Lupus Eritematosus Sistemik (LES) merupakan prototip penyakit autoimun yang
ditandai oleh produksi antibodi terhadap komponen-komponen inti sel yang berhubungan dengan manifestasi klinis yang luas. LES terutama menyerang wanita usia muda dengan insidensi puncak pada usia 15-! tahun selama masa reproduksi dengan rasio wanita " pria # 5 " 1. EPIDEMIOLOGI $re%alensi LES di berbagai &egara sangat ber%ariasi antara '()1!!.!!! * !!)1!!.!!!. LES sering ditemukan padaa ras tertentu seperti negro+ ,ina dan -ilipina. .erdapat terdensi familial+ faktor ekonomi dan geografi tidak mempengaruhi distribusi penyakit. (1) ETIOLOGI Etiologi LES masih belum diketahui dengan /elas+ tetapi dengan adanya autoantibodi menun/ukkan bahwa kelainan dasar LES adalah kegagalan mekanisme pengaturan yang dalam keadaan normal mencegah autoimunitas patologis pada indi%idu. 0eskipun demikian+ terdapat banyak bukti bahwa patogenesis LES bersifat multifaktorial+ dan ini mencakup pengaruh faktor genetik+ lingkungan dan hormonal terhadap respon imun. (1) PATOGENESIS $atogenesis timbulnya LES diawali oleh adanya interaksi antara faktor predisposisi genetik dengan lingkungan+ faktor hormon seks dan faktor sistem neuroendokrin. 1nteraksi faktor-faktor ini akan mempengaruhi dan mengakibatkan ter/adinya respon imun yang menimbulkan peningkatan aktifitas sel . dan sel 2+ sehingga ter/adi peningkatan auto- antibodi. Sebagian dari antibodi ini akan membentuk kompleks imun bersama dngan nukleosom (3&4-histon)+ kromatin+ ,15+ ubi5uitin dan ribosom yang kemudian akan membuat deposit sehingga ter/adi kerusakan /aringan. $erisiwa ini menyebabkan aktifasi komplemen yang menghasilkan substansi penyebab timbulnya reaksi radang. 6eaksi radang ini yang dapat menyebabkan timbulnya ge/ala dan keluhan pada organ atau tempat bersangkutan seperti gin/al+ sendi+ pleura+ plekksus koroideus dan sebagainya. (1+') 1 KLINIS 1. 7e/ala konstitusional " demam+ malaise+ anoreksia+ penurunan berat badan+ rambut rontok dan sakit kepala. '. 0uskuloskeletal " artralgia+ mialgia dan poliartritis nonerosif. 8. 9ulit " butterfly rash+ ruam diskoid+ ulkus mulut+ alopesia dan ruam %askulitis. . :ematologi " anemia+ leukopenia+ trombositopenia+ limpadenopati dan splenomegali. 5. 7in/al " proteinuria+ sindroma nefrotik dan gagal gin/al. ;. 9adiopulmoner " pleuritis+ pneumonia+ efusi pleura+ perikarditis+ miokarditis+ endokarditis+ penyakit arteri koroner. <. 7astrointestinal " nonspesifik seperti anoreksia+ nyeri perut+ diare dan ganguan en=im hati. >. Sistem saraf pusat " disfungsi kognitif+ gangguan mood+ pusing+ ke/ang. (. 0ata " kon/ungti%itis+ episklreritis+ sindroma sikka. (1+'+8) DIAGNOSIS 9riteria diagnosis didasarkan pada 464 yang diperbaharui 1((<+ /ika dalam satu periode ditemukan dari 11 kriteria berikut " 1. 6uam malar. '. 6uam diskoid. 8. -otosensitifitas. . ?lserasi mulut. 5. 4rtritis nonerosif. ;. $leuritis atau perikarditis. <. 7angguan gin/al " proteinuri menetap @ !+5 g)hari atau cetakan seluler. >. 7angguan neurologi " ke/ang-ke/ang atau psikosis. (. 7angguan hematologi " anemia hemolitik dengan retikulosis atau leukopenia atau trombositopenia 1!. 7angguan imunologi " sel LE (A)+ anti 3&4 (A) atau tes positif palsu sifilis. 11. 4ntibodi antinuclear positif. 