Anda di halaman 1dari 33

Operasi Transgender Menurut Islam

Dosen Pembimbing :
Drs.Abdurrahman


Disusun Oleh:

Mohd Quarratul Aiman Bin Ishak
04111401089
Non Regular 2011
Grup 4



FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UMUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
pg. 2




























pg. 3

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, yang telah
memberi rahmat serta hidayahNya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan karya tulis
ini. Tidak lupa sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW sang pilihan dan sang pemilik ukhwah.

Penulis membuat makalah ini bertujuan untuk membuat pembaca mengetahui apa arti
dari operasi transgender dan hubungannya dengan Islam.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak dosen pembimbing Drs.Abdurrahman
2. Semua dosen pembimbing dan teman sejawat yang banyak memberikan refensi buku
sehingga kami mudah menyusun makalah.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan
karena masih tetap belajar. Oleh karena itu, penulis dengan terbuka akan menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan. Penulis berharap karya tulis ini
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.






Palembang, April 2014




Penyusun,


pg. 4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 3
DAFTAR ISI......................................................................................................... 4
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 5
A. Latar Belakang ............................................................................. 5
B. Manfaat Karya Tulis ..................................................................... 5
C. Metode Penulisan .......................................................................... 5
D. Rumusan Masalah.......................................................................... 5
E. Tujuan 6
BAB II : Tinjauan Pustaka .............................................................................. 7
A. Pengertian Operasi ........................................................................ 7
B. Pengertian Transgender ................................................................ 7
C. Pengertian Jenis Kelamin .............................................................. 8

BAB III : Permasalahan ................................................................................... 9
A. Klasifikasi Operasi Transgender....... 9
B. Metode Operasi Transgender .......................................................... 10
C. Dampak dari Operasi Transgender .................................................. 15
BAB IV : Pembahasan ....................................................................................... 16
A. Beragam Bentuk Operasi Transgender............................................. 16
B. Hubungan penyakit HIV/AIDS dengan transgender.16
C. Pandangan Islam mengenai LGBT... 18
D. Hubungan Operasi Transgender dengan Islam ............................... . 20
E. Hukum Operasi Transgender Menurut Islam... 26

BAB V : Penutup .............................................................................................. 30
A. Kesimpulan ................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 31


pg. 5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mata kuliah umum Pendidikan Agama Islam merupakan sebuah mata kuliah yang
berupaya mengkaji keislaman dengan hal-hal yang berhubungan operasi transgender,
sedangkan kajian tentang Islam yang bersifat historis-empiris biasanya dilakukan di
berbagai perguruan tinggi meliputi bukan saja yang dianggap kebenaran oleh kaum
muslimin melainkan juga yang hidup di tengah masyarakat yang merupakan ekspresi-
ekspresi keagamaan kaum muslimin yang faktual. Dalam kehidupan dewasa ini
banyak masalah-masalah islam kontemporer yang disebabkan beberapa faktor, salah
satunya adalah faktor sosial yang mana faktor ini biasanya diperbincangkan dan
menjadi berita terhangat dalam kehidupan bermasyarakat. Ada sebagain individu yang
merasakan adanya ketidaksamaan dalam pemberian sikap masyarakat terhadap
dirinya sendiri. Inilah yang terjadi pada transgender dan operasi kelamin. Mereka
yang memiliki dan melakukan hal itu merasa tersudutkan karena masyarakat
menganggap tindakan-tindakan yang dilakukan menurut asumsi mereka telah
melanggar. Transgender adalah orang yang cara berperilaku atau penampilannya tidak
sesuai dengan peran gender pada umumnya. Transgender adalah orang yang dalam
berbagai level melanggar norma kultural mengenai bagaimana seharusnya pria dan
wanita itu. Seorang wanita, misalnya, secara kultural dituntut untuk lemah lembut.
Kalau pria yang berkarakter demikian, itu namanya transgender. Transgender ada pula
yang mengenakan pakaian lawan jenisnya, baik sesekali maupun rutin. Perilaku
transgenderlah, yang mungkin membuat beberapa orang mengganti jenis kelaminnya,
seperti pria berganti jenis kelamin menjadi wanita, begitu pula sebaliknya. Banyak
hal-hal tersembunyi dari kedua hal tersebut yang belum dipaparkan secara jelas
mengapa dan bagaimana mereka melakukan hal yang melanggar tersebut. Dari sinilah
akar permasalahan mulai timbul dan bagaimana solusi yang tepat untuk bisa
menjadikan semua kehidupan masyarakat berjalan seperti biasa tanpa adanya
diskriminasi kepada mereka.




pg. 6

B. Manfaat Karya tulis
Manfaat karya tulis ini agar pembaca dapat memahami tentang operasi transgender
dan bagaimana hukum operasi transgender dalam islam.

C. Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan,penulis mempergunakan
teknik studi kepustakaan atau studi pustaka.Tidak hanya itu kami juga mencari bahan
dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan internasional,yaitu
internet.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Islam memandang transgender dan operasi kelamin?
2.Bagaimana Islam memandang hubungan antara penyakit HIV/AIDS dengan
transgender?
3. Bagaimana pandangan Islam mengenai gay dan lesbian?

