Anda di halaman 1dari 19

A.

Pendekatan Saintifik
1. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik (scientific) disebut juga sebagai pendekatan ilmiah.
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Karena
itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam
pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran
deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum
untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif
memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan
secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti
spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya
menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian
merumuskan simpulan umum.
Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau
beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi
dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode
pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang
dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik.Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas
pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau
data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains
adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke
dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer: 1991). Model ini
menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan,
siswa dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam
proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan
mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa.
Model pembelajaran ini merupakan strategi guided discovery yang
membantu siswa belajar untuk belajar (learn to learn), membantu siswa
memperoleh pengetahuan dengan cara menemukannya sendiri (Carin & Sund:
1989).
Combie White (1997) dalam bukunya yang berjudul Curriculum
Innovation; A Celebration of Classroom Practice telah mengingatkan kita
tentang pentingnya membelajarkan para siswa tentang fakta-fakta. Tidak ada
yang lebih penting, selain fakta,
Artinya, dalam proses pembelajaran, siswa dibelajarkan dan dibiasakan
untuk menemukan kebenaran ilmiah, bukan diajak untuk beropini apalagi fitnah
dalam melihat suatu fenomena. Mereka dilatih untuk mampu berfikir logis, runut
dan sistematis, dengan menggunakan kapasistas berfikir tingkat tinggi (High
Order Thingking/HOT).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pendekatan saintifik adalah pendekatan yang terstruktur, sistematik yang bersifat
empirikal yaitu memerlukan adanya bukti-bukti tentang pernyataan-pernyataan
yang mendukung teori tersebut.

B. Langkah-langkah Pembelajaran dengan pendekatan Saintifik
Metode saintifik adalah langkah - langkah yang tersusun secara sistematik
untuk memperoleh suatu kesimpulan ilmiah. Metode saintifik pada dasarnya
merujuk pada model penelitian yang dikembangkan oleh francis Bacon (1561-
1626). Model tersebut memiliki langkah - langkah :
1. Mengidentifikasi masalah ( dari fakta yang ditemukan di lingkungan )
2. Mengumpulkan data yang sesuai dengan permasalahan yang ditemukan
3. Memilah data yang sesuai dengan permasalahan
4. Merumuskan hipotesis ( dugaan ilmiah yang menjelaskan data dan
permasalahan yang ada sehingga dapat menentukan langkah penyelesaian
masalah lebih lanjut)
5. Menguji hipotesis dengan mencari data yang lebih faktual ( mengadakan
eksperimen)
6. Menguji keakuratan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya agar
dapat mentukan tindakan terhadap hipotesis tersebut ( mengkonfirmasi,
memodifikasi, ataupun menolak hipotesis).
Metode saintifik juga sering disebut metode induktif karena dalam prosesnya,
metode saintifik dimulai dari hal-hal yang bersifat spesifik ke kesimpulan yang
bersifat general.
Sementara itu, Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri bahwa
pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran didalamnya
mencakup komponen: mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Komponen-komponen tersebut
seyogyanya dapat dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran, tetapi
bukanlah sebuah siklus pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-
langkah pembelajaran saintifik yaitu Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah,
yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan saintifik(scientific
approach) merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis
dalam membangun pengetahuan melalui metodeilmiah. Kegiatan pembelajaran
saintifik dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi,
dan mengomunikasikan.

C. PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SEKOLAH : SMP / MTs
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS : VIII
SEMESTER : 1



A. STANDAR KOMPETENSI :
Menulis : Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita,
slogan / poster.

B. KOMPETENSI DASAR :
Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas.

C. MATERI PEMBELAJARAN :

D. INDIKATOR :
Mampu menyusun data pokok berita.
Mampu merangkai data pokok berita menjadi berita singkat, padat, dan
jelas.
Mampu menyunting berita.

E. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Siswa dapat menulis teks berita dengan singkat, padat, dan jelas.

