Anda di halaman 1dari 5

Memahami adiksi sebagai gangguan otak

Zat psikoaktif, khususnya NAPZA, memiliki sifat-sifat khusus terhadap jaringan


otak : bersifat menekan aktivitas fungsi otak ( depresan ), merangsang aktivitas fungsi otak
( stimulansia ) dan mendatangkan halusinasi ( halusinogenik ) !arena otak merupakan sentra
perilaku manusia, maka interaksi antara NAPZA ( yang masuk ke dalam tubuh manusia )
dengan sel-sel saraf otak dapat menyebabkan terjadinya perubahan perilaku manusia
Perubahan-perubahan perilaku tersebut tersebut tergantung sifat-sifat dan jenis "at yang
masuk ke dalam tubuh
#asuknya NAPZA ke dalam tubuh memiliki berberapa $ara : disedot melalui hidung
( snorting, sneefing ) , dihisap melalui bibir ( inhalasi, merokok ), disuntikan dengan jarum
suntikan melalui pembuluh darah balik atau vena, ditempelkan pada kulit ( terutama lrngan
bagian dalam ) yang telah diiris-iris ke$il dengan $utter, ada juga yang melakukannya dengan
mengunyah dan kemudian ditelan %ebagian NAPZA sesuai dengan $ara penggunaannya ,
langsung masuk ke pembuluh darah dan sebagian lagi yang di$erna melalui traktus gastro-
intestinal diserap oleh pembuluh & pembuluh darah di sekitar dinding usus !arena sifat
khususnya, NAPZA akan , menuju reseptornya masing-masing yang terdapat pada otak
'eberapa jenis NAPZA menyusup kedalam otak karena mereka memiliki ukuran dan
bentuk yang sama dengan natural meurotransmitter (i dalam otak, dengan jumlah atau dosis
yang tepat, NAPZA tersebut dapat mengkun$i dari dalam ( lock into ) reseptor dan memulai
membangkitkan suatu reaksi berantai pengisian pesan listrik yang tidak alami yang
menyebabkan neuron melepaskan sejumlah besar neurotransmitter miliknya 'eberapa jenis
NAPZA lain mengun$i melalui neuron denhgan bekerja mirip pompa sehingga neuron
melepaskan lebih banyak neurotransmitter Ada jenis NAPZA yang menghadang reabsorbsi
atau reuptake sehingga menyebabkan kebanjiran yang tidak alami dari neurotransmitter
'ila seseorang menyuntik heroin ( opioid atau putau) ) *eroin segera berkelana
$epat di dalam otak !onsentrasi opioid terdapat pada : +,A ( ventral tegmental area ),
nu$leus a$$umbens, $audate nu$leus dan thalamus yang merupakan sentra kenikmatan yang
terdapat pada area otak yang sering dikaitkan dengan sebutan reward pathway
-pioid mengikat diri pada reseptor opioid yang berkonsentrasi pada daerah re)ard
system Aktivitas opioid pada thalamus mengindikasikan kontribusi "at tersebut dalam
kemampuannya untuk memproduksi analgesik Neurotranmitter opioid memiliki ukuran dan
bentuk yang sama dengan endorfin, sehingga ia dapat menguasai reseptor opioid -pioid
mengaktivasi sistem re)ard melalui peningkatan neurotransmisi dopamin Penggunaan
opioid yang berkelanjutan membuat tubuh mengadalkan diri kepada adanya drug untuk
mempertahankan perasaan re)arding dan perilaku normal lain -rang tidak lagi mampu
merasakan keuntungan re)ard alami ( seperti makanan, air, se. ) dan tidak dapat lagi
berfungsi normal tanpa kehadiran opioid
Menetapkan Diagnosis
(alam nomenklatur kedokteran, ketergantungan NAPZA adalah suatu jenis penyakit atau /
disease entity0 yang dalam 12( & 34 ( international $lassifi$ation of disease and health
related problems & tenth revision 3556 ) yang dikeluarkan oleh 7*- digolongkan dalam /
Mental and behavioral disorders due to psychoactive substance use /
8ambaran klinis utama dari fenomena ketergantiungan dikenal dengan istilah sindrom
ketergantungan ( PP(89-111 , 355: ) %ehingga diagnosis ketergantungan NAPZA ditegakkan
jika diketemukan tiga atau lebih dari gejala-gejala di ba)ah selama masa setahun
sebelumnya:
3 Adanya keinginan yang kuat atau doromham yang memaksa ( kompulsi ) untuk
menggunakan NAPZA
6 !esulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan NAPZA sejak a)al, usaha
penghentian atau tingkat penggunaannya
: !eadaan putus NAPZA se$ara fisiologis ketika penghentian penggunaan NAPZA
atau pengurangan, terbukti orang tersebut menggunakan NAPZA atau golongan
NAPZA yang sejenis dengan tujuan untuk menghilangkan atau menghindari
