Anda di halaman 1dari 25

10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengeringan adalah sebuah proses dimana kelembaban dari sebuah produk
umumnya pada produk makanan dikurangi agar rasa dan bentuk tetap terjaga dengan
meningkatnya kemampuan untuk disimpan lebih lama dan kemudahan untuk
pengangkutannya. Produk makanan yang pada umumnya sangat membutuhkan proses
lanjut seperti proses pengeringan ini adalah antara lain : produk makanan bentuk bubuk
seperti susu bubuk, tepung roti, dan juga produk makanan kering seperti kismis.
Berbagai model sistem pengeringan yang telah dikembangkan telah dapat menjaga
kualitas produk makanan seperti yang diharapkan.
Pengeringan produk pada suatu industri merupakan suatu upaya pengawetan
(preserved) dalam usaha mempertahankan usia bahan dan meningkatkan nilai ekonomis
dari bahan tersebut. Pengeringan biasanya merupakan langkah terakhir dari sederetan
operasi produksi dan hasil pengeringan biasanya siap untuk dikemas atau pun untuk
dikonsumsi. Proses pengeringan yang umum digunakan dan dikenal yakni adalah proses
pengeringan secara alami (natural drying) yaitu dengan bantuan sinar matahari, dan
pengeringan secara nonalami yaitu seperti dengan menggunakan alat pengering secara
mekanik , bahan kimia dan lain lain.
Proses pengeringan umumnya, membutuhkan energi panas, yang salah satunya
bisa diperoleh dari steam. team merupakan hasil sampingan dari sebuah pembangkit
listrik. !ari pembangkit itu, akan dihasilkan " macam energi panas :
#. Panas yang bisa digunakan untuk kebutuhan industri
". Panas yang berasal dari e$hausted gas yang berupa steam yang masih dapat
diman%aatkan, dalam hal ini untuk pengeringan.
Proses & proses pengeringan dalam industri senantiasa berkembang sepanjang
waktu. !isamping pengembangan teknologi atau proses & proses baru, peningkatan unjuk
kerja proses & proses yang telah lama dikenal juga terus dilakukan. 'khir&akhir ini,
dengan dukungan teknologi yang semakin maju, ada kecenderungan untuk lebih berani
menggunakan kondisi operasi yang hebat, misalnya suhu tinggi dan pressure drop besar.
Berdasarkan analisis biaya total, pabrik cenderung memilih alat yang walaupun harganya
agak mahal, tetapi biaya operasinya murah. elain itu, kesadaran lingkungan mendorong
10
industri untuk mengembangkan proses&proses yang environmentally %riendly. (ntuk
merancang suatu proses pengeringan, perlu dipilih teknologi yang paling %easible dan
paling e%isien untuk kisaran kondisi operasi yang dikehendaki. !alam hal ini, diperlukan
latar belakang teori yang mantap dan dukungan data yang memadai. ecara umum, teori
dan data yang diperlukan dapat dikatagorikan menjadi dua konsep pokok, yaitu
keseimbangan dan proses - proses kecepatan. (ntuk dapat melakukan perhitungan dan
analisis %undamental berdasarkan kedua konsep tersebut, diperlukan juga penguasaan
pemodelan matematis dan penyelesaikan persamaan&persamaan matematis yang dewasa
ini lebih sering dilakukan secara numeris dengan bantuan komputer. (ntuk memberikan
gambaran tentang proses&proses pemisahan di industri, baik yang sudah lama
dikembangkan maupun yang relative baru, dibahas secara singkat sejumlah proses
pemisahan.
)adi pada dasarnya pengeringan memainkan peran yang sangat menentukan dalam
proses pengolahan bahan pangan dan bahan bahan lain. Proses tersebut berguna untuk
meningkatkan kemurnian produk, menjaga keawetan selama penyimpanan dan distribusi
ke konsumen, serta mengurangi biaya transportasi.
elain itu karena alasan kepraktisan dalam penggunaan, kemudahan dalam
penanganan dan penyimpanannya, menjadi salah satu tren untuk mengonsumsi dan
memproduksi bahan makanan dan obat tradisional dalam bentuk instan atau serbuk,
sehingga diterapkanlah suatu terobosan teknologi pengeringan.
ehingga hal tersebut akan menjadi suatu tantangan dan peluang untuk dapat
menyediakan bahan dengan kualitas yang sama atau hampir sama dengan kondisi
mulanya. *antangan ini dapat terpenuhi jika tekstur dan struktur bahan dapat
dipertahankan, serta kandungan nutrisi, vitamin, dan bahan&bahan utama tidak
mengalami degradasi selama proses pengeringan.
'kan tetapi terdapat masalah lain untuk menjawab tantangan itu adalah borosnya
energi yang digunakan ( +%isiensi +nergi ).
!alam makalah ini, ruang lingkupnya hanya dibatasi pada P,-+
P+./+,0./'. +1',' '!-,P0. )adi, disini akan dibahas mengenai kajian
mengenai bahan bahan yang dapat digunakan sebagai adsorber pada suatu proses
pengeringan dengan metode adsorpsi, prinsip prinsip istem Pengeringan ecara
'dsorpsi , serta keuntungan dan kerugian penggunaan istem Pengeringan dengan
2etode 'dsorpsi.
10
1.2 Perumusan Masalah
2asalah atau ruang lingkup yang dibahas akan di batasi pada Pengenalan Proses
Pengeringan ecara 'dsorpsi yang diterapkan dalam industry.
1.3 Tujuan
#. (ntuk mengulas kajian ilmiah mengenai Proses Pengeringan ecara 'dsorpsi yang
diterapkan dalam industri.
". (ntuk memenuhi tugas pembelajaran mata kuliah 3umidi%ikasi , Pengeringan dan
'dsorpsi tahun ajaran "445 6 "4#4.
1.4 Manfaat
#. 2ahasiswa dapat mengetahui bahan bahan apa saja yang dapat digunakan sebagai
absorber pada suatu proses pengeringan dengan metode adsorpsi.