F. METODE PEMBELAJARAN :
Permodelan
Tanya jawab
Pendekatan Saintifik/Ilmiah dengan Inkuiri
Pemberian Tugas

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :
Kegiatan Awal :
Berdoa bersama sebelum pelajaran di mulai / guru memberikan salam
pembuka.
Guru menunjukkan materi pembelajaran yang akan dipelajari pada hari
ini

Deskripsi Materi Menulis Teks Berita
Keterampilan menulis berita perlu dimiliki oleh setiap peserta didik untuk
melengkapi keterampilan dalam menulis. Berita memiliki ciri yang khas.
Demikian juga penulisannya memerlukan langkah yang khusus. Aktivitas
pembelajaran yang harus di lakukan untuk menguasai kompetensi menulis teks
berita adalah (1) mengenali ciri dan langkah menyusun berita, (2) menyusun
berita dengan mengurutkan data yang disediakan, (3) menyusun berita yang ada di
sekolah atau di masyarakat sekitar, dan (4) menyunting isi berita.
1. Mengenali Ciri dan Langkah Menyusun Berita
Dari pelajaran yang lalu kamu telah belajar menemukan ciri isi dan bahasa
teks berita. Sebagai bekal untuk menyusun berita, amati juga langkah penyusunan
berita berikut!
a. Penemuan peristiwa atau kejadian
Isi berita berkaitan dengan peristiwa-peristiwa aktual. Jika tidak muncul
peristiwa seperti perampokan, bencana alam, kebakaran, dan kejadian mendadak
lainnya, pencari berita perlu mencari dan menangkap kegiatan-kegiatan unik yang
muncul di masyarakat.
b. Pencarian sumber berita
Agar isi berita akurat, penulis berita harus dapat menemukan tokoh yang
mampu memberikan informasi secara tepat peristiwa yang akan diberitakan.
Sebagai contoh untuk mendapatkan informasi tentang data korban dan proses
kejadian, penulis dapat mewawancarai pihak kepolisian setempat.
c. Pewawancaraan
Wawancara dilakukan penulis berita untuk memperoleh fakta tentang
suatu kejadian, data korban, atau proses kejadian.
d. Pencatatan hal-hal penting
Selama proses pencarian informasi, penulis dapat dipandu dengan
pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimanaproses terjadinya
peristiwa.


e. Penyusunan berita
Penyusunan berita pada hakikatnya harus menggunakan bahasa yang
singkat dan jelas. Berdasarkan hal itu, langkah merencanakan berita dapat
dilakukan dengan mengisi format berikut.
2. Menyusun Berita dengan Mengurutkan Data yang Disediakan
Urutkanlah data berikut sehingga menjadi berita yang utuh! Berikan judul
yang sesuai! Lakukan secara berkelompok!
Bacakan naskah berita hasil kerja kelompok masing-masing! Kelompok
lain mengomentari dari segi (1) kelengkapan isi berita (mengandung apa, siapa, di
mana, kapan, bagaimana, dan mengapa), (2) keruntutan pemaparan (isi urut dan
jelas sehingga mudah dipahami), (3) penggunaan kalimat (singkat dan jelas), dan
(4) kosakata yang digunakan bahasa seharihari (dapat dipahami semua orang).
3. Menyusun Berita yang Ada di Sekolah atau di Masyarakat Sekitar
Carilah peristiwa yang terjadi di sekolah atau di masyarakat sekitar! Lakukan
tugas secara berkelompok dan diskusikan perencanaan kegiatannya secara matang
dalam kelompok! Rencanakan hal-hal berikut!
Peristiwa yang
diberitakan
Informasi yang harus
ditulis
Cara mencari
informasi
Sum
ber
infor
masi
Penanaman pohon di
lahan gundul
Apa yang terjadi?
Di mana kejadiaanya?
Mengamati
kejadian
Metro
TV
Pelaksana Bagaimana proses
pelaksanaan penanaman
pohon di lahan gundul?
Berapa orang yang ikut serta?
Siapa saja pelaksananya?
Mengapa dilaksanakan
penanaman pohon di lahan
gundul?
Mewawancarai
pelaksana