C. Tujuan

Mengetahui pengertian transgender dan operasi kelamin
Mengetahui hukum-hukum transgender dan operasi kelamin
Mengetahui hal-hal yang diperbolehkan dalam operasi kelamin












pg. 7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Operasi
Menurut Kamus Kedokteran Dorland edisi 28, Operasi adalah setiap tindakan
yang dilakukan dengan alat atau dengan tangan seorang ahli bedah;prosedur bedah
1
.
Bedah atau operasi merupakan tindakan pembedahan cara dokter untuk mengobati
kondisi yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan hanya dengan obat-obatan
sederhana.
1.1


B. Pengertian Transgender
Transgender adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan orang yang
melakukan, merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan
saat mereka lahir
1
. "Transgender" tidak menunjukkan bentuk spesifik apapun dari
orientasi seksual orangnya.Orang-orang transgender dapat saja mengidentifikasikan
dirinya sebagai heteroseksual, homoseksual, biseksual, panseksual, poliseksual, atau
aseksual.
Definisi yang tepat untuk transgender tetap mengalir, namun mencakup:
Tentang, berkaitan dengan, atau menetapkan seseorang yang identitasnya tidak
sesuai dengan pengertian yang konvensional tentang gender laki-laki atau
perempuan, melainkan menggabungkan atau bergerak di antara keduanya.
Orang yang ditetapkan gendernya, biasanya pada saat kelahirannya dan
didasarkan pada alat kelaminnya, tetapi yang merasa bahwa deksripsi ini salah
atau tidak sempurna bagi dirinya.
Non-identifikasi dengan, atau non-representasi sebagai, gender yang diberikan
kepada dirinya pada saat kelahirannya.





1. Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
1.1 (Potter, 2006)

pg. 8

C. Pengertian Jenis Kelamin

Jenis kelamin (bahasa Inggris: sex) adalah kelas atau kelompok yang terbentuk dalam
suatu spesies sebagai sarana atau sebagai akibat digunakannya proses reproduksi
seksual untuk mempertahankan keberlangsungan spesies itu
1
.

Jenis kelamin merupakan suatu akibat dari dimorfisme seksual, yang pada manusia
dikenal menjadi laki-laki dan perempuan. Pada kebanyakan hewannon-hermafrodit,
tumbuhan berumah dua (dioecious), dan berbagai organisme rendah orang
menyebutnya jantan dan betina. Jantan adalah kelompok yang menyediakan
spermatozoid (sel gamet yang aktif bergerak), sedangkan betina adalah kelompok
yang menyediakan sel gamet yang statik dan menunggu untuk dibuahi. Adanya alat
kelamin yang khas untuk masing-masing seringkali dijadikan penciri bagi masing-
masing jenis kelamin. Sebagi tambahan, sering kali tampak ciri-ciri sekunder yang
terjadi seperti pada manusia (misalnya payudara dan sebaran rambut), banyak unggas
(seperti pada ayam dan merak, serta sejumlah mamalia (contoh yang mudah terlihat
adalah singa).

Hermafrodit adalah individu yang dapat berperan sekaligus sebagai jantan dan betina
pada saat yang relatif bersamaan. Pada hewan gejala ini relatif rendah frekuensinya,
tetapi tinggi frekuensinya pada tumbuhan dan banyak organisme rendah (protista).
Hewan hermafrodit yang paling dikenal adalahsiput. Tumbuhan yang berumah
tunggal, baik monoklin (berbunga lengkap, seperti padi) maupun diklin (berbunga tak
lengkap, seperti jagung)

Pada sejumlah protista dan bakteri dikenal organisme dengan jenis kelamin positif (+)
dan negatif (-). Penamaan ini diberikan karena diketahui terjadi transfer material
genetik dari satu individu ke individu yang lain (disebut konjugasi) namun tidak
disertai dengan dimorfisme (tidak ada alat kelamin atau petunjuk seksual lainnya yang
teramati). Hal ini berbeda dari hermafroditisme, karena pada yang terakhir ini
diketahui ada alat kelamin (kedua alat kelamin dimiliki oleh satu individu) dan terjadi
pertukaran material genetik satu sama lain.


1. Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

pg. 9

BAB III
PERMASALAHAN

A. Klasifikasi Operasi Ganti Kelamin
a. Vaginaplasti

Vaginaplasi adalah operasi vagina yang dimaksudkan agar lebih kencang atau
mengembalikan keutuhan selaput dara. Vaginaplasi sudah marak di Barat dan masuk
ke daerah Timur. Banyak wanita yang malu karena telah kehilangan keperawananya
akibat zina lantas melakukan operasi guna mengembalikan keperawannya tersebut.
Padahal secara medis, selaput dara pada hakikatnya tidak bisa dikembalikan. Bahkan
tidak jarang mengalami kegagalan yang berakibat rusaknya vagina
2
.

b. Kebiri

Kebiri adalah mengangkat salah satu testis atau buah dzakar. Testis secara medis
berfungsi memproduksi sperma. Maksud kebiri adalah agar tidak mempunyai anak
atau menghilangkan gairah seksual. Kebiri (juga disebut pengebirian atau kastrasi)
adalah tindakan bedah atau kimia yang bertujuan untuk menghilangkan fungsi testis
pada jantan atau fungsi ovarium pada betina. Pengebirian dapat dilakukan baik pada
hewan ataupun manusia
2
.

