitor adanya reaksi in.eksi.
1. !onitor kerentanan terhadap in.eksi
8asional7 untuk mengetahui tinggiFrendahnya tingkat in.eksi pada
klien, sehingga memudahkan pengambilan inter@ensi
/. erikan pera*atan kulit.
8asional7 kulit merupakan pertahanan pertama dari bakteri.
+. 3nspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas dan
drainase
8asional7 merupakan tanda(tanda ter"adinya inspeksi.
). 3nspeksi kondisi luka
8asional7 untuk mempermudah pengambilan inter@ensi selan"utnya
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
%u"uan 3nter@ensi
#etelah diberikan asuhan kepera*atan N B N "am diharapkan 532 :abel 7
pemenuhan nutrisi adekuat, dengan kriteria hasil7 a. %erapi nutrisi7
1. Ka"i status nutrisi klien
5D2 :abel 7
8asional7 pengka"ian penting untuk mengetahui status nutrisi klien
a. #tatus nutrisi7
dapat menentukan inter@ensi yang tepat.
( !asukan nutrisi adekuat (skala + O 5o de@iation .rom normal range)
Pag 29
( !asukan makanan dalam batas normal (skala + O 5o de@iation .rom
normal range)
b. #tatus nutrisi 7 masukan nutrisi7
( !asukan kalori dalam batas normal (skala +O %otally ade$uate)
( 5utrisi dalam makanan cukup mengandung protein, lemak,
karbohidrat, serat, @itamin, mineral, ion, kalsium, sodium (skala +O
%otally ade$uate)
c. #tatus nutrisi 7 hitung biokimia
( #erum albumin dalam batas normal (1,/(/,8 grFdl) (skala +O 5o
de@iation .rom normal range)
2. !onitor masukan makanan atau cairan dan hitung kebutuhan kalori
harian.
8asional7 dengan mengetahui masukan makanan atau cairan dapat
mengetahui apakah kebutuhan kalori harian sudah terpenuhi atau
belum.
1. %entukan "enis makanan yang cocok dengan tetap
mempertimbangkan aspek agama dan budaya klien.
8asional7 memenuhi kebutuhan nutrisi klien dengan tetap
memperhatikan aspek agama dan budaya klien sehingga klien
bersedia mengikuti diet yang ditentukan.
/. An"urkan untuk menggunakan suplemen nutrisi sesuai indikasi.
8asional7 dapat membantu meningkatkan status nutrisi selain dari diet
yang ditentukan.
+. ;orong klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori, tinggi
protein sesuai kebutuhan.
8asional7 untuk membantu memenuhi kalori, dan protein sesuai
kebutuhan.
). -aga kebersihan mulut, a"arkan oral higiene pada klienFkeluarga.
8asional7 men"aga kebersihan mulut dapat meningkatkan na.su
makan.
0. A"arkan orang tua klien tentang pengaturan diet sesuai kebutuhan.
Pag !0
8asional7 memberikan in.ormasi tentang kebutuhan diet klien agar
dapat diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
8. Kolaborasi dengan ahli giAi untuk menentukan "umlah kalori dan
"enis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
8asional7 untuk menentukan "umlah kalori dan "enis nutrisi yang
sesuai dengan kebutuhan klien.
b. Penanganan berat badan7
1. %imbang berat badan klien secara teratur.
8asional7 dengan memantau berat badan klien dengan teratur dapat
mengetahui kenaikan ataupun penurunan status giAi.
2. ;iskusikan dengan keluarga klien hal(hal yang menyebabkan
penurunan berat badan.
8asional7 membantu memilih alternati@e pemenuhan nutrisi yang
sesuai dengan kebutuhan dan penyebab penurunan berat badan.
1. Pantau konsumsi kalori harian.
8asional7 membantu mengetahui masukan kalori harian klien
disesuaikan dengan kebutuhan kalori sesuai usia.
/. Pantau hasil laboratorium, seperti kadar serum albumin, dan
elektrolit.
8asional7 kadar albumin dan elektrolit yang normal menun"ukkan
Pag !1
status nutrisi baik. #a"ikan makanan dengan menarik.
+. %entukan makanan kesukaan, rasa, dan temperatur makanan.
8asional7 meningkatkan na.su makan dengan intake dan kualitas
yang maksimal.
). An"urkan penggunaan suplemen penambah na.su makan.
8asional7 dapat membantu meningkatkan na.su makan klien sehingga
dapat meningkatkan masukan nutrisi.
/. Kerusakan integritas kulit
%u"uam
#etelah dilakukan asuhan kepera*atan selama ..B N "am
diharapkan integritas kulit klien tidak mengalami kerusakan lebih
"auh, dengan kriteria hasil 7
5D2 :abel 7
a. %issue 3ntegrity7 #kin J mucous membran (integritas "aringan7
kulit dan membrane mukosa)
( %emperatur kulit (skala + O not compromised)
( #ensasi kulit (skala + O not compromised)
( 'lastisitas kulit (skala + O not compromised)
3nter@ensi
532 :abel 7
a. #kin care7 %opical treatments (pera*atan kulit7 terapi topikal)
1. Pantau perkembangan kerusakan kulit klien setiap hari.
8asional7 menge@aluasi status kerusakan kulit sehingga dapat
memberikan inter@ensi yang tepat.
2. 2egah penggunaan linen bertekstur kasar dan "aga agar linen tetap
bersih, tidak lembab, dan tidak kusut.
8asional7 keadaan yang lembab dapat meningkatkan
perkembangbiakan mikroorganisme dan untuk mencegah ter"adinya
Pag !2
( =idrasi kulit (skala + O not compromised)
( Marna kulit (skala + O not compromised)
( %ekstur kulit (skala + O not compromised)
( Ketebalan kulit (skala + O not compromised)
( ebas lesi "aringan (skala + O none)
( Kulit intak (tidak ada eritema dan nekrosis) (skala + O none)
+. PK 7 Perdarahan
%u"uan
#etelah diberikan tindakan kepera*atan selamaN B ... "am, pera*at dapat
meminimalkan perdarahan dan mencegah komplikasi perdarahan, dengan
kriteria hasil7
( 5ilai =b dalam batas normal (12(1)gFd:).