a. Tentukan masalah yang akan ditulis!
Dapat memilih masalah di sekolah/masyarakat sebagai berita! Peristiwa
ujian, liburan, olahraga, peresmian majalah sekolah, PMR, kegiatan bakti sosial,
atau kejadian-kejadian mendadak yang terjadi di sekolah/masyarakat yang dapat
jadikan bahan berita.
b. Tentukan orang yang akan diwawancarai sebagai sumber berita dan hal
yang akan diamati!
Setelah rencana matang, lakukan kegiatan pencarian berita, tulislah hasilnya dan
berilah judul yang menarik!
4. Menyunting Isi Berita
Tukarkan berita yang kamu tulis dengan temanmu! Berikanlah komentar
berita yang ditulis temanmu dari segi (1) kelengkapan isi, (2) kebakuan bahasa
yang digunakan, (3) ketepatan pemilihan kata, (4) kemenarikan judul, dan (5)
ketepatan penggunaan ejaannya!
Menyunting tulisan adalah kegiatan memperbaiki atau mengoreksi tulisan,
baik tulisan sendiri atau tulisan orang lain. Ada banyak hal yang diperlukan untuk
menyunting, seperti pemahaman tentang kaidah kebahasaan, kosakata,
pengetahuan umum, dan teknis menulis.

Kegiatan menyunting meliputi menyunting isi (ketepatan isi, urutan isi),
menyunting bahasa dan mekanik (kata, istilah, gabungan kata, struktur kalimat,
kepaduan paragraf serta penggunaan ejaan dan tanda baca) dalam berbagai jenis
wacana (laporan pengamatan, resensi, rangkuman, surat resmi, hasil wawancara,
argumentasi). Berikut ini adalah contoh menyunting penulisan huruf, penulisan
kata, penggunaan tanda baca, dan kepaduan paragraf. Berikut adalah contohnya.

PENYUNTINGAN PENULISAN HURUF
Teks Suntingan
Pada bulan Pebruari, saya
mengikuti lomba cipta puisi.
Pada bulan Februari, saya mengikuti lomba cipta
puisi.
Kuterima telefon Ida setelah adzan
maghrib berkumandang.
Kuterima telepon Ida setelah azan
magrib berkumandang.
Ananda menunggu kiriman uang
paman untuk beaya photo
copy soal-soal ujian Matematika.
Ananda menunggu kiriman uang paman untuk biaya
foto kopi soal-soal ujian Matematika.
PENYUNTINGAN PENULISAN KATA
Teks Suntingan
Sore, ini Anton
menungguku didepanwartel.
Sore ini Anton menungguku di depan wartel.
Ita lebih ramah dari pada Tuti. Ita lebih ramah daripada Tuti.
Sayalah
yang bertanggungjawab atas
peristiwa itu.
Sayalah yang bertanggung jawab atas peristiwa itu.
PENYUNTINGAN PENGGUNAAN TANDA BACA
Teks Suntingan
Yth Sdr Anita
Jalan Jati Raya 15
Semarang
Yth. Sdr. Anita
Jalan Jati Raya 15
Semarang
Semoga Ibu, Bapak dan keluarga
demikian pula
Semoga Ibu, Bapak, dan keluarga demikian pula.
Ananda libur tanggal 27 s/d 30 Juni
2008.
Ananda libur tanggal 27 s.d. 30 Juni 2008.
PENYUNTINGAN KEPADUAN PARAGRAF
Teks Suntingan
(1) Museum Nasional semula
dikenal dengan Museum Gajah. (2)
Museum ini didirikan pada 24 April
1778. (3)Waktu itu, negara
Indonesia belum dibentuk.(4) di
halaman depan terdapat patung
Museum Nasional semula dikenal dengan Museum
Gajah. Museum ini didirikan pada 24 April 1778. Di
halaman depan terdapat patung gajah hadiah dari Raja
Thailand, Raja Chulalongkon pada tahun 1871.

Catatan :
gajah hadiah dari Raja Thailand,
Raja Chulalongkon pada tahun
1871.
Kalimat nomor (3) teks asli tidak mempunyai
koherensi makna dengan ide pokok paragraf.