3iagnosis ditegakkan bila pada satu periode pengamatan ditemukan kriteria atau lebih dari 11 kriteria diatas secara bersamaan. Sedangkan bila hanya 8 kriteria dan salah satunya 4&4 positif+ maka sangat mungkin LES. 2ila hasil tes 4&4 negatif maka 2 kemungkinan bukan LES. 4pabila hanya tes 4&4 positif dan ge/ala lain tidak ada+ maka bukan LES. (1+'+8) PENATALAKSANAAN 1. Edukasi dan konseling. $en/elasan tentang LES dan penyebabnya+ tipe dari penyakit dengan berbagai ge/ala klinik+ keterkaitan masalah fisik terutama terkait dengan pemakaian steroid. '. Latihan ) program rehabilitasi. 8. 0ediakamentosa. a. 7lukokortikoid. $rednison 1 mg)kg 22)hari atau metilprednisolon 1B sampai 1 g)hari. b. 1munnosupresan atau sitotoksik. 4=atioprin+ siklofosfamid+ metotreksat+ klorambusil dan siklosporin. c. Cbat anti malaria 9lorokuin atau metilklorokuin dengan dosis '!! * 5!! mg)hari. d. 1munosupresif. (1+') NEFRITIS LUPUS &efritis Lupus (&L) adalah salah satu komplikasi serius dari LES yang cukup sering ditemukan+ pre%alensinya antara 81 * ;5D+ orang 4sia dan kulit hitam lebih sering mengalami nefritis dibandingkan ras lainnya. PATOGENESIS 3engan ditemukannya deposit kompleks imun dan fragmen komplemen pada biopsi mengindikasikan bahwa &efritis Lupus ter/adi akibat respon imunologik yang didorong oleh auto-antigen (autoantigen-driven immune response). (<) HISTOPATOLOGI 7ambaran histopatologi mempunyai hubungan yang erat dengan ge/ala klinis yang ditemukan pada pemeriksaan dan /uga berperan dalam konfirmasi diagnosis+ penanganan dan mengetahui prognostik+ karena itu biopsy gin/al sebaiknya dilakukan pada &L. (+5) 3 GEJALA KLINIS 7e/ala klinis yang ditemukan merupakan kombinasi dari manifestasi gin/al sendiri dan kelainan diluar gin/al seperti gangguan sistem saraf pusat+ sistem hematologi+ persendian dan lainnya. 0anifestasi gin/al berupa proteinuria didapat pada semua pasien+ sindroma nefrotik 5 * ;5D+ hematuria mikroskopik pada >!D+ gangguan tubular ;! * >!D+ hipertensi 15 * 5!D+ penurunan fungsi gin/al ! * >!D. 7ambaran klinik yang ringan dapat berubah men/adi bentuk yang berat dalam per/alanan penyakitnya. 2eberapa factor yang dihubungkan dengan perburukan &L antara lain ras kulit hitam+ hematokrit E ';D+ kreatinin serum @ '+;D dan kadar ,8 E <; mg)dt. (5+;) Klasifikasi Nefritis Lupus (HO! "##$% 9las 3eskripsi. 1 7lomerulus normal (dengan pemeriksaan mikroskop cahaya+ imunofluoresen+ mikroskop elektron). 11 $erubahan pada mesangial a. normal dengan mikroskop cahaya+ deposit pada mesangial dengan imunofluoresen dan atau mikroskop cahaya. b. hiperselularitas mesangial dan terdapat deposit pada imunofluoresen dan atau mikroskop elektron. 111 -okal segmenta glomerulonefritis a. lesi nekrotik aktif b. lesi sklerotik aktif. c. lesi sklerotik. 1B 7lomerulonefritis difus. a. tanpa lesi segmental. b. dengan lesi nekrotik aktif. c. dengan lesi aktif dan sklerotik. d. dengan lesi sklerotik. B a. glomerulonefritis membranosa murni b. berhubungan dengan lesi klas 11 (a atau b). 4 B1 7lomerulonefritis sklerotik lan/ut. (8) Ge&ala Kli'ik (ari )asi'*+)asi'* klas 'efritis (,% 9lasifikasi $roteinuria :ematuria 7e/aka 9linik Sindroma -ungsi :ipertensi &efrotik 7in/al 1 A - - - & 11 a A - - - & 11 b A A - - & 111 AA AA A A & atau F 1B AA AAA AA AA F B AA A G AA & atau F B1 A G G G F lambat PENGO-ATAN $rinsip dasar pengobatan adalah untuk memperbaiki fungsi gin/al atau setidaknya mempertahankan fungsi gin/al agar tidak bertambah buruk+ perlu pula perhatikan efek samping obat karena pengobatan &L relatif lama. (+() Klas Deskripsi 1 .idak memerlukan pengobatan spesifik+ pengobatan lebih ditu/ukan pada ge/ala ekstrarenal 11 Hika tidak disertai proteinuria yang tidak bermakna ( @ 1 g)hari ) dan sedimen urin yang aktif tidak memerlukan pengobatan. $roteinuria (@1 g)hari )+ anti ds3&4 yang tinggi+ hematuria+ dan ,8 rendah diberikan pengobatan prednisone !