Anda di halaman 1dari 10

FILSAFAT AL-FARABI

A. Riwayat Hidup Al-Farabi


Al-Farabi mempunyai ama lain Abu Nashr Ibnu Audagh Ibn Thorhan Al-Farabi.
Sesbenarnya nama AlFarabi duambil dari nama kota Farad, tempat ia dilahirkan di desa
wasij dalam kota Farad pada tahun 2! " #$!% &'. kadang-kadang ia mendapat sebutan
orang Turki, sebab ayah Al-Farabi sebagai orang Iran menikah dengan wanita Turki.
Sepertinya nama sebutan nama sebutan orang Turki kepadanya karena ibunya berasal
dari negara Turki. (epribadian Al-Farabi, sejak ke)il ia tekun dan rajin belajar. *alam
berolah kata, tutur bahasa, ia mempunyai ke)akapan luar biasa. +enguasaan terhadap
bahasa Iran, Turkistan dan (urdistan sangat ia pahami. ,ustru bahasa -unani dan Suryani
sebagai bahasa ilmu pengetahuan pada waktu itu, Al-Farabi belum bisa menguasai.
.ntuk memulai karir dalam pengetahuannya, ia hijrah dari negerinya ke kota
/aghdad, yang paa waktu itu disebut sebagai kota ilmu pengetahuan. *ia belajar di sana
selama kurang lebih dua puluh tahun. Ia betul-betul meman0aatkan untuk menimba ilmu
pengetahuan kepada 1 Ibnu Suraj untuk belajar tata bahasa Arab, Abu /isyr &atta Ibn
-unus untuk belajar ilmu mantiq #logika'.
*ari /aghdad Al-Farabi men)oba pergi ke "arran sebagai salah satu pusat
kebudayaan -unan di Asia ke)il. *i sini ia berguru dengan -ohana Ibn "aolan, namun
tidak lama kemudian, ia meninggalkan kota ini untuk kembali ke kota /aghdad. *i sini
kembali mendalami kota ini untuk kembali ke kota /aghdad. *i sini kembali mendalami
0ilsa0at. Ia juga mampu men)apai ahli ilmu mantiq #logika', ia kemudian mendapat
predikat 2uru kedua, maksudnya, ia adalah orang yang pertama kali memasukkan ilmu
logika ke dalam kebudayaan Arab. (eahlian ini rupanya sama yang dialami oleh
Aristoteles sebagai 2uru pertama, ia #Aristoteles' orang yang pertama menemukan ilmu
logika.
+ada tahun 3% " #456 &', Al-Farabi pindah ke *amsyi7. Ia menetap di kota ini,
kedudukan Al-Farabi sangat diperhatikan se)ara baik oleh Sai0 Al-*ullah, kholi0ah
dinasti Al-"amdan di Allepo #"alab'. Sampai ia wa0at Al-Farabi berusia $% tahun.
+engalaman selama di istana Sai0 Al-*ullah, A8-Farabi dapat mengembangkan ilmunya
dengan para sastrawan, ahli bahasa, para penyair dan ilmuan lainnya. &enjadilah ia
0ilosu0 yang terkenal pada masanya di istana ini. *alam kepandaiaan Al-Farabi di bidang
0ilsa0at, membawa pengaruh terhadap kemajuan pemerintahan Sai0 Al-*ullah.
B. Filsafat Menurut Al-Farabi
Al-Farabi mende0inisikan 0ilsa0at sebagai al ilmu bilmaujudaat bima hiya al
maujudaat, yang artinya suatu ilmu yang menyelidiki hakikat sebenarnya dari segala
yang ada ini. Al-Farabi berhasil meletakkan 0ilsa0at ke dalam ajaran Islam. Al-Farabi
adalah seorang 0iloso0 yang tidak 0anatik terhadap salah satu aliran besar 0ilsa0at. *ia
mampu melihat perbedaan yang ada pada akhirnya bermuara pada satu konsep yang
sama. Salah satu pendapat yang dikemukan Al-Farabi adalah dia menyatakan bahwa
tidak ada pertentangan antara 0ilsa0at +lato dan Aristoteles, sebab kelihatan berlainan
pemikirannya tetapi hakekatnya mereka bersatu dalam tujuan. &emahami atas pemikiran
Al-Farabi di atas, seolah-seolah 0ilsa0at adalah perpaduan atau )ampuran dari 0ilsa0at
Aristoteles dan +lato.