". 2ahasiswa dapat mengetahui prinsip prinsip dasar pada istem Pengeringan ecara
'dsorpsi.
7. 2ahasiswa dapat mengetahui keuntungan dan kerugian dari penggunaan ystem
Pengeringan ecara 2etode 'dsorpsi.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengeringan (Dehumidifikasi)
TIPE
PENGERINGAN
PENGERINGAN
INFRAMERAH
PENGERINGAN
LANGSUNG
PENGERINGAN
TAK LANGSUNG
Kontinue Batch Kontinue Batch
Continuos-tray ryer
Continuos sheetin!
ryer
Pneu"atic con#eyin!
ryer
Rotary ryer
S$ray ryer
Throu!h-circu%ation
Tunne% ryer
F%ui &es
Batch throu!h-
cir%u%ation
Tray an
co"$art"ent
F%ui Bes
Cy%iner ryer
'ru" ryer
Scre( con#eyor
ryer
Stea" tu&e rotary
ryer
)i&ratin! tray ryer
S$ecia% ty$e
A!itate-$an
ryer
Free*e ryer
)acuu" rotary
ryer
)acuu" tray
ryer
10
Gambar 2.1 Skema Pembagian Proses Pengeringan
(Smber! Perr"#s $%emi&a' Engineerings# Han(book 1s) *o'.+ 1,,-.
Pengeringan (dehumidifikasi) adalah suatu proses pengurangan kandungan uap air
dalam suatu bahan dengan cara melewatkan aliran gas (uap) di atas cairan (bahan basah)
sehingga air6cairan dalam bahan terevaporasi menyebabkan bahan menjadi kering (8
moisture sangat rendah).
Pengeringan langsung adalah suatu proses pengeringan dimana panas ditrans%er ke
bahan dan terjadi kontak langsung secara konveksi antara bahan dengan gas panas.
Pengeringan inframerah adalah suatu proses pengeringan dimana operasionalnya
bergantung pada transmisi dan absorbsi sinar in%ramerah yang ditrans%er secara radiasi. Bahan
yang akan dikeringkan diletakkan pada daerah elektrik ber%rekuensi tinggi.
Pengeringan tidak langsung adalah suatu proses pengeringan dimana panas ditrans%er
ke bahan melalui suatu medium6dinding. 9aju pengeringan bergantung pada kontak bahan
dengan permukaan panas (secara konduksi).
2.1.1 Prinsi/ Dasar Proses Pengeringan
Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan pindah
massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama tama panas harus ditrans%er dari
medium pemanas ke bahan. elanjutnya setelah terjadi penguapan air , uap air yang terbentuk
harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan menyangkut
aliran %luida dimana cairan harus ditrans%er melalui struktur bahan selama proses pengeringan
berlangsung. )adi panas harus disediakan untuk menguapkan air dan air harus mendi%usi
melalui berbagai macam tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan dan berbentuk uap air
yang bebas. 9ama proses pengeringan , tergantung pada bahan yang dikeringkan dan cara
pemanasan yang digunakan.
!engan sangat terbatasnya kadar air pada bahan yang telah dikeringkan , maka en:im
en:im yang ada pada bahan menjadi tidak akti% dan mikroorganisme yang ada pada bahan
tidak dapar tumbuh. Pertumbuhan mikroorganisme dapat dihambat , bahkan beberapa jenis
dapat dimatikan karena mikroorganisme seperti umumnya jasad hidup yang lain
membutuhkan air untuk proses metabolismenya. 2ikroorganisme hanya dapat hidup dan
melangsungkan pertumbuhannya pada bahan dengan kadar air tertentu. ;alaupun setelah
proses pengeringan secara %isik masih terdapat (tersisa) molekul molekul air yang terikat,
tetapi molekul air tersebut tidak dapat dipergunakan oleh mikroorganisme. !isamping itu
en:im tidak mungkin akti% pada bahan yang sudah dikeringkan, karena reaksi biokimia
memerlukan air sebagai medianya.
10
ehingga berdasarkan hal hal tersebut maka proses pengeringan bahan padat
meliputi dua hal mendasar dan berlangsung secara simultan, yaitu:
#. Panas ditrans%er untuk mengevaporasi cairan.
". 2assa dipindahkan melalui permukaan bahan padat berupa cairan dan uap.
!imana mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama proses pengeringan adalah sebagai
berikut :
#. 'ir bergerak melalui tekanan kapiler.
". Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian bahan.
7. Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan lapisan
permukaan komponen padatan dari bahan.
<. Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap.
2.1.2 0ak)or 1 0ak)or Da'am Proses Pengeringan
=aktor %actor yang umumnya mempengaruhi dalam kecepatan pengeringan adalah :
a. Luas Permukaaan
'ir menguap melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian
tengash akan merembes ke bagian permukaan dan kemudian menguap. (ntuk
mempercepat pengeringan umumnya bahan pangan yang akan dikeringkan
dipotong potong atau diiris iris terlebih dahulu.
3al ini diperlukan karena :
#) Pemotongan atau pengirisan tersebut akan memperluas permukaan bahan dan
permukaan yang luas dapaty berhubungan dengan medium pemanas sehingga
air mudah keluar.