+5 * 1 mg)kg 22)hari selama ; * 1' minggu+ kemudian diturunkan perlahan-lahan ( 5 * 1! mg ) tiap 1 * 8 minggu. 111 I 1B 9ombinasi steroid dosis rendah yaitu prednisone !+5 mg)kg)hari selama minggu yang kemudian diturunkan perlahan-lahan sampai dosis minimal bisa remisi tapering off+ bila dosis mencapai 1! * 15 mg)hari pertahankan selama ' tahun+ dan 5 siklofosfamid <5! mg)m tiap bulan selama ; bulan kemudian setiap 8 bulan selama ' tahun dengan dosis yang sama setiap pemberian. Cbat lain yang bisa digunakan " 4=atioprin ' mg)kg+ digunakan untuk menghindari efek samping siklofosfamid+ /uga aman pada wanita hamil. Siklosporin 5 mg)kg yang kemudian diturunkan men/adi '+5 mg)kg setelah ; bulan. 0ikofenolat mofetil !+5 * ' gram)hari+ khususnya bila siklofosfamid tak berhasil. B $rednison 1 mg)kg)hari selama ; * 1' minggu. B1 $engobatan lebih difokuskan pada ekstrarenal. M.'it.ri'* resp.' pe'*./ata' .erapi yang efektif dihubungkan dengan berkurangnya manifestasi inflamasi berkurangnya ge/ala ekstrarenal+ membaiknya kadar ,8 dan , dan titer anti ds3&4+ akti%itas sedimen urin berkurang+ membaiknya fungsi gin/al dan berkurangnya proteinuria. (;) PROGNOSIS $ada klas 1 dan 11 tidak ter/adi penurunan fungsi gin/al sehingga prognosisnya bagus. 9las 111 dan 1B hampir seluruhnya menimbulkan penurunan fungsi gin/al. $ada klas 111 yang keterlibatan glomerulus E 5!D akan memberikan prognosis yang lebih baik dibandingkan yang keterlibatan glomerulusnya lebih dari 5!D+ dimana prognosisnya menyerupai klas 1B yaitu /elek. 9las B dengan prognosis yang lebih baik seperti klas 11 (5) TU-ERKULOSIS MILIER DEFENISI .uberkulosis 0ilier adalah /enis tuberkulosis yang ber%ariasi dari infeksi progresif lambat hingga penyakit fulminan akut ini disebabkan oleh penyebaran hematogen atau 6 limfogen dari perki/uan yang terinfeksi ke dalam aliran darah dan mengenai banyak organ dengan tuberkel-tuberkel mirip benih padi. (11) INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI 1ndonesia sedang berada pada rangking kelima dengan beban tuberkulosis (.2) tertinggi didunia. $erkiraan pre%alensi tuberkulosis semua kasus adalah sebesar ;;!.!!! (J:C '!1!) dan perkiraan insiden ber/umlah 8!.!!! kasus baru per tahun. Humlah kematian akibat tuberkulosis diperkirakan ;1.!!! kasus per tahun. 1ndonesia merupakan negara dengan percepatan peningkatan epidemi :1B yang tertinggi diantara negara-negara 4sia. :1B dinyatakan sebagai epidemic terkonsentrasi (a concentrated epidemic) dengan pengecualian di $ro%insi $apua yang pre%alensi :1B nya sudah mencapai '+5D (generallized epidemic). (1') ETIOLOGI $enyebab tuberkulosis adalah 0ycobacterium tuberculosis+ se/enis kuman berbentuk batang dengan ukuran pan/ang 1-um@ Species lain yang dapat memberikan infeksi pada manusia adalah M.bovis, M.kansasi, M.interceluler. Sebagaian besar kuman lebih tahan asam dan tahan terhadap trauma kimia dan fisik. (18) PATOFISIOLOGI Sebagian besar kuman mycobacterium tuberkulosis masuk ke /aringan paru melalui droplet infeksi. 