Anda di halaman 1dari 43

Pedoman Pengajuan Proposal

KEGIATAN PENGOLAHAN dan


PEMASARAN HASIL PERTANIAN
T.A. 2011
Direktorat Jenderal Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Pertanian
DEPARTEMEN PERTANIAN
2009
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
i
KATA PENGANTAR


Tahun 2011 adalah tahun kedua dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010-2014 yang
difokuskan pada peningkatan daya saing bangsa.
Kebijakan ini merupakan hal yang amat strategis dalam
konteks pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian yang memang ditujukan untuk meningkatkan
nilai tambah dan daya saing produk pertanian Indonesia.

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (Ditjen
PPHP) menggariskan bahwa pola perencanaan pembangunan PPHP menganut
sinergi antara pola top down dengan bottom up. Dengan pola ini sangat
diharapkan bahwa kegiatan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan
kebutuhan nasional dan kesiapan daerah sebagai pelaksananya.

Buku Pedoman Pengajuan Proposal Kegiatan PPHP ini disusun dan
disebarluaskan untuk dijadikan acuan utama bagi Dinas lingkup pertanian di
Provinsi dan Kabupaten/ Kota yang ingin mendapatkan bantuan dana dari
sumber APBN Ditjen PPHP tahun anggaran 2011. Diharapkan dengan terbitnya
Buku Pedoman ini, daerah dapat menentukan kegiatan pengembangan
pengolahan dan pemasaran yang benar-benar sesuai dan menjadi prioritas
kebutuhan di daerah. Bagi Ditjen PPHP, dengan adanya proposal yang baik dari
daerah, maka akan sangat membantu dalam menetapkan kebijakan alokasi
anggaran bagi daerah. Dengan cara ini diharapkan ada peningkatan kualitas
dan sekaligus sinergi antara perencanaan di tingkat pusat dan daerah.

Sangat diharapkan buku ini akan memberikan inspirasi dan dorongan bagi
semua pihak yang terkait untuk mengembangkan pengolahan dan pemasaran
hasil pertanian di daerah. Semoga!.

Jakarta, Desember 2009
Sekretaris Ditjen PPHP,


Ir. Banun Harpini, M.Sc.
NIP. 19601019 198503 2 001
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
ii

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
iii
DAFTAR ISI
Halaman

Kata Pengantar i
DAFTAR ISI ii

Bab 1. Pendahuluan
A Arah Pembangunan Nasional 1
B. Kewenangan Pusat - Daerah 2
C. Anggaran Berbasis Kinerja 3
D. Tujuan dan Sasaran 5

Bab 2. Karakteristik Program dan Kegiatan
A. Struktur Program dan Kegiatan PPHP 7
B. Uraian Program 10
C. Uraian Kegiatan dan Sasaran PPHP 10
D. Karakteristik Kegiatan Pusat dan Daerah 18

Bab 3. Kriteria Penulisan Proposal
A Jenis dan Jumlah Kegiatan 21
B. Kegiatan Tahun Jamak 21
C Jenis/Rincian Belanja 22
D Outline Penulisan 23

Bab 4 Administrasi Proposal
A Jadwal 28
B Kriteria Seleksi 29

Bab 5 Penutup

LAMPIRAN
31
35


Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
1

Bab 1
PENDAHULUAN

A. ARAH PEMBANGUNAN NASIONAL 2010-2014

Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJP) 2005-2025 bahwa visi pembangunan nasional
jangka panjang adalah mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan
makmur.

Untuk mencapai visi tersebut, maka pembangunan jangka panjang
membutuhkan tahapan dan skala prioritas yang akan menjadi agenda dalam
rencana pembangunan jangka menengah (RPJM). Tahapan dan skala prioritas
yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak
diselesaikan, tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Oleh karena itu,
tekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi semua itu
harus berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya untuk
mewujudkan sasaran utama pembangunan jangka panjang yang telah
ditetapkan tersebut.

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM
sebelumnya (2005-2009), maka RPJM tahun 2010-2014 ditujukan untuk lebih
memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan
menekankan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia termasuk
pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing
perekonomian.

Dalam bidang pertanian, pengembangan daya saing perekonomian
dilakukan melalui peningkatan efisiensi, modernisasi, dan nilai tambah
pertanian dalam arti luas agar mampu bersaing di pasar lokal dan internasional
serta untuk memperkuat basis produksi secara nasional. Ini dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan petani dengan mengembangkan agribisnis yang
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
2
dinamis dan efisien, yang melibatkan partisipasi aktif petani. Selain itu juga
dapat menciptakan diversifikasi perekonomian perdesaan yang pada gilirannya
akan meningkatkan sumbangan terhadap pertumbuhan perekonomian nasional.
Sektor pertanian ini dipandang sangat strategis karena berkenaan dengan
pembangunan perdesaan, pengentasan kemiskinan dan keterbelakangan, dan
penguatan ketahanan pangan.

B. KEWENANGAN PUSAT-DAERAH

Sebagai sektor yang memberikan kontribusi yang besar terhadap
pembangunan nasional, maka pemerintah melalui Departemen Pertanian dalam
setiap tahun anggaran akan senantiasa berupaya meningkatkan perhatian yang
besar dalam mendorong pembangunan pertanian di daerah. Terlebih dengan
diimplementasikannya alokasi anggaran dekonsentrasi dan tugas pembantuan
yang disalurkan ke daerah.

Berdasarkan kewenangan yang telah ditetapkan UU Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
program dan anggaran pembangunan pertanian tersebut dijabarkan sesuai
dengan peta kewenangan pemerintah dengan memberikan peluang lebih banyak
kepada partisipasi masyarakat sebagai pelaku pembangunan. Peta kewenangan
tersebut adalah:

(1) Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan nasional pembangunan pertanian
sebagai acuan makro terhadap implementasi kegiatan di daerah. Hal ini
terkait erat dengan tata ruang pengembangan ekonomi sumberdaya
pertanian (termasuk kawasan agribisnis unggulan, potensi komoditas
unggulan/strategis secara nasional), daya saing pemberdayaan wliayah
tertinggal, pengentasan kemiskinan, pembangunan sarana dan prasarana.

(2) Pemerintah Provinsi menjabarkan kebijakan Pusat melalui penilaian dan
koordinasi terhadap pengembangan wilayah berbasis komoditas di
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
3
wilayahnya, dengan melibatkan dan memberdayakan Kabupaten/ Kota
dan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam pengembangan aspek di
hulu sampai hilir, dan unsur penunjangnya.

(3) Pemerintah Kabupaten/ Kota menyusun perencanaan kegiatan dan
anggaran kinerja pembangunan pertanian di wilayahnya yang mengacu
pada kebijakan nasional dan kapasitas sumberdaya wilayah. Untuk
mendukung hal tersebut pemerintah Kabupaten/ Kota terlebih dahulu
melakukan identifikasi terhadap: besaran, kualitas dan karakteristik
(sumberdaya alam, sumberdaya manusia, modal, teknologi, sosial dan
budaya).

