Anda di halaman 1dari 14

1.

BRAHMAN:sapi ini berasal dari india,namun banyak dikembangkan di


Amerika,yang masuk ke Indonesia adalah dari Amerika.Bobot jantan
maksimum 800kg dan betina 550kg.
keturunan sapi Zebu atau Boss Indiscuss. Aslinya berasal dari India
kemudia masuk ke Amerika pada tahun 1849 berkembang pesat di
Amerika, Di AS, sapi Brahman dikembangkan untuk diseleksi dan
ditingkatkan mutu genetiknya. Setelah berhasil, jenis sapi ini diekspor ke
berbagai negara. Dari AS, sapi Brahman menyebar ke Australia dan
kemudian masuk ke Indonesia pada tahun 1974.
Ciri khas sapi Brahman adalah berpunuk besar dan berkulit longgar,
gelambir dibawah leher sampai perut lebar dengan banyak lipatan-
lipatan. Telinga panjang menggantung dan berujung runcing. Sapi ini
adalah tipe sapi potong terbaik untuk dikembangkan.
Persentase karkasnya 45%. Keistimewaan sapi ini tidak terlalu selektif
terhadap pakan yang diberikan, jenis pakan (rumput dan pakan
tambahan) apapun akan dimakannya, termasuk pakan yang jelek
sekalipun. Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan
nyamuk serta tahan panas.
Sapi ini juga berkembang biak di Australia. Bahkan, para pembibit sapi di
Australia melakukan persilangan sapi Brahman dengan bangsa sapi
lainnya seperti Simmental, Herefod dan Limousin, hasilnya dikenal
dengan nama sapi Brahman Cross, yang sejak tahun 1985 sudah masuk
ke Indonesia melalui program bantuan Asian Development Bank (ADB).
Sapi ini cocok dikembangkan di Indonesia yang beriklim tropis.

2.LIMOUSINE:merupakan keturunan sapi Eropa yang berkembang
diPerancis,sapi ini merajai di pasar-pasar sapiIndonesia dan
merupakan sapi primadona untuk penggemukan,harganya mahal
karena pertumbuhan badanya bisa mencapai 1,1kg per hari.
adalah bangsa Bos turus (Talib dan Siregar, 1999), dikembang-kan
pertama di Perancis, merupakan tipe sapi pedaging dengan
perototan yang lebih baik dari Simmental, warna bulu coklat tua
kecuali disekitar ambing berwarna putih serta lutut kebawah dan
sekitar mata berwarna lebih muda

Bentuk tubuh sapi jenis ini adalah besar, panjang, padat dan
kompak.
Keunggulan dari jenis sapi ini pertumbuhan baannya yang sangat
cepat
Secara genetik, sapi Limousin adalah sapi potong yang berasal dari
wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai
volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan
menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang
tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata
laksana pemeliharaan yang lebih teratur. Di Indnesia sapi limousin
disilangkan dengan berbagai jenis sapi lain, seperti misalnya
dengan sapi peranakan ongole, sapi brahman atau sapi hereford


3.CHAROLAIS:sapi jenis ini juga di kembangkan di negara
Perancis,warna bulu perak dan merupakan jenis paling besar di
negara tersebut,sapi ini jarang di jumpai di pasar-pasar
tradisional.Pertumbuhan badannya perhari bisa mencapai 1,3kg.
4.HEREFORD:sapi ini juga merupakan sapi keturunan Eropa yang
dikembangkan di Inggris,berat jantan rata-rata 900kg dan betina
725kg.
Bangsa sapi ini berasal dari Hereford (Inggris) dan dikenal sebagai
white face cattle. Terdapat dua bangsa Hereford, yaitu sapi
Hereford bertanduk yang merupakan bangsa sapi Hereford asli
dan tidak bertanduk (polled Hereford). Tubuh sapi Hereford
berwarna merah dengan bagian muka, dada, perut bagian bawah,
kaki bagian bawah, dan rambut ekor berwarna putih. Ukuran
tubuhnya sedang, tingkat pertumbuhannya sangat cepat dan
produktivitasnya juga tinggi.

