Menurut Widjono (2007 : 175) teks narasi adalah uraian yang menceritakan
serangkaian kejadian, tindakan , keadaan secara berurutan dari permulaan sampai akhir
hingga terlihat rangkaian hubungan satu sama lain. Bahasanya berupa berupa paparan yang
gayanya bersifat naratif.
Keraf (2001 : 137) suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian
yang seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh sebab itu unsur
yang paling penting dalam sebuah narasi adalaha unsur perbuatan atau tindakan. Apa yang
terjadi tidak lain tindak-tanduk yang dilakukan orang-orang dalam suatu rangkaian waktu.
Narasi lebih mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam rangkaian waktu.
Dapat ditarik simpulan bahwa teks narasi adalah teks berbentuk kisahan yang terdiri
atas kumpulan yang disusun secara kronologis (menurut urutan waktu) sehingga menjadi
suatu rangkaian cerita yang lengkap.
Contoh:
Hari Minggu
Hari minggu adalah hari yang paling melelahkan bagiku. Jika di pagi hari banyak
remaja yang menghabiskan waktunya untuk bersantai dan pergi untuk jalan-jalan
bersama temannya, tidak berlaku bagiku. Pukul 5 pagi aku sudah harus bangun dan
membantu ibuku untuk memasak dan setelah itu aku harus menemani adik-adik ku
bermain sampai mereka lelah tertidur.
3. Narasi Sugestif
Narasi sugestif menyuguhkan sebuah cerita dengan niat dan maksud tertentu, yakni
untuk meyakinkan pembaca atau memberikan sebuah sugesti tentang suatu hal.
Contoh : Hari senin merupakan hari yang sangat melelahkan, karena suasana liburan
masih terasa saat rutinitas kembali. Jika pada umumnya hari senin adalah awal
semangat berutinitas namun hal itu tidak terjadi padaku. Berawal dari pagi hari yang
dimulai untuk mempersiapkan alat alat sekolah. Dilanjutkan dengan rutinitas sekolah
yang membuatku merasa masih ingin merasakan lebih lama liburan. Rutinitas
sekolahku selesai pada pukul 3 sore. Saat sesampainya dirumah aku segera mandi
dan makan sembari beristirahat sejenak. Istirahatpun tidak teralu lama karena harus
mengerjakan tugas tugas sekolah yang belum selesai aku kerjakan.
Contoh: Salah satu jenis cokelat adalah compound chocolate. Cokelat ini
memiliki rasa manis dan harganya juga cukup murah. Selain itu, proses
pembuatannya juga termasuk mudah. Jadi, tak heran kalau compound chocolate
termasuk cokelat yang sering dan banyak dikonsumsi.
Perhatikan kalimat terakhir paragraf di atas. Kalimat tersebut diawali dengan kata
“jadi” yang merupakan kata kunci dalam menentukan simpulan paragraf.
Kalimat utama paragraf di atas terletak di kalimat pertama, yakni “Acara tahun
baru selalu dirayakan dengan meriah”. Sementara itu, kalimat simpulan berada di
akhir paragraf, yakni “Akibatnya banyak sampah yang tertinggal setelah perayaan
tahun baru tersebut”. Kalimat simpulan dapat dibentuk dari penggabungan dua
kalimat tersebut.
Kaidah kebahasaan adalah aturan kebahasaan yang digunakan untuk membuat teks
narasi, adapun unsur kebahasaan atau kaidah kebahasaan dari teks / paragraf naratif adalah
sebagai berikut.
1. Menggunakan kata kiasan atau Metafora
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) me·ta·fo·ra /métafora/
didefinisikan sebagai "pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yg
sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau
perbandingan.[1] , misal tulang punggung dalam kalimat "pemuda adalah tulang
punggung negara".Metafora adalah majas (gaya bahasa) yg membandingkan sesuatu
dengan yang lain secara langsung. Metafora adalah gaya bahasa perbandingan.
Contoh metafora:
a. Kata "tulang punggung" dalam kalimat "Pemuda adalah tulang punggung
negara".[1]
b. Engkau belahan jantung hatiku sayangku.
c. Raja siang keluar dari ufuk timur.
d. Jonathan adalah bintang kelas dunia.
e. Raja malam telah keluar dari paraduannya.
Metafora digunakan dalam teks narasi dengan tujuan untuk menambah atau
membumbui cerita hingga lebih menarik
2. Melibatkan kata kerja transitif dan intransitif
Kata kerja transitif adalah kata kerja yang diikuti oleh objek. Objek yang
mengikuti bisa kata benda, frasa, atau kata ganti. Kata kerja transitif dapat diubah ke
bentuk pasif. Contoh:
a. Saya makan sebuah apel .
b. Saya mencintai ibu saya.
Jadi, kata kerja transitif membutuhkan objek sebagai pelengkap agar artinya dapat
dengan mudah dimengerti.
Lebih mudahnya lagi, kata kerja transitif membantu menjawab kata tanya 'what (apa)'
atau 'who (siapa).'
Seperti dua kalimat di atas, dua kalimat tersebut menjawab kata tanya 'what (apa)' dan
'who (siapa)'.
a. Apa yang saya makan? Saya makan sebuah apel.
b. Siapa yang saya cintai? Saya mencintai ibu saya.
Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek sebagai
pelengkap kalimat. Tidak seperti kata kerja transitif, kata kerja intransitif tidak dapat
diubah ke bentuk pasif. Contoh:
a. Dia jatuh.
b. Mereka tertawa.
c. Anak kecil itu menangis.
Kata kerja intransitif dapat diikuti kata keterangan atau frasa preposisional, tetapi
tidak dapat diikuti kata benda.