( 5ilai =t dalam batas normal (/0(/+,).
( Klien tidak mengalami episode perdarahan.
( %anda(tanda @ital dalam batas normal (%;7 120F80 mm=g, nadi7 )0(
100 BFmenit, suhu7 1)(10,+L2, 887 1)(20 BFmenit).
lesi kulit akibat gesekan dengan linen.
1. :akukan pera*atan kulit secara aseptik 2 kali sehari.
8asional7 untuk meningkatkan proses penyembuhan lesi kulit serta
mencegah ter"adinya in.eksi sekunder.
3nter@ensi
!andiri7
1. Ka"i pasien untuk menemukan bukti(bukti perdarahan atau hemoragi.
8asional7 untuk mengetahui tanda(tanda perdarahan yang ter"adi dan
mempermudah menentukan inter@ensi selan"utnya.
2. Pantau hasil laboratorium berhubungan dengan tanda perdarahan.
8asional7 untuk mengetahui tanda(tanda perdarahan sesuai dengan
hasil laboratorium untuk mempermudah menentukan inter@ensi
selan"utnya.
1. :indungi pasien terhadap cedera dan ter"atuh.
8asional7 untuk menghindari ter"adinya perdarahan.
Pag !!
/. =indari akti@itas yang membuat pasien menge"an, mengangkat atau
membalik badan.
8asional7 untuk menghindari ter"adinya perdarahan.
+. #iapkan pasien secara .isik dan psikologis untuk men"alani bentuk
terapi lain "ika diperlukan.
8asional7 untuk menghindari komplikasi perdarahan.
Kolaborasi7
1. Kolaborasi pemberian trans.usi sesuai indikasi.
8asional7 trans.usi darah diperlukan "ika untuk menghindari
kehilangan darah berlebih akibat pendarahan.
). Kelemahan
%u"uan 3nter@ensi
#etelah diberikan asuhan kepera*atan selama ..B N "am diharapkan
532 :abel 7
kelemahan teratasi, dengan kriteria hasil 7
a. 'nergy management
5D2 :abel 7 1. %entukan tingkat keterbatasan .isik klien, %entukan persepsi klien
Pag !"
a. Acti@ity %olerance
( Kesesuaian #aturasi oksigen dengan akti@itas (5ot
compromised O +)
( Kesesuaian ;enyut nadi dengan akti@itas (5ot
compromised O +) 2.
( Kesesuaian 8espiratory rate dengan akti@itas (5ot
compromised O +)
( Kesesuaian #istolic blood presure dengan akti@itas (5ot
compromisedO+) 1.
( Kesesuaian ;iastolic blood presure dengan akti@itas
(5ot compromisedO+)
( Peningkatan kemampuan dalam melakukan A;: (5ot
compromisedO+) /.
b. Catigue le@el
( Klien tidak mengalami kelemahan (noneO+)
( Klien dapat melakukan akti@itas sehari(hari (not
compromisedO+) +.
( Klien dapat melakukan akti@itas ker"a (not
compromisedO+)
( Kualitas istirahat klien tidak bermasalah (not ).
compromisedO+)
terhadap penyebab kelemahan, %entukan penyebab kelemahan (seperti
nyeri, medikasi, pera*atan)
8asional 7 dengan menentukan persepsi penyebab dan tingkat
keterbatasan .isik dapat membantu inter@ensi selan"utnya.
!onitor status nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energy yang
adekuat.
8asional 7 status nutrisi yang adekuat dapat meningkatkan energy
sehingga mengatasi kelemahan.
Konsultasikan dengan ahli giAi tentang cara meningkatkan masukan
makanan tinggi energi.
8asional 7 konsultasi ahli giAi dapat menentukan komposisi makanan
yang sesuai untuk klien dan dapat memberikan energy yang adekuat.
!onitor respon kardiopulmonal terhadap akti@itas (seperti takikardi,
disaritmia, dispnea, diaphoresis).
8asional 7 takikardi, disaritmia, dispnea, dan diaphoresis menun"ukkan
respon abnormal tubuh terhadap akti@itas terhadap kelemahan. !onitor
dan catat pola tidur klien dan durasi tidur.
8asional7 tidur yang adekuat memungkinkan ter"adi penyimpanan
energi.
!onitor lokasi ketidaknyamanFnyeri selama pergerakan atau akti@itas.
8asional7 mengetahui lokasi nyeri dapat membantu membatasi
Pag !5
( Keseimbangan diantara istirahat dan akti@itas klien akti@itas di daerah tersebut.
tidak bermasalah (not compromisedO+) 0. An"urkan tirah baring selama .ase akut.
( !etabolisme tubuh (not compromisedO+) 8asional7 #elama .ase akut diperlukan energy yang lebih banyak untuk
mela*an pertumbuhan penyakit.
8. Atur akti@itasi .isik (contoh kurangi akti.itas setelah makan).
8asional7 untuk mengurangi kebutuhan oksigen.
?. :akukan latihan 8D! pasi. atau akti..
8asional7 untuk menurunkan tekanan otot, mencegah atropi otot.
10. antu klien untuk membuat "ad*al istirahat.
8asional7 keseimbangan antara akti@itas dan istirahat membantu
mana"emen pengeluaran energy sehingga tidak ter"adi kelemahan lebih
lan"ut.
11. 8encanakan akti@itas ketika klien memiliki cukup energy.
8asional7 untuk meningkatkan toleransi klien terhadap akti@itas.