") Potongan potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana
panas harus bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan kecil juga akan
mengurangi jarak melalui massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke
permukaan bahan dan kemudian keluar dari bahan tersebut.
b. Perbedaaan Suhu dan Udara Sekitarnya
emakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan pangan
yang akan dikeringkan maka makin cepat perpindahan ke dalam bahan dan akan
makin cepat pula penghilangan air dari bahan.
c. Kecepatan Aliran Udara
(dara yang bergerak pada umumnya mempunyai gerakan yang tinggi selain
dapat mengambil uap air juga akan menghilangkan uap air tersebut dari
10
permukaan bahan pangan, sehingga akan mencegah terjadinya atmos%ir jenuh yang
akan memperlambat penghilangan air.
ehingga apabila aliran udara disekitar tempat pengeringan berjalan dengan
baik, maka proses pengeringan akan semakin cepat yaitu semakin mudah dan
semakin cepat uap air terbawa dan teruapkan.
d. ekanan Udara
emakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk
mengangkut air selama pengeringan, karena dengan smeakin kecilnya tekanan
berarti kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak
tertampung dan disingkirkan dari bahan pangan. ebaliknya jika tekanan udara
semakin besar maka udara disekitar akan lembab, sehingga kemampuan
menampung uap air terbatas dan menghambast proses atau laju pengeringan.
e. Kadar Air
>adar air pada bahan berpengaruh pada lamanya proses pengeringan. 3al ini
disebabkan karena makin sedikit air yang dikandung didalam suatu bahan, maka
proses pengeringan akan makin cepat.
2.1.2 3ak) Pengeringan
3ubungan antara kelembaban (kandungan moisture) dengan waktu, dapat ditunjukkan
dengan gra%ik sebagai berikut:
10
Gambar 2.2 Perio(e 3ak) Pengeringan
2.1.4 Es)imasi n)k 5enen)kan 3ak) To)a' Pengeringan
ecara matematis, waktu total pengeringan dapat dituliskan dengan persamaan sebagai
berikut:
f c t
+ =

.................................... (2.1.
dimana: ?
t
@ waktu total pengeringan
?
c
@ waktu pengeringan pada periode laju konstan
?
%
@ waktu pengeringan pada periode laju penurunan
!aktu pengeringan dapat ditunjukkan dengan kurva di bawah ini:
Gambar 2.2 3ak) To)a' Pengeringan
2.2 Water !ti"it# (a$)
'ktivitas air atau a
w
adalah suatu pengukuran keadaan energi dari air dalam suatu
sistem. ;ater activity atau aktivitas air dapat dikatakan sebagai tekanan uap air yang dibagi
oleh air murni pada temperatur yang sama. -leh karena itu, air destilat mempunyai aktivitas
air yang besarnya satu.
'da beberapa %aktor yang mengendalikan aktivitas air dalam suatu sistem. jenis
koligati% yang terlarut (contohnya gula atau garam) saling berhubungan dengan air melalui
10
dipol&dipol, bersi%at ionik, dan ikatannya hidrogen. +%ek kapiler dimana tekanan uap air di
atas kurva meniscus liAuid yang nilainya kurang dari air murni oleh karena perubahan dalam
hidrogen yang berikatan antar molekul air. Permukaan 0nteraksi di mana air saling
berhubungan secara langsung dengan bahan kimia ynag tidak terlarut ( contohnya protein dan
tajin) melalui gaya dipol, ikatan bersi%at ion ( 3
7
-
B
atau -3
&
), gaya van der ;aals dan ikatan
hidrogen. 3al ini merupakan suatu kombinasi ketiga %aktor ini dalam suatu produk makanan
yang mengurangi energi dari air dan juga mengurangi kelembaban relati% dibandingkan
dengan air murni. =aktor ini dapat dikelompokkan di bawah dua kategori yakni osmosis dan
e%ek matri$.
!alam kaitan dengan derajat osmosis dan interaksi matri$, aktivitas air dapat
menguraikan rangkaian energi dari air di dalam suatu sistem. 'ir terlihat CBerikatanC oleh
adanya suatu gaya yang mana menyebabkan terdapatnya bermacam&macam tingkatan derajat.
0ni adalah suatu rangkaian gaya secara kontinu dibanding dengan ikatan statis.'ktivitas air
kadang&kadang digambarkan sebagai ikatan yang bebasdi dalam sistem. ;alaupun
terminologi ini adalah suatu konsep, akan tetapi belum cukup untuk menggambarkan konsep
aktivitas air.
'ktivitas air adalah tergantung kepada temperatur. *emperatur mengubah aktivitas air
dalam kaitan dengan ikatan air tersebut, pemisahan air, daya larut :at terlarut dalam air, atau
keadaan matri$. ;alaupun daya larut :at terlarut dapatsebagai pengendali %aktor, kendali
utama pada umumnya dari keadaan matri$. ejak keadaan matri$ (seperti kaca melawan
elastis) apakah bergantung pada temperatur, hendaknya kita tidak dikejutkan apabila
temperatur itu mempengaruhi aktivitas air dari makanan.
+%ek suhu pada aktivitas air suatu makanan merupakan produk tertentu saja. Beberapa
produk meningkatkan aktivitas air dengan naiknya suhu , yang lainnya nilai aw berkurang
dengan suhu yang meningkat, makanan yang tinggi kelembapannya perubahan terhadap
temperatur dapat diabaikan. )adi tidaklah dapat dipastikan bahwa bila aw rendah dengan
naiknya temperatur ataupun aw yang tinggi dengan naiknya temperatur, oleh karena
tergantung pada bagaimana temperatur mempengaruhi %aktor yang mengendalikan aktivitas
air pada makanan.
ebagai pengukur tenaga potensial yaitu driving %orce untuk pergerakan air dengan
aktivitas air tinggi ke daerah permukaan air dengan aktivitas air yang rendah. ebagai contoh,
jika madu ( a
w
@ 4.D) apakah terlihat humid udara ( a
w
@ 4.E) madu akan menyerap air dari
udara. 1ontoh lain properti dinamik aktivitas airF migrasi embun dalam makanan multidomain
( contoh cracker&cheese sandwich), sel microbial adalah konsentrasi solute tinggi yang
dikelilingi oleh selaput semi&permeable, osmosis mempengaruhi pada energi bebas air yang
mana penting untuk menentukan hubungan microbial water dan laju pertumbuhan mikroba.