c. Transgender

Trangender adalah operasi pergantian alat kelamin. Hal ini disebabkan karena
menurut perasaan dirinya cocok menjadi laki-laki atau wanita. Mereka yang secara
fisik laki-laki tapi perilakunya menyerupai wanita atau sebaliknya lantas melakukan
operasi pergantian alat kelamin ini. Operasi pergantian kelamin pada laki-laki
dilakukan dengan cara membuang penis dan testis diganti dengan vulva palsu, tanpa
perangkat lain, tanpa rahim, ovarium dan tuba fallopi. Sedangkan operasi pergantian
alat kelamin pada perempuan dilakukan dengan cara mengganti vulva bersama
perangkat lainnya dengan penis palsu yang tidak dapat memproduksi spermatozoa
2
.

2. Chase, Cheryl (1998). "Affronting Reason". In Atkins, Dawn. Looking Queer: Body Image and Identity in
Lesbian, Bisexual, Gay, and Transgender Communities. New York: Haworth Press. hlm. 205219.

pg. 10

B. Metode Operasi Transgender
Contoh Proses Operasi Transgender ( Wanita menjadi Pria)
3
1.Terlebih dahulu kulit dan daging yang akan dijadikan penis ditandai mengunakan spidol



2.Insisi kulit beserta dagingnya , dan dibentuk sedemikian rupa sehinggan menyerupai penis


3. http://shofazakiya.blogspot.com/2011/06/makalah-transgender-dan-operasi-kelamin.html

pg. 11

3 . Bekas potongan kulit dan dagingnya ditutup kembali



4.Lalu penis tersebut dijahit tepat pada vagina



3. http://shofazakiya.blogspot.com/2011/06/makalah-transgender-dan-operasi-kelamin.html

pg. 12

5.Hasilnya setelah beberapa minggu kemudian setelah operasi fase pertama.




6.Lalu dioperasi lagi fase kedua untuk pemasukan prosthesis
(Prosthesis terbuat dari stainless steel 316L)



3. http://shofazakiya.blogspot.com/2011/06/makalah-transgender-dan-operasi-kelamin.html

pg. 13

7.Setelah Proses implantasi prosthesis beginilah hasilnya



8. Penutupan saluran pembuangan air seni yang dari vagina. Lalu saluran pembuangan air
seni di pindahkan ke penis buatan serta dibentuk kepala penisnya.


3. http://shofazakiya.blogspot.com/2011/06/makalah-transgender-dan-operasi-kelamin.html

pg. 14

10.Hasil Akhir Operasi Transgender















3. http://shofazakiya.blogspot.com/2011/06/makalah-transgender-dan-operasi-kelamin.html

pg. 15

C. Dampak Operasi Transgender

Nyeri pasca Transgender

Nyeri setelah operasi terasa cepat ketika anastesi sudah menghilang dan dapat di
berikan terapi dalam 2-3 tahun pertama.Biasanya akan merasakan gatal,iritasi,dan
panas di sekitar luka operasi
3.

Pusing(Headache) setelah Operasi Transgender

Biasanya muncul gejala nausea dan muntah,sebagai efek samping dari anastesi sedasi
atau general anastesi yang sudah mulai menghilang
3
.

Peradarahan abnormal setelah Transgender

Biasanya karena robekan kecil yang memicu terjadinya resiko komplikasi pasca
operasi seperti perdarahan dari luka operasi yang dikarenakan berjalan atau aktifitas
lain
3
.

Peradangan atau infeksi setelah Transgender

Setelah hymenoplasty,peradangan,infeksi atau bengkak sering terjadi pada luka
operasi di dalam vagina dan terkontaminasi dengan cairan di dalam vagina,traktur
urinarius,dan rectal traktus
3
.









3. http://shofazakiya.blogspot.com/2011/06/makalah-transgender-dan-operasi-kelamin.html

pg. 16

Bab IV
Pembahasan

A. Beragam Bentuk Operasi Transgender

Pria
Untuk laki-laki operasi radikal yang dilakukan adalah pengebirian dan pembentukan
vagina buatan
3

Wanita

Mastectomy : operasi pengangkatan payudara
Hysterectomy : operasi pengangkatan rahim
Pembentukan penis dan testis buatan

B. Hubungan penyakit HIV/AIDS dengan transgender

Masalah HIV/AIDS sebenarnya bukan sekadar masalah kesehatan (medis), namun
juga masalah perilaku. Sebab telah terbukti penyebab terbesar penularan HIV/AIDS
adalah perilaku seks bebas, yaitu zina dan homoseksual
4
.

Terlebih jika ditelusuri sejarahnya, HIV / AIDS pertama kalinya memang ditemukan
di kalangan gay San Fransisco pada tahun 1978. Selanjutnya HIV/AIDS menular
hingga ke seluruh penjuru dunia terutama lewat perilaku seks bebas seperti
lesbianisme, gay, biseksual, dan transgender. Inilah bukti bahwa HIV/AIDS tidak
dapat dianggap semata-mata hanya masalah kesehatan, melainkan juga masalah
perilaku.





