Anda di halaman 1dari 11

No.

08 / VI / 17 Pebruari 2003
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2002
PDB INDONESIA TAHUN 2002 TUMBUH 3,66 PERSEN
!
!
!
s 1,24 persen.
!
!
!
PDB Indonesia selama tahun 2002 meningkat sebesar 3,66 persen dibandingkan
PDB tahun 2001. Pertumbuhan ini terjadi pada semua sektor ekonomi, tertinggi
pada sektor pengangkutan-komunikasi sebesar 7,83 persen, listrik-gas-air bersih
sebesar 6,17 persen, dan keuangan-persewaan-jasa perusahaan sebesar 5,55 persen.
Perekonomian Indonesia tahun 2002 yang diukur berdasarkan besaran PDB atas
dasar harga berlaku mencapai Rp. 1.610,0 triliun, sedangkan atas dasar harga
konstan 1993 sebesar Rp. 426,7 triliun.
Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2002 digerakkan oleh kegiatan
konsumsi rumahtangga dan konsumsi pemerintah. Hal ini terlihat dari besarnya
konsumsi rumahtangga dan konsumsi pemerintah pada tahun 2002 terhadap
tahun 2001 masing-masing tumbuh sebesar 4,72 persen dan 12,79 persen.
Sedangkan pembentukan modal tetap bruto dan ekspor masing-masing turun
sebesar minus 0,19 persen dan minu
Fluktuasi jangka pendek perekonomian Indonesia selama tahun 2002 tercermin
pada PDB triwulanan. Pertumbuhan PDB triwulan IV tahun 2002 dibandingkan
dengan PDB triwulan III tahun 2002 (q to q) menurun sebesar minus 2,61 persen.
Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh pola musiman di sektor pertanian
yang turun sebesar minus 20,26 persen. Kemudian PDB triwulan III dibanding
triwulan II meningkat sebesar 2,75 persen, dan PDB triwulan II terhadap triwulan
I meningkat sebesar 1,30 persen.
Perbandingan PDB riil triwulanan tahun 2002 dengan triwulan yang sama pada
tahun 2001 menggambarkan laju pertumbuhan (year on year) tanpa pengaruh
musiman. Laju pertumbuhan triwulan IV sebesar 3,82 persen, triwulan III sebesar
4,25 persen, triwulan II sebesar 3,87 persen, dan triwulan I tumbuh sebesar 2,67
persen.
PDB perkapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2002 mencapai Rp. 7,6 juta
dan pada tahun 2001 sebesar Rp. 6,9 juta. Kemudian PDB perkapita menurut
propinsi pada tahun 2001 paling tinggi ditunjukkan oleh propinsi Kalimantan
Timur sebesar Rp. 32,0 juta, disusul oleh DKI sebesar Rp. 26,3 juta dan Riau
sebesar Rp. 11,6 juta.

Berita Resmi Statistik No.08 / VI / 17 Pebruari 2003
1
I. PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2002
Perekonomian Indonesia pada tahun 2002 mengalami pertumbuhan sebesar 3,66 persen
dibanding tahun 2001. Nilai PDB atas dasar harga konstan pada tahun 2002 mencapai Rp. 426,7
triliun, sedangkan pada tahun 2001 sebesar Rp. 411,7 triliun. Bila dilihat dengan harga yang
berlaku, PDB tahun 2002 naik sebesar Rp. 160,6 triliun, dari Rp. 1.449,4 triliun pada tahun 2001
menjadi sebesar Rp. 1.610,0 triliun pada tahun 2002.