0. Ansietas
%u"uan 3nter@ensi
#etelah diberikan asuhan kepera*atan selama N B N "am 532 :abel 7
diharapkan le@el ansietas klien berkurang, dengan kriteria hasil7
1. AnBiety 8eduction (pengurangan ansietas)
5D2 :abel 7
Pag !6
a. :e@el Ansietas
( Klien tidak gelisah (skala + O 5one)
( Klien tidak mengalami distress (skala + O 5one)
( Klien tidak panik (skala + O 5one)
( Klien tidak mengungkapkan ansietas (skala + O 5one)
( Klien tidak mengalami peningkatan tekanan darah (%; O 120F80
mm=g) (skala + O 5one)
( Klien tidak mengalami peningkatan denyut nadi ()0(100 BFmenit)
(skala + O 5one)
( Klien tidak mengalami peningkatan 88 (1)(20 BFmenit) (skala + O
5one)
1. &unakan pendekatan yang menenangkan dan menenteramkan hati.
8asional7 pendekatan yang menenangkan dapat mengurangi
kecemasan klien.
2. Ka"i mengenai pandangan klien tentang situasi stress.
8asional7 untuk mengetahui tingkat kecemasan klien.
1. #ediakan in.ormasi yang aktual mengenai diagnosa, terapi, dan
prognosis.
8asional7 pemberian in.ormasi yang aktual dapat mengurangi
kecemasan klien terhadap penyakitnya.
/. %emani klien untuk meningkatkan rasa nyaman dan mengurangi rasa
takut.
8asional7 dengan menemani klien, dapat memberikan rasa aman dan
mengurangi kecemasan klien.
+. ;orong keluarga untuk selalu menemani klien.
8asional 7 dengan ditemani keluarga, klien akan merasa termoti@asi
Pag !#
menghadapi penyakitnya.
). ;orong klien untuk dapat mengungkapkan perasaan, persepsi dan rasa
takut secara @erbal.
8asional7 untuk mengetahui se"auh mana tingkat kecemasan klien.
0. 3denti.ikasi apabila le@el ansietas klien berubah.
8asional7 untuk memberikan inter@ensi yang tepat.
8. antu klien untuk mengidenti.ikasi situasi yang dapat memunculkan
kecemasan.
8asional7 untuk membantu klien mengatasi kecemasan yang dialami
secara mandiri
?. Kontrol stimuli secara tepat sesuai dengan kebutuhan klien.
8asional7 membantu klien untuk mengontrol .aktor(.aktor yang dapat
menstimulasi kecemasannya.
10. ;ukung mekanisme pertahanan yang diperlukan secara tepat.
Pag !$
8asional7 mekanisme pertahanan diri yang tepat dapat membantu
mengurangi kecemasan.
11. 3nstruksikan klien dalam penggunaan teknik relaksasi.
8asional7 teknik relaksasi dapat membantu memberikan rasa nyaman
kepada klien
12. Dbser@asi tanda @erbal dan non@erbal ansietas klien.
8asional7 dengan mengobser@asi tanda @erbal dan non@erbal dapat
mengetahui tingkat ansietas klien.
11. erikan in.ormasi yang memadai pada pasien tentang penatalaksanaa
seperti operasi penektomi yang dilakukan, prosedur, akibat operasi,
tu"uan dan proses operasi.
8asional7 in.ormasi yang memadai dapat mengurangi kecemasan klien dan
meningkatkan kesiapan klien dalam menghadapi operasi.
. 35%'89'5#3 PD#% DP'8A#3
Pag !9
1. 5yeri Akut
%u"uan
#etelah diberikan asuhan kepera*atan selamaN..B N "am diharapkan
nyeri dapat berkurang, dengan kriteria hasil7
5D2 :abel 7
a. Pain le@el (le@el nyeri)7
( Klien tidak melaporkan adanya nyeri (skala + O none)
( Klien tidak merintih ataupun menangis (skala + O none)
( Klien tidak menun"ukkan ekspresi *a"ah terhadap nyeri (skala + O
none)
( Klien tidak tampak berkeringat dingin (skala + O none)
( 88 dalam batas normal (1)(20 BFmnt) (skala + O normal)
( 5adi dalam batas normal ()0(100BFmnt) (skala + O normal)
( %ekanan darah dalam batas normal (120F80 mm=g) (skala + O
normal)
b. Pain control (kontrol nyeri)7
( Klien dapat mengontrol nyerinya dengan menggunakan teknik
mana"emen nyeri non .armakologis (skala + O consistently
demonstrated)
( Klien dapat menggunakan analgesik sesuai indikasi (skala + O
3nter@ensi
532 :abel 7
a. Pain management (mana"emen nyeri)7
1. :akukan pengka"ian yang komprehensi. terhadap nyeri, meliputi
lokasi, karasteristik, onsetFdurasi, .rekuensi, kualitas, intensitas nyeri,
serta .aktor(.aktor yang dapat memicu nyeri.
8asional7 pengka"ian berguna untuk mengidenti.ikasi nyeri yang
dialami klien meliputi lokasi, karasteristik, durasi, .rekuensi, kualitas,
intensitas nyeri serta .aktor(.aktor yang dapat memicu nyeri klien
sehinggga dapat menentukan inter@ensi yang tepat.
2. Dbser@asi tanda(tanda non @erbal atau isyarat dari ketidaknyamanan.
8asional7 dengan mengetahui rasa tidak nyaman klien secara non
@erbal maka dapat membantu mengetahui tingkat dan perkembangan
nyeri klien.
1. &unakan strategi komunikasi terapeutik dalam mengka"i pengalaman
nyeri dan menyampaikan penerimaan terhadap respon klien terhadap
nyeri.
8asional7 membantu klien dalam menginterpretasikan nyerinya. /.
Ka"i tanda(tanda @ital klien.
Pag "0
consistently demonstrated)
( Klien melaporkan nyeri terkontrol (skala + O consistently
demonstrated)
2. 8esiko 3n.eksi
%u"uan
#etelah dilakukan asuhan kepera*atan selama ... ..B N "am diharapkan
tidak ter"adi in.eksi, dengan kriteria hasil 7
5D2 :abel 7
8asional7 peningakatan tekanan darah, respirasi rate, dan denyut nadi
umumnya menandakan adanya peningkatan nyeri yang dirasakan. +.
Kontrol .aktor lingkungan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan,
seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan.
8asional7 membantu memodi.ikasi dan menghindari .aktor(.aktor
yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan klien.