0asuknya kuman akan merangsang mekanisme imun nonspesifik+ makrofag+ al%eolus akan memfagositosis kuman .2 dan biasanya sanggup menghancurkan sebagian besar kuman .2+ dengan demikian masuk kuman tidak selalu menimbulkan penyakit+ ter/adinya infeksi dipengaruhi oleh %irulensi dan banyaknya kuman .2 serta daya tahan tubuh yang terkena. (1) Hika %irulensi kuman tinggi dan /umlah kuman banyak atau daya tahan tubuh menurun maka makrofag tidak mampu menghancurkan kuman .2 dan kuman akan bereplikasi dalam makrofag tersebut. 9uman .2 yang terus berkembang biak akan menyebabkan makrofag lisis dan kuman .2 akan membentuk koloni ditempat tersebut yang disebut fokus primer. 3ari fokus primer tersebut kuman .2 akan dapat menyebar melalui saluran limfe menu/u 7 kelen/ar limfe regional yang akan menyebabkan ter/adinya inflamasi di saluran limfe (Limfangitis) dan kelen/ar limfe (Limfadenitis). 9omplek primer merupakan gabungan antara fokus primer limfangitis dan limfadenitis regional. 0asa inkubasinya sampai terbentuk komplek primer biasanya berlangsung dalam waktu -> minggu. 4pabila %irulensi kuman rendah atau /umlah kuman sedikit atau daya tahan tubuh yang baik kompleks primer akan mengalami resolusi secara sempurna membentuk fibrosis dan kalsifikasi setelah mengalami nekrosis perki/uan dan enkapsulasi. 2egitu /uga kelen/ar limfe regional akan mengalami fibrosis dan enkapsulasi+ tetapi resolusi biasanya tidak sempurna fokus primer di /aringan paru. 9uman .2 dapat tetap hidup dan menetap selama ber tahun-tahun dalam kelen/ar ini (dormant). Selain mengalami resolusi kompleks primer dapat /uga mengalami resolusi+ kompleks primer dapat /uga mengalami komplikasi dan dapat menyebar. (1+15) $enyebaran dapat ter/adi secara bronkogen+ limfogen+ dan hematogen. $ada penyebaran limfogen kuman menyebar ke kelen/ar limfe regional membentuk kompleks primer+ sedangkan pada penyebaran hematogen kuman.2 masuk kedalam sirkulasi darah dan menyebar keseluruh tubuh. (15) $enyebaran hematogen kuman .2 dapat berupa " occult hematogenic spread (penyebaran hematogenik tersamar) atau Acute generalized hematogenic spread (penyebaran hematogenik generalisata akut). .uberkulosis 0ilier merupakan hasil dari penyebaran hematogenik generalisata akut dengan /umlah kuman yang besar. Semua tuberkel yang dihasilkan dari proses ini akan mempunyai ukuran yang lebih kurang sama. 1stilah 0ilier berasal dari gambaran lesi diseminata yang menyerupai butir padi. Secara patologi anatomi lesi ini berupa nodul kuning berukuran 1-8 mm yang tersebar merata (difus) pada paru. .er/adinya .2 0ilier dipengaruhi oleh 8 faktor+ yaitu kuman 0. .uberkulosis (/umlah dan %irulensi)+ status imunogis penderita+ faktor lingkungan (kurangnya paparan sinar matahari+ perumahan yang padat+ polusi udara+ rokok+ penggunaan alkohol+ sosial ekonomi). (15+1;) DIAGNOSIS 1. 7ambaran klinis .uberkulosis 0ilier merupakan komplikasi dari suatu fokus infeksi tuberkulosis yang disebarkan secara hematogen bersifat sistemik. Sehingga penderita tuberkulosis milier hampir sama dengan penderita tuberkulosis pada umumnya yaitu berupa batuk-batuk+ demam+ nafsu makan menurun+ berat badan menurun+ keringat dimalam hari dan pada 8 keadaan lan/ut /uga di/umpai batuk yang produktif dan batuk berdarah. 