3. http://shofazakiya.blogspot.com/2011/06/makalah-transgender-dan-operasi-kelamin.htm
4. Ali As-Salus, Mausuah Al-Qadhaya al-Fiqhiyah al-Muashirah, hal. 705

pg. 17

Dengan perumusan masalah seperti ini, maka solusinya menjadi jelas dan terarah. Jadi
HIV/AIDS harus ditanggulangi bukan hanya dengan mencegah dan mengobati
HIV/AIDS sebagai masalah kesehatan, melainkan harus disertai pula dengan upaya
menghapuskan segala perilaku menyimpang, seperti lesbianisme, gay, biseksual, dan
transgender (LGBT).

Inilah solusi yang diserukan Islam dan solusi yang memang sesuai dengan kenyataan
yang ada. Islam memang memandang HIV/AIDS sebagai masalah kesehatan, karena
penyakit AIDS memang berbahaya (dharar) lantaran menyebabkan lumpuhnya sistem
kekebalan tubuh. Berbagai penyakit akan mudah menjangkiti penderitanya yang
ujung-ujungnya adalah kematian. Padahal Islam adalah agama yang melarang
terjadinya bahaya (dharar) pada umat manusia. Rasulullah SAW bersabda,"Tidak
boleh menimpakan bahaya pada diri sendiri dan juga bahaya bagi orang lain dalam
Islam (laa dharara wa laa dhiraara fi al-islam)
5
."Namun Islam juga memandang
HIV/AIDS sebagai masalah perilaku, karena HIV/AIDS pada sebagian besar
kasusnya berawal dan tersebar melalui perilaku seks bebas yang menyimpang, seperti
lesbianisme, gay, biseksual, dan transgender.

Semua perilaku ini adalah perbuatan kotor dan tercela dalam pandangan Islam.
Semuanya adalah tindakan kriminal yang layak mendapat hukuman yang tegas
6
.
Solusi Islam ini jelas berbeda berbeda dengan solusi model sekular-liberal selama ini.
Solusi ini hanya memandang HIV/AIDS sebagai masalah kesehatan, bukan masalah
perilaku.

Maka solusinya hanya terkait dengan persoalan kesehatan semata, misalnya
kondomisasi, pembagian jarum suntik steril, kampanye bahaya AIDS, dan yang
semisalnya. Sedang perilaku seks bebas seperti lesbianisme, gay, biseksual, dan
transgender dianggap tidak ada masalah, tidak perlu dihukum, dan dianggap tak ada
hubungannya dengan penanggulangan HIV/AIDS. Jelas solusi ini adalah solusi yang
dangkal dan bodoh.



5. HR Ibnu Majah no 2340, Ahmad 1/133; hadits sahih
6. Imam Al-Ajiri, Dzamm Al-Liwath, Kairo: Maktabah Al-Qur`an, 1990, hal. 22; Mahran Nuri, Fahisyah al-Liwath, hal. 2;
Abdurrahman Al-Maliki, Nizham Al-Uqubat, hal. 18-20
pg. 18

Dikatakan "dangkal" karena solusi yang ada berarti hanya menyentuh fenomena
permukaan yang nampak secara empiris. Tidak menyentuh persoalan yang lebih
mendalam dan hakiki, yaitu persoalan nilai-nilai kehidupan (morality) dan gaya hidup
(life style) yang terekspresikan lewat seks bebas. (Komisi Penanggulangan AIDS,
Strategi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS 2007 2010)

C. Pandangan Islam mengenai LGBT

LGBT ( Lesbianisme, Gay, Biseksual, dan Transgender)

Islam memang berbeda dengan gaya hidup liar yang diajarkan sekularisme-
liberalisme. Menurut mereka perilaku seks bebas seperti lesbianisme, gay, biseksual,
dan transgender adalah boleh karena merupakan hak asasi manusia (HAM) dan
bagian dari kebebasan individu yang harus dihormati dan dijaga oleh negara.

Namun Islam tak menyetujui selera rendahan ala binatang seperti itu. Perilaku
lesbianisme, gay, biseksual, dan transgender hukumnya haram dalam Islam. Tak
hanya itu, semua perbuatan haram itu sekaligus dinilai sebagai tindak
kejahatan/kriminal (al-jarimah) yang harus dihukum
7
.

Lesbianisme dalam kitab-kitab fiqih disebut dengan istilah as-sahaaq atau al-
musahaqah. Definisinya adalah hubungan seksual yang terjadi di antara sesama
wanita. Tak ada khilafiyah di kalangan fuqaha bahwa lesbianisme hukumnya haram.
Keharamannya antara lain berdasarkan sabda Rasulullah SAW : "Lesbianisme adalah
[bagaikan] zina di antara wanita" (as-sahaq zina an-nisaa` bainahunna)
8
.

