ditandai oleh kelemahan atau kelumpuhan otot- otot lurik setelah melakukan aktivitas, dan akan pulih kekuatannya setelah beberapa saat yaitu dari beberapa menit sampai beberapa jam. Kelainan miastenik yang terjadi secara genetik atau kongenital, dapat terjadi karena berbagai faktor. Hal ini menyebabkan sindrom miastenik kongenital banyak diteliti dan diinvestigasi. Akhirnya, kelainan pada transmisi neuromuskular yang berbeda dari miastenia gravis yaitu The Lambert-Eaton Myasthenic Syndrome ternyata juga merupakan kelainan yang berbasis autoimun. Definisi Miastenia Gravis suatu penyakit autoimun dimana persambungan otot dan saraf (neuromuscular junction) berfungsi tidak normal, menyebabkan kelemahan otot menahun, kelemahan progresif dan sporadis, kelemahan abnormal pada otot skeletal, dan bertambah buruk setelah latihan dan pengulangan gerakan. Epidemiologi Miastenia Gravis insidensi per tahun kira-kira 0,4/100.000, tetapi karena banyak pasien mengalami penyakit ini dalam jangka waktu lama, maka prevalensi mencapai 1/10.000 dan lebih sering terjadi pada usia 20 tahun. Etiologi Miastenia Gravis Penyebab pasti gangguan transmisi neromuskuler pada miastenia gravis tidak diketahui. Dulu dikatakan, pada miastenia gravis terdapat kekurangan ACh atau kelebihan kolinesterase, tetapi menurut teori terakhir, faktor imunologik yang berperanan.
Klasifikasi Miastenia Gravis klas I Klas II Klas IIa Klas III Klas IIIa
Klas IIIb Klas IV Klas IVa Klas IVb Klas V
penegakan diagnosis miastenia gravis Penderita ditugaskan untuk menghitung dengan suara yang keras. Lama kelamaan akan terdengar bahwa suaranya bertambah lemah dan menjadi kurang terang. Penderita menjadi anartris dan afonis Penderita ditugaskan untuk mengedipkan matanya secara terus-menerus. Lama kelamaan akan timbul ptosis. Setelah suara penderita menjadi parau atau tampak ada ptosis, maka penderita disuruh beristirahat.. Kemudian tampak bahwa suaranya akan kembali baik dan ptosis juga tidak tampak lagi.
Beberapa tes untuk memastikan diagnosis miastenia gravis Uji Tensilon (edrophonium chloride) Uji Prostigmin (neostigmin) Uji Kinin Diagnosis Banding o Meningitis basalis (tuberkulosa atau luetika) o Infiltrasi karsinoma anaplastik dari nasofaring o Aneurisma di sirkulus arteriosus Willisii o Paralisis pasca difteri o Pseudoptosis pada trachoma
Penatalaksanaan Miastenia gravis dapat diterapi dengan beberapa obat berikut, yaitu:
a. antikolinesterase, misal piridostigmin yang dapat memperbaiki gejala, dan neostigmin untuk menghancurkan kolinesterase; b. kortikosteroid, misal prednisolon diperlukan untuk penyakit yang sedang hingga berat yang tidak responsif terhadap terapi lain; c. imunosupresi, misal azatioprin, digunakan dalam kombinasi dengan kortikosteroid untuk kekadaan berat; d. timektomi jika terdapat timoma, dan pada pasien muda dilakukan pada awal penyakit untuk mengurangi kebutuhan terapi medikamentosa, dan pada sebagian kecil pasien untuk mencapai remisi total. e. pertukaran plasma (plasmaferesis) atau imunoglobulin intravena untuk persiapan timektomi dan pada penyakit sangat berat. Pencegahan Penyebab pasti miastenia gravis belum diketahui, jadi tindakan pencegahan yang dapat dilakukanpun belum dapat dipastikan. Pada keadaan miastenia gravis terjadi penurunan jumlah asetilkolin yang berfungsi sebagai neurotransmitter sinaps yang disampaikan ke otot. Jadi langkah kecil untuk mencegah miastenia gravias adalah dengan mempertahankan jumlah asetilkolin autoimun dapat menyebabkan jumlah asetilkolin berkurang