). A"arkan prinsip(prinsip mana"emen nyeri non .armakologi, (mis7
teknik terapi musik, distraksi, guided imagery, masase dll). 8asional7
membantu mengurangi nyeri yang dirasakan klien, serta membantu
klien untuk mengontrol nyerinya.
0. Kolaborasi dalam pemberian analgetik sesuai indikasi.
8asional7 membantu mengurangi nyeri yang dirasakan klien.
3nter@ensi
532 :abel 7
a. 3n.ection control (kontrol in.eksi)
12. ersihkan lingkungan setelah digunakan oleh klien.
Pag "1
a. 3n.ection #e@erity (Keparahan in.eksi)
( %idak ada kemerahan (#kala + O 5one)
( %idak ter"adi hipertermia (#kala + O 5one)
( %idak ada nyeri (#kala + O 5one)
( %idak ada pembengkakan (#kala + O 5one)
b. 8isk 2ontrol (Kontrol resiko)
( Klien mampu menyebutkan .actor(.aktor resiko penyebab in.eksi
( #kala + O 2onsistenly demonstrated)
( Klien mampu memonitor lingkungan penyebab in.eksi (#kala + O
2onsistenly demonstrated)
( Klien mampu memonitor tingkah laku penyebab in.eksi (#kala + O
2onsistenly demonstrated)
( %idak ter"adi paparan saat tindakan kepera*atan (#kala + O
2onsistenly demonstrated)
8asional7 Agar bakteri dan penyakit tidak menyebar dari lingkungan
dan orang lain.
11. -aga agar barier kulit yang terbuka tidak terpapar lingkungan dengan
cara menutup dengan kasa streril.
8asional7 !engurangi paparan dari lingkungan.
1/. A"arkan klien dan keluarga tekhnik mencuci tangan yang benar.
8asional7 !encegah ter"adinya in.eksi dari mikroorganisme yang ada di
tangan.
1+. Pergunakan sabun anti microbial untuk mencuci tangan.
8asional7 !encuci tangan menggunakan sabun lebih e.ekti. untuk
membunuh bakteri.
1). 2uci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan kepera*atan.
8asional7 !encegah in.eksi nosokomial.
10. %erapkan >ni@ersal precaution.
8asional7 !encegah in.eksi nosokomial.
Pag "2
18. Pertahankan lingkungan aseptik selama pera*atan.
8asional7 untuk meminimalkan terkontaminasi mikroba atau bakteri.
1?. An"urkan klien untuk memenuhan asupan nutrisi dan cairan adekuat.
8asional7 !en"aga ketahanan sistem imun.
20. A"arkan klien dan keluarga untuk menghindari in.eksi.
8asional7 in.eksi lebih lan"ut dapat memperburuk resiko in.eksi pada
klien.
21. A"arkan pada klien dan keluarga tanda(tanda in.eksi.
8asional7 agar dapat melaporkan kepada petugas lebih cepat, sehingga
penangan lebih e.isien.
22. Kolaborasi pemberian antibiotik bila perlu.
8asional7 untuk mempercepat perbaikan kondisi klien
b. 3n.ection protection (proteksi terhadap in.eksi)
0. !onitor tanda dan ge"ala in.eksi sistemik dan lokal
8asional7 agar memudahkan pengambilan inter@ensi
8. !onitor hitung granulosit, M2
Pag "!
8asional7 sebagai monitor adanya reaksi in.eksi.
?. !onitor kerentanan terhadap in.eksi
8asional7 untuk mengetahui tinggiFrendahnya tingkat in.eksi pada
klien, sehingga memudahkan pengambilan inter@ensi
10. erikan pera*atan kulit.
8asional7 kulit merupakan pertahanan pertama dari bakteri.
11. 3nspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas dan
drainase
8asional7 merupakan tanda(tanda ter"adinya inspeksi.
12. 3nspeksi kondisi luka
8asional7 untuk mempermudah pengambilan inter@ensi selan"utnya
1. &angguan citra tubuh
%u"uan
#etelah diberikan asuhan kepera*atan selama ... B ... "am,
diharapkan klien tidak mengalami gangguan citra tubuh dengan
kriteria hasil 7
5D2 :abel 7
( Klien mengatakan bisa menerima kondisi .isiknya (skala + O
consistenly positi@e)
3nter@ensi
532 :abel 7
a. ody 3mage 'nhancement
1. Ka"i harapan citra tubuh klien yang berdasarkan tahap
perkembangan.
8asional7 dengan mengetahui harapan klien mengenai citra
tubuhnya dapat membantu kita menilai seberapa besar gangguan
citra diri yang dialami klien.
Pag ""
( Klien mengungkapkan kesesuaian antara body reality, body ideal, dan
body presentation (skala + O consistenly positi@e)
2. antu klien untuk mendiskusikan penyebab perubahan karena
penyakitnya.
8asional7 dengan mengetahui penyebab perubahan diri klien karena
penyakitnya diharapkan klien dapat memahami proses penyakitnya dan
bisa menerima kondisinya.
1. !onitor .rekuensi pernyataan mengkritik diri.
8asional7 dengan menghitung .rekuensi klien dalam mengkritik
dirinya dapat membantu menge@aluasi beratnya gangguan citra diri
klien.
/. 3denti.ikasi strategi koping yang digunakan klien dalam merespon
perubahan penampilan.
8asional7 untuk mengetahui koping klien terhadap perubahan
kondisi .isiknya.
+. antu klien dalam mengidenti.ikasi bagian tubuh yang dipersepsikan
positi..
8asional7 dengan mengetahui dan dapat menilai sisi positi. dari
tubuh klien diharapkan klien tidak malu lagi terhadap dirinya.
). Casilitasi kontak dengan indi@idu yang memiliki perubahan pada
citra tubuh yang sama dengan klien.
8asional7 klien dapat saling berbagi dengan indi@idu yang memiliki
pengalaman yamg sama sehingga dapat membantu klien dalam
Pag "5
mengatasi gangguan citra tubuhnya.