terjadinya gejala putus obat
; Adanya bukti toleransi, berupa peningkatan dosis NAPZA yang diperlukan guna
memperoleh efek yang sama yang biasanya diperoleh dengan dosis yang lebih rendah
< %e$ara progressif mengabaikan alternatif menikmati kesenangan karena penggunaan
NAPZA, meningkatnya jumlah )aktu yang diperlukan untuk mendapatkan atu
menggunakan NAPZA atau pulih dari akibatnya
= #eneruskan penggunaan NAPZA meskipun ia menyadari dan memahami adanya
akibat yang merugikan kesehatan akibat penggunaan NAPZA seperti gangguan fungsi
hati karena minum alkohol berlebihan, keadaan depresi sebagai akibat penggunaan
yang berat atau hendaya fungsi kognitif %egala upaya mesti dilakukan untuk
memastikan bah)a pengguna NAPZA sungguh & sungguh menyadari akan hakikat
dan besarnya bahaya
Terapi dan upaya pemulihan
!arakteristik terapi adiksi yang efektif N1(A ( National 1nstitute of (rug Abuse, 3555 )
menunjuk 3: prinsip dasar terapi efektif berikut, untuk dijadikan pegangan bagi para
profesional dan masyarakat :
3 ,idak ada satupun terapi yang serupa untuk semua individu
6 !ebutuhan mendapatkan terapi harus selalu siap tersedia setiap )aktu %eorang adiksi
umumnya tidak dapat memastikan kapan memutuskan untuk masuk dalam program
terapi Pada kesempatan pertama ia mengambil keputusan, harus se$epatnya
dilaksanakan ( agar ia tidak berubah pendirian kembali )
: ,erapi yang efektif harus mampu memenuhi banyak kebutuhan ( needs ) individu
tersebut, tidak semata & mata hanya untuk kebutuhan memutus menggunakan NAPZA
; >en$ana program terapi seorang individu harus dinilai se$ara kontinyu dan kalau
perlu dapat dimodifikasi guna memastikan apakan ren$ana terapi telah sesuai dengan
perubahan kebutuhan orang tersebut atau belum
< #empertahankan pasien dalam satu periode program terapi yang adekuat merupakan
sesuatu yang penting guna menilai apakah terapi $ukup efektif atau tidak
= !onseling dan terapi perilaku lain merupakan komponen kritis untuk mendapatkan
terapi yang efektif untuk pasien adiksi
? #edikasi atau psikofarmaka merupakan elemen penting pada terapi banyak pasien,
terutama bila dikombinasikan dengan konseling dan terapi perilaku lain
@ %eorang yang mengalami adiksi yang juga menderita gangguan mental, harus
mendapatkan terapi untuk keduanya se$ara integratif
5 (etoksifikasi medik hanya merupakan taraf permulaan terapi adiksi dan detoksifikasi
hanya sedikit bermakna untuk menghentikan terapi jangka panjang
34 ,erapi yang dilakukan se$ara sukarela tidak menjamin menghasilkan suatu bentuk
terapi yang efektif
33 !emungkinan penggunaan "at psikoaktif selama terapi berlangsung harus dimonitor
se$ara kontinyu
36 Program terapi harus menyediakan assesment untuk *1+ A A1(% , hepatitis ' dan 2,
tuberkulosis dan penyakit infeksi lain dan juga menyediakan konseling untuk
membantu pasien agar mampu memodifikasi atau mengubah tingkah lakunya, serta
tidak menyebabkan dirinya atau diri orang lain pada posisi yang beresiko
mendapatkan infeksi
3: >e$overy dari kondisi adiksi NAPZA merupakan suatu proses jangka panjang dan
sering mengalami episode terapi yang berulang & ulang
Sasaran terapi
%asaran jangka panjang terapi pasienA klien dengan adkisi NAPZA :
3 Abstinensia atau mengurangi penggunaan NAPZA bertahap sampai abstinensia total
*asil yang ideal untuk terapi adiksi NAPZA adalah penghentian total penggunaan
NAPZA Perjanjian pada a)al terapi sangat penting dilakuakan, terutama dalam
komitmen terapi jangka panjang !omitmen tersebut membantu menurunkan angka
morbiditas dan penggunaan NAPZA Bmumnya mayoritas pasien A klien perlu
mendapat motivasi yang $ukup kuat untuk menerima abstinensia total sebagai sasaran
terapi
6 #engurangi frekuensi dan keparahan relaps Pengurangan frekuensi penggunaan
NAPZA dan keparahannya merupakan sasaran kritis dari terapi Cokus utama dari
pen$egahan relaps adalah membantu pasienklien mengidentifikasi situasi yang
menempatka dirinya kepada resiko relaps dan menggembangkan respon alternatif asal
bukan merupakan NAPZA Pada beberap pasien atau klien, situasi sosial atau