10
=ormula aktivitas air (a
w
) yaitu :
!imana :
P @ *ekanan uap air dalam substansi
P
o
@ *ekanan uap air yang murni pada temperatur yang sama
'dapun de%inisi lain mengenai water activity, dimana a
w
dapat dinyatakan sebagai :
!imana :
9
w
@ >oe%isien activity
$
w
@ %raksi mol air dalam %raksi aAueous
,elative humidity :
Perhitungan mold&%ree shel% li%e (2=9) pada temperatur "#G 1:
2.2.1 Pengkran 3a)er A&)i6i)"
*idak ada alat yang dapat dimasukkan suatu produk secara langsung untuk mengukur
aktivitas air. 2elainkan, aw terukur dengan suatu metoda tidak langsung. air 'ktivitas air
diukur dengan kesetimbangan %asa&cair air pada sample dengan %ase uap air dalam headspace
suatu C1lose 1hamberC dan mengukur kelembaban relati% dari headspace. !ua jenis
pengukur aktivitas air yang berbeda secara komersial tersedia di pasaran. atu menggunakan
!ew Point 3ygrometer dan capacitance 3ygrometer. Pemilihan metode didasarkan kepada
ketelitian, repeatabilas, kecepatan pengukuran, stabilitas pada kalibrasi, linearitas, dan
kenyamanan pemakaian.
10
Gambar Pengkran ak)i6i)as air
ehingga, pengukuran aktivitas air dapat dilakukan dengan 1apacitance 3ygrometer dan !ew
Point 3ygrometer.
A. $a/a&i)an&e H"grome)er
1apacitance hygrometer terdiri dari dua plat dibebankan yang dipisahkan oleh suatu
selaput polimer dielektrikum. selaput menyerap air, kemampuannya untuk menahan
peningkatan beban dan juga memiliki kelebihan dalam mengukur kapasitansi. .ilai
kapasitansi ini secara kasar sebanding kepada aktivitas air yang ditentukan oleh suatu
kalibrasi sensor&speci%ic.
1apacitance hygrometer tidaklah terpengaruh oleh bahan&kimia yang mudah menguap
dan bentuknya jauh lebih kecil dibanding sensor alternati% lain. 'lat ini tidak memerlukan
pembersihan, tetapi kurang akurat dibanding !ew Point 3ygrometer (kurang lebih sekitar
4,4#H aw). 'lat ini memerlukan kalibrasi reguler dan dapat terpengaruh oleh air sisa di dalam
selaput polimer
B. De7 Poin) H"grome)er
10
1atatan : /aris merah menunjukkan kejenuhan
Gambar 2.4 Gra8ik air (a'am (ara 6s )em/era)r
*emperatur di mana pembetukan embun pada permukaan bersih secara langsung
dihubungkan dengan uap air memaksa dari udara. *itik embun 3igrometer bekerja dengan
pedoman penempatan suatu cermin di atas suatu kamar sample yang tertutup. 1ermin
didinginkan sampai titik embun temperatur terukur atas pengukuran suatu sensor optikal.
*emperatur ini kemudian digunakan untuk temukan kelembaban relati% dari kamar dengan
menggunakan tabel psychrometric. 2etoda ini menjadi yang paling akurat(B6& 4.447 aw) dan
sering juga yang paling cepat. ensor memerlukan pembersihan jika bekas peninggalan
terhimpun pada cermin.
2.2.2 Ni'ai 3a)er A&i)i6i)" /a(a &on)o% makanan (an Peng%amba) mikroorganisme
0stilah makanan penuh resiko ( P3=) dikembangkan oleh (.. >esehatan masyarakat
dilayani sekian lama sepanjang setengah abad "# untuk mengatur makanan yang mudah
rusak. 2akanan berpotensi Penuh resiko berarti suatu makanan yang memerlukan waktu
ataupun juga temperatur untuk mengendalikan keselamatan (*1) yang digunakan untuk
membatasi pertumbuhan bakteri patogen atau pembentukan racun. 2akanan dipertimbangkan
non&P3= ketika nilai aw sekitar 4.IH, yang mana di bawah aktivitas air untuk taphylococcus
aureus tumbuh dan memproduksi toksin atau juga p3 sekitar <,D dimana di bawah p3 untuk
proteolitik 1lostridium botulinum tumbuh dan memproduksi toksin.
Contoh Produk Makanan
Sbs)an&e a
7
!istilled ;ater #
*ap water 4.55
,aw meats 4.5E & 4.55
2ilk 4.5E
)uice 4.5E
10
1ooked bacon J 4.IH
aturated .a1l solution 4.EH
Point at which cereal loses crunch 4.DH
*ypical indoor air 4.H & 4.E
3oney 4.H & 4.E
Nilai a
w
Penghambat Mikroorganisme
5i&roorganism In%ibi)e( a
7
"lostridium botulinum + .5E
Pseudomonas fluorescens .5E
#scherichia coli .5H
"lostridium perfringens .5H
Salmonella .5H
$ibrio cholerae .5H
"lostridium botulinum', B .5E
%acillus cereus .57
Listeria monocytogenes .5"
bacillus subtilis .5#
Staphylococcus aureus .IE
2ost =ungi .E4
.o microbial proli%eration .D4
10
BAB III
PENGENALAN SISTE5 PENGE9INGAN SE$A9A ADS:9PSI
3.1. Pengertian ds%r&si
'dsorpsi adalah suatu proses pemisahan bahan dari campuran gas atau cair, bahan
yang harus dipisahkan ditarik oleh permukaan sorben padat dan diikat oleh gaya&gaya yang
bekerja pada permukaan tersebut. -leh karena selektivitas yang tinggi, proses adsorpsi sangat
sesuai untuk memisahkan bahan dengan konsentrasi yang kecil dari campuran mengandung
bahan lain yang mempunyai konsentrasi yang tinggi. Bahan yang dipisahkan tentu saja harus
dapat diadsorpsi. ebaliknya, untuk memisahkan bahan dengan konsentrasi yang lebih besar
disukai proses pemisahan yang lain, karena mahalnya regenerasi adsorben yang terbebani.