Substansi 0ilsa0at Al-Farabi sebenarnya terlihat pada karyanya yang paling
terkenal, yaitu Mabadi Ara Ahl al-Madinah Al Fadhilah #dasar-dasar pandangan
penduduk 9(ota .tama:'. *alam karya tersebut, Al-Farabi menguraikan keadaan alam
semesta pada umumnya #ontology', )aranya meng-ada dari ;ujud +ertama #kosmologi',
bentuk pengelompokan politik #political association' yang bijaksana #0ilsa0at politik', dan
pun)ak perjalanan jiwa manusia #psikologi 0iloso0is'.
Al-Farabi mendasarkan hidupnya atas kemurnian jiwa, bahwa kebersihan jiwa
dari kotoran-kotoran merupakan syarat pertama bagi pandangan 0ilsa0at dan buahnya.
Ilmu kalam dan ilmu akal diharapkan dapat membawa manusia ke arah pandangan hal
benar. "al itu dapat di)apai dengan )ara setingkat demi setingkat dengan ilmu pasti dan
ilmu manti7. Al-Farabi mempunyai dasar ber0ilsa0at adalah memperdalam ilmu dengan
segala yang maujud hingga membawa pengenalan Allah sebagai pen)iptanya.
C. Filsafat Politi Al-Farabi
Al-Farabi berpendapat, bahwa ilmu politik adalah ilmu yang meneliti berbagai
bentuk tindakan, )ara, hidup, watak, disposisi positi0 dan akhlak. Selain itu Al-Farabi
mende0inisikan politik sebagai etika dan swakarsa yang terkait dengan kebahagiaan dan
kesejahteraan manusia. (ebahagiaan sejati senantiasa dengan suatu tindakan-tindakan
yang mulia, kebajikan-kebajikan dan keutamaan-keutamaan. &aka untuk menuju kea rah
itu terwujud melalui kepemimpinan yang tegak dan benar-benar. (epemimpinan tumbuh
dari keahlian dan pembawaan manusia. "al ini mengarahkan manusia dalam menegakkan
nilai-nilai utama dan tindakan-tindakan yang bakal memelihara sebagai kemantapan.
(eahlian dapat disebut pemerintahan dan raja. Adapun politik adalah bentuk operasional
dari keahlian tersebut.
&enurut Al-Farabi ada dua ma)am problem politik, yaitu 1
6' +emerintahan atas dasar penegakan terhadap tindakan-tindakan yang sadar, )ara
hidup, disposisi positi0. *asar ini dapat dijadikan upaya untuk memperoleh
kebahagiaan. +emerintahan atas dasar demikian disebut pemerintahan utama, dimana
sebagai )iri kota-kota dan bangsa-bangsanya tunduk terhadap pemerintahan.
2' +emerintahan atas )ara penegakan terhadap tindakan-tindakan dan watak-watak
dalam rangka men)apai sesuatu yang diperkirakan mendapat suatu kebahagiaan,
maka mun)ul beraneka ragam bentuk pemerintah, apabila yang dikejar kejayaan
semata dapat dianggap pemerintah yang rendah, jika mengejar kehormatan, disebut
pemerintahan kehormatan, dan pemerintahan bergantung kepada apa yang menjadi
tujuannya.
*ipandang dari kemampuannya suatu pemerintahan, ilmu politik terbagi menjadi
dua 1
6' (emampuan dalam melahirkan peraturan-peraturan yang bersi0at uni<ersal.
2' (emampuan yang disebabkan oleh adanya ketekunan dalam akti<itas politik, dengan
harapan bisa menjadi kebijaksanaan.
*apat disimpulkan pandangan politik menurun Al-Farabi adalah suatu )ara untuk
belajar menjadi bijaksana.
!. "os#olo$i dan Aal dala# Filsafat Al-Farabi %&#anasi seba$ai basis
os#olo$i'
Seperti )iri umum 0ilsa0at Islam, kosmologi Al-Farabi bermula dengan proses
pen)iptaan alam semesta #ibda' yang mengambil bentuk emanasi atau pan)aran Ilahi
(al-faidh al-Ilahi). Alam semesta yang ter)ipta sebagai hasil proses emanasi ini tersusun
dalam hierarki-hierarki. &ulai dari Allah yang tertinggi, bahkan melampaui batas apapun
melewati wujud-wujud imaterial murni di bawahnya, hingga wujud paling rendah dari
bagian material alam semesta.
