Anda di halaman 1dari 18

Meluruskan Kibiat Pembangunan Pertanian Melalui Revitaiisasi Peran Ideologis Ilmu Pengetahuan'

1
Mochammad Maksum
1
Pendahuluan
1. Gemah ripah, loh jinawi, tulus kang sarwo tinandur. Begitu ungkapan yang sering dilontarkan oleh sang pujangga dalam
memaparkan kemakmuran berbagai kerajaan, mulai jaman Majapahit sampai dengan kejayaan Mataram dalam Babad Tanah
Djawi (Anonim, 19!". Babad Tanah Djawi juga mengenang, betapa kehebatan Maha #atih $adjah Mada dalam mengawal
kedaulatan negara dengan %umpah #alapa untuk mempersatukan nusantara dibawah Majapahit dengan &aden Alit, yang kemudian
bergelar #rabu Brawijaya, sebagai rajanya. 'ejuangan $adjah Mada dengan Amukti #alapanya telah dikukuhkan sebagai tauladan
perjuangan bangsa dan diabadikan di banyak sekali kesempatan sebagai nama diri yang membanggakan. Termasuk adopsinya bagi
penamaan (ni)ersitas $adjah Mada sebagai uni)ersitas perjuangan.
!. 'etika itu diplomasi global telah banyak dilakukan $adjah Mada. 'onon, sampai akhirnya %ang Maha #atih ditugaskan oleh
Brawijaya untuk melamar putri negeri *ampa. Muhibah tersebut sekaligus merupakan muhibah multikultural. 'e+uali membawa
putri sulung &aja *ampa untuk dipersunting Brawijaya, $adjah Mada juga membawa pulang 'yai %ekardelima, 'yai Balelumur
dan 'yai ,ebatbetri. #erjalanan muhibah politik-ekonomi dan sosiokultural itupun sangat sukses dilakukan oleh $adjah Mada dan
kembali ke Majapahit dengan selamat. %ahibul hikayat juga men+eriterakan bahwa beberapa waktu berselang, #rabu Brawijaya
memerintahkan $adjah Mada untuk membentuk ka.ilah lagi, guna melakukan pelayaran pelamaran yang lain ke /egeri *ina.
0. 'ata-kata Gemah ripah, semangat bahari $adjah Mada, dan sejenisnya itu sering dipilih oleh para winasis dalam
menggambarkan kehebatan dan kesuburan nusantara sebagai negara agraris dan bahari tempo doeloe. 1ronisnya, dalam peradaban
dewasa ini, banyak pihak justru malu melakukan sitasi kehebatan tersebut dalam menggambarkan kinerja sektor pertanian yang
tidak jelas jluntrungnya. %ejumlah nostalgia hanya terdengar sekali tempo lewat antawacana 'i Anom %uroto, dkk. Dalam
peradaban moderen, 'oes #lus juga tidak ketinggalan merindukan wujudnya. Mereka mengibaratkan kehebatan sang nusantara
yang agraris dan bahari, sebagai tanah surga dan kolam susu. 'ita tidak tahu persis, apakah itu kebanggaan atau sindiran, karena
lagu tersebut populer ketika negara agraris ter+inta ini sedang menderita kurang pangan akut.
. &e.leksi diri atau muhasabat an-nafs model 'oes #lus ini boleh jadi ada man.aatnya untuk kita lakukan ketika kenyataan
dewasa ini menunjukkan bahwa sektor pertanian semakin +arut-marut, se+ara struktural termarjinalkan dan tidak jelas kiblatnya
dalam kerangka pembangunan nasional 1ndonesia. 'epentingan muhasabah tersebut menjadi semakin nyata ketika kita semua
menyadari bahwa sedari dini, beberapa tahun setelah proklamasi kemerdekaan, #residen %oekarno (192!" menegaskan komitmen
politiknya dalam kesempatan peletakan batu pertama $edung 3akultas #ertanian di Bogor dengan menyatakan bahwa urusan
pangan dan pertanian adalah soal hidup atau mati. &iuh-rendah sambutan publik atas komitmen politik Bung 'arno selepas
pidato.
2. Tekad %oekarno membangun pertanian dan pedesaan tidak hanya kali itu ditegaskan. ,auh hari sebelumnya, dalam mengejar
ketertinggalan pembangunan masyarakat, %oekarno membentuk 'ementerian #embangunan Masyarakat pada masa 'abinet
4alim, 1925. 1ktikad tersebut juga senantiasa diperbaharui dalam kurun waktu pemerintahan dan kon.igurasi politik yang sangat
beragam sesudah Bung 'arno sampai dengan sekarang, meski dengan terapi kelembagaan yang berbeda-beda. Tanpa bermaksud
1 %ta. pengajar ,urusan Teknologi industri #ertanian, 3akultas Teknologi #ertanian (ni)ersitas $adjah Mada6 dan #eneliti pada #usat %tudi #edesaan dan 'awasan (#%#'."
($M.
!
mena.ikan +apaian pembangunan pedesaan selama ini, sangat disayangkan bahwa model-model pembangunan yang
diimplementasikan dalam berbagai kon.igurasi politik tersebut, menurut 4aryati (!550", telah se+ara struktural mewariskan
monumen kerusakan social capital tak terlupakan dalam bentuk7 semakin menguatnya ketergantungan dan ketidak-berdayaan
kaum tani dan masyarakat pedesaan.
8. Amanat yang sebenarnya sudah sangat dini dikumandangkan bagi kebangkitan sektor pertanian tidak juga pernah bersambut
dengan sebenar-benarnya ke+uali sekedar pengabadiannya dalam segala dokumen pembangunan, seperti $B4/-$B4/ itu,
&epelita, #ropenas, #ropeda, sampai &##'. Dalam semua dokumen yang mengamanatkan positioning sektor pertanian sebagai
leading sector, +ukup dijawab dengan penempatan sektor pertanian menjadi semakin marjinal, terkubur makin dalam sebagai
tumbal pembangunan, untuk menghasilkan bahan baku dan pangan murah, dalam rangka mendukung pembangunan sektor
perekonomian yang lain 9demi pembangunan9.
:. Tidak jelas alasan di balik penghianatan dari janji-diri sebuah negara dalam pemihakan terhadap sektor pertanian sebagai
prioritas. Tidak juga jelas, apakah semakin jijik dan antinya /egara terhadap sektor pertanian itu disebabkan oleh keblinger dan
salah kiblatnya para peren+ana pembangunan nasional ketika itu yang didominasi oleh mainstream economists yang taukhid
akademiknya meyakini bahwa dominannya pertanian adalah indikasi kemunduran sebuah negara. Boleh jadi para peren+ana
pembangunan yang liberalistik kala itu menelan mentah-mentah sinyalemen ,.4. Boeke (1920" dengan teori dualismenya7
perekonomian barat yang maju dan perkonomian timur yang stagnasi, dan 1ndonesia mengimani pilihan 'apitalisme Barat. Dan,
itupun masih diperkuat oleh trauma in)olusi pertanian yang )irusnya disebarkan oleh *li..ord $eert; (1980".
<. Besar pula kemungkinan pengingkaran komitmen /egara terhadap sektor pertanian tersebut sekedar berkisar seputar
persoalan bargaining power antar interest groups pada tingkat elite /egara yang dengan kekuatan uang dan kekuasaan
dimenangkan oleh kelompok pro-kapitalis dan sekaligus anti-pertanian. Atau barangkali karena maraknya ilusi dan pola pikir
kemajon dan kuwalat, mele+ehkan #an+asila yang diproyeksikan menjadi ideologi pinggiran jauh hari sebelum usainya perang
dingin, karena mengikuti ramalan spektakulernya Daniel Bell (1985" dan mendahului erosi ideologinya 3ukuyama (19<9, 199!",
%te)en Blank (199<", dan ,e..rey$old.arb (199<".
Akselerasi Erosi Ideologis
9. Berakhirnya perang dingin ditangkap oleh banyak pihak sebagai inflection point yang menandai berakhirnya, atau lebih
bombastis kiamatnya, peradaban lama yang diwarnai oleh pertikaian diametral antara kekuatan adidaya liberal democracy
meiawan global communism menuju peradaban baru yang dalam hal ini dimenangkan oleh kekuatan liberalisme. Berbagai
tulisan berkenaan dengan the end of cold war, telah memi+u syahwat para penulis dunia beramai-ramai membuat karya tulis
dengan judul the end, dan beberapa di antaranya merupakan re.erensi masterpieces.
15. %alah satu karya masterpiece adalah tulisannya 3ukuyama (19<9" yang berjudul7 The =nd o. 4istory. Tesis yang berangkat
dari keruntuhan komunisme global ini banyak mengundang perhatian ilmuwan, karena kesederhaan pola pikir 3ukuyama yang
memandang keruntuhan tersebut sebagai kemenangan mutlak bagi kelompok liberal yang kemudian akan kesepian dan tidak
menantang karena tidak lagi memiliki musuh ideologis yang sepadan. %e+ara ekstrem, posisi tesis ini malah semakin diperkuat
lagi dengan terbitnya buku lain 3ukuyama (199!" yang menempatkan dan mengagung-agungkan Amerika %erikat sebagai the last
man, pemenang tunggal.
