Anda di halaman 1dari 14

Golput Menjadi Pemenang Pileg

2014
Selma Ghina H. 240210130099
Cecilia Christy C. 240210130100
Intan Btari D. 240210130101
Alma Pradiska S. 240210130102
Fadhilah Alfi Rahma 240210130104

Demokrasi dan Pemilu

Demokrasi menjadi salah satu sistem politik yang paling banyak dianut
oleh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.
Dalam setiap kehidupan bermasyarakat, Pemilu mempunyai arti yang
sangat penting, bahkan dapat dikatakan menempati posisi sentral. Pemilu
adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam negara kesatuan RI
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "Luber" yang merupakan
singkatan dari "Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia".

Pilar yang menjadi prasyarat berjalannya sistem politik demokrasi, yaitu :
1. Adanya penyelenggaraan pemilu yang bebas dan berkala.
2. Adanya pemerintahan yang terbuka, akuntabel dan responsif.
3. Adanya perlindungan terhadap HAM.
4. Berkembangnya civil society dalam masyarakat.

bentrok antar massa
saat kampanye
Latar Belakang
Pemilihan Umum 2014
Identifikasi Masalah
Apa saja permasalahan yang muncul pada
pemilu legislatif 2014?
Apa saja penyebab tingginya angka golput
pada pemilu 2014?
Bagaimana solusi yang telah dikeluarkan
oleh pihak-pihak terkait dalam menghadapi
permasalahan dalam pemilu?
Hasil Pemilu 2014
PKB
9,43%
Demokrat
9,79%
Gerindra
11,83%
Golkar
15,02%
PDIP
19,43%
Golput
34,02% !!!
Pemenang ???
PDIP ? Atau
Golput?
Golput Pemenang Pileg 2014,
bukan PDIP

TEMPO.CO, Jakarta - Angka golongan putih (golput) atau
warga yang tidak menggunakan hak pilihnya pada Pemilu
2014 diduga lebih tinggi ketimbang pemilu-pemilu
sebelumnya. Rully Akbar, peneliti Lingkaran Survei Indonesia
(LSI) Rabu, 9 April 2014 dalam pernyatannya memprediksi
angka golput mencapai angka 34,02%
Rully mencatat, angka golput pada Pemilu 1999 hanya 10,21
persen. Pada pileg 2004, angkanya naik menjadi 23,34 persen
dan pada pemilu legislatif 2009 naik lagi menjadi 29,01
persen. Kali ini, berdasarkan hitung cepat LSI, angka golput 34
persen, jauh mengungguli suara PDI Perjuangan (19,67
persen), Golkar (14,54 persen), Gerindra (11,86 persen), atau
Demokrat (9,75 persen).

Golput
by choice
by accident
by design
secara sadar tidak
menggunakan hak pilihnya
korban dari kelalaian
atau ketidaksengajaan
penyelenggara Pemilu
kesengajaan
penyelenggara Pemilu
dalam pemutakhiran
data pemilih
Tiga kelompok Golput
Penyebab terjadinya
Krisis
Kepercayaan
Publik
Perilaku elite
politik hasil pemilu
PEMILU DALAM ANGKA
No Pemilu Tingkat Partisipasi
1. 1971 94 %
2. 1977 90 %
3. 1982 90 %
4. 1987 90 %
5. 1992 90 %
6. 1997 90 %
7. 1999 93 %
8. 2004 84 %
9. 2009 71 %
Partisipasi Pemilih dari Pemilu ke Pemilu

Golput karena tidak adanya minat terhadap pemilu dapat dikurangi
dengan cara memperkuat basis isu. Pada pemilu rezim orde lama
ketertarikan public terhadap preferensi untuk memilih sangat besar
hingga 91,41%. Pada pemilu rezim orde reformasi seharusnya ada
penguatan isu/minat public yang diharapkan dapat mendorong
kehadiran masyarakat di TPS.
Upaya megurangi golput by accident menurut kami menjadi
tanggung jawab KPU dan sebagaian telah dilakukan oleh KPU RI
pada pileg 2014 ini. Upaya untuk menghadirkan sistem input data
online dan sosialisasi gencar daftar pemilih sebelum menjadi daftar
pemilih tetap perlu diapresiasi oleh semua pihak. Penyelenggaraan
pemilu tidak dapat dibebankan untuk memutakhirkan data pemilih,
tetapi sebagai pengguna akhir sehingga kesalahan terkait data
jumlah pemilih dibebankan sepenuhnya kepada pemerintah.

Solusi
Pendidikan
demokrasi
pengarahan kepada
pemilih yang lebih
lengkap mengenai
pengetahuan tentang
apa itu pemilu
keterjangkauan TPS
bagi yang sakit, hamil,
dan lanjut usia yang
memadai
Adanya tempat khusus
dalam partai politik bagi
para pemilih muda untuk
aktif dalam kegiatan partai
dan pengumpulan suara

Kesimpulan
Pemilihan umum (Pemilu) merupakan salah satu sarana
demokrasi yang merupakan perwujudan tatanan kehidupan
negara dan masyarakat yang berkedaulatan rakyat, pemerintahan
dari dan untuk warga. Partisipasi warga sangat penting untuk
mewujudkan kebebasan mengeluarkan pikiran dan pendapat,
serta kebebasan berserikat dan berguna untuk keberlangsungan
demokrasi di negara ini. Penyebab golput disebabkan oleh krisis
kepercayaan publik, perilaku elite, tidak tertarik dengan politik,
tidak menemukan calon yang sesuai, dan tidak puas dengan
kinerja partai politik. Solusinya di antaranya dengan memberikan
sosialisasi kepada pemilih, serta memberikan kemudahan untuk
pemilih penyandang cacat dan lanjut usia.
Memberikan pengarahan kepada pemilih yang lebih lengkap mengenai
pengetahuan tentang apa itu pemilu, siapa yang dipilih, dan apa konsekuensi
dari pilihan pemilih.
Keterjangkauan TPS bagi yang sakit, hamil, dan lanjut usia yang memadai
akan memudahkan bagi para warga tersebut untuk ikut memilih.
Adanya tempat khusus dalam partai politik bagi para pemilih muda untuk
aktif dalam kegiatan partai dan pengumpulan suara juga dapat membantu
mengurangi jumlah golput karena hanya orang muda yang dapat memberi
persuasi meyakinkan pada pemuda lainnya.
Penyelenggara pemilu (KPU) harus menghindari kesalahan yang dapat
merugikan warga negara, sehingga hak politik warga negara tidak dilanggar.
Pemerintah harus menjamin hak individu warga dan melakukan tindakan
terhadap pelanggaran HAM dalam Pemilu
Saran

Anda mungkin juga menyukai