Anda di halaman 1dari 15

Disusun oleh: Ayu Kartiaka Agustina

Miastenia gravis adalah suatu keadaan yang


ditandai oleh kelemahan atau kelumpuhan otot-
otot lurik setelah melakukan aktivitas, dan akan
pulih kekuatannya setelah beberapa saat yaitu dari
beberapa menit sampai beberapa jam.
Kelainan miastenik yang terjadi secara genetik
atau kongenital, dapat terjadi karena berbagai
faktor. Hal ini menyebabkan sindrom miastenik
kongenital banyak diteliti dan diinvestigasi.
Akhirnya, kelainan pada transmisi
neuromuskular yang berbeda dari miastenia
gravis yaitu The Lambert-Eaton Myasthenic
Syndrome ternyata juga merupakan kelainan
yang berbasis autoimun.
Definisi Miastenia Gravis
suatu penyakit autoimun dimana
persambungan otot dan saraf (neuromuscular
junction) berfungsi tidak normal, menyebabkan
kelemahan otot menahun, kelemahan progresif
dan sporadis, kelemahan abnormal pada otot
skeletal, dan bertambah buruk setelah latihan
dan pengulangan gerakan.
Epidemiologi Miastenia Gravis
insidensi per tahun kira-kira 0,4/100.000, tetapi
karena banyak pasien mengalami penyakit ini
dalam jangka waktu lama, maka prevalensi
mencapai 1/10.000 dan lebih sering terjadi pada
usia 20 tahun.
Etiologi Miastenia Gravis
Penyebab pasti gangguan transmisi neromuskuler
pada miastenia gravis tidak diketahui. Dulu
dikatakan, pada miastenia gravis terdapat
kekurangan ACh atau kelebihan kolinesterase,
tetapi menurut teori terakhir, faktor imunologik
yang berperanan.

Gejala Klinis Miastenia Gravis
Kelemahan ekstrimitas
kesulitan mengunyah dan menelan
Diplopia
Strabismus
Ptosis


Gambaran Ptosis pada Miastenia Gravis

Klasifikasi Miastenia
Gravis
klas I
Klas II
Klas IIa
Klas III
Klas IIIa





Klas IIIb
Klas IV
Klas IVa
Klas IVb
Klas V

penegakan diagnosis miastenia gravis
Penderita ditugaskan untuk menghitung
dengan suara yang keras. Lama
kelamaan akan terdengar bahwa suaranya
bertambah lemah dan menjadi kurang
terang. Penderita menjadi anartris dan afonis
Penderita ditugaskan untuk mengedipkan
matanya secara terus-menerus. Lama
kelamaan akan timbul ptosis. Setelah suara
penderita menjadi parau atau tampak ada
ptosis, maka penderita disuruh beristirahat..
Kemudian tampak bahwa suaranya akan
kembali baik dan ptosis juga tidak tampak
lagi.

Beberapa tes untuk memastikan diagnosis
miastenia gravis
Uji Tensilon (edrophonium chloride)
Uji Prostigmin (neostigmin)
Uji Kinin
Diagnosis Banding
o Meningitis basalis (tuberkulosa atau luetika)
o Infiltrasi karsinoma anaplastik dari nasofaring
o Aneurisma di sirkulus arteriosus Willisii
o Paralisis pasca difteri
o Pseudoptosis pada trachoma

Penatalaksanaan
Miastenia gravis dapat diterapi dengan beberapa obat berikut, yaitu:

a. antikolinesterase, misal piridostigmin yang dapat memperbaiki
gejala, dan neostigmin untuk menghancurkan kolinesterase;
b. kortikosteroid, misal prednisolon diperlukan untuk penyakit
yang sedang hingga berat yang tidak responsif terhadap terapi lain;
c. imunosupresi, misal azatioprin, digunakan dalam kombinasi dengan
kortikosteroid untuk kekadaan berat;
d. timektomi jika terdapat timoma, dan pada pasien muda dilakukan
pada awal penyakit untuk mengurangi kebutuhan terapi
medikamentosa, dan pada sebagian kecil pasien untuk mencapai
remisi total.
e. pertukaran plasma (plasmaferesis) atau imunoglobulin intravena
untuk persiapan timektomi dan pada penyakit sangat berat.
Pencegahan
Penyebab pasti miastenia gravis belum
diketahui, jadi tindakan pencegahan yang dapat
dilakukanpun belum dapat dipastikan. Pada
keadaan miastenia gravis terjadi penurunan
jumlah asetilkolin yang berfungsi sebagai
neurotransmitter sinaps yang disampaikan ke
otot. Jadi langkah kecil untuk mencegah
miastenia gravias adalah dengan
mempertahankan jumlah asetilkolin autoimun
dapat menyebabkan jumlah asetilkolin
berkurang

Anda mungkin juga menyukai