Anda di halaman 1dari 26

PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL

Disusun Oleh:

1. Devi Aprilia N. (120210102015)
2. Defrin Yuniar K.S. (120210102027)
3. Desi Rahmawati (120210102071)
4. Rizka Hartami P. (120210102107)
5. Iswatul Hasanah (120210102111)
6. Widya Nur Imami (120210102121)





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL

Persamaan diferensial parsial memegang peranan penting di dalam
penggambaran keadaan fisis, dimana besaran-besaran yang terlibat didalamnya
berubah terhadap ruang dan waktu. Secara umum, proses fisika yang bergantung
pada dua atau lebih variabel bebas terumuskan dalam pernyataan persamaan
diferensial parsial, disingkat PDP. Sebagai contoh, bila kita meninjau gelombang
tali, besaran simpangan tali y dan rentangan setimbangnya, selain bergantung
pada waktu t juga pada tempat peninjauannya, yakni kedudukan x bagian tali
tertentu. Penerapan hukum kedua Newton memberikan persamaan diferensial
parsial bagi simpangan y dalam variabel bebas x dan t.
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas beberapa jenis persamaan
differensial parsial bagi sejumlah proses fisika tertentu, metode pemecahan, dan
penafsiran fisika pernyataan fungsi pemecahannya. Pemecahannya akan lebih
dititik beratkan fungsi pemecahan khususnya, yang memenuhi sejumlah syarat
batas (bagi ruang) dan syarat awal (bagi waktu) yang diberikan dengan
menerapkan metode pemecahan pemisahan varibel pada beberapa koordinat
diantaranya koordinat kartesis, koordinat silinder dan koordinat bola.

1.1 Metode Sparasi Variabel untuk Penyelesaian PDP Secara Umum
Penyelesaian PDP dengan metode pemisahan variabel, dapat diasumsikan
bahwa bentuk solusi dari PDP dapat dipecah atau dipisahkan menjadi suatu
hasil kali pada fungsi dari setiap variabel independen. Penyelesaian PDP dengan
pemisahan variabel banyak digunakan dalam berbagai aplikasi misalnya dalam
masalah perpindahan panas, getaran dan lain-lain. Metode variable terpisah sendiri
merupakan metode penyelesaian persamaan diferensial parsial yang sering
digunakan karena fleksibel, dan relatif mudah.
Penyelesaian PDP dengan metode pemisahan variabel dapat dituliskan
dalam bentuk :
U = X . Y

dengan, X = X(x) ; Y = Y(y)
sehingga :
U(x,y) = X(x) Y(y)
di mana X(x) dan Y(y) masing-masing adalah fungsi x dan y, yang kita
akan coba tentukan. Karena alasan ini metode tersebut sering kali disebut metode
pemisahan variabel.
Contoh Soal
1. Selesaikan PD Parsial


Dimana, ( )


Penyelesaian
( ) () ()
( )

()()
( )

()()
Sehingga PDP menjadi : X(x) Y(y) = 4 X(x) Y(y)
Atau,

()
()

()
()
( )

()
()

()
()

()

()


Sehingga,
( ) () ()
( )


( )


Karena,
( )


( )


Dari identitas diperoleh :
C = 8 , k/4 = -3 k = -12

Jadi penyelesaian akhir PDP adalah :
( )


( )


Latihan Soal
1. Selesaikan PD Parsial


Dimana, ( )


Penyelesaian
( ) () ()
( )

()()
( )

()()
Sehingga PDP menjadi : X(x) T(t) + X(x) T(t) = X(x) T(t)
Atau,

()
()

()
()
( )

()
()

()
()

()

()
()


Sehingga,
( ) () ()
( )

()


( )
()


Karena,
( )


( )
()

()


Dari identitas diperoleh :
C = 4 , k - 1 = -3 k = -2

Jadi penyelesaian akhir PDP adalah :
( )
()

( )



1.2 Persamaan Perambatan Gelombang
Pada pasal ini kita akan meninjau perambatan gelombang dalam medium
1-dimensi, yakni pada seutas dawai yang kedua ujungnya diikat, seperti pada
senar gitar atau piano. Jika seutas tali (benang, senar gitar dan sebagainya) yang
panjangnya L direntang sampai mencapai tegangan maksimum dan kedua
ujungnya diikat pada posisi tetap di x = 0 dan x = L. PDP yang memenuhi fungsi
gelombang y (x,t) adalah :


dengan



1.2.1 Solusi Persamaan Gelombang 1-Dimensi
Persamaan gelombang dimensi satu yang menyatakan getaran senar yang
direntangkan sejajar sumbu-x dengan panjang L dinyatakan oleh persamaan