Peristiwa 'dsorpsi pada umumnya dapat diterapkan dalam seluruh bidang kehidupan,
dimana beberapa contoh 'dsorpsi antara lain :
#. Pengeringan udara atau gas&gas lain
". Pemisahan bahan yang mengandung racun atau yang berbau busuk dari udara
buang
7. Pengambilan pelarut dari udara buang
<. Pemisahan campuran gas untuk memperoleh komponen&komponen gas
H. Penghilangan warna larutan (misalnya sebelum kristalisasi)
D. Pemisahan bahan organik dari air (bersamaan dengan pemisahan pengotor
berbentuk koloida yang sukar disaring)
10
E. Pemutihan maupun perbaikan bau dan rasa bahan makanan cair (misalnya minyak
dengan minyak atau lemak dengan lemak).
>ecepatan adsorpsi pada umumnya tidak hanya tergantung pada perbedaan konsentrasi
dan pada luas permukaan adsorben, melainkan juga pada suhu, tekanan, ukuran partikel dan
porositas adsorben. !isamping itu juga tergantung pada ukuran molekul bahan yang akan
diadsorpsi dan pada viskositas campuran yang akan dipisahkan (cairan dan gas). Pemilihan
proses adsorpsi yang akan digunakan untuk pemisahan disesuaikan dengan kondisi agregasi
campuran yang akan dipisahkan (padat, cair, gas), konsentrasi bahan yang akan dipisahkan,
adsorben yang paling cocok, metode regenerasi yang diperlukan maupun pertimbangan
ekonominya.
JENIS 1 JENIS ADS:9PSI
Pada umumnya adsorpsi dapat dikelompokan menjadi " kategori yakni : 'dsorpsi ecara
=isika dan 'dsorpsi ecara >imia.
1. A(sor/si Se&ara 0isik
'dsorpsi %isik adalah adsorpsi yang terjadi akibat gaya interaksi tarik&menarik antara
molekul adsorben dengan molekul adsorbat. 'dsorpsi ini melibatkan gaya&gaya Kan der
;als (sebagai kondensasi uap). )enis ini cocok untuk proses adsorpsi yang membutuhkan
proses regenerasi karena :at yang teradsorpsi tidak larut dalam adsorben tapi hanya
sampai permukaan saja.
2. A(sor/si Se&ara Kimia
'dsorpsi kimia adalah adsorpsi yang terjadi akibat interaksi kimia antara molekul
adsorben dengan molekul adsorbat. Proses ini pada umumnya menurunkan kapasitas dari
adsorben karena gaya adhesinya yang kuat sehingga proses ini tidak reversibel (*reybal,
#5I4).
ADS:9BEN
'dsorben merupakan bahan padat dengan luas permukaan dalam yang sangat besar.
Permukaan yang luas ini terbentuk karena banyak pori yang halus pada padatan tersebut.
Biasanya luasnya berada dalam orde "44 #444 m"6gr adsorben dengan diameter pori
sebesar 4,4447 4,4" Lm.
10
!imana dalam penggunaannya, adsorben dapat digunakan dalam dua bentuk. !apat
berupa granulat (dengan ukuran butir dalam mm) atau berupa serbuk (khusus untuk adsorpsi
campuran cair).
Pada adsorpsi regenerasi dapat dilakukan untuk memperbaiki kembali daya adsorpsi dari
adsorben yang telah dipakai maupun untuk memperoleh kembali bahan yang telah diadsorpsi.
!alam hal ini, bahan yang telah teradsorpsi dikeluarkan dengan cara pemanasan, penurunan
tekanan, pencucian dengan bahan yang tidak dapat diadsorpsi, pendesakan dengan bahan
yang teradsorpsi lebih baik ataupun dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut. !an
seringkali beberapa metode regenerasi digabungkan, misalnya pada regenerasi dengan uap air
(yang merupakan bahan regenerasi terpenting) dilakukan pemanasan (desorpsi) dan pencucian
(pengeluaran bahan yang telah didesorpsi) pada waktu yang bersamaan.
KLASI0IKASI ADS:9BEN
Pada dasarnya adsorben adsorben yang digunakan untuk mengadsorpsi dapat
diklasi%ikasikanm berdasarkan bahannya menjadi dua macam yakni :
1. A(sorben :rganik
'dsorben organik adalah adsorben yang berasal dari bahan&bahan yang mengandung pati.
'dsorben ini sudah mulai digunakan sejak tahun #5E5 untuk mengeringkan berbagai
macam senyawa. Beberapa tumbuhan yang biasa digunakan untuk adsorben diantaranya
adalah ganyong, singkong, jagung, dan gandum. >elemahan dari adsorben ini adalah
sangat bergantung pada kualitas tumbuhan yang akan dijadikan adsorben.
2. A(sorben An:rganik
'dsorben ini mulai dipakai pada awal abad ke&"4. !alam perkembangannya, pemakaian
dan jenis dari adsorben ini semakin beragam dan banyak dipakai orang. Penggunaan
adsorben ini dipilih karena berasal dari bahan&bahan non pangan, sehingga tidak
terpengaruh oleh ketersediaan pangan dan kualitasnya cenderung sama.
P9INSIP 5ENDASA9 DALA5 PE9ISTI3A ADS:9PSI
Pada dasarnya, proses adsorpsi terjadi melalui tiga tahapan, yakni:
a. &acro transport : Pergerakan material organik melalui sistem macropore dari
absorben.
10
b. &icro transport : Pergerakan material organik melalui sistem mesopore dan
micropore dari absorben.
c. Sorption : 2elekatnya material organik pada permukaan absorben, yaitu di
permukaan macropore, mesopore dan micropore.
!imana tahapan tahapan mendasar ini dapat juga diartikan sebagai berikut :
Perpindahan :at dari cairan atau gas ke permukaan luar butir adsorben.
Perpindahan massa :at (di%usi) dari permukaan padatan ke bagian dalam padatan melewati
cairan6gas dalam pori.
Perpindahan massa :at dari cairan6gas dalam pori ke permukaan dinding pori.
