PENDAHULUAN Trauma saluran kemih 10-15 % trauma abdomen Waspada trauma ginjal bila : hematuria, trauma tumpul/ tajam daerah kostovetebra patah tulang iga
PENDAHULUAN Secara patologis trauma pada ginjal dapat dibagi atas: Kontusio ginjal: + 80 % trauma tumpul ginjal. Perdarahan di parenkim ginjal tanpa kerusakan kapsul, kematian jaringan maupun kerusakan kaliks. Laserasi ginjal: robekan parenkim mulai dari kapsul ginjal berlanjut sampai pelviokaliks. Cedera pedikel ginjal: cedera pada arteri maupun vena utama ginjal ataupun cabang segmentalnya. PENDAHULUAN American Association for Surgery of Trauma membagi trauma ginjal atas 5 gradasi PENDAHULUAN Grade 1 : Kontusio renis terdapat perdarahan di ginjal tanpa kerusakan jaringan, kematian jaringan maupun kerusakan kaliks Hematuria dapat mikroskopik/ makroskopik Pemeriksaan imajing normal PENDAHULUAN Grade 2 Hematom subkapsular atau perirenal yang tidak meluas, tanpa adanya kelainan parenkim. PENDAHULUAN Sub kapsular hematom PENDAHULUAN Grade 3 Laserasi ginjal tidak melebihi 1 cm Tidak mengenai pelviokaliks Tidak terjadi ekstravasasi. PENDAHULUAN Laserasi superfisial PENDAHULUAN Grade 4 : Laserasi lebih dari 1 cm dan tidak mengenai pelviokaliks atau ekstravasasi urin Laserasi yang mengenai korteks, medulla, dan pelviokaliks
PENDAHULUAN Laserasi dalam/ profunda PENDAHULUAN Ekstravasasi kontras pada CT scan (tanda panah) PENDAHULUAN Grade 5 : Cedera pembuluh darah utama Avulsi pembuluh darah gangguan perdarahan ginjal Laserasi luas pada beberapa tempat Ginjal yang terbelah PENDAHULUAN Infark renal segmental PENDAHULUAN Infark renal total PENDAHULUAN PENDAHULUAN Gradasi ini didasarkan atas (berturut-turut paling tepat ) : 1. Autopsi 2. Penemuan intraoperatif 3. Pemeriksaan imajing
PENDAHULUAN Makin tepat gradasi ini ditetapkan maka kita dapat mengurangi angka laparotomi, angka eksplorasi ginjal dan angka nefrektomi PENDAHULUAN Eksplorasi ginjal pada trauma nefrektomi karena perdarahan tak terkendali Eksplorasi ginjal untuk menyelamatkan parenkim ginjal PENDAHULUAN Masalah di Indonesia: Hanya tersedia IVP CT scan atau arteriografi terbatas Akurasi gradase preoperatif akan berkurang Algoritma berikut ini hanya berdasarkan imajing IVP
Penilaian preoperatif dan diagnosis Riwayat trauma daerah kostovetebra Nyeri + jejas daerah kostovetebra gejala tersering Massa retroperitoneal hematome dan urinoma. Imbibisi darah ke intraperitoneal gejala rangsang peritoneal.
Penilaian preoperatif dan diagnosis Syok Mengatasi syok harus dilakukan. Bila syok tidak teratasi atau berulang, laparotomi segera. Bila ada fasilitas, dapat dilakukan pembuatan single shot IVP Penilaian preoperatif dan diagnosis Hematuria Pada trauma tumpul, mikroskopik tanpa syok tak memerlukan pemeriksaan imajing apapun kecuali terdapat trauma penyerta (intraabdominal) / trauma deselerasi cepat
Pada trauma tembus semua hematuria memerlukan pemerikasaan imajing
Penilaian preoperatif dan diagnosis Indikasi pemeriksaan imajing: Trauma tajam dengan hematuria imajing Trauma tumpul Hematuria gross Syok (sistolik < 90 mmHg) Jelasnya: trauma tumpul, hematuria mikroskopik, tanpa syok tidak perlu pemeriksaan imajing Trauma pada anak dengan segala derajat hematuri Penilaian preoperatif dan diagnosis Imajing Pemeriksaan IVP (dosis tinggi & tomografi ) pilihan pertama. Trauma ginjal terlihat berupa : 1. Ekskresi kontras yang berkurang (bandingkan kontralateral) 2. Garis psoas / kontur ginjal hilang (tertutup ekstravasasi urin hematoma) 3. Skoliosis yang menjauhi sisi yang terkena trauma kontraksi otot psoas 4. Ekstravasasi kontras Penilaian preoperatif dan diagnosis Imajing CT-scan terbaik Dapat menentukan : o Adanya laserasi ginjal o Kerusakan arteri o Ekstravasasi o Hematoma retroperitoneal o Jaringan ginjal non-vital o Trauma penyerta