tingkat ketahanan dan kemampuan dalam
merumput terbilang baik.
Tempramennya baik, tulang kuat dan
perdagingannya tebal.
Sapi ini juga disilangkan dengan jenis sapi
Brahman sehingga menghasilkan jenis
Brahman Cross
Sapi ini adalah jenis sapi potong atau
pedaging
5.SHORTHORN:sapi jenis ini sama dengan hereford dan juga
dikembangkan di negara Inggris bobot jantan rata-rata 1100kg
dan betina 850kg.
Bangsa sapi ini berasal dari Inggris. Sapi shorthorn merupakan
jenis sapi dwi guna karena menghasilkan daging dan produksi
susunya tinggi.
Tubuh dari shorthorn berwarna merah bata sampai putih atau
dawuk merah (roan). Bangsa sapi ini ada yang bertanduk dan
tidak bertanduk (polled shorthorn).
Kepalanya pendek dan lebar
Tanduknya pendek mengarah ke samping dan ujungnya mengarah
ke depan
Lehernya pendek dan besar
Bidang dada samping dan dada rata
Bahunya lebar, berdaging tebal dan kuat, rusuknya melengkung
lebar
Garis punggungnya lurus dan sampai pangkal ekor, pinggang lebar
Tubuhnya besar, badan samping rata
arnanya merah tua sampai putih
Tingkat kesuburannya tinggi dengan sifat keindukan yang bagus.
Tempramennya baik dan memiliki tingkat pertumbuhan yang
cepat. Sapi shorthorn sanggup beradaptasi dengan lingkungan
yang berbeda-beda.
Sapi jenis ini sering kali disilangkan dengan jenis sapi brahman
dan hereford



6.SIMMENTAL:sapi ini berasal dari lembah Simme negara
Switzerland,tapi banyak dikembangkan di Australia dan
SelandiaBaru,bobot jantan rata-rata 1100kg dan betina
800kg,sapi jenis ini banyak kita jumpai di pasar-pasar
tradisional
bangsa Bos taurus (Talib dan Siregar, 1999), berasal dari
daerah Simme di negara Switzerland tetapi sekarang
berkembang lebih cepat di benua Eropa dan Amerika,
merupakan tipe sapi perah dan pedaging, warna bulu coklat
kemerahan (merah bata), dibagian muka dan lutut kebawah
serta ujung ekor ber warna putih, sapi jantan dewasanya
mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina
dewasanya 800 kg
Bentuk tubuhnya kekar dan berotot, sapi jenis ini sangat cocok
dipelihara di tempat yang iklimnya sedang

7.ABERDEN ANGUS:sapi ini masuk di Indonesia melalui Selandia Baru,tapi awal mulanya
berasal dari Skotlandia,bobot jantan rata-rata 900kg dan betina 700kg.
Sapi aberdeen Angus berkulit hitam pekat sehingga namanya mudah diingat dengan
sebutan sapi Angus (Angus=hangus, gosong).
Berasal dari suatu daerah dataran tinggi Abardeen Shire dan Aungushire di Skotlandia.
Kemudian popular dengan sebutan Aberdeen Angus.
Sapi ini tidak bertanduk dan berpunuk. Penampilannya pendek, bulat, lincah aktif
bergerak. Bobot sapi betina dewasa mencapai 550-750 kg, sedangkan yang jantan
mencapai 800-1.000 kg.
Bangsa sapi ini banyak digunakan pada crossbreeding dan grading up untuk menghasilkan
sapi potong yang baik. Jika sesame bangsa sapi angus dikawinkan dengan seperempat dari
keturunannya, warna tubuhnya akan berubah menjadi merah dan tidak bertanduk (red
angus).

8.BRANGUS:sapi ini adalah persilangan betina
Brahman dan pejantan Aberden Angus
9.SANTA GERTRUDIS:sapi ini adalah hasil persilangan antara pejantan
Brahman dan betina shorthorn di kembangkan pertama kali di King
Ranch Texas Amerika serikat tahun 1943 dan masuk Indonesia mulai
tahun 1973,bobot jantan rata-rata 900kg dan betina 725kg.
10.DROUGHMASTER:merupakan persilangan antara
betina brahman dan pejantan shorthorn,dikembangkan
di Australia dan jarang sekali kita jumpai di Indonesia.
http://margo-mulyo.blogspot.com
Sapi Simbrah adalah nama jenis sapi potong unggul yang terkenal diseluruh dunia. Di Afrika
Selatan dinamakan sebagai sapi Simbra dan di Brazil sebagai sapi Simbrazil.
Sapi Simbrah merupakan hasil perkawinan silang sapi Simmental ( di Indonesia disebut
sebagai Sapi Metal) dan sapi Brahman.