Lesbianisme menurut Imam Dzahabi merupakan dosa besar (al-kaba`ir). (Dzahabi,
Az-Zawajir an Iqtiraf al-Kaba`ir, 2/235). Namun hukuman untuk lesbianisme tidak
seperti hukuman zina, melainkan hukuman tazir, yaitu hukuman yang tidak
dijelaskan oleh sebuah nash khusus. Jenis dan kadar hukumannya diserahkan kepada
qadhi (hakim). Tazir ini bentuknya bisa berupa hukuman cambuk, penjara, publikasi
(tasyhir), dan sebagainya
9
.


7. Abdurrahman Al-Maliki, Nizham Al-Uqubat, hal. 8-10
8. HR Thabani, dalam al-Mujam al-Kabir, 22/63). (Saud al-Utaibi, Al-Mausuah Al-Jina`iyah al-Islamiyah, hal. 452
9. (Saud al-Utaibi, Al-Mausuah Al-Jina`iyah al-Islamiyah, hal. 452; Abdurrahman Al-Maliki, Nizham Al-Uqubat, hal. 9
pg. 19

Homoseksual dikenal dengan istilah liwath. Imam Ibnu Qudamah mengatakan bahwa
telah sepakat (ijma) seluruh ulama mengenai haramnya homoseksual (ajmaa ahlul
ilmi ala tahrim al-liwaath)
10
. Sabda Nabi SAW,"Allah telah mengutuk siapa saja
yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth, Allah telah mengutuk siapa saja yang
berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth Allah telah mengutuk siapa saja yang
berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth.
11.
Hukuman untuk homoseks adalah
hukuman mati, tak ada khilafiyah di antara para fuqoha khususnya para shahabat Nabi
SAW seperti dinyatakan oleh Qadhi Iyadh dalam kitabnya Al-Syifa`. Sabda Nabi
SAW,"Siapa saja yang kalian dapati melakukan perbuatan kaumnya Nabi Luth, maka
bunuhlah keduanya."
12
.

Hanya saja para sahabat Nabi SAW berbeda pendapat mengenai teknis hukuman mati
untuk gay. Menurut Ali bin Thalib RA, kaum gay harus dibakar dengan api. Menurut
Ibnu Abbas RA, harus dicari dulu bangunan tertinggi di suatu tempat, lalu jatuhkan
gay dengan kepala di bawah, dan setelah sampai di tanah lempari dia dengan batu.
Menurut Umar bin Khaththab RA dan Utsman bin Affan RA, gay dihukum mati
dengan cara ditimpakan dinding tembok padanya sampai mati. Memang para shahabat
Nabi SAW berbeda pendapat tentang caranya, namun semuanya sepakat gay wajib
dihukum mati
13
.

Biseksual adalah perbuatan zina jika dilakukan dengan lain jenis. Jika dilakukan
dengan sesama jenis, tergolong homoseksual jika dilakukan di antara sesama laki-laki,
dan tergolong lesbianisme jika dilakukan di antara sesama wanita. Semuanya
perbuatan maksiat dan haram, tak ada satu pun yang dihalalkan dalam Islam.
Hukumannya disesuaikan dengan faktanya. Jika tergolong zina, hukumnya rajam
(dilempar batu sampai mati) jika pelakunya muhshan (sudah menikah) dan dicambuk
seratus kali jika pelakunya bukan muhshan. Jika tergolong homoseksual, hukumannya
hukuman mati. Jika tergolong lesbianisne, hukumannya tazir.





10. Ibnu Qudamah, Al-Mughni, 12/348
11. HR Ahmad, no 3908
12. HR Al Khamsah, kecuali an-Nasa`i
13.Abdurrahman Al-Maliki, Nizham Al-Uqubat, hal. 21
pg. 20

Transgender adalah perbuatan menyerupai lain jenis. Baik dalam berbicara,
berbusana, maupun dalam berbuat, termasuk dalam aktivitas seksual. Islam
mengharamkan perbuatan menyerupai lain jenis sesuai hadits bahwa Nabi SAW
mengutuk laki-laki yang menyerupai wanita dan mengutuk wanita yang menyerupai
laki-laki
14


Hukumannya, jika sekedar berbicara atau berbusana menyerupai lawan jenis, adalah
diusir dari pemukiman atau perkampungan. Nabi SAW telah mengutuk orang-orang
waria (mukhannats) dari kalangan laki-laki dan orang-orang tomboy (mutarajjilat)
dari kalangan perempuan. Nabi SAW berkata,"Usirlah mereka dari rumah-rumah
kalian." (akhrijuuhum min buyutikum). Maka Nabi SAW pernah mengusir Fulan dan
Umar RA juga pernah mengusir Fulan
15
.

D. Hubungan Operasi Transgender dalam Islam

Seseorang yang dilahirkan normal dan melakukan operasi ganti kelamin
Seseorang yang dilahirkan dalam kondisi normal dan sempurna organ kelaminnya
yaitu penis (laki-laki) dan vagina (perempuan) yang dilengkapi dengan rahim dan
ovarium, tidak diperbolehkan bahkan diharamkan oleh syariat Islam untuk melakukan
operasi kelamin. Ketetapan haram ini sesuai dengan keputusan fatwa Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dalam Musyawarah Nasional II, tepatnya tanggal 1 Juni 1980
tentang Operasi Perubahan/ Penyempurnaan kelamin
16
.






