Anda di halaman 1dari 14

1

SATUAN ACARA PENYULUHAN



Topik : Nutrisi pada Lansia
Sub topic : Diet Seimbang dengan menu yang mengandung gizi seimbang
Sasaran : Desa Majapahit RT 04/ RW 01
Hari/tanggal : Rabu / 28 November 2012
Waktu : 30 Menit
Tempat : Balai desa Majapahit
Penyuluh : Mahasiswa STIKes Kendedes Malang

1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dapat mengerti dan paham diet
seimbang dan bergizi bagi lansia
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan Desa Majapahit mampu : Mengetahui
diet seimbang dan bergizi bagi lansia
2. Materi
Terlampir
3. Media
- Leaflet
- LCD

2

4. Metode
Ceramah dan Diskusi (tanya jawab)
5. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu
Kegiatan
Pembicara Respon Peserta
1. 5 menit Pembukaan
1) Memberi salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menyampaikan topik
4) Menjelaskan tujuan
penyuluhan
5) Melakukan kontrak waktu

1) Menjawab
salam
2-5) Mendengarkan
dan Memperhatikan

2. 10 menit Penyajian Materi
1) Mengkaji pengetahuan awal
peserta tentang topik yang
akan disampaikan
2) Menyampaikan materi
tentang:
diet seimbang dan bergizi bagi
lansia


1) Menjawab


2) Mendengarkan
dan
memperhatikan
3. 10 menit Evaluasi
1) Memberikan kesempatan

1) Bertanya
3

pada peserta untuk bertanya
2) Menanyakan kembali pada
peserta tentang materi yang
disampaikan

2) Menjawab
4. 5 menit Penutup
1) Menyimpulkan materi
2) Memberi salam

1) Mendengarkan
2) Menjawab
salam

6. Pengorganisasian
1) Moderator: Antika Dewi I.P
Job Description:
a) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d) Menyebutkan materi yang akan diberikan
e) Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
f) Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
g) Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi.
h) Mengatur waktu kegiatan penyuluhan



4

2) Penyuluh : Carita Wahyuni
Job Description:
a) Menggali pengetahuan keluarga tentang pengertian diet seimbang
bagi lansia
b) Menjelaskan materi mengenai diet seimbang bagi lansia
c) Menjawab pertanyaan peserta
3) Fasilitator: Dian Imansari
Job Description:
a) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
b) Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
c) Memotivasi keluarga klien agar berpartisipasi dalam
penyuluhan
d) Memotivasi keluarga untuk mengajukan pertanyaan saat
moderator memberikan kesempatan bertanya
e) Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
f) Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan
4) Observer: Fadilah Choirotin Lutfaidah
Job Description:
a) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama
kegiatan penyuluhan berlangsung
c) Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang
evaluasi hasil penyuluhan

5

7.Setting Tempat






8. Evaluasi
a. Struktural
1) Peserta hadir di tempat penyuluhan Tepat waktu. Yaitu jam 10.00 WIB
2) Penyelenggaraan Penyuluhan dilakukan di balai Desa Andromeda
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 1 hari
sebelumnya (Satuan Acara Penyuluhan)
4) Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum
penyuluhan selesai
b. Proses
1) Masing-masing anggota tim bekerja sesuai dengan tugas
2) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan, serta peserta yang terlibat
aktif dalam penyuluhan 50% dari yang hadir
c. Hasil
Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh yaitu
sesuai dengan tujuan khusus peserta dapat menyebutkan:
Jenis jenis Diet seimbang dan bergizxi bagi lansia.
Keterangan:

Presenter
Moderator
Observer &
fasilitator
Pembimbing
Akademik
Audience
Flip Chart
6