C. ANGGARAN BERBASIS KINERJA

Semenjak tahun 2006 pemerintah telah mulai menerapkan sistem
penganggaran berbasisi kinerja. Penerapan sistem anggaran berbasis kinerja ini
muncul didasarkan atas banyaknya temuan permasalahan dan kendala dalam
penerapan anggaran melalui pendekatan kegiatan proyek maupun bagian
proyek di masa lalu. Upaya penyempurnaan pola penganggaran ini dimulai
dengan perumusan program dan penyusunan struktur organisasi pemerintah
yang sesuai dengan program tersebut. Kegiatan tersebut mencakup pula
penentuan unit kerja yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program serta
penentuan indikator kinerja yang digunakan sebagai tolok ukur dalam
pencapaian tujuan program yang telah ditetapkan.

Sistem penganggarn terpadu berbasia kinerja memerlukan pengaturan
sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan nasional dan daerah serta
mengakomodasi semangat reformasi yang lebih demokratis, desentralistik,
sinergis, komprehensif dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan penerapan
sistem penganggaran ini sangat diharapkan agar daerah dapat berpartisipasi
dalam proses perencanaan sehingga akan menumbuhkan rasa ikut memiliki
(sense of belonging) terhadap anggaran kinerja, yang kemudian diharapkan
meningkatkan efektivitas sekaligus efisiensi pelaksanaan kegiatan. Selanjutnya
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
4
perencanaan tersebut juga diharapkan tetap dapat menampung sasaran-sasaran
perencanaan yang bersifat makro yang ditetapkan oleh Pusat, sehingga sistem
perencanaan yang serasi antara bottom up planning dan top down policy dapat
diwujudkan. Untuk itu, dalam perencanaan anggaran kinerja para perencana
harus memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai hubungan program
dengan anggaran kinerja khususnya berkaitan dengan: (a) Strategi dan prioritas
program yang memiliki nilai taktis strategis bagi pembangunan pertanian, (b)
Target group (kelompok sasaran) yang akan dituju oleh program dan kegiatan
yang ditunjukkan oleh indikator dan sasaran kinerja yang terukur, dan (c)
Sumberdaya dan teknologi yang tersedia dalam rangka peningkatan pelayanan
dan pemberdayaan masyarakat.

Kebijakan yang ditempuh Departemen Pertanian dalam rangka
pelaksanaan anggaran pembangunan pertanian pada tahun 2011, seperti juga
tahun sebelumnya, adalah melalui asas dekonsentrasi dan asas tugas
pembantuan. Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan merupakan bagian
anggaran kementerian negara/lembaga. Dekonsentrasi adalah pelimpahan
wewenang dari pemerintah pusat kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah.
Kegiatan dekonsentrasi di provinsi dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat
daerah yang ditetapkan oleh Gubernur. Tugas Pembantuan adalah penugasan
dari pemerintahan pusat kepada kepala daerah.

Dari pengamatan sekilas sebagian besar pengajuan proposal kegiatan
PPHP dari daerah yang masuk selama ini lebih banyak berisi shopping list usulan
pengadaan barang (procurementbased) bukan berupa aktivitas pengembangan
(activity-based) dengan indikator output dan outcome yang terukur dan tingkat
keberhasilan tinggi.

Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan peningkatan koordinasi dan
jaringan kerja dalam memadukan kegiatan pembangunan yang harmonis
melalui kerjasama dengan pemanfaatan sumberdaya pada masing-masing pihak.
Kemampuan perencana di daerah diupayakan untuk terus ditingkatkan
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
5
sehingga mampu menggali potensi serta menggunakan potensi tersebut seluas-
luasnya.

C. TUJUAN DAN SASARAN
Dalam rangka menghasilkan perencanaan yang baik sesuai yang
diamanatkan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 maka perlu disusun
Pedoman Pengajuan Proposal Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian. Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman teknis dalam
pengusulan kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian bagi institusi
pusat dan daerah, sehingga kegiatan yang diajukan benar-benar mampu
menyelesaikan permasalahan pengolahan dan /atau pemasaran yang ada
didaerah tersebut.

a. Output
Keluaran (output) dari kegiatan Penyusunan Pedoman Usulan Kegiatan
PPHP adalah Buku petunjuk/pedoman usulan kegiatan pengolahan dan
pemasaran hasil pertanian.

b. Outcome
Bagi Ditjen. PPHP, adanya proposal yang baik dari daerah, akan sangat
membantu dalam menetapkan kebijakan alokasi kegiatan dan anggaran bagi
daerah.

c. Benefit
Tersusunnya perencanaan program pembangunan pertanian khususnya
kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian secara lebih baik yang
melibatkan semua pihak terkait khususnya masyarakat dalam
penyusunannya, transparan, terintegrasi antara institusi Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota, dan instansi lain, serta berkelanjutan.
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
6
d. Impact
Diharapkan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian bersifat spesifik, memiliki efektifitas tinggi untuk memecahkan
masalah, serta memberi manfaat berkelanjutan bagi masyarakat tani.



Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
7
Bab 2
KARAKTERISTIK PROGRAM DAN KEGIATAN

A. STRUKTUR PROGRAM DAN KEGIATAN PPHP
Sebagai sub-bagian dari pembangunan pertanian secara luas, maka
struktur program dan kegiatan pembangunan PPHP mengacu pada struktur
program dan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Departemen Pertanian. Ada 3 (tiga) program utama
pembangunan petanian, yakni: (1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan; (2)
Program Peningkatan Daya Saing dan Nilai Tambah; dan (3) Program
Peningkatan Kesejahteraan Petani. Dalam operasionalisasinya 3 program utama
ini kemudian dijabarkan ke dalam 25 Kegiatan Prioritas Ditjen PPHP pada tahun
2011. Struktur program dan kegiatan PPHP dapat dilihat dalam tabel berikut:

No. Program Utama DEPTAN
Kegiatan Prioritas Ditjen PPHP
Tahun 2010-2014

A.

Program Peningkatan
Ketahanan Pangan:

1. Peningkatan efisiensi penanganan
panen dan pasca panen padi.
2. Revitalisasi penggilingan padi
skala kecil.
3. Pengembangan usaha
pengeringan dan pergudangan
dan kemitraan padi, jagung.
4. Pengembangan agroindustri dan
kemitraan tepung-tepungan
berbasis sumberdaya lokal.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
8
No.
Program dan
Kegiatan Utama DEPTAN
Kegiatan Prioritas Ditjen PPHP
Tahun 2009
B. Program Peningkatan Daya
Saing dan Nilai Tambah:

5. Pengembangan usaha dan
kemitraan grading & packaging
house hortikultura (sayuran,
mangga, jeruk, manggis).
6. Pengembangan usaha dan
kemitraan pengeringan dan
pergudangan bawang merah dan
biofarmaka.
7. Pengembangan usaha dan
kemitraan kakao fermentasi
bermutu tinggi.
8. Perbaikan pasca panen, mutu dan
kemitraan usaha karet.
9. Pengembangan UPT. BPMA (Balai
Pengujian Mutu Alsintan).
10. Pengembangan agroindustri dan
kemitraan perkebunan (kelapa,
kopi, lada).
11. Pengembangan agroindustri dan
kemitraan hortikultura
(pengolahan jus, keripik buah,
bawang merah).
12. Pengembangan agroindustri dan
kemitraan peternakan (susu,
daging)
13. Pengembangan usaha pengolahan
pakan ternak skala perdesaan.
14. Pengembangan desa mandiri
energi berbasis bio-energi.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
9
No.
Program dan
Kegiatan Utama DEPTAN
Kegiatan Prioritas Ditjen PPHP
Tahun 2010-2014


