Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Problem-based Learning (PBL) merupakan sebuah inovasi dalam dunia
pendidikan kedokteran yang pertama kali dikembangkan oleh McMaster University
pada pertengahan 196!an" #e$ak saat itu% $umlah institusi pendidikan kedokteran
yang mengadopsi kurikulum ini terus meningkat" Pada tahun 199&% tidak kurang dari
6 institusi pendidikan kedokteran di seluruh dunia sudah mengimplementasikan
sebagian% meski kadang tidak seutuhnya% dari pendekatan PBL ini ke dalam
kurikulumnya ('orman ( #chmidt% 199&)" PBL $uga di$adikan )iloso)i acuan
kurikulum bagi )akultas!Program #tudi Pendidikan *okter di +ndonesia% yaitu sesuai
dengan ,urikulum +nti Pendidikan *okter +ndonesia terbaru (,+P*+ +++)"
*iskusi tutorial% sebagai bagian dari aplikasi kurikulum berbasis PBL ini
memiliki peran sentral dalam menstimulus pembela$aran dari para mahasis-anya
('ieminen et al"% &6)" *alam diskusi grup tutorial ini% dengan pengarahan oleh
seorang tutor% para mahasis-a akan bela$ar beker$a sama dalam mengumpulkan
sumber!sumber bela$ar dan pengetahuan yang bersi)at elaborati) untuk
menyelesaikan masalah yang sudah mereka de)inisikan bersama" Mereka melakukan
semua hal tersebut melalui diskusi% saling menga$arkan% mengevaluasi in)ormasi% dan
memecahkan persoalan di antara sesama anggota grup tutorialnya (Bossert 19../
0lbanese ( Mitchell% 1991)"
,eberhasilan sesi diskusi grup tutorial ini sendiri ditentukan pula oleh
terpenuhinya beberapa )aktor pendukung" Berdasarkan penelitian oleh 'ieminen et
al" (&6)% ada lima )aktor utama yang menentukan e)ekti)itas sebuah sesi diskusi
grup tutorial% yaitu 2 1) Per)ormans tutor" &) ,ualitas kasus3 skenario yang dibahas" 1)
4ungsionalitas grup itu sendiri dalam berdiskusi" 5) ,ontribusi personal setiap
anggota grup" 6) 7aktu yang dihabiskan untuk bela$ar m(iri" 8anya setelah
memenuhi )aktor!)aktor di ataslah% sebuah sesi diskusi grup tutorial dianggap dapat
memberikan perubahan bagi para sub$ek bela$arnya"
1
&
,onsep Pendekatan Bela$ar (Approaches to Learning) secara umum
di$elaskan oleh Marton dan #al$o (1996) dalam salah satu studinya% terdiri dari dua
$enis/ pendekatan bela$ar yang dalam (deep approaches to learning) dan pendekatan
bela$ar yang dangkal (surface approaches to learning)" Mahasis-a kedokteran yang
men$alankan kurikulum PBL dilaporkan lebih banyak mengembangkan pendekatan
bela$ar yang lebih mendalam daripada yang dangkal ('e-ble ( :larke% 19.6)
meskipun beberapa studi lain malah menun$ukkan hasil sebaliknya/ bah-a
mahasis-a kedokteran yang men$alankan kurikulum PBL $uga ada yang
mengembangkan pendekatan bela$ar dangkal lebih banyak dari pada yang dalam
(;roves% &6/ 8o)gaard!Lycke et al"% &6/ Prop et al" &6/ Papinc<ak et al.%
&.)" Perbedaan hasil ini merupakan sebuah ke-a$aran mengingat beragamnya
variasi aplikasi kurikulum PBL di seluruh negara (#hea ( 4orna% &&)"
#ebuah penelitian dari *olmans et al" (&1) $uga menun$ukkan hal yang
sama" #tudi tersebut menun$ukkan bah-a mahasi-a kedokteran yang megadopsi
sistem bela$ar berbasis PBL cenderung lebih banyak mengadopsi pendekatan bela$ar
mendalam dib(ing pendekatan bela$ar yang dangkal" 0dapun diskusi tutorial yang
membuat pesertanya mengembangkan pendekatan bela$ar mendalam dianggap sudah
men$adi diskusi tutorial yang berhasil" 8al ini sebab sub$ek didik yang mengadopsi
pendekatan bela$ar yang dalam% berdasarkan ketertarikan yang besar dari dalam
dirinya% cenderung akan mencoba memahami ide!ide serta mencari lebih banyak
makna dan pemahaman mengenai hal yang sedang dipela$arinya (=rig-ell et al.%
&6)" ,apasitas berupa ketertarikan yang besar terhadap pembela$aran materi
tersebutlah yang diharapkan oleh para mahasis-a kedokteran mengingat tuntutan
pro)esi masa depan mereka yang membutuhkan banyak brainstorming (curah
pendapat) dalam berbagai proses pemecahan masalah"
#ebuah )enomena lain% namun% tampak dari hasil studi oleh *olmans di atas"