()
Karena ujung-ujung dawai simpangannya nol maka kita mempunyai dua syarat
batas yaitu
+ ( ) +( ) ()
Bentuk gerakan dawai akan bergantung pada simpangan awal dan kecepetan
transversal awal. Diandaikan simpangan awal adalah f(x) dan kecepatan
transversal awal adalah g(x). Dengan demikian kita mempunyai dua syarat awal,
yaitu
a) Simpangan awal
+ ( ) () dengan () () . . . (3)
b) Kecepatan transversal awal
+

( ) () () () ()
karena kedua ujung dawai terikat sehingga selalu diam.
Terapkan metode pemisahan variabel dengan menuliskan:
+ ( ) ()() . . . (5)
Ke dalam persamaan (1) sehingga menghasilkan


Atau

()
Dengan k sebuah tetapan real positif. Penyelesaian persamaan differensial (6)
berturut-turut adalah
{


{



Pemecahan umumnya adalah :
+ ( ) ( )( ) ()
Perhatian: Pada Pers. (6) kita memilih tetapan persamaan terpisahnya k
2
, karena
alasan fisika, bahwa getaran dawai dinyatakan oleh fungsi cosinus dan sinus,
ketimbang fungsi eksponensial real. Jika seandainya kita memilih tetapannya o
2
,
maka syarat batas pada ujung tali di x = 1 hanyalah dipenuhi untuk o = 0; jika o =
0 maka o haruslah imajiner, atau o
2
= k
2
, dengan k sebuah tetapan real positif
seperti di atas.
Dengan menerapkan syarat batas persamaan (2.a) : + ( ) , kita
dapati P = 0 sehingga pemecahan (7) menjadi :
+( ) ()( ) . . . (8)
Di mana tetapan Q,R dan S setelah diserap di dalam tetapan A dan B. penerapan
syarat batas (2.b) : + ( ) , memberikan :
(

) ( )
Sehingga pemecahan (8) menjadi :
+ ( ) ()( )

. . . (9)
Tetapan An dan Bn ditentukan oleh kedua syarat awal persamaan (8). secara
sederhana, kedua syarat awal ini berkaitan dengan cara bagaimana kita
menyembunyikan dawai pada awalnya.
Contoh Soal
1. Tentukan persamaan defleksi + (x,t) dari senar yang panjangnya dan kedua
ujungnya diikat pada posisi tetap. Jika simpangan awalnya f(x) = 0 dan
kecepatan awalnya g(x) = (0,01 sin x), c
2
=T/ =1.
Penyelesaian :
Persamaan Gelombang :


- Syarat batas : +(0, t) = +(, t) = 0 ; t 0
- Syarat awal : +(x,0) = 0,01 sin x ; 0 x L
+( )


PD diselesaikan dengan metode pemisahan variable :
+( ) () ()
+

()

()

()

()
+

() ()

() ()

Sehingga, PD menjadi : () () = () ()
()
()

()
()

()

() ()

()

() ()


Persamaan differensial menjadi :
+ ( ) (

)(

)

- Untuk syarat batas : y (0,t) = 0
+ ( ) (

)(

)
+ ( ) (


Penyelesaian PD menjadi :
+ ( ) (

( )

- Untuk syarat batas : y (,t) = 0
+ ( ) ( ( )
+ ( )

( )
Penyelesaian PD menjadi : +( ) ( )

- Untuk syarat awal : + (x,0) = 0
+ ( ) ( )
()

Penyelesaian PD menjadi : + ( ) ( )

- Untuk syarat awal : + (x,0) = 0,01 sin x
+( )


Penyelesaian khusus PD : + ( )
Latihan Soal
1. Tentukan persamaan defleksi y(x,t) dari senar yang panjangnya dan kedua
ujungnya diikat pada posisi tetap. Jika simpangan awalnya f(x) = 0 dan
kecepatan awalnya g(x) = (0,25 sin x), c
2
=T/ =1.
Penyelesaian
Persamaan Gelombang :