15. Pengembangan Sub Terminal
Agribisnis (STA), Pasar Tani, dan
Pasar Lelang.
16. Revitalisasi Pasar Ternak.
17. Pengembangan Sistem Informasi
Pasar komoditi strategis.
18. Pengembangan pemasaran tingkat
bilateral, regional, multilateral.
19. Penyelenggaraan promosi,
eksebisi dan perlombaan.
20. Penguatan pembinaan sistem
jaminan mutu dan keamanan
pangan.
21. Fasilitasi sertifikasi produk
pertanian.
22. Pengembangan produksi bersih
(cleaner production) usaha
pengolahan dan pemasaran.
C. Program Peningkatan
Kesejahteraan Petani

23. Penumbuhan dan pengembangan
usaha pengolahan dan pemasaran
hasil pertanian di LM3.
24. Penumbuhan dan pengembangan
usaha pengolahan dan pemasaran
hasil pertanian di daerah konflik,
bencana alam, tertinggal, dan
perbatasan.


Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
10
B. URAIAN PROGRAM

1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Tujuan Program Peningkatan Ketahanan Pangan adalah untuk
memfasilitasi terjaminnya masyarakat memperoleh pangan yang cukup setiap
saat, sehat dan aman. Sasaran yang ingin dicapai adalah: (1) Ketersediaan
pangan tingkat nasional, regional dan rumah tangga yang cukup sehat dan
aman; (2) Meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan
masyarakat; dan (3) Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi
masalah kerawanan pangan.

2. Program Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing.
Program Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing dimaksudkan untuk
memfasilitasi: (1) Berkembangnya usaha pertanian produktif dan efisien
menghasilkan berbagai produk pertanian yang memiliki nilai tambah dan daya
saing yang tinggi baik di pasar domestik maupun internasional; dan (2)
Meningkatkan kontribusi sektor pertanian dalam perekonomian nasional,
terutama melalui peningkatan devisa dan pertumbuhan PDB.

3. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani bertujuan untuk memfasilitasi
peningkatan pendapatan petani melalui pemberdayaan, peningkatan akses
terhadap sumberdaya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan, dan
perlindungan terhadap petani.

C. URAIAN KEGIATAN DAN SASARAN DITJEN PPHP

1. Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen dan Pasca Panen Padi.
Sasaran kegiatan ini adalah menurunkan kehilangan hasil (losses) panen
padi dari 10,82 % pada tahun 2008 menjadi sekitar 9% pada tahun 2014
melalui:
(a) Penyediaan sarana peralatan pemanenen dan pasca panen yang lebih
baik.
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
11
(b) Pendampingan operasionalisasi dan perawatan peralatan yang
diberikan.
(c) Penumbuhan kelembagaan pelayanan jasa alsin.

2. Revitalisasi Usaha Penggilingan Padi Skala Kecil.
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan rendemen penggilingan padi
minimal 2 %, dengan cara:
(a) Memperbaiki/melengkapi peralatan penggilingan padi kecil
(b) Pendampingan operasionalisasi dan perawatan peralatan dan sarana
yang diberikan.
(c) Pendampingan manajemen usaha penggilingan padi.
(d) Pendampingan untuk mendapatkan akses modal.
(e) Penumbuhan kelembagaan penggilingan padi yang dikelola oleh
gabungan kelompok tani (POKTAN) atau GAPOKTAN yang bisa
mandiri dan berkelanjutan.

3. Pengembangan Usaha Pengeringan dan Pergudangan dan Kemitraan
Padi, Jagung.
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan mutu gabah/beras,
jagung, untuk memenuhi standar yang diminta pasar, dengan cara
(a) Memperbaiki/melengkapi peralatan pengering (dryer) dan sarana
pergudangan/penyimpanan, termasuk memperbaiki/membangun
sarana lumbung desa yang dikelola oleh masyarakat.
(b) Mengembangkan kemitraan dalam penyediaan dan pemasaran hasil.
(c) Pendampingan operasionalisasi dan perawatan peralatan dan sarana
yang diberikan.
(d) Pendampingan manajemen pergudangan.

4. Pengembangan Agroindustri dan Kemitraan Tepung-Tepungan Berbasis
Sumberdaya Lokal.
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan ketahanan pangan
masyarakat lokal dengan cara:
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
12
(a) Mengembangkan penanganan pasca panen pangan lokal untuk
memperpanjang daya simpan sehingga dapat digunakan saat
paceklik (misalnya pengeringan umbi-umbian).
(b) Mengembangkan diversifikasi pangan melalui usaha pengolahan
pangan berbasis tepung-tepungan lokal.
(c) Penumbuhan/pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha
melalui pendampingan untuk meningkatkan kemampuan
sumberdaya manusia pengelolanya dan sekaligus akses pasar dan
permodalan.

5. Pengembangan Usaha dan Kemtraan Grading & Packaging House
Hortikultura (Sayuran, Mangga, Jeruk, Manggis).
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah dan
pendapatan kelompok tani, dengan cara:
(a) Memfasilitasi sarana (peralatan dan bangunan) yang diperlukan
untuk mengembangkan grading dan packaging house berbasis sistem
jaminan mutu.
(b) Pendampingan untuk menumbuhkan dan memperkuat kelembagaan
dan kemitraan, operasionalisasi peralatan, penerapan sistem jaminan
mutu.
(c) Menerapkan Supply-Chain Management untuk meningkatkan akses
pasar dan posisi tawar.

6. Pengembangan Usaha dan Kemitraan Pengeringan dan Pergudangan
Bawang Merah dan Biofarmaka.
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan mutu, nilai tambah, dan
daya saing komoditi bawang merah dan biofarmaka, dengan jalan:
(a) Meningkatkan kapasitas kelembagaan kelompok tani melalui
pendampingan penerapan teknologi tepat guna dan peningkatan
manajemen usaha pengeringan dan pergudangan, dan
pendampingan untuk mendapatkan akses pasar dan permodalan.
(b) Fasilitasi perbaikan/pengembangan sarana pengeringan dan
pergudangan.
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
13

7. Pengembangan Usaha dan Kemitraan Kakao Fermentasi Bermutu Tinggi.
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan mutu, nilai tambah dan daya
saing komoditas kakao, dengan jalan:
(a) Fasilitasi perbaikan/ pengembangan sarana fermentasi dan
penanganan pasca panen dan pengolahan kakao berbasis jaminan
mutu untuk menghasilkan high quality fermented cocoa bean.
(b) Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia kelompok tani
untuk menghasilkan kakao fermentasi bermutu tinggi sesuai SNI
melalui pendampingan.
(c ) Memperkuat kelembagaan dan kemitraan usaha kelompok tani
melalui pendampingan

8. Perbaikan Pasca Panen, Mutu dan Kemitraan Usaha Karet.
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan mutu, nilai tambah dan daya
saing komoditas karet, dengan jalan:
(a) Fasilitasi perbaikan/ pengembangan sarana penanganan pasca panen
karet berbasis jaminan mutu.
(b) Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia kelompok tani
untuk menghasilkan bahan olah karet bermutu tinggi sesuai SNI
melalui pendampingan.
(c) Memperkuat kelembagaan dan kemitraan usaha kelompok tani.