Penilaian preoperatif dan diagnosis Imajing Arteriografi Pilihan kedua bila IVP tidak informatif dan CT-scan tidak ada Yang dapat ditemukan pada arteriografi : - Adanya ekstravasasi - Bagian ginjal yang avaskuler - Oklusi total arteri renalis
Penilaian preoperatif dan diagnosis Indikasi operasi / eksplorasi ginjal: Syok yang tidak teratasi dan syok berulang Pada laparotomi hematoma yang meluas / berdenyut Pada IVP : 1. Ekstravasasi kontras 2. Adanya bagian ginjal yang tidak tervisualisasi Penilaian preoperatif dan diagnosis Indikasi operasi / eksplorasi ginjal: CT scan : serial hematom yang meluas Arteriografi 1. Bagian ginjal avaskuler 2. Oklusi total arteri renalis 3. Ekstravasasi luas
Penilaian preoperatif dan diagnosis Trauma tembus Hematuria > 5/LPB Stabil IVP Tidak stabil Laparatomi eksplorasi Abnormal/ Tidak informatif Normal eksplorasi Observasi Hematom retroperitoneal Meluas/berdenyut Observasi eksplorasi Tidak meluas Hubungan IVP dengan Penemuan Intra-operatif untuk Trauma Tembus (n = 127) Sensitifitas 78% Spesifisitas 81%
Penilaian preoperatif dan diagnosis Trauma tumpul Hematuria Gross/mikroskopik dengan syok Stabil IVP Tidak stabil Laparatomi eksplorasi Abnormal/
Normal eksplorasi Observasi Hematom retroperitoneal Meluas/berdenyut Observasi eksplorasi Tidak meluas Hematuria mikroskopik tanpa syok Imajing () Kec: Trauma penyerta Deselerasi cepat Tidak informatif Trauma penyerta (-) (+) Observasi Hubungan IVP dan Penemuan Intra- operatif untuk Trauma Tumpul (n = 1279)
J Urol 151, 1994 Trauma tumpul Penderita stabil IVP normal observasi Ekstravasasi (+) eksplorasi Undetermined (CT-scan) Trauma penyerta (+) eksplorasi Trauma penyerta (-) observasi Teknik Operasi Approach: Transperitoneal Mengenali dan menanggulangi trauma intraabdominal lain Isolasi pembuluh darah ginjal
Teknik Operasi Isolasi pembuluh darah ginjal (prosedur Mc Anninch) A. Insisi retroperitoneal diatas aorta medial dari v. mesenterika inferior B. Hubungan anatomi dari pembuluh darah ginjal C. Insisi retroperitoneal lateral dari kolon memperlihatkan ginjal A. Insisi retroperitoneal diatas aorta medial dari v. mesenterika inferior Hubungan anatomi dari pembuluh darah ginjal Insisi retroperitoneal lateral dari kolon memperlihatkan ginjal Teknik Operasi Rekonstruksi Bila dapat memapar seluruh bagian ginjal Bila klem arteri renalis > 30 menit es Debridement Diseksi tajam 30% ginjal cukup Sisakan kapsul ginjal Hemostasis Kromik 4-0 Jangan pakai non-absorbabale
Teknik Operasi Rekonstruksi Penutupan pelviokalises Kromik 4-0 Kedap air
Nefrektomi parsial Tutup defek omentum flap Renorrhaphy Pinggir parenkhim kromik 3-0 Total renal exposure Pemotongan Secara tajam Untuk jaringan Yang non viabel Teknik renorafi A. Cidera khas pada ginjal tengah B. Debridement, hemostasis dan penutupan sistem pengumpul C. Aproksimasi tepi parenkim D. Penjahitan dengan gelfoam Teknik renorafi A. Cidera khas pada ginjal tengah B. Debridement, hemostasis dan penutupan sistem pengumpul Teknik renorafi C. Aproksimasi tepi parenkim D. Penjahitan dengan gelfoam Cedera pembuluh darah Kiri : Cedera pada pembuluh darah utama/ cabang segmental Tengah: perbaikan pada vena utama ginjal Kanan : Dilakukan ligasi pada cabang vena Observasi/ perawatan pasca bedah
Tirah baring Mobilisasi bila hematuria (-) Drain banyak hari 5-7 obstruksi distal Observasi/ perawatan pasca bedah Komplikasi: Perdarahan ulang Abses perirenal Urinoma Tanda komplikasi: Nyeri kostovertebra Demam Massa retroperitoneal Penurunan hematokrit tiba-tiba
Penutup Penanganan trauma ginjal : fasilitas CT scan/ arteriografi / single shot IVP: mengurangi jumlah laparatomi Isolasi dan oklusi sementara pembuluh darah ginjal mengurangi nefrektomi prosedur baku Kadang-kadang untuk mengurangi nefrektomi : bedah mikro