MATERI
Proses kehidupan manusia sejak lahir sampai meninggal merupakan proses
alami yang berjalan terus dan merupakan siklus kehidupan. Proses kehidupan ini
meliputi proses pertumbuhan dan perkembangan. Selama proses tumbuh kembang
ini terjadi banyak perubahan pada tubuh manusia. Pada salah satu tahapan proses
ini ada yang disebut dengan masa tua atau lanjut usia.
Istilah Lanjut Usia
Di Indonesia, sebenarnya belum ada ketentuan yang pasti mengenai
penggolongan siapa saja yang termasuk usia lanjut. Demikian juga dengan istilah
usia lanjut. Orang sering menyebutnya berbeda-beda, misalnya manusia Usia
Lanjut (manula), manusia lanjut usia (lansia), warga usia lanjut (wulan), golongan
lanjut umur (glamur), usia lanjut (usila), sedangkan di Inggris disebut dengan
istilah warga negara senior.
Umur atau usia dibedakan menjadi dua, yaitu umur kronologis dan umur
biologis. Umur kronologis yaitu umur yang dicapai seseorang dalam
kehidupannya dihitung dengan tahun kalender. Sedangkan umur biologis adalah
umur atau usia yang sebenarnya di mana pematangan jaringan digunakan sebagai
patokan atau indeks umur. Hal ini menjelaskan mengapa orang-orang yang secara
kronologis berumur sama tetapi secara fisik dan mental berbeda. Proses biologis
inilah yang dicegah agar tampak awet muda.
Menurut WHO, batasan usia bisa dibedakan menjadi: 1) Usia pertengahan
(middle age) yaitu kelompok usia 45-59 tahun; 2) Lanjut usia (elderly) antara 60-
74 tahun; 3) Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun; dan 4) usia sangat tua (very
old) di atas 90 tahun.
Batasan usia lanjut di Indonesia belum ada, tetapi menurut UU no 4 tahun
1965 pasal 1 menyatakan seseorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo
atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak
mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya
sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain.Saat ini berlaku adalah UU No 4
7

tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia yang berbunyi: Lansia adalah seseorang
yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Warga Usia Lanjut
Pada usia lanjut terjadi perubahan yang meliputi perubahan fisik, mental,
psikososial, dan spiritual. Perubahan fisik meliputi perubahan yang terjadi pada
tubuh dan fungsi-fungsi organ tubuh. Kekuatan fisik dan daya tahan tubuh secara
umum pada wulan mengalami penurunan, serta mekanisme kerja organ tubuh
mulai terganggu. Kemunduran tersebut disebabkan oleh perubahan yang secara
alami terjadi pada wulan, antara lain :
1. Besar otot berkurang, karena jumlah dan besar serabut otot berkurang,
2. Metabolisme tubuh menurun,
3. Kemampuan bernafas menurun karena elastisitas paru-paru berkurang,
4. Kepadatan tulang menurun karena berkurangnya mineral, sehingga lebih
mudah mengalami cidera,
5. Sistem kekebalan tubuh menurun hingga peka terhadap penyakit dan alergi,
6. Sistem pencernaan terganggu yang disebabkan antara lain oleh tanggalnya
gigi, kemampuan mencerna dan menyerap zat gizi yang kurang efisien dan
gerakan peristaltik usus menurun,
7. Indra pengecap dan pembau sudah kurang sensitif (kurang peka) yang
menyebabkan selera makan menurun.
Nutrisi Untuk Wulan (usia lanjud)
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pada usia lanjut terjadi
kemunduran pada organ tubuh. Oleh karena itu hidup di usia lanjut harus selalu
tetap optimis, ceria, dan berusaha selalu hidup sehat. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar tetap sehat di usia lanjut adalah faktor gizi (makanan dan pola
makan), olahraga, dan gaya hidup.
8