- Syarat batas : +(0, t) = +(, t) = 0 ; t 0
- Syarat awal : +(x,0) = 0,01 sin x ; 0 x L
+( )


PD diselesaikan dengan metode pemisahan variable :
+( ) () ()
+

()

()

()

()
+

() ()

() ()

Sehingga, PD menjadi : () () = () ()
()
()

()
()

()

() ()

()

() ()


Persamaan differensial menjadi :
+ ( ) (

)(

)

- Untuk syarat batas : y (0,t) = 0
+ ( ) (

)(

)
+ ( ) (


Penyelesaian PD menjadi :
+ ( ) (

( )

- Untuk syarat batas : y (,t) = 0
+ ( ) ( ( )
+ ( )

( )
Penyelesaian PD menjadi : +( ) ( )

- Untuk syarat awal : + (x,0) = 0
+ ( ) ( )
()

Penyelesaian PD menjadi : + ( ) ( )

- Untuk syarat awal : + (x,0) = 0,25 sin x
+( )


Penyelesaian khusus PD : + ( )
2. Tentukan defleksi +(x,t) dari tali yang panjangnya L. Kedua ujungnya
dipasang tetap, kecepatan awalnya g(x) = 0 dan defleksi awalnya :
() {

( )




Penyelesaian :
Persamaan differensial gelombang untuk syarat batas ( ) ( )
adalah :
+ ( ) (

)(


Selanjutnya dengan meninjau syarat awal pada kasus diatas
- Untuk syarat awal :
+( )

)
+( )



Sehingga persamaan diferensialnya menjadi :
+ ( ) (

) (



- Untuk syarat awal : + (x,0) = f (x)
+( )



Dengan koefisien An dapat dihitung melalui persamaan deret fourier sinus :

()

( )

()


Substitusi An pada penyelesaian persamaan diferensial :
+ ( )

}

1.3 Pemecahan PDP dengan Metode Sparasi Variabel Koordinat
Kartesis, Koordinat Bola dan Koordinat Silinder

1.2.1 Penyelesaian persamaan Laplace dalam berbagai koordinat
1. Persamaan Laplace di dalam koordinat kartesian
Dapat dituliskan:


Dapat dituliskan penyelesaiannya dengan sparasi variabel :
( ) () () ()
Dapat dituliskan persamaan lain dalam bentuk diferensial:


Apabila penyelesaian komponen X, Y, dan Z dapat dituliskan:




Dengan penyelesaiannya selengkapnya dengan penurunan matematis dapat
dituliskan:



e B e A X
mx
m
m
mx
m
m

=
+
=
=

0 0
( ) ( )
z F z E Z
n m
mn
n m
n m
mn
n m
2
1
2 2
2
1
2 2
sin
0 0
cos
0 0
+
= =
+ +
= =
=

e D e C Y
ny
n n
ny
n
n

=
+
=
=

0
0
|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|
+
=
=
my
D
my
C e B e A
m m
mx
m
mx
m
m
sin cos
0

2. Persamaan Laplace di dalam koordinat silinder


Persamaan Laplace dalam koordinat silinder:


Dapat dituliskan penyelesaiannya:
( ) () () u()
Dibagi pada R, Z, u persamaan Laplace di dalam koordinat silindris:


Menghasilkan variabel terpisah membentuk:


Karena antara satu suku dengan yang lain tidak bergantung satu sama lain:

()

u u


Dapt dituliskan identik dengan persamaan diferensial:


Dengan mensubstitusikan n = x maka dapat dikenal sebagai Persaman Bessel:


Dengan metode Frobenius, dengan mencoba penyelesaian:


Dengan menentukan persamaan indisial:


Untuk k = m menghasilkan hubungan berurutan untuk koefisien:


Dapat diperoleh penyelesaian:


Dengan:


Dari persamaan 28 dikenal sebagai fungsi Bessel orde ke-m, apabila k = -m , kita
dapat menuliskan J
-m
x dapat dituliskan persamaan lengkapnya:


Dengan demikian dapat diperoleh penyelesaian adalah sebuah deret:
( )



3. Persamaan Laplace di dalam koordinat bola
Persamaan Laplace dalam bentuk bola adalah:


Dapat dituliskan penyelesaiannya:
( ) () () u() () ( )
Dibagi pada () ( ) persamaan Laplace di dalam koordinat bola:


Yang harus berarti suku pertama ruas kiri sama dengan suatu tetapan K misalnya,
dan sisa suku lainnya adalah K, suku pertama kita selesaikan dengan menulis :
r
2

= 0
Yang menghasilkan persaman euler :
r = e
z
Menghasilkan penyelesaian :
R = Ar
n
+ Br
-n-1
untuk n -



R = A ln r + B r
-


untuk n = -



Dimana n = m1 yang akar persamaan karakteristik memenuhi :
K = n (n+1)
Adanya penyelesaian untuk S u
Menghasilkan persamaan dengan variabel terpisah :

u
u

= m
2
u
Dengan penyelesaian persamaan berikut :
u = A cos m + A sin m
serta :
sin
2
u

cot u
u
u
n (n + 1) = m
2
Dengan mensubtitusikan :
u = cos u
Didapatkan :
u
u
=
u

u
= - sinu
u

serta

u
u

= sin
2
u

- cos u
u


Melalui perhitungan menghasilkan Persamaan Differensial Lagendre secara
umum :

Untuk m = 0 dinamakan persamaan diferensial Lagendre orde ke n, dengan
menerapkan metode Frobensius, kita dapat mencoba penyelesaian :
u = a

u
+k
Dengan menentukan persamaan indisial :
k(k 1) = 0
Untuk k = 0 menghasilkan hubungan berurutan untuk koefisien a :
a

= -

-2
Dapat diperoleh penyelesaian :
u = a
0
1

cos
2
u +

cos
4
u + .
a
1
cos u -

cos
3
u + .
u = u
0
+ u
1
dengan menguji setiap komponen n baik pada u
0
dan u
1
:
u
0
untuk n yang bernilai genap
u
1
untuk n yang bernilai ganjil
Dari ketentuan yang diperoleh dari persamaan didapatkan :
u
0
u = a
0
1-

= 1 yang berarti a
0
=


( ) ( ) 0
1
1 2 1
2
2
2
2
2
= u
)
`

+ +
u

u
m
n n
d
d
u
d
d
u
u u
Sehingga :
P
4
cos u =

cos
2
u +

cos
4
u
Dengan demikian untuk m = 0 penyelesaian persamaan Laplace di dalam
koordinat bola adalah :
+ (r,u,) = A
n
e
nz
+ B
n
e
-nz
P
n
cosu
Contoh Soal :
1. Pecahkan persoalan nilai batas dari persamaan laplace

dengan metode pemisahan variabel dengan syarat batas berikut :


Penyelesaian :
Substitusi solusi sparasi variabel u(x,y) = X(x) Y(y) dalam Persamaan


sehingga menghasilkan persamaan : X + kX = 0, Y kY = 0 pers (1)
Gunakan syarat batas, maka diperoleh :
u(x,0) = X(x)Y (0) = 0 Y (0) = 0
u(0,y) = X(0)Y (y) = 0 X(0) = 0
u(a,y) = X(a)Y (0) = 0 X(a) = 0
Persamaan 1 memiliki 3 macam solusi yang bergantung pada nilai k. Untuk k=0
diperoleh X= 0, solusinya :
Substitusi syarat batas u(x,0) , sehingga memberikan solusi, untuk k < 0, misal k =
-
2
, suku pertama persamaan 1 menjadi :
Yang mempunyai solusi


0
2
2
2
2
=
c
c

c
c
y
u
x
u
b y (y) g u(a,b) y g y u
a x (x) f u(x,b) x f x u
< < = = = =
< < = = =
0 , 0 , 0 ) ( ) , 0 (
0 , , 0 ) ( ) 0 , (
2 1
2 1
0
2
2
2
2
=
c
c

c
c
y
u
x
u
2 1
) ( A x A x X + =
0 ' '
2
= X X
2) (pers ) (
2 1
x
x
B e B x X

+ =
Substitusi syarat batas untuk u(0,y) dan u(a,y), diperoleh :







untuk, k =
2
> 0, diperoleh solusi :
Dengan substitusi syarat-syarat batas pada X, membuat c1 = 0,





Kembali lagi ke Y dengan , kita mendapat :