14. HR Ahmad, 1/227 & 339
15. HR Bukhari no 5886 dan 6834). (Lihat Imam Syaukani, Nailul Authar, hal. 1306
16. http://politikislam123.wordpress.com/2010/11/04/transgender-operasi-kelamin-dalam pandangan-islam/
pg. 21

Isi fatwa Majelis Ulama Indonesia tersebut sebagai berikut:
1. Merubah jenis kelamin laki-laki menjadi kelamin perempuan, atau
sebaliknya, hukumnya haram. Karena bertentangan dengan al-Quran surat al-Nisa
ayat 119, bertentangan pula dengan jiwa syara.
2. Orang yang kelaminnya diganti, kedudukan hukum jenis kelaminnya sama
dengan jenis kelamin semula sebelum dirubah.
3. Seorang khuntsa (banci) yang kelaki-lakianya lebih jelas boleh
disempurnakan kelaki-lakiannya. Demikian pula sebaliknya dan hukumnya menjadi
positif.
Selain itu, Para ulama fiqih juga mendasarkan ketetapan hukum penggantian
kelamin tersebut pada dalil-dalil berikut ini, yaitu:
Firman Allah Swt dalam surat Al-Hujurat ayat 13

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang


laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal



pg. 22

Firman Allah Swt dalam surat an-Nisa ayat 119.


Artinya: Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong
telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya[351], dan
akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka
meubahnya[352]." Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain
Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata
Perbuatan manusia yang diharamkan menurut ayat diatas, yaitu termasuk
mengubah ciptaan Tuhan seperti mengebiri manusia, homoseksual, lesbian,
menyambung rambut dengan sopak, pangur dan sanggul, membuat tato, mengerok
bulu alis dan takhannus (seorang pria berpakaian dan bertingkah laku seperti wanita
layaknya waria dan sebaliknya);
Hadits Nabi saw.:
Allah mengutuk para tukang tato, yang meminta ditato, yang menghilangkan
alis, dan orang-orang yang memotong (pangur) giginya, yang semuanya itu untuk
kecantikan dengan mengubah ciptaan Allah.
17

Hadits Nabi saw.:
Allah mengutuk laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang
menyerupai laki-laki.
18



17. HR. Al-Bukhari
18. HR. Ahmad

pg. 23

Hal-hal yang diperbolehkan dalam operasi kelamin

Operasi kelamin bersifat tashih atau takmil
Operasi kelamin yang bersifat tashih atau takmil (perbaikan atau
penyempurnaan) dan bukan penggantian jenis kelamin menurut para ulama
diperbolehkan secara hukum syariat. Contoh, jika kelamin seseorang tidak memiliki
lubang yang berfungsi untuk mengeluarkan air seni dan mani baik penis maupun
vagina, maka operasi untuk memperbaiki atau menyempurnakannya dibolehkan,
bahkan dianjurkan sehingga menjadi kelamin yang normal. Karena kelainan kelamin
seperti ini dapat dikategorikan sebaigai penyakit sehingga harus dan wajib diobati.
Seperti pernyaataan ulama Hasanain Muhammad Makhluf (tokoh ulama Mesir)
mengatakan bahwa:
Orang yang lahir dengan alat kelamin tidak normal bisa mengalami kelainan
psikis dan sosial sehingga dapat tersisih dan mengasingkan diri dari kehidupan
masyarakat normal serta kadang mencari jalannya sendiri, seperti melacurkan diri
menjadi waria atau melakukan homoseks dan lesbianisme.
19

Untuk menghindari hal-hal tersebut, maka operasi perbaikan atau
penyempurnaan kelamin boleh dilakukan berdasarkan prinsip Mashalih Mursalah
karena kaidah fiqih menyatakan Adh-Dhararu Yuzal (Bahaya harus dihilangkan).
Hal ini sejalan dengan hadits Nabi saw.: Berobatlah wahai hamba-hamba Allah!
Karena sesungguhnya Allah tidak mengadakan penyakit kecuali mengadakan pula
obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu penyakit ketuaan.
20

Seseorang yang memiliki kelamin ganda
Untuk kasus ini, yaitu seseorang yang memiliki kelamin ganda, islam
memperbolehkan mereka untuk melakukan operasi kelamin. Hal ini bertujuan untuk
memperjelas dan memfungsikan secara optimal dan definitif salah satu alat
kelaminnya, maka ia diperbolehkan melakukan operasi untuk mematikan dan
menghilangkan salah satu alat kelaminnya.

19. Shafwatul Bayan (1987:131)
20. HR. Ahmad

pg. 24

Namun , operasi kelamin yang dilakukan, harus sejalan dengan bagian dalam
alat kelaminnya. Apabila seseorang memiliki penis dan vagina, sedangkan pada
bagian dalamnya ada rahim dan ovarium, maka ia tidak boleh menutup lubang
vaginanya untuk memfungsikan penisnya. Demikian pula sebaliknya, apabila
seseorang memiliki penis dan vagina, sedangkan pada bagian dalam kelaminnya
sesuai dengan fungsi penis, maka ia boleh mengoperasi dan menutup lubang
vaginanya sehingga penisnya berfungsi sempurna dan identitasnya sebagai laki-laki
menjadi jelas.
Ia dilarang membuang penisnya agar memiliki vagina sebagai wanita,
sedangkan di bagian dalam kelaminnya tidak terdapat rahim dan ovarium. Hal ini
dilarang karena operasi kelamin yang berbeda dengan kondisi bagian dalam
kelaminnya berarti melakukan pelanggaran syariat dengan mengubah ciptaan Allah
SWT; dan ini bertentangan dengan firman Allah bahwa tidak ada perubahan pada
fitrah Allah (QS.Ar-Rum:30).

Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;


(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak
ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui
Oleh sebab itu, operasi perbaikan atau penyempurnaan kelamin diperbolehkan,
asalkan sesuai dengan keadaan anatomi bagian dalam kelamin orang yang mempunyai
kelainan kelamin atau kelamin ganda.selain itu, peranan dokter dan para medis dalam
operasi penggantian kelamin ini juga tidak kalah penting, dalam status hukumnya
sesuai dengan kondisi alat kelamin yang dioperasinya. Jika haram maka ia ikut
berdosa karena termasuk bertolong-menolong dalam dosa dan bila yang dioperasi
kelaminnya adalah sesuai syariat Islam dan bahkan dianjurkan maka ia mendapat
pahala dan terpuji karena termasuk anjuran bekerja sama dalam ketakwaan dan
kebajikan.
pg. 25

Sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat Al-Maidah ayat 2:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-


syi'ar Allah[389], dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram[390], jangan
(mengganggu) binatang-binatang had-ya[391], dan binatang-binatang qalaa-id[392],
dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang
mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya[393] dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali
kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya





pg. 26

E. Hukum Operasi Ganti Kelamin Menurut Islam

Landasan Hukum
A. Al-Quran
Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak
ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui
B. Al- Hadits
Dari Abdullah Bin Masud berkata: Allah SWT mengutuk para wanita tukang
tato yang meminta di tato, yang menghilangkan bulu mukanya, dan para wanita yang
memotong (pangur) giginya, yang semuanya itu dikerjakan dengan maksud untuk
kecantikandengan mengubah ciptaan Allah SWT.
21
C. Pandangan ulama
Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya juz III, halaman 1963 mengatakan sebagai
berikut:
Abu Jafar al-Thabari berkata, hadits riwayat Ibnu Masud adalah sebagai dalil
tentang ketidakbolehan mengubah apapun yang telah diciptakan oleh Allah SWT.,
baik menambah atau mengurangi ... Imam Iyadh berkata, bahwa orang yang
diciptakan dengan jari-jari berlebih atau anggota tubuh yang berlebih, maka ia tidak
boleh memotongnya ataupun mencabutnya, karena yang demikian itu berarti
mengubah ciptaan Allah SWT. Kecuali jika kelebihan itu menyakitkan, maka boleh
mencabutnya menurut imam abu jafar dan lainya.
22



21. (H.R Bukhori)
22. (Tafsir Qurthubi 3/1963)

pg. 27

Analisis
Operasi kelamin adalah pergantian jenis kelamin, bisa berupa perbaikan atau
penyempurnaan kelamin terhadap orang yang cacat kelamin, pembuangan salah satu
kelamin (kelamin ganda) atau operasi pergantian jenis kelamin yang dilakukan
terhadap orang yang memiliki kelamin normal, sedangkan masalah kebingungan jenis
kelamin atau yang lazim disebut juga sebagai gejala transseksualisme ataupun
transgender merupakan suatu gejala ketidakpuasan seseorang karena merasa tidak
adanya kecocokan antara bentuk fisik dan kelamin dengan kejiwaan ataupun adanya
ketidak puasan dengan alat kelamin yang dimilikinya, transeksual dapat diakibatkan
faktor bawaan (hormon dan gen) dan faktor lingkungan.
Menurut MUI dalam musyawarah Nasional II tahun 1980 memutuskan fatwa:
1. Merubah jenis kelamin laki-laki menjadi perempuan atau sebaliknya
hukumnya haram, karena bertentangan dengan Al-Quran surah An-Nisa ayat 19 dan
bertentangan pula dengan jiwa syara. Ayat Al-Qur;an yang dimaksud adalah: ...
Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan
yang banyak. (Q.S. An-Nisa:10)
2. Orang yang kelaminya diganti kedudukan hukum jenis kelaminya sama
dengan jenis kelamin semula sebelum diubah.
3. Seorang khuntsa (banci) yang laki-lakinya lebih jelas boleh disempurnakan
kelaki-lakianya. Demikian pula sebaliknya, dan hukumnya menjadi positif (laki-laki).