TABEL 1. NILAI PDB TAHUN 2001 & 2002 DAN
PERTUMBUHAN TAHUN 2002 MENURUT LAPANGAN USAHA

Atas Dasar
Harga Berlaku
(triliun rupiah)
Atas Dasar Harga
Konstan 1993
(triliun rupiah)
Laju
Pertumbuhan
Th. 2002
LAPANGAN USAHA

2001
2002 2001 2002 (persen)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan,
9. Jasa-jasa

PDB
PDB TANPA MIGAS

246,3
191,8
362,0
21,2
85,3
234,3
75,8
91,4
141,4

1.449,4
1.261,4

281,3
191,8
402,6
29,1
92,4
258,9
97,3
105,6
151,0

1.610,0
1.421,7

66,9
38,9
109,3
7,1
24,3
66,9
31,2
28,4
38,8

411,7
379,0

68,0
39,8
113,7
7,5
25,3
69,3
33,6
30,0
39,6

426,7
393,7

1,74
2,25
4,01
6,17
4,11
3,61
7,83
5,55
1,98

3,66
3,90

Pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2002 terjadi pada seluruh sektor ekonomi.
Pertumbuhan paling tinggi terjadi pada sektor pengangkutan-komunikasi yang tumbuh 7,83
persen, kemudian diikuti oleh sektor listrik-gas-air bersih tumbuh sebesar 6,17 persen, sektor
keuangan-persewaan-jasa perusahan tumbuh 5,55 persen, sektor bangunan tumbuh 4,11 persen,
sektor industri pengolahan tumbuh 4,01 persen, sektor pertambangan-penggalian tumbuh 2,25
persen, sektor jasa-jasa tumbuh 1,98 persen, dan sektor pertanian tumbuh 1,74 persen.


Berita Resmi Statistik No. 08 / VI / 17 Pebruari 2003 2

Grafik 1. Laju Pertumbuhan PDB Atas Dasar Harga Konstan 1993,
Tahun 2002

II. PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN IV TAHUN 2002
Kinerja perekonomian Indonesia yang digambarkan oleh Produk Domestik Bruto (PDB)
atas dasar harga konstan pada triwulan IV tahun 2002 bila dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya menurun sebesar minus 2,61 persen. Penurunan masih mengikuti pola seperti tahun
yang lalu yaitu terjadi kontraksi pada triwulan IV setelah terjadi kenaikan pada triwulan III.
Pertumbuhan negatif pada triwulan IV tahun 2002 ini banyak disebabkan oleh musim paceklik
sektor pertanian yang mengalami penurunan cukup besar, yaitu minus 20,26 persen. Penurunan
juga terjadi pada sektor industri pengolahan sebesar minus 0,53 persen dan sektor perdagangan-
hotel-restoran sebesar minus 0,92 persen. Sedangkan sektor-sektor lainnya selama triwulan IV
mengalami pertumbuhan. Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 4,87 persen, sektor
listrik-gas-air bersih tumbuh 5,03 persen, sektor bangunan tumbuh 2,76 persen, sektor
pengangkutan dan komunikasi tumbuh 3,30 persen, sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan
tumbuh 2,33 persen, dan sektor jasa-jasa tumbuh 0,51 persen.


Berita Resmi Statistik No.08 / VI / 17 Pebruari 2003
3
TABEL 2. LAJU PERTUMBUHAN PDB TRIWULANAN
MENURUT LAPANGAN USAHA
(Persentase)

LAPANGAN USAHA
Tr III 2002
Thd
Tr II 2002
Tr IV 2002
Thd
Tr III 2002
Tr IV 2002
Thd
Tr IV 2001
(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan,
9. Jasa-jasa

PDB
PDB TANPA MIGAS

5,90
1,64
2,82
3,06
2,60
2,69
1,39
1,01
0,58

2,75
2,98

-20,26
4,87
-0,53
5,03
2,76
-0,92
3,30
2,33
0,51

-2,61
-3,00

2,35
5,74
2,44
9,05
5,90
3,66
6,23
6,77
1,81

3,82
4,15

Perekonomian Indonesia pada triwulan IV tahun 2002 atas dasar harga konstan 1993
dibandingan dengan triwulan IV tahun 2001 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar 3,82
persen. Pertumbuhan tersebut terjadi pada semua sektor ekonomi. Sektor pertanian tumbuh
sebesar 2,35 persen, sektor pertambangan tumbuh sebesar 5,74 persen, sektor industri pengolahan
tumbuh sebesar 2,44 persen, sektor listrik-gas-air bersih sebesar 9,05 persen, bangunan sebesar
5,90 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 3,66 persen, sektor pengangkutan sebesar
6,23 persen, sektor keuangan sebesar 6,77 persen dan sektor jasa-jasa sebesar 1,81 persen.