Dengan menyelesaikan Y(0) = 0, diperoleh An = 0, dan jadi

Dari persamaan 3 dan 4, kita memperoleh solusi :
Dengan prinsip superposisi solusi, kita memperoleh bentuk umum solusi :


Akhirnya syarat batas u(x,b) = f2(x) mengakibatkan bahwa


Kalikan persamaan diatas dengan kemudian integrasikan atas interval
0 < x < 0, kita punya :



( ) 0
0
0 ) (
0
0 ) 0 (
2
2 2
2 1
2 1 2 1
0
2
0
1
= =
= + =
= + =
= = + =
= + =

a a
a a
a a
e e B
e B e B
e B e B a X
B B B B
e B e B X




x c x c sin cos
2 1
+
3) (pers . . . 1,2, n , sin
jadi dan
. . . 1,2, n ,
= =
= = =
x
a
n
Xn(x)
x
a
n
n
t
t

2
n
k =
y B y A Y
n n n n
sinh cosh + =
y
a
n
x
a
n
Bn
t t
sinh sin
y
a
n
x
a
n
B y x u
n
n
t t
sinh sin ) , (
1
+ =

=
4) (pers. sinh y B Y
n n n
=
x
a
mt '
x
a
n
a
b n
B x f
n
n
t t
sin sinh ) (
1
2

=
=
. . . 1,2, n , sin ) (
sinh
2
0
2
= =
}
xdx
a
n
x f
a
b n
a
Bn
a
t
t
1.2.2 Penyelesaian Persamaan Gelombang dalam Berbagai Koordinat :
1. Persamaan Gelombang 2 Dimensi dalam system koordinat Cartesian
Secara umum persamaan gelombang dituliskan :
c

+
c

= v
2
V
2
+
Dengan proses faktorisasi sparasi variabel :
+ x,y,z. t = X (x) Y (y) Z (z) T (t)
Persamaan gelombang dua dimensi di dalam system koordinat cartesian :

Dengan membaginya persamaan 61 dengan variabel X T diperoleh
persamaan :

Dengan menuliskan ruas kiri sama dengan W
2
serta suku pertama dan kedua ruas
kanan sama dengan v
2
p
2
dan v
2
q
2
:




Memiliki penyelesaian secara umum :
T = A cos wt + B sin wt
X = C cos px + D sin px
Y = E cos qy + F sin qt
y x t
v
c
c
c
c
c
c
+
+
+
=
+
2
2
2
2
2
2
2
|
|
|
.
|

\
|
+ =
c
c
c
c
c
c
y x t
Y
Y
X
X
v
T
T
2
2
2
2
2
2
2
1 1 1
2 2
2
2 2
2 2
2
2 2
2
2
2
1
q v
Y
T
p v
X
T
w
T
T
dt
d v
dt
d v
dt
d
=
=
=
Dengan tetapan-tetapan A, B, C, D, E, F, yang ditentukan oleh syarat
batasnya. Misalnya gelombang itu ialah gelombang di permukaan bidang segi
empat yang beretepikan x = 0, y = 0, x = a dan y = b
Dalam hal ini syarat batasnya adalah f (x,y,t) = 0 di tepi-tepi tersebut. Syarat
batas demikian akan memberikan hubungan :
C = 0
D sin pa = 0 yang berarti pa = mt dengan m = 0,1,2, 3, . . . .
E = 0
F sin qb = 0 yang berarti qb = nt dengan n = 0,1,2, 3, . . . .
Sehingga penyelesaiannya dapat dituliskan :





Seandainya pada saat t = 0, f (x,y,0) = f
0
dan df/dt = f (x,y,0) = u
0
maka Gmn dan
Hmn dapat diperoleh dari persamaan :


Yang dengan menerapkan rumus Euler-Fourier didapat :



( )
tu t dengan wak an bersangkut
yang batas syarat oleh ditentukan H dan G koefisien adapun
dengan
sin sin sin cos ) , , (
mn mn
2
2 2
2
2 2
2
2
mn
W
b
n
a
n m
v
b
n
x
a
m
t W H t W G t y x f
mn mn mn mn
t
t t
+ =
|
.
|