0
11. 3ukuyama melalui dua bukunya yang menggiring pikiran pemba+a ke penggumpalan ideologi dunia menjadi demokrasi
liberal dan common marketization ini tentu sangat penting untuk diperhatikan. /amun demikian, perhatian ini sudah barang
tentu tidak harus membekukan kita semua, Bangsa 1ndonesia, untuk sami 'na wa athona, menerima begitu saja dan semakin
mena.ikan nasionalisme dan ideologi bangsa yang kita miliki. ,elas sekali pola pikir 3ukuyama ini teramat 4egelian dan Mar>ian.
'eduanya berasumsi bahwa ideologi dunia suatu saat akan mengeru+ut menjadi ideologi tunggal. 4egel sangat optimis bahwa
pengeru+utan ini akan mengarah kepada dominasi liberal state. %ementara, optimisme Mar>, yang konon meminjam pemikiran
4egel, mengarah pada terbentuknya global communist society. #enyederhanaan tesis ini telah meremehkan keberadaan ideologi
dunia lain7 islamisme, kon.u+ianisme, the asian values, swadeshi, #an+asila, dan sebagainya, sebagai ideologi alternati)e.
1!. Mendahului inspirasi dan pemikiran 3ukuyama, telah lama beredar karya pemikiran Daniel Bell (1985" berjudul The =nd o.
1deology. 'arena spektakulemya, buku inipun di+etak berulangkali oleh Ama;on. 4ampir sepenuhnya dia melandasi ulasan
ideologis 3ukuyama. /amun demikian, Bell sejak dini memperingatkan banyak kemungkinan dan .akta mun+ulnya hambatan
liberalisme yang ada berdasarkan pengamatan jelinya terhadap realitas merebaknya radikalisme dan .undamentalisme dalam tata-
kehidupan di banyak negara. %e+ara sederhana diapun melakukan kritik diri7 ideologists are terrible simplifiers, dan oleh
karenanya dia menyarankan bahwa pemikiran the end of ideology tersebut bukanlah berarti berakhirnya utopia akibat
kemenangan salah satunya.
10. Banyak sekali .akta lapangan yang diungkap Daniel. Termasuk misalnya, bagaimana menjadi makin radikalnya anak-anak
muda di #eran+is, dan negara-negara maju lain karena persoalan ketidaknyamanan kehidupan, human life. Mereka sudah semakin
susah menerima pemikiran dan .aham kewahyuan. ?ebih konkrit lagi, dia bahkan menyitir anekdot kaum jalanan di 'uba yang
berslogankan7 the revolution is law today .... Berakhirnya perang dingin ternyata masih meninggalkan pertikaian tentang masa
depan dunia yang membingungkan dalam pergeseran panjang from uncertainty to confusion.
1. Menanggapi arus pikir Daniel dan 3ukuyama, banyak sekali kritik dilontarlan. %alah satunya adalah kesederhanaan klari.ikasi
ideologisnya tentang the left and the right yang tidak mampu menyentuh kompleksitas kehidupan politik, ekonomi dan sosial-
budaya. 'e+uali men+a+i maki tentang ketidakjelasan wujud keragaman makna tentang economic liberalism, yang salah satunya
karena persoalan per-kutulon+at-an dari komunisme ke liberalisme, $old.arb (199<" mengkritisi perihal tidak adanya korelasi
yang memadai antara ideologi demokrasi dan ekonomi liberal tersebut dalam mengatasi persoalan-persoalan sosial yang sangat
luas, seperti7 persoalan etnis dan multikultural, persoalan persenjataan, lingkungan hidup, persoalan kontrasepsi, pornogra.i, dan
sejenisnya.
12. Masih banyak persoalan-persoalan kehidupan kemasyarakat yang memang tidak memiliki prospek untuk tersentuh oleh
peradaban liberalisme. &uang kosong yang sangat lebar tersebut memun+ulkan pemikiran $old.arb untuk melihat potensi peran
yang bisa dimainkan !ivil "ociety, yang menurutnya adalah a new ideology. ?ebih jauh, ke+uali menggambarkan .akta semakin
berperannya !ivil "ociety atau masyarakat madani dalam mewarnai peradaban global, dia sangat optimis bahwa kekuatan
masyarakat madani jelas akan menjadi kekuatan penyeimbang terhadap kesemena-menaan dominasi liberalisme yang pasti
kolonialistik dalam urusan kemanusiaan dan lingkungan
!
.
18. 'egagalan bertubi-tubi persidangan tingkat menteri dalam jajaran @TA di %eatle- 1999, *an+un-!550, dan 4ongkong-!552,
! #eran masyarakat madani dalam penanggulangan urusan kemanusiaan dan pembangunan lingkungan ini telah nyata dibuktikan di 1ndonesia ?ebih ianjut bisa dilihat7 Maksum,
M dan Dyah 1smoyowati !55!. %ilahkan ba+a juga ,ung, 'u-4yun a?al. !550.

menunjukkan dengan senyatanya bahwa kekuatan kolonialisasi liberalisme bukanlah tidak terbatas (Maksum, !552+"
0
. 4obi @TA
gagal sidang tersebut membuktikan kebenaran kekhawatiran $old.arb akan kesederhanaan pola pikir 3ukuyama. Benar sekali, ada
kekuatan lain yang menghambat daya tekan gerakan neo-liberalisme global. 4al ini tentu sekaligus menjadi indikasi kuat bahwa
Amerika dengan segala jama9ahnya bukanlah the last man yang steril.
1:. Tidak usah jauh-jauh. Apa yang terjadi di sekitar kita di tanah air jelas sekali sudah menggambarkan betapa terlalu
simplistiknya nalar 3ukuyama tersebut. Maraknya kekerasan kolekti., eskalasi terorisme dan anarkisme

, kontro)ersi yang selalu


bermuara pada kepentingan primordialisme yang sempit, penghalalan segala +ara, dan tindakan radikalisme lain yang makin
eskalati., sebagian, kalau tidak boleh dikatakan sebagian besar, bisa dimaknai sebagai kebangkitan a new way of life dan
9ideologi9 altemati. yang mewarnai kehidupan berbangsa dan menggambarkan wujud riel resistensi kelompok terhadap penjajahan
neo-liberalisme,B ketika ibu-pertiwi sedang bingung.
1<. %e+ara detil kebangkitan politik aliran disinyalir oleh /asikun (!558" sebagai akibat dari semakin erosi.hya wawasan
kebangsaan dalam dominasi tekanan globalisasi neo-liberal yang sedang terjadi. 'alau tesis /asikun ini benar, maka sayang
sekali bahwa erosi tersebut justru terjadi ketika wawasan kebangsaan dan ideologi negara seharusnya bisa diharapkan untuk
ber.ungsi sebagai palang pintu terakhir dalam menghambat gerakan common marketization yang neo-kolonialistik. 1ronisnya,
/egara dan kaum #an+asiiais tetap saja diam seribu bahasa, tidak beranjak, dan masih membiarkan wawasan kebangsaan dan
#an+asila sebagai the real ideology itu semakin abu-abu, makin kabur dan tidak jelas wujudnya sebagai rujukan kehidupan
berbangsa dan bernegara.
19. Dalam kondisi inilah layak sekali untuk melakukan uji )aliditas terhadap keabsahan nalar 3ukuyama dan Daniel Bell, apakah
untuk kasus 1ndonesia, erosi ideologi dan akselerasi dominasi global liberalism terjadi karena kekuatan liberalisme itu sendiri,
ekstremnya sebagai 'the only global ideology', ataukah karena menipisnya hambatan local ideology pada tingkat 1ndonesia. 1ni
penting sekali dilihat karena, berdasarkan tesis /asikun, bisa kita ba+a lebih jauh bahwa erosi ideologis dan kemerosotan
wawasan kebangsaan ternyata memi+u dua hal7 kebangkitan politik aliran yang kon.liktual- primordialistik, dan akselerasi
liberalisasi kehidupan yang jelas berbau penjajahan.
!5. 'lari.ikasi kolonilalisasi global liberalism ini sangat sederhana. Doktrin global yang dibangun bahwa liberalisme
memamerkan 9idealisme9 perdamaian dunia, kesejahteran dan liberty bersama, 4AM, demokrasi, dsb. ternyata hanyalah
.atamorgana belaka, dan musykil kebolehjadiannya. %ementara yang pasti, global liberalism dengan segala mesinnya yang
disebut &i+hard #eet sebagai the unholy trinity (/asikun, !558" telah memperkosa tata-aturan global yang sangat eksploitati..
1dealisme ternyata hanya sekedar gerakan-gerakan neo-kapitalisme yang sedang melakukan determinasi materialistis.
