Anda di halaman 1dari 8

RISKA IDAYANTI M

C111 11 020

NYERI KONTRAKSI (PERSALINAN)
Nyeri persal inan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang
terkait dengan kontraksi uterus dilatasi dan penipisan servi ks serta penurunan
janin selama persali nan. Respon fisiologi terhadap nyeri meliputi peningkatan
tekanan darah, denyut nadi, pernafasa, keringat, diameter pupil, dan ketegangan
otot (Arifin, 2008).

FISIOLOGI
Beberapa teori telah menjelaskan mekani sme nyeri:
a. Murray (1998) & Stabels (1999)
Rasa Nyeri yang dial ami sel ama persalinan memili ki dua jenis menurut
sumbernya, Yaitu nyeri VISERAL dan nyeri SOMATIK.
Nyeri Viseral : Rasa nyeri yang dialami ibu karena perubahan serviks dan
iskemia uterus pada persalinan kal a I. Kala I fase Laten l ebih banyak
penipisan di servi ks sedangkan pembukaan servi ks dan penurunan daerah
terendah janin terjadi pada fase aktif dan transisi
( Winkjosastro, 2005).
Ibu akan merasakan nyeri yang berasal dari bagian bawah abdomen dan
menyebar ke daerah lumbar punggung dan menurun ke paha. Ibu biasanya
mengalami nyeri hanya selama kontraksi dan bebas rasa nyeri pada interval
antar kontraksi (Cunningham, 2005; Jansen, 2004)
Nyeri somati c : nyeri yang dialami ibu pada akhir kala I dan kala II
persalinan.
Nyeri disebabkan oleh :
Peregangan perineum, vulva
Tekanan uteri servi kal saat kontraksi
Penekanan bagian terendah janin secara progresif pada fleksus
lumboskral , kandung kemil, usus dan struktur sensitif panggul yang lain
(Bobak 2004)

b. Teori Kontrol Gerbang (Gate Control Theory)
Berdasarkan teori ini serabut syaraf mentransmisikan rasa nyeri ke spinal cord, yang
hasilnya dapat dimodifikasi di tingkat spinal cord sebelum di transmisikan ke otak.
Sinap-sinap pada dorsal horn berlaku sebagai gate yang tertutup untuk menjaga impuls
sebelum mencapai otak atau membuka untuk mengizinkan impuls naik ke otak.
Teori Gate Control menyatakan bahwa selama proses persalinan impuls nyeri
berjalan dari uterus sepanjang serat-serat syaraf besar kea rah uterus ke substansia
gelatinosa di dalam spinal kolumna, sel-sel transmisi memproyeksikan pesan nyeri ke
otak. Adanya stimulasi (seperti vibrasi, mengisok-gosok atau massage) mengakibatkan
pesan yang berlawanan yang lebih kuat,
cepat dan berjalan sepanjang serat syaraf kecil. Pesan yang berlawanan ini menutup
gate di substansi gelatinosa lalu memblokir pesan nyeri sehingga otak tidak mencatat
pesan nyeri tersebut (Murray, 1998).
Mekanisme secara intrinsik pada nyeri persalinan kala I seluruhnya terjadi pada
uterus dan adnexa selama kontraksi berlangsung. Beberapa penelitian awal menyatakan
nyeri disebabkan karena:
Penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari korpus fundus
uterus.
Adanya iskemi k mi omerium dan servi ks karena kontraksi sebagai
konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus at au karena adanya
vasokontriksi akibat aktivitas berlebihan dari saraf simpati s.
Adanya proses peradangan pada otot uterus
Kontraksi pada servi ks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa takut
yang memacu akti vitas berlebih dari system saraf simpatis.
Adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim.
Banyak data yang mendukung hipotesis nyeri persal inan kala I terutama
disebabkan karena dilatasi servi ks dan segmen bawah rahim oleh karena
adanya dilatasi, peregangan dan kemungkinan robekan jari ngan selama
kontraksi. Rasa nyeri pada setiap fase persalinan dihantarkan oleh segmen
syaraf yang berbeda-beda. Nyeri pada kala satu terutama berasal dari uterus
(Marjono, 1999).