III. STRUKTUR PDB MENURUT SEKTOR TAHUN 2002
Data PDB atas dasar harga berlaku menunjukkan perubahan struktur ekonomi dari tahun
ke tahun. Perbandingan peranan antar sektor ekonomi menunjukkan bahwa hampir separoh
(42,48%) PDB Indonesia berasal dari sektor pertanian dan industri pengolahan pada kondisi
harga berlaku tahun 2002. Sektor pertanian dan industri pengolahan masing-masing memberikan
kontribusi 17,47 persen dan 25,01 persen.

Berita Resmi Statistik No. 08 / VI / 17 Pebruari 2003 4
Dibandingkan dengan peranan tahun 2001, pada tahun 2002 terjadi sedikit perubahan
peranan pada beberapa sektor ekonomi yaitu penurunan pada sektor pertambangan, sektor
bangunan, sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sektor jasa-jasa. Penurunan yang cukup besar
terjadi pada sektor pertambangan dari 13,23 persen pada tahun 2001 menjadi 11,91 persen di
tahun 2002. Sektor bangunan peranannya menurun dari 5,88 persen pada tahun 2001 menjadi
5,74 persen pada tahun 2002. Sektor perdagangan-hotel-restoran peranannya menurun dari 16,16
persen pada tahun 2001 menjadi 16,08 persen pada tahun 2002. Sedangkan jasa-jasa dari 9,75
persen pada tahun 2001 menjadi 9,38 persen pada tahun 2002.
TABEL 3. STRUKTUR PRODUK DOMESTIK BRUTO
MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2001 DAN TAHUN 2002
(Persentase)

LAPANGAN USAHA 2001 2002
(1) (2) (3)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan,
9. Jasa-jasa

PDB
PDB TANPA MIGAS

16,99
13,23
24,98
1,46
5,88
16,16
5,23
6,31
9,75

100,00
87,03

17,47
11,91
25,01
1,81
5,74
16,08
6,05
6,56
9,38

100,00
88,30


Grafik 2. STRUKTUR PDB NASIONAL TAHUN 2002

Berita Resmi Statistik No.08 / VI / 17 Pebruari 2003
5
Sebaliknya, sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik-gas-air bersih,
sektor pengangkutan-komunikasi dan sektor keuangan peranannya terhadap pembentukan PDB
di tahun 2002 ini meningkat dibandingkan peranan tahun 2001. Sektor pertanian meningkat dari
16,99 persen tahun 2001 menjadi 17,47 persen pada tahun 2002. Sektor industri pengolahan naik
dari 24,98 persen tahun 2001 menjadi 25,01 persen tahun 2002. Sektor listrik-gas-air bersih naik
dari 1,46 persen di tahun 2001 menjadi 1,81 persen di tahun 2002. Sektor pengangkutan naik dari
5,23 persen di tahun 2001 menjadi 6,05 persen di tahun 2002 dan sektor keuangan naik dari 6,31
persen di tahun 2001 menjadi 6,56 persen di tahun 2002.