!1. Berakhirnya perang dingin telah menempatkan demokrasi liberal sebagai pemenang. Tetapi, sebagai /egara berdaulat
akankah 1ndonesia membiarkan dirinya menjadi pemeluk, atau tepatnya sampah liberalismeC Ataukah membiarkan perlawanan
berbagai kelompok pada tingkat lapangan yang berbasis primordialime sempit dan membahayakan keutuhan /'&1C 'alau erosi
nasionalisme yang sudah merosot tidak kunjung direhabilitasi, sungguh mengkawatirkan akan terjadinya dua hal7 keretakan
/'&1 dan terjebaknya negeri ini dalam global nationalism, meminjam terminologi Treanor (199:", yang mana.ikan
0 Beberapa negara dengan *ina, 1ndia, A.rika %elaian dan Brasil sebagai front liners, sangat gigih menolak dra.t yang telah tersusun untuk trading arrangement. #enolakan
*%A dan bahkan publik dunia sangat nyata sekali mengakibatkan kegagalan ini. Dalam putaran 4ongkong, bahkan para petani 'orea %elatan sangat akti. melakukan
demonstrasi di 4ongkong, 10-1< Desember !55%, untuk menggagalkan kesepakatan
Mengharukan sekali bahwa ketika naskah ini ditulis tiba-tiba diterima dua berita menyedihkan per telepon. (1" dimeepingnyu kantor 3ahmina di ,akarta oleh sekelompok
orang dengan identitas aliran6 dan (!" dibubarkannya kegiatan %yarikat, jaringan ?%M yang sedang mengadakan pertemuan, oleh sekelompok paramiliter. Berita kekerasan
kolekti. seperti ini juga semakin sering didapat melalui berbagai media.
2
nasionalisme dan ideologi 1ndonesia yang di+ibir Treanor sebagai universalist particularim. Dan dekadensi ideologis akan
semakin menjadi kenyataan.
!!. =rosi ideologi nasional semakin accelerated. 4al ini berkaitan erat dengan .akta sejarah #an+asila sebagai ideologi bangsa
yang naik-turun kedudukannya, tidak menentu, dan kemudian ditabukan pembi+araannya, bahkan sampai pada tingkat akademis.
Tidak berlebihan rasanya membandingkan positioning akademis #an+asila berdasarkan pemujaannya dalam %eminar /asional7
#an+asila %ebagai Arientasi #engembangan 1lmu, diwakili oleh pemikiran Daoed Doesoep (19<8" sebagai keynote speaker, dan
gugatan para akademisi dalam seminar nasional7 'ontekstualisasi dan 1mplementasi #an+asila dalam Berbagai Aspek 'ehidupan
Berbangsa dan Bernegara, diwakili oleh ngudarasanya Damardjati %upadjar (!558" yang menuntut bahwa nilai luhur itu tidak
untuk diwa+anakan tetapi diteladankan menurut kontekstualisasi jamannya.
Kontekstualisasi Pancasila
!0. #erbedaan pandangan antara dua orang .ilsu.7 Daoed Doesoe. dan Damardjati %upadjar menunjukkan bahwa pasang-surut
posisi #an+asila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah sebuah kenis+ayaan. Tetapi, pemujaan berlebihan dan
pelen+engan pemaknaan terhadap hakekat #an+asila yang dilakukan semasa Arde Baru melalui penyamaan antara nilai, makna
dan praksis, serta reduksi posisi .ilsa.ati #an+asila dari posisi nilai yang disamakan dengan kekuasaan atau rejim, apalagi sekedar
ditempatkan sebagai pembenaran politis sebuah rejim, menurut 'aelan (!558", merupakan keka+auan .atal epistemologis yang
pernah dilakukan terhadap perjalanan #an+asila.
!. *a+i-maki 'aelan terhadap reduksi pemaknaan ini sangat bisa diterima ketika kita merujuk pada teorisasi .ilsa.ati yang
berkali dikumandangkan oleh /otonagoro (19:" dengan memandang #an+asila dari sudut hakekat. Menurut Beliau, unsur-unsur
yang tidak pernah berubah dan mendukung keberadaan #an+asila diyakini tidak pernah lekang karena keadaan, tempat dan waktu.
&umusan #an+asila yang berpangkal asas pada kata-kata Tuhan-manusia-satu-rakyat-adil dalam bentukan katanya telah
menempatkan #an+asila ini berhakekat abstrak-umum-uni)ersal yang tak pernah lekang. %ementara, pada tingkat yuridis dan
politis ketetapan hakekat itupun se+ara akademik didukung oleh posisinya sebagai staats fundamental norm yang ngganthol
pada adanya /egara.
!2. 3luktuasi pemaknaan #an+asila tentu menyedihkan kalau diukur dari nalar /otonagoro (19:" yang sangat optimis selalu
menyarankan akan perlunya menempatkan moral #an+asila semestinya dalam pendidikan tinggi dan kehidupan bernegara.
Melihat kepentingan ini, se+ara eksplisit Beliau bahkan menekankan pentingnya memasukkan pendidikan moral #an+asila dalam
kurikulum keseluruhan jenjang pendidikan. #antaslah kalau murid-murid Beliau merasa risih melihat kenyataan dikorupnya
.ilsa.at #an+asila yang berwujud muksanya #endidikan #an+asila dari kurikulum menurut (( %isdiknas (Damardjati %upadjar,
!558".
!8. #emujaan #an+asila yang berlebihan sampai dengan plintirannya sebagai legitimasi politik dengan kewajiban asas tunggal
sampai tingkat urusan &T-&@ dan pembentukan kelompok arisan, telah menyebarkan )irus alergis publik pada masa re.ormasi.
Akibatnya, alergi itupun membangkitkan ektremitas perimbangan dalam bentuk malunya para elit politik dan birokrasi untuk
berbi+ara tentang #an+asila. #enempatan #an+asila yang setengah hati dalam (( %isdiknas merupakan +ontoh konkrit alergi
publik ini
2
, dan negarapun semakin berjalan terseok karena tidak pernah jelasnya arah yang harus dituju.
2 Besar sekali kebolehjadiannya bahwa gojegan teman penulis, seorang +opet, selalu mengatakan pada temannya pergi # ketika akan Eberdinas9 karena kebetulan mbon+eng
motor penulis ketika berangkat mengikuti # di 'epatihan padatahun 19<!, akan menjadi anekdot publik
8
!:. 'onsekuensi alergisnya, asas tujuan bernegara yang disuarakan oleh hakekat #an+asila menuju ter+iptanya keadilan sosial
yang berkedaulatan, berpersatuan, berkemanusiaan, dan berketuhanan, menjadi tidak populer, dikaburkan .ormatnya, dan negeri
ter+inta inipun semakin benar-benar berjalan di tempat, going no where, kalau tidak boleh dikatakan mundur beberapa langkah
menurut ukuran #an+asila. Dalam kekosongan ideologi internal yang menahun inilah, negara menjadi semakin terisi intensi. oleh
tata-kehidupan dan pola pikir yang over-liberalism. 4al ini ditunjukkan oleh betapa enggannya 1ndonesia melirik sektor
pertanian dan diikhlaskan dying, sementara di negara industri paling adidaya sekalipun seperti Amerika, prospek pertanian justru
semakin kuat, menikmati proteksi sektoral paripurna, at all cost, dalam penegakan national security.
Prospek Pertanian Negara Industri
!<. Tidak dipungkiri bahwa oleh karena syahwat kapitalistik, pembangunan pertanian 1ndonesia sudah sekian lama salah kiblat,
semenjak jauh hari sebelum masa re.ormasi. #ilihan sektor perekonomian prioritas yang diwarnai oleh syahwat para pemimpin
untuk menggenjot foreign-based industries dengan mengurbankan domestic based industries, jelas sekali melawan #odrat dan
iradat yang menganugerahi agrarisnya 1ndonesia, dan akibatnya menjerembabkan diri-sendiri negeri ini dalam kubangan
?13D*s, the low income food deficit countries (,ung, at.al., !550". ,ijiknya development economists terhadap sektor pertanian
dan industrialisasinya di negara agraris ter+inta ini tentu memilukan kalau diukur dari pola pikir liberalistik %te)en Blank (199<"
yang sepenuhnya makmuman terhadap pemikiran 3ukuyama (199!", meski asumsinya kelewat berani.
!9. 3ukuyama memang menyinggung sedikit perspekti. teleologis berkaitan dengan ke+enderungan menyeragamnya dunia
menuju ideologi liberal. Masih pula terperangkap pada doktrin kon)ensional ekonomi pembangunan bahwa liberalisme
perekonomian global dengan daya saing, e.isiensi dan pertumbuhan sebagai trisula, akan menempatkan negara maju semakin
terkonsentrasi pada industri non-pertanian. $iminishingnya sektor pertanian akan menjadi pola pikir kolonialistik negara-negara
maju dengan meman.aatkan negara-negara berkembang yang harus mengikuti
skenario liberal, menjadi sekedar penyedia pangan murah bagi negara-negara maju (Blank, 199<"..
05. ?ebih spesi.ik lagi lontaran pemikiran Blank yang dikembangkan dengan mengambil Amerika %erikat sebagai kasus
negara industri. Dikatakannya bahwa menyatunya ideologi global dalam payung liberalisme merupakan titik tolak yang lambat
laun akan menggusur khidmat Amerika %erikat di bidang pertanian. 4al ini didasarkan atas penilainnya bahwa sektor
pertanian akan menjadi semakin tidak layak se+ara ekonomis untuk dipertahankan dibandingkan dengan sektor perekonomian
moderen. %uatu ketika, menurut Blank, Bangsa Amerika akan meninggalkan pertanian karena more profitable and much less
of a headache untuk melakukan apapun kegiatan yang lain. Argumentasi yang dipakai dalam menjelaskan the end of
agriculture yang dia gagas, khususnya untuk Amerika terkesan teramat simplistik dan dalam banyak hal missed the points.