Penyerapan pada permukaan pori.
ehingga secara teoritis dalam proses adsorpsi mencakup langkah & langkah proses
tersebut. Persoalan akan menjadi lebih kompleks jika pori & pori terdiri atas pori primer,
sekunder, tersier, dan seterusnya. elain itu, perlu dilakukan usaha & usaha untuk
mendapatkan luas permukaan tiap satuan massa butir yang besar tanpa mengganggu proses
aliran gas6cairan. !i samping itu, pembuatan struktur pori yang mudah dilewati oleh :at yang
diadsorpsi juga perlu dilakukan.
!alam adsorpsi umumya ada sejumlah hal hal atau %actor & %aktor yang mempengaruhi
e%ektivitas adsorpsi, yaitu:
#) )enis adsorban, apakah berupa arang batok, batubara (antrasit), sekam, dan lain lain.
") *emperatur lingkungan (udara, air, cairan): proses adsorpsi makin baik jika
temperaturnya makin rendah
7) )enis adsorbat, bergantung pada bangun molekul :at, kelarutan :at (makin mudah
larut, makin sulit diadsorpsi), tara% ionisasi (:at organik yang tidak terionisasi lebih
mudah diadsorpsi).
!an berdasarkan jenis adsorbatnya, tingkat adsorpsi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
a) 9emah (weak), terjadi pada :at anorganik kecuali golongan halogen (salah satunya
adalah klor).
b) 'dsorpsi menengah (medium), terjadi pada :at organik ali%atik.
10
c) 'dsorpsi kuat (strong) terjadi pada senyawa aromatik (:at organik yang berbau
(aroma) dengan struktur ben:ena, 1D3D).
3.2. Pengeringan 'e!ara ds%r&si
Pengeringan secara adsorpsi adalah suatu cara 6 proses untuk mengeluarkan atau
menghilangkan sebagian cairan dalam suatu bahan, dengan cara metode adsorpsi. !imana
dalam pengeringan secara adsorpsi, cairan yang terkandung akan diserap oleh suatu padatan
dan penyerapan hanya terjadi pada permukaan padatan, tetapi tidak sampai kedalam padatan.
elain itu, pada pengeringan secara adsorpsi, permukaan penyerap bukan hanya terjadi pada
permukaan padatan saja, tetapi juga pada permukaan pori&pori padatan.
Pengeringan dengan menggunakan metode ini pada umumnya hanya memiliki
>apasitas yang kecil, yang berarti dapat mengambil komponen&komponen yang jumlahnya
sangat kecil (traces) dari cairan yang terkandung dalam suatu bahan. 3al ini terjadi karena
0katan yang terjadi pada proses adsorpsi bisa berupa ikatan %isis maupun ikatan kimia.
2aka, dalam adsorpsi terjadi dua proses yang mendasar yaitu : perpindahan massa dan
penyerapan di permukaan (%isis atau kimiawi).
ehingga Pengeringan dengam menggunakan metode adsorpsi dapat diartikan juga
sebagai suatu proses pengeringan dengan menggunakan absorben atau bahan bahan
penyerap air tanpa memerlukan suhu (panas ) yang tinggi sehingga kandungan air dalam
suatu bahan akan menurun. !imana dalam system pengeringan dengam metode adsorpsi,
energy panas yang digunakan berasal dari reaksi eksotermik yang terjadi antara absorber
dengan air yang terkandung dalam suatu bahan.
3.3. (enis ) (enis Pengeringan se!ara ads%r&si
2.1 Pengeringan A(sor/si (engan 5engganakan ;eo'i)
2ineral :eolit sudah diketahui sejak tahun #EHH oleh seorang ahli mineralogi
bernama =.'.=. 1ronstedt. 2eskipun demikian penggunaan mineral :eolit untuk industri
baru dimulai tahun #5<4 dan #5E7. *ahun #5<4 adalah penggunaan mineral :eolit sintetis,
sedangkan tahun #5E7 adalah permulaan penggunaan mineral :eolit alam. !ikarenakan
mineral :eolit alam sulit dipisahkan dari batuan induknya maka ini menjadi alasan
dibuatnya :eolit sintesis. 2ineral :eolit sintetis yang dibuat tidak dapat persis sama
dengan mineral :eolit alam, walaupun :eolit sintetis mempunyai si%at %isik yang jauh lebih
baik. Pada tahun tersebut merupakan titik awal penggunaan nyata bagi mineral :eolit alam
10
untuk keperluan berbagai industri. !iharapkan dengan adanya berbagai penelitian
mengenai :eolit alam diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah.
2ineral :eolit pada dasarnya bukan merupakan mineral tunggal, melainkan
sekelompok mineral yang terdiri dari beberapa jenis unsur. ecara umum mineral :eolit
adalah senyawa alumino silikat hidrat dengan logam alkali tanah serta mempunyai rumus
kimia sebagai berikut :
2
"
$6n
i
#&$
'l
$
-
"
.y3
"
-
!engan 2 @ .a, >, 9i, 'g, .3, 3, 1a, Ba, M
0katan ion 'l i & - adalah pembentuk struktur kristal, sedangkan logam alkali
adalah kation yang mudah tertukar (e'changeable cation). )umlah molekul air
menunjukkan jumlah pori&pori atau volume ruang hampa yang akan terbentuk bila unit sel
kristal :eolit tersebut dipanaskan. ekarang ini lebih dari <4 :eolit alam maupun #H4 tipe
yang arti%icial telah digunakan dalam berbagai bidang berdasarkan publikasi 0nternational
Neolit 'ssociation. Pada struktur :eolit, semua atom 'l dalam bentuk tertahedra sehingga
atom 'l akan bermuatan negati% karena berkoordinasi dengan < atom oksigen dan selalu
dinetralkan oleh kation alkali atau alkali tanah untuk mencapai senyawa yang stabil
(gambar #). 9ain halnya dengan batuan lempung (clay materials) dengan struktur lapisan,
dimana si%at pertukaran ionnya disebabkan oleh :
#. Brokend bonds yaitu makin kecil partikel penyerapan makin besar,
". /ugus hidroksid yang mana atom hidrogen dapat digantikan dengan kation lain
atau
7. ubstitusi isomor% 'l pada tertrahedra i menyebabkan ikatan 'l&i cukup kuat
dan mengurangi swelling.