IV. PDB MENURUT PENGGUNAAN DAN PENDAPATAN PER KAPITA
Ekonomi Indonesia pada tahun 2002 yang tumbuh sebesar 3,66 persen digerakkan oleh
pengeluaran konsumsi baik oleh pemerintah maupun rumahtangga. Hal ini terlihat dari besarnya
pengeluaran konsumsi pemerintah dan pengeluaran konsumsi rumahtangga yang pada tahun 2002
tumbuh masing-masing sebesar 12,79 persen dan 4,72 persen. Sebaliknya laju pertumbuhan
kegiatan pembentukan modal tetap bruto dan ekspor barang & jasa mengalami penurunan
masing-masing sebesar minus 0,19 persen dan minus 1,24 persen. Demikian pula kegiatan impor
barang dan jasa pada tahun 2002 pertumbuhannya menunjukkan arah yang menurun yaitu
sebesar minus 8,33 persen.

TABEL 4. PDB MENURUT PENGGUNAAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993
(Triliun Rupiah)
Jenis Penggunaan 2001 2002
Pertumbuhan
(%)
(1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto
4. Perubahan Stok
5. Ekspor Barang dan Jasa
6. Dikurangi Impor Barang dan Jasa

288,5
31,4
96,2
-15,9
118,4
106,9

302,1
35,4
96,1
-25,8
116,9
98,0

4,72
12,79
-0,19
-
-1,24
-8,33
Produk Domestik Bruto 411,7 426,7 3,66


Berita Resmi Statistik No. 08 / VI / 17 Pebruari 2003 6
Berdasarkan distribusi PDB terlihat bahwa konsumsi rumahtangga masih merupakan
penyumbang terbesar terhadap PDB, dimana pada tahun 2002 porsinya sedikit meningkat dari
67,32 persen pada tahun 2001 menjadi sebesar 70,67 persen pada tahun 2002. Hal yang sama
terjadi pada konsumsi pemerintah, dimana porsinya meningkat dari 7,83 persen pada tahun 2001
menjadi sebesar 8,21 persen pada tahun 2002. Sebaliknya porsi pembentukan modal tetap bruto,
ekspor barang dan jasa dan impor barang dan jasa terhadap PDB menunjukkan penurunan.
Sumbangan pembentukan modal tetap bruto turun dari 21,81 persen pada tahun 2001 menjadi
20,20 persen pada tahun 2002, ekspor barang dan jasa sumbangannya turun dari 42,26 persen
pada tahun 2001 menjadi 35,40 persen pada tahun 2002 dan sumbangan impor barang dan jasa
terhadap PDB turun dari 34, 85 persen pada tahun 2001 menjadi sebesar 28,55 persen pada tahun
2002.
TABEL 5. DISTRIBUSI PERSENTASE PDB MENURUT PENGGUNAAN
ATAS DASAR HARGA BERLAKU

Jenis Penggunaan 2001 2002
(1) (2) (3)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto
4. Perubahan Stok
5. Ekspor Barang dan Jasa
6. Dikurangi Impor Barang dan Jasa

67,32
7,83
21,81
-4,37
42,26
34,85

70,67
8,21
20,21
-5,94
35,40
28,55
Produk Domestik Bruto 100,00 100,00

PDB atas dasar harga berlaku bila dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun
menggambarkan PDB per kapita. Pada tahun 2002 PDB perkapita diperkirakan mencapai Rp. 7,6
juta. PDB per kapita ini meningkat sekitar 9,46 persen dibandingkan dengan PDB per kapita
tahun 2001. Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita atas dasar harga berlaku juga ikut naik dari
Rp. 6,7 juta pada tahun 2001 menjadi Rp. 7,2 juta pada tahun 2002.


Berita Resmi Statistik No.08 / VI / 17 Pebruari 2003
7
TABEL 6. PDB DAN PNB PER KAPITA INDONESIA
TAHUN 2001 DAN 2002
(Ribu Rupiah)
Rincian 2001 2002
(1) (2) (3)

PDB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku
PNB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku


6 938,2
6 660,2


7 594,3
7 227,2


a. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
Selama triwulan I tahun 2002 sampai dengan IV tahun 2002 pengeluaran konsumsi
rumahtangga baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan cenderung naik.
Khusus pada triwulan IV tahun 2002 terjadi peningkatan pengeluaran konsumsi rumahtangga
yang cukup berarti, walaupun terjadi kenaikan tingkat harga (inflasi) pada triwulan tersebut yang
merupakan dampak dari penyelenggaraan hari-hari raya (besar), seperti lebaran, natal serta
persiapan tahun baru yang terjadi pada triwulan tersebut.