0. 3denti.ikasi support groupsFkeluarga untuk klien.
8asional7 support groupFkeluarga sangat penting untuk selalu
mendukung klien dan meningkatkan citra tubuh klien.
2. 35%'89'5#3 PD#% K'!D%'8AP3
1. 5ausea
%u"uan
#etelah diberikan asuhan kepera*atan selama N..B N "am
diharapkan ter"adi penurunan dera"at mual dan muntah, dengan
kriteria hasil7

a. 5ausea and @omiting se@erity (keparahan mual muntah)


( Klien mengatakan tidak ada mual (skala + O none)
( Klien mengatakan tidak muntah (skala + O none)
( %idak ada peningkatan sekresi sali@a (skala + O none)
b. Appetite (na.su makan)
!enun"ukkan peningkatan na.su makan, dengan kriteria hasil 7
3nter@ensi
532 :abel 7
a. 5ausea management (mana"emen mual)
1. ;orong klien untuk mempela"ari strategi
untuk memana"emen mual
8asional7 ;engan mendorong klien untuk mempela"ari strategi
mana"emen mual, akan membantu klien untuk melakukan mana"emen
mual secara mandiri.
2. Ka"i .rekuensi mual, durasi, tingkat
keparahan, .actor .rekuensi, presipitasi yang menyebabkan mual.
8asional7 Penting untuk mengetahui karakteristik mual dan .aktor(
.aktor yang dapat menyebabkan atau meningkatkan mual muntah pada
Pag "6
( Keinginan klien untuk makan meningkat (skala + O not
compromised)
( 3ntake makanan adekuat (porsi makan yang disediakan habis) (skala
+ O not compromised)
( 3ntake cairan adekuat (skala + O not compromised)
klien dan membantu dalam memberikan inter@ensi yang tepat.
1. Ka"i ri*ayat diet meliputi makanan yang
tidak disukai, disukai, dan budaya makan.
8asional7 >ntuk mengetahui makanan yang dapat menurunkan dan
meningkatkan na.su makan klien selama tidak ada kontra indikasi.
/. Kontrol lingkungan sekitar yang
menyebabkan mual.
8asional7 Caktor(.aktor seperti pemandangan dan bau yang tidak
sedap saat makan dapat meningkatkan perasaan mual pada klien.
+. A"arkan teknik non.armakologi untuk
mengurangi mual (relaksasi, guide imagery, distraksi).
8asional7 %eknik mana"emen mual non.armakologi dapat membantu
mengurangi mual secara non.armakologi dan tanpa e.ek samping.
). ;ukung istirahat dan tidur yang adekuat
untuk meringankan nausea.
8asional7 %idur dan istirahat dapat membantu klien lebih relaks
sehingga mengurangi mual yang dirasakan.
0. A"arkan untuk melakukan oral hygine untuk
mendukung kenyaman dan mengurangi rasa mual.
8asional7 !ulut yang tidak bersih dapat mempengaruhi rasa makanan dan
menimbulkan mual.
Pag "#
8. An"urkan untuk makan sedikit demi sedikit.
8asional7 Pemberian makan secara sedikit demi sedikit baik untuk
mengurangi rasa penuh dan enek di perut.
?. Pantau masukan nutrisi sesuai kebutuhan
kalori.
8asional7 Kebutuhan kalori perlu dipertimbangkan untuk tetap
mempertahankan asupan nutrisi adekuat.
2. 8isiko in.eksi
%u"uan 3nter@ensi
#etelah dilakukan asuhan kepera*atan selama .....B N "am diharapkan
532 :abel 7
tidak ter"adi in.eksi, dengan kriteria hasil 7
c. 3n.ection control (kontrol in.eksi)
21. ersihkan lingkungan setelah digunakan oleh klien.
5D2 :abel 7
8asional7 Agar bakteri dan penyakit tidak menyebar dari lingkungan
c. 3n.ection #e@erity (Keparahan in.eksi)
dan orang lain.
( %idak ada kemerahan (#kala + O 5one)
( %idak ter"adi hipertermia (#kala + O 5one) 2/. -aga agar barier kulit yang terbuka tidak terpapar lingkungan dengan
( %idak ada nyeri (#kala + O 5one) cara menutup dengan kasa streril.
( %idak ada pembengkakan (#kala + O 5one) 8asional7 !engurangi paparan dari lingkungan.
d. 8isk 2ontrol (Kontrol resiko)
2+. A"arkan klien dan keluarga tekhnik mencuci tangan yang benar.
( Klien mampu menyebutkan .actor(.aktor resiko penyebab in.eksi
Pag "$
( #kala + O 2onsistenly demonstrated)
( Klien mampu memonitor lingkungan penyebab in.eksi (#kala + O
2onsistenly demonstrated)
( Klien mampu memonitor tingkah laku penyebab in.eksi (#kala + O
2onsistenly demonstrated)
( %idak ter"adi paparan saat tindakan kepera*atan (#kala + O
2onsistenly demonstrated)
8asional7 !encegah ter"adinya in.eksi dari mikroorganisme yang ada
di tangan.
2). Pergunakan sabun anti microbial untuk mencuci tangan.
8asional7 !encuci tangan menggunakan sabun lebih e.ekti. untuk
membunuh bakteri.
20. 2uci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan kepera*atan.
8asional7 !encegah in.eksi nosokomial.
28. %erapkan >ni@ersal precaution.
8asional7 !encegah in.eksi nosokomial.
2?. Pertahankan lingkungan aseptik selama pera*atan.
8asional7 untuk meminimalkan terkontaminasi mikroba atau bakteri.
10. An"urkan klien untuk memenuhan asupan nutrisi dan cairan adekuat.
8asional7 !en"aga ketahanan sistem imun.
11. A"arkan klien dan keluarga untuk menghindari in.eksi.
8asional7 in.eksi lebih lan"ut dapat memperburuk resiko in.eksi pada
klien.
12. A"arkan pada klien dan keluarga tanda(tanda in.eksi.
8asional7 agar dapat melaporkan kepada petugas lebih cepat, sehingga
Pag "9
penangan lebih e.isien.