3emam merupakan tanda klasik pada suatu tuberkulosis milier+ dimana bentuk demamnya tidak khas. $enderita .2 milier biasanya mendapatkan ge/ala-ge/ala seperti+ lemah ((!D)+ penurunan berat badan (>!D) sakit kepala (1!D) dimana keluhan ini dapat ter/adi secara progresif selama beberapa hari atau beberapa minggu dan bahkan dapat ter/adi (walaupun /arang) selama beberapa bulan. $enelitian lain mendapatkan anoreksia (15+;D)+ nyeri perut (;D) dan nyeri dada (1'D). (15+1<) '. $emeriksaan ?mum 4namnesis $ada pasien dengan .b milier mengalami ge/ala-ge/ala kelelahan + berat badan menurun+ batuk-batuk+ demam+ keringat di malam hari. ge/ala klinis yang disebutkan tidak spesifik sehingga diperlukannya pemeriksaan fisis. (1<) $emeriksaan -isik $ada pemeriksaan fisik tidak di/umpai hal yang istimewa pada penderita .2 milier kecuali tahap lan/ut di/umpai keterlibatan organ seperti pembesaran limfa dan hati. $ada pemeriksaan mata dapat di/umpai choroidal tuberkel yang merupakan pemeriksaan patognomonis untuk .2 milier. $ada pemeriksaan secara fisik di/umpai demam(>!D)+ keringat malam(5!D)+ batuk (;!D)+ pembengkakan kelen/ar limpa(!D)+ hepatomegali(!D)+ splenomegali (15D)+ pancreatitis (E5D)+ diare (;D) dan disfungsi multi organ. (15+1<) 8. $emeriksaan 6adiologi 6onthgen thorak 7ambaran tuberkulosis milier terlihat berupa bercak-bercak halus yang umumnya tersebar merata pada seluruh lapangan paru. 4kibat penyebaran hematogen tampak sarang-sarang sekecil 1-' mm+ atau sebesar kepala /arum (milium)+ tersebar secara merata di kedua belah paru. $ada foto+ toraks tuberkulosis miliaris ini dapat menyerupai gambaran Kbadai kabutL (snow storm appearance). $enyebaran seperti ini /uga dapat ter/adi ke gin/al+ tulang+ sendi+ selaput otak (meningen)+ dan sebagainya. ,. Scan 9 $emeriksaan dengan ,. scan dengan resolusi yang tinggi dimana dengan ketebalan 1 mm lebih baik dibandingkan dengan foto thoraks+ bila dicurigai meningitis .2 dapat dilakukan :ead ,. scan demikian /uga dengan ,. scan abdomen untuk melihat keterlibatan limfa para aorta+ hepatosplenomegali atau abses tuberkel. (1>) . $emeriksaan Laboratorium 3arah $ada saat tuberkulosis baru mulai (aktif) akan didapatkan /umlah leukosit yang sedikit meninggi. Humlah limfosit masih dibawah normal. LE3 mulai meningkat bila penyakit mulai sembuh /umlah leukosit kembali normal dan /umlah limfosit masih tinggi. La/u endap darah mulai turun kearah normal lagi.2elakangan ini terdapat pemeriksaan serologis yang banyak /uga dipakai yakni $eroksidase 4nti-$eroksida ($4$-.2). $rinsip dasar u/i $4$-.2 adalah menentukan adanya antibodi 1g7 yang spesifik terhadap antigen 0. .uberkulosis. Sputum $emeriksaan sputum adalah penting karena dengan ditemukannya kuman 2.4+ diagnosis tuberkulosis sudah dapat dipastikan. 3isamping itu pemeriksaan sputum /uga dapat memberikan e%aluasi terhadap pengobatan yang sudah diberikan. 9riteria sputum 2.4 positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan tiga batang kuman 2.4 pada satu sediaan. 3engan kata lain diperlukan 5!!! kuman dalam 1 mL sputum. $emeriksaan dengan mikroskop fluoresens dengan sinar ultra%iolet walaupun sensiti%itasnya sangat tinggi /arang dilakukan karena pewarnaan yang dipakai (auramin-rho-damin) dicurigai bersifat karsinogenik. .es .uberkulin .es .uberkulin hanya menyatakan apakah seorang indi%idu sedang atau pernah mengalami infeksi M.tuberculosis, M. bovis+ %aksinasi 2,7 dan mikrobakterium pathogen lainnya. 