Gambar 1. Te)ra%e(ra a'mina (an si'ika (T:. /a(a s)rk)r <eo'i)
10
(ntuk menghasilkan membran :eolit, :eolit alam di hancurkan menggunakan ball
mill atau bisa digerus secara manual (kira&kira 7 $ 7 cm), selanjutnya dilakukan proses
penyaringan, untuk memudahkan saat dilakukan akti%asi. Penyaringan dilakukan selama
74 menit menggunakan molecular siever sampai dengan ukuran #4Lm. 3asilnya
dipanaskan agar terjadi akti%asi. Pemanasan dapat dilakukan pada suhu "44
o
1 hingga
544
o
1 pada kondisi tekanan # atm. 2aterial hasil akti%asi tersebut dapat diakti%asi untuk
meningkatkan luas permukaan dan kemampuan adsorpsinya.
Pengering adsorpsi dengan :eolite (par:el) pada umumya dapat mempercepat dan
meningkatkan e%isiensi energy.
'dapun prinsip dari sistem pengeringan dengan :eolite adalah udara sebagai media
pengering dikontakkan dengan :eolite pada unit adsorber. O)adi, air akan terserap dengan
melepas panas.O
!alam keadaan normal maka ruang hampa dalam kristal :eolit terisi oleh molekul
air bebas yang membentuk bulatan di sekitar kation. Bila kristal tersebut dipanaskan
selama beberapa jam, biasanya pada temperatur "H4&544
o
1, maka kristal :eolit yang
bersangkutan ber%ungsi menyerap gas atau cairan. !aya serap (absorbansi) :eolit
tergantung dari jumlah ruang hampa dan luas permukaan. Biasanya mineral :eolit
mempunyai luas permukaan beberapa ratus meter persegi untuk setiap gram berat.
Beberapa jenis mineral :eolit mampu menyerap gas sebanyak 748 dari beratnya dalam
keadaan kering. Pengeringan :eolit biasanya dilakukan dalam ruang hampa dengan
menggunakan gas atau udara kering nitrogen atau methana dengan maksud mengurangi
tekanan uap air terhadap :eolit itu sendiri.
>euntungan lain dari penggunaan mineral :eolit sebagai bahan penyaring adalah
pemilihan molekul :at yang terserap, disamping penyerapan berdasarkan ukuran garis
tengah molekul ruang hampa. 'pabila ada dua molekul atau lebih yang dapat melintas,
tetapi karena adanya pengaruh kutub atau hubungan antara molekul :eolit itu sendiri
dengan molekul :at yang diserap, maka hanya sebuah saja yang diloloskan, sedang yang
lain ditahan atau ditolak. 2olekul yang berkutub lebih atau tidak jenuh akan lebih
diterima daripada yang tidak berkutub atau yang jenuh.
'dsorpsi dengan membran :eolit pada dasarnya terjadi pada permukaan pori
membran. Partikel :eolit memiliki tiga tipe pori, yaitu macropore dan micropore
(masing&masing dengan ukuran PH4nm dan J"nm). !i antara keduanya terdapat
mesopore. &acropore merupakan jalan masuk ke dalam partikel menuju micropore.
&acropore tidak berkontribusi terhadap besarnya luas permukaan membran :eolit.
ebaliknya, micropore adalah penyebab besarnya luas permukaan membran :eolit.
10
&icropore tersebut sebagian besar terbentuk selama proses akti%asi. Pada micropore
inilah sebagian besar peristiwa adsorpsi terjadi.
>euntungan yang diperoleh dari pengeringan dengan menggunakan :eolit adalah,
udara menjadi kering dan suhu udara naik sekitar <4 & <H derajat 1elsius sehingga driving
%orce proses pengeringan dapat dipertahankan tinggi. 0tu sangat cocok untuk
mengeringkan bahan&bahan makanan yang umumnya tidak tahan panas.
elain itu sistem pengering adsorpsi dengan :eolite memiliki keunggulan inovati%,
antara lain :
!apat beroperasi pada suhu rendah6moderat dengan kecepatan pengeringan tetap
tinggi .
>apasitas penguapan air dari bahan yang jauh lebih tinggi.
!apat mempertahankan kualitas produk.
2ampu meningkatkan e%isiensi energi proses pengeringan.
!apat menghemat kebutuhan energi dari utilitas.
2.2 Pengeringan A(sor/si Dengan 5enggnakan Ba) Ka/r
Pengeringan dengan menggunakan batu kapur merupakan suatu pengeringan yang
tidak memerlukan suhu yang tinggi melainkan energy panas yang diperlukan berasal dari
reaksi eksotermik yang terjadi antara batu kapur dengan air yang terkandung di dalam
suatu bahan yang akan dikeringkan.
!alam proses pengeringan dengan menggunakan batu kapur, proses penguapan
yang terjadi pada suatu bahan mengakibatkan berat batu kapur bertambah, sementara itu
bahan tersebut akan kehilangan sejumlah air yang mengakibatkan penurunan berat dari
bahan tersebut. elama proses pengeringan adsorpsi batu kapur, suhu batu kapur akan
terus naik dari "E
o
1 sampai 74
o
1.
elain itu, karakteristik adsorpsi batu kapur perlu juga dipelajari untuk mengetahui
potensi batu kapur sebagai adsorben dalam pengeringan terutama pada pengeringan
bahan yang peka terhadap panas seperti benih. !imana komposisi proksimat batu kapur
yang baik digunakan sebagai adsorben yaitu : 1a- 5#."58, i-
"
7.4<8, ,
"
-
7
4.E<8,
2g- ".4< 8 dan yang hilang saat pembakaran <."48 dan potensi atau kemampuan batu
kapur untuk mengadsorpsi air dari suatu bahan yang akan dikeringkan adalah 5E 8.