11. Kolaborasi pemberian antibiotik bila perlu.
8asional7 untuk mempercepat perbaikan kondisi klien
d. 3n.ection protection (proteksi terhadap in.eksi)
11. !onitor tanda dan ge"ala in.eksi sistemik dan lokal
8asional7 agar memudahkan pengambilan inter@ensi
1/. !onitor hitung granulosit, M2
8asional7 sebagai monitor adanya reaksi in.eksi.
1+. !onitor kerentanan terhadap in.eksi
8asional7 untuk mengetahui tinggiFrendahnya tingkat in.eksi pada
klien, sehingga memudahkan pengambilan inter@ensi
1). erikan pera*atan kulit.
8asional7 kulit merupakan pertahanan pertama dari bakteri.
10. 3nspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas dan
drainase
8asional7 merupakan tanda(tanda ter"adinya inspeksi.
18. 3nspeksi kondisi luka
8asional7 untuk mempermudah pengambilan inter@ensi selan"utnya
1. PK 7 Anemia
Pag 50
%u"uan
#etelah diberikan asuhan kepera*atan selamaNB N "am, pera*at dapat
meminimalkan komplikasi anemia yang ter"adi, dengan kriteria hasil7
% %%9 dalam batas normal (%;7 120F80 mm=g, nadi7 )0(100 BFmenit,
suhu7 1)(10,+L2, 887 1)(20 BFmenit).
% Kon"ungti@a ber*arna merah muda.
3nter@ensi
!andiri7
1. Pantau tanda dan ge"ala anemia yg ter"adi.
8asional7 memantau ge"ala anemia klien penting dilakukan agar tidak
ter"adi komplikasi yang lebih lan"ut.
2. Pantau tanda(tanda @ital klien.
% =b klien dalam batas normal (12(1) gFd:). 8asional7
% !ukosa bibir ber*arna merah muda. 1.
% Klien tidak mengalami lemas dan lesu.
/.
Kolaborasi7
1.
/. &angguan citra tubuh
%u"uan
perubahan tanda @ital menunu"ukkan perubahan pada kondisi klien.
An"urkan klien mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak Aat
besi dan @it 12.
8asional7 konsumsi makanan yang mengandung @itamin 12 dan
asam @olat dapat menstimulasi pemebntukan =emoglobin.
!inimalkan prosedur yg bisa menyebabkan perdarahan.
8asional7 prosedur yang menyebabkan perdarahan dapat
memperparah kondisi klien yang mengalami anemia.
Kolaborasi pemberian tran.usi darah sesuai indikasi.
8asional7 trans.usi darah diperlukan "ika kondisi anemia klien buruk
untuk menambah "umlah darah dalam tubuh
3nter@ensi
Pag 51
#etelah diberikan asuhan kepera*atan selama ... B ... "am,
diharapkan klien tidak mengalami gangguan citra tubuh dengan
kriteria hasil 7
5D2 :abel 7
( Klien mengatakan bisa menerima kondisi .isiknya (skala + O
consistenly positi@e)
( Klien mengungkapkan kesesuaian antara body reality, body ideal, dan
body presentation (skala + O consistenly positi@e)
532 :abel 7
a. ody 3mage 'nhancement
1. Ka"i harapan citra tubuh klien yang berdasarkan tahap
perkembangan.
2. 8asional7 dengan mengetahui harapan klien mengenai citra
tubuhnya dapat membantu kita menilai seberapa besar gangguan
citra diri yang dialami klien.
1. antu klien untuk mendiskusikan penyebab perubahan karena
penyakitnya.
/. 8asional7 dengan mengetahui penyebab perubahan diri klien
karena penyakitnya diharapkan klien dapat memahami proses
penyakitnya dan bisa menerima kondisinya.
+. !onitor .rekuensi pernyataan mengkritik diri.
). 8asional7 dengan menghitung .rekuensi klien dalam mengkritik
dirinya dapat membantu menge@aluasi beratnya gangguan citra diri
klien.
0. 3denti.ikasi strategi koping yang digunakan klien dalam merespon
perubahan penampilan.
8. 8asional7 untuk mengetahui koping klien terhadap perubahan
Pag 52
kondisi .isiknya.
?. antu klien dalam mengidenti.ikasi bagian tubuh yang
dipersepsikan positi..
10. 8asional7 dengan mengetahui dan dapat menilai sisi positi. dari
tubuh klien diharapkan klien tidak malu lagi terhadap dirinya.
11. Casilitasi kontak dengan indi@idu yang memiliki perubahan pada
citra tubuh yang sama dengan klien.
12. 8asional7 klien dapat saling berbagi dengan indi@idu yang
memiliki pengalaman yamg sama sehingga dapat membantu klien
dalam mengatasi gangguan citra tubuhnya.
11. 3denti.ikasi support groupsFkeluarga untuk klien.
Pag 5!
/. 3!P:'!'5%A#3
3mplementasi merupakan tindakan yang dilakukan berdasarkan inter@ensiFperencanaan
yang telah dibuat.
+. '9A:>A#3
A. '9A:>A#3 P8' DP'8A#3
5o. ;iagnosa Kepera*atan
1 5yeri akut berhubungan dengan
agen in"ury .isik (kanker), ditandai
dengan klien mengatakan merasa
nyeri pada daerah penis, klien
mengatakan nyeri seperti ditusuk(
tusuk, klien mengatakan nyeri
terus(menerus dengan skala nyeri
1(10, klien tampak gelisah dan
meringis kesakitan, klien tampak
melidungi bagian tubuh yang
nyeri, %; klien meningkat
(K120F80 mm=g), nadi klien
meningkat (K100 kaliFmenit).
2 8isiko in.eksi berhubungan
dengan pertahanan primer tidak
adekuat (kulit tak utuh, trauma
"aringan).