TABEL 7. PENGELUARAN KONSUMSI RUMAHTANGGA
TRIWULAN I SAMPAI DENGAN IV TAHUN 2002 (Triliun Rupiah)
Rincian I II III IV Tahun 2002
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Atas Dasar Harga Berlaku
Atas Dasar Harga Konstan

270,4
74,0

276,7
74,7

287,3
75,6

303,3
77,8

1 137,8
302,1

b. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Selama triwulan I tahun 2002 sampai dengan IV tahun 2002 pengeluaran konsumsi
pemerintah atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan cenderung naik dimana
porsi terbesar pengeluarannya berasal dari belanja barang.


Berita Resmi Statistik No. 08 / VI / 17 Pebruari 2003 8
TABEL 8. PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH
TRIWULAN I SAMPAI DENGAN IV TAHUN 2002
(Triliun Rupiah)

Rincian I II III IV Tahun 2002
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Atas Dasar Harga Berlaku
Atas Dasar Harga Konstan

29,0
8,0

30,4
8,4

34,0
9,0

38,8
10,1

132,2
35,4

c. Investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto)
Walaupun kegiatan investasi pada tahun tahun 2002 secara total (tahunan) mengalami
penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun secara triwulanan pergerakannya
cenderung meningkat. Selama triwulan I tahun 2002 sampai dengan triwulan IV tahun 2002 nilai
pembentukan modal tetap bruto (PMTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan meningkat, terutama yang terjadi pada triwulan IV tahun 2002.

TABEL 9. PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO
TRIWULAN I SAMPAI DENGAN IV TAHUN 2002
(Triliun Rupiah)
Rincian I II III IV Tahun 2002
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Atas Dasar Harga Berlaku
Atas Dasar Harga Konstan

77,9
22,8

79,3
23,4

81,7
24,3

86,4
25,5

325,3
96,1

d. Ekspor dan Impor Barang & Jasa
Surplus perdagangan internasional terjadi pada tahun 2002, yaitu sebesar Rp. 110,3 triliun
atas dasar harga berlaku atau Rp. 18,9 triliun atas dasar harga konstan. Tetapi ternyata pola laju
pertumbuhan ekspor sedikit berbeda dengan laju pertumbuhan impor. Selama triwulan I tahun
2002 sampai dengan triwulan III tahun 2002 nilai ekspor barang dan jasa atas dasar harga konstan
menunjukkan adanya sedikit kenaikan tetapi pada triwulan IV tahun 2002 terjadi penurunan.
Sebaliknya impor barang dan jasa terus mengalami peningkatan dari triwulan I tahun 2002
sampai dengan triwulan IV tahun 2002.

Berita Resmi Statistik No.08 / VI / 17 Pebruari 2003
9
TABEL 10. EKSPOR DAN IMPOR BARANG DAN JASA
TRIWULAN I SAMPAI DENGAN IV TAHUN 2002
(Triliun Rupiah)

Rincian I II III IV Tahun 2002
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Atas Dasar Harga Berlaku:
Ekspor Barang & Jasa
Impor Barang & Jasa