9. Pengembangan UPT. BPMA (Balai Pengujian Mutu Jasa Alsintan).
Sasaran kegiatan ini adalah mengoptimalkan operasionalisasi layanan
pengujian mutu peralatan / mesin penanganan pasca panen dan
pengolahan hasil pertanian sehingga terakreditasi dan mendapatkan ISO
9001, dengan jalan:
(a) Mengembangkan sarana pengujian
(b) Mengembangkan sistem dan prosedur layanan pengujian
(c) Mengembangkan kemampuan SDM dan total quality management
dalam pelaksanaan kerja sehari-hari.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
14
10. Pengembangan Agroindustri dan Kemitraan Perkebunan (Kopi, Minyak
Atsiri, dan Mete).
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing,
dan pendapatan petani, melalui:
(a) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan kelapa
terpadu (menjadi VCO, kopra, desicated coconut, arang kelapa, dll)
dengan fasilitasi penyediaan sarana dan pendampingan usaha.
(b) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan kopi
di sentra produksi berbasis sistem jaminan mutu, dengan fasilitasi
penyediaan sarana dan pendampingan usaha.
(c) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan
minyak nilam berbasis jaminan mutu, dengan fasilitasi penyediaan
sarana dan pendampingan usaha.

11. Pengembangan Agroindustri dan Kemitraan Hortikultura (Pengolahan
Jus dan Keripik Buah, Bawang Merah).
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing,
serta mencegah turunnya harga saat panen raya, melalui:
(a) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan jus
dan keripik buah di sentra produksi berbasis sistem jaminan mutu,
dengan fasilitasi penyediaan sarana dan pendampingan usaha.
(b) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan
bawang merah di sentra-sentra produksi, dengan fasilitasi
penyediaan sarana dan pendampingan usaha.

12. Pengembangan Agroindustri dan Kemitraan Peternakan (Susu, Daging).
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan nilai tambah, daya saing dan
posisi tawar kelompok peternak susu sapi perah, melalui:
(a) Fasilitasi sarana pemerahan, pengumpulan, dan pengolahan susu dan
daging sesuai sistem jaminan mutu.
(b) Fasilitasi bangunan pengolahan susu skala perdesaan.
(c) Pendampingan teknis, manajemen usaha, dan pemasarannya.
(d ) Penguatan kelembagaan dan kemitraan usaha peternak.
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
15

13. Pengembangan Usaha Pengolahan Pakan Ternak Skala Perdesaan
Sasaran kegiatan ini adalah untuk menjamin ketersediaan pakan ternak
sehingga mendorong pengembangan peternakan di pedesaan dan sekaligus
menciptakan lapangan kerja baru, melalui:
(a) Fasilitasi pembangunan usaha pengolahan pakan ternak skala
pedesaan berbasis sumberdaya lokal.
(b) Pendampingan teknis produksi dan manajemen usaha.
(c) Fasilitasi akses pasar dan permodalan.

14. Pengembangan Desa Mandiri Energi Berbasis Bioenergi (Bio-Gas).
Sasaran kegiatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar di
desa langka Bahan Bakar Minyak, melalui:
(a) Fasilitasi sarana pengolahan bio-gas berbasis limbah peternakan di
daerah langka BBM.
(c) Fasilitasi sarana penyimpanan bio-gas.
(d) Pendampingan teknis produksi dan manajemen usaha.

15. Pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA), Pasar Tani, dan Pasar
Lelang.
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan akses pasar bagi petani,
memperpendek rantai pasar, dan meningkatkan posisi tawar petani
(sehingga meningkatkan pendapatannya), melalui:
(a) Revitalisasi dan pemanfaatan sarana pemasaran di lokasi produksi
(on-farm) yang digunakan dan dikelola langsung oleh kelompok tani
dalam menjual produknya.
(b) Fasilitasi sarana grading dan packaging house serta pergudangan
untuk menghasilkan produk bermutu.
(c) Fasilitasi sarana sistem informasi pasar.
(d) Pendampingan jaminan mutu, sistem usaha dan pemasaran.

16. Revitalisasi Pasar Ternak
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
16
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan akses pasar bagi peternak,
memperpendek rantai pasar, dan meningkatkan posisi tawar peternak
(sehingga meningkatkan pendapatannya), melalui:
(a) Revitalisasi sarana pemasaran yang digunakan dan dikelola langsung
oleh kelompok peternak dalam menjual produknya.
(b) Fasilitasi sarana pengujian kesehatan, penimbangan, dan
perkandangan sesuai sistem jaminan bermutu.
(c) Fasilitasi sarana sistem informasi pasar.
(d) Pendampingan sistem usaha dan pemasaran.

17. Pengembangan Sistem Informasi Pasar Komoditi Strategis.
Sasaran kegiatan ini adalah untuk menyediakan akses informasi pasar
(produksi, volume, harga, mutu, perdagangan) komoditas pertanian bagi
masyarakat, melalui
(a) Fasilitasi sarana pengolah data, peralatan informasi, dan sistem
informasi yang terkoneksi secara on-line , real time, dan terkini.
(b) Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia untuk operasionalisasi
dan manajemen sistem informasi.
(c) Fasilitasi promosi dan public awareness.

18. Pengembangan Kerjasama Pemasaran Tingkat Bilateral, Regional,
Multilateral.
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan akses pasar produk
pertanian Indonesia di pasar regional dan global, melalui:
(a) Peran aktif dalam perundingan dan penentuan kebijakan
perdagangan bilatreral, regional dan multilateral.
(b) Pengembangan market intelligence.
(c) Pengembangan kebijakan promosi dan proteksi.

19. Penyelenggaraan Promosi, Eksebisi dan Perlombaan
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pangsa pasar dan
konsumsi produk pertanian Indonesia, baik di dalam maupun di luar
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
17
negeri, serta merangsang pelaku usaha untuk meningkatkan usahanya,
melalui:
(a) Fasilitasi promosi dagang, pameran dan eksebisi, di dalam dan luar
negeri.
(b) Pengembangan sistem informasi pasar.
(c) Penghargaan dan temu bisnis.

20. Pengembangan Regulasi Jaminan Mutu
Sasaran kegiatan ini adalah untuk menghasilkan dan mengoperasionalkan
sistem jaminan mutu usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian,
melalui:
(a) Penyusunan regulasi/standar (SNI, Keputusan Mentan, dll) tentang
sistem jaminan mutu
(b) Harmonisasi regulasi/standar jaminan mutu.
(c) Pengembangan pusat informasi mutu dan public awareness.