TREATMENT
Nyeri pada saat melahirkan memiliki derajat yang paling tinggi diantara rasa nyeri yang lain
seperti patah tulang atau sakit gigi. Banyak perempuan yang belum siap memiliki anak karena
membayangkan rasa sakit yang akan dialami saat melahirkan nanti.
a. FARMAKOLOGIS
Berbagai agen farmakologi digunakan sebagai manajemen nyeri. Biasanya untuk
menghilangkan nyeri digunakan analgesik, yang terbagi menjadi dua golongan yaitu
analgesik non narkotik dan analgesik narkotik, pilihan obat tergantung dari rasa nyeri (Kee
dan Hayes, 1997). Namun penggunaan obat sering menimbulkan efek samping dan kadang
obat tidak memiliki kekuatan efek yang diharapkan
Obat-Obat Sistematik yang sering Dipakai Untuk Meredakan Nyeri Persalinan
OBAT DOSIS PEMAKAIAN DAN PERTIMBANGAN
Hipnotik-sedatif
(Sekobarbital
Seconal)
Pentobarbital
(Nembutal)
IM : 50-100 mg
PO : 100-200 mg
Mula kerja dalam beberapa menit; lama kerja 4-8
jam; tidak menimbulkan efek pada tonus atau
kontraktifitas rahim; menembus plasentadengan
cepat; dapat mengurangi variabilitas pada DJJ (pola
pseudo-sinusoidal) akibat berkurangnya control
SPP terhadap denyut jantung. Karena tidak adanya
antagonis terhadap barbiturate, maka ini
merupakan kontraindikasi pada persalinan akan
segera berlangsung dan selama kehamilan atau
menyusui.
Ataraktik
Prometzin
(Phegergan)
IM/IV : 12,5-25 mg
setiap 4-6 jam
atau
IM : 25-50 mg dengan
mepiridin 25-75 mg
atau
IV : 15-25 mg dengan
mepiridin 25-75 mg;
ulangi jika perlu
Dosis maksimum :
tidak melebihi 100 mg
dalam 24 jam
Efek antihistamin dalam 20 menit setelah IM; lama
kerja 4-6 jam. Dipakai tersendiri untuk menambah
istirahat dan tidur; memperkuat kerja agonis
narkotik mengurangi dosis narkotik; dapat
menyebabkan berkurangnya variabilitas pada DJJ;
kontraindikasi selama menyusui.
Hidroksizin
pamoat
(Vistaril,
Atarax)
IM : 25-50 mg, setiap
4-6 jam; ulangi jika
perlu
Agen antianxietas; antihistamin; antiematik;
hipnotik-sedatif; diapakai tersendiri pada
persalinan atau setelahnya untuk memperkuat
kerja agonis narkotik; dapat mengurangi
variabilitas DJJ; jangan berikan SK; pakai teknik
injeksi IM Z-track untuk mengurangi nyeri;
kontraindikasi selama laktasi.
Promazin
(Sparine)
IM : 25-50 mg Antipsikotik-neuroleptik; antiematik; rute IV tidak
dianjurkan tetapi dapat dipakai dalam konsentrasi
<25 mg/mL; memperkuat agonis narkotik; dapat
mengurangi variabilitas DJJ; mula kerja 15 menit;
puncak kerja dicapai dalam 1 jam; lama kerja 4-6
jam.
Agonis Narkotik
Mepiridin IM : 50-100 mg, setiap Agonis narkotik sintetik yang mengubah persepsi
hidroklorida
(Demerol)
3-4 jam
IV (didorong
perlahan) : 25-50 mg
nyeri; mula kerja IM adalah 10 menit dengan
puncak kerja dicapai dalam 40-60 menit dan lama
kerjanya 2-3 jam; mula kerja IV adalah 30 detik
dengan puncak kerja dicapai dalam 5-7 menit dan
lama kerjanya 1-2 jam; menembus plasenta dan
muncul pada janin dalam waktu 1-2 menit setelah
dosis IV; dapat mengurangi variabilitas DJJ;
pemakaian harus hati-hati pada klien penderita
jantung akibat takikardia; saat pemberian dosis
perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan saat
persalinan yang diharapkan akan terjadi
Alfapridin
(Nisentil)
IV (dosis mula-mula) :
0,4-0,6 mg/kg
SK : 0,4-1,2 mg/kg
Agonis narkotik sintetik; megubah persepsi nyeri;
mula kerja IV adalah 1-2 menit dengan lama kerja
30-90 menit; mula kerja SK adalah 2-30 menit
dengan lama kerja 1-2 jam; jangan sekali-kali
diberikan IM; menambah efek penekanan SPP jika
diberikan bersama-sama dengan agen yang
mempengaruhi SSP; dapat mengurangi variabilitas
DJJ (Denyut Jantung Janin).
Agonis/Antagonis Narkotik Campuran
Butorfanol
tartrat
(Stadol)
IM : 2mg, setiap 3-4
jam
IV : 1mg, setiap 3-4
jam
Analgesik nonnarkotik yang kuat; mula kerja IM
adalah 10 menit dengan puncak kerja dicapai
dalam 30-60 menit dan masa kerjanya 1-4 jam;
pemakaiannya harus hati-hati pada klien dengan
bayi praterm; menambah efek penekanan
pernapasan dari obat-obat penekan SPP yang
diresepkan secara bersamaan; dapat menimbulkan
gejala-gejala putus obat pada klien yang kecanduan
narkotuk
KUNCI : P : per oral; IM: intramuscular; IV: intracena; SK: subkutan; DJJ: denyut jantung janin; <: kurang dari