&enurut teori emanasi ini, wujud Allah sebagai suatu wujud intelegensi #akal'
mutlak yang berpikir, yakni ber0ikir tentang dirinya, 9sebelum: adanya wudud-wujud
selain-Nya, se)ara otomatis menghasilkan. Akal pertama #Al=a7l al-awwal' sebagai hasil
9proses: berpikir-Nya. &enurut sebuah hadits 7ubsi, Allah ber0irman 9yang pertama kali
aku )iptakan adalah al=a7l, sang akal #pertama'.:
+ada gilirannya, Sang akal-sebagai akal-ber0ikir tenang Allah dan, sebagai
hasilnya, terpan)arlah akal kedua. +roses ini berjalan terus hingga berturut-turut
ter)iptalah akal ketiga, akal keempat, dan seterusnya hingga akal kesepuluh. Akal
keseluruh ini adalah akal terakhir dan terendah dalam tingkatan-tingkatan wujud di alam
imaterial.
"ierarki wujud menurut al-Farabi adalah sebagai berikut 1
6. Tuhan yang merupakan sebab keberadaan segenap wujud lainnya.
2. +ara &alaikat yang merupakan wujud yang sama sekali immaterial.
3. /enda-benda langit atau benda-benda angkasa #celestial'.
5. /enda-benda bumi #teresterial'.54
*engan 0ilsa0at emanasi al-Farabi men)oba menjelaskan bagaimana yang banyak
bisa timbul dari -ang >sa. Tuhan bersi0at &aha >sa, tidak berubah, jauh dari materi,
&aha Sempurna dan tidak berhajat pada apapun. (alau demikian hakikat si0at Tuhan
bagaimana terjadinya alam materi yang banyak ini dari yang &aha Satu. >manasi seperti
yang disinggung di atas merupakan solusinya bagi al-Farabi. +roses emanasi itu adalah
sebagai berikut.
Tuhan sebagai akal, berpikir tentang diri-Nya, dan dari pemikiran ini timbul satu
maujud lain. Tuhan merupakan wujud pertama dan dengan pemikiran itu timbul wujud
kedua, dan juga mempunyai substansi. Ia disebut Akal +ertama #First Intelligent' yang
tak bersi0at materi. ;ujud kedua ini berpikir tentang wujud pertama dan dari pemikiran
ini timbullah wujud ketiga, disebut Akal (edua.
Akal I (alaql al a!!al) ------- berpikir tentang dirinya dan mun)ul akal II.
Akal II ------ Tuhan #&un)ul langit pertama'
Akal III ------ dirinya ? /intang-bintang
Akal I@------ dirinya?Saturnus
Akal @------ dirinya?,upiter
Akal @I------ dirinya?&ars
Akal @II------ dirinya?&atahari
Akal @III------dirinya?@enus
Akal IA-----dirinya?&er)ury
Akal A------ dirinya?/ulan
+ada pemikiran ;ujud IABAkal (esepuluh ini berhenti terjadi timbulnya akal-
akal. Tetapi dari Akal (esepuluh mun)ullah bumi serta roh-roh dan materi pertama yang
menjadi dasar dari keempat unsur api, udara, air dan tanah. 6 Sepuluh lingkaran
geosentris yangdisusun oleh al-Farabi berdasarkan sistem +tolomeus. Teori ini kemudian
dilanjutkan oleh Ibn Sina.Teori pengetahuan dan juga0ilsa0at manusia serta 0ilsa0at
kenabian diturunkan dari teori emanasiini. *alam risalahnya yang terkenal dengan
klasi0ikasi ilmu pengetahuan berjudul Ihsha al-"lum# al-Farabi memandangkosmologi
sebagai )abang meta0isika. Ia juga berpendapat bahwa kosmologi mungkin diturunkan
dari prinsip-prinsip sains partikular. Al-Farabi juga berpandangan bahwa penguasaan
matematika tidak dapat dikesampingkan dalam upaya memiliki pengetahuan yang tepat
mengenai pengetahuan-pengetahuan spiritual. (emampuan al-Farabi di bidang
matematika ini pun mendapatkan posisi terkemuka di kalangan 0iloso0 Islam.