Makanan dan pola makan yang sehat dapat menjamin wulan untuk hidup
lebih sehat, tetap aktif dalam waktu yang lama, membantu melindungi diri dari
penyakit, dan mempercepat penyembuhan bila terkena sakit. Banyak wulan yang
menjalani hidup yang aktif dengan beberapa masalah kesehatan, sehingga menjadi
rentan dan mudah terkena sakit dan beresiko kekurangan gizi.
Pendidikan gizi bagi kaum usia lanjut, kelompok pra pensiun dan mereka
yang merawat wulan merupakan salah satu hal yang penting untuk mencegah
terjadinya salah nutrisi yang bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Masalah gizi yang dihadapi para wulan terkait dengan menurunnya aktifitas
fisiologis tubuhnya. Selain itu status kesehatan yang tidak seragam menyulitkan
menetapkan standar kebutuhan zat gizi wulan tersebut. Belum ada standar yang
jelas di Indonesia, namun dari hasil Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi
(LIPI, 1989) ditetapkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk wulan dalam
sehari.
Diet Seimbang bagi lansia
Energi
Kecepatan metabolisme pada wulan menurun sekitar 15-20%. Disebabkan karena
berkurangnya massa otot. Selain itu, aktifitas (kerja dan olahraga) yang dilakukan oleh
lanjut usia umumnya menurun. Agar metabolisme dalam tubuh wulan tetap berlanjut,
dibutuhkan energi sebanyak 1960 kkal untuk pria dan 1700 kkal untuk wanita. Energi ini
diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein. Komposisi energi yang baik untuk wulan
yaitu 20-30% dari protein, 20% dari lemak dan 50-60% dari karbohidrat. Energi atau
kalori yang berlebihan dapat menyebabkan overweight (kegemukan), yang dapat
mempercepat timbulnya penyakit degeneratif. Sebaliknya bila terlalu sedikit, maka
cadangan energi dalam tubuh akan digunakan, sehingga tubuh menjadi kurus.
Protein
Kebutuhan protein bagi orang dewasa rata-rata ditetapkan sebesar 0,8 g per kg
berat tubuh per hari, dengan syarat kualitas proteinnya setara dengan telur. Untuk
protein yang kualitasnya lebih rendah dari telur, diperlukan jumlah yang lebih
banyak. Oleh sebab itu ditetapkan titik amannya kebutuhan protein orang dewasa
adalah sekitar 1 g per kg berat badan.
9

Pada usia lanjut, meskipun massa ototnya berkurang tetapi kebutuhan akan
protein tidak berkurang. Ini disebabkan efisiensi penggunaan protein oleh tubuh
pada wulan berkurang dikarenakan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien.
Di samping itu adanya tekanan batin (stress), penyakit infeksi, patah tulang dan
lain-lain, akan meningkatkan kebutuhan protein bagi wulan. Beberapa penelitian
merekomendasikan agar sebaiknya konsumsi protein bagi wulan ditingkatkan
sebesar 12-14% dari porsi orang dewasa.Sumber protein yang baik bisa berasal
dari putih telur, susu rendah lemak, daging rendah lemak, kacang-kacangan, dan
supplemen seperti whey atau soy protein.
Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah kurang dari 30% total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40 persen dari
konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosklerosis (penyumbatan
pembuluh darah ke arah jantung). Dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut
adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak
nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak
hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
Hal lain yang sangat perlu diperhatikan yaitu adanya kandungan trans fat
(lemak trans). Jenis asam lemak ini lebih berbahaya dibandingkan dengan asam
lemak jenuh. Lemak inilah yang berperan dalam pembentukan kolesterol berlebih
dalam tubuh manusia. Lemak trans bisa muncul dalam sumber lemak yang baik
jika tidak digunakan dengan cara yang benar. Minyak nabati yang baik seperti
minyak zaitun, minyak canola jika digunakan untuk menggoreng dalam waktu
yang lama bisa memunculkan lemak trans. Margarine yang diproses dengan cara
hidrogenasi sebagian juga mengandung lemak trans dan lebih banyak lemak trans
yang terbentuk jika digunakan dalam menggoreng.
Sumber lemak yang baik dapat berasal dari ikan dan minyak ikan, minyak
zaitun, minyak bekatul, minyak canola, minyak kedele, lemak alami yang berasal
dari buah-buahan.