4enomena yang dimaksud adalah bah-a mahasis-a tahun pertama menun$ukan skor
yang lebih tinggi dari pada mahasis-a tahun kedua dalam hal pendekatan bela$arnya%
seolah ada penurunan antusiasme" 8al ini sering disebut dengan honeymoon effect
(e)ek bulan madu)% sebuah situasi di mana antusiasme a-al dan ekspektasi dari si
pela$ar menurun ketika kesegaran dari cara pembela$aran (yang baru baginya) mulai
memudar seiring ber$alannya -aktu (Boyat<is% &&)"
1
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pendekatan bela$ar mendalam
yang dikembangkan oleh mahasis-a Program #tudi Pendidikan *okter Universitas
#yiah ,uala dalam diskusi tutorial sebagai bagian sentral dari implikasi PBL dalam
kurikulumnya" 8al ini nantinya diharapkan dapat men$adi bahan evaluasi bagi
perkembangan kurikulum berbasis PBL% khususnya dalam pelaksanaan diskusi
tutorial yang e)ekti) pada pendidikan kedokteran di Program #tudi Pendidikan
*okter Universitas #yiah ,uala pada khususnya dan institusi pendidikan kedokteran
lain pada umumnya"
1.2 Perumusan Masalah
1" Pendekatan bela$ar yang manakah (pendekatan bela$ar mendalam atau
dangkal) yang lebih cenderung dikembangkan oleh mahasis-a Program
#tudi Pendidikan *okter Universitas #yiah ,uala dalam diskusi tutorial>
&" 0pakah ada perbedaan pada setiap angkatan yang ada di Program #tudi
Pendidikan *okter Universitas #yiah ,uala yang masih akti)
melangsungkan diskusi tutorial terkait pendekatan bela$ar yang
dikembangkan>
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1" =u$uan penelitian ini adalah untuk mengidenti)ikasi gambaran pendekatan
bela$ar yang dikembangkan oleh mahasis-a Program #tudi Pendidikan
*okter Universitas #yiah ,uala (pendekatan bela$ar mendalam atau
dangkal)"
&" Penelitian ini $uga bertu$uan menemukan variasi dari kedalaman
pendekatan bela$ar yang dikembangkan pada tiap angkatan/ misalnya
apakah pada angkatan yang sudah lebih lama bela$ar di Program #tudi
Pendidikan *okter menun$ukkan penurunan seperti yang di$elaskan pada
honeymoon effect atau tidak"
5
1.3.2 Tujuan husus
1" Mengklasi)ikasikan mahasis-a Pendidikan *okter Universitas #yiah
,uala ke kategori pendekatan bela$ar yang sesuai" Pendekatan bela$ar%
seperti yang di$elaskan oleh Marton dan #al$o% 1996% terdiri dari dua
kategori besar/ pendekatan bela$ar mendalam dan pendekatan bela$ar
dangkal" ,ategorisasi ini akan dilakukan berdasarkan nilai yang mereka
hasilkan dari kuisioner (instrumen) yang mereka isi"
&" Mendapatkan gambaran dari salah satu indikator keberhasilan diskusi
tutorial di Program #tudi Pendidikan *okter Universitas #yiah ,uala%
yaitu lebih banyak yang cenderung mengembanngkan pendekatan bela$ar
mendalam dibanding pendekatan bela$ar yang dangkal"
1.! Man"aat Penelitian
1" Bagi +nstitusi Pendidikan ,edokteran
#ebagai in)ormasi mengenai gambaran pola pendekatan bela$ar mahasis-a
Program #tudi Pendidikan *okter Universitas #yiah ,uala" Penelitian ini
dapat pula menyediakan sebuah bahan evaluasi mengenai e)ekti) tidaknya
implikasi sistem PBL% terutama pelaksanaan diskusi tutorialnya" 8al ini dapat
men$adi dasar pertimbangan bagi pihak ber-enang terkait penin$auan
kembali dari e)ekti)itas pelaksanaan PBL beserta seluruh )aktor
pendukungnya di Program #tudi Pendidikan *okter Universitas #yiah ,uala"
&" Bagi Mahasis-a ,edokteran
Membantu mahasis-a Program #tudi Pendidikan *okter Universitas #yiah
,uala untuk mengidenti)ikasi pola pendekatan bela$ar yang mereka
kembangkan dalam sesi!sesi diskusi grup tutorial mereka sehingga dapat
men$adi bahan re)leksi dari kedalaman pembela$aran mereka"
1" Bagi Peneliti
Menambah -a-asan dan pengetahuan peneliti tentang pola pendekatan
bela$ar" ?uga dapat meningkatkan pengetahuan% -a-asan serta pengalaman
peneliti dalam melaksanakan penelitian" #ebagai ru$ukan bagi peneliti
6
maupun peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lan$ut dalam
pengembangan dari implikasi PBL dalam menciptakan generasi mahasis-a
kedokteran yang lebih berkualitas"

Anda mungkin juga menyukai