01. #emikiran Blank yang terlalu standard dan kon)ensional untuk ukuran seorang senior economist masa kini sangatlah
menggelikan. Mahasiswa %trata %atu yang baru belajar %nternational &rade di 3T#-($M saja tahu bahwa landasan pikir
Blank, yaitu nalar kemutlakan keunggulan komparati. yang diperkenalkan oleh 4e+ks+her-Ahlin tahun 1900 dan didasarkan
pada .ormat pikir kon)ensional profit ma'imizing ala neoklasis itu, sudah teramat kadaluwarsa. Mereka, para mahasis 3T#
itu, tahu persis bahwa dengan data empiris Amerika, 19: dan 1921, ?eontie. telah menganulir kemutlakan teorisasi tersebut
dengan argumen empiriknya yang terkenal sebagai (eonthiefs )arado'. 'alau sebagai ekonomis (ni)ersity o. *ali.ornia,
Da)is, memahami persoalan trading saja dengan melengse, pantas saja kalau tidak permana memotret masa depan pertanian.
:
Dalam pikiran Blank, hanya uanglah yang ber+okol dalam diri komoditas pertanian.
0!. Banyak sekali tanggapan terhadap nalar cupetnya Blank ini, meski sebagai sebuah karya pemikiran, harus diakui bahwa
banyaknya tanggapan men+erminkan signi.ikansi pemikiran yang berhasil mengangkat pro-kontra terhadap isu yang
dilontarkan. %alah satu penolakan dilontarkan oleh ,ohn 1kerd (!551" yang berdalih bahwa perubahan yang terjadi dalam
tingkat ideologis ini hanya akan membawa konsekuensi perubahan tata-pertanian menuju the new *merican farm yang
berkelanjutan
1
. Gonjang-ganjing ideologis paska keruntuhan tembok Berlin sama sekali bukan merupakan pertanda kiamat
bagi sektor pertanian Amerika, karena pertanian sungguh bukan hanya bernilai ekonomis.
00. *a+at nalar pemikiran Blank yang tidak diperkaya dengan pemahaman tentang pertanian tersebut sungguh kecele ketika
#emerintah Amerika %erikat justru memandang persoalan pertanian, dan terutama pangan, bukanlah sekedar persoalan perut dan
food security, apalagi profitability seperti disodorkan oleh Blank. %ikap tersebut terlihat dari dibentuknya $epartment of
+omeland "ecurity (D4%", ! ,uni !55!, sebagai proteksi terhadap rawannya sektor pangan dan pertanian dari terorisme yang
dirasa semakin mengan+am sejak "eptember bombing !551. Banyak pihak memberikan dukungan terhadap sikap Bush yang
melihat D4% sebagai upaya sungguh-sungguh proteksi sektor pertanian terutama dalam mengantisipasi bio- terrorism yang bakal
marak (Brown, !550".
0. Alasan yang dilontarkan oleh #residen Bush dengan D4% tersebut sangatlah sederhana (Drey.uss, !55". Bush meyakini
sepenuhnya bahwa pertanian dan pangan sangat rentan terhadap sabotase dan terorisme. #ada saat yang sama, dia juga meyakini
bahwa homeland security yang akan sangat dipengaruhi oleh kinerja sektor pertanian, mempunyai relasi sangat kuat terhadap
kesehatan perekonomian bangsa, dan pada gilirannya berpengaruh terhadap national security. 'alau Bung 'arno, 192!,
menyebut urusan pertanian adalah soal hidup atau mati, Bush pada tahun !55 semakin meyakini bahwa agricultural and food
security adalah persoalan national defense and security.
02. 'ulminasi dari kesungguhan Amerika tersebut ditunjukkan dengan diundangkannya +omeland "ecurity )residential
$irective 4%#D-9, 05 ,anuari !55 oleh The @hite 4ouse (!55". 1ktikad dari 4%#D-9 ini nampak dalam perihalnya7 $efense
of ,nited "tates *griculture and -ood )urpose. Dijelaskan pula dalam dokumen tersebut bahwa upaya defense ini dilakukan
untuk mengantisipi serangan teroris sebagai tujuan utama, meski ada disebut juga kepentingan lain tentang antisipasi terhadap
ben+ana alam dan keadaan darurat yang lain. ?ahirnya 4%#D-9 ini rasanya bisa dimaknai sebagai sebuah .akta yang menolak
simplikasi ideologisnya 3ukuyama, Bell, Blank, dan sebagainya.
08. #emikiran Blank itulah yang menjangkiti para teknokrat 1ndonesia yang didomonasi oleh para ekonomis senior dalam
meren+anakan pembangunan /egara. Tidak berbeda dengan Blank, mereka berpikir sangat korporatis dan liberalises. 3enomena
seperti ini tentu saja menyesatkan kiblat pembangunan pertanian, karena mereka hanya melihat pertanian sebagai .enomena
ekonomis. Dang sesungguhnya terjadi adalah, kalau boleh meminjam judul buku awai <5an, mereka telah gagal memahami what
is in a grain of rice
8
. Tentu, kata rice diadopsi dalam tulisan ini untuk menggambarkan sektor pertanian dalam pengertian seluas-
luasnya dan jelas mengandung perspekti. yang multidimensi.
Pembangunan Pertanian Salah Kiblat
1?ebih detil lagi ,ohn 1kerd (!551" memberikan karakteristik the new *merican farm tersebut sebagai sustainable farm yang disi.atkan oleh tiga watak .undamentalnya
yang harus environmentally sound, economically feasible and socially responsible.
8(ntuk buku yang pemah terkenal pada awaF <5an ini, penulis telah lupa pengarang dan tahun penerbitannya. (ntuk penerbitnya jelas sekali 1&&1 atau %=A&*A.
<
0:. Tidak salah kalau dikatakan bahwa sebetulnya, berdasarkan 4%#D tersebut bangsa 1ndonesia bisa berka+a-diri untuk tidak
semakin latah lari dan berpaling dari sektor pertanian sebagaimana selama ini terjadi. 'alau /egara industri dan adidaya sekelas
Amerika menyatakan bahwa urusan pertanian adalah persoalan ketahanan nasional, maka tidak berlebihan kalau bangsa agraris
1ndonesia ini tidak perlu malu dan ragu lagi berguru pada %ukarno untuk menempatkan urusan pertanian sebagai persoalan hidup
dan matinya bangsa. 'onsekuensinya, pembangunan pertanian yang selama ini salah kiblat, harus diluruskan kembali ke
khitthahnya, kalau tidak diinginkan bahwa &##' yang didengung-dengungkan keras juga akan menyusul $B4/-$B4/,
menjadi moratorium belaka.
0<. (paya pelurusan kiblat pembangunan sektor pertanian ini perlu berulangkali disampaikan karena .aktanya memang sudah
sangat akut. #embangunan yang mustinya pro-pertanian sudah lama menyublim menjadi semakin anti-pertanian. Akibatnya,
pembelaan /egara terhadap petani yang kepalang tanggung itupun berakibat terbatasnya +apaian kesejahteraan (Maksum, !552a6
!552+". Dengan mengadopsi kemenyatuan anasir #an+asila yang diambil dari pemikiran /otonagoro (19:0" akan adanya
kesatuan hakekat 'etuhanan-'emanusian-#ersatuan-'erakyatan- 'eadilan sebagai haluan perjalanan bangsa dan negara,
sebenarnya mudah sekali untuk merasakan dan mengukur derajat kemelen+engan pembangunan pertanian yang se+ara empiris
disampaikan berikut ini.
09. (ntuk sub-sektor tanaman pangan saja, sekarang ini masih terlalu banyak aib yang mengindikasikan salah kiblat, antara lain7
lunaknya tari.ikasi terhadap residual products, makin ka+aunya distribusi pupuk, penerbitan 1npres 10G!552 yang +a+at material,
importasi beras, pengurbanan petani sebagai tumbal in.lasi, dan naiknya harga pupuk tanpa kenaikan 4## gabah. #asti kita akan
merasakan ketidak-adilan yang amat sangat ketika amanat utama #residen dalam pelantikan '1B reshuffled untuk mengendalikan
inflationary schock akibat kenaikan harga BBM diterjemahkan dengan menurunkan harga beras. #enempatan petani sebagai
penyelamat in.lasi dan penyangga segala subsidi tentu teramat tidak berkeadilan-berkemanusian- berkerakyatan-berpersatuan-
berketuhanan.
5. Beban pada sektor tanaman pangan itupun masih harus diperberat lagi oleh posisinya sebagai pengawai sistem ketahanan
pangan nasional yang didasarkan pada pendekatan-pendekatan parsialistik yang bias konsentrasi pada produksi dan distribusi
pangan
:
. Dalam diskusi di depan beberapa anggota 'omnas-4AM, atas dasar kisruh sistem ketahanan pangan ini dan atas nama
3%##, penulis sampaikan bahwa sistem ketahanan pangan nasional kita sangat tidak sehat, tidak menjamin pangan kita sebagai
pangan yang halalan, thoyyiban, mubarakan. Bagi masyarakat beragama menurut #an+asila, tentu persoalan ini sangatlah
menyedihkan, apalagi melihat .akta lapangannya bahwa Departemen #ertanian semakin asyik ber+o+ok-tanam, sembari tetap
mena.ikan potensi anasir lain yang bisa mendukung penguatan sistem ketahanan pangan (Maksum, !558b".