10

Karbohidrat dan Serat Makanan
Karbohidrat tetap menjadi sumber kalori utama bagi wulan. Sumber
karbohidrat untuk wulan bisa diperoleh dari sumber karbohidrat kompleks seperti
serealia (biji-bijian) terutama dari serealia utuh (whole grain), umbi-umbian, dan
kacang-kacangan. Wulan sebaiknya mengurangi konsumsi gula-gula sederhana
seperti gula pasir dan sirup dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks.
Karbohidrat yang berasal dari biji-bijian dan kacang-kacangan utuh selain
berfungsi sebagai sumber energi juga berfungsi sebagai sumber serat dan protein.
Salah satu masalah yang banyak diderita oleh para wulan yaitu sembelit
atau konstipasi (susah buah air besar) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada
usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Serat
terdiri dari dua jenis yaitu serat larut dan serat tidak larut. Serat larut pangan
berfungsi membantu memperlancar BAB, serta mengikat lemak pada usus
sehingga tidak terserap tubuh dan dikeluarkan bersama kotoran. Serat ini juga
berperan dalam membantu menjaga kadar gula darah tetap normal, dan menjaga
badan tetap ideal. Serat tidak larut pangan dapat membantu memperlancar BAB.
Wulan tidak dianjurkan mengkonsumsi supplemen serat, karena
dikuatirkan konsumsi seratnya bisa berlebihan sehingga bisa menyebabkan
mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak bisa digunakan oleh
tubuh.
Sumber serat yang baik bagi wulan bisa diperoleh dari sayuran, buah-buahan
segar, dan biji-bijian utuh seperti gandum utuh, beras merah dan beras coklat,
oatmeal, dan bekatul.
Banyak wulan yang mengalami kesulitan dalam konsumsi susu
(mengalami diare). Hal ini disebabkan dalam ususnya tidak terdapat enzim
pencerna laktosa (gula susu), sehingga laktosa dicerna oleh mikoba usus besar dan
menimbulkan diare. Produk-produk susu yang sudah difermentasi misalnya
yogurt dan keju tidak menimbulkan diare karena kandungan laktosanya telah
digunakan olah bakteri untuk proses fermentasi. Akan tetapi selalu untuk memilih
11

produk-produk fermentasi susu yang dibuat dari susu yang rendah lemak. Produk
fermentasi susu ini juga merupakan sumber protein, vitamin dan mineral.
Vitamin dan Mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya para wulan kurang
mendapat asupan vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E.
Umumnya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang gizi, pembatasan
konsumsi makanan bergizi karena alasan citarasa dan biaya, serta kurangnya
konsumsi buah-buahan dan sayuran.
Sedangkan masalah kekurangan mineral yang paling banyak diderita
wulan adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan
kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan anemia.
Kebutuhan vitamin dan meneral bagi wulan menjadi penting untuk
membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya
dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat. Jika dirasa
kurang mendapat asupan vitamin dan mineral dari bahan makanan, maka
penggunaan supplemen bisa membantu memenuhi kebutuhan tersebut.
Air
Air merupakan salah satu komponen yang penting bagi wulan. Cairan
dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk
mengganti cairan tubuh yang hilang dalam bentuk keringat dan urin, membantu
pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal).
Orang dewasa dianjurkan minum sebanyak 2 sampai 2,5 liter per hari. Ketentuan
ini berlaku pula pada wulan (minum lebih dari 6 8 gelas per hari).
Diet seimbang lainnya :
1. Asupan lemak dan garam sebaiknya dikurangi. Hal ini untuk mencegah
atau meringankan hipertensi yang umum dialami orangtua akibat
penurunan fungsi ginjal.
12