Sebagaimana al-(indi, al-Farabi juga berkeyakinan bahwa antara agama dan 0ilsa0at tidak
ada pertentangan. /erbeda dengan al-(indi, jika terdapat perbedaan antara akal dan
wahyu maka al-Farabi memilih hasil akal sedangkan al-(indi memilih wahyu. &enurut
pendapatnya kebenaran yang dibawa wahyu dan kebenaran hasil spekulasi 0ilsa0at
hakikatnya satu, sungguhpun bentuknya berbeda. Al-Farabi merupakan 0iloso0 Islam
pertama yang mengusahakan keharmonisan antara agama dan 0ilsa0at. *asar yang
dipakainya untuk itu ada dua. +ertama pengadaan keharmonisan antara 0ilsa0at Aristoteles
dan +lato sehingga ia sesuai dengan dasar-dasar Islam. (edua, pemberian ta0sir rasional
terhadap ajaran-ajaran Islam. Sikap ini tentu untuk mendukung apresiasi terhadap
pemikiran -unani. Al-Farabi berkeyakinan bahwa Aristoteles se)ara kategoris telah
menolak keberadaan ide-ide +lato, tetapi ketika Aristoteles tiba pada masalah teologi dan
gagasan tentang 9sebab pertama: alam semesta, dia menemukan dirinya berhadapan
dengan masalah sulit menyangkut bentuk-bentuk Ilahiyah, yang eksistensinya, tak syak
lagi mesti diperanggapkan dalam Akal Tertinggi ;ujud +ertama.
&. Pe#iiran Al-Farabi tentan$ Metafisia
Salah satu )abang 0ilsa0at adalah meta0isika. (ebutuhan manusia akan meta0isika
merupakan dorongan yang mun)ul dari hidup manusia yang mempertanyakan hakikat
kenyataan. &eta0isika menurut al-0arabi dapat dibagi menjadi tiga bagian utama 1
6' Cntologi, yaitu bagian yang berkenaan dengan eksistensi wujud-wujud.
2' /agian yang berkenaan dengan substansi-subtansi material, si0at dan bilangannya,
serta derajat keunggulannya, yang pada akhirnya memun)ak dalam studi tentang
9suatu wujud sempurna yang tidak lebih besar daripada yang dapat dibayangkan ,:
yang merupakan prinsip terakir dari segala sesuat u yang lainnya mengambil sebagai
sumber wujudnya, yaitu teologi.
3' /agian yang berkenaan dengan prinsip-prinsip utama demontrasi yang mendasari
ilmu-ilmu khusus.
Ilmu 0iloso0is tertinggi adalah meta0isika (al-ilm-al-ilahi ' karena materi
subyeknya berupa wujud non 0isik mutlak yang menduduki peringat tertinggi dalam
hierarki wujud. *alam terminologi religius, wujud non 0isik menga)u kepada Tuhan dan
malaikat. *alam terminologi 0iloso0is, wujud ini merujuk pada sebab pertama, sebab
kedua, dan intelek akti0. *alam kajian meta0isika salah satu tujuannya adalah untuk
menegakkan tauhid se)ara benar. (arena tauhid merupakan dasar dari ajaran Islam.
Ada 0ilso0 lain memang telah berusaha menelaah wa)ana Neo-+latonisme akan
tetapi ia belum se)ermat al-Farabi. &isalnya,masalah hubungan 9-ang >sa: dengan
9alam yang pluralis: ini merupakan masalah 0ilsa0at yang telah menjadi tema
pembahasan utama dalam kalangan 0iloso0 -unani. &asalah ini juga telah menduduki
tempat yang khusus dalam pemikiran 0iloso0 Islam. *alam 0ilsa0at -unani, problema ini
dibahas dalam tingkat 0isika, sedangkan dalam 0ilsa0at Neo-+latonisme dan Islam, ia
dikajisebagai problema keagamaan. (endati )ara pengkajian masalah tersebut tidak
berbeda dalam dua maDhab tersebut, namun tujuannya tidak sama. *alam maDhab Neo-
+latonisme dan 0ilsa0at Islam, tujuan pembahasan meta0isika adalah untuk membangun
suatu sistem alam semesta yang dapat memadukan ajaran agama dengan tuntutan akal.
*alam sistem yang sema)am ini, masalah hubungan 9-ang >sa:dengan 9pluralitas
alamiah: ini merupakan titik berangkat atau dasar utama dalam membangun 0ilsa0at
seluruhnya. Alam semesta mun)ul dari yang >sa dengan proses emanasi. /ertentangan
dengandogma ortodoks tentang pen)iptaan, 0ilsa0at Islam mengemukakandoktrin
kekekalan alam. *oktrin emanasi digunakan untuk menjelaskan ini.
+embahasan meta0isika oleh Al-Farabi, berkisar pada masalah Tuhan, wujud-Nya,
atau kehendak-Nya.