10
!isamping itu, ukuran batu kapur akan berpengaruh terhadap laju pengeringan
tetapi tidak berpengaruh terhadap potensi adsorpsi airnya.
ehingga batu kapur berpotensi untuk digunakan sebagai adsorben pada proses
pengeringan. 1ontohnya, pada pengeringan biji cabai.
2.2 Pengeringan A(sor/si Dengan 5enggnakan Si'ika Ge'
Proses dehumidi%ikasi dengan menggunakan silica gel adalah suatu proses untuk
mengurangi jumlah uap air yang ada didalam suatu campuran udara.
'dsorbent padat seperti ilica gel sangat baik dipakai untuk proses ini, karena
adsorbent ini mempunyai titik embun yang rendah. Proses penyerapannya terjadi dengan
penghisapan uap air melalui ruang&ruang kapilernya dan kondensasi. Penyerapan tersebut
berlangsung terus hingga keadaan keseimbangan antara uap air dalam adsorbent dan
udara luar tercapai. etelah ini maka adsorbent harus diregenerasikan dengan proses
pemanasan hingga mencapai temperatur tertentu.

BAB I*
KESI5PULAN DAN SA9AN
4.1. Kesim/'an
#. 'dsorpsi merupakan pengambilan komponen dari gas atau cairan dengan penyerapan
oleh suatu padatan.
". istem pengeringan secara adsorpsi merupakan auatu proses pengeringan dengan
menggunakan absorben atau bahan bahan penyerap air tanpa memerlukan suhu
(panas ) yang tinggi sehingga kandungan air dalam suatu bahan akan menurun.
7. Pada umumnya peristiwa adsorpsi dapat dikelompokan menjadi " kategori yakni :
a. 'dsorpsi ecara =isika
b. 'dsorpsi ecara >imia
<. 'dsorben adsorben yang biasanya digunakan untuk mengadsorpsi dapat
diklasi%ikasikanm dua macam yakni :
10
a. 'dsorben -rganik
b. 'dsorben 'norganik
H. =aktor %aktor yang mempengaruhi e%ektivitas adsorpsi antara lain :
#) )enis adsorban, apakah berupa arang batok, batubara (antrasit), sekam, dan lain
lain.
") *emperatur lingkungan (udara, air, cairan): proses adsorpsi makin baik jika
temperaturnya makin rendah
7) )enis adsorbat, bergantung pada bangun molekul :at, kelarutan :at (makin
mudah larut, makin sulit diadsorpsi), tara% ionisasi (:at organik yang tidak
terionisasi lebih mudah diadsorpsi).
D. Pengeringan dengan menggunakan :eolit pada umumnya memiliki banyak keuntungan
yakni :
(dara menjadi kering dan suhu udara naik sekitar <4 <H derajat celcius
sehingga driving %orce proses pengeringan dapat dipertahankan tinggi ( sangat
cocok untuk mengeringkan bahan bahan yang umumnya tidak tahan panas ).
!apat beroperasi pada suhu rendah6moderat dengan kecepatan pengeringan
tetap tinggi.
>apasitas penguapan air dari bahan yang jauh lebih tinggi.
!apat mempertahankan kualitas produk.
2ampu meningkatkan e%isiensi energi proses pengeringan.
!apat menghemat kebutuhan energi dari utilitas.
E. Pengeringan dengan menggunakan batu kapur pada umumya memiliki keuntungan
keuntungan antara lain :
*idak memerlukan panas atau suhu yang tinggi karena energy panas berasal
dari reaksi eksotermik yang terjadi antara batu kapur dengan air yang
terkandung di dalam suatu bahan yang akan dikeringkan.
2emiliki potensi atau kemampuan untuk mengadsorpsi air dari suatu bahan
hingga 5E 8.
10
I. Pengeringan dengan menggunakan ilika /el pada umumnya memiliki keuntungan
keuntungan antara lain :
'dsorben ilika /el memiliki titik embun yang rendah sehingga sangat cocok
digunakan untuk proses pengeringan.
2udah untuk diregenerasi ulang dengan menggunakan proses pemanasan.
4.2. Saran
Proses Pengeringan ecara 'dsorpsi merupakan suatu metode baru dan memiliki prospek
yang cerah sehingga perlu diterapkan. !imana pemilihan bahan padatan (adsorben) harus
dapat disesuaikan terhadap penggunaan kebutuhan dengan tetap menjaga kualitas dari produk,
dapat dioperasikan pada suhu yang rendah ( mengestimasi biaya ) serta harus mampu
meningkatkan e%isiensi energi proses pengeringan.
DA0TA9 PUSTAKA
Perry, ,obert. #55E. Perry(s "hemical #ngineers( )andbook, Eth edition. .ew Qork:
2c/raw&3ill Book 1ompany.
*reyball, ,obert. #5I#. &ass-ransfer *perations. *okyo: 2c/raw&3ill Book 1ompany.
=oust, '.. #5IH. Principles o% (nit -perations, )ohn ;iley and ons, .ew Qork.
unendar P, Bambang. "44E. Pembuatan Adsorben +ari ,eolit Alam +engan Karakterisitik
Adsorption Properties Untuk Kemurnian %ioetanol. 0nstitut *eknologi Bandung.
Budi ediawan, ;ahyudi. "444. %erbagai eknologi Proses Pemisahan. Prosiding Presentasi
0lmiah !aur Bahan Bakar .uklir K P"*B!( dan P"B/. )akarta. (niversitas /ajah
2ada
Pravinata, ,udianto. Pembuatan Alat +ehumdifikasi +engan Adsorben Silika -el. 0nstitut
*eknologi Bandung.
10
www. ;ikipedia. org

Anda mungkin juga menyukai