Pada tahun 1975, sapi Brahman cross didatangkan ke pulau Sumba dengan tujuan utama
untuk memperbaiki mutu genetik sapi Ongole di pulau Sumba. Importasi Brahman cross
dari Australia untuk UPT perbibitan (BPTU Sembawa) dilakukan pada tahun 2000 dan 2001
dalam rangka revitalisasi UPT. Penyebaran di Indonesia dilakukan secara besar-besaran
mulai tahun 2006 dalam rangka mendukung program percepatan pencapaian swasembada
daging sapi 2010.
1 Jarak beranak 531,1 hari
2 Berat Lahir 26,26 Kg
3 Berat Sapih 100,1 Kg
4 Berat Setahun 289,5 Kg


Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan
berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura,
keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi
kemampuan produksinya lebih rendah.
Sapi putih atau PO (Peranakan Ongole) merupakan salah satu jenis sapi yang paling banyak
dicari di pasaran.
Harganya yang relatif murah, mudah perawatannya sekaligus mudah untuk dijual kembali.
Bobot hidup bervariasi mulai 200 kg hingga mencapai sekitar 450 kg.
Sapi PO adalah bangsa sapi hasil persilangan antara pejantan sapi Sumba Ongole (SO)
dengan sapi betina lo-kal di Jawa yang berwarna putih (Anonimus, 2003b). Saat ini sapi PO
yang murni mu lai sulit ditemukan, karena telah banyak di silangkan dengan sapi Brahman,
sehingga sapi POdiartikan sebagai sapi lokal berwarna putih (keabu-abuan), berkelasa dan
gelambir. Sapi PO terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja, mempunyai
kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perbedaan kondisi lingkungan, memiliki tena ga
yang kuat dan aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal setelah ber-anak,
jantannya memiliki kualitas semen yang baik
Sapi PO pada hari normal berharga Rp.6.000.000 meningkat mencapai harga Rp.8.000.000-
Rp.9.500.000. dengan bobot rata-rata 250-350 Kg.

Sapi Madura adalah bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang
terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos indicus
atau sapi Zebu (Hardjosubroto dan Astuti, 1994), yang secara
genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan
lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak
(Anonimus, 1987). Karak-teristik sapi Madura sudah sangat
seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu
berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan
paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang
kurang jelas ; bertanduk khas dan jantannya bergumba
Ciri-ciri umum fisik Sapi Madura adalah sbb: :
Baik jantan ataupun betina sama-sama berwarna merah bata.
Paha belakang berwarna putih.
Kaki depan berwarna merah muda.
Tanduk pendek beragam. Pada betina kecil dan pendek berukuran
10 cm, sedangkanpada jantannya berukuran 15-20 cm.
Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun
berukuran kecil.
Mudah dipelihara.
Mudah berbiak dimana saja.
Tahan terhadap berbagai penyakit.
Tahan terhadap pakan kualitas rendah.


merupakan sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi
dari banteng (Bibos banteng) adalah jenis sapi yang unik, hingga saat ini
masih hidup liar di Taman Nasional Bali Barat, Taman Nasional Baluran
dan Taman Nasional Ujung Kulon. Sapi asli Indonesia ini sudah lama
didomestikasi suku bangsa Bali di pulau Bali dan sekarang sudah
tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Kekhasan Fisik Sapi Bali
Bali berukuran sedang, dadanya dalam, tidak berpunuk dan kaki-kakinya
ramping. Kulitnya berwarna merah bata. Cermin hidung, kuku dan bulu
ujung ekornya berwarna hitam. Kaki di bawah persendian karpal dan
tarsal berwarna putih. Kulit berwarna putih juga ditemukan pada bagian
pantatnya dan pada paha bagian dalam kulit berwarna putih tersebut
berbentuk oval (white mirror). Pada punggungnya selalu ditemukan bulu
hitam membentuk garis (garis belut) memanjang dari gumba hingga
pangkal ekor.
Sapi Bali jantan berwarna lebih gelap bila dibandingkan dengan sapi Bali
betina. Warna bulu sapi Bali jantan biasanya berubah dari merah bata
menjadi coklat tua atau hitam legam setelah sapi itu mencapai dewasa
kelamin. Warna hitam dapat berubah menjadi coklat tua atau merah
bata apabila sapi itu dikebiri.