Salah satu hal penting dalam penerapan ejaan adalah penggunaan tanda
baca, khususnya pemakaian tanda hubung. Tanda hubung di antaranya dipakai
untuk pemenggalan kata. Nah, bagaimana aturan pemenggalan kata yang benar?
Untuk itu, perhatikan contoh berikut!
Merekalah yang akan diikutkan dalam olimpiade-olimpiade sains tingkat
internasional, misalnya pada April 2005 ikut dalam olimpiade Fisika tingkat
ASEAN. Perhatikan penggunaan tanda hubung tersebut! Pada bagian pertama kita
melihat bahwa tanda hubung dipakai untuk menandai kata ulang, sedangkan pada
bagian yang kedua kita dapat mencermati bahwa tanda hubung dipakai untuk
memenggal kata. Sekarang permasalahannya adalah apakah pemenggalan
kata April seperti di atas sudah benar, sesuai dengan kaidah pemenggalan.
Menurut Anda, mana yang benar di antara pemenggalan kata A-
prildan Ap-ril? Yang benar adalah Ap-ril, bukan A-pril. Mengapa demikian?
Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dijelaskan
bahwa pemenggalan kata dilakukan dengan aturan berikut:
a. Imbuhan dipisahkan dari kata dasarnya;
b. Pemenggalan pada kata dasar diatur sebagai berikut:
1) Dua vokal berturutan dipisahkan di antara keduanya,
2) Jika konsonan diapit vokal, pemisahannya dilakukan sebelum konsonan
tersebut, dan
3) Jika terdapat dua konsonan atau lebih berturut-turut di tengah kata,
pemenggalannya dilakukan setelah konsonan pertama.
Dengan demikian, pemenggalan yang benar adalah Ap-ril karena di tengah
kata terdapat dua konsonan berturut-turut, yakni p dan rsehingga pemisahannya
dilakukan setelah p. Hal itu sesuai dengan aturan b 3).
Berdasarkan hal itu pemenggalan kata makhluk, caplok, transmigrasi, biografi,
mengupas, dan menginginkan adalah makh-luk, cap-lok, trans-mig-ra-si, bi-o-gra-
fi, me-ngu-pas, dan mengi-ngin-kan.
Ingatlah bahwa dalam menyunting yang berkaitan dengan penulisan, kamu
harus memperhatikan juga penerapan aturan pemenggalan kata tersebut.
Khususnya di ujung baris, pengetikan tidak boleh hanya terdapat satu fonem
sebagai hasil pemenggalan, sepertimengingini tidak boleh kamu penggal
menjadi mengingin lalu i, tetapi menjadi meng lalu ingini atau mengi lalu ngini.
Berdasarkan uraian tersebut, sekarang suntinglah berita yang kamu tulis
berdasarkan komentar dari teman/gurumu! Gunakan tabel berikut dalam buku
kerjamu!

No. Indikator Komentar dan Data
1. Kelengkapan Isi
2. Kebakuan bahasa
3. Ketepatan pilihan kata
4. Kemenarikan judul
5. Keefektifan kalimat













Guru memperlihatkan koran yang dibawa


Setelah itu, siswa ditugasi membaca dengan cermat sebuah model teks
berita seperti berikut. Guru menjelaskan bahwa teks berita tersebut tersusun dari
pertanyaan siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana. Setelah itu,
siswa ditugaskan untuk membuat pertanyaan dengan kata tanya bantu yang
disediakan serta jawabannya. LK yang digunakan adalah:







Setelah berkali-kali pembekalan, para wartawan atau peserta didik
diterjunkan ke lapangan (luar kelas) serta diberi waktu secukupnya untuk menulis
berita sebanyak tiga paragraf, dan masing-masing paragraf terdiri atas 4-5 kalimat.
Ketika para wartawanatau peserta selesai menulis berita, mereka
ditugaskan untuk menyunting berita yang ditulisnya sebelum dibacakan atau
disiarkan. Setelah penyuntingan, para wartawan itu diberi kesempatan untuk
menyiarkannya di depan kelas. Di sini mereka diminta berperan sebagai penyiar.
Siswa dan guru bertanya jawab tentang berita dan kebermaknaan
menulis berita.
Kegiatan Inti :
Eksplorasi
- Siswa menerima potongan wacana berita.
- Guru dan siswa membahas dan menyimpulkan ciri berita dan urutan
penyajiannya.
- Secara berkelompok, siswa mengidentifikasikan gambar yang berisi
peristiwa menarik.
Elaborasi
- Siswa memahami ciri ciri berita
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
memberikan tanggapan mengenai penjelasan tentang berita.