21. Fasilitasi Sertifikasi Produk Pertanian.
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kepercayaan konsumen
sekaligus meningkatkan daya saing dan pangsa pasar produk pertanian,
melalui:
(a) Pendampingan penerapan sistem jaminan mutu dan pencatatannya
(recording) pada keseluruhan proses produksi.
(b) Bantuan sertifikasi bagi POKTAN/ GAPOKTAN.
(c) Fasilitasi sistem informasi dan public awareness.

22. Pengembangan Produksi Bersih (Cleaner Production) Usaha Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Pertanian.
Sasaran kegiatan ini adalah untuk menghasilkan produk pertanian yang
memenuhi kriteria ramah lingkungan sehingga meningkatkan nilai tambah,
daya saing, efisiensi produksi melalui:
(a) Fasilitasi sarana pengolahan limbah usaha pengolahan hasil
pertanian.
(b) Fasilitasi sertifikasi green product.
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
18
(c) Pendampingan teknis dan manajemen usaha.
(d) Fasilitasi promosi dan public awareness.

23. Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Pertanian di LM3.
Sasaran kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan wirausaha pengolahan
dan pemasaran hasil pertanian di lingkungan LM3, melalui:
(a) Bantuan sarana (peralatan dan bangunan) pengolahan dan pemasaran
hasil pertanian.
(b) Bantuan permodalan.
(c) Pendampingan dalam hal teknis produksi, manajemen usaha, dan
pemasarannya, untuk mengembangkan kapasitas kelembagaan yang
mandiri dan berkelanjutan.

24. Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Pertanian di Daerah Konflik, Bencara Alam, Tertinggal, dan
Perbatasan
Sasaran kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi peningkatan pendapatan
petani di daerah-daerah konflik, bencana alam, tertinggal, dan perbatasan,
melalui:
(a) Bantuan sarana pasca panen dan pengolahan hasil pertanian.
(b) Pendampingan/ bimbingan teknis untuk penguatan kelembagaan
petani, serta kemampuan teknis dalam mengembangkan usaha
pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.
(c) Bantuan pemasaran dan akses permodalan.

D. KARAKTERISTIK KEGIATAN PUSAT DAN DAERAH

Pada tahun 2011 kegiatan yang akan dilaksanakan di tingkat Pusat,
Propinsi, dan Kabupaten / Kota mempunyai karateristik sebagai berikut:

Kegiatan Pusat:
1. Manajemen pembangunan pertanian
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
19
2. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
3. Regulasi pembangunan pertanian
4. Koordinasi perencanaan, implementasi dan pelaporan
5. Pengawasan dan pengendalian pembangunan pertanian
6. Pembinaan dan pengawalan kegiatan di daerah, pelatihan, sosialisasi,
apresiasi, pendampingan, bimbingan, monitoring dan evaluasi.
7. Pelayanan teknis/ bisnis, promosi, dan public awareness.
8. Pengembangan sistem Informasi dan data base
9. Fasilitasi kegiatan Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3)
dll.

Kegiatan Dana Dekonsentrasi di Provinsi:
1. Diutamakan untuk kegiatan non fisik.
2. Koordinasi perencanaan dan evaluasi (lintas kabupaten kota)
3. Pengawalan, Pembinaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan (Dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan)
4. Supervisi, Pelatihan dan Sosialisasi Program
5. Fasilitasi promosi produk pertanian ( misalnya :Agro & Food Expo, dll)
6. Penyusunan Juklak kegiatan ( Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan)
7. Pembinaan mutu hasil pertanian, Pelayanan Informasi Pasar (PIP),
Pembinaan Teknologi pasca panen dan Pengolahan Hasil, Pembinaan LM3
dll.
8. SL-PPHP, dll.

Kegiatan Dana Tugas Pembantuan di Provinsi:
1. Pengadaan sarana fisik strategis penanganan pasca panen dan pengolahan.
2. Pengembangan Pasar Tani
3. Pengembangan Pasar Lelang (Pasar Petani)
4. Stabilisasi Harga Komoditi Strategis
5. Pengawalan .

Kegiatan Dana Tugas Pembantuan di Kabupaten / Kota:
1. Kegiatannya diutamakan untuk kegiatan fisik.
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
20
2. Pendampingan kepada POKTAN/GAPOKTAN
3. Penguatan modal usaha kelompok
4. Pengadaan sarana/ alat pasca panen, pengolahan, pemasaran hasil
5. Kegiatan operasional yang mencakup: koordinasi, perencanaan,
pendampingan, seleksi CP/ CL, monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
21
Bab 3
KRITERIA PENULISAN PROPOSAL

A. JENIS DAN JUMLAH KEGIATAN
Jenis kegiatan yang boleh diusulkan adalah kegiatan yang termasuk dalam
25 jenis kegiatan prioritas Ditjen PPHP tahun 2011 (lihat Bab 2). Khusus untuk
kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian di LM3 akan ada Pedoman Pengajuan Proposal tersendiri yang akan
segera dikeluarkan oleh Ditjen PPHP.
Jumlah kegiatan PPHP yang boleh diajukan oleh setiap Dinas lingkup
pertanian Kabupaten/ Kota dalam satu tahun anggaran adalah 1 (satu) kegiatan
yang dipandang sangat prioritas untuk segera dilakukan. Ada beberapa alasan
yang mendasari kebijakan ini, antara lain adalah: (1) Adanya keterbatasan
sumberdaya anggaran yang dimiliki oleh Ditjen PPHP yang harus memfasilitasi
semua sub-sektor; (2) Agar anggaran yang terbatas bisa digunakan seoptimal
mungkin untuk menyelesaikan satu kegiatan hingga dapat beroperasi, sehingga
secara cepat bisa menghasilkan output dan outcome yang diinginkan.

B. KEGIATAN TAHUN JAMAK
Kegiatan yang diusulkan bisa bersifat tahun jamak (multi years) yang
pelaksanaannya bisa 2-3 tahun. Hal ini memberi fasilitasi dan jaminan pada
kegiatan yang memang penyelesaiannya membutuhkan waktu lebih dari 1 (satu)
tahun anggaran hingga tercapainya output dan outcome. Disamping itu juga
mendorong kepada daerah untuk fokus pada penyelesaian pengembangan
kegiatan unggulan (komoditi unggulan) secara utuh mulai dari aspek pasca
panen, pengolahan, jaminan mutu, kemitraan dan pemasarannya.
Untuk kegiatan yang berkarakterstik tahun jamak, maka pengusulannya
harus menguraikan kegiatan dan anggaran serta output dan outcomenya untuk
setiap tahun anggaran.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
22
C. JENIS/RINCIAN BELANJA

Jenis belanja yang boleh diusulkan adalah biaya yang boleh digunakan
yang terkait secara logis dengan kegiatan yang diusulkan. Perlu diingat bahwa
masing-masing investasi bukan berdiri sendiri namun harus terkait secara logis
dengan kegiatan dan program pengembangan yang diusulkan.

Jenis belanja yang BOLEH DIUSULKAN antara lain adalah:

(1) Pengadaan peralatan/ bahan.
Komponen biaya ini diutamakan untuk perbaikan dan perawatan peralatan
pasca panen, pengolahan, atau pemasaran yang sudah ada sehingga dapat
berfungsi secara optimal. Pengadaan peralatan baru diperkenankan
asalkan sesuai dengan desain kegiatan yang diusulkan. Spesifikasi
peralatan dan unit cost (harga satuan) perlu diuraikan dalam proposal.

(2) Rehabilitasi/pembangunan gedung.
Komponen biaya ini digunakan untuk rehabilitasi/pembangunan gedung
yang dibutuhkan untuk kegiatan penanganan pasca panen, pengolahan
atau pemasaran hasil pertanian. Pengusulan komponen biaya ini: (1) Perlu
dilengkapi dengan gambar arsitek yang sesuai dengan standar yang
disyaratkan (mutu, kapasitas produksi); (2) Perlu dilengkapi dengan RAB
(Rencana Anggaran dan Biaya) sesuai dengan harga satuan yang berlaku.
Termasuk dalam komponen biaya ini adalah biaya untuk Jasa Konsultan.

(3) Pendampingan.
Komponen biaya ini digunakan untuk membayar tenaga pendamping yang
secara khusus dipilih dan ditugaskan untuk meningkatkan kapasitas
kelembagaan POKTAN/ GAPOKTAN. Jumlah tenaga pendamping adalah
1 (satu) orang berkualifikasi sarjana (S1) untuk setiap kegiatan. Tenaga
pendamping bertugas secara full time untuk meningkatkan kemampuan
teknis usaha, management usaha, dan akses pasar/kemitraan usaha dan
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
23
akses permodalan kepada anggota kelompok tani. Masa kerjanya adalah
10 bulan dalam satu tahun anggaran.

(4) Manajemen penyelenggaraan kegiatan.
Komponen biaya ini digunakan untuk mendukung suksesnya
penyelenggaraan kegiatan. Termasuk dalam hal ini adalah untuk: (a)
Honor pelaksana kegiatan: (b) Pengadaan ATK ; (c) Administrasi lelang
dan rapat koordinasi; (d) Belanja perjalanan lokal dalam rangka koordinasi,
monitoring dan evaluasi ; (e) Penyusunan, penggandaan dan pengiriman
laporan.

Komponen biaya yang TIDAK BOLEH DIUSULKAN antara lain adalah:

(1) Pengadaan tanah.
Biaya pengadaan tanah harus ditanggung oleh POKTAN/ GAPOKTAN
atau oleh Pemerintah Daerah setempat. Karena itu, pengembangan
kegiatan PPHP yang memerlukan pengadaan tanah memerlukan sinergi
antara pendanaan dari sumber daerah (pemerintah daerah atau masyarakat
tani) dengan pendanaan dari pusat (Ditjen PPHP).

(2) Pengadaan kendaraan operasional dinas.
Pengadaan kendaraan operasional dinas, baik roda 2 (dua) atau 4 (empat)
tidak boleh diusulkan. Pengadaan kendaraan yang boleh diusulkan adalah
kendaraan yang benar-benar sangat terkait dengan operasionalisasi
kegiatan yang diusulkan. Misalnya, dalam usulan pembangunan RPU
(rumah potong unggas), diusulkan komponen biaya untuk pengadaan
mobil box berpendingin untuk pengangkutan daging ayam higienis dari
RPU (rumah potong unggas) ke tempat pemasaran.

D. OUTLINE PENULISAN

Setiap proposal diharapkan ditulis dengan outline dan isi sebagai berikut::

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
24
BAGIAN AWAL
a. Lembar depan, berisi judul kegiatan dan instansi pengusul.
b. Lembar pengesahan, berisi judul kegiatan, lokasi kegiatan,
nama/alamat/nomor telepon/e-mail instansi pelaksana, jumlah biaya,
tanggal dan tempat dibuatnya usulan, tanda tangan pimpinan instansi
pelaksana, serta tanda tangan atasan pimpinan instansi pelaksana.
c. Pernyataan dukungan oleh pemerintah daerah setempat.

BAGIAN ISI
Bab 1. INFORMASI UMUM
Dalam Bab ini disajikan informasi tentang:
a. Kebijakan Pembangunan Pertanian Pemerintah Daerah
Bagian ini memuat informasi tentang arah pembangunan pertanian
(Visi, Misi, Tujuan, Strategi kalau ada) beserta sasaran yang ingin
dicapai (dalam jangka pendek atau panjang) yang telah ditetapkan
oleh pemerintah daerah. Penetapan arah pembangunan pertanian
semestinya terkait dan sekaligus merupakan implementasi dari
rencana strategis pembangunan pemerintah daerah tersebut. Harus
dijelaskan pula tentang kebijakan penetapan komoditi unggulan yang
telah diambil oleh pemerintah daerah.

b. Kinerja Pembangunan Pertanian Kabupaten/Kota
Bagian ini memuat informasi umum (makro) tentang kinerja
pembangunan pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
atau peternakan) yang telah dicapai selama 3 (tiga) tahun terakhir,
termasuk kontribusinya terhadap perekonomian daerah (PDRB) serta
serapan terhadap tenaga kerja.

Bab 2. KINERJA PENGEMBANGAN PPHP UNGGULAN DAERAH
Bab ini berisi gambaran hasil kegiatan pengembangan PPHP komoditi
unggulan (yang telah dipilih oleh Daerah untuk dikembangkan) yang
telah dilakukan/dicapai selama 3 (tiga) tahun terakhir. Termasuk
didalamnya adalah sumber pendanaannya (APBN Pusat, APBD,
Swasta/Masyarakat, dsb.), serta permasalahan yang dihadapi. Dalam Bab
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
25
ini, bisa diuraikan secara rinci kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Kinerja Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan
Berisi informasi tentang penanganan pasca panen dan pengolahan
yang telah dilakukan, hasil yang telah dicapai, serta permasalahan
yang dihadapi.
b. Kinerja Penanganan Mutu
Berisi informasi tentang penanganan mutu hasil pertanian yang telah
dilakukan, hasil yang telah dicapai, serta permasalahan yang dihadapi.
c. Kinerja Penanganan Pemasaran (Domestik dan Internasional)
Berisi informasi tentang penanganan pemasaran (domestik dan/atau
internasional) yang telah dilakukan, hasil yang telah dicapai, serta
permasalahan yang dihadapi.

Bab 3. USULAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PPHP KOMODITI
UNGGULAN 2011
a. Latar Belakang
Berisi penjelasan tentang landasan kebijakan tentang pentingnya
kegiatan ini diusulkan oleh pemerintah daerah. Kegiatan yang
diusulkan harus sesuai dengan prioritas kegiatan Ditjen PPHP .

c. Rasional
Berisi penjelasan tentang:
Permasalahan (dan faktor penyebabnya) tentang pengolahan dan
pemasaran yang hendak diselesaikan pada Tahun 2011.
Argumentasi tentang mengapa usulan kegiatan ini adalah pilihan
yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

d. Tujuan dan Sasaran
Berisi penjelasan tentang :
Tujuan dan sasaran spesifik dan realistis yang ingin dicapai pada
akhir Tahun 2011.
Seberapa besar kontribusi kegiatan ini terhadap pembagunan
daerah.
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
26

d. POKTAN/GAPOKTAN Penerima Bantuan
Berisi uraian rinci tentang POKTAN/GAPOKTAN yang akan
dikembangkan. Informasinya meliputi, usaha yang sedang dilakukan,
jumlah petani, kesiapan untuk menerima kegiatan, dll.

d. Rincian Kegiatan/Sub-Kegiatan dan Anggaran
Berisi penjelasan tentang rincian dan tahapan langkah-langkah usulan
Kegiatan/Sub-Kegiatan yang akan dilaksanakan beserta anggarannya.

Kegiatan/ Sub-Kegiatan/
Jenis Belanja
Kebutuhan Anggaran Tahun 2011 (Rp.000)
APBN Pusat APBD Masyarakat
1.
2.
n.
Catatan: Tabel ini harus diikuti dengan Lampiran yang menguraikan
secara rinci setiap kegiatan/sub-kegiatan/jenis belanja (lihat Laampiran 3 )

e. Jadual Pelaksanaan
Berisi penjelasan tentang: jadual pelaksanaan untuk setiap tahap
usulan Kegiatan/Sub-Kegiatan sesuai dengan yang diuraikan dalam
Rincian Kegiatan/Sub-Kegiatan.
Kegiatan/Sub-Kegiatan
Tahun 2011 (bulan ke)
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
1.
2.
n.

f. Indikator Kinerja
Berisi penjelasan tentang indikator keberhasilan (output dan outcome) pada
setiap kegiatan/Sub-kegiatan sebagai alat ukur pencapaian tujuan dan
sasaran.
Kegiatan/Sub-Kegiatan Indikator Keberhasilan Pada Akhir Tahun 2011
OUTPUT OUTCOME
1.
2.
n.
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
27

g. Keberlanjutan Kegiatan
Berisi penjelasan tentang bagaimana upaya yang akan dilakukan oleh
Daerah dan POKTAN/GAPOKTAN agar kegiatan ini dapat terus
berlanjut di masa depan setelah selesai tahun anggaran 2011.
Termasuk didalamnya adalah bagaimana pemeliharaan investasi
sarana yang telah diadakan.

LAMPIRAN
Lampiran yang diperlukan adalah, antara lain:

1. Hasil Feasibility Study (FS/ Pra-FS) sangat diharapkan sekali.
2. Gambar spesifikasi bangunan (jika ada kegiatan pembangunan bangunan)
dan rincian anggarannya, serta pengesahan dari PU
3. Spesifikasi peralatan (jika ada usulan kegiatan pengadaan peralatan) dan
rincian harganya.
4. Rincian penggunaan ATK dan harganya.
5. Rincian penggunaan perjalanan.
6. Data pendukung lain yang diperlukan.


Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
28
Bab 4
ADMINISTRASI PROPOSAL

A. JADWAL

Sesuai dengan Jadwal Agenda Perencanaan RKP, RKA-KL, DIPA APBN
Tahun 2011 Departemen Pertanian, maka jadwal pemrosesan proposal adalah
sebagai berikut:

(1) Januari Maret 2010: Penyebarluasan dan sosialisasi Panduan Pengajuan
Proposal Kegiatan PPHP. Kegiatan ini direncanakan akan dilakukan
bersamaan dengan penyerahan POK (Petunjuk Operasional Kegiatan) dan
sosialisasi Pedoman Umum kegiatan PPHP Tahun 2010.
(2) 31 Maret 2010: Proposal yang telah mendapat persetujuan dari pimpinan
daerah (Bupati/ Wlikota) dan Dinas pertanian lingkup Kabupaten/Kota
(Dana Tugas pembantuan) sudah harus diterima oleh Dinas pertanian
lingkup Provinsi yang terkait. Proposal akan dibahas di tingkat Provinsi
dalam acara MUSRENBANG tingkat Provinsi yang dijadwalkan sudah
harus dilaksanakan pada akhir Maret 2010.
(3) 10 April 2010: Proposal dari Provinsi dan Kabupaten/ Kota hasil
MUSRENBANG tingkat Provinsi sudah harus diterima oleh Sekretariat
Ditjen PPHP. Dokumen ini selanjutnya akan dievaluasi dan dijadikan
bahan pembahasan dalam MUSRENBANG tingkat Nasional di BAPPENAS
dan Departemen Pertanian yang diagendakan akan dilaksanakan pada
minggu ke-2 bulan April 2010.

Proposal harus diajukan secara resmi oleh Kepala Dinas Kabupaten/ Kota dalam
bentuk hard copy ditujukan kepada:
Sekretaris Ditjen. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
Cq. Bagian Perencanaan
Kanpus Kementerian Pertanian, Gedung D Lantai 2,
Jalan Harsono RM No. 3, Ragunan
Jakarta Selatan 12550
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
29
Kotak POS 83/12001/Kbypm
Tel/ Faks. (021) 78837929

B. KRITERIA SELEKSI PROPOSAL

Setiap proposal yang diajukan akan diseleksi kelayakan pendanaannya
berdasarkan kriteria sebagai berikut:

(1) Keterpaduan Pusat-Daerah

Keterkaitan Pusat-Daerah akan dilihat dari:
(a) Keterpaduan kegiatan dan komoditas. Kegiatan yang diusulkan
harus benar-benar sesuai dengan prioritas kegiatan yang telah
ditetapkan oleh Ditjen PPHP (lihat Bab 3). Kegiatan yang diusulkan
juga harus sesuai dengan kebijakan pengembangan komoditi
unggulan yang ditetapkan oleh Daerah.
(b) Keterpaduan anggaran. Sangat diharapkan bahwa kegiatan yang
diusulkan akan didanai juga oleh daerah baik dari sumber APBD
maupun oleh masyarakat. Adanya keterpaduan ini sangat diperlukan
karena anggaran dari Ditjen PPHP (APBN) sangat terbatas.
Disamping itu, keterpaduan anggaran akan mencerminkan komitmen
yang tinggi dari daerah untuk mensukseskan kegiatan yang
diusulkan. Disamping dalam bentuk anggaran rupiah murni, daerah
juga dapat berkontribusi dalam hal pengadaan tanah, bangunan, dll.

(2). Keterkaitan Hulu-Hilir
Keterkaitan hulu-hilir sangat diperlukan karena kegiatan pasca panen dan
pengolahan harus didukung oleh pasokan bahan baku dalam jumlah yang
cukup, berkualitas, dan berkelanjutan, sehingga memenuhi skala ekonomi
usaha. Karena itu kegiatan PPHP yang diusulkan harus menyatu di lokasi
sentra produksi bahan bakunya.

(3) Keterkaitan Dengan Potensi dan Peluang Pasar serta Adanya Kemitraan
Usaha.

Produk yang dikembangkan harus mempunyai prospek dan potensi pasar
yang baik. Dalam proposal harus dijelaskan tentang pasar yang akan
dituju (lokal, nasional, regional, ekspor) serta besarnya peluang yang ada.
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
30
Sangat diharapkan bahwa ruang lingkup kegiatan yang diusulkan adalah
mulai dari kegiatan pasca panen/pengolahan hingga pemasarannya.

(4) Kejelasan POKTAN/ GAPOKTAN Penerima dan Kesiapan
Kelembagaannya.

Sesuai dengan kebijakan Departemen Pertanian, bahwa penerima bantuan
adalah bukan individu petani, namun difokuskan pada hanya
POKTAN/GAPOKTAN. Karena itu, dalam proposal harus dijelaskan
tentang karakteristik POKTAN/GAPOKTAN yang akan menerima bantuan
(nama, lokasi/alamat, jenis usaha yang telah/sedang dilakukan, dll.).

Disamping itu, dalam proposal juga harus dijelaskan kesiapan
POKTAN/GAPOKTAN dalam melaksanakan kegiatan yang diusulkan
serta upaya yang akan dilakukan untuk mengelola aset agar terjamin
keberlanjutannya.

5. Kejelasan Desain dan Pengelolaan Kegiatan

Proposal yang baik akan menjelaskan secara rinci tentang bagaimana setiap
kegiatan akan diimplementasikan. Demikian juga masalah pengelolaan
dari setiap usulan kegiatan/sub-kegiatan/belanja yang akan dilakukan.

6. Kejelasan Indikator Keberhasilan (Output dan Outcome)

Proposal harus menjelaskan indikator keberhasilan dari setiap kegiatan
yang diusulkan, baik output dan outcomenya. Indikator keberhasilan ini
akan digunakan sebagai alat ukur/evaluasi keberhasilan kegiatan.
Indikator harus bisa dan mudah diukur, serta bersifat kuantitatif.

7. Prestasi Kinerja Tahun Sebelumnya

Sesuai dengan paradigma anggaran berbasis kinerja, maka prestasi kinerja
tahun sebelumnya akan menentukan diterima atau ditolaknya usulan
kegiatan dari suatu daerah. Untuk itu ketaatan azas dalam pelaporan
kegiatan dan pelaporan keuangan (SAI) tahun sebelumnya (T-1) akan
digunakan untuk menentukan reward and punishment.


Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
31
8. Kelengkapan Data Pendukung

Setiap proposal perlu dilengkapi dengan data pendukung yang
menjelaskan secara rinci tentang setiap sub-kegiatan/ jenis belanja yang
diusulkan.
(a) Hasil Feasibility Study (FS/ Pra-FS) sangat diharapkan sekali.
(b) Untuk bangunan, perlu dilengkapi dengan gambar bangunan dan
rancangan anggaran biayanya (RAB).
(c) Untuk peralatan perlu dilengkapi dengan spesifikasi dan harga.
(d) Untuk ATK, harus dirinci penggunaannya.
(e) Untuk perjalanan dinas, harus dirinci tempat tujuannya.
(f) Data-data lainnya.

Proposal yang telah diseleksi dengan kriteria seperti tersebut di atas kemudian
disinkronkan dengan usulan dari Eselon I terkait lingkup Deptan, atau Instansi
lain di luar Deptan, serta disesuaikan dengan kebijakan Menteri Pertanian dan
DPR. Secara umum mekanisme penentuan usulan kegiatan pembangunan
PPHP tahun 2010 dapat digambarkan sebagai berikut:


Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
32

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
33
Bab 5
PENUTUP



Pedoman Pengajuan proposal kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian ini masih bersifat umum dan belum sempurna, sehingga perlu
dilengkapi dan dijabarkan lebih lanjut ke dalam kegiatan-kegiatan operasional
berdasarkan anggaran kinerja sesuai dengan potensi dan karakteristik di daerah.
Diharapkan dengan buku pedoman ini daerah dapat menentukan kegiatan
pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang benar-benar
sesuai kebutuhan dan prioritas daerah.

Pembangunan dibidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian
melibatkan aspek yang sangat luas dan terkait dengan kewenangan instansi lain
di dalam dan di luar lingkup Departemen Pertanian, maka kerjasama yang
harmonis secara lintas instansi sangat dibutuhkan. Dukungan para pelaku usaha
agribisnis, pemerintah daerah dan masyarakat luas yang merupakan komponen
utama didalam sistem agribisnis nasional juga sangat dibutuhkan. Melalui
kerjasama yang efektif dan bersifat saling mendukung diharapkan program-
program yang telah dirumuskan dapat direalisasikan dan mencapai tujuan serta
sasaran yang diinginkan.



Dokumen ini dapat dilihat dan diunduh (download) di website Ditjen PPHP:
http://agribisnis.deptan.go.id


Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
34
LAMPIRAN


















Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
35
Lampiran 1 : Contoh Format Cover Depan






















PROPOSAL
Pengembangan Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Pertanian
Tahun 2011 :





< Judul Usulan Kegiatan>













< Nama Dinas >
< Nama Kabupaten/Kota >
< Nama Propinsi >

2010
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
36
Lampiran 2 : Contoh Lembar Pengesahan


1. Judul Usulan Kegiatan :

2. Jumlah Usulan Anggaran
(Dana Dekonsentrasi / Tugas
Pembantuan)
: Rp.


3. Contact Person Yang Ditunjuk
N a m a :
Jabatan :
Alamat :
Telepon :
Fax :
e-mail :
HP :










Mengetahui, < Tempat, tanggal..>

Bupati/ Wali Kota Disampaikan oleh,

<kepalaDinas >

(.....................................) (........)
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
37

Lampiran 3 : Bagan Penyusunan Rencana, Program dan Anggaran
Berbasis Kinerja Pembangunan Pertanian


























RANCANGAN PROGRAM
DEPARTEMEN PERTANIAN
RANCANGAN KEGIATAN
PEMBANGUNAN PERTANIAN
RANCANGAN KEGIATAN
PROPINSI
RANCANGAN KEGIATAN
KABUPATEN / KOTA
IDENTIFIKASI
SUMBERADAYA
PRIORITAS
KEBIJAKAN
NASIONAL
ANALISIS PELUANG /
MANFAAT
MUSRENBANGTAN TINGKAT KABUPATEN / KOTA
MUSRENBANGTAN TINGKAT PROPINSI
MUSRENBANGTAN NASIONAL
KEBIJAKAN
DEPARTEMEN TERKAIT
Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
38
Lampiran 4: Contoh Rincian Usulan Kegiatan (RKA-KL)


Satker : Dinas . . . .
Kegiata
n :



MAK

Jenis Belanja/ Rincian Belanja

Volum
e

Harga
Satuan
(Rp)

Jumlah
(Rp)

521211

Belanja Bahan
- Atk dan Komputer supplies


1 thn

5.000.00
0

5.000.000
521213 Honor yang terkait dengan output
kegiatan
- Honor Site Manager
-

10 bln 1.400.00
0
14.000.00
0
521219 Belanja Barang Non Operasional
Lainnya
- Rapat koordinasi, . . . .
-
-


524119 Belanja Perjalanan Lainnya (DN)
- Dalam rangka identifikasi,
pembinaan, . . .
-


532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
- Pengadaan alat . . . . .
-
-


533111 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
- Pembangunan / rehab . . . . .
-


573119 Belanja Lembaga Sosial Lainnya
- Penguatan Modal Usaha Kelompok
-
-






TOTAL


Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011
39

Anda mungkin juga menyukai