Atas Dasar Harga Konstan:
Ekspor Barang & Jasa
Impor Barang & Jasa



143,4
105,8


28,8
22,5


141,7
108,7


29,4
23,7


146,3
119,6


30,0
25,4


138,5
125,5


28,6
26,4


569,9
459,6


116,9
98,0

V. PDRB Per Kapita, Distribusi Atas Dasar Harga Berlaku dan Pertumbuhan Riil Antar
Propinsi Tahun 2001

Pada tahun 2001, PDRB per kapita tertinggi selain DKI Jakarta tercipta pada propinsi
yang memiliki Migas, yaitu: Kalimantan Timur (Rp.32,0 Juta), Riau (Rp. 11,6 Juta), Papua (Rp.
10,7 Juta) dan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebesar Rp. 8,3 Juta. Propinsi yang memiliki
PDRB perkapita terkecil adalah propinsi NTT sebesar Rp. 1,91 Juta yang diikuti oleh propinsi
Gorontalo sebesar Rp. 2,24 Juta.
Dari sisi penyebaran penciptaan nilai tambah terbesar adalah propinsi-propinsi yang
berada di pulau Jawa yaitu: DKI (16,14 persen), Jawa Timur (14,43 persen), dan Jawa Barat
sebesar 14,18 persen. Sedangkan distribusi terkecil yaitu sebesar 0,14 persen dari propinsi
Gorontalo.












Berita Resmi Statistik No. 08 / VI / 17 Pebruari 2003 10
Tabel 11. PDRB Per Kapita, Distribusi ADHB dan Pertumbuhan Riil
Antar Propinsi Tahun 2001

Pulau-pulau
PDRB Per Kapita
(Rp Juta)
Distribusi
(Persen)
Pertumbuhan
(Persen)
(1) (2) (3) (4)

1. Nanggroe Aceh Darussalam
2. Sumatera Utara
3. Sumatera Barat
4. Riau
5. Jambi
6. Sumatera Selatan
7. Kep, Bangka Belitung
8. Bengkulu
9. Lampung

10. DKI Jakarta
11. Jawa Barat
12. Banten
13. Jawa Tengah
14. DI Yogyakarta
15. Jawa Timur

16. Kalimantan Barat
17. Kalimantan Tengah
18. Kalimantan Selatan
19. Kalimantan Timur

20. Sulawesi Utara
21. Gorontalo
22. Sulawesi Tengah
23. Sulawesi Selatan
24. Sulawesi Tenggara

25. Bali
26. Nusa Tenggara Barat
27. Nusa Tenggara Timur

28. Maluku
29. Maluku Utara
30. Papua


8,34
6,51
5,90
11,61
4,47
6,78
6,91
3,03
3,69

26,26
5,30
6,01
4,32
4,67
5,61

4,74
6,37
5,88
31,97

4,77
2,24
4,48
3,93
3,65

5,95
3,57
1,91

2,53
3,17
10,75

2,44
5,63
1,85
4,40
0,80
3,51
0,46
0,36
1,85

16,14
14,18
3,69
9,99
1,08
14,43

1,43
0,89
1,31
5,91

0,71
0,14
0,73
2,36
0,50

1,39
1,07
0,54

0,22
0,17
1,80

1,19
3,65
3,57
4,20
4,32
4,11
5,56
4,03
3,47

3,64
4,06
4,84
3,33
3,29
3,34

1,87
2,78
5,97
3,81

4,25
5,38
5,19
4,97
5,63

3,39
5,53
4,31

-1,95
2,64
-1,64


Pertumbuhan ekonomi pada beberapa propinsi berkisar antara 3 persen sampai 4 persen,
Propinsi yang memiliki pertumbuhan tertinggi, lebih dari 5 persen adalah: Propinsi Kalimantan
Selatan (5,97 persen), Sulawesi Tenggara (5,63 persen), Kepulauan Bangka Belitung (5,56
persen) dan Nusa Tenggara Barat sebesar 5,53 persen. Angka pertumbuhan terendah berada pada
propinsi Maluku sebesar minus 1,95 dan Papua sebesar minus 1,64 persen, secara rinci dapat
dilihat pada tabel di atas.

Berita Resmi Statistik No.08 / VI / 17 Pebruari 2003
11

Anda mungkin juga menyukai