3asar tes tuberculin ini adalah reaksi alergi tipe lambat. $ada penularan dengan kuman patogen baik yang %irulen ataupun tidak 10 (0ycobakterium tuberculosae atau 2,7) tubuh manusia akan mengalami reaksi imunologi dengan dibentuknya antibody selular pada permulaan dan kemudian diikuti oleh pembentukan antibody humoral yang dalam perannya akan menekankan antibodi. (15+1>) PENATALAKSANAAN $engobatan .2 0ilier terutama pemberian obat antimikroba dalam /angka waktu lama. Cbat antimikroba tersebut berupa" 1. Cbat primer 1sonia=id 6ifampisin $ira=inamid Streptomisin Etambutol '. Cbat sekunder Etionamid $rotionamid Sikloserin 9anamisin $.4.S ($ara 4mino Salicylic 4cid) .iaseta=on Biomisin 11 6egimen Cbat 4nti .uberkulosis (C4.) untuk .2 0ilier sama seperti .2 paru+ pada keadaan berat atau diduga ketrebatan organ dapat diberikan obat 1&: A 6ifampisin A Etambutol A $ira=inamid (M) setiap hari sebagai fase intial selama 1-' bulan dilan/utkan dengan 1&: A 6ifampisin atau Etambutol dan fase lan/utan bulan. $ada keadaan khusus (sakit berat)+ tergantung klinis+ e%aluasi pengobatan+ pengobatan dapat dilan/utkan sampai 1' bulan. $emberian kortikosteroid tidak rutin+ hanya diberikan pada keadaan dengan ge/ala sesak nafas+ demam tinggi. (1() SEPSIS DEFINISI Sepsis adalah Systemic 1nflamatory 6esponse Syndrome (S16S) disertai tempat infeksi yang /elas atau baru dugaan. S16S adalah pasien yang memiliki dua atau lebih kriteria sebagai berikut " ('!+'1) 1. Suhu @ 8> ! , atau E 8; ! , '. 3enyut /antung @ (!N) menit 8. 6espirasi @ '!N )menit atau $a,C' E 8' mm:g . :itung leukosit @ 1'!!!) mm8 atau @ 1! D sel imatur MANIFESTASI KLINIS $ada penderita sepsis+ sel-sel imunokompeten melepas mediator inflamasi yang mempunyai efek terhadap factor O11+ sel endotel+ monosit-makrofag+ netrofil dan sistim komplemen yang menyebabkan ter/adinya syok sepsis. 9erusakan endotel akan menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan cenderung memacu ter/adinya kegagalan multi organ. $ada paru-paru dengan manifestasi sindroma gagal pernapasan akut (463S) disertai kelelahan kontraksi otot diafragma. $ada gin/al ter/adi gagal gin/al akut (774). $ada organ /antung ter/adi penurunan kontraksi miokard+ usus ter/adi ulkus dan perdarahan+ otak ter/adi sindroma otak organic akut dan delirium. 3idalam darah ter/adi diastasis+ thrombosis diikuti diathesis hemoragik. 6espon metabolisme dari sepsis adalah hiperdinamik dengan peningkatan cardiac output+ konsumsi oksigen+ keton bodi+ laktas dan glucose darah. 6espon kardio%askuler 12 berupan %asodilatasi pembuluh darah tepi yang disebabkan oleh proses imunologik dan agen %asoaktif+ selain itu /uga ter/adi penurunan kemampuan kontraksi otot /antung. Sebagai akibat tersebut akan ter/adi gangguan perfusi /aringan. ('1)
PENATALAKSANAAN $enatalaksanaan yang baik dapat mengurangi angka mortalitas akibat sepsis berat dan syok sepsis. ('1) 1. 6esusitasi 6esusitasi harus dimulai sesegera mungkin setelah diagnosis sepsis tegak. :al ini dimaksudkan untuk stabilisasi keadaan pasien yang mengancam /iwa. '. 4ntibiotik 4ntibiotik merupakan terapi utrama pada penderita sepsis. .erapi antibiotik intra%ena harus segera diberikan dalam satu /am pertama se/ak diagnosis tegak. $emilihan antibiotik secara empiris yang tepat telah terbukti bermakna menurunkan mortalitas pada pasien sepsis. 4ntibiotik empiris harus yang berspektrum luas dan poten terhadap kuman dugaan penyebab sepsis. $emberian antibiotik harus disesuikan setelah hasil kultur dan kepekaan keluar+ serta mempertimbangkan perbaikan klinis. ('!+'1) 13