Komfirmasi
- Guru memberikan umpan balik kepada siswa dengan memberi
penguatan mengenai berita.
- Siswa menulis data gambar berdasarkan hasil identifikasi.
- Secara berkelompok siswa menyusun pokok pokok berita dengan
memperlihatkan unsur 5 W + 1 H berdasarkan hasil identifikasi
gambar.
- Secara berkelompok siswa dipandu guru menulis teks berita secara
singkat, padat, dan jelas.
Kegiatan Akhir :
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
dilakukan.
Siswa diminta untuk mendata hal hal yang terdapat di lingkungan
tempat tinggalnya yang dapat diangkat sebagai berita dan menuliskan
pokok pokok beritanya dengan memperhatikan 5 W + 1 H.

H. ALOKASI WAKTU :
1 x 15 menit

I. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN :
Contoh koran
Koran Solopos

J. PENILAIAN :
Teknik:
penugasan
Bentuk Instrumen:
Tugas Proyek
Soal / Instrumen
a. Tulislah data pokok yang kamu peroleh dari lingkungan tempat
tinggalmu !
Pedoman Penskoran:
Kegiatan Skor
1. Siswa menuliskan data pokok berita yang diperoleh dari
lingkungan sekolah: 5W + 1H atau ADIK SIMBA

a. Apa 1
b. Di mana 1
c. Kapan 1
d. Siapa 1
e. Mengapa 1
f. Bagaimana 1
Siswa tidak menuliskan apa-apa 0

1) Kembangkan data pokok berita menjadi sebuah teks berita!
Rubrik penilaian teks berita
No Aspek Deskriptor Skor Skor
maksimum
1 Kelengkapan isi Isi berita lengkap (terdapat
5 W + 1 H)
Isi berita mendekati
lengkap (ada 4 atau lebih
unsur)
Isi berita tidak lengkap
(kurang dari 4 unsur berita)
2
1

0


2
2 Kesesuaian isi Semua tulisan sesuai
dengan data
Sebagian kecil data tidak
sesuai dengan tulisan
Sebagian besar data tidak
sesuai dengan tulisan
Semua data tidak sesuai
3

2

1

0


3
data dengan tulisan
3 Sistematika Urut-urutan sesuai
Urut-urutan tidak sesuai
1
0
2
4 Penggunaan ejaan dan
tanda baca
Tidak ada kesalahan
penggunaan ejaan dan
tanda baca
Terdapat sedikit kesalahan
penggunaan ejaan dan
tanda baca
Sebagian besar penulisan
ejaan dan tanda baca salah
Penggunaan ejaan dan
tanda baca salah semua
3

2

1

0


3
Jumlah Skor
Maksimum
10

2. Suntinglah tulisanmu berdasarkan hasil penilaian temanmu, guru, dan
berdasarkan pendapatmu!
No Aspek Deskriptor Jumlah Yang
Dibetulkan
Skor
1 Ejaan Pembetulan ejaan Semua kesalahan
dibetulkan/tidk ada
kesalahan
2
Sebagian kesalahan
dibetulkan
1
Kesalahan tidak
dibetulkan
0
2 Pilihan kata Pembetulan pilihan
kata
Semua kesalahan
dibetulkan/ tidak ada
kesalahan
2
Sebagian kesalahan
dibetulkan
1
Kesalahan tidak
dibetulkan
0
3 Kalimat Pembetulan kalimat Semua kesalahan
dibetulkan/ tidak ada
kesalahan
2
Sebagian kesalahan
dibetulkan
1
Kesalahan tidak
dibetulkan
0


Skor maksimal:
No 1) = 5 No 2) = 10 No 2) = 6 Jumlah = 21
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0100 adalah sebagai berikut.
Perolehan Skor
Nilai akhir = ------------------------ X Skor Ideal (100) = . . .
Skor Maksimum (21)

......., ........................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah
...................................... ......................................
NIP NIP