'@aluasi
5yeri dapat berkurang, dengan kriteria hasil7
#ub"ekti.7
( Klien tidak melaporkan adanya nyeri
( Klien melaporkan nyeri terkontrol
Db"ekti.7
( Klien tidak merintih ataupun menangis
( Klien tidak menun"ukkan ekspresi *a"ah
terhadap nyeri
( Klien tidak tampak berkeringat dingin
( 88 dalam batas normal (1)(20 BFmnt)
( 5adi dalam batas normal ()0(100BFmnt)
( %ekanan darah dalam batas normal (120F80
mm=g)
( Klien dapat mengontrol nyerinya dengan
menggunakan teknik mana"emen nyeri non
.armakologis
( Klien dapat menggunakan analgesik sesuai
indikasi.
%idak ter"adi in.eksi, dengan kriteria hasil 7
#ub"ekti.7
( Klien mampu menyebutkan .actor(.aktor resiko
penyebab in.eksi
Db"ekti.7
( %idak ada kemerahan
( %idak ter"adi hipertermia
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan metabolism
akibat kanker, ditandai dengan
klien mengatakan mengalami
penurunan K20,, kadar
albumin klien menurun (<1,/
gFd:), ter"adi penurunan intake
makanan, na.su makan menurun,
kelemahan.
/ Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan hyperplasia
sel kanker, ditandai dengan adanya
luka terbuka yang menyerupai
"era*at atau kutil pada penis.
+ PK7 Perdarahan
( %idak ada nyeri
( %idak ada pembengkakan
( Klien mampu memonitor lingkungan penyebab
in.eksi.
( Klien mampu memonitor tingkah laku penyebab
in.eksi.
( %idak ter"adi paparan saat tindakan
kepera*atan.
Pemenuhan nutrisi adekuat, dengan kriteria hasil7
#ub"ekti.7 (
Db"ekti.7
( !asukan nutrisi adekuat
( !asukan makanan dalam batas
normal
( !asukan kalori dalam batas
normal
( 5utrisi dalam makanan cukup
mengandung protein, lemak, karbohidrat, serat ,
@itamin, mineral, ion, kalsium, sodium.
( #erum albumin dalam batas
normal (1,/(/,8 grFdl)
3ntegritas kulit klien tidak memburuk, dengan
kriteria hasil 7
( %idak ter"adi kerukan kulit lebih
lan"ut.
Pera*at dapat meminimalkan perdarahan dan
mencegah komplikasi perdarahan, dengan kriteria
hasil7
#ub"ekti.7 (
Db"ekti.7
( 5ilai =b dalam batas normal (12(1)gFd:).
( 5ilai =t dalam batas normal (/0(/+,).
( Klien tidak mengalami episode perdarahan.
Pag 55
) Kelemahan berhubungan dengan
penurunan kondisi .isik akibat
pertumbuhan sel kanker, ditandai
dengan klien mengeluh lemah,
klien mengatakan tidak dapat
melakukan akti@itas sehari(hari,
adanya ketidaksanggupan dalam
men"aga le@el akti@itas .isik
seperti biasa, meningkatnya
kebutuhan beristirahat dan
kekurangan energi.
0 Ansietas berhubungan dengan
perubahan dalam status kesehatan,
ditandai dengan klien tampak
gelisah, klien mengungkapkan
perasaan takut, kha*atir, *a"ah
tampak tegang, peningkatan tanda(
tanda @ital (%; klien meningkat
(K120F80 mm=g), nadi klien
meningkat (K100 kaliFmenit)).
( %anda(tanda @ital dalam batas normal (%;7
120F80 mm=g, nadi7 )0(100 BFmenit, suhu7 1)(
10,+L2, 887 1)(20 BFmenit).
Kelemahan teratasi, dengan kriteria hasil 7
#ub"ekti.7 (
Db"ekti.7
( Kesesuaian saturasi oksigen dengan akti@itas
( Kesesuaian denyut nadi dengan akti@itas
( Kesesuaian respiratory rate dengan akti@itas
( Kesesuaian sistolic blood presure dengan
akti@itas.
( Kesesuaian diastolic blood presure dengan
akti@itas.
( Peningkatan kemampuan dalam melakukan
A;:.
( Klien tidak mengalami kelemahan.
( Klien dapat melakukan akti@itas sehari(hari.
( Klien dapat melakukan akti@itas ker"a.
( Kualitas istirahat klien tidak bermasalah.
( Keseimbangan diantara istirahat dan akti@itas
klien tidak bermasalah.
:e@el ansietas klien berkurang, dengan kriteria hasil7
#ub"ekti.7
( Klien tidak mengungkapkan ansietas.
Db"ekti.7
( Klien tidak gelisah.
( Klien tidak mengalami distress.
( Klien tidak panik.
( Klien tidak mengalami peningkatan tekanan
darah (%; O 120F80 mm=g)
( Klien tidak mengalami peningkatan denyut
nadi ()0(100 BFmenit)
( Klien tidak mengalami peningkatan 88 (1)(20
BFmenit)
Pag 56
. '9A:>A#3 PD#% DP'8A#3
5o. ;iagnosa Kepera*atan
1 5yeri akut berhubungan dengan
agen in"ury .isik (tindakan
pembedahan), ditandai dengan
klien mengatakan merasa nyeri
pada daerah pembedahan, klien
mengatakan nyeri seperti ditusuk(
tusuk, klien mengatakan nyeri
hilang timbul, bertambah berat
saat bergerak dan berkurang saat
istirahat dengan skala nyeri 1(10,
klien tampak gelisah dan
meringis kesakitan, klien tampak
melidungi bagian tubuh yang
nyeri, %; klien meningkat
(K120F80 mm=g, nadi klien
meningkat (K100 kaliFmenit).
2 8isiko in.eksi berhubungan
dengan pertahanan primer tidak
adekuat (kulit tidak utuh) akibat
luka post operasi.