2. Protein sebaiknya tidak dikurangi dan tidak ditambah. Sebaiknya tetap
dikonsumsi sesuai jumlah semula (1 gram per kilogram berat badan).
3. Besi juga disarankan agar tetap dikonsumsi sesuai jumlah semula
(sekitar 28-30 miligram per hari). Perempuan postmenopause tidak
mengalami kehilangan darah, jadi hanya jumlah normal yang hilang saja
yang perlu diganti.
4. Kalsium ekstra sangat penting, khususnya untuk perempuan
postmenopause. Perubahan hormon setelah menopause menyebabkan
proses kehilangan kalsium akan berlangsung terus-menerus. Selain itu,
proses penghancuran mineral jauh lebih cepat dibandingkan proses
pembentukan mineral tulang. Karena itu, tulang lebih berisiko mengalami
retakan.
5. Sebagian besar jenis vitamin tidak dipengaruhi oleh penuaan, kecuali
thiamin, riboflamin, dan niacin. Kebutuhan akan ketiga vitamin ini
mengalami pengurangan seiring dengan pengurangan energi yang
diperlukan tubuh.
6. Vitamin D biasanya tidak perlu ditambah. Tetapi untuk orangtua yang
terbaring sakit ada baiknya mendapatkan sedikit paparan sinar matahari.
Hal ini sebaiknya dilakukan setelah dipijat (pijat membantu penyerapan
vitamin D).
7. Makanan yang digoreng, sereal, tepung, dan krim cokelat manis
sebaiknya dihindari. Anda disarankan memperbanyak konsumsi makanan
seperti buah-buahan, sayuran, dan susu serta produk susu yang rendah
lemak.
8. Memperbanyak konsumsi serat dari diet untuk mengatasi berbagai
gangguan yang berkaitan dengan penuaan seperti konstipasi, diabetes,
dan penyakit jantung. Konstipasi merupakan gangguan yang umum
dialami orangtua akibat semakin berkurangnya kekencangan otot saluran
13

pencernaan. Selain itu, masalah bisa menjadi semakin buruk jika asupan
cairan dan serat sangat rendah.
9. Anda bisa memilih ragam makanan seperti produk susu, puding, telur
rebus, sayuran (yang telah dikukus), salad yang telah dipotong kecil-
kecil, buah lembut seperti pisang dan jeruk. Selain konstipasi, orangtua
juga seringkali mengalami gangguan mengunyah karena masalah gigi
tanggal. Karena itu, ada baiknya mengonsumsi diet yang lembut untuk
menghindari luka atau cidera gusi.
10. Pilihlah makanan yang berwarna, menarik, dan lezat serta sajikan
dengan cara menyenangkan yang bisa membangkitkan selera. Cara ini
berfungsi untuk mengatasi penurunan selera makan yang umum dialami
seiring pertambahan usia.
11. Kurangi asupan karbohidrat, khususnya glukosa. Hal ini untuk
mengontrol diabetes yang muncul akibat penuaan.
12. Diet kaya kalsium dipadukan dengan suplementasi vitamin D untuk
mengurangi risiko patah tulang
13. Berhentilah merokok untuk mencegah kerutan. Begitu Anda berhenti
merokok, maka penurunan elastisitas kulit juga akan berhenti.
14. Olahraga teratur. Studi-studi menemukan, perempuan usia 70 tahun yang
mengikuti program olahraga setiap hari bisa mendapatkan kembali
kekuatan dan kelenturan tubuh seperti perempuan berusia 40. Mulailah
olahraga selama 2 menit sehari dan secara perlahan tingkatkan durasi.
Selain itu, pastikan melakukan pemanasan sebelum berolahraga. Jalan
selama 5-6 menit merupakan pemanasan yang tepat untuk lansia.



14

Referensi
Robert C. Atchley, 1983, Aging Community and Change, Wadsworth
Publishing Company, Belmont, California Division Wadsworth Inc,
., 1983. Aging Community and Change, Scripps Foundation
Gerontology Center, Miami University, Wadswort Publishing Company,
Belmont California

Anda mungkin juga menyukai