1. Marjinalisasi bidang peternakan juga telah lama terjadi (Maksum, !55+". #enghapusan B(%=&, bukti serap, yaitu
kewajiban pabrik susu menampung bahan- baku lokal, telah menyebabkan han+umya usahatani susu perah. Dalam kurun waktu
re.ormasi pula telah terjadi importasi daging sapi gendheng, import telur busuk dan paha ayam, yang kesemuanya adalah
pembunuhan terhadap peternak. #ersoalan .lu burung yang berkepanjangan telah diantisipasi dengan kebijakan-kebijakan yang
sangat tidak popular. %iapa pula yang harus dipersalahkan kalau banyaknya sarjana peternakan dan kedokteran hewan ternyata
tidak mampu membendung laju kepunahan plasma nuth.ahC
: #adahal komponen komprehensi.nya adalah7 availability-accessibihty-relieability-#uality. Anasir sistem ketahanan pangan ini dijabarkan dari pengertian katahanan pangan
yang dide.inisikan oleh 3AA sebagai7 the access of all people al all time to goodfoodfor an active healthy life.
9
!. #erikanan dan kelautan yang telah lama dianak-tirikan dalam pembangunan bangsa, sampai sekarangpun belum
menunjukkan kemajuan pengembangan yang berarti, terutama dalam menyehatkan rohani dan jasmani masyarakat. #ersoalan-
persoalan over-fishing, proteksi pas-pasan terhadap nelayan ke+il, maraknya trawlers dan kapal ikan asing, lambatnya
kapitalisasi, ka+aunya distribusi BBM bersubsidi, dsb., menunjukkan lambannya /egara menggenjot kesejahteraan para nelayan
negeri bahari untuk segera memperoleh keadilan (Maksum, !55b". 'erentanan proteksi pulau ke+il telah pula berdampak pada
rawannya kedaulatan kawasan puiau-pulau ke+il terhadap okupasi asing.
0. Dalam kesempatan diskusi kehutanan, penulis sempat mempertanyakan adanya anomali bahwa benarkah semakin banyak
sarjana kehutanan, korupsi sektoral dan kerusakan hutan makin marakC Tentu pertanyaan itu tidak harus dilihat sebagai sinisme
atau pesimisme. Akan tetapi harus kita +ermati se+ara hati-hati karena .akta lapangan memang demikian, meski relasinya
mengada-ada. 'onser)asi kawasan nyaris selalu saja terjadi bersamaan dengan perpanjangan kemelaratan publik. %ementara,
illegal logging hanya di+ermati se+ara ekonomis dan .isik dengan pendekatan keamanan. #adahal kasus ini erat berkait dengan
persoalan degradasi sosiokultural yang terjadi ketika negara sedang sibuk berbenaBn-diri melakukan upaya character building
(Maksum, !552b".
. %ungguh menyedihkan bahwa akibat inter)ensi sistem sosiokultural yang tidak sepadan dalam kasus illegal logging ini,
ternyata menggiring rakyat menjadi lebih berdaulat terhadap cukong Malaysia dibandingkan /'&1. #ersoalan kedaulatan rakyat
ini memang sudah terlalu lama diabaikan di segala bidang pembangunan. #endekatan partisipati. yang dikumandangkan banyak
menemui hambatan implementati. karena partisipasi publik dikemas menjadi partisipasi plintiran. ?ebih parah lagi ketika
beberapa landasan legal, seperti ((:G!55 misalnya, ternyata tidak mengamanatkan /egara untuk lebih akomodati. terhadap
partisipasi publik (Maksum, !55a dan !558+". Banyak lagi agricultural injustice terpetakan dalam kajian *ccess to .ustice
(A!," yang dilakukan oleh #%#'-($M dan (/D# (!558" yang bisa menambah .akta ketidakadilan pertanian.
2. Dalam kajian A!, yang dilakukan di propinsi-propinsi Maluku, Maluku (tara, %ulawesi Tengah, %ulawesi Tenggara, dan
'alimantan Barat, persoalan agricultural injustice yang paling menonjol adalah kasus-kasus land dispute. Dalam hat ini
kasusnya bisa dikelompokkan dalam7 (i" kon.lik hori;ontal antar indi)idu petani ke+il6 (ii" kon.lik hori;ontal antar komunitas
petani6 (iii" kon.lik pemilikan lahan antara petani setempat dengan pemilik modal6 dan (i)" kon.lik pemilikan lahan yang si.atnya
)ertikal antara petani, indi)idu atau kelompok, dengan /egara. 'etika kita berbi+ara tentang keadilan yang berkerakyatan,
berkemanusiaan, berpersatuan, dan berketuhanan dalam persoalan pemilikan lahan ini , kenerja keagrariaan yang dilakukan
/egara, amat jauh dari harapan.
8. Bobroknya kinerja keagrarian bisa disebut sebagai pun+ak kebobrokan pembangunan pertanian karena pada dasamya
kesejahteraan raikyat negara agraris sangat tergantung pada persoalan pemilikan lahan sebagai aset ekonomi utama dan kinerja
keagrariaan /egara (@arsito, !5556 dan 4usodo, !55"
<
. 'alau @arsito lebih melihat inkonsistensi perundangan dalam
penjabaran ((#A 1985, 4usodo menyarankan perlunya re.ormasi agraria. Dua orang ahli ini menilai pelen+engan agraria ini
sudah parah dalam memperhatikan hak, terutama hak ulayat dan adat dengan terapi hukum yang positi.istik.
:. ?ebih jauh lagi, berdasarkan studi kasus pemilikan tanah masyarakat adat di %umatera %elatan, @arsito menilai bahwa
pengingkaran kinerja keagrariaan ini sudah tidak bisa dimengerti karena sudah jauh menyimpang dari hakekat #an+asila yang
< %alah satu kebijakan keagrariaan adalah diundangkannya #erpres 08G!552 'arena mendesaknya untuk men+ermati persoalan ini dari sisi .iHih dan kemanusiaan. 3orum
%ilaturrahmi #esantren dan #etani (3%##" m+ngadakan a+ara khusus7 Bahtsul MasaBil tingkat nasional dengan perpres ini sebagai agenda khusus, #ondok #esantren #andanaran,
Dogyakarta, 9-15 ,uni !552. %alah satu keputusannya adalah mengedepankan aspirasi rakyat pemilik lahan berdasarkan7 syuuraa bainahum wa syaawirhum fi al-amri.
15
dirujuk dari nalar hukum politik agrarianya /otonagoro (199!" dalam hakekat kata- kata Tuhan-manusia-satu-rakyat-adil.
?andasan positi.istik dalam urusan keagrarian jelas sangat diskriminati. dan mengingkari nilai asasi keadilan-kemanusian-
kerakyatan-persatuan-ketuhanan. 4ak menguasai sunberdaya alam oleh negara bagi kesejahteraan rakyat yang diamanatkan oleh
((D 192 semakin disalahartikan, tidak responsi. dan jauh dari aspirasi rakyatnya.
<. Tidak jelas penyebab dari kesalahan kiblat ini. %angat tidak pasti apakah pelen+engan tersebut terjadi se+ara intensional,
karena kelalaian pembangunan atau ketidakjelasan kiblatnya. Tidak jelasnya kiblat inipun masuk akal kalau mengingat bahwa
#an+asila semakin tidak dilirik lagi sebagai kiblat bangsa. /amun demikian, masih juga meninggalkan pertanyaan besar
bagaimana salah kiblat bisa terjadi begitu saja pada saat paduan-suara pembangunan oleh para petinggi /egara selalu menyiratkan
tujuan pembangunan sebagai decentralized-growth-e#uity-sustainabilityC 3aktanya, gap antara tujuan pembangunan dan
realisasinya menjadi semakin lebar. %udah barang tentu menarik sekali bagi keberadaan perguruan tinggi untuk filling the gap,
melalui peran pen+agaran budaya nusantara, pemajuan ilmu pengetahuan dan pengawalan ideologi bangsa, guna menentukan
sosok kinerja pembangunan sebuah /egara, 1ndonesia &aya.
Peran Ideologis Ilmu Pengetahuan
9. Berdasarkan pidato pengukuhan /otonagoro (19:0", kedudukan #an+asila sebagai .ilsa.at ilmu tidak lagi disangsikan.
Tinjauan akademik ,oko #itoyo (!558" menegaskan sikap /otonagoro ini dengan ulasan kebakuan pro.il ontologis-
epistemologis-aksiologisnya dalam posisi #an+asila sebagai obyek ilmu, genetivus objectivus. Dalam posisinya sebagai subyek
ilmu, genetivus subjectivus, yang menentukan wujud ontologis-epistemologis-aksiologis ilmu pengetahuan dan pada gilirannya
kinerja pembangunan, meski uraian #itoyo sangat meyakinkan dalam hal ini, kekeringan ideologis ilmu-ilmu pertanian dan salah
kiblatnya pembangunan pertanian membuktikan keterbatasan kapasitas ideologisasi #an+asila dalam membangun daya a.eksi
terhadap dua aspek ini.