interpersonal dapat merupakan faktor beresiko terjadinya relaps Pengurangan
frekuensi dan keparaha relaps sering menjasikan sasaran yang realistik daripada
pen$egahan yang sempurna
: Perbaikan dalam fungsi psikologi dan penyesuaian fungsi sosial dalam masyarakat
8angguan penggunaan "at sering dikaitkan dengan problema psikologi dan sosial,
melepaskan diri dari hubungan antar teman dan keluarga, kegagalan dalam
performan$e di sekolah maupun dalam pekerjaan, problema finensial dan hukum dan
gangguan dalam fungsi kesehatan umum #ereka memerlukan terapi spesifik untuk
memperbaiki gangguan hubungannya dengan orang lain tersebut, mengembangkan
keterampilan sosial serta mempertahankan status dalam pekerjaannya disamping
mempertahankan dirinya semaksimal mungkin agar tetap dalam kondisi bebas obat
Tahapan terapi
Proses terapi adiksi "at umumnya dapat dibagi atas beberapa fase berikut:
3 Case penilaian ( assesment phase ), sering disebut dengan fase penilaian a)al ( initial
intake ) 1nformasi dapat diperoleh dari pasien dan juga dapat diperoleh dari anggota
keluarga, karya)an sekantor, atau orang yang menanggung biaya ,ermasuk yang
perlu dinilai adalah :
a Penilaian yang sistematik terhadap level intiksokasi, keparaha gejala & gejala
putus obat, dosis "at terbesar yang digunakan terakhir, lama )aktu setelah
penggunaan "at terakhir, a)itan gejala, frekuensi dan lamanya penggunaan,
efek subjektif dari semua jenis "at yang digunakan
b >i)ayat medis dan psikiatri umum yang komprehensif, termasuk status
pemeriksaan fisik dan mental lengkap, untuk memastikan ada tidaknya
gangguan komorbiditas psikiatris dan medis seperti tanda dan gejala
intoksikasi atau )ithdra)al Pada beberapa kasus diindikasikan juga
pemeriksaan psikologik dan neuro & psikologi
$ >i)ayat terapi gangguan penggunaan "at sebelumnya, termasuk karakteristik
berikut : setting terapi, kontekstual ( volintary, non & voluntary ), modalitas
terapi yang digunakan, kepatuhan terhadap program terapi, lamanya ( singkat
: bulanan, sedang 3 tahun dan hasil dengan program jangka panjang, berikut
dengan jenis "at yang digunakan, level fungsi sosial dan okupasional yang
telah di$apai dan variabel hasi terapi lainnya
d >i)ayat penggunaan "at sebelumnya, ri)ayat keluarga dan ri)ayat sosio &
ekonomik lengkap, termasuk informasi tentang kemungkinan adanya
gangguan penggunaan "at dan gangguan psikiatri pada keluarga, faktor &
faktor dalam keluarga yang mengkontribusi berkembang atau penggunaan "at
terus menerus, penyesuaian sekolah dan vokasional, hubunggan dengan
kelompok sebaya, problema finansial dan hukum, pengaruh lingkungan
kehidupan sekarang terhadap kemampuannya untuk mematuhi terapi agar
tetap abstinensia di komunitasnya, karakteristik lingkungan pasien ketika
menggunakan "at ( dimana, dengan siapa, berapa kaliA banyak, bagaimana $ara
penggunaan )
e %krining urin dan darah kualitatif dan kuantitatif untuk jenis & jenis NAPZA
yang disalahgunakan, pemerisaan & pemeriksaan laboratorium lainnya
terhadap kelainan & kelainan yang dikaitkan dengan penggunaan "at akut atau
menahun
f %krining penyakit & penyakit infeksi dan penyakit lain yang sering
diketemukan pada pasien A klien ketergantungan "at ( seperti *1+,
tuberkulosis, hepatitis )
6 Case terapi detoksifikasi, sering disebut dengan fase terapi )ithdra)al atau fase terapi
intoksikasi Case ini memiliki beragam variasi :
a >a)at inap dan ra)at jalan
b 1ntensive out & patient treatment
$ ,erapi simptomatik
d >apid doto.ifi$ation, ultra rapid deto.ifi$ation
e (etoksifikasi dengan menggunakan : kodein dan ibuprofen, klonidin dan
naltre.on, buprenorfin, metadon
: Case terapi lanjutan ,ergantung pada keadaan klinis, strategi terapi harus ditekankan
kepada kebutuhan individu agar tetap bebas obat atau menggunakan program terapi
subtitusi ( seperti antagonis & naltre.on, agonis metadon, atau partial &
agonisbrupenorfin Bmumnya terapi yang baik berjalan antara 6; sampai := bulan
,erapi yang lamanya kurang dari jangka )aktu tersebut,umumnya memiliki relaps
rate yang tinggi

Anda mungkin juga menyukai