6. Ilmu (etuhanan, Al-Farabi membagi ilmu ketuhanan menjadi tiga yaitu
a' &embahas semua wujud dan hal-hal yang terjadi padanya sebagai wujud.
b' &embahas prinsip-prinsip burhan dalam ilmu-ilmu teori ju$iyat #particulars'
yaitu ilmu yang berdiri sendiri karena penelitiannya tentang wujud tertentu.
Seperti ilmu mantiq #logika', matematika, atau ju$$iyyat lainnya.
)' &embahas semua wujud yang tidak berupa benda-benda ataupun berada dalam
berada dalam benda-benda itu. (emudian terlebih dahulu dibahas apakah wujud
serupa itu atau tidak, kemudian dibuktikan dengan burhan bahwa wujud serupa itu
ada.
2. ;ujud, Al-Farabi membagi wujud kepada dua bagian yaitu 1
a' ;ujud yang mungkin atau wujud yang nyata karena lainnya.wujud yang mungkin
itu menjadi bukti adanya sebab yang pertama karena segala yang mungkin harus
berakhir kepada sesuatu yang nyata dan yang pertama kali ada.
b' ;ujud nyata dengan sendirinya. Ia adalah sebab pertama bagi semua wujud yang
ada. *an wujud yang wajib ada inilah Tuhan.
Al-Farabi menyatakan bahwa Allah adalah wujud sempurna dan yang ada tanpa
suatu sebab, karena apabila ada sebab bagi-Nya berarti Ia tidak sempurna sebab
bergantung kepadanya. Eat-Nya itu sendiri sudah )ukup menjadi sebab bagi keabadian
wujud-Nya. ;ujud-Nya tidak terdiri dari benda dan bentuk, yaitu dua bagian yang
terdapat pada makhluk.
3. Si0at-si0at Tuhan
Tuhan adalah tunggal. Ia tidak berbeda dari Dat-Nya. Tuhan merupakan akal
#pikiran' murni, karena yang menghalang-halangi sesuatu menjadi objek pemikiran
adalah benda, maka sesuatu iru berada. Apabila wujud sesuatu tidak membutuhkan
benda, maka sesuatu itu benar-benar akal.
Tuhan adalah obyek pemikiran, karena ia adalah akal pikiran. Ia tidak
membutuhkan sesuatu yang lain untuk memikirkan DatNya sendiri, tetapi )ukup dengan
Dat-Nya sendiri itu pula untuk menjadi obyek pemikiran. *engan demikian Dat Tuhan
yang satu it juga akal #pikiran', Dat yang berpikir dan Dat yang dipikirkan atau ia menjadi
aqal# aqil, dan maqul%
Tuhan adalah Dat maha mengetahui #alim' Ia tanpa memrlukan sesuatu yang lain
untuk dapat mengetahui. *emikian pula Tuhan untuk dapat diketahui oleh Dat-Nya
sendiri #menjadi objek ilmu-Nya', juga memerlukan sesuatu yang mengetahuinya. ,adi
Tuhan )ukup dengan Eat-Nya sendiri untuk mengetahu dan diketahui. Ilmu Tuhan
terhadap diri-Nya tidak lain hanyalah Dat-Nya itu sendiri pula. *engan demikian, ilmu
dan Dat yang mempunyai ilmu adalah satu. Atau Ia adalah ilmu yang mengetahui dan
menjadi objek ilmu-Nya #Al ilmu# Alalim# Al Malum'.
*ari uraian di atas nampaklah bahwa Al-Farabi berusaha keras dalam
menunjukkan ke->saan Tuhan dan keunggulanNya dan bahwa si0at-si0atNya tidak lain
adalah Dat-Nya sendiri.
F. Filsafat "enabian AL-Farabi
&enurut Al-Farabi, nabi adalah manusia yang mempunyai imajinasi yang
memungkinkan berhubungan dengan akal faal, baik di waktu jaga maupun di waktu
tidur. *engan imajinasi ini Nabi sampai pada semua persepsi dan realitas yang bisa
diraihnya yang nampak dalam bentuk wahyu atau impian yang benar, sementara wahyu
bukan sesuatu lain ke)uali pan)aran dari Tuhan melalui akal faal.
Referensi
Fakhri, majid. #2%%6'. &ejarah filsafat islam sebuah peta kronologis.
/andung 1 +enerbit &iDan.
&usto0a. #2%%4'. Filsafat islam. /andung 1 F@ +ustaka Setia.
Nurisman #2%6%'. 'emikiran metafisika al-farabi.

Anda mungkin juga menyukai