\
|
+ =
y
b
n
x
a
m
W u
y
b
n
x
a
m
G f
mn o
mn o
t t
t t
sin sin
sin sin

=
=
dy dx y
b
n
x
a
m
u
abW
H
dy dx y
b
n
x
a
m
f
ab
G
a b
mn
mn
a b
mn
} }
} }
=
=
0 0
0
0 0
0
sin sin
4
sin sin
4
t t
t t
2. Persamaan Gelombang dalam system koordinat sferis (bola)
Merupakan gelombang yang memancar dari suatu titik sumber
gelombang di dalam medium yang isotroop, sehingga medannya berbentuk
permukaan bola, berarti amplitudonya adalah simetri bola (hanya tergantung pada
jari dari titik pusat/sumber), sehingga dipakai koordinat sferis untuk
menyelesaikan persamaan differensialnya.
Secara umum persamaan gelombang dituliskan :
c

= v
2

r
2


Dengan proses faktorisasi sparasi variabel untuk menentukan penyelesaian :
+( r, t ) = R (r) T (t)
Dengan proses faktorisasi sparasi variabel untuk menentukan penyelesaian :
W
2
= v
2
k
2
Persamaan differensialnya akan terpecahkan seperti :

Contoh Soal :
1. Sebuah membran bujur sangkar dengan a = b =1 dan c = 1/t ditempatkan pada
bidang xy. Membran tersebut direntangkan dengan fungsi f (x,y) = x(x -1)y(y
-1), 0 < x < 1, 0 < y < 1. tentukan posisi setiap titik pada membran untuk t > 0
Penyelesaian :
Kita mempunyai g(x,y) = 0, dan sehingga Bm,n = 0. untuk m,n = 1,2,3, . . . , kita
punya :



( )( ) wt D wt C kr B kr A
r
t r sin cos sin cos
1
) , ( + + = +
( ) ( )
( ) ( ) dx x m x x dy x n y y
dy dx y n x m y y x x n Bm
t t
t t
sin 1 sin 1 4
sin sin 1 1 4 ,
1
0
1
0
1
0
1
0
} }
} }
=
=
Jika salah satunya m atau n genap, Bmn = 0
Jika keduanya m dan n adalah ganjil,
Jadi solusinya adalah




Latihan Soal :
1. Sebuah membran bujur sangkar dengan a = 4 cm dan b = 2 cm dan c
2
= 12,5
dyne/cm ditempatkan pada bidang xy. Membran tersebut direntangkan
dengan fungsi f (x,y) = 0,1(4x-x
2
)(2y-y
2
). Tentukan posisi setiap titik pada
membran untuk t > 0

Gelombang Permukaan Bidang Segi empat
Penyelesaian :





3 3 6
,
64
n m
B
n m
t
=
( )
( ) ( )
( ) ( )

=
|
|
|
|
.
|

\
|
+ + +
+ +
+ +
=
+ =
0 0
2 2
3 3 6
0 0
2 2
3 3 6
1 2 1 2 cos
1 2 sin 1 2 sin
) 1 2 ( 1 2
64

cos sin sin
64
) , , (
l k
l k
t l k
y l x k
l k
t n m y n x m
n m
t y x u
t t
t
t t
t
gasal n dan m ,
6 , 409

2
sin ) 2 (
4
sin ) 4 (
20
1

2
sin
4
sin ) 2 )( 4 ( 1 , 0
) 2 )( 4 (
4
3 3 6
2
0
2
4
0
2
2
0
4
0
2 2
n m
dy
y n
y y dx
x m
x x
dxdy
y n x m
y y x x B
mn
t
t t
t t
=
=
=
} }
} }
gasal n dan m dengan
2
sin
4
sin
4
4
5
cos
3 3
1 6 , 409
demikian dengan
2 2
1 1
6
y n x m
t n m
n m
u(x,y,t)
m n
t t
t
t
)
`

|
.
|

\
|
+ =

=


1.1.3 Penyelesaian Persamaan Difusi dalam Berbagai Koordinat :
Persamaan difusi sangatlah banyak dalam kehidupan masyarakat yaitu difusi debu
dan gas difusi panas (konduksi panas).
1. Persamaan Difusi dalam system koordinat Cartesian :
Di dalam sistem koordinat kartesian, persamaan difusi dapat dituliskan

Dengan mengingat gejala difusi adalah gejala yang tidak stabil sehingga
mengalami penurunan nilai eksponensial, sehingga kita dapat menentukan
penyelesaian :
+(x, y, z, t) = e
-at
X(x) Y(y) Z(z)
Dengan mensubtitusikan persamaan 1 kepersamaan 2 :