b. NON FARMAKOLOGIS
Massage
Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya
otottendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi
guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan/atau meningkatkan sirkulasi.
Gerakan-gerakan dasar meliputi : gerakan memutar yang dilakukan oleh telapak
tangan, gerakan menekan dan mendorong kedepan dan kebelakang menggunakan
tenaga, menepuk- nepuk, memotong-motong, meremas-remas, dan gerakan meliuk-
liuk. Setiap gerakan gerakan menghasilkan tekanan, arah, kecepatan, posisi tangan dan
gerakan yang berbeda-beda untuk menghasilkan efek yang di inginkan pada jaringan
yang dibawahnya (Henderson, 2006).
Metode Message
Beberapa metode message yang biasa digunakan untuk merangsang saraf yang
berdiameter besar yaitu:
- Metode Effluerage
Memperlakukan pasien dalam posisi setengah duduk, lalu letakkkan keduan
tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar kearah pusat
simpisis atau dapat juga menggunakan satu telapak tangan menggunakan gerakan
melingkat atau satu arah.
- Metode deep back massage
Memperlakukan pasien berbaring miring, kemudian bidan atau keluarga pasien
menekan daerah secrum secara mantap dengan telapak tangan, lepaskan dan
tekan lagi, begitu seterusnya.
- Metode firm counter pressure
Memperlakukan pasien dalam kondisi duduk kemudian bidan atau keluarga pasien
menekan secrum secara bergantian dengan tangan yang dikepalkan secara
mantap dan beraturan.
- Abdominal lifting
Memperlakukan pasien dengan cara membaringkan pasien pada posisi terlentang
dengan posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan pada pinggang
belakang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang berlawanan
kearah puncak perut tanpa menekan kearah dalam, kemudian ulangi lagi. Begitu
seterusnya (Gadysa, 2009).
Acupuncture
Jarum akupunktur dimasukkan sedalam 2,5-3 cm dan diberi kan arus
listri k aliran rendah sebesar 2-3 Hz. Efek analgeti k didapatkan melalui
pelepasan endorfin atau serotonin dan metensefalin. Namun metode ini
tidak dapat menghil angkan seluruh rasa nyeri dan tidak dapat diprediksi
serta tidak konsisten
Aromatherapy
Hypno-birthing
Metode hypno-birthing merupakan salah satu tehnik
otohipnosis(selfhypnosis) atau swasugesti , dalam menghadapi kehamilan
dan persiapan melahirkan yang berfungsi membant u para wanita hamil
melalui masa persali nannya dengan cara yang alami , lancar, dan nyaman
(tanpa rasa sakit). Dan yang lebih penting lagi adalah untuk kesehatan jiwa
dari bayi yang di kandungnya.


DAFTAR PUSTAKA
Aprilia Yesie. 2011. Nyeri Persalinan. Klaten.
Joyce & Evelyn. Pharmacology: A Nursing Process Approach. Jakarta : EGC
Judarwanto. 2014. Pain Management Clinic - Jakarta Indonesia. Diakses pada tanggal 18 Mei
2014 pada http://painkillerclinic.wordpress.com/2013/03/14/tip-mengurangi-nyeri-saat-
persalinan/
Rosemary. (2004). Nyeri Persalinan. Jakarta:EGC.
Yuliatun, Laily. 2008. Penangan Nyeri Persalinan dengan Metode Non Farmakologi. Malang :
Bayumedia Publishing

Anda mungkin juga menyukai