'@aluasi
5yeri dapat berkurang, dengan kriteria hasil7
#ub"ekti.7
( Klien tidak melaporkan adanya nyeri
( Klien melaporkan nyeri terkontrol
Db"ekti.7
( Klien tidak merintih ataupun menangis
( Klien tidak menun"ukkan ekspresi *a"ah
terhadap nyeri
( Klien tidak tampak berkeringat dingin
( 88 dalam batas normal (1)(20 BFmnt)
( 5adi dalam batas normal ()0(100BFmnt) (skala +
O normal)
( %ekanan darah dalam batas normal (120F80
mm=g)
( Klien dapat mengontrol nyerinya dengan
menggunakan teknik mana"emen nyeri non
.armakologis
( Klien dapat menggunakan analgesik sesuai
indikasi.
%idak ter"adi in.eksi, dengan kriteria hasil 7
#ub"ekti.7
( Klien mampu menyebutkan .actor(.aktor resiko
penyebab in.eksi
Db"ekti.7
( %idak ada kemerahan
( %idak ter"adi hipertermia
( %idak ada nyeri
( %idak ada pembengkakan
( Klien mampu memonitor lingkungan penyebab
in.eksi.
Pag 5#
1 &angguan citra tubuh
berhubungan dengan
pembedahan, ditandai dengan
pasien mengatakan malu dengan
kondisi dirinya karena penisnya
sudah tidak utuh lagi.
( Klien mampu memonitor tingkah laku penyebab
in.eksi.
( %idak ter"adi paparan saat tindakan kepera*atan.
Klien tidak mengalami gangguan citra tubuh dengan
kriteria hasil 7
#ub"ekti.7
( Klien mengatakan bisa menerima kondisi
.isiknya
( Klien mengungkapkan kesesuaian antara body
reality, body ideal, dan body presentation
Db"ekti.7
( Klien tampak tidak malu(malu untuk
berinteraksi dengan orang lain.
2. '9A:>A#3 PD#% K'!D%'8AP3
5o. ;iagnosa Kepera*atan '@aluasi
1 5ausea berhubungan dengan %er"adi penurunan dera"at mual dan muntah,
terapi (kemoterapi) ditandai dengan kriteria hasil7
dengan klien mengeluh mual, #ub"ekti.7
ter"adi penurunan na.su makan, ( Klien mengatakan tidak ada mual.
ter"adi peningkatan sali@a, klien ( Klien mengatakan tidak muntah.
tidak dapat menghabiskan ( Klien mengatakan keinginannya untuk
makanan sesuai porsi yang makan meningkat
disediakan. Db"ekti.7
( %idak ada peningkatan produksi sali@a.
( 3ntake makanan adekuat (porsi makan yang
disediakan habis)
( 3ntake cairan adekuat.
2 8isiko in.eksi berhubungan %idak ter"adi in.eksi, dengan kriteria hasil 7
dengan e.ek kemoterapi. #ub"ekti.7
( Klien mampu menyebutkan .actor(.aktor
resiko penyebab in.eksi
Db"ekti.7
Pag 5$
1 PK 7 Anemia
1 &angguan citra tubuh
berhubungan dengan perubahan
penampilan tubuh ditandai
dengan pasien mengatakan malu
dengan kondisi dirinya, dimana
rambutnya men"adi rontok.
( %idak ada kemerahan
( %idak ter"adi hipertermia
( %idak ada nyeri
( %idak ada pembengkakan
( Klien mampu memonitor lingkungan
penyebab in.eksi.
( Klien mampu memonitor tingkah laku
penyebab in.eksi.
( %idak ter"adi paparan saat tindakan
kepera*atan.
Pera*at dapat meminimalkan komplikasi anemia
yang ter"adi, dengan kriteria hasil7
#ub"ekti.7 (
Db"ekti.7
% %%9 dalam batas normal (%;7
120F80 mm=g, nadi7 )0(100 BFmenit, suhu7
1)(10,+L2, 887 1)(20 BFmenit).
% Kon"ungti@a ber*arna merah
muda.
% =b klien dalam batas normal (12(
1) gFd:).
% !ukosa bibir ber*arna merah
muda.
% Klien tidak mengalami lemas dan
lesu.
Klien tidak mengalami gangguan citra tubuh
dengan kriteria hasil 7
#ub"ekti.7
( Klien mengatakan bisa menerima kondisi
.isiknya.
( Klien mengungkapkan kesesuaian antara
body reality, body ideal, dan body
presentation.
Db"ekti.7
Pag 59
( Klien tampak tidak malu(malu untuk
berinteraksi dengan orang lain.
;AC%A8 P>#%AKA
Akatsuki. 2010. Kanker Penis. http7FFakatsuki(ners.blogspot.comF PAkses7 1 April 2011Q
Pag 60
Anurogo, ;ito. 2008. Kanker Penis. http7FF***.kabarindonesia.comFberita.phpR
pilO1JdnO2008021810+/11. PAkses7 1 April 2011Q
Asrul. 2010. Kanker Penis. http7FFdokter(herbal.comFkanker(penis.html. PAkses7 1 April
2011Q
runner J #uddarth. 2002. uku A"ar Kepera*atan !edikal edah. -akarta7 Penerbit uku
Kedokteran '&2
rosman, #tanley. 2011. Penile 2ancer. http7FFemedicine.medscape.comFarticleF//)++/(
o@er@ie*Sa01?? PAkses7 1 April 2011Q
2ra.t, !artha. 2010. ;iagnosa Kepera*atan 5anda. Togyakarta7 ;igna Pustaka
=utabarat, !ellyssa. 2010. Kanker Penis. http7FF***.meillyssach.co.ccF2010F0?Fkanker(
penis.html. PAkses7 1 April 2011Q
Kurnianto, %ri. 2008. Pera*atan 2a Penis.
http7FFtrikurnianto.multiply.comFphotosFalbumF1?FPera*atanU2AUpenis. PAkses7 1
April 2011Q
!uhsin, in. 2011. Kanker Penis.
http7FFislamicherbalmedicine.blogspot.comF2011F01Fkanker(penis.html. PAkses7 1
April 2011Q
#yl@ia J Price. 200). Pato.isiologi Konsep Klinis Proses(Proses Penyakit. -akarta7 Penerbit
uku Kedokteran '&2
Pag 61

Anda mungkin juga menyukai