25. Dari pemetaan permasalahan pembangunan pertanian yang telah disajikan, nampak sekali adanya ketidakjelasan relasi antara
ilmu pengetahuan, ideologi #an+asila dan pembangunan. Boleh jadi, sebagian ilmuwan justru memandang ideiologiasasi ini
sesuatu yang ditabukan. Menghubungkan ilmu pengetahuan dengan ideologi dan pembangunan memang tidaklah mudah diterima
oleh para akademisi, terutama untuk bidang-bidang hard sciences yang pendekatannya +enderung positi.istik dan memandang
kaidah kebenaran ilmiah yang value free se+ara internal.
Dalam kaitan ini mungkin kita bisa belajar banyak dari mbah-mbahnya scientists dalam memandang perihal value ini.
21. 'etidakmudahan men+ari solusi dalam polemik tentang relasi ilmu pengetahuan dan ideologi dibenarkan dengan serius oleh
@ilson (1992". Ahli entomologi dari (ni)ersitas 4ar)ard ini men+eriterakan pengalaman panjangnya ketika memperkenalkan
teori sociobiology pada tahun 19:5an. Dalam pro-kontra teorinye ini dia bahkan sampai didemo, diteror
9
sampai dipe+at dari
kedudukannya sebagai ilmuwan senior oleh kelompok yang menolak teorinya untuk diterapkan dalam social science, meski teori
yang sama tidak pernah bermasalah pada saat dipakai untuk mamahami dunia binatang.
2!. %eorang ahli bom hidrogen senior yang oleh @ilson (1992" disebut sebagai bapak bom hydrogen, =dward Teller (199<",
9 Tindak kekerasan yang dideritany ilmuwan ini sungguh sangat tidak la;im dalam dunia keilmuan. %uatu saat, ketika dia sedang mengajar, segerombolan mahasiswa dari
(ni)ersitas Mi+higan nyelonong masuk kelas berdemonstrasi dan orasi. %uatu saat yang lain bahkan sampai dia diguyang oleh demonstran. %ampai dia memutuskan untuk
keluar dari 4ar)ard dan selalu ditemani polisi pada saat pidato tentang pendirinnya.
11
dalam ulang tahunnya yang ke-95 menyatakan kegembiraannya yang bukan main ketika mengetahui telah berakhirnya perang
dingin karena dengan begitu karya akademiknya tidak lagi merusak dunia. #ernyataan tersebut dia sampaikan karena
kesadarannya yang mun+ul kemudian bahwa kemajuan ilmu pengetahuan itu menurutnya merupakan upaya +ermat bagi
pen+erahan generasi manusia, dan sama sekali bukan untuk kehan+uran manusia. #ernyataan ini mengajarkan pengaruh ideologis
kemanusian bagi seorang ilmuwan dan .ilsu. .isika sekelas =dward Teller.
20. Menarik pula memahami tidak netralnya keilmuan yang disuarakan melalui .anatisme doktrin kelompok Baha9i, dari markas
besarnya di ?ondon, yang sangat bersemangat mengumandangkan the onnes of science and religion (@arwi+k ?ea.let, !558".
#rinsip seperti inipun diyakini oleh para ilmuwan Dahudi dalam membangun sikap akademik berkaitan dengan $M#, Genetically
/anipulated )lants, sebagaimana disampaikan oleh $alun (!55!", seorang genetic scientist dari @ei;mann 1nstitute o. %+ien+e,
1srael. Dalam klari.ikasinya, ahli genetika senior beragama Dahudi ini mengingatkan tentang dua hal prinsip kahati-hatian agama
yang dipeluknya7 (i" tidakkah rekayasa genetika ini bisa diperhatikan sebagai inter)ensi terhadap +iptaan TuhanC6 dan (ii"
tidakkah pemindahan spesies antar gene ini termasuk cross-breeding yang tidak diperkenankan oleh agamaC.
2. #olemik tentang nilai inipun melanda bidang ekonomi. Dua orang nobelists untuk bidang ekonomi, $unnar Myrdal
15
(19:5
nobelist0 dan Amartya %en (!551 nobelist", telah 9murtad9 dari mainstream economics yang neoklasik-kapitalistik karena
memasukkan unsur nilai untuk berpihak kepada masyarakat miskin dalam pengembangan perekonomian negara berkembang
(%en, !550". 'elahiran para murtad, diikuti banyak pengikut dan memi+u berkembangnya institutional economics, dengan gigih
memandang pentingnya membangun relasi ilmu ekonomi dengan ilmu humaniora lain. 4al ini tentu mensiratkan tidak perlunya
lagi berpolemik tentang amanat sistem nilai dalam ekonomi.
22. Bukan maksud tulisan ini untuk menjabarkan isu-isu etika-.ilsa.at-agama berkenaan dengan .akta yang diungkapkan.
#emaparan ini semata mengingatkan akan keterbatasan prinsip value free pengembangan ilmu pengetahuan yang etika tunggalnya
men+ari kebenaran akademik
11
. #rinsip ini pada umumnya terjebak pada kebenaran korespondensi dengan dukungan kesesuaian
empiris, dan kebenaran koherensi dalam bentuk konsistensi rasionalitas. Dalam tataran terapan keilmuan, kebenaran ilmu
pengetahuan tersebut menurut 4amami, sebagaimana dirujuk oleh Budisutrisno (!558", masih pula dituntut untuk memenuhi
kebenaran pragmatis sebagai kebenaran pelengkap yang wujudnya adalah .ungsi keman.aatan ilmu dalam kehidupan praktis
manusiawi.
28. 'alau ketiga tingkat kebenaran ilmu itu dipenuhi, baik berkenaan dengan keberadaan #an+asila sebagai .ilsa.at dan ilmu,
serta keberadaan ilmu pengetahuan pertanian pada umumnya, maka tidak lagi memerlukan pro-kontra tentang value free dan
watak hybrid
1!
ilmu para akademisi 1ndonesia yang diwarnai oleh serentetan values dari tempat belajar. 'arena, values ini bisa
diperkaya dengan kebenaran pragmatis. #ertanyaannya adalah seberapa tingkat ketersediaan dan kejelasan anasir local values
pada tingkat pragmatis, yang oleh banyak pihak merupakan tuntutan kontekstualisasi nilai-nilai #an+asilaC 'ontekstualisasi ini
menjadi prasarat pengayaan watak hybrid dengan local values.
15 'arena kegigihannya memperjuangkan nilai-nilai pemihakan yang pro-poor, $unnar Myrdal dinilai oleh para ekonomis sebagai bukan ekonomis. Berbeda sekali dengan %en
yang lahir 05 tahun kemudian dan mewakili generasi sesudahnya, sudah tidak lagi ada kritik seperti dialami oleh Myrdal, dan Amartya, bersama %adako Agata, ditunjuk untuk
menjadi +o-+hairs dari (/ *ommission on 4uman %e+urity ((/*-4%". Akomodasi nilai dalam telaah ekonomis sudah tidak lagi disangsingkan kebenarannya.
11 %ambutan untuk mengisi kesenjangan hubungan antara ilmu pengetahuan, ideologi #an+asila dan pembangunan nasional menjadi sangat rele)an untuk dilakukan tatkala
dalam kebingungan ideologis yang memun+un+ulkan berbagai persoalan sosial-politik ini juga melahirkan jeritan banyak pihak yang merindukan kehadiran nasionalisme bangsa
dan ideologinya sebagaimana diungkap di banyak media dalam menyambut sewindu re.ormasi yang tidak memberikan banyak arti.
1! Terminologi hybrid ini diadopsi dari diskusi maya yang terjadi di antara para anggota milist ($M minggu-minggu terakhir dalam merespon ren+ana %imposium
dan sarasehan #an+asila ini.
1!
2:. 'apasitas ideologisasi dalam bangunan trianggulasi yang dinamis dan relasional dari #an+asila-1lmu-#embangunan memang
masih memerlukan upaya kontekstualisasi dan aktualisasi. Meski harus dimulai, terutama dari diri #an+asila, tentu .akta ini bukan
menjadi alasan bagi ilmu pengetahuan dan pembangunan pertanian menjadi stagnasi dalam nilai. 4al ini mengingat bahwa
kebidangan ini memiliki relasi hori;ontal antar umat manusia, dan relasi )ertikalnya dengan urusan infrahuman dan ketuhanan,
meminjam istilahnya #itoyo (!558", merupakan hubungan serba+akup yang menentukan pembangunan pertanian yang sama
sekali tidak value free, dan keberlanjutan 1ndonesia.
2<. #ada tingkat ontologis, diperlukan telaah ulang apakah keberadaan ilmu pengetahuan pertanian, sebagai indi)idu maupun
kelompok ilmu, telah merupakan keberadaan ilmu yang berketuhanan-berkemanusian-berpersatuan-berkerakyatan- berkeadilan.
Berkenaan dengan konteks ideologis, sudah barang tentu rede.inisi ulang sangat dimungkinkan. Demikian pula kaitannya dengan
kinerja epistemologis dan aksiologis ilmu pertanian. 1lmuwan pertanian tentu legawa untuk memaklumi, bahwa ilustrasi empiris
yang diutarakan sebelumnya menunjukkan kinerja aksiologis kebijakan pembangunan pertanian yang mengingkari keadilan-
kemanusiaan- kerakyatan-persatuan-ketuhanan dan semakin morat-marit adanya. 1tulah kenis+ayaan tuntutan lapangan akan
perlunya re.leksi diri ilmu pengetahuan pertanian bagi kemaslahatan pembangunan umat manusia.
29. 'etika .ormat ontologis-epistemologis-aksiologis dalam hubungan #an+asila- 1lmu-'ebijakan bisa dibangun, maka
penguatan peran ideologis ilmu pengetahuan dalam hal ini bisa dilakukan pada dua tingkatan. #ertama, pengayaan ideologis
pengembangan keilmuan dengan kebenaran pragmatis yang memadai. 'edua, peningkatan gerakan ideologis para akademisi
sebagai pengemban ilmu pengetahuan, mengingat kedudukannya sekaligus sebagai civic group pemikir dalam kelompok
masyarakat madani. Dalam kondisi ketidak-pedulian publik yang makin memun+ak terhadap nasionalisme, rasanya peningkatan
peran ideologis akademisi dalam dua tataran tersebut merupakan the last hope untuk meluruskan kembali kiblat pembangunan,
khususnya sektor pertanian, sebelum negeri ini semakin ter+erai-berai, sak walang-walang.
85. 1deologisasi ilmu pengetahuan dan pembangunan ini tentu menuntut ikhtiar panjang karena masih ada persoalan ideologi
bernegara yang belum selesai penataannya. Tetapi, satu hal yang pasti, bahwa proses isi merupakan proses rumit yang dialektis
dan multi-iterati., tetapi sekaligus adalah keharusan. %ehingga dengan demikian, kesatuan prosesi harus se+ara sistematis
dibangun, yang menurut Damardjati %upadjar (!558" dituntun oleh kaidah-kaidah prosesi yang benar, berangkat dari al-awwaalu
menuju al-akhiru, dan bergerak iterati. dari konkritisasi makna lahiriah keadilan sosial yang merupakan unsur lahir, al-dlohiru,
menuju hakekat ketuhanan yang mewakili hakekat bathiniah, al-bathinu.
atatan Akhir
81. Tahun-tahun terakhir ini memang tidak mudah untuk menjawab pertanyaan7 memangnya kita punya kiblatC ,angan-jangan
/egeri ter+inta ini memang sudah nir- kiblatC #ertanyaan nakal ini tentu menghantui dan harus menjadi perhatian kita bersama
karena itulah adanya pada tingkat lapangan. 1deologi yang oleh /otonagoro diyakini kehakekatannya dan berkenaan dengan ada
dan tidak adanya 1ndonesia, ternyata masih memiliki banyak pekerjaan rumah internal. Berdasarkan nalar akademik /otonagoro,
maka persoalannya tidak lagi terletak pada #an+asila atau tidak. #ersoalannya terletak pada kapasitas ideologisasi #an+asila
terhadap kehidupan manusia nusantara.
8!. 'eterbatasan kapasitas ideologisasi tersebut mengakibatkan kontro)ersialnya relasi mata rantai ideologi-ilmu pengetahuan-
10
kebijakan. Dalam ukuran kebenaran, nyaris tidak pernah ada kontro)ersi sebelum dituntut adanya kebenaran pragmatis.
%ementara kebenaran pragmatis ini masih saja relati. wujudnya ketika kontekstualisasi dinamis terhadap #an+asila ditabukan.
/yatanya, kebenaran ini masih sangat beragam antar kelompok, antar suku, antar aliran, antar politisi dsb dalam negara 1ndonesia
yang satu. Bangunan kebenaran ini sangat penting, karena kalau kita belajar wa+ana global, pertikaian memun+ak yang berujung
pada berakhirnya perang dingin juga lebih menonjol pada tingkat pragmatisme yang dimenangkan oleh gerakan liberalme global.
80. 'etiadaan kejelasan bangun kebenaran konkrit ideologis sebagai panduan pragmatis pembangunan bangsa di 1ndonesia,
sampai batas tertentu justru telah menjadi katalisator bagi per+epatan merebaknya gerakan neo-liberalisme di tanah air, kendati
setuju-atau-tidak setuju, .aktanya di bawah permukaan mun+ul resistensi yang dikonsktruksikan dengan sengaja oleh kebangkitan
politik altemati. dengan segala radikalismenya sebagai kekuatan ideologi primordialistik. Tidak bisa dipungkiri bahwa pergulatan
itupun pasti berlandaskan pada pemahaman akan kebenaran yang diyakini masing-masing.
8. Dalam ketidakpastian posisi ideologi nasional seperti ini, teriakan banyak pihak tentang perlunya melakukan penguatan ulang
terhadap nasionalisme dan ideologi /egara merupakan kenis+ayaan yang harus dijawab dengan segera, kalau tidak diinginkan
akan mun+ulnya pemahaman terhadap kebenaran yang semakin fragmented menurut selera masing-masing, atau bahasa
prokemnya, nafsi-nafsi. Tentu tidak perlu menunggu generasi muda 1ndonesia kemudian makmum, beramai-ramai mengikuti
teriakan anak-anak muda di 'uba, dan kemudian berganti imannya7 radicalism is the law.
82. 'emenyatuan pandangan ideologis sudah barang tentu merupakan harapan bagi konsolidasi nasional guna membangun jati-
diri bangsa untuk tidak dide.inisikan menurut udelnya sendiri-sendiri. Tidak ada yang bisa diharapkan dalam kondisi dewasa ini.
Tidak parlemen kita, bukan pula jajaran birokrat. 'arena keduanya telah meman+angkan kiblat yang salah, atau bahkan telah
merobohkan kiblat dan manjadikan /egara ini nir-kiblat. Benar kata $old.arb, harapan terakhir tentu ada pada kelompok
masyarakat madani.
88. Dalam kaitan inilah signi.ikasni peran bisa dilakukan oleh para akademisi, sebagai civic group pemikirnya masyarakat
madani, dengan peran gandanya7 pengawal ilmu pengetahuan dan gerakan nilai. Tetapi, itu tentu merupakan proses panjang,
melalui kontekstualisi nilai dengan nyata, sebagai dasar pengayaan peran ideologis ilmu pengetahuan dan peran politik
akademisinya bagi pembangunan /egara. =.ekti.itas peran akademisi ini akan sangat tergantung pada kerja-kerja politik pada
tataran politik kerakyatan dan kebangsaan 1ndonesia, dan sama sekali bukan politik praktis, yang harus digalang sebagai kegiatan
tindak lanjut sarasehan dan simposium ini.
8:. Dlalimnya kebijakan pembangunan pertanian, yang bisa diilustrasikan dalam kepin+angan pembangunan pertanian yang
selama ini diposisikan sebagai tumbal pembangunan, dan kinerja keagrarian /egara yang tidak #an+asilais menurut ukuran
/otonagoro, merupakan wujud nyata bahwa relasi #an+asila-1lmu-'ebijakan, khususnya dalam bidang pertanian memerlukan
peninjauan ulang se+ara seksama. Dalam hal ini rede.inisi ulang boleh jadi diperlukan dalam melihat wujud keberadaan,
kontekstualisasi, dan sistem nilai yang dikawalnya dalam aras ontologi-epistemologi- ontologi ilmu dan kebijakan pertanian
berdasarkan haluan /egara kalau memang nationalisme 1ndonesia masih diperlukan oleh warga bangsa ini guna menggalang
persatuan dan mengikat keutuhan /'&1, sekaligus membendung nasionalisme aliran dan global nationalisme.
!a"tar Pustaka
1
Anonim. 191. Babad Tanah Djawi. 'aetjap @onten ing /ederlan in taoen @elandi 191, M. /ijho..- 9s9 - $ra)enhage.
Bell, Daniel. 1985. The =nd o. 1deology. 3rom the *on+lusion. http7GGwww.writing. upenn.eduG -a.ilreisG25sGbell-+hap 10.html.
Blank, %te)en *. 199<. The =nd o. Agri+ulture in the Ameri+an #ort.olio. Iuarum Books, << #ost &oad @est, @estport,
*onne+ti+ut, *T 58<<1.
Boeke, ,.4. 1920. =+onomi+s and =+onomi+ #oli+y o. Dual %o+ieties7 as =>empli.ied by 1ndonesia. 1nstitute o. #a+i.i+ &elations,
/ew Dork, /D.
Brown, ?ester &. !550. 3ood7 A /ational %e+urity 1ssue-*hapter 1. A #lanet (nder %tress.
@.@. /orton J *o., /D7 !550. http 7GGwww. =arth-poli+).orgG BooksG#BG#B+h lKss2htm.
Budisutrisno. !558. Teori 'ebenaran #an+asila sebagai Dasar #engembangan 1lmu #engetahuan. %eminar /asional7 Mengenang
%atu Abad 'elahiran #ro.. /otonagoro. 3akultas 3ilsa.at ($M, 1 3ebruari !558.
Drey.iiss, 1ra. !55. Bush Arders 3ood %upply #rote+tion. *B%/=@%, L MM1M The Asso+iated #ress, @ashington.
http7GGwww.+bsnews.+omGstoriesG!55G5!GIG terrorGmain29:9<.shtml.