* Kandang Pedet 0 4 bulan
Pedet yang berusia 0 4 bulan harus dibuatkan kandang sendiri agar tidak bercampur dengan pedet atau sapi lainnya. Dapat pula dibuatkan
penyekat atau penghalang antar kandang. Hal ini disebabkan pedet sangat rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh perubahan cuaca dan
pedet memiliki naluri menyusu sehingga jika disatukan dapat saling mngisap dan menjilat. Kandang pedet lazimnya dibuat dari bahan bambu atau
kayu berukuran 95 x 150 x 130 cm.
* Kandang Pedet Lepas Sapih (4 8 bulan)
Kandang yang diperlukan untuk pedet lepas sapih yang berusia 4 8 bulan berupa kandang sistem kelompok di dalam kandang koloni. Hal ini
dimaksudkan agar sapi-sapi remaja lebih bebas bergerak sehingga tulang dan badannya kuat dan tidak terjadi persaingan dalam mendapatkan pakan.
Karenanya tempat pakan, tempat minum dan tempat berteduh dibuat terpisah.
* Kandang Sapi Dara (8 bulan 2 tahun)
Kandang sapi dara dapat dibuat dengan sistem koloni agar memudahkan pengontrolan saat birahi. Namun jika kandang khusus sapi dara ini tidak
ada, sapi dara dapat ditempatkan pada kandang sapi dewasa.
* Kandang Sapi Dewasa atau Masa Produksi (lebih dari 2 tahun dan laktasi)
Sapi yang telah berproduksi dikelompokkan dalam satu kandang. Pangelompokkan ini sebaiknya berdasarkan tingkat produksi susu sehingga sapi
yang berproduksi tinggi tidak bercampur dengan sapi yang produksinya rendah. Dengan pengelompokkan seperti ini manajemen atau tatalaksana
pemberian pakan dapat dilakukan secara optimal.
Kandang sapi dewasa biasanya dibuat satu jajar dengan jumlah genap, karena satu bak air disediakan untuk 2 ekor sapi. Kandang per ekor sapi adalah
panjangnya 180 200 cm, lebar 135 140 cm, lebar saluran kotoran 30 40 cm dan lebar tempat pakan 80 100 cm.
* Kandang Sapi Kering Kandang
Keberadaan kandang untuk sapi yang akan beranak atau kandang kering kandang sangat penting. Hal ini disebabkan karena sapi yang akan beranak
memerlukan exercise atau latihan persipan melahirkan untuk merangsang kelahiran normal. Di kandang ini sapi tidak di perah susunya selama sekitar
2 bulan. Dengan demikian pakan yang dimakan hanya untuk kebutuhan anak yang berada dalam kandungan dan kebutuhan hidup dalam
mempersiapkan kelahiran.

Sapi FH mempunyai karakteristik yang berbeda dengan
jenis sapi lainnya yaitu :
Bulunya berwarna hitam dengan bercak putih
Bulu ujung ekor berwarna putih
Bulu bagian bawah dari carpus (bagian kaki) berwarna
putih atau hitam dari atas turun ke bawah
Mempunyai ambing yang kuat dan besar
Kepala panjang dan sempit dengan tanduk pendek dan
menjurus ke depan.
Pada jenis Brown Holstein, bulunya berwarna cokelat
atau merah dengan putih (Foley dkk., 1973; Ensminger,
1980; dan Makin dkk., 1980)
Sapi FH merupakan jenis sapi perah dengan
kemampuan produksi susu tertinggi dengan kadar
lemak lebih rendah dibandingkan bangsa sapi perah
lainya. Produksi susu sapi perah FH di negara asalnya
mencapai 6000-8000 kg//ekor/laktasi, di Inggris sekitar
35% dari total populasi sapi perah dapat mencapai 8069
kg/ekor/laktasi (Arbel dkk., 2001).
CIRI - CIRI :
Warna kulit hitam bercampur putih dengan batas yang jelas.
Berpunuk ukuran kecil.
Biasanya tidak bertanduk.
Warna straw hijau.
KEUNGGULAN :
Toleransi terhadap lingkungan tropis.
Tahan terhadap parasit luar dan dalam tubuh.
Mampu adaptasi terhadap kualitas pakan yang jelek.
Lebih jinak.
Produksi susu lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai