1
1
1
7. Konsep Geodesi GIS 5 / 11
Gb. 6.5 Transformasi Datum
6.3.5. Datum Horizontal
Ellipsoid referensi yang paling sering digunakan sebagai bidang untuk penentuan posisi
horizontal (lintang dan bujur), yang datumnya dikenal sebagai datum horizontal. Koordinat
posisi horizontal ini beserta tingginya di atas permukaan ellipsoid dapat dikonversikan ke
sistem koordinat kartesian 3D yang mengacu pada sumbu-sumbu ellipsoid ybs.
6.3.6. Datum vertikal
Untuk mempresentasikan informasi ketinggian atau kedalaman, sering digunakan datum yang
berbeda. Pada peta laut umumnya dgunakan suatu bidang permukaan air rendah (chart datum)
sebagai bidang referensi, sehingga nilai-nilai kedalaman yang direpresentasikan oleh peta laut
ini mengacu pada pasut rendah (low tide).
6.4. SISTEM REFERENSI GEODESI
Agar hasil pengamatan di bidang geodesi dapat saling dibandingkan, dikaitkan, digunakan,
atau mendukung hasil-hasil pengamatan di bidang atau disiplin ilmu lainnya (astronomi,
geofisika), maka dibuatlah suatu sistem referensi geodesi (Geidetic Reference System
GRS)
6.5. SISTEM PROYEKSI DATA
Peta merupakan suatu representasi konvensional (miniature) dari unsure-unsur fisik (alamiah)
dai sebagian atau keseluruhan permukaan bumi di atas media bidang datar dengan skala
tertentu. Tetapi permukaan bumi melengkung dan tidak memungkinkan menbentangkannya
hinggamenjadi bidang datar, tanpa mengalami perubahan. Pembuatan peta akan lebih
sederhana jika pemetaannya dilakukan di daerah yang sempit. Untuk pemetaan di daerah yyng
lebih besar prosesnya tidak sederhana, karena permukaan bumi harus diperhitungkan
sehingga permukaan melengkung. Untuk itu, dikembangkanlah metode-metode proyeksi peta.
Secara umum, proyeksi peta merupakan suatu fungsi yang merelasikan koordinat titik-titik
yang terletak di permukaan kurva ke koordinat bidang datar.
7. Konsep Geodesi GIS 6 / 11
6.5.1 J enis Proyeksi Peta
(a). Menurut bidang proyeksi yang digunakan
Proyeksi azimuthal, menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksi
Proyeksi kerucut (conic), menggunakan kerucut sebagai bidang proyeksi
Proyeksi silinder (cyclndrical), menggunakan silinder sebagai bidang proyeksi
Gb. 6.6 Bidang proyeksi
Gb. 6.7 Bidang proyeksi yang telah didatarkan
(b). Menurut kedudukan garis karakteristik atau kedudukan bidang proyeksi thd bidang
datum yang digunakan:
Proyeksi normal, garis karakteristik berimpit dengan sumbu bumi
Proyeksi miring, garis karakteristik membentuk sudut thd sumbu bumi
Proyeksi transversal atau ekuatorial, garis karakteristik tegak lurus thd sumbu bimi.
Gb. 6.8 Proyeksi transversal
7. Konsep Geodesi GIS 7 / 11
Gb. 6.9 Proyeksi Miring
Gb. 6.10 Proyeksi Normal
(c). Menurut ciri-ciri asli yang tetap dipertahankan:
Proyeksi equidistance, jarak di atas peta sama dengan jarak di permukaan bumi.
Proyeksi konform, sudut dan arah di atas peta sama dengan sudut dan arah di
permukaan bumi.
Proyeksi ekuivalen, luas di atas peta sama dengan luas di permukaan bumi.
(d) Menurut karakteristik singgungan antara bidang proyeksi dengan bidang datumnya:
Proyeksi menyinggung
Proyeksi memotong
Proyeksi baik yang tidak menyinggung maupun tidak memotong
Gb. 6.11 Proyeksi menurut karakteristik singgungan
7. Konsep Geodesi GIS 8 / 11
6.5.2 Pemilihan Proyeksi Peta
Mengingat jumlah proyeksi peta yang banyak, para pengguna akan mengalami kebingungan
dalam memilihnya. Beberapa faktor pertimbangan dalam pemilihan proyeksi ini, terutama
untuk kebutuhan peta tofografi:
Tujuan penggunaan dan ketelitian peta yang diinginkan
Lokasi geografi, bentuk, dan luas wilayah yang akan dipetakan
Ciri-ciri/karakteristik asli yang ingin tetap dipertahankan.
6.5.3 Universal Transverse Mercator
Salah satu system proyeksi peta yang terkenal adalah UTM (universal transverse mercator).
Pada system proyeksi ini didefinisikan posisi horizontal dua dimensi (x,y)
utm
dengan
menggunakan proyeksi silinder, transvesal, dan konform yang memotong bumi pda dua
meridian standard. Seluruh permukaan bumi dalam system koordinat ini dibagi menjadi 60
bagian yang disebut sebagai zone UTM. Setiap zone ini dibatasi oleh dua meridian selebar 6
dan memiliki meridian tengah sendiri. Sebagai contoh zone 1 dimulai dari 180 BB hingga
174 BB, zone 2 dimulai dari 174 BB hingga 168 BB, terus kearah timur hingga zone 60.
Batas lintang dalam system koordinat ini adalah 80LS hingga 84LU. Setiap bagian derajat
memiliki lebar 8 yang pembagiannya dimulai dari 80 LS ke arah utara.
Gb. 6.11 Pembagian zone UTM
Wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zone UTM, mulai dari meridian 90 BT hingga meridian
144BT dengan batas lintang 11LS hingga 6LU. Dengan demikian wilayah indonesia
dimulai dari zone 46 (meridian sentral 93BT) hingga zone 54 (meridian sentral 141BT)
6.6. SISTEM KOORDINAT
Sistem koordinat adalah sekumpulan aturan yang menentukan bagaimana koordinat-koordinat
yang bersangkutan merepresentasikan titik-titik. Aturan ini biasanya mendefinisikan titik asal
7. Konsep Geodesi GIS 9 / 11
(origin) beserta beberapa sumbu-sumbu koordinat untuk mengukur jarak dan sudut untuk
menghasilkan koordinat. System koordinat dapat dikelompokan menurut:
(a) Lokasi titik awal ditempatkan (geocentric, topocentric, heliocentric, dll)
(b) J enis permukaan yang digunakan sebagai referensi (bidang datar, bola, ellipsoid)
(c) Arah sumbu-sumbunya (horizontal dan equatorial)
7.5.1 Sistem Koordinat Dasar
7.5.1.1 Sistem koordinat bidang datar
(a) system koordinat kartesian
Gb. 7.2 Sistem koordinat kartesian 2D
(b) system koordinat polar
Gb. 7.3 Sistem koordinat polar 2D
7.5.1.2 Sistem koordinat tiga dimensi
(a) system koordinat kartesian
Y
X
P(d, )
d
Y
X
P(x,y)
7. Konsep Geodesi GIS 10 / 11
Gb. 7.4 Sistem koordinat kartesian 3D
(b) Sistem koordinat polar
Gb. 7.5 Sistem koordinat polar 3D
7.5.2 Sistem Koordinat Global
(a) Bujur, lintang, dan ketinggian
System koordinat yang paling umum digunakan pada saat ini adalah system lintang (),
bujur (), dan ketinggian (h- tinggi diatas ellipsoid). Pada system ini meridian utama dan
ekuator merupakan bidang-bidang referensi yang digunakan untuk mendefinisikan
koordinat lintang () dan bujur (). Lintang geodetic () suatu titik adalah sudut yang
dibentuk oleh bidang ekuator (=0), dengan garis normal terhadap ellipsoid referensi.
Bujur geodetic () suatu titik adalah sudut yang dibentuk oleh bidang referensi (meridian
utama, =0) dengan bidang meridian yang melalui titik ybs. Tinggi geodetic (h) adalah
jarak titik yang bersangkutan dari ellipsoid referensi dalam arah garis normal terhadap
ellipsoid referensi. Dengan demikian system koordinat global dapat dinyatakan dengan
koordinat geodetic P(r, , )
(b) ECEF X,Y,Z
Z
X
P(r, , )
Y
r
Z
X
P(x,y,z)
Y
7. Konsep Geodesi GIS 11 / 11
Sistem koordinat global dapat dinyatakan dengan system koordinat kartesian ECEF (earth
centered, earth fixed) x,y,z. Sumbu Z bernilai positif dari pusat bumi kea rah kutub utara
Sumbu X adalah garis berpotongan antara bidang meridian utama dan bidang ekuator,
Sumbu Y adalah garis berpotongan antara bidang ekuator dengan bidang meridian yang
berjarak 90
o
ke timur dari bidang meridian utama.
Gb. 7.6 Sistem koordinat Global ECEF X,Y,Z
Hubungan matematis antara koordinat kartesian dengan geodetic dapat dinzatakan sbb:
+
+
+
=
sin ) (
sin cos ) (
cos cos ) (
2
2
h N
a
b
h N
h N
z
y
x
Dimana:
a =jari-jari ekuator
b =setengah sumbu pendek ellipsoid referensi
,,h =koordinat geodetic
N =jari-jari lengkung normal utama
x,y,z =koordinat dalam system kartesian ECEF
y
x
z
P(x,y,z)
Y
X
Z
Bidang ekuator
Bidang
meridian
utama
0,0,0