D. Kendala/Masalah pendekatan dalam pembelajaran pembelajaran dan
solusinya.
Menulis berita adalah salah satu materi yang tercantum dalam standar isi
sekolah menengah pertama, yang telah dijabarkan dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Standar kompetensi menulis kelas VIII adalah mengungkapkan
informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster. Standar
kompetensi tersebut dikhususkan lagi dalam kompetensi dasar dalam bentuk
menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas serta dijabarkan dalam
indikator.
Dari pengalaman penulis ketika melaksanakan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) 2012 mengenai kemampuan siswa dalam menulis, ternyata
kebanyakan siswa kurang mampu menulis teks berita secara singkat, padat, dan
jelas.
Kelemahan metode saintifik/ilmiah inqury adalah: (a) Dipersyaratkan
keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya siswa yang
lamban mungkin bingung dalam usanya mengembangkan pikirannya jika
berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan
antara pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil
penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan
memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain, (b)
Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar
waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau
menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu. (c) Harapan yang
ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang
sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional.
Berangkat dari adanya masalah di atas, Kendatipun metode ini berpusat
pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai
pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik
untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan,
melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik.
Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim
yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran
yang bervariasi. Guru sebelumnya juga sudah siap dan cepat menyesuaikan diri
dengan metode pembelajaran baru yang baru dan mengimplementasikannya
dengan baik di depan peserta didik.

E. KESIMPULAN PEMBELAJARAN


Lokasi/alamat
pelaksanaan praktik yang
baik : SMPN 2 Kebakkramat
Provinsi : Jawa Tengah
Tingkat pendidikan : SMP/MTs
Lingkup pendidikan : kelas
Masalah/Latar belakang
Mengapa praktik yang
baik ini dianggap
penting? Praktik ini
dilaksanakan untuk
mengatasi masalah apa? :
Satu inovasi yang penulis tawarkan sebagai alternatif yang dapat
diaplikasikan dalam pembelajaran menulis teks berita yakni
Pendekatan Saintifik . Metode ini memiliki beberapa keunggulan,
khususnya untuk menulis teks berita
Tujuan praktik yang baik : Siswa dapat menulis berita
Penjelasan: strategi,
proses/langkah
kegiatan/sumber atau
materi yang dibutuhkan :

a. Kegiatan awal

Guru berperan sebagai Ketua PWI melantik wartawan (para siswa).
Siswa mendapat LK untuk melatih kemampuannya mengubah
beberapa kalimat dengan kalimat lain yang sama maksudnya.

b. Kegiatan inti

Ketua PWI membekali para "wartawan" dengan Si Adik Mba sebagai
tips cara mudah menulis teks berita.
Siswa membaca dengan cermat sebuah model teks.
Guru menjelaskan isi teks berita.
Siswa membuat pertanyaan.
Para wartawan ke lapangan untuk menulis berita.
para wartawan menyunting berita yang ditulisnya.
Para wartawan menyiarkannya di depan kelas.

c. Kegiatan akhir

Berita ditempel di dinding kelas.
Siswa memilih tiga berita terbaik kemudian dipajangkan di majalah
dinding.
Pemberian penghargaan kepada ketiga penulis berita terbaik
tersebut.


Hasil, dampak atau
perubahan dari praktik
yang baik :
Siswa dalam menulis teks berita menjadi lebih mudah dan menjiwai
perannya sebagai wartawan.


Daftar Pustaka
Biologi. 2013. http://cafe-biologi.blogspot.com/
Kemendikbud. 2013. Materi Sosialisasi Kurikulum 2013, Kemendikbud.
http://pembelajaranku.com/pendekatan-saintifik-dalam-pembelajaran/
http://edukasi.kompasiana.com/2013/02/06/model-pembelajaran-dengan-
pendekatan-sains--526072.html
Akhmad S. 2013. Pendekatan Saintifik Ilmiah dalam Proses Pembelajaran.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/07/18/pendekatan-saintifikilmiah-
dalam-proses-pembelajaran/. Di unduh 25 Oktober 2013 Pukul 12.45 WIB.
http://wapikweb.org/article/detail/pembelajaran-bahasa-indonesia-menulis-teks-berita-
AA-00551.php

Anda mungkin juga menyukai