$eert;, *li..ord. 1980. Agri+ultural 1n)olution7 the #ro+esses o. =+ologi+al *hange in 1ndonesia. Berkeley, (ni)ersity o.
*ali.ornia #ress.
4aryati, =ny. !550. #engembangan Masyarakat Desa dan #enanggulangan 'emiskinan. Disertasi Doktor, 31%1#A?-($M. Tidak
dipublikasikan
3ukuyama, 3ran+is. 19<9. The =nd o. 4istoryC. The /ational 1nterest, %ummer =dition, 19<9.
------------. 199!, The =nd o. 4istory and the ?ast Man. By @ay o. an 1ntrodu+tion. #enguin
#ubli+ation. http7Gwww.1eaderu.+omG.tissuesG.t9811Gnu+hterlein.html.
$alun, =sra. !55!. $eneti+ally Manipulated #lants7 ethi+al and &eligious 1ssues. %*A#= $M 3ood *ontro)ersy 3orum (1
/o)ember".
$old.arb, ,e..rey *. 199<. The =nd o. 1deology and the #ossibility .or #rin+ipled #oliti+s.
/ew %+hool .or %o+ial &esear+h. http7GGwww.un+.eduGdepts.G=uropeG +on.eren+esGA*?%9
4usodo, %iswono Dudo. !55. #embaharuan (( Agraria #aling Ampuh Tingkatkan 'esejahteran #etani. Tempo 1nterakti.,
%elasa, ! Agustus !55 N 1:71! @1B.
1kerd, ,ohn. !551. !1B *entury Agri+ulture7 The =nd o. Ameri+an 3arm or the /ew Ameri+an 3armC. #resented at #artnership .or
%ustaining Agri+ulture, @oodland. !:-
!<G50G951.
,ung, 'u-4yun6 Anu+hat #6 M. Maksum6 dan T #ark. !550. *i)il %o+iety &esponse to Asian *risis-Thailand, 1ndonesia and
'orea. 1=@%, Donsei (ni)ersity.
'aelan. !558. &e)italisasi dan &eaktualisasi #an+asila sebagai Dasar 3ilsa.at dan 1deologi Bangsa dan /egara 1ndonesia.
%eminar7 %atu Abad 'elahiran /otonagoro. ($M.
Maksum, Mo+hammad. !55a. #aradigmati+ *hange in the 1ndonesian 1rrigation De)elopment #oli+y &e.orm in Diasarray.
#resented at @@* 1ntematinal *on.eren+e on @ater and #oliti+s. Marseilles, !8-!: 3ebruary !55.
-----------. !55b. #engembangan 'awasan Bahari7 Dalam #erspekti. 'eberlanjutan-
'eterpaduan. %emiloka7 O#engembangan 'awasan Bahari Terpadu. #urworejo, 11-1! Mei !55.
----------- !55+. %trategi #engembangan #eternakan 1ndonesia7 Menuju 'eberdayaan
%ektoral. Makalah Tunggal %eminar7 #embangunan #eternakan !552-!559, dalam #eringatan 4ari #eternakan dan
'esehatan 4ewan. D1T,=//A' ,akarta, !: %eptember !55.
12
-----------. !552a. 'abinet 1ndonesia Bersatu dan 'esejahteraan #etani Majalah #angan =disi
,anuari Tahun !552. Diterbitkan oleh B(?A$
-----------, !552b. %o+io+ultural and %tru+tural Approa+h in *ommunity 3orest De)elopment7
%trategi+ 1nter)ention *ombating 1llegal ?ogging. #resented in @rap-(p @orkshop Mo( ('-1ndonesia. *ondu+ted
by D31D-('', #ontianak, 19-!1 A+tober !552.
-----------, !552+. #embelaan /egara Terhadap #etani7 (topia atau Dagelan =konomi #olitik
%epanjang MasaC. Diskusi Terbuka D## 4A-1#B, 15 Desember !552.
-----------. !558a. Dinamika #embaruan Tata-#emerintahan di Daerah7 %ektor #edesaan,
#ertanian dan #angan. ?okakarya Tata #emerintahan Daerah dan %etting Agenda 'emitraan #ropinsi D1D-,ateng.
#artnership (/D#. %olo, 1!-10 ,anuari !558.
------------. !558b. Agro.orestry7 &oad to &ural 3ood %e+urity =nhan+ement. #resented at the
1nternational %eminar and 1/A3= @orkshop. $M(, :-< 3ebr !558.
Maksum, Mo+hammad dan Dyah 1smoyowati. !55!. *i)il %o+iety *ase %tudy .or 1ndonesia7 *ross %e+toral #artnership in
=nhan+ing 4uman %e+urity. #ro+eeding, Third 1ntelle+tual Dialogue on Building Asia9s Tomorrow. Bangkok.
1%=A% and ,*1=.
/asikun. !558. @awasan 'ebangsaan di bawah Tekanan $lobalisasi dan 'ebangkitan #olitik Aliran. Makalah %eminar Bulanan
#%#'-($M, 'amis Mei !558.
/otonagoro. 19:0. #idato %ambutan #enerimaan $elar Doktor ,onoris 'ausa. ($M, 19 Desember 19:0.
-----------. 199!. #olitik 4ukum dan #embangunan Agraria di 1ndonesia. *M #an+uran Tujuh,
,akarta, 199!.
#itoyo, Djoko. !558. #an+asila %ebagai ?andasan #engusahaan 1lmu. %eminar7 %atu Abad 'elahiran #ro.. /otonagoro. 3akultas
3ilsa.at ($M, 1 3ebruari !558.
#%#'-($M and (/D#. !558. %trengthening A++ess to ,usti+e and the &ule o. ?aw. Dra.t &eport presented in in the pro)in+es o.
Maluku, /orth Maluku, *entral %ulawesi, %outheast %ulawesi, and @est 'alimantan. ,an-Mar+h, !558.
%en, Amartya. !550. The sear+h .or ways and means to guarantee se+urity .or e)ery human.
#resented at Tokyo @orkshop (3ebruary !2-!8, !550" and Bangkok @orkshop (Desember 11-1!,!55!" on 4uman
%e+urity. 4eld by (/*-4%.
%oekarno. 192!. %oal 4idup Atau Mati. #idato #residen dalam a+ara #eletakan Batu #ertama $edung 3akultas #ertanian, Bogor.
Digandakan oleh #%#0-1#B, !552.
%upadjar, Damardjati. !558. Menata /egara Menurut #ro.. /otonagoro. Disampaikan dalam %eminar /asional7 Mengenang %atu
Abad 'elahiran #ro.. /otonagoro.
Teller, =dward. 199<. =ssays on %+ien+e and %o+iety7 %+ien+e and Morality. 1n %+ien+e, !! May 199<, Mol !<5, no. 208:, pp
1!55-1!51.
The @hite 4ouse. !55. 4omeland %e+urity #residential Dire+ti)e 4%#D-9. 1ssued by A..i+e o. the #ress %e+retary, 3ebruary
0,!55.
Trenor, #. 199:. %tru+ture o. /ationalism. %o+iologi+al &esear+h Anline, Mol.!, no. 1. para !.1.
http7GGwww.so+resonline.org.(kG!GlG<.html.
@arsito, 4appy. !555. 4ak-4ak 'eagrariaan Adat dalam #olitik 4ukum Agraria 1ndonesia =ra $lobalisasi7 %tudi kasus eks marga
Benakat, Muara =nim.
18
@arwi+k ?ea.let. !558. The Anness o. %+ien+e and &eligion. ?o+al %piritual Assembly o. the Baha9i.
@ilson, =dward. 1992. %+ien+e and 1deology. A+ademi+ Iuestions, Mol. <, 58-51-1992, pp :0. http7GGwww.mugu.+omG+gi-
binG(pstreamGwilson-ideology.
Doesoep, Daoed. 19<8. #an+asila, 'ebudayaan dan 1lmu #engetahuan. 'eynote spee+h seminar nasional7 #an+asila sebagai
Arientasi #engembangan 1lmu. 3akultas 3ilsa.at ($M 0- %ept. 19<8
1:
.
s
1
Disampaikan dalam %arasehan dan %imposium7 #an+asila sebagai #aradigma 1lmu #engetahuan dan pembangunan Bangsa.
Diselenggarakan oleh (ni)ersitas $adjah Mada, bekerjasania dengan 'A$AMA, ?emhannas dan ?1#1 dalam &angkaian A+ara #eringatan
4ari ?ahir #an+asila dan 4(T 'emerdekaan &1. Balai %enat ($M, Dogyakarta. 1-12 Agustus !558.
:
/alar dasar ini biasa dipakai sebagai pengantar bagi mahasiswa yang akan belajar 1nternational 1conomics, #erdagangan
1nternational, atau sejenisnya. Dalam "tandard te'tbook biasanya menempati bagian awai, introductory chapters, yang
mengenalkan maia kuliah tersebut tentang prinsip dasar trading dalam kondisi yang sangat sederhana.
1
Diskusi ini dilakukan belum lama ini di 4otel Melia antara 3orum %ilaturrahmi #esantren dan #etani (3%##" dengan beberapa anggota
'omnas 4AM, di antaranya komisioner *habib *hir;in dan Amidan. 15 Mei !558.
1<

Anda mungkin juga menyukai