Yang menghasilkan penyelesaian yang berbentuk :


Dengan :



|
|
|
.
|

\
|
+
+
+
+
+
=
c
+ c
c
c
c
c
c
c
z y x
D
t
2
2
2
2
2
2
z y x
Z
Z
Y
Y
X
X D
a
c
c
c
c
c
c
+ + =
2
2
2
2
2
2
1 1 1
( )
( )
( )

+ =
+ =
+ =
kz Fk kz Ek Z
ny Dn ny Cn Y
mx Bm mx Am X
sin cos
sin cos
sin cos
Sehingga penyelesaian lengkapnya :


2. Persamaan Difusi dalam Sistem Koordinat Silindris :
+


Dengan mengingat gejala difusi adalah gejala yang tidak stabil sehingga
mengalami penurunan nilai eksponensial, sehingga kita dapat menentukan
penyelesaian :
+ ( )

() ()u ()
Dengan mensubtitusikan persamaan 82 ke 81 :


Dengan menuliskan :


Yang menghasilkan penyelesaian berbentuk :


Didapatkan persamaan :

Yang berarti masing-masing ruas harus sama dengan tetapan m
2
misalnya ruas
kiri

sesudah disamakan dengan m
2
merupakan persamaan Bessel yang
penyelesaiannya diberikan oleh fungsi Bessel J
m
x dengan :

( ) ( ) { }

= = =

+ =
1 1 1
sin cos , , ,
2
m n k
t Dm
mx Bm mx Am e t z y x
2
2
2 2
2
2 2
1

c
u c
u
=
|
.
|

\
|
+ +
c
c
+
c
c
n
D
a R
R
R
R
2
1
2
|
.
|

\
|
+ = n
D
a
x
Begitu pula untuk ruas kanan sama dengan m
2
akan menghasilkan penyelesaian
yang berupa fungsi harmonic.
Sehingga penyelesaian lengkapnya :


Contoh Soal :
1. Tentukan distribusi suhu u(x,t) pada logam yang lebarnya l dimana logam
mula-mula mempunyai distribusi suhu mantap yaitu 0 dan 100 pada x = l.
jika pada keadaan tak mantap, t C, kedua ujung logam dipertahankan
bersuhu 0
Penyelesaian :
Syarat batas untuk keadaan mantap :
U
0
(0,0) = 0 dan U
0
= (l,0)= 100
Karena keadaan awal adalah keadaan mantap maka
U
0
= (x,0) memenuhi pers. laplace


Penyelesaian PD sebelumnya adalah U
0
= ax + b
Dengan menerapkan syarat batas, diperoleh b = 0 dan a = 100/l. jadi penyelesaian
keadaan mantap :




( ) ( ) ( ) { }( )
( )
nz
n
nz
n
m m m mn m mn
at
e F e E
m D m C x J B x J A e t z

+
+ + =

sin cos , , ,
0
) 0 , (
2
0
2
=
dx
x u d

=
= + = + V
=
kx
kx
x F
F k
dx
F d
F k F
x
l
x u
cos
sin
) ( : dimana
0 atau 0
100
) 0 , (
2
2
2
2 2
0

=
kx e
kx e
u
t -k
t -k
cos
sin
dan,
2 2
2 2











1.4 Tinjauan Umum Bentuk PDP untuk Aliran Fluida
l
x n
e
n
u(x,t)
n
dx
l
x n
x
l l
dx
l
x n
x f
l
b
x/l f (x)
x
l
u
l
x n
b u
l
x n
e b u
l
x n
e u
t l n
n
n
n l l
n
n
n
t l n
n
n
t l n
t
t
t
t t
t
t
t
to
to
to
sin
) 1 ( 200
jadi,
) 1 ( 200
sin
100 2
sin ) (
2
: b koefisien sehingga
100 dari sinus fourier deret merupakan diatas ungkapan
100
sin
u u an mengingink kita 0, t pada a, selanjutny
sin
sin
2
2
2
) / (
1
1
1
0 0
n
0
1
0
) / (
1
) / (

} }

=
|
.
|

\
|
= =
=
= = =
= =
=
=

Anda mungkin juga menyukai