pg. 28

Operasi yang boleh dilakukan atau hukum melakukan operasi kelamin
tergantung kepada keadaan kelamin luar dan dalam misalnya apabila seseorang punya
organ kelamin dua atau ganda: penis dan vagina, maka untuk memperjelas identitas
kelaminnya, ia boleh melakukan operasi mematikan salah satu organ kelaminnya dan
menghidupkan organ kelamin yang lain yang sesuai dengan organ kelamin bagian
dalam contohnya yaitu seseorang mempunyai dua kelamin penis dan vagina, dan
disamping itu ia juga mempunyai rahim dan ovarium yang merupakan ciri khas dan
utama jenis kelamin wanita, maka ia boleh dan disarankan untuk mengangkat
penisnya demi mempertegas identitas jenis kelamin wanitanya, dan ia tidak boleh
mematikan vaginanya dan membiarkan penisnya karena berlawanan dengan organ
bagian dalam kelaminnya yakni rahim dan ovarium.
Dan juga apabila seseorang punya organ kelamin satu yang kurang sempurna
bentuknya, misalnya ia memiliki vagina yang tidak berlubang dan ia mempunyai
rahim dan ovarium, maka ia boleh bahkan dianjurkan oleh agama untuk operasi
memberi lubang pada vaginanya, begitu juga sebaliknya.
Operasi kelamin yang bersifat tashih dan takmil (perbaikan atau
penyempurnaan) dan bukan pergantian jenis kelamin, menurut para ulama dibolehkan
menurut syariat. Bahkan dianjurkan sehingga menjadi kelamin yang normal karena
kelainan yang seperti ini merupakan suatu penyakit yang harus diobati.
Adapun konsekuensi hukum penggantian kelamin adalah apabila penggantian
kelamin dilakukan oleh seseorang dengan tujuan tabdil dan taghyir (mengubah-ubah
ciptaan Allah), maka identitasnya sama dengan sebelum operasi dan tidak berubah
dari segi hukum. Menurut Mahmud Syaltut, dari segi waris seorang wanita yang
melakukan operasi penggantian kelamin menjadi pria tidak akan menerima bagian
warisan pria (dua kali bagian wanita) demikian juga sebaliknya.



pg. 29

Sementara operasi kelamin yang dilakukan pada seorang yang mengalami
kelainan kelamin (misalnya berkelamin ganda) dengan tujuan tashih atau takmil
(perbaikan atau penyempurnaan) dan sesuai dengan hukum akan membuat identitas
dan status hukum orang tersebut menjadi jelas. Menurut Wahbah Az-Zuhaili dalam
Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhubahwa jika selama ini penentuan hukum waris bagi
orang yang berkelamin ganda (khuntsa) didasarkan atas indikasi atau kecenderungan
sifat dan tingkah lakunya, maka setelah perbaikan kelamin menjadi pria atau wanita,
hak waris dan status hukumnya menjadi lebih tegas. Dan menurutnya perbaikan dan
penyempurnaan alat kelamin bagi khuntsa musykil sangat dianjurkan demi kejelasan
status hukumnya.













pg. 30

Bab V
Penutup

Kesimpulan yang dapat saya ambil dari pembahasan ini adalah pergantian atau
operasi pergantian yang dilakukan terhadap orang yang normal organ kelaminnya maka
hukumnya adalah HARAM atau sangat tidak dibolehkan oleh syariat Islam, karena
mengubah ciptaan Allah tanpa alasan yang hak. Karena telah dijelaskan didalam Al-Quran
surat Al-Hujurat ayat 13, An-Nisa ayat 119, dan juga hadits-hadits Nabi Muhammad SAW.
Dan yang diperbolehkan dalam syariat Islam adalah operasi perbaikan atau penyempurnaan
organ kelamin terhadap orang yang cacat kelamin demi terciptanya kemaslahatan, dan juga
untuk menghilangkan bahaya yang ditimbulkan.

Serta perbaikan atau penyempurnaan terhadap orang memiliki organ kelamin ganda, maka
diwajibkan untuk mematikan salah satu organ kelamin sesuai organ kelamin didalamnya,
karena bermanfaat untuk memperjelas status dan menghilangkan kelainan psikis dan social
agar tidak terjerumus kedalam hal yang menyesatkan dan dosa.
















pg. 31

Daftar Pustaka

Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Yasin, Muhammad Nuaim, 2006, Fiqh Kedokteran, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, Cet.3
Komisi Penanggulangan AIDS, Strategi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS 2007
2010
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Sekretariat KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Nasional,
bulan Juni, Agustus, September 2010
Djamaluddin Miri, AHKAMUL FUQAH Solusi Problematika Aktual Hukum Islam,
Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama(1926-2004), (Surabaya:
Khalista), hlm. 334
http://shofazakiya.blogspot.com/2011/06/makalah-transgender-dan-operasi-kelamin.html,
http://politikislam123.wordpress.com/2010/11/04/transgender-operasi-kelamin-dalam
pandangan-islam/
Maruf Amin, Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Sejak 1975, (Jakarta: Erlangga,
2011), hlm. 605
Chase, Cheryl (1998). "Affronting Reason". In Atkins, Dawn. Looking Queer: Body Image
and Identity in Lesbian, Bisexual, Gay, and Transgender Communities. New York: Haworth
Press. hlm. 205219.

Fausto-Sterling, Anne (12 March 1993). "How Many Sexes Are There?". The New York
Times (New York). hlm. OpEd., reprinted in: Harwood, Sterling, ed. (1996). Business As
Ethical and Business As Usual: Text, Readings, and Cases. Belmont, CA: Wadsworth Pub.
hlm. 168170.









pg. 32



Catatan



































































































pg. 33

Anda mungkin juga menyukai